STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 24 Febr uari 2012
Pembimbing Utama
Tim Penguji:
Ketua
Dr. Muhadjir Anwar , MM
Dr. Dr. Muhadjir Anwar , MM
Sekertaris
Drs. Ec. Supriyono, MM
Anggota
Dr a. Ec. Dwi Widajati, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dr . Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“STUDI
EMPIRIS
INVESTMENT
OPPORTUNITY
SET
DAN
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Surabaya, Januari 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 11
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 11
2.2. Landasan Teori......................................................................... 13
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan.......................................... 13
2.2.2 Leverage ............................................................................... 16
2.2.3. Dividen ................................................................................ 21
2.2.4. Investment Opportunity Set (IOS) ......................................... 25
2.2.5. Proksi IOS ............................................................................. 27
2.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage ............................ 33
2.2.7. Pengaruh Profitabilitas melalui IOS terhadap Leverage ........ 34
2.2.8. Pengaruh Deviden Terhadap Leverage .................................. 35
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.9. Pengaruh Deviden Dan IOS Melalui Leverage ...................... 36
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................... 38
2.4. Hipotesis .................................................................................. 39
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................
40
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian .........................................
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................
43
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan ........................................................
47
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .........................
47
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ..........................
49
4.1.3. Deskripsi Variabel ........................................................
50
4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ..................................
53
4.2.1. Uji Outliers
........................................................
53
4.2.2. Uji Normalitas
........................................................
54
4.2.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................
55
4.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ..........................
58
4.4.. Hasil Pengujian Uji F dan uji t ..........................................
60
4.5. Pembahasan
........................................................
62
4.5.1 Pengaruh Dividen terhadap Leverage ...............................
62
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.5.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage .......................
63
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Melalui IOS terhadap Leverage ...
64
4.5.3 Pengaruh Dividen melalui IOS terhadap Leverage ...........
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 67
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 67
5.2. Saran
.................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data DER Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ..................... 50
Tabel 4.2. Data ROA Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ..................... 51
Tabel 4.3. Data IOS Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010...................... 52
Tabel 4.4. Data Dividen Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ................ 53
Tabel 4.5. Uji Outliers .................................................................................... 54
Tabel 4.6. Normalitas Data Masing-masing Variabel ...................................... 55
Tabel 4.7. Data Autokorelasi ........................................................................... 56
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................................. 57
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................... 58
Tabel 4.10 Koefisien Regresi .......................................................................... 59
Tabel 4.11 : Hasil Uji F .................................................................................. 60
Tabel 4.12 : Hasil Uji t .................................................................................... 61
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ............................................................................ 38
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
Aniatus Zakiya
ABSTRAK
Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik perusahaan
dengan pilihan investasi di masa datang. Kecenderungan naik hutang perusahaan
Otomotive menandakan juga masalah leverage perusahaan Otomotive juga tinggi.
Kenaikan leverage dalam penelitian ini diindikasikan oleh dividend dan
profitabilitas melalui IOS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pengaruh profitabilitas, dividen dan IOS terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Otomotive yang go
public di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini sebanyak 15 Perusahaan
Otomotives yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel dividen memberikan kontribusi
terhadap leverage hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dividen akan diikuti oleh
kenaikan hutang perusahan. Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel
profitabilitas memberikan kontribusi terhadap leverage hal ini menunjukkan
bahwa dengan adanya laba yang tinggi tersebut, maka perusahaan akan terlebih
dahulu menggunakan dana internal dibandingkan mengunakan dana eksternal
dalam membiayai kegiatan usaha perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian untuk
variabel Profitabiltas melalui IOS secara parsial berpengaruh terhadap Leverage,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan
akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian
untuk variabel dividen melalui IOS secara parsial berpengaruh terhadap Leverage,
hal ini menunjukkan bahwa bahwa makin kecil perusahaan membagikan dividen,
maka hutang perusahaan akan makin besar.
Keywords :
Leverage, Profitabilitas, Deviden, IOS
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Balakang
Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik
perusahaan dengan pilihan investasi di masa datang. Pilihan-pilihan
investasi di masa datang ini kemudian dikenal dengan istilah set
kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). IOS adalah
tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan. IOS
merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat
investasi di masa mendatang. (Rokhayati, 2005 : 42)
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan investasi dan pendanaan suatu perusahaan. Dalam
melakukan penilaian investor sangat membutuhkan informasi–informasi
yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, diantaranya adalah informasi
mengenai kebijakan dividen. Pengumuman perubahan pembayaran dividen
mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek
perusahaan pada masa mendatang. Peningkatan dividen yang dibagikan
oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan sebagai sinyal positif maupun
negatif. Peningkatan dividen diartikan sebagai sinyal positif ketika
pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa perusahaan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
mempunyai prospek dan kinerja baik dan penurunan dividen mempunyai
prospek buruk. Argumen ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan
membayarkan dividen yang disesuaikan dengan laba bersih. (Zahro, 2008 :
1)
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan mengenai seberapa
besar laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau
menahannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Apabila
dividen yang dibayarkan secara tunai semakin tinggi, maka dana yang
tersedia untuk investasi semakin rendah. Kebijakan dividen ini selanjutnya
dapat menyebabkan terjadinya perilaku pecking order dimana perusahaan
lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas
pendanaan yang akan mempengaruhi penggunaan laba ditahan (retained
earning). Dividen dapat berpengaruh positif terhadap leverage keuangan
karena pembayaran dividen menyebabkan dana internal berkurang. Dana
internal yang berkurang mendorong perusahaan untuk memperoleh
pendanaan eksternal yaitu utang untuk melakukan aktivitas sehari-hari
perusahaan. Pada kasus yang lain, perusahaan yang tidak memiliki dana
internal
yang
memadai
tetapi
bermaksud
membayarkan
atau
mempertahankan atau meningkatkan pembayaran dividen akan berupaya
memperoleh utang agar bisa membayar dividen. Dengan demikian,
semakin tinggi dividen yang ingin dibayarkan maka semakin tinggi pula
utang yang harus diperoleh. (Zahro, 2008 : 4)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki
harapan untuk tetap going concern. Pertumbuhan yang selalu meningkat
serta bertambahnya nilai aset perusahaan diharapkan tercapai sesuai
dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
dapat diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan
investasi (IOS:Investments Opportunity Set). Esensi pertumbuhan bagi
suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat
menghasilkan keuntungan, pilihan-pilihan pertumbuhan (growth options)
bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat
tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Karena sifatnya yang
tidak dapat diobservasi, IOS memerlukan sebuah proksi. Nilai IOS dapat
dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan
nilai aktiva di tempat yaitu berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas dan
nilai kesempatan untuk bertumbuh bagi suatu perusahaan di masa depan.
(Norpratiwi, 2007:1)
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
(Baridwan, 2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan
modal yang dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya
rasio hutang dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang
mempunyai dua keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat
dipotong dengan tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan
hutang, (b) pemegang hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian
tetap (Masdupi, 2005)
Untuk membatasi tindakan manajer perusahaan yang oportunis,
pemegang saham memerlukan upaya pengawasan. Salah satu mekanisme
yang dapat meminimumkan biaya keagenan adalah melalui kebijakan
utang atau leverage. Penggunaan dana dengan utang dapat dimaksudkan
untuk menempatkan perusahaan pada kondisi diawasi oleh pihak lain
selain pemegang saham,
yaitu bondholder atau kreditor. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka selain membuat kebijakan dividen
perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan
menggunakan kesempatan investasi dengan baik. Sesuai dengan
pernyataan Adam dan Goyal (2006) bahwa set kesempatan investasi
mempunyai peranan yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan.
Hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasi
melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu
periode tertentu, semakin kecil dividen yang dibagikan, karena perusahaan
bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang memiliki free cash flow
rendah. (Zahro, 2008 : 2)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang
kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham.
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Otomotive yang go
public di BEI (Bursa Efek Indonesia), karena terdapat fenomena pada
Perusahaan Otomotive yang go public di BEI, yaitu jumlah hutang yang
cenderung meningkat seperti terlihat pada tabel 1.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Tabel 1. Data Lever age Perusahaan Otomotive (dalam J utaan )
2007
2008
2009
2010
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Astra International. Tbk
1.17
1.21
1
1.1
Indo Kordsa. Tbk
0.52
0.48
0.23
0.3
Indo Spring. Tbk
6.61
7.45
2.75
2.92
Indomobil Sukses International. Tbk
27.64
17.78
10.16
17.6
Intraco Penta. Tbk
1.7
2.46
1.91
2.61
Hexindo Adiperkasa. Tbk
2.63
2
1.5
1.59
Goodyear Indonesia. Tbk
0.94
2.45
1.71
1.76
Gajah Tunggal. Tbk
2.54
4.28
2.32
2.94
Multrisada Arah Sarana. Tbk
0.4
0.85
0.74
0.75
Nipress. Tbk
2.02
1.64
1.48
1.61
Prima allay Steel. Tbk
3.19
3.48
4.36
4.69
Selamat Sempurna. Tbk
0.66
0.63
0.8
0.8
Sugi Samapersada. Tbk
0.33
0.12
0.01
0.03
Tunas Ridean. Tbk
2.91
2.5
0.77
0.78
United Tractors. Tbk
1.26
1.05
6.76
7.84
Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Berdasarkan data pada tabel 1 diatas, kecenderungan naik
hutang perusahaan Otomotive tersebut menandakan juga masalah leverage
perusahaan Otomotive juga tinggi. Kenaikan leverage dalam penelitian ini
diindikasikan oleh dividend dan profitabilitas melalui IOS. Profitabilitas
mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki laba atau profit yang
besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan
perusahan yang sama. Mayer dalam Karsana (2005) menyatakan bahwa
nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang
investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sebagian dari laba
tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk meningkatkan
perusahaan. Kemudian Miles dalam Belkouwi (2001) menyimpulkan
bahwa beta opsi pertumbuhan tergantung pada profitabilitas investasi di
masa yang akan datang. (Gumanti, 2008:142)
IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi
aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana
IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung dalam
Inneke, 2008 : 280). Mayers dalam Karsana (2005) menyatakan
perusahaan dengan IOS yang tinggi menunjukkan bahwa nilai perusahaan
lebih banyak ditentukan oleh intangible asset sehingga akan cenderung
kesulitan untuk mendapatkan hutang dari pihak luar. Hal ini dikarenakan
perusahaan kurang memiliki asset riil yang dapat digunakan sebagai
jaminan hutang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Deviden merupakan kebijakan dalam menentukan jumlah laba
bersih yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan dan menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk kas (Horne dan Machowicz, 1998:496). Kebijakan deviden
dapat mendorong timbulnya perilaku pecking order, yaitu apabila internal
equity yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi untuk mengatasi masalah
kebutuhan dana perusahaan, maka perusahaan akan menggunakan sumber
dana eksternal, yaitu dengan menggunakan hutang. Apabila deviden yang
dibayarkan kepada pemegang saham jumlahnya semakin besar, maka akan
semakin mendorong perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak luar
dengan cara berhutang, Dengan demikian, kebijakan deviden dapat
berpengaruh positif terhadap leverage. Hasil penelitian terdahulu
menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
leverage adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Baskin (1989) dan
Adedeji (1998) dalam Karsana (2005).
Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki
laba atau profit yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk
bersaing dengan perusahan yang sama. Mayer (1977) menyatakan bahwa
nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang
investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan signyal mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagian dari
profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk
meningkatkan perusahaan. Kemudian Miles dalam Belkouwi (2001)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
menyimpulkan
bahwa
beta
opsi
pertumbuhan
tergantung
pada
profitabilitas investasi di masa yang akan datang
Perusahaan Otomotive digunakan dalam penelitian ini, karena
perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan
berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Otomotive memiliki iklim
persaingan yang sangat ketat, Melihat kondisi yang demikian, banyak
perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya
sangat tajam. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar
dapat tetap berkembang dan bertahan dalam persaingan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap leverage pada Perusahaan
Otomotive yang Go Public di BEI ?
b. Apakah profitabilitas melalui IOS berpengaruh terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI ?
c. Apakah dividen
berpengaruh terhadap leverage
pada Perusahaan
Otomotive yang Go Public di BEI ?
d. Apakah dividen melalui IOS berpengaruh terhadap leverage
pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
1.3.
Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
b. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas melalui IOS terhadap
leverage pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
c. Untuk menganalisa pengaruh dividen
terhadap leverage
pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
d. Untuk menganalisa pengaruh dividen melalui IOS terhadap leverage
pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
1.4.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi leverage pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya lagi Perusahaan Otomotive.
2. Manfaat Bagi penelitian selanjutnya
Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan mahasiswa
sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa
mendatang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
a) Singhania, (2010), dengan judul : Financial Leverage and Investment
Opportunities in India: An Empirical Study
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mengisolasi karakteristik
perusahaan yang menentukan struktur modal, dalam konteks perusahaan
India. Sampel terdiri dari 963 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Bombay (BSE) untuk periode 2004-2008.Data yang telah dikumpulkan
melalui
informasi
yang
tersedia
di
database
kecakapan
Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE). Karakteristik perusahaan
dianalisa sebagai penentu struktur modal sesuai dengan teori jelas
berbeda. hipotesis yang telah diuji adalah bahwa rasio utang pada waktu
tergantung pada ukuran perusahaan pada waktu t, likuiditas perusahaan
pada waktu t, pertumbuhan perusahaan diwaktu t dan rasio cakupan
bunga pada waktu t. Perusahaan yang memiliki rasio utang yang tinggi
diuji
menggunakan
menunjukkan
bahwa
variabel
ada
dummy.
hubungan
Temuan
penelitian
terbalik
antara
ini
hutang
rasio perusahaan dan pertumbuhan mereka, likuiditas dan coverage ratio
bunga. Ada korelasi positif antara ukuran perusahaan dan rasio utang
sementara signifikansi variabel dummy menunjukkan perbedaan yang
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
signifikan dari struktur modalantara perusahaan dengan lebih dari 50
tingkat utang persen dibandingkan dengan mereka yang kurang dari itu.
Temuan-temuan ini konsisten dengan kerangka teori dikemukakan
selama bertahun-tahun.Ulupui (2009) Dengan judul : Analisis pengaruh
rasio likuiditas, leverage, struktur aktiva, dan struktur modal terhadap
harga saham
b) Zahro, (2008), dengan judul : Analisis Pengaruh Set Kesempatan
Investasi Terhadap Dividen Dan Leverage Perusahaan
Peluang investasi memainkan peranan penting di perusahaan keuangan.
Perusahaan set kesempatan investasi (IOS) adalah tidak teramati,
sehingga, untuk mengetahui bahwa, kita harus memiliki proxy. Ini
diklasifikasikan menjadi empat jenis: 1. Harga berdasarkan proxy, 2.
Investasi berbasis proxy, 3. Perbedaan langkah-langkah, 4. Komposit
IOS proxy dari proxy individu. Dividen yang berkaitan dengan
keputusan tentang bagaimana pendapatan banyak yang akan di-share ke
pemegang saham. Dividen besar masa lalu akan meningkatkan
kebutuhan kas masa depan. Jadi, itu akan memotivasi untuk melakukan
pinjaman yang lebih besar dan meningkatkan leverage keuangan yang
lebih besar juga. Tinggi yang IOS menunjukkan risiko tinggi akan
diterima oleh pemberi pinjaman. Sehingga, biaya utang yang lebih mahal
dari biaya ekuitas. Tinggi atau rendah IOS bisa menentukan mendukung
terkait tentang Dividen dan leverage perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2.2 Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:3) Pada dewasa ini manajer keuangan memegang
peranan yang sangat penting. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer
keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas,
membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajer keuangan juga
harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang
optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan penginvestasian dana merupakan tolok ukur besar
kecilnya suatu perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha, maupun
likuiditasnya. Pengaturan kombinasi sumber dana (hutang dan modal sendiri)
berikut Dividen merupakan penentu besar kecilnya beban finansial dan risiko
finansial. Semua variabel tersebut akan mempengaruhi penilaian perusahaan secara
keseluruhan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari
sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah.
Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan.
Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan
dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien
Usaha mendapatkan dana sering disebut pembelanjaan pasif, dan bila kita lihat di
neraca akan terlihat di sisi pasiva, sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut
pembelanjaan aktif dan di neraca akan terlihat di sisi aktiva. Fungsi manajemen
keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya
seperti pemasaran, produksi, maupun sumberdaya manusia. Kegagalan dalam
mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat
program-program pemasaran yang telah ditetapkan menghambat dalam penarikan
sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerugian
perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen sumber daya
manusia, akuntansi, maupun lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap keputusan
keuangan. Oleh karena itu manajer keuangan harus bekerja sama dengan semua
menajer-manajer fungsi tersebut. Apalagi dengan perkembangan perekonomian
dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan
hidup, telah memberikan tekanan yang besar bagi perusahaan untuk memperkecil
kemungkinan negatif yang timbul sebagai akibat kelalaian perusahaan. Manajer
keuangan harus saling bekerjasama dengan manajer produksi dan pemasaran
dalam menterjemahkan kebijakan perusahaan, misalnya dalam program
pengembangan produk baru, rencana promosi, distribusi, dan penentuan harga jangan
sampai produk baru tersebut nantinya tidak diterima oieh masyarakat hanya arena
melalaikan lingkungan, demikian pula dengan program pemasaran.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:4) Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik, kemakmuran para
pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang
merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan
Dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan
sebagai dasar analisis dari tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan.
Kadang-kadang memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan,
akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran
para pemegang saham. Yang tebih penting bukanlah laba melainkan laba per
lembar saham (earning per share). Laba didapatkan dengan mengurangkan
penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan
keuntungan bisa menarik modal baru (mengeluarkan saham baru), dan
menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko
(misalnya deposito atau obligasi pemerintah), tetapi apakah dengan cara semacam
ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak
mau menerima imbalan sebesar bunga deposito yang relatif lebih kecil,
sementara mereka harus menanggung risiko. Jika hal ini terjadi keuntungan
memang meningkat, tapi nilai saham justru akan menurun. Demikian pula halnya,
memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan tujuan utama, karena
tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak
memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta
tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujud
memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan memaksimumkan
harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai riil perusahaan. Harga
pasar saham. sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (1) laba per lermbar
saham, (2) tingkat bunga bebas risiko, dan (3) tingkat ketidakpastian operasi
perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif ada
kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi semakin
besar.
2.2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:5) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan utama yang hanya dilakukan oleh suatu perusahaan: keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus
berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari ketiganya akan
memaksimumkan nilai perusahaan.
Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga
kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah.
2.2.2 Lever age
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
(Baridwan, 2004).
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).
Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin
tinggi meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi
pula, (b) bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan
operasi menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga
kekayaan pemilik berk-urang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut
dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan.
Untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan.
pemegang saham
lebih
menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena
dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan
berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen
perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besamya dengan pihak lain (Masdupi, 2005).
Menurut Kartadinata (1999:57), rasio hutang atau disebut juga
dengan debt ratio mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai
dengan hutang. Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan
operasional perusahaan lebih banyak diperoleh dari hutang.
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Menurut
Hanafi
(2004:
327)
leverage
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang
menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan
operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan
demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan,
karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur
tingkat sejah mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
hutang (Weston dan Copeland, 1995: 238) dalam Dewi (2007). Dengan
mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (a) Posisi perusahaan
terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, (b) Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan (c)
Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.
a. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar
perusahaan
menggunakan
beban
tetap
operasional.
Beban
tetap
operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan
pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan
yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif
terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang
tinggi atau dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki degree of
operating leverage (DOL) yang tinggi pula. DOL merupakan salah satu
komponen yang dapat menunjukkan resiko bisnis perusahaan. DOL
perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain pada variabilitas laba
operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber variabilitas. DOL yang
tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat memelihara penjualan
dan struktur biaya yang konstan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
b. Leverage keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban
tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar
pendapatan per lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage
keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan
beban tetap. Beban tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya
hutang obligasi harus mengeluarkaan beban tetap berupa bunga,
sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham preferen harus
mengeluarkan beban teteap berupa dividen.
Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai
besarnya beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh
perusahaan (Hanafi, 2004). Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan struktur
modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga)
yang tinggi berarti perusahaan tersebut menggunakan utang yang tinggi,
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai leverage keuangan yang
tinggi yang berarti degree of financial leverage (DFL) yang tinggi pula.
Degree of financial leverage (DFL) mempunyai implikasi terhadap earning
per share. Perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT
(earning before interest and taxes) akan menyebabkan perubahan EPS
yang tinggi. Jadi, jika EBIT meningkat, maka EPS juga akan meningkat
secara signifikan, dan sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
secara signifikan. DFL dapat diartikan sebagai efek perubahan EBIT
terhadap pendapatan (profit).
2.2.3. Dividen
Dividen juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan
dividen payout ratio (DPR) yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai
perusahaan. Pembayaran dividen sering diikuti dengan kenaikan harga
saham. Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan
memiliki
prospek
yang
baik.
Sebaliknya
penurunan
pembayaran dividen akan dilihat sebagai prospek perusahaan yang buruk.
Untuk mengurangi biaya keagenan diperlukan pembayaran dividen. Akan
tetapi pembayaran dividen akan berpengaruh terhadap kebijakan
pendanaan perusahaan, karena pembayaran dividen akan mengurangi arus
kas perusahaan sehingga dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya
perusahaan akan dipaksa untuk mencari alternatif sumber pendanaan yang
relevan.
2.2.3.1. Penger tian Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan
kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua
keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang
saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Yang termasuk dalam pengertian Dividen adalah:
1.
Pembagian laba secara langsung atau tidak langsung, dengan nama
dan dalam bentuk apapun.
2.
Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal
disetor.
3.
Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran, termasuk
yang berasal dari kapitalisasi agio saham.
4.
Pembagian Laba dalam bentuk saham.
5.
Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran.
6.
Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau
diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham
oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.2.3.2. J enis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau
saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah
masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat
2. Kepada siapa dividen akan diterimakan
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:
1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar
2. Jumlah kas yang cukup
3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.
Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury
sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat
pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan
berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham
tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan
mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal
saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar
sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar.
Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham.
Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal dan untuk itu tidak
perlu dicatat dalam pembukuan.
2.2.3.3. J enis-jenis Dividen
1. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat
pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba
perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983: 312).
Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan
tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui
pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang dipilih
perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan
pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia
(Arief Suaidi, 1994: 230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan
sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas
yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang
tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut
kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada
waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba,
dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang
cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi, 1994: 231).
2. Pr operty Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal)
saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan
atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada perusahaan lain.
Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu lebih sulit dibanding
pembagian dividen uang. Perusahaan melakukannya karena uang tunai
perusahaan tertanam dalam investasi saham perusahaan lain atau persediaan
dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila jumlahnya cukup banyak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun, sehingga
merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi, 1994 :
233).
3. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai
pembayaran bagian laba
(Cash
Dividen),
sedangkan sebagian
lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan)
oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar,
1983: 314).
4. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M.
Munandar, 1983: 314). Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen
tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham
mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock
Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun
yang jenisnya berbeda.
2.2.4. Investment Oppor tunity Set (IOS)
Menurut Myers (1977) Kesempatan investasi atau Investment
Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk
kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan pertumbuhan
atau growth option pada masa yang akan datang (Lestari, 2004).
Sedangkan menurut Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Lestari, 2004 ,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang menguti
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh:
ANIATUS ZAKIYA
0812010087 / EM
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 24 Febr uari 2012
Pembimbing Utama
Tim Penguji:
Ketua
Dr. Muhadjir Anwar , MM
Dr. Dr. Muhadjir Anwar , MM
Sekertaris
Drs. Ec. Supriyono, MM
Anggota
Dr a. Ec. Dwi Widajati, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dr . Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“STUDI
EMPIRIS
INVESTMENT
OPPORTUNITY
SET
DAN
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Surabaya, Januari 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 11
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 11
2.2. Landasan Teori......................................................................... 13
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan.......................................... 13
2.2.2 Leverage ............................................................................... 16
2.2.3. Dividen ................................................................................ 21
2.2.4. Investment Opportunity Set (IOS) ......................................... 25
2.2.5. Proksi IOS ............................................................................. 27
2.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage ............................ 33
2.2.7. Pengaruh Profitabilitas melalui IOS terhadap Leverage ........ 34
2.2.8. Pengaruh Deviden Terhadap Leverage .................................. 35
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.9. Pengaruh Deviden Dan IOS Melalui Leverage ...................... 36
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................... 38
2.4. Hipotesis .................................................................................. 39
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................
40
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian .........................................
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................
43
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan ........................................................
47
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .........................
47
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ..........................
49
4.1.3. Deskripsi Variabel ........................................................
50
4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ..................................
53
4.2.1. Uji Outliers
........................................................
53
4.2.2. Uji Normalitas
........................................................
54
4.2.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................
55
4.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ..........................
58
4.4.. Hasil Pengujian Uji F dan uji t ..........................................
60
4.5. Pembahasan
........................................................
62
4.5.1 Pengaruh Dividen terhadap Leverage ...............................
62
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.5.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage .......................
63
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Melalui IOS terhadap Leverage ...
64
4.5.3 Pengaruh Dividen melalui IOS terhadap Leverage ...........
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 67
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 67
5.2. Saran
.................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data DER Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ..................... 50
Tabel 4.2. Data ROA Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ..................... 51
Tabel 4.3. Data IOS Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010...................... 52
Tabel 4.4. Data Dividen Perusahaan Otomotives Tahun 2007-2010 ................ 53
Tabel 4.5. Uji Outliers .................................................................................... 54
Tabel 4.6. Normalitas Data Masing-masing Variabel ...................................... 55
Tabel 4.7. Data Autokorelasi ........................................................................... 56
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................................. 57
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................... 58
Tabel 4.10 Koefisien Regresi .......................................................................... 59
Tabel 4.11 : Hasil Uji F .................................................................................. 60
Tabel 4.12 : Hasil Uji t .................................................................................... 61
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ............................................................................ 38
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET
DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
Aniatus Zakiya
ABSTRAK
Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik perusahaan
dengan pilihan investasi di masa datang. Kecenderungan naik hutang perusahaan
Otomotive menandakan juga masalah leverage perusahaan Otomotive juga tinggi.
Kenaikan leverage dalam penelitian ini diindikasikan oleh dividend dan
profitabilitas melalui IOS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pengaruh profitabilitas, dividen dan IOS terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Otomotive yang go
public di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini sebanyak 15 Perusahaan
Otomotives yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel dividen memberikan kontribusi
terhadap leverage hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dividen akan diikuti oleh
kenaikan hutang perusahan. Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel
profitabilitas memberikan kontribusi terhadap leverage hal ini menunjukkan
bahwa dengan adanya laba yang tinggi tersebut, maka perusahaan akan terlebih
dahulu menggunakan dana internal dibandingkan mengunakan dana eksternal
dalam membiayai kegiatan usaha perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian untuk
variabel Profitabiltas melalui IOS secara parsial berpengaruh terhadap Leverage,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan
akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian
untuk variabel dividen melalui IOS secara parsial berpengaruh terhadap Leverage,
hal ini menunjukkan bahwa bahwa makin kecil perusahaan membagikan dividen,
maka hutang perusahaan akan makin besar.
Keywords :
Leverage, Profitabilitas, Deviden, IOS
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Balakang
Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik
perusahaan dengan pilihan investasi di masa datang. Pilihan-pilihan
investasi di masa datang ini kemudian dikenal dengan istilah set
kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). IOS adalah
tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan. IOS
merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat
investasi di masa mendatang. (Rokhayati, 2005 : 42)
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan investasi dan pendanaan suatu perusahaan. Dalam
melakukan penilaian investor sangat membutuhkan informasi–informasi
yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, diantaranya adalah informasi
mengenai kebijakan dividen. Pengumuman perubahan pembayaran dividen
mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek
perusahaan pada masa mendatang. Peningkatan dividen yang dibagikan
oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan sebagai sinyal positif maupun
negatif. Peningkatan dividen diartikan sebagai sinyal positif ketika
pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa perusahaan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
mempunyai prospek dan kinerja baik dan penurunan dividen mempunyai
prospek buruk. Argumen ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan
membayarkan dividen yang disesuaikan dengan laba bersih. (Zahro, 2008 :
1)
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan mengenai seberapa
besar laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau
menahannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Apabila
dividen yang dibayarkan secara tunai semakin tinggi, maka dana yang
tersedia untuk investasi semakin rendah. Kebijakan dividen ini selanjutnya
dapat menyebabkan terjadinya perilaku pecking order dimana perusahaan
lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas
pendanaan yang akan mempengaruhi penggunaan laba ditahan (retained
earning). Dividen dapat berpengaruh positif terhadap leverage keuangan
karena pembayaran dividen menyebabkan dana internal berkurang. Dana
internal yang berkurang mendorong perusahaan untuk memperoleh
pendanaan eksternal yaitu utang untuk melakukan aktivitas sehari-hari
perusahaan. Pada kasus yang lain, perusahaan yang tidak memiliki dana
internal
yang
memadai
tetapi
bermaksud
membayarkan
atau
mempertahankan atau meningkatkan pembayaran dividen akan berupaya
memperoleh utang agar bisa membayar dividen. Dengan demikian,
semakin tinggi dividen yang ingin dibayarkan maka semakin tinggi pula
utang yang harus diperoleh. (Zahro, 2008 : 4)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki
harapan untuk tetap going concern. Pertumbuhan yang selalu meningkat
serta bertambahnya nilai aset perusahaan diharapkan tercapai sesuai
dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
dapat diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan
investasi (IOS:Investments Opportunity Set). Esensi pertumbuhan bagi
suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat
menghasilkan keuntungan, pilihan-pilihan pertumbuhan (growth options)
bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat
tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Karena sifatnya yang
tidak dapat diobservasi, IOS memerlukan sebuah proksi. Nilai IOS dapat
dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan
nilai aktiva di tempat yaitu berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas dan
nilai kesempatan untuk bertumbuh bagi suatu perusahaan di masa depan.
(Norpratiwi, 2007:1)
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
(Baridwan, 2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan
modal yang dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya
rasio hutang dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang
mempunyai dua keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat
dipotong dengan tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan
hutang, (b) pemegang hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian
tetap (Masdupi, 2005)
Untuk membatasi tindakan manajer perusahaan yang oportunis,
pemegang saham memerlukan upaya pengawasan. Salah satu mekanisme
yang dapat meminimumkan biaya keagenan adalah melalui kebijakan
utang atau leverage. Penggunaan dana dengan utang dapat dimaksudkan
untuk menempatkan perusahaan pada kondisi diawasi oleh pihak lain
selain pemegang saham,
yaitu bondholder atau kreditor. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka selain membuat kebijakan dividen
perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan
menggunakan kesempatan investasi dengan baik. Sesuai dengan
pernyataan Adam dan Goyal (2006) bahwa set kesempatan investasi
mempunyai peranan yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan.
Hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasi
melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu
periode tertentu, semakin kecil dividen yang dibagikan, karena perusahaan
bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang memiliki free cash flow
rendah. (Zahro, 2008 : 2)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang
kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham.
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Otomotive yang go
public di BEI (Bursa Efek Indonesia), karena terdapat fenomena pada
Perusahaan Otomotive yang go public di BEI, yaitu jumlah hutang yang
cenderung meningkat seperti terlihat pada tabel 1.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Tabel 1. Data Lever age Perusahaan Otomotive (dalam J utaan )
2007
2008
2009
2010
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Astra International. Tbk
1.17
1.21
1
1.1
Indo Kordsa. Tbk
0.52
0.48
0.23
0.3
Indo Spring. Tbk
6.61
7.45
2.75
2.92
Indomobil Sukses International. Tbk
27.64
17.78
10.16
17.6
Intraco Penta. Tbk
1.7
2.46
1.91
2.61
Hexindo Adiperkasa. Tbk
2.63
2
1.5
1.59
Goodyear Indonesia. Tbk
0.94
2.45
1.71
1.76
Gajah Tunggal. Tbk
2.54
4.28
2.32
2.94
Multrisada Arah Sarana. Tbk
0.4
0.85
0.74
0.75
Nipress. Tbk
2.02
1.64
1.48
1.61
Prima allay Steel. Tbk
3.19
3.48
4.36
4.69
Selamat Sempurna. Tbk
0.66
0.63
0.8
0.8
Sugi Samapersada. Tbk
0.33
0.12
0.01
0.03
Tunas Ridean. Tbk
2.91
2.5
0.77
0.78
United Tractors. Tbk
1.26
1.05
6.76
7.84
Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Berdasarkan data pada tabel 1 diatas, kecenderungan naik
hutang perusahaan Otomotive tersebut menandakan juga masalah leverage
perusahaan Otomotive juga tinggi. Kenaikan leverage dalam penelitian ini
diindikasikan oleh dividend dan profitabilitas melalui IOS. Profitabilitas
mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki laba atau profit yang
besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan
perusahan yang sama. Mayer dalam Karsana (2005) menyatakan bahwa
nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang
investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sebagian dari laba
tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk meningkatkan
perusahaan. Kemudian Miles dalam Belkouwi (2001) menyimpulkan
bahwa beta opsi pertumbuhan tergantung pada profitabilitas investasi di
masa yang akan datang. (Gumanti, 2008:142)
IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi
aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana
IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung dalam
Inneke, 2008 : 280). Mayers dalam Karsana (2005) menyatakan
perusahaan dengan IOS yang tinggi menunjukkan bahwa nilai perusahaan
lebih banyak ditentukan oleh intangible asset sehingga akan cenderung
kesulitan untuk mendapatkan hutang dari pihak luar. Hal ini dikarenakan
perusahaan kurang memiliki asset riil yang dapat digunakan sebagai
jaminan hutang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Deviden merupakan kebijakan dalam menentukan jumlah laba
bersih yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan dan menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk kas (Horne dan Machowicz, 1998:496). Kebijakan deviden
dapat mendorong timbulnya perilaku pecking order, yaitu apabila internal
equity yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi untuk mengatasi masalah
kebutuhan dana perusahaan, maka perusahaan akan menggunakan sumber
dana eksternal, yaitu dengan menggunakan hutang. Apabila deviden yang
dibayarkan kepada pemegang saham jumlahnya semakin besar, maka akan
semakin mendorong perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak luar
dengan cara berhutang, Dengan demikian, kebijakan deviden dapat
berpengaruh positif terhadap leverage. Hasil penelitian terdahulu
menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
leverage adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Baskin (1989) dan
Adedeji (1998) dalam Karsana (2005).
Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki
laba atau profit yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk
bersaing dengan perusahan yang sama. Mayer (1977) menyatakan bahwa
nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang
investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan signyal mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagian dari
profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk
meningkatkan perusahaan. Kemudian Miles dalam Belkouwi (2001)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
menyimpulkan
bahwa
beta
opsi
pertumbuhan
tergantung
pada
profitabilitas investasi di masa yang akan datang
Perusahaan Otomotive digunakan dalam penelitian ini, karena
perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan
berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Otomotive memiliki iklim
persaingan yang sangat ketat, Melihat kondisi yang demikian, banyak
perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya
sangat tajam. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar
dapat tetap berkembang dan bertahan dalam persaingan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap leverage pada Perusahaan
Otomotive yang Go Public di BEI ?
b. Apakah profitabilitas melalui IOS berpengaruh terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI ?
c. Apakah dividen
berpengaruh terhadap leverage
pada Perusahaan
Otomotive yang Go Public di BEI ?
d. Apakah dividen melalui IOS berpengaruh terhadap leverage
pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
1.3.
Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas terhadap leverage pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
b. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas melalui IOS terhadap
leverage pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
c. Untuk menganalisa pengaruh dividen
terhadap leverage
pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
d. Untuk menganalisa pengaruh dividen melalui IOS terhadap leverage
pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
1.4.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi leverage pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya lagi Perusahaan Otomotive.
2. Manfaat Bagi penelitian selanjutnya
Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan mahasiswa
sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa
mendatang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
a) Singhania, (2010), dengan judul : Financial Leverage and Investment
Opportunities in India: An Empirical Study
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mengisolasi karakteristik
perusahaan yang menentukan struktur modal, dalam konteks perusahaan
India. Sampel terdiri dari 963 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Bombay (BSE) untuk periode 2004-2008.Data yang telah dikumpulkan
melalui
informasi
yang
tersedia
di
database
kecakapan
Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE). Karakteristik perusahaan
dianalisa sebagai penentu struktur modal sesuai dengan teori jelas
berbeda. hipotesis yang telah diuji adalah bahwa rasio utang pada waktu
tergantung pada ukuran perusahaan pada waktu t, likuiditas perusahaan
pada waktu t, pertumbuhan perusahaan diwaktu t dan rasio cakupan
bunga pada waktu t. Perusahaan yang memiliki rasio utang yang tinggi
diuji
menggunakan
menunjukkan
bahwa
variabel
ada
dummy.
hubungan
Temuan
penelitian
terbalik
antara
ini
hutang
rasio perusahaan dan pertumbuhan mereka, likuiditas dan coverage ratio
bunga. Ada korelasi positif antara ukuran perusahaan dan rasio utang
sementara signifikansi variabel dummy menunjukkan perbedaan yang
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
signifikan dari struktur modalantara perusahaan dengan lebih dari 50
tingkat utang persen dibandingkan dengan mereka yang kurang dari itu.
Temuan-temuan ini konsisten dengan kerangka teori dikemukakan
selama bertahun-tahun.Ulupui (2009) Dengan judul : Analisis pengaruh
rasio likuiditas, leverage, struktur aktiva, dan struktur modal terhadap
harga saham
b) Zahro, (2008), dengan judul : Analisis Pengaruh Set Kesempatan
Investasi Terhadap Dividen Dan Leverage Perusahaan
Peluang investasi memainkan peranan penting di perusahaan keuangan.
Perusahaan set kesempatan investasi (IOS) adalah tidak teramati,
sehingga, untuk mengetahui bahwa, kita harus memiliki proxy. Ini
diklasifikasikan menjadi empat jenis: 1. Harga berdasarkan proxy, 2.
Investasi berbasis proxy, 3. Perbedaan langkah-langkah, 4. Komposit
IOS proxy dari proxy individu. Dividen yang berkaitan dengan
keputusan tentang bagaimana pendapatan banyak yang akan di-share ke
pemegang saham. Dividen besar masa lalu akan meningkatkan
kebutuhan kas masa depan. Jadi, itu akan memotivasi untuk melakukan
pinjaman yang lebih besar dan meningkatkan leverage keuangan yang
lebih besar juga. Tinggi yang IOS menunjukkan risiko tinggi akan
diterima oleh pemberi pinjaman. Sehingga, biaya utang yang lebih mahal
dari biaya ekuitas. Tinggi atau rendah IOS bisa menentukan mendukung
terkait tentang Dividen dan leverage perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2.2 Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:3) Pada dewasa ini manajer keuangan memegang
peranan yang sangat penting. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer
keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas,
membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajer keuangan juga
harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang
optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan penginvestasian dana merupakan tolok ukur besar
kecilnya suatu perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha, maupun
likuiditasnya. Pengaturan kombinasi sumber dana (hutang dan modal sendiri)
berikut Dividen merupakan penentu besar kecilnya beban finansial dan risiko
finansial. Semua variabel tersebut akan mempengaruhi penilaian perusahaan secara
keseluruhan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari
sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah.
Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan.
Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan
dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien
Usaha mendapatkan dana sering disebut pembelanjaan pasif, dan bila kita lihat di
neraca akan terlihat di sisi pasiva, sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut
pembelanjaan aktif dan di neraca akan terlihat di sisi aktiva. Fungsi manajemen
keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya
seperti pemasaran, produksi, maupun sumberdaya manusia. Kegagalan dalam
mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat
program-program pemasaran yang telah ditetapkan menghambat dalam penarikan
sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerugian
perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen sumber daya
manusia, akuntansi, maupun lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap keputusan
keuangan. Oleh karena itu manajer keuangan harus bekerja sama dengan semua
menajer-manajer fungsi tersebut. Apalagi dengan perkembangan perekonomian
dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan
hidup, telah memberikan tekanan yang besar bagi perusahaan untuk memperkecil
kemungkinan negatif yang timbul sebagai akibat kelalaian perusahaan. Manajer
keuangan harus saling bekerjasama dengan manajer produksi dan pemasaran
dalam menterjemahkan kebijakan perusahaan, misalnya dalam program
pengembangan produk baru, rencana promosi, distribusi, dan penentuan harga jangan
sampai produk baru tersebut nantinya tidak diterima oieh masyarakat hanya arena
melalaikan lingkungan, demikian pula dengan program pemasaran.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:4) Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik, kemakmuran para
pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang
merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan
Dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan
sebagai dasar analisis dari tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan.
Kadang-kadang memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan,
akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran
para pemegang saham. Yang tebih penting bukanlah laba melainkan laba per
lembar saham (earning per share). Laba didapatkan dengan mengurangkan
penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan
keuntungan bisa menarik modal baru (mengeluarkan saham baru), dan
menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko
(misalnya deposito atau obligasi pemerintah), tetapi apakah dengan cara semacam
ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak
mau menerima imbalan sebesar bunga deposito yang relatif lebih kecil,
sementara mereka harus menanggung risiko. Jika hal ini terjadi keuntungan
memang meningkat, tapi nilai saham justru akan menurun. Demikian pula halnya,
memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan tujuan utama, karena
tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak
memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta
tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujud
memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan memaksimumkan
harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai riil perusahaan. Harga
pasar saham. sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (1) laba per lermbar
saham, (2) tingkat bunga bebas risiko, dan (3) tingkat ketidakpastian operasi
perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif ada
kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi semakin
besar.
2.2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:5) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan utama yang hanya dilakukan oleh suatu perusahaan: keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus
berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari ketiganya akan
memaksimumkan nilai perusahaan.
Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga
kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah.
2.2.2 Lever age
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
(Baridwan, 2004).
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).
Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin
tinggi meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi
pula, (b) bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan
operasi menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga
kekayaan pemilik berk-urang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut
dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan.
Untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan.
pemegang saham
lebih
menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena
dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan
berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen
perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besamya dengan pihak lain (Masdupi, 2005).
Menurut Kartadinata (1999:57), rasio hutang atau disebut juga
dengan debt ratio mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai
dengan hutang. Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan
operasional perusahaan lebih banyak diperoleh dari hutang.
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Menurut
Hanafi
(2004:
327)
leverage
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang
menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan
operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan
demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan,
karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur
tingkat sejah mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
hutang (Weston dan Copeland, 1995: 238) dalam Dewi (2007). Dengan
mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (a) Posisi perusahaan
terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, (b) Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan (c)
Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.
a. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar
perusahaan
menggunakan
beban
tetap
operasional.
Beban
tetap
operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan
pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan
yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif
terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang
tinggi atau dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki degree of
operating leverage (DOL) yang tinggi pula. DOL merupakan salah satu
komponen yang dapat menunjukkan resiko bisnis perusahaan. DOL
perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain pada variabilitas laba
operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber variabilitas. DOL yang
tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat memelihara penjualan
dan struktur biaya yang konstan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
b. Leverage keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban
tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar
pendapatan per lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage
keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan
beban tetap. Beban tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya
hutang obligasi harus mengeluarkaan beban tetap berupa bunga,
sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham preferen harus
mengeluarkan beban teteap berupa dividen.
Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai
besarnya beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh
perusahaan (Hanafi, 2004). Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan struktur
modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga)
yang tinggi berarti perusahaan tersebut menggunakan utang yang tinggi,
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai leverage keuangan yang
tinggi yang berarti degree of financial leverage (DFL) yang tinggi pula.
Degree of financial leverage (DFL) mempunyai implikasi terhadap earning
per share. Perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT
(earning before interest and taxes) akan menyebabkan perubahan EPS
yang tinggi. Jadi, jika EBIT meningkat, maka EPS juga akan meningkat
secara signifikan, dan sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
secara signifikan. DFL dapat diartikan sebagai efek perubahan EBIT
terhadap pendapatan (profit).
2.2.3. Dividen
Dividen juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan
dividen payout ratio (DPR) yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai
perusahaan. Pembayaran dividen sering diikuti dengan kenaikan harga
saham. Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan
memiliki
prospek
yang
baik.
Sebaliknya
penurunan
pembayaran dividen akan dilihat sebagai prospek perusahaan yang buruk.
Untuk mengurangi biaya keagenan diperlukan pembayaran dividen. Akan
tetapi pembayaran dividen akan berpengaruh terhadap kebijakan
pendanaan perusahaan, karena pembayaran dividen akan mengurangi arus
kas perusahaan sehingga dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya
perusahaan akan dipaksa untuk mencari alternatif sumber pendanaan yang
relevan.
2.2.3.1. Penger tian Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan
kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua
keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang
saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Yang termasuk dalam pengertian Dividen adalah:
1.
Pembagian laba secara langsung atau tidak langsung, dengan nama
dan dalam bentuk apapun.
2.
Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal
disetor.
3.
Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran, termasuk
yang berasal dari kapitalisasi agio saham.
4.
Pembagian Laba dalam bentuk saham.
5.
Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran.
6.
Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau
diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham
oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.2.3.2. J enis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau
saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah
masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat
2. Kepada siapa dividen akan diterimakan
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:
1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar
2. Jumlah kas yang cukup
3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.
Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury
sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat
pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan
berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham
tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan
mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal
saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar
sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar.
Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham.
Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal dan untuk itu tidak
perlu dicatat dalam pembukuan.
2.2.3.3. J enis-jenis Dividen
1. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat
pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba
perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983: 312).
Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan
tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui
pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang dipilih
perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan
pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia
(Arief Suaidi, 1994: 230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan
sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas
yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang
tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut
kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada
waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba,
dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang
cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi, 1994: 231).
2. Pr operty Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal)
saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan
atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada perusahaan lain.
Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu lebih sulit dibanding
pembagian dividen uang. Perusahaan melakukannya karena uang tunai
perusahaan tertanam dalam investasi saham perusahaan lain atau persediaan
dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila jumlahnya cukup banyak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun, sehingga
merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi, 1994 :
233).
3. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai
pembayaran bagian laba
(Cash
Dividen),
sedangkan sebagian
lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan)
oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar,
1983: 314).
4. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M.
Munandar, 1983: 314). Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen
tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham
mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock
Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun
yang jenisnya berbeda.
2.2.4. Investment Oppor tunity Set (IOS)
Menurut Myers (1977) Kesempatan investasi atau Investment
Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk
kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan pertumbuhan
atau growth option pada masa yang akan datang (Lestari, 2004).
Sedangkan menurut Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Lestari, 2004 ,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang menguti