EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “DAERAH GARONG” KARYA M. SHOIM ANWAR OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIBOLGA TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011.

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “DAERAH GARONG” KARYA M. SHOIM ANWAR OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

SIBOLGA TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

DAHRIANSYAH SITUMEANG NIM 05310605

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2010


(2)

Dahriansyah Situmeang. NIM 05310605. Efektivitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuan

Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen ”Daerah Garong” Karya M. Shoim

Anwar oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih efektiif dan berpengaruh signifikan antara model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dengan model pembelajaran Belajar Tuntas terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen. Efektifitas model ini dapat dilihat dari perbedaan hasil pembelajaran/kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011 yang berjumlah 170 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara cluster random yaitu sebanyak 68 orang dari jumlah populasi.

Metode dalam penelitian ini bersifat eksperimen Post-Test Only Desain Group. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes essay. Tes essay ini berupa soal menganalisis unsur intrinsik cerpen. Tes ini diujikan sebanyak 2 (dua) kali yaitu Tes Awal dan Tes Akhir. Karena penelitian ini bersifat komparatif, maka harga skor 2 dibandingkan satu sama lain. Sebelum uji persyaratan analisis yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

Dari pengolahan data, diperoleh hasil kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dengan mean = 82,05, Standar Deviasi = 7,08, dan Standar Error = 1,23, Uji Normalitas Lhitung < Ltabel (0,14 < 0,15), sedangkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan Model Pembelajaran Belajar Tuntas memiliki mean = 74,55, Standar Deviasi = 6,45, dan Standar Error = 1,12. Standar Error perbedaan kedua mean Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dengan Model Pembelajaran Belajar Tuntas = 1,66. Uji Normalitas Lhitung <

tabel

L (0,12 < 0,15). Homogenitas semua sampel =1,20 < 1,74. Maka dapat dihitung nilai to, to = 4,51. tt 5% = 2 dan 1% = 2,65 karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel, yaitu 2 < 4,51 > 2,65 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011.


(3)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning

Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik

Cerpen ’Daerah Garong’ Karya M. Shoim Anwar oleh Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011”. Penulisannya bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Syawal Gultom, M. Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed)

2. Bapak Prof. Dr. Khariril Ansari, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan para pembantu dekan serta seluruh staf pegawai dan administrasi.

3. Bapak Drs. Sanggup Barus, M. Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Basyaruddin, M. Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan selama perkuliahan.

5. Ibu Dra. Rosmawaty, M. Pd. selaku ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.


(4)

6. Bapak M. Surip, S. Pd., M. Si. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

7. Ibu Dra. Mursini, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

8. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan perkuliahan selama peneliti dalam menuntut ilmu

9. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan memberi kesehatan dan berkat yang berlimpah kepada semua pihak tersebut di atas, atas jasanya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2010 Penulis

Dahriansyah Situmeang NIM 05310605


(5)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Teoretis ... 8

1. Pengertian Efektivitas ... 8

2. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

a. Hakikat Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD (Student Temas Achievement Divisions) ... 9

b. Hakikat Model Pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning) ... 16


(6)

3. Pengertian Kemampuan ... 26

4. Pengertian Menganalisis ... 26

5. Hakikat Cerpen ... 27

B. Kerangka Konseptual ... 37

C. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 42

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 43

E. Desain Eksperimen... 44

F. Instrumen Penelitian ... 48

G. Prosedur Perlakuan ... 50

H. Organisasi Pengolahan Data ... 52

I. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Penyajian Data ... 57

B. Uji Kategori Kemampuan menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen 59 a) Uji Kategori Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelompok Eksperimen ... 59

b) Uji Kategori Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelompok Kontrol ... 60

C. Uji Persyaratan Analisis ... 61

a) Uji Normalitas ... 61


(7)

2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol... 62

b) Uji Homogenitas ... 62

c) Uji Hipotesis ... 63

D. Temuan Penelitian ... 64

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

Tabel 2 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14

Tabel 3 Perhitungan Skor Perkembangan ... 14

Tabel 4 Tingkat Penghargaan Kelompok ... 15

Tabel 5 Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas dalam Proses Pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning) ... 22

Tabel 6 Rincian Populasi Penelitian ... 40

Tabel 7 Desain Eksperimen Post-Test Only Desain Group ... 44

Tabel 8 Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) ... 45

Tabel 9 Langkah-Langkah Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan Pembelajaran Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) ... 46

Tabel 10 Aspek Penilaian Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen ... 48

Tabel 11 Kategori Skor dan Penilaian ... 50

Tabel 12 Prosedur Perlakuan dengan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD ... 50

Tabel 13 Prosedur Perlakuan dengan Model Pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning) ... 51

Tabel 14 Tabulasi Skor Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 15 Kategori Kemampuan menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelompok Eksperimen ... 59

Tabel 16 Kategori Kemampuan menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelompok Kontrol ... 60

Tabel 17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 62

Tabel 18 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 63


(9)

Tabel 19 Skor Kemampuan Kelompok Eksperimen ... 95 Tabel 20 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menganalisis Unsur

Intrinsik Cerpen pada Kelompok Eksperimen ... 96 Tabel 21 Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen... 97 Tabel 22 Skor Kelompok Kontrol ... 100 Tabel 23 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menganalisis Unsur

Intrinsik Cerpen pada Kelompok Kontrol ... 101 Tabel 24 Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol ... 103 Tabel 25 Skor Kesamaan Kemampuan Awal

Kelompok Eksperimen ... 108 Tabel 26 Distribusi Drekuensi Skor Awal Kemampuan Menganalisis

Unsur Intrinsik Cerpen pada Kelompok Eksperimen ... 109 Tabel 27 Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen... 110 Tabel 28 Skor Kesamaan Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ... 113 Tabel 29 Distribusi Drekuensi Skor Awal Kemampuan Menganalisis

Unsur Intrinsik Cerpen pada Kelompok Kontrol ... 114 Tabel 27 Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol ... 116


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kelas Belajar Model Pembelajaran

Cooperatif Learning Tipe STAD ... 13

Gambar 2 Model Pembelajaran Belajar Tuntas

(Mastery Learning) ... 18

Gambar 3 Tahapan Pembelajaran Model

Belajar Tuntas ... 22

Gambar 4 Diagram Batang Kategori Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD ... 60

Gambar 5 Diagram Batang Kategori Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen dengan Menggunakan Model Pembelajaran


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen ... 71

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 79

Lampiran 3 Cerpen ”Daerah Garong” Oleh M. Shoim Anwar ... 87

Lampiran 4 Tes Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen ”Daerah Garong” ... 92

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen ”Daerah Garong”... 92

Lampiran 6 Skor Kelompok Eksperimen (X) ... 95

Lampiran 7 Perhitungan Distribusi Ferekuensi dan Uji Normalitas Data Kemampuan Kelompok Eksperimen ... 96

Lampiran 8 Skor Kelompok Kontrol (Y) ... 100

Lampiran 9 Perhitungan Distribusi Ferekuensi dan Uji Normalitas Data Kemampuan Kelompok Kontrol ... 101

Lampiran 10 Perhitungan Uji Homogenitas Varians Populasi ... 106

Lampiran 11 Perhitungan Uji Hipotesis ... 107

Lampiran 12 Perhitungan Kesamaan Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ... 108

Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Ferekuensi dan Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ... 109

Lampiran 14 Perhitungan Kesamaan Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ... 113

Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Ferekuensi dan Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ... 114

Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas Varians Populasi ... 119

Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis ... 120


(12)

Lampiran 19 Daftar F ... 122 Lampiran 20 Nilai-nilai Untuk Distribusi ... 123 Lampiran 21 Nukilan Tabel Nilai ”t” Untuk Berbagai df ... 126


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terus dilakukan, salah satunya adalah dari segi pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan terus diupayakan pemerintah mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan formal, pemerintah berorientasi pada peningkatan kualitas belajar mengajar.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditemukan dari beberapa faktor. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran, serta menggunakan media yang mendukung tujuan pembelajaran.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar dan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Bahasa memiliki peran sentral dan fundamental dalam perkembangan intelegensi, emosional, dan sosial peserta didik dan merupakan penunjang untuk belajar.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia. Sastra merupakan karya tulis yang mempunyai nilai-nilai keestetikaan, kejujuran dan kebenaran. Sastra berperan penting dalam kehidupan manusia, serta membekali manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Melalui sastra manusia dapat memperoleh nilai batin dan nilai-nilai kehidupan yang dapat mencerahkan hati nurani sehingga dapat menghadapi persoalan-persoalan hidup dengan arif dan bijaksana.


(14)

Cerpen merupakan salah satu meteri pokok dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam memahami dan menganalisis unsur intrinsik cerpen, siswa harus mengenali apa saja unsur intrinsik dalam sebuah cerpen. Mengingat pentingnya kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen maka guru dituntut untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan memilih model pembelajaran yang menarik, efektif, efisien dan bervariasi. Karena tanpa model pembelajaran yang tepat maka proses belajar mengajar tidak akan dapat terealisasi dengan baik.

Sesuai dengan standar isi untuk SMA, memahami unsur intrinsik cerpen merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa kelas XI. Sesuai dengan standar isi tersebut, siswa diharapkan mampu memahami unsur intrinsik cerpen. Namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Sibolga, siswa kurang mampu dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.

Teknik dan metode pembelajaran yang terkesan tradisional/konvensional yang diberikan oleh guru merupakan salah satu faktor rendahnya hasil pembelajaran sastra siswa. Selain itu, dari pengamatan penulis terhadap para siswa diketahui bahwa kebanyakan siswa kurang berminat terhadap pembelajaran sastra. Ini terlihat dari respon siswa yang terkesan tak acuh jika berhadapan dengan pembelajaran sastra.

Hal di atas juga didukung oleh sebuah artikel sastra berjudul “Antara

Harapan dan Kenyataan” yang ditulis oleh Mukhlis A. Hamis, M.S. Hamid (dalam http://gemasastrin.wordpress.com) menyatakan, Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering dianggap kurang penting dan dianaktirikan oleh para guru, apalagi para guru yang pengetahuan dan apresiasi sastra (dan budayanya) rendah. Hal ini menyebabkan mata pelajaran yang idealnya menarik dan besar sekali manfaatnya bagi para siswa ini disajikan hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum, kering, kurang hidup, dan cenderung kurang mendapat tempat di hati siswa. Padahal, bila


(15)

kita kaji secara mendalam, tujuan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk menumbuhkan keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan para siswa terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya warisan leluhur.

Berangkat dari permasalahan di atas, untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru untuk meningkatkan hasil belajar sastra para siswa, khususnya siswa SMA Negeri 1 Sibolga. Untuk itu, penulis menawarkan model pembelajaran yang dapt meningkatkan hasil belajar siswa dan membantu proses pembelajaran sastra khususnya menganalisis unsur intrinsik cerpen adalah pemilihan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk berfikir secara mendalam. Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan masalah.

Dengan penerapan model pembelajaran ini, secara khusus diharapkan hasil belajar siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen lebih baik dan memuaskan. Secara umum, diharapkan siswa lebih mencintai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya pembelajaran sastra. Sehingga pembelajaran sastra dapat menumbuhkan keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan para siswa terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya warisan leluhur. Bagi guru diharapkan pembelajaran sastra tidak hanya memenuhi tuntutan kurikulum, kering, dan tidak hidup. Melainkan dapat mengajarkan pembelajaran sastra menjadi lebih menarik, sehingga pembelajaran sastra bisa lebih hidup.

Secara operasional masing-masing model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan berarti adanya keefektipan dan keefisienan


(16)

penggunaannya dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya kekurangan berarti adanya keterbatasan untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Refleksi pemikiran di ataslah yang memotivasi penulis untuk melakukan

penelitian “Efektifitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD

dalam Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapatlah diidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti, yakni sebagai berikut:

1. kurangnya minat siswa terhadap menganalisis unsur intrinsik cerpen, 2. rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen, 3. rendahnya daya tanggap siswa terhadap cerpen,

4. siswa sulit menganalisis unsur intrinsik cerpen dikarenakan pengajaran sastra yang diajarkan guru kurang hidup, kurang bermakna, dan kering sehingga siswa menjadi bosan, malas, dan mengantuk, serta merasa ilmu itu tidak penting,

5. penggunaan model dan teknik pembelajaran yang tidak bervariasi sehingga pembelajaran sastra terasa hambar, kering dan kurang bermakna, baik bagi guru terlebih bagi siswa,

6. proses belajar mengajar guru di kelas kurang efektif karena guru kesulitan menemukan model pembelajaran yang tepat dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen,

7. penggunaan model dan teknik pembelajaran yang terkesan konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan di atas, perlu dilakukan pembatasan terhadap pemasalahan yang akan dibahas. Hal ini bertujuan untuk lebih


(17)

memfokuskan permasalahan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dapat dibatasi pada Efektivitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD (Student Teams Achivement Division) dalam pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen (tema, amanat, alur, latar/setting, penokohan/perwatakan, sudut pandang/point of view, amanat dan gaya bahasa).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen setelah perlakuan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen setelah model pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning)?

3. Apakah model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD lebih berpengaruh digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen dibandingkan dengan model pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning)?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. untuk menggambarkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen oleh Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011 setelah perlakuan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD, 2. untuk menggambarkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen oleh

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga Tahun Pembelajaran 2010/2011 setelah perlakuan model pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning),


(18)

3. untuk menggambarkan model mana yang lebih efektif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen oleh Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga tahun pembelajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian

Penelitian mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran sastra.

Secara praktis, penelitian bermanfaat sebagai berikut:

1. sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya guru yang mendidik di SMA Negeri 1 Sibolga dalam upaya mereka merencanakan program pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen, 2. sebagai bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen,

3. sebagai bahan rujukan dan perbandingan bagi peneliti lainnya yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap materi ini.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat dibuat kesimpulan seperti di bawah ini.

1. Nilai tertinggi kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD adalah 90 dan nilai terendah adalah 65. Nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD adalah 82,05. Maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD berada pada kategori sangat baik.


(20)

68

2. Nilai tertinggi kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Belajar Tuntas adalah 85 dan nilai terendah adalah 60. Nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Belajar Tuntas adalah 74,55. Maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Belajar Tuntas berada pada kategori baik.

3. Hasil pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD lebih efektif dan berpengaruh signifikan digunakan daripada model pembelajaran Belajar Tuntas. Hal ini dapat dilihat dari pengujian hipotesis yaitu t0 = 4,51; ttabel 5% = 2,00 dan 1% = 2,65 atau 2 < 4,51 > 2,65.

4. Berdasarkan simpulan nomor 3, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut ini.

1. Kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan. Hal ini bisa saja dilakukan dengan memberikan latihan yang maksimal kepada siswa.


(21)

2. Pemahaman guru terhadap metode-metode pembelajaran sebaiknya ditingkatkan agar proses pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen lebih meningkat lagi.

3. Pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa dapat mengalami penurunan. Maka perlu diadakan penelitian lanjutan baik pada SMA Negeri 1 Sibolga, maupun pada sekolah sederajat lainnya guna mendapatkan masukan yang lebih baik.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. 2006. Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia. Bandung: Epsilon Grup.

Ahmadi, A. dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Anwar, M. S. 2004. Perempuan Terakhir (Kumpulan Cerpen). Jakarta: Grasindo. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Pendidikan. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: Unimed. Hamalik, O. 1993. Pendekatan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Baja.

Hamid, A. M. 2009. Antara Harapan dan Kenyataan: Pengajaran Sastra Indonesia di Sekolah. Diunduh dari http://gemasastrin.wordpress.com pada tanggal 25 November 2009.

Kosasih, H. E. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yrama Widya.

Nurgyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

_____________. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.


(23)

Ryanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raya Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Zulfahnur, Z. F., dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Menengah.

Sumber dari Internet:

Hamid, A. M. 2007. Antara Harapan dan Kenyataan: Pengajaran Sastra Indonesia di Sekolah. Diunduh dari http://gemasastrin.wordpress.com pada tanggal 25 November 2009.

Pratama, H. B. 2009. Perbandingan Penerapan Pembelajaran. Diunduh dari

http://Hendygoblog.Blogspot.com pada tanggal 14 Desember 2009.

Samosir, A. 2009. Unsur Intrinsik Prosa. Diunduh dari

http://aldonsamosir.wordpress.com pada tanggal 28 Januari 2010.


(1)

3. untuk menggambarkan model mana yang lebih efektif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen oleh Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibolga tahun pembelajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian

Penelitian mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran sastra.

Secara praktis, penelitian bermanfaat sebagai berikut:

1. sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya guru yang mendidik di SMA Negeri 1 Sibolga dalam upaya mereka merencanakan program pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen, 2. sebagai bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen,

3. sebagai bahan rujukan dan perbandingan bagi peneliti lainnya yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap materi ini.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat dibuat kesimpulan seperti di bawah ini.

1. Nilai tertinggi kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD adalah 90 dan nilai terendah adalah 65. Nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD adalah 82,05. Maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD berada pada kategori sangat baik.


(3)

68

2. Nilai tertinggi kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Belajar Tuntas adalah 85 dan nilai terendah adalah 60. Nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Belajar Tuntas adalah 74,55. Maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Belajar Tuntas berada pada kategori baik.

3. Hasil pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD lebih efektif dan berpengaruh signifikan digunakan daripada model pembelajaran Belajar Tuntas. Hal ini dapat dilihat dari pengujian hipotesis yaitu t0 = 4,51; ttabel 5%

= 2,00 dan 1% = 2,65 atau 2 < 4,51 > 2,65.

4. Berdasarkan simpulan nomor 3, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut ini.

1. Kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan. Hal ini bisa saja dilakukan dengan memberikan latihan yang maksimal kepada siswa.


(4)

2. Pemahaman guru terhadap metode-metode pembelajaran sebaiknya ditingkatkan agar proses pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen lebih meningkat lagi.

3. Pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa dapat mengalami penurunan. Maka perlu diadakan penelitian lanjutan baik pada SMA Negeri 1 Sibolga, maupun pada sekolah sederajat lainnya guna mendapatkan masukan yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. 2006. Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia. Bandung: Epsilon Grup.

Ahmadi, A. dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Anwar, M. S. 2004. Perempuan Terakhir (Kumpulan Cerpen). Jakarta: Grasindo. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Pendidikan. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: Unimed. Hamalik, O. 1993. Pendekatan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Baja.

Hamid, A. M. 2009. Antara Harapan dan Kenyataan: Pengajaran Sastra Indonesia di Sekolah. Diunduh dari http://gemasastrin.wordpress.com pada tanggal 25 November 2009.

Kosasih, H. E. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yrama Widya.

Nurgyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

_____________. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.


(6)

Ryanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raya Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Zulfahnur, Z. F., dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Menengah.

Sumber dari Internet:

Hamid, A. M. 2007. Antara Harapan dan Kenyataan: Pengajaran Sastra Indonesia di Sekolah. Diunduh dari http://gemasastrin.wordpress.com pada tanggal 25 November 2009.

Pratama, H. B. 2009. Perbandingan Penerapan Pembelajaran. Diunduh dari http://Hendygoblog.Blogspot.com pada tanggal 14 Desember 2009.

Samosir, A. 2009. Unsur Intrinsik Prosa. Diunduh dari http://aldonsamosir.wordpress.com pada tanggal 28 Januari 2010.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI SISWA SMA NEGERI 1 NATAR 2011/2012

0 7 62

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

0 11 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NGAMBUR TAHUN 2012/2013

0 24 106

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013-2014

1 19 59

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

6 20 62

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11

MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “KATASTROPA” KARYA HAN GAGAS SEBAGAI UPAYA MENYEDIAKAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS CERPEN

0 2 6

PENGARUH PEMBERIAN REWARD DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK SISWA KELAS XI IPS MATLA’UL ANWAR

0 3 12

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE STAD KELAS VII SMP NEGERI 1 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BUKITTINGGI

0 0 11