Penerapan metode balance scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan

(1)

PENERAPAN METODE

BALANCE SCORECARD

SEBAGAI

ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN

(STUDI : AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun Oleh:

Aida Fitria

NIM : 1110046200039

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

PENERAPAN METODE

BALANCE SCORECARD

SEBAGAI

ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN

(STUDI : AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)

Oleh: AIDA FITRIA 1110046200039

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Drs. H. Sugiyarno, SE, MM, AAIJ

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT/EKONOMI ISLAM

JAKARTA


(3)

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Strata satu (S1) di

Fakultas Syariah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil plagiat dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2014


(5)

iv ABSTRAK

Aida Fitria, 1110046200039. Penerapan Metode Balance Scorecard sebagai Alat

Ukur Kinerja Perusahaan (Studi : AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah) di sekitar wilayah Jakarta. Strata satu (S-1) konsentrasi Asuransi Syariah Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan di perusahaan asuransi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah,

dengan menggunakan metode Balance Scorecard dengan empat persfektif yang

diukur, yaitu persfektif keuangan (laporan keuangan), persfektif pelanggan

(kuisioner), persfektif bisnis internal (kuisioner) dan persfektif pembelajaran

pertumbuhan (kuisioner). Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif

kkuantitatif. Teknik analisa data yang digunakan menggunakan pengolahan data

primer seperti studi lapangan, wawancara, kuisioner dan juga data sekunder dengan

pengumpulan data dari perusahaan yang berupa laporan keuangan tahun 2010-2012.

Hasil penelitian bahwa, kinerja AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah jika hanya

diukur dari persfektif keuangan saja perusahaan beada di posisi yang kurang sehat.

Namun, jika dilihat dari keseluruhan aspek yaitu dari keempat persfektif yang diukur,

posisi perusahaan berada pada posisi yang sangat sehat dengan hasil menilaian 108%,

dengan kategori AAA (sangat sehat).


(6)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga

penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE

BALANCE SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN

(Studi: AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah)” dengan baik. Banyak pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, M.A, selaku Dekan Fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H selaku ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdur Ra‟uf, M.A selaku Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H. Sugiyarno SE, MM, AAIJ selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu mencurahkan segala perhatian untuk memberikan arahan dan masukan yang begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas dan baik memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.

6. Staff karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah berbaik hati memberikan referensi kepada penulis dan kemudahan dalam surat menyurat.


(7)

vi

7. Kepada Kepala Bagian PSDM & Keagenan AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Depok Bapak Suryadi beserta staf yang telah memberikan ijin serta kemudahan selama penulis melakukan penelitian.

8. Suami tercinta Ahmad Murdiansyah S.H.I yang selalu mendukung dan meluangkan waktunya sehingga skripsi ini bisa selesai.

9. Kedua Orang tua, H. Ahmad Qurtubi Ja‟far dan Hj. Tien Asnawati yang selalu memberikan dukungan materi maupun non materi yang tak terhingga banyaknya sehingga skripsi ini selesai.

10. Sahabat terbaik Husnul Khotimah, Anisa Hidayanti, Ria Romandang Bulan, Wenni Maswani yang sudah terlebih dahulu memperoleh gelar sarjana. Dan Winda Septiani Sahi yang masih bergelut dengan datanya, Qonita Luthfiah yang sibuk bersama.Semua sahabat telah mendukung dan berjuang bersama dari tahun 2010.

11. Teman-teman seperjuangan bersama Asuransi Syariah 2010 yang berjuang bersama selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2014


(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen ... 10

B. Penilaian Kinerja Perusahaan ... 15

C. Balance Scorecard ... 20

D. Kerangka Konsep ... 34


(9)

viii BAB III : METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Metode Penentuan Sampel ... 38

C. Metode Pengumpulan Data ... 39

D. Metode Analisis Data ... 42

E. Operasional Variabel Penelitian ... 45

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah ... 48

2. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah ... 49

3. Bidang Usaha ... 50

4. Produk – Produk AJB Bumiputera 1912 Syariah ... 50

B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard 1. Persfektif Keuangan ... 51

a. Rasio Likuiditas ... 51

b. Rasio Solvabilitas ... 52

c. Rasio Rentabilitas ... 54

2. Persfektif Pelanggan ... 56

3. Persfektif Bisnis Internal ... 67


(10)

ix

b. Proses Operasi ... 67

c. Layanan Purna Jual ... 68

4. Persfektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 68

C. Hasil Keseluruhan Analisis Balance Scorecard ... 76

D. Pembahasan Hasil Penilaian Kinerja Perusahaan ... 80

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA


(11)

1 BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan jasa perasuransian

makin dirasakan oleh peroranganmaupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi

merupakan sarana melindungi finansial dalam kehidupan rumah tangga, baik dalam

menghadapi resiko mendasar seperti kematian, maupun resiko terhadap harta benda

yang dimiliki.1

Semakin banyak masyarakat yang merasakan akan manfaat asuransi bagi diri

mereka sendiri ataupun dalam dunia usaha, maka hal itu menjadi peluang yang besar

bagi perusahaan asuransi. Seperti yang kita ketahui, perusahaan asuransi di Indonesia

semakin berkembang pesat baik Asuransi Syariah maupun Asuransi Konvensional.

Oleh karena itu usaha pemasaran semakin tinggi pula.

Dewasa ini, seperti yang kita ketahui bersama sistem perekonomian syariah

sedang mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Lembaga keuangan syariah

baik bank maupun non bank saat ini cukup diminati masyarakat. Salah satunya pada

industri asuransi syariah yang mengalami perkembangan market share yang cukup

baik. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

1


(12)

Grafik 1

Perkembangan Market Share Asuransi dan Reasuransi Syariah

Sumber : Factbook Bapepam LK

Perkembangan Asuransi Syariah dewasa ini, tidak kalah dengan

perkembangan asuransi konvensional, hal ini disebabkan oleh meningkatnya

kesadaran masyarakat akan sistem syariah yang lebih baik dan menguntungkan bagi

mereka. Hal itu menyebabkan banyak asuransi konvensional yang membuka cabang

syariah untuk menarik nasabah muslim maupun non muslim.

Dengan semakin banyaknya perusahaan asuransi, maka semakin tinggi pula

pesaingan bisnisnya, hal itu menjadi pekerjaan rumah untuk manajer dalam

mengelola dan memperhatikan kinerja perusahaannya agar lebih baik lagi. Salah satu

cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya prinsip dan

strategi perusahaan adalah dengan mengukur kinerja perusahaan. Penilaian kinerja 0

2000 4000 6000 8000 10000

2007 2008 2009 2010 2011

Kontribusi syariah Aset Syariah


(13)

perusahaan merupakan faktor penting karena berfungsi untuk menilai keberhasilan

perusahaan.2

Biasanya, kinerja perusahaan dinilai dari segi financial saja yang

menggunakan indikator keuangan seperti Return Of Investment (ROI), Net Profit

Margin (NPM), dan beberapa indicator lainnya. Pada saat ini, indikator tersebut dipandang tidak memadai lagi sebagai ukuran kinerja, mengingat kurang

mewakili/kurang akurat dalam memberikan suatu penilaian terhadap perkembangan

suatu perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja perusahaan yang hanya

mengandalkan hanya pada melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui

keberhasilan tercapainya prestasi yang ditunjukkan oleh sehat tidaknya laporan

keuangan tersebut, yang merupakan dasar penilaian prestasi / hasil kerja seluruh

departemen atau bagian yang ada di perusahaan. Salah satu dasar yang dijadikan

pertimbangan sebagai acuan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah laporan

keuangan.3

Alat ukur yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan diantaranya

adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/ MVA),

Analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/ EVA) dan Balance Score

2

Ceacilia Srimindarti, Balance Scorecard sebagai alternatif untuk Mengukur Kinerja, (Fokus Ekonomi:2004) H.2

3

Evida Anugrahani. Analisis Du Point System dalam mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Muhamadiyah Malang, (Malang:2007) Hal.3


(14)

Card / BSC, Analisis Capital Asset, Management, Equity, and Liquidity (CAMEL) dan Du Pont System.4

Penilaian kinerja perusahaan dari aspek keuangannya saja belum cukup

mewakili untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kinerja suatu perusahaan. Hal ini

dikarenakan ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang nyata

mengenai keadaan perusahaan, karena tidak memperhatikan hal-hal lain diluar sisi

finansial. Padahal aspek non keuangan yang memberikan gambaran nyata tentang

keadaaan perusahaan seperti kepuasan pelanggan dan karyawan, dimana dua hal

tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan.

dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk

menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balance Scoreacd, yang

dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990. Balance Scorecard merupakan suatu

konsep manajemen kontemporer yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai

kinerja. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan komprehensif, terukur dan

berimbang dengan melihat dari persfektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal

dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Berdasarkan latar belakang diatas, diperlukan adanya penelitian untuk menilai

kinerja perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dengan pendekatan yang

lebih komprehensif. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini peneliti mengambil

4


(15)

judul “Penerapan Metode Balance Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan

(Studi : AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitisn ini, ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Jakarta.

2. Dalam pengukuran kinerja perusahaan hanya dengan metode Balance

Scorecard, dengan alasan metode ini menilai dari berbagai perspektif. Dimana suatu masalah diselidiki dan dipecahkan harus melihat dari berbagai

macam hal yang mempengaruhinya.

3. Data yang digunakan adalah data premier dari tahun 2010 – 2013. Untuk menghitung kinerja tradisional, dan pengukuran kinerjadengan metode

Balance Scorecard.

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang ditemukan adalah

pengukuran kinerja yang hanya dilihat dan diukur dari sisi keuangannya saja, tanpa

melihat indikator-indikator lainnya. Maka untuk memecahkan rumusan masalah

tersebut perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan diuraikan pada

pembahasan berikutnya.

Adapun pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :

- Indikator apa sajakah yang tepat digunakan dalam pengukuran kinerja


(16)

- Bagaimana jika AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah menggunakan metode

Balance Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaannya, sebagai

pengukuran kinerja alternatif?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui indikator yang dipakai dalam pengukukuran kinerja

perusahaan dengan metode Balance Scorecard.

- Menjelaskan cara pengukuran kinerja dengan metode balance scorecard

sebagai pengukiran kinerja alternatif.

 Manfaat Penelitian

Dalam penellitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat untuk berbagai

pihak,yaitu :

1. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih

luas tentang cara pengukuran kinerja suatu perusahan yang dilihat dari

berbagai aspek, baik sisi keuangan dan non keuangannya.

2. Bagi Perusahaan, membantu memudahkan pihak terkait untuk penerapan dari

hasil penelitian ini.

3. Bagi Akademisi, untuk memberikan acuan refensi dan saran bagi penelitian


(17)

4. Bagi Masyarakat, dapat menilai tentang kredibilitas kinerja perusahaan

dengan mudah.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam skripsi ini, maka sistematika penulisannya dibagi menjadi 5 (lima) bab, dari

tiap-tiap sub bab yang rinciannya sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai pendahuluan dari skripsi, maka bab ini merupakan pengantar untuk

memasuki bab-bab selanjutnya. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini membahas tentang teori –teori yang berkaitan dengan pokok penelitian dengantujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi


(18)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai tata cara atau metode untuk mengolah

data penelitian yang telah diperoleh dengan menggunakan berbagai cara atau metode

yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan suatu hasil seperti yang diharapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil temuan – temuan dilapangan yang kemudian dianalisi menggunaklan metode deskriptif.

BAB V PENUTUP

Sebagai akhir dari pemaparan skripsi ini, maka pada bab ini penulis

menyampaikan inti dari penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

diperoleh dari hasil penelitian dilapangan, sedangkan saran-saran yang penulis

berikan bertujuan untuk kemajuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA


(19)

10 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen secara etimologi berasal dari kata to manage yang artinya

mengatur.Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis menagement yang

berarti seni melaksanakan dan mengatur.5 Menurut Thomas Sumarsan,

manajemen diartikan sebgai seni dalam proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya

untuk mencapai tujuan/sasaran kinerja. 6

Manajemen belum memiliki arti yang universal, Mary Parker Follet

misalnya mengartikan bahwa manajemen sebagai seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorag manajer

mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

5

http://herugan.com/pengertian-defenisi-dan-fungsi-fungsi-manajemen, dikutip pada 11 maret 2014, pukul 22.37

6

Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013) ed. 2, h.2.


(20)

Secara umum manajemen juga sebagai sebuah disiplin ilmu melalui upaya

bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi.7 Dalam hal ini

manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik, diantaranya adalah :

 Sebuah proses atau seni dari aktivitas yang berkelanjutan dan berhubungan.

 Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan organisasi.

 Mendapatkan hasil dengan bekrja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi.

2. Unsur – Unsur Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat

sarana (tools). Menurut George R. Terry mengatakan ada 6 sumber daya

pokok dari manajemen yang dikenal dengan 6M, yaitu men, money,

materials, machines, method, dan markets.8

a.Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses

untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab

pada dasarnya manusia adalah makhluk.

7

http://mobelos.blogspot.com/2013/12/pengertian-manajemen-definisi-manajemen.html, dikutip pada : 11 Maret 2014, pukul 23.00

8


(21)

b.Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.Uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.Besar-kecilnya hasil kegiatan

dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh

karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai

tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini

akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli

serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

c.Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan

jadi.Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain

manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan

bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia

tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

d.Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan

mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang


(22)

e.Methods (metode).

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu

tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah

metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu

tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada

sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang

dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang

yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman

maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama

dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

f.Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila

barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan

berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,

penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan

faktor menentukan dalam perusahaan.Agar pasar dapat dikuasai maka

kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya

beli (kemampuan) konsumen.

Unsur- unsur manajemen menjadi sangat penting atau mutlak dalam

manajemen karena sebagai penentu arah perusahaan dalam melakukan


(23)

3. Fungsi – Fungsi Manajemen

Untuk mengarahkan sekelompok manusia yang memiliki latar

belakang pendidikan dan karakter yang berbeda, seorang manajer harus

menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mewujudkan tujuan

organisasi.Diantara para ahli tidak ada kesatuan pendapat mengenai fungsi

manajemen.9 Namun enam ahli manajemen mengungkapkan fungsi

manajemen yang sama, yaitu planning, organizing, actuating dan

controling.10

a. Planning( Perencanaan ) adalah merinci tujuan yang akan dicapai dan

memutuskan diawall tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Aktivitas perencanaan meliputi menganalisa situasi saat ini,

mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran, menentukan jenis

aktivitas yang akan dilakukan perusahaan, memilih strategi korporat

bisnis dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

tujuan organisasi.

b. Organizing( Perorganisasian ) adalah mengumpulakan dan

menkordinasikan manusia, keuangan dan sumber lainnya yang

diperlukan.

c. Actuating

9

Alam S., Ekonomi 3, (Jakarta:PT. Gelora Askara Pratama) 2007, h. 132.

10

Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell, Manajemen, Terjemahan Chriswan Sungkono dan Ali Akbar Yulianto, (Jakarta:Salemba Empat) 2008, h.21


(24)

d. Controling (Pengendalian) yaitu memantau kinerja dan

mengimplementasikan perubahan yang diperlukan. Istilah

pengendalian dalam akuntansi didefinisikan sebagai hubungan antara

prosedur dan sistem yang berkaitan dengan pencapaian tujuan

perusahaan.11Fungsi ini bertujuan untuk mendeteksi potensi adanya

penyimpangan atau kelemahan yang terjadi sebagai umpan balik bagi

manajemen dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan

hingga tahap pelaksanaannya.12

B. Penilaian Kinerja Perusahaan

1. Pengertian Pengukuran Kinerja

Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Kinerja adalah sesuatu

yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan.13Kinerja adalah hasil-hasil

fungsi pekerjaan kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi

dalam periode waktu tertentu.14Dari pandangan manajemen umum, kinerja

dinilai berdasarkan 3 kriteria, yaitu kinerja administratif, kinerja opperasional

dan kinerja strategik.

11

Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013) ed. 2, h.3.

12

Ibid., h.2

13

Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kinerja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba Vol. III No.2, Desember 2009, h. 171.

14

Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2006), cet.1, h.121


(25)

Menurut Siegal, dalam Cahyo (2009) penilaian kinerja adalah

penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, kriteria dan standar yang

telah ditetapkan sebelumnya. Kata penilaian sering diartikan dengan kata

assessment.Sedangkan kinerja perusahan merupakan suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar

yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan adalah suatu

proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu

perusahaan berdasarkan standar tertentu.15

Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan penilaian prilaku

manusia dalam melaksanakan tugas atau peran yang dimainkannya dalam

mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja dalam subuah

perusahaan merupakan suatu proses umpan balik yang menyediakan informasi

tentang seberapa baik kesesuaian suatu tindakan dengan rencana yang dibuat

sebelumnya.

Jadi, pengertian kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu usaha yang

dilaksanakan secara strategik dan sistematik dalam melakukan evaluasi

hasil-hasil dari suatu aktivitas yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil yang

didapat apakah telah sesuai dengan tujuan perusahaan atau malah sebaliknya.

15

Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kineja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, h. 172.


(26)

2. Tujuan Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi, tujuan pokok pengukuran kinerja yaitu untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam

mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar

membuahkan tindakan dan hasil yang dinginkan.16

Ada Berbagai metode penilaian kinerja selama ini, sesuai dengan

tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir semua perusahaan

mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan.Disini menunjukan

manajemen cenderung hanya ingin memuaskan shareholders, dan kurang

memperhatikan kepentingan stakeholders. Sistem penilaian kinerja yang

efekif sebaiknya mengandung indikator kinerja, yaitu : (1) memperhatikan

setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada persfektif pelanggan, (2)

menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang

mengesahkan pelanggan, (3) memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja

secara komprehensif yang mempengsruhi pelanggan, dan (4) menyediakan

informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenali

permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.

Menurut Tangen (dalam Wayan) sistem pengukuran kinerja yang baik

adalah sekumpulan kinerja yang menyediakan perusahaan dengan informasi

yang berguna, sehingga membantu mengelola, mengontrol, merencanakan dan

16

Mulyadi, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 416


(27)

melaksanakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.Dengan

adanya pengukuran kinerja maka perusahaan diharapkan mampu bertahan dan

mengikuti persaingan dan perkembangan yang ada.

Sistem pengukuran kinerja dikelompokan menjadi tiga sistem, yaitu :

1. Kelompok “Fully Integrated”, merupakan sistem pengukuran kinerja yang paling baik (advance), karena sistem ini mampu menjelaskan hubungan

kausal yang melintasi organisasi. Kebutuhan dari seluruh pihak-pihak

yang berkepentingan dipertimbangkan. Database dan sistem pelaporan

harus terintegrasi satu dengan yang lainnya.

2. Kelompok “Balanced”, sistem ini mampu melihat kinerja dari pandangan yang multidimensi, dari persfektif dan horizon waktu yang berbeda.

Sistem ini mendukung inovasi dan pembelajaran serta berorientasi pada

pelanggan. Tujuannya adalah lebih kepada memperbaiki dibandingkan

dengan memonitornya.

3. Kelompok “Mostly Financial”, kelompok ini merepresentasikan sistem pengukuran kinerja tradisional, seperti ROI, aliran kas dan produktifitas

pekerja. Sistem ini berorientasi pada profit dan optimasi berdasarkan

efisiensi biaya dan pada umumnya hasilnya berorientasi jangka pendek.17

Pengukuran kinerja memperhatikan suatu hubungan antara

perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah dicapai

17

Wayan Adhitya Nugroho, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta, Tahun 2013. h. 10-11.


(28)

perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Untuk menjaga

agar perusahan dapat tetap bertahan dalam menghadapi lingkungan bisnis

yang semakin kompetitif maka di[erlukan suatu pengukuran kinerja yang

merupakan alat manajemen dalam mengevaluasi kerjanya untuk menilai

berhasil atau tidaknya strategi yang ditetapkan.

Pengukuran kinerja yang ada harus dapat menggabungkan tujuan

jangka pendek dan tujuan jangka panjang perusahaan.Sehingga, perusahaan

memiliki pengukuran kinerja yang mampu mendorong perusahaan menjadi

lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dalam Akuntansi Manajemen dikatakan, Penilaian

kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan

seperti : promosi, transfer dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawn untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.


(29)

C. Balance Scorecard

Pada era yang kompleksini, perusahaanakan terus berkembang dan

bertahan hidup harus menyediakan produk, baik barang maupun jasa yang

berorientasi pada pelanggan dengan meningkatkan mutu produk dan

pelayanan terus menerus. Namun, masih banyak perusahaan yang

menggunakan alat ukur tradisional yaitu analisis keuangan sebagai alat

pengukur kinerja, sedangkan untuk menciptakan produk yang berorientasi

pada pelanggan diperlukan alat ukur lain selain aspek keuangan.18

1. Sejarah Singkat Balance Scorecard

Pada awalnya, Balance Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem

tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada

aspek keuangan.Selanjutnya, Balance Scorecard mengalami perkembangan

pada implementasinya, tidak hanya sebagai alat ukur kinerja eksekutif, namun

meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik.19

Konsep Balance Scorecard merupakan pendekatan baru terhadap

manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh David Norton (

CEO pada Nolan Norton Institute 1990, CEO pada Renaissance Solution,

Inc.) dan Robert Kaplan ( Harvard Business School). Balance Scorecard

18

Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta : PT. Indeks, h. 219.

19

Mulyadi, Balance Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan, h.2


(30)

Pemantauan

adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan

secara luas baik dalam organisasi laba maupun organisasi nirlaba.20

Gambaran singkat mengenai sejarah awal balance scorecard digunakan

dalam organisasi dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :

Gambar 1

2

Sumber: (Mulyadi,2001. Alat manajemen kontemporer untuk

pelipatganda kinerja keuangan perusahaan).

20

Thomas Sumarsan, h. 219

Perumusan Strategi Perencanaan Strategik

Penyususnan Program

Penyusunan Anggaran

Tahap awal perkembangan (1990-1992) sebagai pengukuran kinerja komprehensif Implementasi


(31)

2. Definisi Balance Scorecard

Balance Scorecard terdiri atas dua kata, yaitu balance yang secara harfiah berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor.Scorecard adalah

kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau

kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkannya.

Sementara itu, pengertian balanced adalah kinerja seseorang atau kelompok

tertentu alan diukur secara berimbang baik dari sisi internal maupun eksternal

perusahaan, dan antara persfektif proses dan orang.21

Balance scorecard merupakan pendekatan baru terhadap manajemen yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh david Norton dan Robert Kaplan.

Balance Scorecard mengambil strategi organisasi, memisahkannya kedalam

tujuan-tujuan yang dapat dihitung, dan kemudian mengukur apakah tujuan

tersebut bisa tercapai.22

Robeth S. Kaplan dan David P. Norton mendefinisikan Balance Scorecard

adalah suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan seperangkat ukuran

finansial kerjamasa lalu dengan ukuran kinerja masa depan. Yang diukur dari

21

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, h.

22

Walling, Edward Russell, 50 Terobosan Manajemen Yang Perlu Anda Ketahui, Terjemahan Dedes Ekarini, (Jakarta, Erlangga, 2010) h.8.


(32)

empat persfektif, yaitu persfektif keuangan, persfektif pelanggan, persfektifi

internal bisnis dan persfektif pembelajaran dan pertumbuhan.23

Balance Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara luas baik dalam organisasi yang

berorientasi laba maupun nirlaba dalam menyelaraskan visi dan strategi

organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan mengawasi

kinerja sesuai tujuan strategi perusahaan.24

Konsep Balance Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan

pengimplementasikan konsep tersebut.Balance Scorecard telah mengalami

evolusi perkembangan : (1) Balance Scorecard sebagai Perbaikan atas sistem

pengukuran kinerja eksekutif, (2) Balance Scorecard sebagai rerangka

perencanaan strategik, dan (3) Balance Scorecard sebagai basis sistem

terpadu pengelolaan kinerja personel.25

3. Keunggulan dan Kelemahan Balance Scorecard

Pengukuran kinerja dengan metode balance scorecard memiliki beberapa

keunggulan jika dibanding dengan pengukuran kinerja dengan sistem

tradisional yang hanya berfokus pada sasaran-sasaran yang bersifat pada

23

Robeth S. Kaplan dan David P. Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan : Pasla Yosi Peter R,. h. 16.

24

Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013) ed. 2, h.219.

25

Mulyadi, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, (Jakarta : Salmenba Empat), 2007. h. 312


(33)

persfektif keuangan saja, sedangkanbalance scorecard mencakup persfektif

yang lebih luas: keuangan, pelanggan, proses bisnis dan intern serta

permbelajaran dan pertumbuhan.

Dalam bukunya Suwardi, bahwa pengukuran kinerja dengan balance

scorecard mempunyai beberapa kelebihan26, yaitu :

a. Strategik. Balance scorecard tidak hanya menuntut personel untuk

merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan

strategik, tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam

mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan.

b. Komprehensif. Balance scorecard menekankan pengukuran kinerja

tidak hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek

kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek kostumer, inovasi

dan market development merupakan fokus pengukuran integral.

Keempat persfektif ini menyediakan keseimbangan antara pengukuran

eksternal seperti laba pada pengukuran internal seperti produk baru.

Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang dilakukan oleh manajer

terhadap ukuran tersebut untuk mendorong manajer untuk mencapai

tujuan perusahaan.

26

Suwardi Luis dan Prima A. Bromo, Step by Step in Casading Balance Scorecard, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.48.


(34)

c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara

berbagai sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun

hubungan sebab akibat (casual relationship). Koheren berarti adanya

hubungan sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem

perumusan straegik dengan keluaran sistem perencanaan strategik.

Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik

merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang dihasilkan

perumusan strategik.

d. Seimbang. Seimbang berarti adanya keseimbangan pemusatan antara

interen dan ekstern, pemusatan proses dan orang yakni pemusatan yang seimbang diantara keempat persfektif.

e. Terukur. Balance scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang

tidak mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta

pembelajaran dan pertumbuhan dengan menentukan ukuranmya agar

dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan

strategik berupa ketrukuran sasaran strategik memungkinkan

ketercapaian berbagai sasaran strategik dari perencanaan sistem

tersebut.27

4. Persfektif dalam Balance Scorecard

27

Mulyadi, Balance Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan,h.18-24


(35)

Balance scorecardmerupakan seperangkat alat untuk memotivasi karyawan untuk mewujudkan visi perusahaan, tidak hanya sebagai alat

pengukur kinerja saja tetapi suatu sistem manajemen yang memfokuskan pada

usaha orang melalui organisasi dan meraih tujuan organisasi baik tujuan

uatama maupun nontujuan utama.

Melalui pengukuran balance scorecard, manajer senior dapat

menidentifikasi perusahaan dalam empat persfektif yang masing-masing

dilengkapi dengan indikator dan tolak ukur. Informasi yang harus

memperhatikan oleh manajer senior terhadap keempat persfektif yang

membentuk balance scorecard, yaitu :

a. Persfektif Keuangan, “bagaimana perusahaan dilihat oleh

pemegang saham?”

b. Persfektif Pelanggan, “bagaimana pelanggan memahami produk

dan pelayanan perusahaan?”

c. Persfektif Proses Bisnis Internal, “value driver apa saja yang dapat

mendorong proses bisnis sehingga dapat diunggulkan?”

d. Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh, “apakah perusahaan dapat


(36)

Keempat persfektif tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar II

Vision & Strategi

Sumber : ( Freddy Rangkuti, 2011 SWOT Balance Scorecard)28

28

Freddy Rangkuti, SWOT Balance Scorecard (Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko), (Jakarta: 2011, PT. Gramedia Pustaka Utama) h.204-205

Keuangan

Bagaimana perusahaan dilihat oleh pemegang saham

Proses Bisnis Internal Value driver apa saja yang

dapat mendorong proses bisnis

Pelanggan Bagaimana pelanggan memahami produk dan

pelayanan perusahaan

Pembelajaran dan pertumbuhan Apakah perusahaan dapat

menghasilkan inovasi, perubahan dan perbaikan?


(37)

a. Persfektif Keuangan

Balance Scorecardtidak mengabaikan kebutuhan akan data keuangan. Tujuan keuangan sendiri pada umumnya berhubungan dengan arus kas

perusahaan, kemampulabaan perusahaan dan yang perlu ditambahkan dalam

keuangan adalah penilaian risiko dan biaya manfaat data. Sasaran-sasaran

dalam persfektif keuangan dibedakan menjadi tga tahap, yaitu :

- Tahap Pertumbuhan

Tahap pertumbuhana merupakan tahap awal dari siklus hidup

bisnis.Pada tahap ini perusahaam memiliki produk baik barang maupun jasa

yang memiliki potensi untuk berkembang.Untuk mewujudkannya seorang

manajer harus berkomitmen untuk mengembangan suatu prosuk baru.

Perusahaan mungkin akan beroperasi dengan arus kas negatif dan tingkat

pengembalian atas modal yang rendah. Maka pada tahap ini sasarannya yaitu

dengan menekan pada pertumbuhan penjualan pada pasar baru dengan

melayani konsumen baru atau dengan mengembangkan barang dan jasa baru.

- Tahap Bertahan

Pada tahap ini merupakan tahapan yang kedua dari siklus bisnis

dimana perusahaan masih melakukan investasi akan tetapi mempersyaratkan

tingkat pengembalian yang terbaik.Pada tahap ini perusahaan

mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar yang ada.


(38)

Tahap panen merupakan tahap kematangan dimana perusahaan

melakukan panen terhadap investasi mereka.Dan sasaran utama pada tahap ini

adalah memaksimalkan arus kas yang masuk ke perusahaan sehingga arus kas

yang masuk mampu mengembalikan investasi yang dilakukan pada tahap

pertumbuhan dan tahap bertahan.

b. Persfektif Pelanggan

Dalam persfektif pelanggan, Kaplan dan Norton menjelaskan ada dua

kelompok pengukuran yang terkait, yaitu :

1. Pengukuran Inti Pelanggan (Custumer Core Mearsurement) adalah seperngkat

indikasi pengukuran yang dapat digunakan oleh semua jenis bentuk

organisasi. Pengukuran inti ini terdiri dari :

a. Pangsa Pasar, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai oleh

perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, baik yang diukur dari jumlah

pelanggan, jumlah rupiah yang dikeuarakan ataupun jumlah produk yang

dijual.

b. Retensi Pelanggan, mengukur tingkat dimana perusahaan berhasil

memelihara dan mempertahankan hubungan baik yang terus menerus

dengan pelanggannya.

c. Akuisisi pelanggan, mengukur berapa banyak perusahaan mampu menarik


(39)

d. Kepuasan Pelanggan, mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang terkait

dengan kriteria kinerja perusahaan.

e. Profitabilitas Pelanggan, mengukur laba bersih yang dihasilkan perusaan

dari pelanggan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan.

 Proposisi Nilai Pelanggan (Custumer Value Proposition), adalah atribut yang diberikan perusahan kepada barang atau jasanya untuk menciptakan kepuasan

dan loyalitas perusahaan. Proposisi nilai pelanggan didasarkan kepada atribu

sebagai berikut :

- Atribut Produk/Jasa, meliputi atribut fungsi, harga, kualitas dan waktu. Para

pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk atau jasa yang

ditawarkan.

- Hubuangan Pelanggan, menyangkut pada penyampaian produk/jasa kepada

pelanggan yang meliputi dimensi waktu penyerahan dan ketanggapan

perusahan atas permintaan pelanggan.

- Citra dan Reputasi, menggambarkan faktor yang tidak terwujud yang menarik

seorang pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan.

c. Persfektif Proses Bisnis internal

Dalam proses bisnis internal, perusahaan pada umunya tidak terlepas

dari kegiatan inovasi, operasi dan layanan purnajual. Ketiga hal tersebut


(40)

1) Inovasi, perusahaan berusaha menggali pemahaman tentang kebutuhan

dari pelanggan dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan.

2) Operasi, proses untuk memproduksi dan mendistribusi produk atau jasa ke

tangan konsumen. Dalam proses ini terbagi menjadi dua hal, yaitu proses

untuk memproduksi produk atau jasa dan proses untuk mendistribusikan

produk atau jasa kepada pelanggan.

d. Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh

Pada persfektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya

perusahaan yang berkaitan dengan perbaikan diri bagi individu dan

korporasi.Dalam persfektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus

dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kerja

jangka panjang.

Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa „pembelajaran‟ melebihi dari pada „pelatihan‟, karena pembelajaran mencakup hal-hal seperti mentor dan tutor dalam organisasi, serta menciptakan sebuah kondisi berkomunikasi yang

mudah diantara pekerja.

Dalam presfekif ini, ada tiga kategori yang dapat digunakan oleh

perusahaan sebagain tolak ukur, antara lain :

1) Kemampuan Pekerja, perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh


(41)

dalam pengambilan keputusan, pengakuan atau penghargaan, dorongan

untuk melakukan kreatifitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan.

Produktivitas pekerja dapat diukur dengan total penjualan bersih dibagi

dengan jumlah pekerja.

2) Kemampuan Sistem Informasi, untuk mencapai tujuan perusahaan maka

keahlian pekerja saja tidak cukup, masih diperlukan sistem informasi yang

terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, maka

kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat waktu oleh seluruh

tingkaan manajemen dan pekerja dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

3) Motivasi, merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin adanya

proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan

inisiatif bagi para pekerja agar mereka mempunyai kewenangan yang

memadai untuk mengambil keputusan.29

29

ThomasSumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen (konsep, aplikasi dan pengukuran kinera) h. 220-233


(42)

5. Kerangka Konsep

Untuk memudahkan penelitian, maka digambarkan dalam kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Penerapan Metode Balance Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan

(Studi : AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Margonda Depok)

Balance Scorecard Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh Persfektif Bisnis Internal Persfektif Pelanggan Persfektif Keuangan Laporan Keuangan Perusahaan Tingkat Kepuasan Nasabah Inovasi, Operasi dan Layanan Purnajual Tingkat Kepuasan Karyawan (Motivasi dan Apressiasi) Data Primer Data Sekunder

Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran


(43)

6. Review Studi Terdahulu

Agar penelitian ini lebih objektif, penulis mengambil beberapa studi

terdahulu sebagai acuan dalam menulis skirpsi.

Yahya Hamja, Jurnal Etikonomi, Universitas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Tahun 200430, dengan judul “Mengenal Balance Scorecard Sebagai

Konsep dan Aplikasi Bisnis yang Berfokus Pada Strategi”. Permasalahan

yang diangkat adalah tentang metode balance screcard dan pengaplikasiannya

pada strategi bisnis. Hasilnya yaitu dengan metode balance scorecard ini,

perusahaan dapat mengukur bagaimana unit bisnis mereka menciptakan nilai

bagi pelanggan sekarang dan yang akan datang. Dengan mempertahankan

kinerja keuangan dan kinerja kometitif.Perbedaan pada penelitian kali ini

yaitu mengaplikasikan metode Balance Scorecard sebagai alat ukur kinerja

perusahaan.

Jony Oktavian Haryanto dan Milka Listiyani Gunawan, Jurnal Ekonomi

dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Tahun

200831.Denganjudul “Penerapan Pemasaran Relasional di PT Pura Dekorindo dan Evaluasinya berdasarkan Balance Scorecard”.Permasalahan yang diangkat yaitu tentang pengaplikasian metode Balance Scorecard terhadap

30

Yahya Hamja, Jurnal Etikonomi, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2004, h.450

31

Jony Oktavian Haryanto dan Milka Listiyani Gunawan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Tahun 2008, h. 203


(44)

pemsaran relasional (Relationship Marketing).Dengan hasil penelitian yaitu

PT Pura Dekorindo dapat mengaplikasikan metode Balance scorecard ini, dan

hasil penelitian menunjukan adanya keseimbangan dalam penerapan empat

persfektif di metode balance scorecard.Perbedaan pada penelitian kali ini

terletak pada subjek penelitiannya yaitu pengukuran kinerja perusahaan pada

AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah.

Siti Aisyah, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 201232.

Dengan judul “Pengaruh Manajemen Berbasis Balance Scorecard Terhadap Kinerja Karyawan di Primer Koperasi Syariah Bhakti Pertiwi Abadi

(KOPRIM BPA) Jakarta”. Dengan permasalahan yang diangkat pengaruh

manajemen berbasis balance scorecard terhadap kinerja karyawan. Dengan

hasil penelitian Manajemen berbasis Balance Scorecard terhadap kinerja

karyawan memiliki pengaruh yang signifikan.

Haryadi Sarjono, Arko Pujadi dan Henry Wono Wong, Paper, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta,

Tahun 201033. Dengan judul “Penerapan Metode Balance Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Pada PT. Dritama Brokerindo, Jakarta

Timur.”Permasalahan yang diangkat yaitu tentang penggunaan metode

32

Siti Aisyah, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2012

33

HaryadiSarjono, ArkoPujadi dan Henry Wono Wong, Paper, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta, Tahun 2010


(45)

Balance Scorecard untuk menilai kinerja perusahaan dengan persfektif keuangan dan non keuangan.Dan hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja

perusahaan yang selama ini diukur secara tradisional, manajemen tidak

memperoleh informasi yang jelas dan terukur tentang aspek-aspek non

financial perusahaan.Dengan menerapkan system pengukuran kinerja dengan

Balanced Scorecard, didapat hasil yang lebih komprehensif tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan


(46)

38 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metodelogi penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam suatu

penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Metodelogi penelitian

merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelitian, sedangkan penelitian

merupakan usaha untuk mengembangkan, menemukan dan menguji suatu kebenaran

pengetahuan.34

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dibatasi pada mengukur kinerja

dengan menggunakan metode balance scorecard, karena metode ini merupakan

sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya menilai dari sisi keuangan saja,

tetapi lebih menyeluruh dengan melihat dari sisi keuangan dan non keuangan.

Data yang digunakan yaitu data premier dari kurun waktu 2010-2012.Dan lokasi

penelitan adalah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Margonda Depok, Jl.

Margonda Raya Depok.

B. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel merupakan proses yang sangat penting. Hal ini harus

didukung dengan ketepatan dan keakuratan dalam pengambilan sampel. Sampel

34

Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta:PT Grafindo Persada,2005) Cet.1, h.8


(47)

yang tidak memiliki keakuratan dan ketepatan data akan menghasilkan

kesimpulan penelitian yang salah.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah

teknik convience sampling. Convience sampling berarti sampel yang diambil

berdasarkan yang menyenangkan saja, atau berdasarkan faktor

spontanitas.35Keunggulan teknik ini yaitu tidak memerlukan daftar populasi

dengan biaya yang relatif hemat.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan format

deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi atau

berbagai variabel yang timbul dalam objek penelitian berdasarkan apa yang

terjadi.36 Kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu meliputi :

a. Jenis Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang

diambil dari penelitian kepustakaan serta dari data perusahaan.Sedangkan

data premier diperoleh langsung dari responden melalui penelitian lapangan.

1. Objek Penelitian, dalam penelitian ini, objek penelitian adalah AJB

Bumiputera 1912 kantor cabang Syariah Depok untuk mengetahui

pengukuran kinerja perusahaan dengan metode balance scorecard.

35

HendriTanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata Publishing,2013) h.116.

36

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:Kencana,2008) Ed.1 Cet.3, h.36


(48)

2. Sumber Data, sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian,

yaitu data primer dan data sekunder. Berikut adalah penjelasan untuk

masing-masing data:

a. Data Primer, adalah data yang belum tersedia untuk mendapatkan data

tersebut peneliti harus menggali dari sumber utamanya. Sumber data

primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui cara:

 Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada responden.Wawancara merupakan sarana yang baik

untuk meneliti pendapat, keyakinan, motivasi, perasaan dan proyeksi

terhadap masa depannya.37

Wawancara pada dasarnya memiliki tiga kemungkinan. Pertama,

wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data/informasi sehingga dikatakan sebagai metode

primer. Kedua, jika wawancara digunakan untuk melengkapi

cara/metode pengumpulan data/informasi lain, maka wawancara

dikatakan sebagai metode pelengkap.Ketiga, jika data/informasi yang

dikumpulkan dengan metode ini digunakan untuk menguji kebenaran

37

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata Publishing,2013) h.83


(49)

suatu data/informasi yang dikumpulkan dengan metode lain, maka

wawancara berfungsi sebagai metode kriterium (pengukur/penguji).38

 Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh

informasi dari responden.39 Sugiyono menyatakan kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

mendapat jawaban.40

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket berstruktur

dengan bentuk pertanyaan dalam bentuk ceklist.Skala likert digunakan

dalam penelitian ini dengan mengukur setuju atau tidak setuju terhadap

subjek, objek atau kejadian tertentu.

b. Data Sekunder, adalah data yang sudah dipublikasikan oleh pihak terkait

dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti.41 Sumber data sekunder

yang diperoleh dengan cara :

38

Arief Subyantoro dan FX. Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007) h. 97.

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata Publishing,2013, h. 79

40

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Jakarta, CV.Alpabeta, 2009), h. 142

41

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata Publishing,2013, h.76-77


(50)

 Studi Pustaka

Penulis melakukan pencarian data yang mendukung penelitian dari

literature, buku terbitan, artikel, jurnal dan referensi yang relevan dengan

penelitian.

D. Metode Analisis Data

Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SPSS versi 2.0,

pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian.Pengujian yang

pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif berarti statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.42 Statistik

deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur

dari minimum, maksimum rata-rata dan standar deviasi, juga untuk mengetahui

demograf responden yang terdiri dari katagori jenis kelamin, pendidikan, umur,

posisi dan lama bekerja.

Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Instrumen

penelitian tersebut yaitu :

42

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Jakarta, CV.Alpabeta, 2009), h. 147


(51)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing

pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product

moment.43Penghitungan uji validitas menggunakan bantuan SPSS 21.00 pada

komputer.

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.Pengujian validitas

dalam penelitian ekperimental berbeda dengan penelitian survei.

Pengukuran ini digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan dalam

kuesioner tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.

Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated

item-total correlations) dengan nilai r tabel.Jika r hitung > dari r tabel (pada taraf signifikan 5%) maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Realibilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran.Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi, yaitu pengukuran

43


(52)

yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.Tinggi rendahnya

reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut

koefisien reliabilitas.Secara teori, realibilitas berkisar antara 0.00-1.00.

Untuk menginterprestasikan koefisien korelasi reliabilitas ditentukan

berdasarkan kriteria sebagai berikut :44

1. Antara 0,800 sampai dengan 1.000 = sangat tinggi

2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup

4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

5. Antara 0,00 sampai dengan < 0,199 = sangat rendah

3. Kuantitatif Deskriptif

Merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi

relibilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat

kuantitatif memberi bobot, peringkat atau skor. Metode ini digunakan untuk

pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage,

rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, digunakan untuk persfektif keuangan.

Untuk pengukuran kinerja kepuasan pelanggan (KP),kepuasan karyawan

(KK) mengguankan rumus :

Kepuasan KP, KK = Jumlah Pertanyaan x Skor x 100%

Total Bobot

44

Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, (Jakarta: Penerbit PPM, 2007), h. 109.


(53)

4. Kualitatif Deskriptif

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

secara umum.45 Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses

bisnis internal.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel adalah melekatkan pada arti variabel dengan cara

menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur

variabel itu. Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga

pengujian dapat dilakukan secara benar, sesuai dengan penelitian. Operasional

variabel dalam penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balance

scorecard. Balance scorecard meliputi persfektif keuangan dan non keuangan, yaitu :

1. Persfektif Keuangan

Pengukuran kinerja melalui pesrfektif keuangan dapat dilihat dari siklus bisnis

perusahaan dengan skala rasio.Rasio yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

45


(54)

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampua perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Pengukuran yang

dilakukan yaitu dengan Current Rasio (Rasio Lancar), dengan rumus :

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuuhi

kewajiban keuangannya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio

ini dapat dihitung dengan :

1. Debt to Asset Rasio

2. Equity to Asset Ratio

c. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur


(55)

1. Return On Asset

2. Return On Equity

2. Perspektif Pelanggan

Mengukur kinerja dari sisi pelanggan dilihat dari pengukuran inti palanggan,

yang terdiri dari Pangsa Pasar, Retensi Pelanggan, Akuisisi Pelanggan, Kepuasan

Pelanggan dan profitabilitas Pelanggan. Untuk pengukuran dari proposisi nilai

pelanggan, meliputi atribut produk dan jasa, hubungan pelanggan dan citra dan

reputasi perusahaan.

Dalam penelitian ini alat ukur kinerja dari sisi pelanggan diukur dari nilai

pelanggan, yaitu:

- Atribut Produk dan Jasa, meliputi fungsi, harga, kualitas dan waktu.

Karena para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda atas produk dan

jasa yang ditawarkan perusahaan.

- Hubungan Pelanggan, hal ini menyangkut pada pengukuran bagaimana

perusahaan menyampaikan produk/jasa kepada pelanggan.

- Citra dan Reputasi, menggambarkan faktor yang tidak berwujud yang


(56)

3. Persfektif Bisnis Internal

Dalam persfektif bisnis internal, pengukuran kinerja yang dilakukan

dilihat dari :

- Inovasi, bagaimana perusahaan melakukan inovasi terhadap produk/jasa

yang dilakukan untuk memuaskan konsumen.

- Operasi, merupakan proses menghasilkan dan mendistribusikan

produk/jasa kepada pelanggan.

4. Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh

Pada persfektif ini mengukur kinerja dari sisi sumber daya manusia yang

dimiliki perusahaan. Dimana pengukurannya meliputi :

d. Tingkat Pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan

karyawan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan dalam bekerja.

e. Sistem Informasi, hal ini dilihat dari bagaimana kemudahan sistem

informasi di perusahaan.

f. Motivasi Karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap


(57)

48 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Umum AJB Bumiputera 1912

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera1912 atau yang lebih dikenal sebagai AJB

Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa

Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan pasa tanggal 12 Februari 1912

di Magelang, Jawa-Tengah atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M.

Ng. Dwidjosewojo, sekretaris Persatuan guru Hindia Belanda (PGHB)

sekaligus sekretaris Pengurus Besar Budi Utomo.Gagasan pendirian

perusahaan asuransi jiwa ini terdorong oleh keprihatinan mendalam terhadap

nasib para guru bumiputera (pribumi).Dalam pendirian tersebut M. Ng.

Dwidjosewojo, dibantu bersama dua orang guru laiinnya yaitu MKH.Soebroto

dan M. Adimidjojo.

Tidak seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang

kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu, sejak awal pendiriannya

bumiputera sudah menganut system kepemilikan dan kepengusahaan yang

unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua

pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil

mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya


(58)

Bumiputera selalu berusaha melihat peluan potensi yang relative besar, yaitu

langkah AJB Bumiputera 1912 untuk mendirikan cabang usaha jiwa Syariah

dengan langkah AJB Bumiputera 1912 untuk mendirikan cabang usaha jiwa

syariah dalm bentuk divisi syariah sebagai strategi bisnis unit (SBU). Unit

bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak dikeluarkannya Surat

Keputusan Menteri Keuangan No.Kep. 268/Km.6/2002 tanggal 7 November

2002 dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah dan Fatwa Dewan

Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2002 tanggal 11 November 2002

dibentuk divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang Asuransi Syariah di

Jakarta.

2. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912

Visi Perusahaan

AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat,

modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

Misi Perusahaan

a. AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi

jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional

melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat indonesia.

b. AJB Bumiputera 1912 senantiasa menyelanggarakan berbagai pendidikan


(59)

peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan dalam rangka

peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

c. AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kinerja yang

motivatifnya dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal

perusahaan yang efektif dan efisien.

3. Bidang Usaha

AJB Bumiputera 1912 merupakan asuransi syariah yang memberikan layanan

dan bantuan di bidang asuransi kerugian dan asuransi jiwa yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.

4. Produk-produk AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah

Produk yang ditawarkan asuransi syariah Bumiputera 1912 Divisi Syariah

adalah sebagai berikut:

a. Mitra Iqra‟Plus b. Mitra Mabrur Plus

c. Mitra Amanah

d. Mitra Ta‟awun Pembiayaan

e. Mitra Kecelakan Diri (Personal Accident)

f. Mitra Eka Warsa + PA


(60)

B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard

1. Persfektif Keuangan

Balance Scorecrd memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih

dan ROI, karena tolak ukur tersebut digunakan dalam perusahaan untuk

mengetahui laba.Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan

penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan

atau organisasi.

Suatu pengukuran kinerja didalamnya harus memiliki keseimbangan antara

keuangan dan non keuangan untuk mngarahkan kinerja perusahaan terhadap

keberhasilan.

a. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio ( Rasio Lancar)

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Current Ratio

1 2 3 (2): (3) * 100% = (4)

2010 415,940,600,000 38,077,130,000 1092.36%

2011 551,750,840,000 68,129,800,000 809.85%


(61)

Berdasarkan tabel diatas, baik asset lancar maupun utang lancar dari AJB

Bumiputera 1912 Divisi Syariah mengalami kenaikan, namun jika dilihat dari

perhitungan current rasio perusahaan sempat mengalami penurunan pada tahun 2011

dari tahun 2010, namun kondisi tersebut dapat distabilkan perusahaan dengan

meningkatnya perhitungan current ratio dari tahun 2012. Hal ini menunjukan bahwa

AJB Bumiputera 1912 divisi syariah mampu untuk membiayai kewajiban tiap

tahunnya.

Pada periode ini dilihat dari rasio likuiditas, AJB Bumiputera 1912 Divisi

Syariah menunjukan kinerja keuangan yang sangat baik atau memiliki tingkat

kesehatan keuangan yang sehat sekali karena memiliki bobot nilai diatas 150%.

b. Rasio Solvabilitas

1. Debt to Asset Ratio

Tahun Total Kewajiban Total Aktiva Debt To Asset Ratio

1 2 3 (2): (3) * 100% = (4)

2010 48,505,550,000 422,916,650,000 11.47%

2011 76,143,610,000 555,379,390,000 13.71%


(62)

AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah menghasilkan debt to asset ratio pada tahun

2010 sebesar 11.47% kemudian meningkat pada tahun 2011 sebesar 13,71%, lalu

menurun kembali pada than 2012 sebesar 13,20%. Jumlah rata-rata debt to asset ratio

adalah sebesar 12,79%, yang artinya 87,21% berasal dari pemegang saham. Debt to

asset ratio ini digunakan untuk membandingkan total utang dengan total aktiva.

Semakin tinggi nilai dari ratio ini, maka semakin tinggi pula pendanaan perusahaan

yang berasal dari utang.

2. Equity to Asset Ratio

Equity to Asset Ratio ini digunakan untuk mengetahui setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.Semakin tinggi nilai rasio ini, maka

semakin tinggi pula modal yang dijadikan jaminan utang. Nilai equity to asset ratio

AJB Bumiputera 1912 divisi Syariah tahun 2010 yaitu 8,40%, kemudian tahun Tahun Modal Sendiri Laba Ditahan Total Aktiva Debt To Asset Ratio

1 2 3 4 (2+3):(4)*100% = 5

2010 55,000,000,000 (19,472,320,000) 422,916,650,000 8.40%

2011 80,000,000,000 8,669,810,000 555,379,390,000 15.97%


(1)

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

4

5

4

17

5

4

4

3

16

3

4

4

4

15

5

4

5

5

19

5

5

5

4

19

5

5

5

4

19

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

3

3

4

4

14

4

3

4

4

15

4

4

4

4

16

3

3

4

4

14

4

3

4

4

15

4

4

4

4

16

3

3

4

4

14

4

3

3

4

14

4

4

4

4

16

3

4

5

4

16

4

4

4

3

15

4

5

4

4

17

3

4

5

4

16

4

4

4

3

15

4

5

4

4

17

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

5

5

3

17

3

3

3

3

12

4

4

4

4

16

3

3

4

4

14

4

3

3

4

14

4

4

4

4

16

5

5

5

5

20

5

5

5

5

20

5

5

5

5

20

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

4

4

4

4

16

5

5

5

5

20

5

5

5

5

20

5

4

4

5

18

4

4

5

4

17

5

4

4

3

16

3

4

4

4

15

3

3

4

4

14

4

3

3

4

14

4

4

4

4

16

Jawaban Responden Karyawan

kk

1

kk

2

tk

k

ksi

1

ksi

2

ksi

3

tks

i

mpk

1

mpk

2

mpk

3

mpk

4

mpk

5

mpk

6

tmp

k

4

5

9

3

3

4

10

3

3

3

4

3

3

19

4

3

7

3

3

3

9

4

4

3

4

4

4

23

4

4

8

1

4

4

9

4

4

1

3

3

4

19

4

4

8

1

4

4

9

4

4

1

3

3

4

19

3

2

5

2

2

2

6

4

4

2

2

2

4

18

3

4

7

2

3

2

7

3

3

2

4

2

3

17

4

4

8

4

5

5

14

4

4

4

4

4

3

23

4

3

7

3

3

3

9

3

3

4

4

3

3

20

2

2

4

3

3

2

8

4

4

3

3

2

4

20

3

2

5

3

3

3

9

3

3

3

3

2

3

17


(2)

5

4

9

5

5

4

14

3

4

5

5

3

3

23

3

2

5

2

2

2

6

4

4

2

4

3

4

21

3

4

7

4

3

3

10

2

3

3

4

4

3

19

5

4

9

4

4

4

12

3

3

5

5

5

3

24

4

3

7

3

3

3

9

4

4

3

4

3

4

22

4

4

8

4

4

4

12

4

4

3

4

3

4

22

4

4

8

4

4

3

11

4

4

3

4

3

4

22

4

4

8

4

4

3

11

4

4

3

4

3

4

22

5

5

10

5

4

4

13

4

4

4

4

2

4

22

4

3

7

3

3

3

9

5

5

3

4

3

5

25

2

2

4

3

3

3

9

4

5

2

3

3

5

22

2

4

6

1

4

4

9

4

5

4

4

4

5

26

4

5

9

3

3

4

10

4

5

3

4

3

5

24

5

4

9

4

4

4

12

4

5

5

5

5

5

29

3

2

5

2

2

2

6

4

4

2

4

3

3

20

2

4

6

1

4

4

9

4

4

4

4

4

4

24

4

5

9

3

3

4

10

4

5

3

4

3

5

24

5

4

9

4

4

4

12

4

5

5

5

5

5

29

3

2

5

3

2

3

8

4

5

3

3

2

3

20

4

3

7

3

3

3

9

4

3

4

4

3

5

23

4

4

8

4

4

3

11

4

4

3

4

3

4

22

5

4

9

4

4

4

12

4

5

5

5

5

5

29

4

5

9

3

3

4

10

4

4

3

4

3

4

22

5

4

9

4

4

4

12

4

3

5

5

5

5

27

3

2

5

3

3

3

9

4

4

3

3

2

5

21

4

5

9

3

3

4

10

4

5

3

4

3

4

23

2

2

4

3

3

3

9

4

5

2

3

3

5

22

5

4

9

4

4

4

12

4

4

5

5

5

4

27


(3)

Lampiran VII :Hasil Uji Validitas dan Rentabilitas

Scale: tapj

Correlations

apj1 apj2 apj3 apj4 tapj

apj1

Pearson Correlation 1 ,786** ,484** ,686** ,909**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

apj2

Pearson Correlation ,786** 1 ,681** ,500** ,900**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

apj3

Pearson Correlation ,484** ,681** 1 ,436** ,748**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000

N 50 50 50 50 50

apj4

Pearson Correlation ,686** ,500** ,436** 1 ,775**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000

N 50 50 50 50 50

tapj

Pearson Correlation ,909** ,900** ,748** ,775** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

**. Correlationissignificantatthe 0.01 level (2-tailed).

ReliabilityStatistics

Cronbach'sAlpha Cronbach'sAlpha Based on StandardizedItem

s

N of Items


(4)

Scale: thp

Correlations

hp1 hp2 hp3 hp4 thp

hp1

Pearson Correlation 1 ,617** ,642** ,334* ,767**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,018 ,000

N 50 50 50 50 50

hp2

Pearson Correlation ,617** 1 ,909** ,534** ,917**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

hp3

Pearson Correlation ,642** ,909** 1 ,584** ,936**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

hp4

Pearson Correlation ,334* ,534** ,584** 1 ,733**

Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

thp

Pearson Correlation ,767** ,917** ,936** ,733** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

**. Correlationissignificantatthe 0.01 level (2-tailed). *. Correlationissignificantatthe 0.05 level (2-tailed).

ReliabilityStatistics

Cronbach'sAlpha Cronbach'sAlpha Based on StandardizedItem

s

N of Items


(5)

Scale: tcp

Correlations

cp1 cp2 cp3 cp4 tcp

cp1

Pearson Correlation 1 ,414** ,593** ,638** ,853**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

cp2

Pearson Correlation ,414** 1 ,719** ,278 ,735**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,051 ,000

N 50 50 50 50 50

cp3

Pearson Correlation ,593** ,719** 1 ,521** ,866**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

cp4

Pearson Correlation ,638** ,278 ,521** 1 ,755**

Sig. (2-tailed) ,000 ,051 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

tcp

Pearson Correlation ,853** ,735** ,866** ,755** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

**. Correlationissignificantatthe 0.01 level (2-tailed).

ReliabilityStatistics

Cronbach'sAlpha Cronbach'sAlpha Based on StandardizedItem

s

N of Items


(6)

Scale: tkk

Correlations

kk1 kk2 tkk

kk1

Pearson Correlation 1 ,571** ,870**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 40 40 40

kk2

Pearson Correlation ,571** 1 ,901**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 40 40 40

tkk

Pearson Correlation ,870** ,901** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 40 40 40

**. Correlationissignificantatthe 0.01 level (2-tailed).

ReliabilityStatistics

Cronbach'sAlpha Cronbach'sAlpha Based on StandardizedItem

s

N of Items