PENENTUAN DOSIS OPTIMUM PUPUK NITROGEN PADA BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)YANG BERUMUR GENJAH, SEDANG, DAN DALAM.

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM PUPUK NITROGEN PADA BEBERAPA VARIETAS
JAGUNG (Zea mays L.)YANG BERUMUR GENJAH, SEDANG, DAN DALAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agroteknologi

Disusun oleh:
WIANGGA PURBA
NPM. 1025010021

Kepada:
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataalah,
karena berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini
yang berjudul ” PENENTUAN DOSIS OPTIMUM PUPUK NITROGEN PADA
BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)YANG BERUMUR GENJAH,
SEDANG, DAN DALAM”
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian “UPN” Veteran Jawa Timur dan
memperoleh gelar Sarjana Pertanian.
Skripsi ini memberikan perhatian khusus terhadap pemupukan nitrogen
tanaman jagung. Penelitian ini menyajikan informasi mengenai kebutuhan pupuk
yang optimal untuk tanaman jagung pada setiap varietas jagung yang berumur
genjah, sedang, dan dalam, selain itu penelitian ini juga memberikan informasi
tentang varietas jagung yang yang toleran terhadap pemberian dosis pupuk

nitrogen yang rendah. Oleh karena itu penelitian ini diharap dapat memberikan
informasi terhadap petani agar lebih dapat menggunakan dosis pupuk nitrogen
yang berimbang dan rasional.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan skripsi ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kesempurnaan skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan Skripsi penelitian ini penulis banyak mendapat
masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terimah kasih kepada yang terhormat :
1. Kedua orang tua

yang telah memberi dorongan, do’a, semangat dan

kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
2. Dr. Ir. Wuwut Guntoro, MSi. Selaku dosen pembimbing utama yang telah

banyak memberikan pengarahan dan masukan yang berarti bagi penulis.
3. Ir. Didik Utomo P, MP. Selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
banyak memberikan pengarahan dan masukan yang berarti bagi penulis.
4. Ir. Mulyadi, MS., Selaku Ketua program studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS., Selaku Dekan Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Jawa Timur.
6. Ir. Yonny Koendjoro, MM dan Ir. Makhziah, MP yang telah membantu dan
mengarahkan penulis selama melaksanakan penelitian dan menyusun
Skripsi.
7. Teman-teman saya (Imelda Virgo V dan Erick Setiawan G) jurusan
Agroteknologi Fakultas pertanian UPN “Veteran” Jatim yang selalu
membantu dan saling memberi arahan sehingga dapat terselesainya
Skripsi ini secara sempurna.
8. I Dewa Ayu Kade Shinta Anggraini yang tak henti-hentinya membantu
dan mendukung saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
9. Keluarga besar Satmenwa UPN “Veteran” Jawa Timur YON 806 / GYB
yang

telah


memberi

dukungan

kepada

penulis

sehingga

menyelesaikan Skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dapat

10. Teman – teman semester VII Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
UPN “Veteran” Jatim yang selalu memberikan bantuan dan dukungan.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tulisan yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana
menambah pengetahuan serta pemikiran. Semoga Allah Subhanahu Wataaala
selalu tetap memberikan rahmat dan hidayahNya kepada semua, Amin.

Surabaya,... Januari 2014

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
C. Rumusan Masalah............................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteritik Tanaman Jagung (Zea maiz L) ..................................... 4
1. Morfologi Tanaman Jagung ........................................................ 4
2. Syarat Tumbuh ........................................................................... 6
a. Tanah ................................................................................... 7
b. Iklim ...................................................................................... 7
3. Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung ......................................... 8
4. Jenis-jenis Jagung atau Varietas Jagung.................................... 10
B. Kebutuhan dan Peranan Pupuk Nitrogen Pada Tanaman Jagung ... 12
1. Kebutuhan Nitrogen .................................................................... 12
2. Peranan Nitrogen pada Tanaman Jagung .................................. 13
C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 13


III.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu .......................................................................... 16
B. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................... 16
C. Metodelogi Penelitian ...................................................................... 16
D. Denah Percobaan ............................................................................ 17
E. Pelaksanaan Percobaan .................................................................. 18

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Pemilihan dan Penentuan Lokasi ............................................... 18
2. Persiapan .................................................................................. 18
3. Penanaman Benih dan Pemeliharaan ........................................ 18
4. Pemupukan ................................................................................ 18
5. Pengamatan .............................................................................. 19

6. Analisa Laboratorium .................................................................. 19
F. Variabel Pengamatan ...................................................................... 19
1. Kadar N Total Tanah ................................................................. 19
2. Panjang Tanaman ...................................................................... 19
3. Jumlah Daun Per Tanaman ........................................................ 19
4. Berat Tongkol + Klobot ............................................................... 19
5. Berat tongkol (Tanpa Klobot) ..................................................... 19
6. Berat biji .................................................................................... 20
7. Berat 100 biji/tongkol .................................................................. 20
G. Analisis Ragam ............................................................................... 20
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 21
1. Panjang Tanaman ...................................................................... 21
2. Jumlah Daun............................................................................... 23
3. Berat Tongkol dan Klobot............................................................ 24
4. Berat Tongkol / Tanpa Klobot ..................................................... 25
5. Berat Biji Per Tongkol ................................................................. 26
6. Berat 100 Biji Per Tongkol .......................................................... 28

7. Penentuan Dosis Optimum Pupuk Nitrogen ................................ 30
B. Pembahasan .................................................................................... 33
1. Kombinasi Varietas Tanaman Jagung Pada Berbagai Tingkat
Pemberian Dosis Pupuk Nitrogen ............................................... 33
2. Perlakuan Varietas Tanaman Jagung ......................................... 34
3. Perlakuan Pemberian Dosis Pupuk Nitrogen .............................. 35
V.

KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 37
B. Saran .......................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 38

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LAMPIRAN ............................................................................................................. 39


iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
No.

Judul

Halaman

1. Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung ...................................................... 10
2. Denah Percobaan Lapang ....................................................................... 17
3. Histogram Panjang Tanaman Pada Taraf Pemupukan ............................ 21
4. Histogram Berat Biji per Tongkol .............................................................. 28
5. Regresi dan Titik Optimum Varietas DK 979 ............................................ 31
6. Regresi dan Titik Optimum Varietas Bisi 2 ............................................... 31
7. Regresi dan Titik Optimum Varietas Bima 3 ............................................. 32

8. Regresi dan Titik Optimum Varietas Gumarang ....................................... 32
9. Regresi dan Titik Optimum Varietas Madura ............................................ 33

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
No.

Judul

Halaman

1. Uraian Stadia Vegetatif dan Reproduksi Pertumbuhan Tanaman Jagung ... 9
2. Rerata Panjang Tanaman Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada
Beberapa Varietas Jagung .................................................................. 21
3. Prosentase Peningkatan Panjang Tanaman Pada Perlakuan Pemberian Dosis
Pupuk................................................................................................... 22
4. Rerata Jumlah Daun Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada Beberapa
Varietas Jagung ................................................................................... 23
5. Prosentase Peningkatan Jumlah Daun Pada Perlakuan Pemberian Dosis
Pupuk................................................................................................... 24
6. Rerata Berat Tongkol+Klobot Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada
Beberapa Varietas Jagung ................................................................... 25
7. Rerata Berat Tongkol Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada Beberapa
Varietas Jagung ................................................................................... 26
8. Rerata Berat Biji per Tongkol (gram) penentuan dosis pupuk nitrogen pada
beberapa varietas tanaman jagung ...................................................... 27
9. Rerata Berat Biji Per Tongkol Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada
Beberapa Varietas Jagung ................................................................... 27
10. Rerata Berat 100 Biji Per Tongkol Uji Penentuan Dosis Pupuk Nitrogen pada
Beberapa Varietas Jagung ................................................................... 29
11. Penentuan Dosis Optimum Pupuk Nitrogen ................................................ 30

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Judul

Halaman

1. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 1 (14 HST)............. 40
2. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 2 (21 HST)............. 40
3. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 3 (28 HST)............. 40
4. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 4 (35 HST)............. 41
5. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 5 (42 HST)............. 41
6. Anova Ragam Rerata Panjang Tanaman Pengamatan 6 (49 HST)............. 41
7. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 1 (14 HST)..................... 42
8. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 2 (21 HST)..................... 42
9. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 3 (28 HST)..................... 42
10. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 4 (35 HST)..................... 43
11. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 5 (42 HST)..................... 43
12. Anova Ragam Rerata Jumlah Daun Pengamatan 6 (49 HST)..................... 43
13. Anova Ragam Rerata Berat Tongkol+Klobot............................................... 44
14. Anova Ragam Rerata Berat Tongkol........................................................... 44
15. Anova Ragam Rerata Berat Biji Per Tongkol .............................................. 44
16. Anova Ragam Rerata Berat 100 Biji Per Tongkol........................................ 45
17. Varietas Gumarang ..................................................................................... 46
18. Varietas Bima-3 Bantimurung ..................................................................... 47
19. Varietas DK 979.......................................................................................... 48
20. Varietas Bisi-2............................................................................................. 49
21. Varietas Madura.......................................................................................... 50

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Wiangga Purba NPM 1025010021 Agroteknologi. Penentuan Dosis Optimum
Pupuk Nitrogen Pada Beberapa Varietas Jagung yang Berumur Genjah,
Sedang, dan Dalam. Pembimbing Utama: Dr. Ir. Wuwut Guntoro, Msi,
Pembimbing Pendamping: Ir. Didik Utomo Pribadi, MP.

Ringkasan
Sebagai tanaman pangan, jagung menduduki posisi penting kedua
setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga merupakan
bahan baku industri, terutama pakan ternak sehingga kebutuhan jagung semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu peningkatan kapasitas produksi
juga mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat ini
penggunaan pupuk pada tanaman jagung belum rasional dan berimbang.Petani
pada umumnya memberikan pupuk, terutama N sangatlah berlebih mencapai
700 kg/ha seperti yang terjadi di Jawa Timur. Padahal harga pupuk semakin
mahal dari tahun ke tahun sehingga mengurangi keuntungan petani. Sedangkan
dosis pupuk yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian untuk tanaman jagung adalah
150-200

kg/ha.

Tujuan

dilakukan

penelitian

penentuan

dosis

optimum

pemupukan nitrogen pada beberapa varietas jagung ini adalah: Mengetahui
dosis pupuk N optimal yang dibutuhkan tanaman jagung untuk dapat tumbuh
optimal pada tanaman jagung yang berumur pendek, sedang, dan dalam.
Mendapatkan informasi tentang varietas yang efisien terhadap pupuk nitrogen
dengan produktifitas yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan
rancangan percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok dalam
Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak utama / main treatment
(Takaran pupuk N), yaitu N0 = kontrol / 0 kg N/ha, N1 = 100 Kg N/ha, N2 = 200
Kg N/ha, dan N3 = 300 Kg N/ha. Anak petak / Sub treatment (Varietas Jagung)
adalah 5 Varietas jagung, yaitu V1 adalah DK979, V2 adalah Bisi-2, V3 adalah
Bima-3, V4 adalah Gumarang, dan

V5 adalah Madura. Hasil penelitian

menunjukan varietas yang respon baik terhadap pemberian dosis pupuk yang
rendah dengan dosis 100 kg/ha adalah varietas DK 979, Bisi 2, dan Bima 3.
Dosis optimum pupuk nitrogen pada varietas DK979 diduga adalah 300 kg/ha
dan mencapai optimal hasil biji jagung 9,74 ton/ha, varietas Bisi 2 diduga adalah
175 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji jagung 9,06 ton/ha, varietas Bima 3
diduga adalah 216 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji jagung 9,02 ton/ha,
varietas Gumarang diduga adalah 237,5 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji
jagung 5,58 ton/ha, dan varietas Madura diduga adalah 183,33 kg/ha dan
mencapai optimal hasil biji jagung 3,09 ton/ha.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penentuan Dosis Optimum Pupuk Nitrogen Pada Beberapa Varietas Jagung
(Zea mays L.) yang Berumur Genjah, Sedang, dan Dalam
Wiangga Purba, Wuwut Guntoro, dan Didik Utomo Pribadi
Fakultas Pertanian UPN “ Veteran” Jawa Timur, Surabaya
ABSTRAK
Sebagai tanaman pangan, jagung menduduki posisi penting kedua
setelah padi di Indonesia. Saat ini penggunaan pupuk pada tanaman jagung
belum rasional dan berimbang.Petani pada umumnya memberikan pupuk,
terutama N sangatlah berlebih mencapai 700 kg/ha seperti yang terjadi di Jawa
Timur. Sedangkan

dosis pupuk yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian untuk

tanaman jagung adalah 150-200 kg/ha. Tujuan dilakukan penelitian untuk
mengetahui dosis pupuk N optimal yang dibutuhkan tanaman jagung yang
berumur pendek, sedang, dan dalam, dan mendapatkan informasi tentang
varietas yang efisien terhadap pupuk nitrogen dengan produktifitas yang tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan
Rancangan Acak Kelompok dalam Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design).
Petak utama / main treatment (Takaran pupuk N), yaitu N0 = kontrol / 0 kg N/ha,
N1 = 100 Kg N/ha, N2 = 200 Kg N/ha, dan N3 = 300 Kg N/ha. Anak petak / Sub
treatment (Varietas Jagung) adalah 5 Varietas jagung, yaitu V1 adalah DK979,
V2 adalah Bisi-2, V3 adalah Bima-3, V4 adalah Gumarang, dan

V5 adalah

Madura. Hasil penelitian menunjukan varietas yang respon baik terhadap
pemberian dosis pupuk yang rendah dengan dosis 100 kg/ha adalah varietas DK
979, Bisi 2, dan Bima 3. Dosis optimum pupuk nitrogen pada varietas DK979
diduga adalah 300 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji jagung 9,74 ton/ha,
varietas Bisi 2 diduga adalah 175 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji jagung
9,06 ton/ha, varietas Bima 3 diduga adalah 216 kg/ha dan mencapai optimal
hasil biji jagung 9,02 ton/ha, varietas Gumarang diduga adalah 237,5 kg/ha dan
mencapai optimal hasil biji jagung 5,58 ton/ha, dan varietas Madura diduga
adalah 183,33 kg/ha dan mencapai optimal hasil biji jagung 3,09 ton/ha.
Kata kunci : Optimum, Pemupukan N, Varietas Jagung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I.
A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagai tanaman pangan, jagung menduduki posisi penting kedua

setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga
merupakan bahan baku industri, terutama pakan ternak sehingga kebutuhan
jagung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu peningkatan
kapasitas produksi juga mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Pembudidayaan jagung secara terus-menerus pada tanah yang baru
selesai dipanen akan cepat menguras persediaan hara nitrogen yang ada
dalam tanah. Kendala ekonomi sering membatasi petani untuk menggunakan
pupuk dalam jumlah yang cukup adalah harga yang tinggi dan tidak tersedia
pada saat dibutuhkan oleh petani. Pada situasi seperti ini, maka pilihan yang
dapat diusahakan petani berupa penanaman varietas yang efisien pupuk
nitrogen yang tepat.
Saat ini penggunaan pupuk pada tanaman jagung belum rasional dan
berimbang. Petani pada umumnya memberikan pupuk, terutama N sangatlah
berlebih mencapai 700 kg/ha seperti yang terjadi di Jawa Timur. Padahal
harga pupuk semakin mahal dari tahun ke tahun sehingga mengurangi
keuntungan petani. Sedangkan

dosis pupuk yang dianjurkan oleh Dinas

Pertanian untuk tanaman jagung adalah 150-200 kg/ha.
Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan pada tanaman jagung
dapat meningkatkan kerusakan akibat serangan hama dan penyakit terutama
pada musim hujan, memperpang umur, dan tanaman lebih mudah rebah
akibat batang dan daun yang berlebihan dari ukuran normal, sedangkan akar
tidak mampu menahan. Pupuk nitrogen mudah menguap terutama bila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

terkena matahari langsung seperti bila pupuk nitrogen dibiarkan atau dalam
keadaan terbuka setelah pemupukan. Pemberian hara N yang tidak
seimbang

dengan

kebutuhan

tanaman

baik jumlah

maupun

waktu

pemberiannya akan menyebabkan kehilangan N dalam tanah, pertumbuhan
tanaman yang tidak optimal, dan pada akhirnya menyebabkan rendahnya
efesiensi penggunaan N (Komalasari dan Fauziah, 2011).
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan budidaya jagung,
utamanya pemupukan nitrogen adalah menggunakan varietas yang efisien
terhadap pupuk nitrogen dengan produktivitas hasil yang tinggi. Penentuan
takaran pupuk nitrogen yang tepat untuk menghasilkan biji tinggi dari
beberapa varietas jagung hibrida dan jagung komposit (Lokal) perlu
mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisien
terhadap pupuk nitrogen.
B.

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian penentuan dosis optimum pemupukan

nitrogen pada beberapa varietas jagung ini adalah:
a. Mengetahui dosis pupuk N optimal yang dibutuhkan tanaman
jagung untuk dapat tumbuh optimal pada tanaman jagung yang
berumur pendek, sedang, dan dalam.
b. Mendapatkan informasi tentang varietas yang tepat terhadap
pupuk nitrogen dengan produktifitas yang tinggi.
C.

Rumusan masalah
a. Seberapa

besar

pupuk

N

yang

dibutuhkan

untuk

dapat

berproduksi secara optimal pada tanaman jagung yang berumur
genjah, sedang dan dalam?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

b. Varietas apa yang tepat terhadap pupuk N dengan produktivitas
hasil yang tinggi?
D.

Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai kebutuhan pupuk yang optimal untuk

tanaman jagung yang berumur genjah, sedang, dan dalam dan varietas
jagung yang toleran terhadap pupuk yang rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II.
A.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Tanaman Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian

dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan
Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16
orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang
Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. (Darwin,
2011)
1.

Morfologi Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.
Bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah tapi masih dalam satu
pohon. Buahnya berbentuk bundar berdiameter 4-6 cm dan panjangnya dapat
mencapai 40 cm (Sutarno, 1995).
Tanaman jagung termasuk monoceous, tetapi bunga jantan dan bunga
betina letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk
tanaman, dan bunga betina sebagai tongkol yang terletak kira–kira pada
pertengahan tinggi batang. Tepung sari dihasilkan malai 1 – 3 hari sebelum
rambut tongkol keluar. Rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan
tangkai putik. Dalam satu malai dapat menghasilkan 25 juta tepung sari atau 50
ribu tepung sari tiap satu rambut tongkol apabila tiap tongkolnya ada 500 biji
(Dahlan dan Slamet, 1992).
Bunga jantan berbentuk malai longgar (tassel) yang terdiri dari bulu poros
tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris
pasangan bunga (spikelet) atau lebih cabang lateral biasanya terdiri dari dua

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

baris. Setiap pasang bunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan
satu bunga bertangkai. Bunga tassel mengandung benang sari dan putik yang
rudimenter (tidak berkembang) yang tumbuh lebih awal walupun pada kondisi
tertentu putik dapat juga terbentuk. Bunga betina tumbuh pada ujung tongkol
sampai batang yang berasal dari ketiak daun, biasanya pada sekitar
pertengahan panjang batang utama. (Zubachtirodin, 2011).
Bentuk tajuk tanaman yang dicerminkan oleh arsitektur tanaman sangat
mempengaruhi laju fotosintesis tanaman. Bentuk arsitektur tanaman dapat di
pelajari melalui distribusi daun pada setiap tanaman. Bentuk tanaman jagung
yang menghasilkan berat biji tinggi yaitu tanaman yang daun bagian atas lebih
tegak dan luas daun bagian bawah relatif besar. Posisi daun jagung pada
tanaman baik sudut maupun kelengkungannya mempengaruhi intersepsi cahaya,
yang akhirnya juga menentukan produktivitas tanaman (Sutoro, Hadiatmi dan
Budiarti, 1997).
Diantara beberapa varietas tanaman jagung memiliki jumlah daun rata–
rata 12 – 18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang
lebih sedikit dibandingkan varietas yang dewasa dengan lambat yang
mempunyai banyak daun. Panjang daun berkisar antara 30 – 150 cm dan lebar
daun dapat mencapai 15 cm. Beberapa varietas mempunyai kecenderungan
untuk tumbuh dengan cepat. Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim
dan jenis tanah (Berger, 1962).
Batang tanaman jagung padat, ketebalan sekitar 2 – 4 cm tergantung
pada varietasnya. Genetik memberikan pengaruh yang tinggi pada tanaman.
Tinggi tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat
berpengaruh pada klasifikasi karakter tanaman jagung (Singh,1987).
Pada tanaman berkeping satu (monokotil) perkecambahan biji dimulai
dengan pertumbuhan bakal akar kebawah, kemudian diikuti pertumbuhan bakal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

batang (koleoptil) keatas. Setelah mencapai permukaan tanah pertumbuhan
koleoptil terhenti, pertumbuhan dilanjutkan oleh plumula yang membentuk daun
dan batang baru (Utomo dan Islami, 1995). Akar tanaman berfungsi sebagai: a.
organ yang bertanggung jawab agar tanaman dapat berdiri tegak pada tanah; b.
organ yang melakukan absorbsi tanah dan air; c. melakukan aktivitas
metabolisme dan membentuk berbagai persenyawaan yang diperlukan oleh
tanaman; d. tempat menyimpan cadangan makanan (Islami dan Utomo, 1995).
Seperti tanaman jenis rumput-rumputan lainnya, jagung mempunyai jenis
akar serabut yang terdiri atas 3 type yaitu : (i) akar seminal muncul dari radikula
embrio. Akar seminal berjumlah 3 - 4 dan berada di sepanjang titik tumbuh
tanaman. (ii) akar adventif muncul dari buku pertama dan 3 – 4 cm di bawah
permukaan tanah. (iii) akar udara terdapat pada buku pertama tapi akarnya
dapat masuk ke dalam tanah yang berfungsi sebagai pendukung yang
memperkuat tanaman (Singh, 1987).
Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan
tajuk. Sebagai gambaran, kalau tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat
melalui proses fotosintesis, maka fungsi akar adalah menyediakan unsur hara
dan air yang diperlukan dalam metabolisme tanaman. Karena kebutuhan
tanaman akan unsur hara dan air terbatas, maka peranan luas permukaan akar
dan jumlah unsur hara yang tersedia dalam media perakaran yang saling
mengisi. Akar dengan luas permukaan yang relatif sempit akan dapat
mendukung pertumbuhan tanaman (Guritno dan Sitompul, 1995).
2.

Syarat Tumbuh
a. Tanah
Tanaman jagung tidak terlalu menuntut jenis tanah yang khusus untuk
pertumbuhannya. Tanah yang mengandung kadar lempung sedang, disertai
dengan drainase yang baik serta banyak mengandung bahan organik yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tinggi adalah cocok untuk tanaman jagung. Keasaman tanah (pH) yang
diinginkan berkisar antara 5,5 – 6,8. tanaman jagung yang

ditumbuhkan

pada tanah-tanah yang terlalu asam akan memberikan hasil yang rendah
(Sutarya dan Grubben, 1995).
Lapisan tanah bagian atas pada umumnya mengandung bahan
organik yang lebih tinggi dibanding lapisan tanah bawahnya. Karena
akumulasi bahan organik inilah maka lapisan tanah tersebut berwarna gelap
dan merupakan lapisan tanah yang subur sehingga merupakan bagian tanah
yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman (Utomo dan
Islami, 1995). Tanah adalah medium alam untuk pertumbuhantanaman.
Tanah yang baik adalah tanah yang tesedia unsur hara yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik biasanya mengandung banyak
bahan organik, gembur dan mempunyai porositas yang baik (Hakim, Nyakpa,
Nugroho, Saul, Bailey, 1986).
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah
alluvial atau lempung yang subur, sebab jenis tanah ini terbebas dari air yang
berlebihan yang tidak disukai tanaman jagung (Hakim, at al, 1989)
b. Iklim
Tanaman jagung dapat ditanam didataran rendah atau di dataran
tinggi sampai ketinggian 2000 m diatas permukaan laut. Jagung yang
diusahakan didataran tinggi biasanya berumur lebih panjang daripada jagung
yang diusahakan di dataran rendah (Sutarya dan Grubben, 1995). Tanaman
jagung merupakan tanaman yang toleran terhadap lingkungan, sehingga
dapat tumbuh pada daerah tropis sampai daerah tropis, 500– 400, suhu
optimum 26,5° C – 29,5° C dan pH di atas 5 (Dahlan dan Slamet, 1997 ).
Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan
temperatur rata – rata antara 14 – 30° C, pada daerah dengan ketinggian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

sekitar 2,200 m dpl. Dengan curah hujan sekitar 600 mm – 1.200 mm per
tahun yang terdistribusi rata selama musim tanam (Kartasapoetra, 1988).
Faktor air juga merupakan salah satu faktor pembatas untuk pertumbuhan
jagung. Kebutuhan air yang terbanyak pada tanaman jagung adalah pada
stadia pembungaan dan stadia pengisian biji. Jumlah radiasi surya yang
diterima oleh tanaman selama fase berbunga juga merupakan faktor yang
penting untuk penentuan jumlah biji. Bagian terbesar dari sinar surya yang
jatuh ke bumi akan diserap oleh daun-daun yang digunakan untuk proses
fotosintesis dan transpirasi (Subandi, Syam dan Widjono, 1988).
3.

Fase Pertumbuha Tanaman Jagung
Dalam budidaya jagung untuk mendapatkan tanaman berproduksi

maksimal perlu adanya pemahaman tentang fase/stadium pertumbuhan
tanaman jagung. Subekti et al (2007) menyebutkan bahwa jagung
mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antar tahap
pertumbuhan

dan

jumlah

daun

yang

berkembang

dapat

berbeda.

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokan ke dalam tiga tahap yaitu fase
perkecambahan

saat

proses

imbibisi

air

yang

ditandai

dengan

pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama, fase
pertumbuhan vegetatif yaitu fase mulai muncul daun pertama yang terbuka
sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking),
fase reprodiltif yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak
fisiologis. Adapun stadia fase pertumbuhan tanaman jagung setelah
perkecambahan dan fase reproduktif disajikan pada tabel 1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Tabel 1. Uraian Stadia Vegetatif dan Reproduktif Pertumbuhan Tanaman Jagung
Stadium

Tingkatan Stadium

Uraian

Jumlah daun yang terbuka
sempurna 3-5

Pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah
berkecambah.

Jumlah daun terbuka
sempurna 6-10

Pada saat tanaman umur 18-35 hari setelah
berkecambah
Perkembangan akar dan pemanjangan batang
meningkat dengan cepat
Bakal bunga jantan dan perkembangan tongkol
dimulai

Jumlah daun terbuka
sempurna 11 sampai daun
akhir 15-18

Pada saat tanaman berumur 33-50 hari setelah
berkecambah
Kebutuhan hara dan air tinggi
Tanaman sensitif terhadap cekaman kekeringan
dan kekurangan hara
Berpengaruh pada pertumbuhan,
perkembangan tongkol, dan hasil

Tasseling

Berbunga Jantan

Antara 45-52 hari
Ditandai dengan adanya bunga jantan muncul
sebelum kemunculan bunga betina
Tinggi maksimum dan mulai menyebarkan
serbuk sari

R1

Silking

Muncul bunga betina 2-3 hari setelah tasseling
Munculnya rambut dari dalam tongkol

R2

Blister

10-14 hari setelah silking rambut tongkol sudah
kering dan berwarna gelap

Masak Susu

18-22 hari setelah silking
Pengisian biji dalam bentuk cairan bening
Kekeringan pada R1-R3 menurunkan ukuran
dan jumlah biji terbentuk
Kadar air mencapai 80%

R4

Dough

24-28 hari setelah silking
Biji seperti pasta (belum mengeras)
Kadar air biji menurun 70%
Cekaman kekeringan berpengaruh pada biji

R5

Pengerasan biji

35-42 setelah silking
Biji terbentuk sempurna
Kadar air biji 55%

Masak Fisiologis

55-56 hari setelah silking
Biji pada tongkol mencapai bobot kering max
Biji berkembang sempurna
Kadar air biji 30-35%
Pada varietas hibrida tanaman tetap hijau yang
tinggi

V3 – V5

V6 – V10

V11 – Vn

R3

R6

Sumber : Subekti et al (2007).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Gambar 1. Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung
4.

Jenis-Jenis Jagung atau Varietas Jagung
Jenis jagung dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat biji dan endosperm,

warna biji, lingkungan tempat tumbuh, umur panen, dan kegunaan.
Jenis jagung berdasarkan lingkungan tempat tumbuh meliputi dataran rendah
tropik (1.600 m dpl). (Iriany Neni, et al, 2007)
Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dibagi menjadi 3 golongan:
1.

Berumur genjah

: 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan,

GenjahKertas, Abimanyu, Arjuna, Madura, dll.
2.

Berumur sedang

: 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida

CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, Pandu,
Gumarang, Lamuru, Sukmaraga, dll.
3.

Berumur dalam

: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih,

Bastar, Kuning,Bima, Harapan, Bisi-2, NK 33, DK 979, dll.
Varietas

tanaman

selanjutnya

disebut

dengan

varietas

adalah

sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk
tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakteristik genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apa bila
diperbanyak tidak mengalami perubahan.
Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis
karena cara penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul
(favorable genes) pada genotipe yang homozigot justru akan berakibat depresi
inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya rendah.
Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh
dari

tanaman

yang

komposisi

genetiknya

heterozigot.

Varietas

hibrida

merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua berupa galur inbrida.
Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun
menyerbuk silang. Jagung merupakan tanaman pertama yang dibentuk
menghasilkan varietas hibrida secara komersial, dan telah berkembang di
Amerika Serikat. Kini benih jagung hibrida telah ditanam di sebagian besar areal
jagung di dunia. Pada awal penggunaan jagung hibrida, varietas yang dilepas
adalah hibrida silang puncak ganda, namun sekarang lebih banyak hibrida silang
tunggal. Pembentukan galur inbrida berasal dari materi populasi dasar berupa
varietas bersari bebas, hibrida, varietas lokal, dan plasma nutfah introduksi.
(Iriany Neni, et al, 2007)
B. Kebutuhan dan Peranan Pupuk Nitrogen Pada Tanaman Jagung

1. Kebutuhan Nitrogen
Pupuk merupakan salah satu masukan utama pada usaha tani
Jagung. Untuk meningkatkan produksi, umumnya petani memberikan pupuk
terutama urea dan ZA dengan dosis yang cukup tinggi, mencapai 300 kg urea
dan 50− 100 kg ZA/ha. Bahkan pada beberapa daerah, takarannya mencapai
400−500 kg urea atau setara dengan 184−230 kg N/ha. Padahal berdasarkan
anjuran, N cukup diberikan 90−120 kg/ha atau setara dengan 200–260 kg
urea/ha. Pemberian pupuk N yang berlebihan ini menyebabkan efisiensi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pupuk menurun serta membahayakan tanaman dan lingkungan (Anonimous,
2000a).
Tanaman jagung relatif membutuhkan banyak hara untuk dapat
tumbuh optimal, sehingga pemberian pupuk merupakan salah satu faktor
kunci bagi keberhasilan budidaya jagung. Lahan pertanian pada umumnya
tidak mengandung cukup N untuk mendukung pertumbuhan dan hasil jagung
yang optimal, kecuali pada lahan yang baru dibuka dari vegetasi hutan (untuk
beberapa lokasi). Lain halnya dengan hara P (Phosphor), pemberian
pupukyang mengandung unsur P perlu dicermati, sebab pada beberapa
tempat, lahan tidak memerlukan tambahan

unsur P untuk pertanaman

jagung. Pengaruh pemupukan P sangat nyata pada lahan-lahan bertanah
Podsolik yang ditunjukkan oleh tingginya efisiensi pemupukan. Pada tanah
Podsolik ketersediaan

unsur

P merupakan faktor pembatas utama bagi

pertumbuhan tanaman sebab disamping kandungannya sangat rendah, tanah
ini juga sangat kuat mengikat unsur P sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
(Zubachtirodin, et al. 2011)
Tanaman jagung dalam pertumbuhan pada fase awal sampai masak
fisiologis membutuhkan nitrogen sekitar 120-180 kg/ha sedangkan N yang
terangkut ke tanaman jagung hingga panen sekitar 129-165 kg N/ha dengan
tingkat hasil 9,5 t/ha. Nitrogen yang diserap pada tanaman tersebut
merupakan hara esensial yang berfungsi sebagai bahan penyusun asamasam amino, protein dan khlorofil yang penting dalam proses fotosintesis
serta bahan penyusun komponen inti sel. Pupuk P dan K memegang peranan
penting dalam peningkatan produksi tanaman selain pupuk N. (Faizal, M. Akil
dan, Syaifudin. 2011) Saat ini penggunaan pupuk pada tanaman jagung
belum rasional dan berimbang. Pupuk yang rasional dan berimbang dapat
tercapai apabila dosis pupuk memperhatikan status hara serta kebutuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

tanaman untuk mencapai hasil yang optimal (Utomo dan Islami, 1995). Pupuk
N memegang peran sangat penting dalam peningkatan produksi jagung.Saat
ini

penggunaan

pupuk

pada

tanaman

jagung

belum

rasional

dan

berimbang.Petani pada umumnya memberikan pupuk, terutama N sangatlah
berlebih mencapai 700 kg/ha seperti yang terjadi di Jawa Timur. Padahal
harga pupuk semakin mahal dari tahun ke tahun sehingga mengurangi
keuntungan petani.
Penggunaan pupuk yang berlebihan, selain akan memperbesar biaya
produksi juga akan merusak lingkungan akibat adanya emisi gas N20 pada
proses amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi. Pemberian pupuk N yang
berlebihan pada tanaman jagung dapat meningkatkan kerusakan akibat
serangan hama dan penyakit terutama pada musim hujan, memperpanjang
umur, dan tanaman lebih mudah rebah akibat batang dari daun yang
berlebihan dari ukuran normal, sedangkan akar tidak mampu menahan.
(Faizal, et al. 2011)

2. Peranan Nitrogen pada Tanaman Jagung
Strategi dalam pengelolaan pupuk N yang disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman, dapat mengurangi kehilangan N akibat penguapan
sebelum diserap oleh tanaman jagung. Pupuk N mudah menguap terutama
bila terkena matahari langsung seperti bila pupuk N dibiarkan atau dalam
keadaan terbuka setelah pemupukan. Di wilayah tropis basah seperti di
Indonesia lahan untuk budidaya jagung umumnya memiliki kandungan hara N
rendah, sehingga tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan hasil
jagung yang optimal karena itu diperlukan tambahan hara N. Pemberian hara
N yang tidak seimbang dengan kebutuhan tanaman baik jumlah maupun
waktu pemberiannya akan menyebabkan kehilangan N dalam tanah,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

pertumbuhan tanaman yang tidak optimal, dan pada akhirnya menyebabkan
rendahnya efisiensi penggunaan N. (Sutoro, Hadiatmi, dan Budiarti, 1997)
Upaya meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N dapat dilakukan
dengan, menanam varietas jagung unggul yang respon terhadap pemberian
N, dan memperbaiki teknik budidaya tanaman yang mencakup jarak tanam,
teknik pemberian air, takaran pupuk N, waktu pemberian dan sumber N.
Untuk mendapatkan varietas tanaman yang efisien N dan toleran masuk hara
rendah perlu mempertimbangkan perbaikan respon tanaman terhadap pupuk
N (Sutoro 2007).
Penentuan dosis pupuk N diperlukan metode yang dapat menduga
tingkat kecukupan dan kebutuhan hara N. Tingkat kecukupan (sufficiency)
atau kekurangan (deficiency) hara N pada tanaman jagung antara lain
ditetapkan berdasarkan analisis tanah dan jaringan tanaman (Fox et al.
Dalam Syafruddin et al. 2008) serta kandungan klorofil daun (Peterson et al.
1998. Dalam Syafruddin et al. 2008).
Penggunaan bagan warna daun untuk menentukan pemupukan N
pada tanaman jagung masih memerlukan penelitian untuk mengetahui titik
kritis kecukupan N berdasarkan nilai BWD dan takaran pupuk N yang
dibutuhkan jika nilai BWD berada di bawah titik kritis.
Dengan cara ini pertumbuhan tanaman jagung dapat dipertahankan
pada kecukupan hara N, namun tidak berlebih. Cara ini merupakan alternatif
meningkatkan

efisiensi

pupuk

N

dengan

pemantauan

warna

daun

menggunakan BWD. Pemupukan N secara tugal berdasarkan BWD
dilakukan pada saat fase tanaman V8 – V9 dan pengelolaan hara spesifik
lokasi menujukkan bahwa kebutuhan pupuk N untuk tanaman jagung adalah
150 – 225 kg N/ha (Syafruddin, Saenong, dan Subandi, 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Hasil penelitian Efisiensi N tertinggi diperoleh pada jagung bersari
bebas varietas Lamuru pada takaran 130 kg N/ha. Hasil biji jagung hibrida
Bima 1 dan Pioneer 21 serta jagung bersari bebas Gumarang masih
meningkat hingga takaran 180 kg N/ha. (Tabri, 2010)
C. Hipotesis Penelitian
a. Diduga varietas jagung memberikan respon yang berbeda pada
pemberian dosis pupuk N.
b. Diduga pemberian dosis pupuk N memberikan pertumbuhan dan hasil
yang berbeda pada tanaman jagung.
c. Diduga varietas jagung ada yang toleran pada pemberian dosis pupuk
yang rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III.
A.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun percobaan dan laboratorium

bioteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan November 2013.
B.

Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini di lapang adalah papan

nama, cangkul, meteran, timbangan, tugal, bor tanah, kamera digital dan alat
tulis menulis dan di laboratorium adalah bak, label, pinset, alat tulis, plastik,
neraca analitik
Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Pupuk Urea,
KCL, dan SP36 benih jagung varietas DK979, Bisi-2, Bima-3, Gumarang, dan
Madura.
C.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan

Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dan didasarkan pada kaidah
Rancangan Acak Kelompok (RAK). Setiap satuan percobaan diulang 3 kali ,
perlakuan didasarkan atas perbedaan varietas yaitu:
Petak utama / main treatment :
(Takaran pupuk N)

N0 = kontrol / 0kg/ha

N1 = 100kg/ha

N2 =200kg/ha

N3= 300kg/ha

Pupuk N diberikan 3 kali pada tanaman 1/3 pada tanaman umur 10 HST,
1/3 dosis diberikan pada umur 25 HST, dan 1/3 diberikan pada tanaman umur 45
HST.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Anak petak adalah 5 Varietas jagung, yaitu:
Anak petak / Sub treatment :

V1 adalah DK979

V4 adalah Gumarang

(Varietas Jagung)

V2 adalah Bisi-2

V5 adalah Madura.

V3 adalah Bima-3
Dan setiap varietas dalam bedengan diulang 4 tanaman.
D.

Denah Percobaan

I
N3
V2

V4

V1

V3

V5

V2

V4

II

III

N2

N0

V1

V5

V3

V5

V2

V3

V4

V1

90 cm

U

N0
V2

V1

V3

N3
V4

V5

V3

V1

N2

V5

V2

V4

V4

V1

V5

V3

V2

90 cm

N1
V5

V1

V3

N1
V2

V4

V1

V5

N1

V2

V3

V4

V5

V2

V4

V1

V3

V4

V1

V5

V2

N1
V4

V3

V1

90 cm

N1
V4

V3

V5

N1
V1

V2

V5

V2

V3

90 cm
N1
450 cm

450 cm

Keterangan, V = Varietas, N = Dosis Nitrogen,

450 cm

= Tanaman

Gambar 2. Denah percobaan di lapang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

E.

Pelaksanaan Penelitian
1.

Pemilihan dan Penentuan Lokasi
Lokasi tempat pelaksanaan penelitian yaitu lokasi kebun percobaan

dan laboratorium Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur. Lokasi
lahan yang digunakan adalah areal dengan luas lahan 15 x 15 m.
2.

Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi penyediaan benih dan pengolahan

lahan. Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul dengan tujuan
agar tanah semakin gembur dan meratakan tanah, kemudian membuat
petak-petak dengan ukuran 450 x 90 cm.
3.

Penanaman Benih dan Pemeliharaan
Penanaman benih dilakukan dengan menggunakan tugal dengan

kedalaman 3 - 5 cm. Pada setiap lubang dimasukkan 2 benih jagung
dengan jarak tanam 20 x 70 cm, jadi banyaknya tanaman dalam setiap
petak adalah 20 tanaman. Disekeliling petak ditanami tanaman jagung
varietas bebas sebagai tanaman border. Pemeliharaan tanaman dilakukan
dengan penyiraman dilakiukan satu kali sehari dan tergantung kondisi
cuaca, penyiangan dilakukan satu minggu setelah tanam, pemupukan
diberikan tiga kali dan pembersihan gulma.
4.

Pemupukan

Pemupukan pada jagung biberikan sebanyak 3 kali, yaitu:

a. Pemupukan Pemupukan I, tanaman dipupuk 50 kg N (111 kg Urea/ha)
bersamaan pupuk P dan K (7-10 hst)
b. Pemupukan II, tanaman dipupuk 75 kg N (167 kg Urea/ha)(25 hst)
c. Pemupukan III, tanaman dipupuk sesuai pembacaan BWD (42-45 hst).
(Anonimous, 2000b).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

5.

Pengamatan
Pengamatan

dilakukan

saat

tamanan

berumur

10-14

hst.

Pengamatan yang dilakukan yaitu mengukur tinggi tanaman dan banyak
daun diamati sebanyak 6 kali pengamatan.
6.

Analisa Laboratorium
Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisa hasil panen (berat

tongkol+klobot, berat tongkol, berat biji, berat 100 biji).
F.

Variabel Pengamatan

1.

Panjang tanaman (cm)
Panjang

tanaman

diukur

dari

atas

tanah

sampai

tanaman

tertinggi. Pengamatan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 14 Hari
Setelah Tanam, pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval sekali
seminggu sebanyak 6 kali.
2.

Jumlah daun per tanaman
Menghitung jumlah daun yang tumbuh pada tanaman jagung baik yang

setengah kering dan terkena penyakit. Pengamatan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 14 Hari Setelah Tanam, pengamatan selanjutnya dilakukan
dengan interval sekali seminggu sebanyak 6 kali.
3.

Berat Kering Tongkol + Klobot (gram)
Hasil tongkol jagung + klobot merupakan hasil tongkol + klobot jagung

yang sudah masak fisiologis atau mencapai umur 130 HST dan dijemur pada
tempat yang lapang dan kemudian ditimbang berat tongkol dan klobot pada
tongkol jagung yang telah kering udara.
4.

Berat Kering Tongkol / tanpa klobot (gram)
Menimbang berat kering tongkol tanpa klobot setelah dijemur pada kering

udara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

5.

Berat Kering Biji (gram)
Menimbang biji hasil pipilan dan dijemur kembali hingga kering.

6.

Berat Kering 100 biji/tongkol (Gram)
Menghitung biji jagung per tongkol dan bila jumlah biji per tongkol