Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

(1)

i

PENGARUH

LEVERAGE

,

RETURN ON ASSET (ROA)

,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)

, DAN

DIVIDEND

PAYOUT RATIO

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 2009-2013)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Kartika Berliana

1110082000045

JURUSAN AKUNTANSI

FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

PENGARUH

LEVERAGE

,

RETURN ON ASSET (ROA)

,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)

, DAN

DIVIDEN

PAYOUT RATIO

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 2009-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh

KartikaBerliana NIM.1110082000045

DibawahBimbingan; Pembimbing I

Dr. Rini, SE,Ak. M,Si. NIP.19760315 20051 2 002

Pembimbing II

FitriDamayanti, SE,M.Si NIP.19810731 200604 2 003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari Jumat, 14 November 2014 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Kartika Berliana 2. Nim : 1110082000045 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat padaTahun 2009-2013)”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa maha siswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonom idan BisnisUniversitas Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hariini 25 Juni 2015telahdilaksanakanujianskripsiatasmahasiswa:

1. Nama : Kartika Berliana 2. Nim : 1110082000045 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi ,maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJ akarta.


(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Kartika Berliana Nim : 1110082000045 Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwadalam penulisan ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan atau mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan karya ini

Apabila terbukti skrips ini plagiat atau replika maka skripsi ini dianggap gugur dan saya harus melakukan penelitian untuk menyusun skripsi baru serta kelulusan dan gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 8 Juli 2015 (KartikaBerliana) Nim.1110082000045


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IdentitasPribadi

Nama : KartikaBerliana JenisKelamin : Perempuan

TempatTanggalLahir : Jakarta 1 Juni 1992 Agama : Islam

Alamat : Jl. Lebak Para II no.30 Cijantung Jakarta Timur No.Ponsel :087776033359

Email : Kartikaberliana@rocketmail.com

II. Pendidikan Formal

1997-1998 TK KuntumWijayaKusuma 1998-2004 SD RA Fadillah

2004-2007 SMP Negeri 103 Jakarta 2007-2010 SMA Negeri 39 Jakarta

III. PENDIDIKAN NONFORMAL

2002 Kursus computer dan les bimbinganbelajar di nurulfikri

2004 Kursus bahasainggris BBC dan les menari

2005 Kursus bimbingan belajar di Quantum dan les menari 2006 Kursus bahasa inggris dan bimbingan belajar nurul

fikri

2008 Kursus bahasa inggris English first

IV. PENGALAMAN BEKERJA

2013 YayasanPuteri Indonesia olehMustikaRatu 2013-2014 SMESCO Indonesia


(7)

vii

2014 Tagana Indonesia olehIkatanGenerasiGerindra Indonesia

2014-2015 Badan Narkotika Nasional

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Berlian SemiartsaTjakradidjaja Ibu : LinaLatief


(8)

viii

THE EFFECT OF LEVERAGE, RETURN ON ASSET, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND DIVIDEND PAYOUT RATIO ON FIRM VALUE

ABSTRACT

The research aims is to chain empirical evidence about the effect of leverage, return on asset , investment opportunity set, and dividend payout ratio on the firm value.The samples of this research from manufacturing firms that are listed in Indonesia Stock Exchange(IDX), Indonesia Capital Market Directory, and Fact Book period 2010-2013. The number of companies in this research were12 companies with 5 years observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 60 companies, the data analysis method uses multiple regressions.

Simultaneous testing concluded that all the independent variables effect the dependent variable. Simultaneous test results showed that the variable that effects the value of the Company are Leverage, Investment Opportunity Set, and Dividend Payout Ratio while Return on Asset was not effect the value of the variable firms.

Key words: Firm Value, Leverage, Return on Asset, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio


(9)

ix

PENGARUH LEVERAGE, RETURN ON ASSET, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA NILAI

PERUSAHAAN

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur pengaruh

leverage, return on asset, investment opportunity set, dan dividend payout ratio

pada nilai perusahaan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2009-2013. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun.Dengan metode purposive sampling, total sample yang dperoleha dalah 60 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa hanya variabel Leverage, Investment Opportunity Set dan Deviden Payout Ratio yang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan variabel Return On Asset tidakberpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.

Kata kunci: Nilai Perusahaan, Leverage,Return on Asset, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skrips iini.Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat, memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan sertadukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang telah membantu baik moril maupun materi kepada:

1. Keluargaku tercinta, Ayah ku Berlian Semiartsa Tjakradidjaja dan ibu ku LinaLatief, Kakak ku Kirana Berlianti yang aku sayangi. Terimakasih atas dukungan doa dan motivasi dalam waktu dan bentuk cinta kasih yang tidak terbatas.

2. Bapak Dr.M.Arief Mufraini,Lc., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr.Amilin, Msi,Ak,CA,QIA,BKP selaku wakil dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Hepi PrayudiawanSE,MM,Ak selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 5. Ibu Dr. Rini,SE,Ak,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Ibu Fitri Damayanti selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, memberikan semangat dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.


(11)

xi

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh masa studi.

8. Sahabat- sahabatku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama teman teman dari jurusanAkuntansi, Terimakasih atas segalabantuan, support dan keceriaan yang selalu kalian berikan.

9. Keluarga Besar Akuntansi 2010. Terima kasih atas dukungan,doa,kehangatan dan keceriaan kelas yang kalian berikan.

10. Terimakasih kepadasemua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan kritik, yang membangun dari berbagai pihak.

WassalammualaikumWr. Wb

Jakarta, 8 Juli 2015


(12)

xii DAFTAR ISI

COVER………..i

COVER DALAM……….. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK……… viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI ………. xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... ... 9

D. Manfaat Penelitian ... .. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Literatur... 11

1. Nilai Perusahaan ... 11

2. Leverage ... ... 16


(13)

xiii

4. Investment Opportunity Set...... 22

5. Dividend Payout Ratio ... ... 25

B. Penelitian Sebelumnya ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Hipotesis……… ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45

B. Metode Penentuan Sampel ... 46

C. Metode Pengumpulan Data ... 47

D. Metode Analisis Data ... 48

1. Statistik Deskriptif ... 48

2. Uji Dasar Asumsi Klasik ... 49

3. Uji Hipotesis ... 50

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 60

B. Analisis Hasil dan Pembahasan ... 61

1. Analisis Deskriptif ... 61

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62


(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya menurut Harjito dan Martono (2005) dalam Eno Fuji (2013). Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividend. Ada saatnya dividend tersebut tidak dibagikan oleh

perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividend tersebut dapat


(16)

2

harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividend erat hubungannya dengan

kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividend yang besar akan meningkatkan nilai

perusahaan menurut Harjito dan Martono (2005) dalam Patriska (2013).

Kebijakan dan pembayaran dividend pada perusahaan yang go

public mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor

maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk

dividend maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga

mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya.

Tentunya hal ini menjadi unik, karena di satu sisi kebijakan

dividend adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang

saham terhadap dividend dan di sisi lain bagaimana kebijakan dividend ini

bisa dilakukan tanpa harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Pada umumnya para investor yang tidak bersedia mengambil risiko (risk


(17)

3

aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat risiko

suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut. Selanjutnya

dividend yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih

tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividend dari pada capital gain. Dalam pelaksanaannya

kebijakan dividend suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang

berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Di samping itu juga kepentingan bondholder yang dapat

mempengaruhi besarnya dividend kas yang dibayarkan. Dividend yang

dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividend atau

keputusan dividend pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan

yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan


(18)

4

yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat menutur Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010).

Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, perusahaan akan dianggap menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon investor bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah

ROA (Return on Asset). Return on asset adalah salah satu bentuk dari rasio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan

perbandingan antara net income terhadap total asset. Alasan penggunaan

ROA dalam penelitian ini adalah karena ROA memiliki banyak

keunggulan, salah satunya adalah ROA dapat mengukur efisiensi

penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan menurut Hanafi dan Abdul Halim (2004) dalam Mardiasari (2012). Maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang terefleksi dari keputusan keuangan dan


(19)

5

termanifestasi melalui keputusan pembiayaan/pendanaan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dianggap penting, karena berhubungan dengan keberlangsungan hidup maupun kesempatan berkembang bagi perusahaan. Keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan utang (leverage) dalam membiayai investasi diharapkan

dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dapat memberikan kemakmuran pemegang sahamnya, karena penggunaan utang memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika bisnis berjalan sangat baik. Oleh sebab itu, pilihan perusahaan untuk menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Myers (1977) dalam Eno fuji (2014) memperkenalkan set peluang investasi (Investment Opportunity Set) dalam kaitannya

untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya Investment Opportunity

Set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan

sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan suatu

kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan


(20)

6

Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Manajemen keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh perusahaan baik dari bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain untuk ditanamkan pada aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi merupakan suatu tindakan mengeluarkan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu-waktu yang akan datang, selama proyek itu berjalan.

Maksimisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan stake holder. Keseimbangan pencapaian tujuan stake

holder perusahaan, dapat menjadikan perusahaan berpeluang

mendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan akan dinilai baik oleh investor.

Investment Opportunity Set (Set Kesempatan Investasi)

menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan. Nilai opsi pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure

manajer. Manajemen investment opportunities membutuhkan pembuatan

keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti dan konsekuensinya tindakan manajerial menjadi lebih unobservable. Tindakan manajer yang

unobservable dapat menyebabkan prinsipal tidak dapat mengetahui

apakah manajer telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan prinsipal atau tidak.


(21)

7

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang tercermin melalui Leverage, Return On Asset (ROA), investment

opportunity set (IOS), dan Dividend Payout Ratio terhadap nilai

perusahaan pada publik di Bursa Efek Indonesia. maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Leverage, ROA, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio

terhadap Nilai Perusahaan” dengan menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode pelaporan keuangan 2009 hingga 2013.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eka Zahra dan Kusuma (2012) serta Nilla Mardiasari (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu Eka Zahra dan Kusuma (2013) adalah hanya memakai leverage sebagai variabel independen

yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan, dan Nilla Mardiasari (2012) menggunakan variabel Dividend Payout Ratio sebagai

variabel dependennya Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti mengganti dengan variabel independen yaitu return on asset dan

investment opportunity set sebagai variabel independenya dan Nilai


(22)

8

2. Studi Kasus yang digunakan pada penilitian ini adalah perusahaan manufatur yang terdaftar di BEI sedangkan penilitian sebelumnya Eka Zahra dan Kusuma (2012) menggunakan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dan Nilla Mardiasari (2012) menggunakan perusahaan yang masuk dalam daftar efek syariah. 3. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada

periode tahun 2009 hingga 2013 sedangkan pada penelitian sebelumnya, Nilla Mardiasari (2012) menggunakan data pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Nilai

Perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap

Nilai Perusahaan?

4. Bagaimana pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai

perusahaan?

5. Bagaimana pengaruh, Leverage, Return On Asset, Investment

Opportunity Set, Dividend Payout Ratio terhadap Nilai


(23)

9 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan.

2. Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan.

3. Pengaruh Investment Oppurtunity Set terhadap Nilai Perusahaan.

4. Pengaruh DividendPayout Ratio terhadap Nilai Perusahaan.

5. Pengaruh Leverage, ROA, IOS, DPR terhadap Nilai Perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1) Bagi Mahasiswa jurusan akuntansi

Penelitian ini diharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu akuntansi manajemen dan dapat digunakan sebagai bahan referensi, rujukan maupun perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan topik yang sama atau berkaitan dengan pembahasan topik ini.


(24)

10 2) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai nilai perusahaan agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang.serta menjadi kesempattan baik untuk mengaplikasikan teori-teori selama perkuliahan ke dalam masalah-masalah praktis khususnya mengenai profitabilitas dan struktur pendanaan terhadap nilai perusahaan.

3) Bagi Masyarakat

Penelitian in diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi tentang pengukuran nilai perusahaan di sebuah perusahaan serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi.

4) Bagi Investor

Penelitian ini berharap dapat digunskan sebagai bahan referensi untuk pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dan tepat dalam melakukan investasi dam menjadi bahan masukan atau informasi dalam pengambilan keputusan keuangan.


(25)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Nilai Perusahaan

Menutrut Hackel dan Livnat (1996) dalam Yangs (2011), alat ukur yang ideal untuk menilai kinerja perusahaan (nilai perusahaan) yang setidaknya bebas dari pengaruh entitas adalah cash flow. Mereka mengatakan suatu asumsi bahwa analisa cashflow ini merupakan alat pengukur yang sangat penting bagi para investor maupun auditor. Hal ini dapat saja terjadi karena pengakuan jumlah keuntungan suatu entitias dalam periodeyang sama bias berbeda, meskipun angka maupun data yang diberikan sama. Halini dikarenakan adanya perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan, estimasi akuntansinya dan faktor lainnya. Spesifikasinya terhadap pengakuan pendapatan dan biaya ysng dikeluarkan pada masing masing entitas diterapkan sesuai dengan kebijakan entitas tersebut.

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.


(26)

12

b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham dipasar.

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah


(27)

13

firm) dalam Salvatore (2005) dalam Apriliana N (2012).

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan menuurut Euis dan Taswan (2002) dalam Apriliana (2012). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Menurut I Made Sudana (2011) dalam Rosa (2013), tujuan normatif suatu perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi pemegang saham, yang dalam jangka pendek bagi perusahaan go public tercermin pada harga pasar saham perusahaan

yang bersangkutan di pasar modal. Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan karena :

a. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang atau berorientasi jangka panjang.

b. Mempertimbangkan faktor resiko.

c. Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas dari pada sekedar laba menurut pengertian akuntansi.

d. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial.


(28)

14

Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang. Secara matematik nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai

berikut : Nilai Perusahaan =

E(R)t = Pendapatan atau arus kas yang diharapkan pada periode t r = Tingkat diskonto, yang merupakan besarnya tingkat

keuntungan minimum yang diisayaratkan dan dipengaruhi dan dipengaruhi oleh besar kecilnya risiko.

N = Jumlah periode.

Indikator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah:

a. PER (Price Earning Ratio)

PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : 1. Tingkat pertumbuhan laba

2. Dividend Payout Ratio

3. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal b. PBV (Price Book Value)


(29)

15

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

Ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) dalam analisis investasi: pertama, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara paling sederhana untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik akuntansi yang relatif standar diantara perusahaan-perusahaan menyebabkan PBV dapat dapat dibandingkan antar berbagai perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai perusahaan under atau overvaluation.

Menurut Brigham (2010) dalam Rosa (2013) rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Perusahaan dipandang baik oleh investor artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan.:

PBV : Harga Pasar Per Saham Nilai Buku Per Saham

Menurut Keown, (2004), terdapat variabel variabel kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suatu perusahaan, antara lain:


(30)

16

Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban yang ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena perhitungan nilai buku berdasarkan pada data historis dari aktiva perusahaan.

b.Nilai pasar perusahaan

Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Namun ada beberapa kekurangan sehubungan dengan penggunaan rasio PBV yakni: nilai buku sangat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila penggunaan standar akuntansi yang berbeda diantara perusahaan-perusahaan maka ini akan mengakibatkan rasio PBV tidak dapat diperbandingkan. Nilai buku mungkin tidak banyak artinya bagi perusahaan berbasis teknologi dan jasa karena perusahaan-perusahaan tesebut tidak memiliki asset nyata yang signifikan. Niali buku dari akuitas akan menjadi negatif bila perusahan selalu mengalami earning yang negatif sehingga akan mengakibatkan nilai rasio PBV juga negatif menurut Murhadi (2009) dalam Patriska (2013)

2.Leverage

Menurut Kasmir (2011) dalam Eno Fuji (2014) salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah leverage, Solvabilitas


(31)

17

dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri menurut Weston dan Copeland (1992) dalam Yangs (2011). Leverage dapat

dipahami sebagai penaksir dari resiko yang merekat dalam suatu perusahaan. Artinya, leverage makin besar menunjukan makin besar

pula risiko investasi dari perusahaan tersebut.

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan tidak

solvable artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan

total asetnya (Horne 1997). Leverage merupakan rasio yang

menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan. Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun risiko leverage

nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.

Menurut Martono dan Harjito (2005) dalam Patriska (2013), dikenal dua macam leverage dalam suatu perusahaan, yaitu

leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan

(financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan

tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya. Dengan demikian


(32)

18

penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.

1. Leverage Operasi (Operating leverage)

Dalam Yahya, (2011), memberikan pengertian tentang leverage

operasi sebagai berikut:

“operating leverage refers to phenomenon where by a small change in sales triggers a relatively large change in operating income

earning before interest and tax”.

Dapat disimpulkan leverage operasi sebagai penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue atau

penerimaan yang dihasilkan oleh pengguna aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel atau dengan kata lain yaitu suatu cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu perusahaan. Biaya tetap tersebut misalnya, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang muncul dari penggunaan fasilitas manajemen. Biaya operasi tetap, dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pada seluruh biaya operasi yang tetap dan variabel.

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang


(33)

19

saham atau memperbesar pendapatan per lembar saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share

= EPS). Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes = EBIT). Namun disisi lain

perusahaan harus mempertimbangakan adanya peningkatan resiko dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman.

Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio

leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order

teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan

apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan, maka

perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bisa mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan

turunnya nilai perusahaan menurut Weston dan Copeland (1992) dalam Yangs (2011). Debt Equity Ratio merupakan rasio leverage.

Debt Equity Ratio digunakan untuk menentukan berapa besar

perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Debt


(34)

20

DER = __Total Hutang___ (Sofyan, 2004) Total Modal Sendiri

3. Return On Asset (ROA)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indicator dari keberhasilan operasi dan usaha perusahan. Horne dan John (1997) mengatakan bahwa, rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu, rasio yang menunjukan dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih) dan profitabilitas dalam kaitanya dengan investasi yaitu return on asset dan

return on equity.

Return On Asset (ROA) menurut Abdul Halim (2004) dalam

Agustin dan Edward (2012) adalah :

“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut”

ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba.


(35)

21

Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan

perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut:

1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk

operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.

3. Adanya inefisiensi baik dalam produksi,r pembelian maupun pemasaran.

4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan laba. Menurut M Hanafi dan Abdul Halim (2004) dalam Agustin dan Edward (2012) umus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut:

ROA = Net Income (Laba Bersih)


(36)

22 4. Investment Opportunity Set

Investment Opportunity Set merupakan nilai dari suatu

perusahaan sebagai sebuah kombinasi asset in place dengan

investment option pada masa depan. IOS memberi petunjuk yang

lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set ( IOS), yang didifinisikan

sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan

pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif.

Menurut Kallapur dan Tombley (1999) dalam Andreas (2013) terdapat tiga jenis alternatif proksi Investment Opportunity Set

(IOS)yang digunakan dalam bidang keuangan yaitu : 1. Proksi IOS berbasis pada harga

Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam nilai pasar saham. Ide dari proksi ini berdasar pada prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial yang dinyatakan dengan harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva – aktiva yang dimiliki ( assets in place ) dibandingkan degan perusahaan yang tidak

bertumbuh. Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis dengan harga adalah : Market value of equity plus book value of debt, Ratio of book


(37)

23

of book value property, plant, and equipment to 20 firm value, Ratio of

replacement firm value, Ratio of replacement value of asset to market

value, Ratio of depreciation expense to value, dan Earning Price

ratio.

2. Proksi IOS berbasis pada Investasi

Proksi IOS berbasis ini menunjukan tingkat aktivitas investasi tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Perusahaan dengan IOS tinggi memilki tingkat investasi yang tinggi pula. Proksi IOS ini dapat dihubungkan dengan Ratio R&D expense to firm value,

Ratio of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales,

Ratio of capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to

asset book value.

3. Proksi IOS berbasis pada varian

Mendasarkan pada ide proksi ini mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari pengingkatan aktiva.

IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyataan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam


(38)

24

harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki.

Menurut Myers (1997) dalam Helmi (2013), menyebutkan bahwa investment opportunity dapat diukur melalui rasio nilai buku

ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini

karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi

return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat

memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan.

Secara matematis variabel investment opportunity

diformulasikan sebagai berikut :

MBVA = Asset – Total Ekuitas + (JUB x Closing Price) Total Assets

Penggunaan rasio ini atas dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terrefleksi dari harga saham, Rasio nilai pasar terhadap nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang berfungsi secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai buku aktiva fisiknya.


(39)

25 5. Dividend Payout Ratio

Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio)

merupakan penentu jumlah laba yang akan dapat ditahan dalam sebuah perusahaan sebagai sumber pendanaannya dan juga sebagai penentu berapa laba dividen yang akan dibagi kepada para investor. Van Horned and Wachowicz (2010) mengatakan bahwa aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan.

Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus yang diterima investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. Secara sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut:

DPR = Dividend Per Share

Earning Per Share

Menurut Setyawan (1995) dalam Amalia Nur (2008) menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan perbandingan

antara Dividend per share dengan earning per share, jadi secara

perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share

terhadap pertumbuhan earning share. Dividen merupakan salah satu


(40)

26

besarnya dividen tidak sesuai dengan yang diharapkan maka ia akan cenderung tidak membeli suatu saham atau menjual saham tersebut apabila telah memilikinya.

Menurut Brigham (1999) dalam Amalia Nur (2008) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

1. Devidend irrelevance theory

Suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR) tetapi

ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird in the hand Theory.

Menurut Brigham tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital

gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat ini diberi

nama bird in the hand fallacy. Brigham beranggapan investor

memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Namun, teori lain berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko


(41)

27

yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh DPR tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru.

3. Tax preference theory

Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor

lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

Menurut Setyawan (1995) dalam Sri Hermuningsih (2007) mengelompokkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividend menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan

dividend yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya: likuiditas

perusahaan, tingkat laba, kemampuan untuk meminjam, dan sebagainya. Dari pengaruh intern ini perusahaan dapat mempengaruhi

dan mengendalikan secara aktif sehingga akibatnya dapat dirasakan secara langsung. Faktor ekstern yang merupakan pengaruh yang

berasal dari luar perusahaan, misalnya: pajak atas dividend, pajak atas

capital gain, akses ke pasar modal, perundangan dan sebagainya. Dari

pengaruh faktor ekstern ini perusahaan harus berusaha untuk

menyesuaikan karena sulit untuk mengendalikannya.

Menurut Brigham (1999) dalam Yangs (2011) dua teori lain yang dapat membantu untuk memahami kebijakan dividen adalah :


(42)

28

1. Information content or signaling hypothesis

Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah penurunan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin preferensi terhadap dividen.

2. Clientele Effect

Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu DPR yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini ebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

Teori lainnya mengatakan bahwa dividen adalah pembayaran bagian laba perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk dividen adalah sebagai berikut: (1) Cash dividend adalah dividen yang


(43)

29

(cash). (2) Script dividend adalah suatu surat tanda kesediaan

membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sebagai dividen. (3) Property dividend adalah

dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk barang- barang (tak berupa uang tunai) ataupun modal saham perusahaan. (4) Liquidating dividend adalah dividen yang dibayarkan

kepada pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (cash dividen) (5)

Stock dividend adalah dividen yang diberikan kepada pemegang

saham dalam bentuk saham - saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.

Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Menurut Bodie (1999) dalam Yangs (2008) secara umum kebijakan dividen ditempuh perusahaan adalah salah satu dari kebijakan ini,yaitu :

1.Constant dividen payout ratio terdapat beberapa cara

mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau rasio tertentu, yaitu : (a) membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan tahunan, (b) mennentukan dividen yang akan diberikan dalam setahum sama dengan jumlah dalam persentase yang tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan (c) menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.


(44)

30

menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukan perusahan yang sselalu mempertahankan laba tinggi. Prosedur Pembayaran Dividen

Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu dividen tersebut baik baik dividen tunai maupun dividen saham. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan didalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut menurut Ang (1997) dalam Yangs (2011) :

1.Tanggal Pengumuman (Declaration Date)

Merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.

2.Tanggal Cum Dividend (Cum Dividend Date)

Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

3.Tanggal Ex Dividend (Ex Dividend Date)

Merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.

4. Tanggal Pencatatan dalam daftar pemegang saham (Date of


(45)

31

Merupakan tanggal dimana investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham.

5.Tanggal Pembayaran (Payment Date)

Merupakan tanggal dimana para pemegang saham sudah dapat mengambil dividen yang diumumkan oleh emiten.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai nilai perusahaan telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti Fuji (2014) mengemukakan

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,

penelitian yang dilakukan Helmi (2013) itu pun menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, Pratiska (2013) mengemukakan variabel Investment

Opportunity Set berpengaruh secara positif terhadap variabel nilai

perusahaan.

Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk menganalisis Pengaruh ROA, leverage, IOS, dan DPR terhadap nilai perusahaan


(46)

32 Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti & Judul

(Tahun)

Metodologi & Jenis Populasi

Variable Hasil

Leverage (X1) ROA (X2) IOS (X3) DPR (X4) NP

(Y) Lainnya 1. Fany Rosa (2013)

Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Pertambangan di BEI

Analisis Regresi berganda dan Moderasi Perusahaan Pertambangan

√ √ Struktur

Kepemilik an dan Profitabilit as

Hasil uji signifikan parsial (uji t) menunjukan bahwa terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan sedangkan tidak terdapat pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan keputusan investasi sebagai variabel moderasi, tidak terdapat pengaruh

struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan investasi sebagai variabel moderasi. Tidak terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan keputusan pendanaan sebagai variabel moderasi, dan


(47)

33

tidak terdapat pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan pendanaan sebagai variabel moderasi. Tidak terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi, dan tidak terdapat pengaruh

struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.Secara simultan terdapat pengaruh profitabilitasdan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan terhadap nilai perusahaan, dan terdapat pengaruh profitabilitas dan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen

2. Eno Fuji Astriani(2014)

Analisis Regresi Berganda

√ √ √ Kepemilik

an

Manajerial

Kepemilikan manajerial,

leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan tidak berpengaruh


(48)

34 Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial, Leverage, Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur , Profitabilit as, Ukuran Perusahaa n

signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Investment

opportunity set berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan

3. Patriska(2013) Pengaruh IOS,

Leverage, dan

Dividend Yield

terhadap

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor

Manufaktur di BEI

Analisis Jalur (Path

Analisis) Manufaktur

√ √ √ Dividend

yeld dan Profitabilit as

Hanya variabel IOS

dan profitabilitas yang secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan variabel

leverage dan dividend yield tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

4. Andreas Asman Agung (2013) Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan Analisis regresi berganda Perusahaan Publik yang listing √ Return Saham & Esop MKTBKASS berpengaruh positif signifikan terhadap ESOP, tetapi EPS dan

MKTBKEQ berpengaruh negatif terhadap ESOP.


(49)

35 Employee Stock

Option

Plans (Esop) sebagai Variabel

Intervening pada Perusahaan Publik Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 5. Helmi Fahrizal(2013)

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (Ios) terhadap Nilai Perusahaan di BEI

Analisis regresi berganda Manufaktur (Consumer Goods)

√ √ √ ROE Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan investment opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan return om equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(50)

36 6 S.Franklin John an

K.Muthusamy (2013) Leverage,Growth and Profitability as Determinant of Dividend Payout Ratio Evidencefrom Indian Paper Industry. Linier Analysis

√ √ √ Growth Growth in sales, Earning per

Share, Price Earning

Ratio,Market book Value,Cash Flow,Leverage,Liquidity, an Return on Assets are used as independent variables while devidend payout ratio is a dependend variables. The Result imply that the indian paper industry employs more leverage for narrating dividend payout ratio.

7. Sourav Paul

Chouwdhury and Md. Reiazzul Haque (2014)

Relationship between Dividend Payout Ratio and Economic Value Added’ A case of Square Pharmaceutical Limited Banghladesh. Simple Regression Equation

√ √ Using simple regression equation method, the study comes to the conclusion that there is an inverse relationship between dividen payout ratio and EVA and recommend SPL to continue the Existing dividend policy of retaining a bulky portion of earning rather than high payout ratio.


(51)

37 8 Siti Aisjah (2013)

Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011

Analisis Regresi Berganda

√ √ √ √ Kepemilik

an

Manajerial

Secara simultan profitabilias. Kepemilikan majerial, kebijakan deviden, dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara pardial profitabilitas dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial serta leverage berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.

9 Alfredo Mahendra (2012)

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Analisis berganda dan moderated regression analysis

√ √ √ √ Likuiditas Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan deviden tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai

perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


(52)

39 C. Hipotesis

1. Keterkaitan antara Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana

yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan. Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun risiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir

dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.

Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin

tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya.

Penelitian Eno Fuji (2014) mengemukakan leverage tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

H1 : Variabel leverage berpengaruh secara negatif terhadap nilai

perusahaan.

2. Keterkaitan antara ROA terhadap Nilai Perusahaan

Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas


(53)

40

investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan Helmi (2013) itu pun menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H2 : Variabel ROA berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan

3. Keterkaitan antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan

Investment Opportunity Set merupakan nilai dari suatu perusahaan

sebagai sebuah kombinasi asset in place dengan investment option pada

masa depan. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment

opportunity set ( IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva

yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang

dengan net present value positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) mengemukakan variabel Investment Opportunity Set berpengaruh secara positif terhadap

variabel nilai per usahaan.

H3 : Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Keterkaitan antara Dividend Payout Ratio dengan Nilai


(54)

41

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividend. Ada saatnya dividend tersebut tidak dibagikan oleh

perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividend tersebut dapat

mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividend erat hubungannya dengan

kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividend yang besar akan meningkatkan nilai

perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).

H4 : Dividend berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan

5. Keterkaitan antara Leverage, Return On Asset, Investment

Opportunity Set, dan Dividen Payout Ratio terhadap Nilai

Perusahaan.

Dalam menghitung atau mengatahui nilai dari sebuah perusahaan , investor dapat melihat dari berbagai aspek baik dari sisi manajerial maupun dari sisi keuangan perusahaan tersebut. Ketiga pihak ketiga atau investor memutuskan untuk melakukan pendanaan atau investasi di perusahaan tersebut, maka si investor tentunya akan melakukan


(55)

42

penyelidikan atau pengamatan lebih mendalam menganai segala kegiatan dalam perusahaan tersebut. Untuk dalam menilai baik buruknya nilai dari sebuah perusahaan, biasanya pihak ketiga atau investor akan melakukan perhitungan melalui rasio rasio keuangan guna mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai return maupun resiko yang akan mereka dapat ketika menanamkan dananya diperusahaan tersebut. Rasio rasio yang biasanya digunakan oleh para pihak ketiga untuk menilai sebuah perusahaan adalah rasio profitabilitas, rasio utang lancar, dan sebagainya. Investor juga dapat melihat dari seberapa besar peluang baik untuk mendapatkan return yang besar dari dana yang mereka tanam saat ini di masa yang akan datang, dan dilain pihak investor ataupun pihak ketiga akan

memutuskan untuk berinvestasi ketika mengetahui dividen yang diterima dari perusahaan tersebut bernilai tinggi. Untuk itulah secara simultan penggunaan rasio profitabilitas, rasio utang lancar, perhitungan peluang investasi serta, perhitungan pembayaran deviden balik sangatlah berperngaruh dalam mengetahui nilai perusahaan.

H5 : Leverage, Return on Asset, Investment Opportunity

Set, dan Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Nilai


(56)

43 D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Judul

Pengaruh Leverage, ROA, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Variabel Independen

Nilai Perusahaan (Y)

Metode Analisis: Regresi Berganda Paired Sampel T Test Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI

Dividend Payout Ratio Leverage

Investment Opportunity Set


(57)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data tersebut dapat berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, laporan tahunan perusahaan, laporan hasil RUPS, dan lain-lain. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh

Leverage, ROA, Dividend Payout Ratio dan Investment Opportunity Set

terhadap Nilai Perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,

Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Fact Book dan diambil

langsung dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(58)

45 B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi.

Metode penelitian sampel yang digunakan adalah Purposive

Sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Sampel untuk penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 sampai 2013 dengan pertimbangan bahwa perusahaan keuangan/finansial dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain berinvestasi di pasar modal ataupun reksadana

Perusahaan yang tidak melakukan Initial Public Offering (IPO)

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive Sampling, yaitu salah satu teknik

pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan

kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya adalah:


(59)

46

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode penelitian

2. Perusahaan tidak berubah sektor industrinya selama periode penelitian

3. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian

4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama periode penelitian

5. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap.

6. Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.

7. Perusahaan yang mengalami profit selama periode penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah


(60)

47

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda..

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:

1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di PRPM BEI dan yang di publikasikan di situs BEI yang berupa file komputer dari internet

D. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode: 1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik


(61)

48

deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai

maksimum dan minimum. 2. Uji Dasar Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas data, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas. a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat dideteksi dengan melihat Normality Probability Plot (P-Plot). Jika data (titik) menyebar

di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011). b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada


(62)

49

atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF-nya (Variance Inflation Factor).

Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10

atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011). c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari problem autokorelasi (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (D-W) nya. Regresi bebas dari masalah

autokorelasi jika nilai D-W berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009) d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas (Ghozali, 2011). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi


(63)

50

Y adalah yang telah diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011).

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002). Variabel independen terdiri dari Leverage, ROA, Investment


(1)

81

18

Indocement

Tunggal

Perkasa

INTP 17.050 3.681.231.699 62.765.000.467.950 15.733.951.000.000 3,989 19

Indofarma

INAF 163 3.099.267.500 505.180.602.500 609.193.834.668 0,829

20

Indofood

Sukses

Makmur

INDF 4.600 8.780.426.500 40.389.961.900.000 31.610.225.000.000 1,278 21

Indospring

INDS 3.500 225.000.000 787.500.000.000 632.249.053.230 1,246 22

Japfa Comfeed

Indonesia

JPFA 3.825 2.071.732.660 7.924.377.424.500 3.785.347.000.000 2,093 23

Jaya Pari Steel

JPRS 485 750.000.000 363.750.000.000 337.819.203.969 1,077 24

Kabelindo

Murni

KBLM 114 1.120.000.000 127.680.000.000 244.364.131.761 0,522

25

Kalbe Farma

KLBF 3.400 10.156.014.422 34.530.449.034.800 6.515.935.058.426 5,299 26

Kedawung

Setia Industrial

KDSI 245 405.000.000 99.225.000.000 279.169.054.586 0,355 27

Kimia Farma

KAEF 340 5.554.000.000 1.888.360.000.000 1.252.505.683.826 1,508 28

Lautan Luas

LTLS 800 780.000.000 624.000.000.000 883.854.000.000 0,706 29

Lion Metal

Work

LION 366 52.016.000 19.037.856.000 302.060.465.373 0,063

30

Lionmesh

Prima

LMSH 98 9.600.000 940.800.000 57.202.680.156 0,016

31

Mandom

Indonesia

TCID 7.700 201.066.667 1.548.213.335.900 1.020.412.800.735 1,517 32

Merck

MERK 132.500 22.400.000 2.968.000.000.000 494.181.710.000 6,006 33

Multi Bintang

Indonesia

MLBI 359.000 21.070.000 7.564.130.000.000 530.268.000.000 14,265 34

Multi Indocitra

MICE 365 600.000.000 219.000.000.000 306.156.154.691 0,715 35

Pan Brother

Tex

PBRX 440 3.063.861.660 1.348.099.130.400 684.336.439.807 1,970 36

Pyridam


(2)

82

37

Ricky Putra

Globalindo

RICY 184 641.717.510 118.076.021.840 350.251.850.387 0,337

38

Selamat

Sempurna

SMSM 1.360 1.439.668.860 1.957.949.649.600 670.612.341.979 2,920 39

Semen Gresik

SMGR 11.450 5.931.520.000 67.915.904.000.000 14.615.096.979.000 4,647 40

Sierad Produce

SIPD 54 9.391.108.493 507.119.858.622 1.271.072.402.115 0,399

41

Sinar Mas

Agro

Resources &

Technology

SMAR 6.400 2.872.193.366 18.382.037.542.400 7.335.552.000.000 2,506

42

Suparma

SPMA 240 1.492.046.658 358.091.197.920 751.461.582.842 0,477

43

Tempo Scan

Pacific

TSPC 2.550 4.500.000.000 11.475.000.000.000 3.045.935.747.008 3,767 44

Tigaraksa

Satria

TGKA 1.100 918.492.750 1.010.342.025.000 523.538.964.824 1,930

45

Trias Sentosa

TRST 390 2.808.000.000 1.095.120.000.000 1.326.420.630.289 0,826 46

Ultra Jaya

ULTJ 1.080 2.888.382.000 3.119.452.560.000 1.402.446.699.852 2,224 47

Voksel

Electric

VOKS 820 831.120.519 681.518.825.580 496.645.502.491 1,372

48

Yanaprima

Hastapersada

YPAS 680 668.000.089 454.240.060.520 148.117.142.340 3,067 49

Astra Agro

Lestari

AALI 21.700 1.574.745.000 34.171.966.500.000

8.139.615.000.000

4,198

50

Akr Corpindo

AKRA 3.025

3.821.986.000

11.561.507.650.000

3.671.759.676.000

3,149

51

Alumindo

Light Metal

Industry

ALMI 910 308.000.000 280.280.000.000

588.058.903.778

0,477

52

Antam

ANTM 1.620 9.538.459.749 15.452.304.793.380

10.772.043.550.000

1,434

53

Arwana

Citramulia

ARNA

365

1.835.357.744

669.905.576.560

483.173.285.156

1,386

54

Sepatu Bata

BATA

55.000

13.000.000


(3)

83

55

Gozco

Plantations

GZCO

265

5.000.000.000

1.325.000.000.000

1.507.122.207.431

0,879

56

Langgeng

Makmur

Industri

LMPI

205

1.008.517.669

206.746.122.145

407.119.930.796

0,508

57

Multi Prima

Sejahtera

LPIN

2.200

21.250.000

46.750.000.000

118.255.764.789

0,395

58

Malindo

Feedmill

MAIN

980

1695000000

1.661.100.000.000

421.824.514.000

3,938

59

Mustika Ratu

MRAT

500

428.000.000

214.000.000.000

358.429.064.718

0,597

60

Mayora Indah

MYOR

14.250

766.584.000

10.923.822.000.000

2.424.669.292.434

4,505

61

Pelangi Indah

Canindo

PICO

193

568.375.000

109.696.375.000

187.914.292.813

0,584

62

Radiant Utama

Interinsco

RUIS

220

770.000.000

169.400.000.000

211.862.974.983

0,800

63

Sampoerna

Agro

SGRO

2.975

1.890.000.000

5.622.750.000.000

2.499.510.729.000

2,250

64

Sekawan

Intipratama

SIAP

98

600.000.000

58.800.000.000

102.403.447.749

0,574

65

Taisho

Pharmaceutical

Indonesia

SQBI

10.500

9.268.000

97.314.000.000

302.500.442.000

0,322

66

Siantar Top

STTP

690

1.310.000.000

903.900.000.000

490.065.156.836

1,844

67

Surya Toto

Indonesia

TOTO

50.000

49.536.000

2.476.800.000.000

760.541.257.156

3,257

68

Unilever

Indonesia

UNVR

18.800

7.630.000.000

143.444.000.000.000

3.680.937.000.000

38,969

69

Asiaplast

Industries

APLI

75

1.500.000.000


(4)

80

Lampiran 2, Hasil Regresi

a.

Statistik Deskriptif

b.

Uji Asumsi Klasik

1.

Uji Normalitas


(5)

81

2.

Uji Multikolonieritas

3.

Uji Autokorelasi

4.

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

B Tolerance VIF

1 (Constant) .533

ROA .711 .557 1.797

IOS .470 .847 1.180

DER -.044 .566 1.767

DPR .094 .862 1.160


(6)

82

c.

Hasil Uji Hipotesis

1.

Hasil Adj R

2

2.

Uji F


Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 41

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

1 16 143

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131