Penerapan Balance Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan Pada PT. X.

(1)

ABSTRAK

Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengu-kuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Bertolak dari sinilah muncul suatu konsep baru yaitu Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen, pengukuran kinerja, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.

Dalam penelitian ini, penulis memilih sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri bahan bangunan. Perusahaan itu dikenal sebagai perusahaan besar yang memiliki keunggulan dalam kualitas produknya.

Metoda yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Deskriptif Analitis. Pembuatan model Balanced Scorecard ini diawali dengan tahap mengidentifikasi visi, misi, dan melakukan analisis SWOT. Tahap kedua adalah membangun strategi bisnis perusahaan yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan General Manager perusahaan. Tahap yang ketiga adalah menguraikan strategi ke dalam sasaran strategi yang sebagian besar diambil dari hasil analisis SWOT. Tahap yang keempat adalah menghubungkan setiap sasaran strategis dengan 4 perspektif Balanced Scorecard yang digambarkan dalam peta strategi.

Pembuatan Balanced Scorecard pada skripsi ini dibatasi hanya sampai penentuan ukuran saja. Maka tahap akhir yang dilakukan adalah penentuan ukuran untuk setiap sasaran strategis tersebut dalam lag indicator atau lead indicator.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard yang dibuat menunjukkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis perusahaan. Hubungan tersebut terlihat pada gambar strategy maps. Untuk penentuan ukuran kinerja yang tepat cara yang dilakukan adalah memilih ukuran mana yang dapat menilai keberhasilan pengimplementasian sasaran strategi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Universitas Kristen Maranatha


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………..v

DAFTAR GAMBAR………viii

DAFTAR TABEL………. ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………..1

1.2 Identifikasi Masalah………...3

1.3 Tujuan Penelitian………...4

1.4 Kegunaan Penelitian………...4

1.5 Rerangka Pemikiran………...5

1.6 Metoda Penelitian……….12

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………...13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi……….14

2.1.1 Pengertian Strategi………14

2.1.2 Pengertian Manajemen Strategik………..15

2.1.3 Analisis Strategi………16

2.1.4 Analisis SWOT……….17

2.1.5 Matriks SWOT………..19

Universitas Kristen Maranatha


(3)

2.2 Perumusan Strategi………..20

2.2.1 Pengertian visi dan misi………21

2.2.2 Pengertian tujuan………..22

2.3 Pengukuran Kinerja………...23

2.3.1 Pengukuran Kinerja Tradisional………...24

2.3.2.Pengukuran Kinerja Kontemporer………25

2.4 Pengertian Balanced Scorecard………26

2.4.1 Memperjelas dan Menerjemahkan Visi dan Strategi………27

2.4.2 Mengkomunikasikan dan Mengaitkan Tujuan Strategis dengan Ukuran Kinerja………32

2.4.3 Merencanakan, Menetapkan Sasaran, dan Menyelaraskan Berbagai Inisiatif Strategis………32

2.4.4 Meningkatkan Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis….34 2.5 Mengukur Strategi Perusahaan………35

2.5.1 Financial Perspectives………...37

2.5.2 Customer Perspectives………..41

2.5.3 Internal Business Process Perspectives……….44

2.5.4 Learning and Growth Perspectives………...48

2.6 Stategy Maps………52

BAB III. METODA PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan………...57

3.1.1 Jenis Produk………..59

Universitas Kristen Maranatha


(4)

3.1.2 Kegiatan Produksi……….61

3.2 Struktur Organisasi………..64

3.3 Metoda Penelitian………66

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data………66

3.3.2 Langkah-langkah Penelitian………..67

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Visi dan Misi Perusahaan……….70

4.2 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)……….72

4.3 Pengembangan strategi perusahaan……….79

4.4 Menguraikan strategi bisnis ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil………...80

4.5 Membuat peta strategi………..89

4.6 Mengembangkan ukuran strategis………93

4.7 Pembahasan………102

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan………....108

5.2 Saran………..109

DAFTAR PUSTAKA………..111 LAMPIRAN- Tugas dan Wewenang setiap jabatan dalam stuktur organisasi

Universitas Kristen Maranatha


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Rerangka Pemikiran ……….11

Gambar 2.1: Cara Membuat Analisis SWOT………18

Gambar 2.2: Matriks SWOT………..……20

Gambar 2.3: Balanced Scorecard sebagai suatu Rerangka Kerja Tindakan Strategis……….30

Gambar 2.4: Perspektif Proses Bisnis Internal – Model Rantai Nilai………46

Gambar 2.5: Rerangka Kerja Ukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan……….…51

Gambar 2.6: Strategy Maps………...54

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. X……….65

Gambar 4.1: Strategy Maps………....91

Universitas Kristen Maranatha


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Matriks SWOT……….78 Tabel 4.2: Sasaran Strategik………..81 Tabel 4.3: Ukuran Strategi.………92

Universitas Kristen Maranatha


(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lastari Maryani Sutiono

NRP : 0251234

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.

Bandung, 4 Agustus 2006

Yang menyatakan,


(8)

LAMPIRAN

TUGAS DAN WEWENANG SETIAP JABATAN DALAM SUSUNAN ORGANISASI PT. X

I. Pemegang Saham

1. Menentukan arah kebijakan perusahaan yang akan ditempuh.

2. Mengawasi jalannya perusahaan dan jika ada gejala penyelewengan dengan segera mengambil tindakan.

II. Dewan Komisaris

1. Mengawasi manajemen perusahaan agar fungsi pemilikan perusahaan lebih terkoordinir dan lebih terkendalikan, yang berkaitan dengan reorganisasi permodalan, emisi, jual beli saham, dan pembagian deviden. 2. Mengawasi dan mengatur kebijakan direksi (Direktur Utama dan Direktur)

dalam menjalankan rencana kerja induk perusahaan.

3. Memeriksa laporan keuangan dan laporan seluruh kegiatan yang disampaikan oleh Direksi.

4. Mengawasi pengurusan perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Utama dan Direktur.

III.Direktur

1. Memberikan otorisasi dan menentukan terhadap pengeluaran-pengeluaran yang digariskan oleh perusahaan, serta hal lainnya seperti yang ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.


(9)

3. Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan pihak ekstern.

4. Mengevaluasi laporan keuangan yang diterima dan menyampaikan kepada Komisaris secara berkala.

5. Menyampaikan rencana kerja dan disampaikan kepada Komisaris.

6. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja, dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh pemegang saham. IV.Staf Direksi

1. Membantu Direktur untuk mengatasi permasalahan perusahaan di bidang Hukum, Akuntansi, Perpajakan, dan sebagainya.

2. Memberikan saran dan usulan mengenai kebijaksanaan yang diambil Direktur dalam hal pengembangan perusahaan.

3. Mewakili perusahaan seijin Direktur untuk menyelesaikan masalah seperti Pelanggaran Hak Paten, Amdal, Pendirian Perusahaan, dan sebagainya. V. Sekretaris Direktur

1. Melaksanakan tugas pengetikan dan korespondensi.

2. Menyimpan dokumen-dokumen atau surat-surat perusahaan dengan aman, baik dan benar.

3. Menyelenggarakan Agenda Direktur serta menyiapkan bahan-bahan rapat/ pertemuan baik dengan pihak intern maupun ekstern.

4. Mengkoordinir pengiriman, penerimaan, dan pendistribusian surat-surat dinas.


(10)

6. Menyiapkan daftar gaji para manajer dan membayarkannya, jika General Manajer / Direktur berhalangan.

7. Memberikan saran dan usul kepada Direksi untuk kelancaran tugas dan kemajuan perusahaan.

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur. VI.Internal Auditor

1. Menyelenggarakan dan mengawasi semua catatan akuntansi perusahaan. 2. Memeriksa secara kontinu terhadap semua perkiraan dan catatan di

perusahaan.

3. Membantu Direktur dalam hal memeriksa secara kontinu semua departemen untuk menilai tingkat efisiensi dan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.

4. Melakukan pengujian ketaatan atas sistem dan prosedur yang telah digariskan.

5. Mengkaji dan menilai struktur organisasi serta semua metode dan tindakan yang terkoordinir yang diterapkan dalam perusahaan.

6. Mengkaji semua prosedur serta catatan yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan.

7. Menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan yang dibuat oleh manajer akuntansi serta melaporkannya kepada Direktur.

8. Mengerjakan tugas-tugas controller yang diberikan oleh atasan. VII. General Manajer


(11)

2. Memberikan penjelasan struktur organisasi kepada bawahannya dalam hal fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

3. Mengkoordinir, memimpin, dan mengendalikan bawahannya secara efektif.

4. Mengevaluasi dan mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. 5. Menerima laporan dari bawahan secara berkala.

6. Menyusun laporan kegiatan perusahaan yang diterima dari bawahannya. 7. Menerima dan mempertimbangkan usulan yang bermanfaat untuk

terciptanya efektivitas kerja perusahaan.

8. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, mengendalikan lingkungan kerja dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur. VIII.Research and Development

1. Melakukan penelitian-penelitian sebelum dilakukan perencanaan (tujuan usaha, sumber-sumber informasi, asumsi-asumsi, dan lain-lain).

2. Membuat bentuk atau macam rencana (jangka pendek, jangka panjang, policy, prosedur, atau anggaran).

3. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana. 4. Menyusun anggaran biaya perencanaan dan penelitian.

5. Melaporkan dan merundingkan setiap rencana penelitian. 6. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.


(12)

IX.Sekretariat

1. Membuat surat-surat atas permintaan manajer-manajer dan General Manager.

2. Menyimpan dan mendistribusikan surat-surat yang masuk. 3. Membuat pengarsipan yang baik dan up to date.

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajer-manajer dan General Manager.

X. Manajer Pemasaran

1. Merencanakan penjualan barang produksi dan media promosi serta mengatur dan mengkoordinir pelaksanaan tugas penjualan.

2. Mengkoordinir pencarian informasi pasar dan menganalisanya bersama General Manager.

3. Menentukan harga jual produk dagangan dengan memperhatikan kalkulasi harga pokok setelah disetujui oleh General Manager.

4. Membuat strategi penerobosan pasar dan segmentasi pasar yang akan dimasuki bersama General Manager.

5. Menyelesaikan klaim yang timbul dari penjualan.

6. Membuat anggaran yang meliputi seluruh kegiatan pemasaran.

7. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahan yang bermanfaat bagi kelancaran kerja perusahaan.

8. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktifitas, mengendalikan lingkungan kerja dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.


(13)

9. Memberikan saran dan usul kepada General Manager dan Direksi untuk kelancaran tugas dan kemajuan perusahaan.

10. Menyetujui semua formulir penerimaan order yang masuk. 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan. XI.Manajer Pembelian

1. Menghubungi para supplier, meminta penawaran dari mereka berikut price list, catalog, brosur, dan lain-lain untuk diseleksi oleh bagian yang berkepentingan sebelum diadakan transaksi pembelian.

2. Melaksanakan pemesanan pembelian menurut prosedur yang telah ditetapkan.

3. Mengatur/mempersiapkan kontrak pembelian dan sebagainya sampai tibanya barang yang dibeli.

4. Melaporkan setiap diskon, komisi, dan lain-lain yang diterima atas pembelian barang.

5. Membina hubungan yang baik dengan supplier.

6. Membuat anggaran yang meliputi keseluruhan fungsi kegiatannya.

7. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahannya yang bermanfaat bagi kelancaran kerja perusahaan.

8. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.


(14)

XII. Manajer Pabrik

1. Membantu General Manager dalam membuat perencanaan organisasi, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pabrik.

2. Melaksanakan dan mengusahakan penyempurnaan kegiatan produksi agar berjalan lancar, mencapai target dan menghasilkan produk yang bermutu. 3. Mengawasi dan membimbing pelaksanaan kerja fungsi-fungsi produksi. 4. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan produksi kepada

General Manager dalam bentuk laporan tertulis dengan bukti-buktinya. 5. Membuat anggaran produksi (hasil produk, pemakaian bahan, tenaga

kerja, dan beban produksi tak langsung).

6. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahan yang bermanfaat bagi kelancaran kerja/produksi pabrik.

7. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja, dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. XIII.Manajer Akuntansi

1. Mengawasi dan membimbing pelaksanaan kerja fungsi-fungsi akuntansi. 2. Menyetujui rekonsiliasi bank pada setiap akhir bulan yang dibuat oleh

bagian keuangan.

3. Menyelenggarakan dan mengawasi semua catatan akuntansi dan administrasi perusahaan termasuk pengarsipannya.

4. Menyusun dan menginterpretasikan laporan keuangan dan laporan-laporan perusahaan lainnya.


(15)

5. Melakukan pemeriksanaan secara kontinu terhadap semua perkiraan dan catatan disetiap lokasi perusahaan.

6. Menyiapkan dan menatausahakan SPT dan pengawasan semua masalah perpajakan.

7. Menghitung dan menilai semua sediaan.

8. Menyelenggarakan catatan, sistem akuntansi dan pertanggungjawaban yang memadai untuk pendelegasian wewenang.

9. Menyusun pedoman dan petunjuk pelaksanaan peraturan dari pemerintah / undang-undang (ketentuan dalam bidang akuntansi).

10. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahannya yang bermanfaat bagi kelancaran kerja perusahaan.

11. Memeriksa order pembelian dan membuat jurnal memorial. 12. Memeriksa bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

13. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.

14. Melakukan pemeriksaan fisik atas harta perusahaan (piutang, utang, sediaan, aktiva tetap, dan kas dikasir) secara berkala.

15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasannya. XIV.Manajer Keuangan

1. Mengawasi dan membimbing pelaksaan kerja fungsi-fungsi kasir /administrasi keuangan pengawasan kredit anggaran dan investasi/asuransi.


(16)

2. Mengatur keuangan perusahaan sesuai dengan yang digariskan dan meliputi pengadaan dana dan menyetujui pembayaran dari bagian akuntansi.

3. Melaksanakan pembayaran dan penerimaan dengan cek/giro bilyet sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

4. Memeriksa dan menyetujui bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

5. Memonitor saldo kas yang ada di bank (khususnya dalam hal adanya inkaso, transfer, dan pemindahbukuan).

6. Melakukan pemeriksaan fisik atas faktur yang ada pada bagian penagihan. 7. Menyetujui rekonsiliasi bank pada setiap akhir bulan.

8. Membuat daftar posisi harian kas dan bank yang dibuat oleh bagian akuntansi.

9. Menyusun anggaran dan cash flow yang meliputi keseluruhan fungsi kegiatan keuangan perusahaan.

10. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahannya yang bermanfaat bagi kelancaran kerja perusahaan.

11. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.

XV. Manajer Umum dan SDM

1. Membantu General Manager dalam perencanaan organisasi, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan umum dan personalia.


(17)

2. Melaksanakan dan mengusahakan penyempurnaan kegiatan umum dan personalia agar dapat berjalan lancar.

3. Mengawasi dan membimbing pelaksanaan kerja sesuai dengan fungsi-fungsinya.

4. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan umum dan personalia kepada General Manager dalam bentuk tertulis dengan data yang ada. 5. Membuat anggaran kegiatan umum dan personalia.

6. Menerima dan mempertimbangkan usulan dari bawahannya yang bermanfaat bagi perusahaan.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

8. Meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, mengendalikan lingkungan kerja, dan melakukan pembinaan terhadap bawahan.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik adalah proses memutuskan program-program yang akan diambil organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk masing-masing program selama beberapa tahun ke depan. Proses perencanaan strategik kemudian mengembangkan program-program untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.

Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Rencana pengukuran kinerja perusahaan dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Pengu-kuran kinerja suatu perusahaan sangatlah penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Sistem pengu-kuran yang diterapkan perusahaan atau organisasi mempunyai dampak yang san-gat besar terhadap perilaku manusia di dalam maupun di luar organisasi.

Banyak perusahaan yang melakukan pengukuran kinerja dengan ber-dasarkan pada informasi-informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akun-tansi. Dengan alat ukur ini, informasi keuangan menjadi dasar bagi manajemen untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Namun banyak ketidakpuasan


(19)

Bab I Pendahuluan

2

yang dialami perusahaan karena melakukan pengukuran kinerja hanya dengan melihat informasi keuangan. Oleh karena itu pengukuran kinerja dikaitkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang tidak dinilai dari sisi finansial saja, tapi juga dari sisi lain yaitu aspek non-finansial. Beberapa jenis informasi yang digunakan dalam sistem pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa pekerjaan telah dilakukan secara efektif dan efisien. Bertolak dari sinilah kemudian muncul suatu konsep baru yaitu Balanced Scorecard.

Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard

mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial. Para eksekutif perusahaan sekarang dapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis mereka dapat menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi di dalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang.

Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh setiap anggota perusahaan yang memiliki kemampuan dan motivasi tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif finansial, Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan


(20)

Bab I Pendahuluan

3

berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan kompetitif jangka panjang.

Sehubungan dengan hal diatas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan model

Balanced Scorecard. Dalam penelitian ini, penulis memilih sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri bahan bangunan. Perusahaan itu dikenal sebagai perusahaan besar yang memiliki keunggulan dalam kualitas produknya.

Hasil dari penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Penerapan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan pada PT. X”

1.2Identifikasi Masalah

Kunci keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana perusahaan merumuskan, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi-strateginya. Selain itu perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja perusahaan apakah telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru yang mencapai tujuan perusahaan pada masa yang akan datang.

Mengingat pentingnya penilaian kinerja perusahaan, maka penulis terdorong untuk memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian untuk menghasilkan strategi bagi PT. X, dengan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:


(21)

Bab I Pendahuluan

4

1. Bagaimana hubungan antara strategi-strategi PT. X dalam 4 perspektif

Balance Scorecard?

2. Bagaimana memilih ukuran kinerja yang sesuai dengan strategi tersebut?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menunjukkan hubungan antara strategi-strategi PT. X dalam 4 perspektif Balanced Scorecard.

2. Untuk memilih ukuran kinerja yang sesuai dengan strategi tersebut.

1.4Kegunaan Penelitian

Penulis berharap bahwa hasil penelitian yang dilakukan akan membawa banyak manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi masyarakat, khususnya dilingkungan perguruan tinggi, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan teori yang didapat di perguruan tinggi.

2. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini, terutama pengenalan model Balanced Scorecard, dapat membantu perusahaan dalam membuat strategi dan pengambilan keputusan lainnya.

3. Bagi penulis sendiri, sebagai salah satu sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan Balanced Scorecard dalam suatu perusahaan.


(22)

Bab I Pendahuluan

5

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa dan pihak lain yang berkepentingan terhadap hasil penelitian, sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan pengenalan model Balanced Scorecard untuk menyusun strategi dalam perusahaan. 5. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana

ekonomi jurusan akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

1.5Rerangka Pemikiran

Suatu perusahaan pasti mempunyai tujuan dalam menjalankan operasinya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus dapat merumuskan strategi yang efektif dan efisien. Selama ini banyak perusahaan yang merumuskan tujuan berupa pencapaian laba yang setinggi-tingginya dan mengabaikan hal lainnya, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas karyawan, dan inovasi produk. Namun pada akhirnya untuk mencapai keberhasilan kompetitif dalam lingkungan bisnis saat ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan nilai dimasa-masa mendatang dengan mengeksploitasi aktiva tak berwujud. Bertolak dari sinilah kemudian muncul suatu konsep baru yaitu Balanced Scorecard. Balanced Scorecard tetap menggunakan ukuran finansial tradisional, tapi didukung oleh informasi non finansial untuk menciptakan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pembuatan Balanced Scorecard ini dimulai dengan formulasi strategi.

Strategic Formulation (formulasi strategi) merupakan hal yang penting karena berfokus pada jangka panjang. Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan dalam buku “Sistem Pengendalian Manajemen” (Anthony & Govindarajan, 2000,301):


(23)

Bab I Pendahuluan

6

“Formulasi strategi adalah proses menentukan strategi-strategi baru.”

Formulasi strategi pada dasarnya tidak tersistematis. Melaksanakan tugas dalam formulasi strategi seharusnya tidak hanya dibebankan pada seseorang atau satu unit organisasi saja. Dalam proses formulasi strategi, pihak manajemen menentukan tujuan organisasi dan menciptakan strategi-strategi utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian tujuan (objectives) yang dikemukakan oleh Thomas L. Wheelen dan J. David Hunger dalam bukunya yang berjudul “Strategic Management” adalah (Wheelen & Hunger, 1998:11):

“Objectives are the end result of planned activity, they strategic what is to be accomplished by when and should be qualified if possible.”

Tujuan tidak memiliki jangka waktu. Tujuan akan tetap eksis hingga tujuan tersebut dirubah. Bagi beberapa perusahaan, mencapai tingkat ROI (Return on Investment) yang memuaskan merupakan tujuan yang penting. Bagi perusahaan lainnya memperluas pangsa pasar merupakan hal yang sama pentingnya, atau organisasi nirlaba yang memiliki tujuan secara umum mencoba memberikan pelayanan semaksimal mungkin dengan dana yang tersedia.

Strategi merupakan perencanaan yang besar dan penting. Strategi menetapkan secara umum ke arah mana organisasi bergerak sesuai dengan yang diinginkan oleh manajemen senior. Kapplan dan Norton mengemukakan bahwa:

Strategy is choosing to perform activities differently from competitors so as provide a unique value preposition.”


(24)

Bab I Pendahuluan

7

Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespons ancaman yang diterima (misalnya serangan dari pesaing, pergeseran cita rasa konsumen, peraturan pemerintah yang baru) atau adanya kesempatan (misalnya inovasi teknologi, persepsi yang baru dari perilaku pelanggan, atau pengembangan aplikasi baru dari produk yang sudah ada). Ancaman, kesempatan, dan gagasan baru tidak terjadi pada jangka waktu yang tetap; sehingga keputusan strategi mungkin dibuat pada saat kapanpun. Karena itu manajemen membuat analisis internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan SWOT Analysis (Strength, Weeknesses, Opportunity and Threat Analysis). Dalam memformulasikan strategi hal yang sangat penting adalah bagaimana visi, misi, nilai, dan tujuan perusahaan dapat dicapai.

Setelah menerapkan Strategy Formulation, langkah selanjutnya adalah menerapkan Strategic Planning. Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan dalam buku “Sistem Pengendalian Manajemen” (Anthony & Govindarajan,2000,301):

“Perencanaan stratejik adalah proses menentukan cara melaksanakan strategi tersebut. Strategic Planning bersifat sistematis, ada proses perencanaan stratejik tahunan, dengan prosedur dan jadwal tertentu.”

Dalam Balanced Scorecard, Strategic Planning diterapkan dalam pembuatan

Strategy Maps. Strategy Maps menggambarkan keterkaitan strategi-strategi dengan empat perspektif dalam Balanced Scorecard, yaitu perspekif finansial, perspektif langganan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sebuah peta strategi (strategy maps) juga


(25)

Bab I Pendahuluan

8

menunjukkan hubungan sebab-akibat visi, misi, dan strategi perusahan serta sasaran strategis dan tolok ukur dalam setiap perspektif.

Balanced Scorecard menggunakan perspektif finansial karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan dan implementasinya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misalnya oleh laba operasi, return on capital employed (ROCE), dan nilai tambah ekonomis (economic value added).

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard, para manajer mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran.

Dalam perspektif proses bisnis internal, ukurannya berfokus kepada berbagai proses internal yang akan berdampak besar kepada kepuasan pelanggan dan pencapaian tujuan finansial perusahaan. Pendekatan Balanced Scorecard

memadukan berbagai proses inovasi kedalam perspektif bisnis internal. Faktor pendorong keberhasilan finansial jangka panjang mungkin mensyaratkan perlunya perusahaan menciptakan produk dan jasa yang sama sekali baru untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertumbuh dari pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang. Bagi banyak perusahaan untuk mencapai kinerja ekonomis masa


(26)

Bab I Pendahuluan

9

depan, kemampuan mengelola dengan sukses proses jangka panjang pengembangan produk atau pengembangan kapabilitas untuk menjangkau kategori pelanggan baru mungkin lebih penting dibandingkan dengan kemampuan mengelola operasi saat ini secara efisien, konsisten, dan responsif.

Perspektif keempat dari Balanced Scorecard yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan datang dari manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Tujuan finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal di Balanced Scorecard biasanya akan memperlihatkan adanya kesenjangan antara kapabilitas sumber daya manusia, sistem dan prosedur saat ini dengan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kinerja yang pernuh dengan terobosan. Untuk menutupi kesenjangan ini, perusahaan harus melakukan investasi dengan melatih ulang para pekerja, meningkatkan teknologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan kegiatan sehari-hari perusahaan. Secara keseluruhan Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran dalam seperangkat perspektif yang seimbang.

Dari Strategy Maps ini akan dihasilkan Strategic Objectives, Ukuran-ukuran, target dan inisiatif. Kemudian masuk kedalam tahap programming. Pada tahap ini manajemen puncak perusahaan membuat program-program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan strategi yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Sejalan dengan pembuatan program, manajemen perlu menyusun


(27)

Bab I Pendahuluan

10

budget untuk merealisasikannya. Tahap akhir yang akan dilakukan adalah tahap implementasi secara keseluruhan hasil pembuatan Balanced Scorecard ini.

Penulis mengambil PT. X sebagai objek penelitian karena penulis menilai bahwa PT. X adalah perusahaan besar yang pasti memiliki persaingan bisnis yang kuat. Sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana strategi yang dibuat oleh perusahaan tersebut untuk dapat tetap exist dan dapat memenangkan pangsa pasar. Selain itu penulis ingin mengetahui bagaimana pembuatan Balanced Scorecard

untuk mengukur kinerja PT. X. Penelitian yang dilakukan pada PT. X akan dibatasi sampai pada pembuatan ukuran saja.


(28)

Bab I Pendahuluan

11

SWOT Analysis Strategy

Formulation

Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan

Strategic Planning

Strategy Maps VISI PERUSAHAAN

CUSTOMER

INTERNAL BUSINESS PROCESSES FINANCIAL

LEARNING & GROWTH

Strategic Objectives dan ukuran-ukuran

Target dan Strategic inisiatives

Programming

Budgeting

Implementation

Program - program

Budget

Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran


(29)

Bab I Pendahuluan

12

1.6Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metoda penelitian dengan mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan, dan menganalisis keadaan yang terjadi pada suatu objek secara sistematis guna mengetahui hubungan antara fenomena yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research)

1. Penelitian Lapangan (field research)

Yaitu penelitian langsung pada perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi ini. Adapun langkah-langkah pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:

ƒ Wawancara

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan perencanaan strategi perusahaan

ƒ Observasi

Adalah teknik untuk meneliti dan mengamati secara langsung kegiatan dalam objek penelitian.


(30)

Bab I Pendahuluan

13

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu teknik pengumpulan data atau informasi-informasi dengan cara membaca beberapa literatur untuk menemukan teori-teori yang dapat menunjang pemecahan masalah dan memperluas wawasan berpikir penulis tentang materi yang dibahas dalam skripsi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri bahan bangunan seperti genteng, paving block, pearl stone, dan lain sebagainya. Perusahaan tersebut berlokasi di jalan Cijerah, Bandung.

Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Oktober 2005.


(31)

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, akhirnya penulis mencoba untuk menyimpulkan dan mengajukan saran-saran se-bagai berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Strategi-strategi PT. X dapat dihubungkan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard. Hal ini terlihat dalam gambar strategy map yang menunjukkan hubungan antar sasaran strategis dengan fokus utama yaitu pencapaian visi dan misi perusahaan. Hubungan tersebut adalah hubungan sebab-akibat (cause and effect). Salah satu hubungan sebab akibat yang terjadi adalah jika kompetensi SDM ditingkatkan, maka mutu produk hasil produksi dapat ditingkatkan sesuai dengan standar. Jika mutu produk hasil produksi sesuai dengan standar, maka kepuasan pelanggan terhadap mutu produk akan men-ingkat. Jika kepuasan pelanggan meningkat, maka pendapatan perusahaan dapat dioptimalkan.

2. Penentuan ukuran kinerja yang tepat adalah dengan memilih ukuran mana yang dapat menilai keberhasilan sasaran strategi jika diimplementasikan un-tuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Ukuran kinerja tersebut dapat berupa ukuran outcomes atau hasil yang dinamakan lag indicators dan ukuran pendorong kinerja yang dinamakan lead indicators. Setiap sasaran


(32)

Bab V Penutup 109

dalam setiap perspektif Balanced Scorecard memiliki ukuran hasil dan ukuran pendorong kinerja. Misalnya untuk tujuan dalam perspektif pelang-gan denpelang-gan sasaran strategi meningkatkan kepuasan pelangpelang-gan, ukuran yang dipilih oleh penulis adalah Survei kepuasan pelanggan sebagai lead indicator

karena dapat menjadi faktor pendorong kepuasan pelanggan dan jumlah ke-luhan keke-luhan pelanggan terhadap mutu produk sebagai lead indicator

karena jumlah keluhan pelanggan pendorong untuk melihat peningkatan kepuasan pelanggan.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis ajukan guna menjadi masukan bagi PT. X dalam menyusun strategi dan menerapkan Balanced Scorecard adalah:

1. Perusahaan perlu menyampaikan visi, misi, tujuan, serta strategi korporas-inya kepada semua karyawan sehingga tercipta goal congruence. Sehingga karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaan mereka dengan mengacu pada pencapaian visi dan misi perusahan. Shared vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis.

2. Pembuatan Balanced Scorecard memerlukan kelengkapan data terutama visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi perusahaan. Karena data-data tersebut adalah data utama yang diperlukan untuk membuat sasaran strategi yang tepat, serta untuk mendapatkan arah dan tujuan jangka panjang yang jelas.

3. Perusahaan perlu fokus kepada pelayanan kepada pelanggan seperti pengiri-man tepat waktu, karena itu menjadi kelemahan perusahaan dan juga menjadi


(33)

Bab V Penutup 110

visi perusahaan yang belum tercapai. Penulis menyarankan adanya peman-tauan kinerja yang lebih baik pada bagian produksi dan bagian delivery

barang. Salah satu cara yang diusulkan penulis adalah melakukan penge-cekan mesin dan cetakan setiap bulan dan menambah armada pengangkutan barang.

4. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman misalnya den-gan diadakannya acara gathering tiap dua kali dalam setahun untuk menum-buhkan rasa kebersamaan dan menghilangkan rasa jenuh karena pekerjaan. 5. Perusahaan perlu meningkatkan ketersediaan informasi strategis sehingga

karyawan bisa memperoleh data dengan mudah dan data tersebut up-to-date.

Seperti informasi progam perusahaan, dsb.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, (2000), “Balanced Scorecard: Menerapkan strategi menjadi aksi”, Erlangga, Jakarta.

2. Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan, (2006), “Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

3. Gaspersz, Vincent, (2005), “Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi:

Balanced Scorecard Dengan Six Sigma”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

4. Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, dan S. Mark Young, (1997), “Management Accounting”, Edisi kedua, Prentise Hall, Inc., New Jersey.

5. Mulyadi, (2001), “Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Salemba Empat, Jakarta.

6. Niven, Paul R., (2002), “BSC Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Result”, John Wiley & Sons, Inc., New York.

7. Gregory, G. Dess and Alex Miller, (1993), “Strategic Management”, International Edition, Mc Grow Hill, New York.

8. Rangkuti, Freddy, (2001), “Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(35)

112

9. Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck, (1998), “Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan”, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

10. Kaplan, R.S. and David P. Norton, (1992), “The Balanced Scorecard: Measures that Drive Performance”, Harvard Business Review, Massachusetts.

11. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan, (2000), “Sistem Pengendalian Manajemen”, Erlangga, Jakarta.


(1)

Bab I Pendahuluan

13

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu teknik pengumpulan data atau informasi-informasi dengan cara membaca beberapa literatur untuk menemukan teori-teori yang dapat menunjang pemecahan masalah dan memperluas wawasan berpikir penulis tentang materi yang dibahas dalam skripsi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri bahan bangunan seperti genteng, paving block, pearl stone, dan lain sebagainya. Perusahaan tersebut berlokasi di jalan Cijerah, Bandung.

Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Oktober 2005.


(2)

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, akhirnya penulis mencoba untuk menyimpulkan dan mengajukan saran-saran se-bagai berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Strategi-strategi PT. X dapat dihubungkan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard. Hal ini terlihat dalam gambar strategy map yang menunjukkan hubungan antar sasaran strategis dengan fokus utama yaitu pencapaian visi dan misi perusahaan. Hubungan tersebut adalah hubungan sebab-akibat (cause and effect). Salah satu hubungan sebab akibat yang terjadi adalah jika kompetensi SDM ditingkatkan, maka mutu produk hasil produksi dapat ditingkatkan sesuai dengan standar. Jika mutu produk hasil produksi sesuai dengan standar, maka kepuasan pelanggan terhadap mutu produk akan men-ingkat. Jika kepuasan pelanggan meningkat, maka pendapatan perusahaan dapat dioptimalkan.

2. Penentuan ukuran kinerja yang tepat adalah dengan memilih ukuran mana yang dapat menilai keberhasilan sasaran strategi jika diimplementasikan un-tuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Ukuran kinerja tersebut dapat berupa ukuran outcomes atau hasil yang dinamakan lag indicators dan ukuran pendorong kinerja yang dinamakan lead indicators. Setiap sasaran


(3)

Bab V Penutup 109

dalam setiap perspektif Balanced Scorecard memiliki ukuran hasil dan ukuran pendorong kinerja. Misalnya untuk tujuan dalam perspektif pelang-gan denpelang-gan sasaran strategi meningkatkan kepuasan pelangpelang-gan, ukuran yang dipilih oleh penulis adalah Survei kepuasan pelanggan sebagai lead indicator

karena dapat menjadi faktor pendorong kepuasan pelanggan dan jumlah ke-luhan keke-luhan pelanggan terhadap mutu produk sebagai lead indicator

karena jumlah keluhan pelanggan pendorong untuk melihat peningkatan kepuasan pelanggan.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis ajukan guna menjadi masukan bagi PT. X dalam menyusun strategi dan menerapkan Balanced Scorecard adalah:

1. Perusahaan perlu menyampaikan visi, misi, tujuan, serta strategi korporas-inya kepada semua karyawan sehingga tercipta goal congruence. Sehingga karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaan mereka dengan mengacu pada pencapaian visi dan misi perusahan. Shared vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis.

2. Pembuatan Balanced Scorecard memerlukan kelengkapan data terutama visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi perusahaan. Karena data-data tersebut adalah data utama yang diperlukan untuk membuat sasaran strategi yang tepat, serta untuk mendapatkan arah dan tujuan jangka panjang yang jelas.

3. Perusahaan perlu fokus kepada pelayanan kepada pelanggan seperti pengiri-man tepat waktu, karena itu menjadi kelemahan perusahaan dan juga menjadi


(4)

Bab V Penutup 110

visi perusahaan yang belum tercapai. Penulis menyarankan adanya peman-tauan kinerja yang lebih baik pada bagian produksi dan bagian delivery

barang. Salah satu cara yang diusulkan penulis adalah melakukan penge-cekan mesin dan cetakan setiap bulan dan menambah armada pengangkutan barang.

4. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman misalnya den-gan diadakannya acara gathering tiap dua kali dalam setahun untuk menum-buhkan rasa kebersamaan dan menghilangkan rasa jenuh karena pekerjaan. 5. Perusahaan perlu meningkatkan ketersediaan informasi strategis sehingga

karyawan bisa memperoleh data dengan mudah dan data tersebut up-to-date.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, (2000), “Balanced Scorecard: Menerapkan strategi menjadi aksi”, Erlangga, Jakarta.

2. Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan, (2006), “Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

3. Gaspersz, Vincent, (2005), “Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi:

Balanced Scorecard Dengan Six Sigma”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

4. Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, dan S. Mark Young, (1997), “Management Accounting”, Edisi kedua, Prentise Hall, Inc., New Jersey.

5. Mulyadi, (2001), “Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Salemba Empat, Jakarta.

6. Niven, Paul R., (2002), “BSC Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Result”, John Wiley & Sons, Inc., New York.

7. Gregory, G. Dess and Alex Miller, (1993), “Strategic Management”, International Edition, Mc Grow Hill, New York.

8. Rangkuti, Freddy, (2001), “Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(6)

112

9. Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck, (1998), “Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan”, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

10.Kaplan, R.S. and David P. Norton, (1992), “The Balanced Scorecard: Measures that Drive Performance”, Harvard Business Review, Massachusetts.

11.Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan, (2000), “Sistem Pengendalian Manajemen”, Erlangga, Jakarta.