Tinjauan Yuridis Mengenai Kedudukan Perjanjian Keagenan Pasca Kepailitan Pihak Prinsipal Dalam Kasus Kepailitan PT. Metro Batavia.

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEDUDUKAN PERJANJIAN
KEAGENAN PASCA KEPAILITAN PIHAK PRINSIPAL DALAM KASUS
KEPAILITAN PT. METRO BATAVIA
Danny Aprizal Sibuea
110110090108
ABSTRAK
Interaksi antar individu secara alamiah terjadi karena manusia tidak
dapat berdiri sendiri untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Hal ini
juga terjadi dalam industri pengangkutan udara. Dengan kondisi geografis
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, jasa transportasi angkutan udara
menjadi primadona, karena ongkos angkutan tidak jauh berbeda dengan
ongkos angkutan darat maupun perairan, namun daya tempuhnya relatif
singkat. Industri penerbangan bersaing ketat dalam menawarkan jasa
penerbangan kepada konsumen melalui penjualan tiket. Dalam
pelaksanaan penjualan tiket angkutan udara ini, perusahaan penerbangan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang penjualan
tiket dan bertindak sebagai agen yang dituangkan dalam perjanjian
keagenan. Permasalahan yang sering terjadi dalam perjanjian keagenan
ini adalah apabila prinsipal tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya
diakibatkan pernyataan pailit dari Pengadilan Niaga. Pernyataan pailit ini
akan menyebabkan ketidakpastian hukum terhadap kedudukan perjanjian

keagenan sehingga memberikan kerugian kepada agen. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui dan memahami praktik dari akibat hukum
pernyataan pailit terhadap perjanjian keagenan menurut Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang dan tindakan hukum yang dapat ditempuh oleh agen
untuk mendapatkan kembali dana depositnya pasca pailit pihak prinsipal.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
yuridis normatif yaitu metode yang menitikberatkan pada penelitian data
sekunder diantaranya bahan hukum primer seperti undang-undang, bahan
hukum sekunder seperti artikel, makalah dan bahan hukum tersier.
Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis sehingga
didapatkan gambaran yang komprehensif melalui suatu proses analisis
dengan menggunakan teori dan peraturan hukum yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pertama, bahwa
kedudukan perjanjian keagenan seharusnya telah berakhir pada saat
pihak prinsipal dinyatakan pailit dengan dimintakan kejelasannya terlebih
dahulu kepada kurator dan agen ditempatkan sebagai kreditor konkuren.
Kedua, agen sebagai salah satu pihak yang dirugikan dapat menempuh
tindakan hukum melalui rapat verifikasi dan apabila agen belum juga
diakui sebagai kreditor konkuren, maka agen dapat mengajukan bantahan

melalui mekanisme renvoi procedure.

iv