Pengaruh Air Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Dalam Mempersingkat Durasi Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster Jantan.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH AIR PERASAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DALAM MEMPERSINGKAT DURASI PENYEMBUHAN LUKA MENCIT

Swiss Webster JANTAN

Robby Tejasentosa, 2010 Pembimbing : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Luka merupakan hal yang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Penanganan luka dapat dilakukan dengan menggunakan obat modern dan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat adalah mengkudu (Morinda citrifolia L). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka.

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dan komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Lima kelompok mencit (n=5) dibuat luka sayat sepanjang 8 mm dan diberi perlakuan dengan air perasan buah mengkudu (APBM) 25%, APBM 50%, APBM 100%, akuades, povidone iodine 10 %. Data yang diamati adalah lama penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bertautan dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05.

Rerata lama penyembuhan luka dalam hitungan hari APBM 25% (5,6), APBM 50% (5), APBM 100% (5) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan kontrol (7,2) dengan p= 0,001, p=0,000 dan p = 0,000.

Kesimpulannya, air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka.


(2)

v

Wound is a very common thing that can be happened to all people around the world, starts from children to adults. We can treat wounds by using modern medicine and herbs medicine. One of the most commonly used herbs in the community is noni (Morinda citrifolia L).

The purpose of this research is to investigate the effect of noni juice (Morinda citrifolia L) in accelerating the healing wound process. In this study, we use a comparative true experimental design method with Completely Randomized Design (CRD). Five groups of mice were made cut along 8 mm each and were treated with noni juice 25%, noni juice 50%, noni juice 100%, distilled water, 10% povidone iodine. We observed the healing wound process until the both wound edges interlocked. Data analysis is using one-way ANOVA which is continued by Tukey HSD, α = 0,05.

The mean wound healing time in days noni juice 25% (5,6), noni juice 50% (5), noni juice 100% (5) show a highly significant difference compared with the control group with p=0,001, p=0,000, p=0,000.

In conclusion, noni juice has effect in accelerating healing wound process.


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Integumentum atau Kulit ... 6


(4)

2.1.2 Fisiologi Kulit ... 7

2.2 Kulit ... 8

2.2.1 Lapisan Epidermis ... 8

2.2.2 Lapisan Dermis ... 10

2.2.3 Lapisan Subkutan atau Hipodermis ... 11

2.2.4 Vaskularisasi Kulit ... 11

2.2.5 Warna ... 12

2.3 Luka ... 15

2.4 Klasifikasi Luka ... 15

2.5 Penyembuhan Luka ... 17

2.6 Komplikasi Luka... ... 20

2.7 Buah Mengkudu…………. ... 21

2.7.1 Morfologi Tanaman Mengkudu ... 24

2.7.2 Taksonomi ... 24

2.7.3 Kandungan Buah Mengkudu ... 25

2.7.4 Khasiat Buah Mengkudu ... 25

2.8 Povidone iodine ... 26

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 29

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 29


(5)

x

3.2.3 Penentuan Besar Sampel ... 30

3.3 Prosedur Kerja ... 31

3.3.1 Persiapan Bahan Uji dan Hewan Coba ... 31

3.3.2 Prosedur Penelitian ... 31

3.4 Metode Analisis ... 32

3.5 Hipotesis Statistik ... 32

3.6 Kriteria Uji ... 32

3.7 Aspek Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan ... 34

4.2 Uji Hipotesis…... ... 38

4.2.1 Hipotesis Penelitian ... 38

4.2.2 Hal yang Mendukung ... 38

4.2.3 Hal yang Tidak Mendukung ... 38

4.2.4 Kesimpulan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan Kulit ... 9

Gambar 2.2 Lapisan Epidermis Kulit ... 10

Gambar 2.3 Melanocyte, Langerhans Cell, Merkel Cells ... 10

Gambar 2.4 Melanin Containing Basal Cells ... 12

Gambar 2.5 Lapisan Kulit ... 13

Gambar 2.6 Three-dimensional diagram of the skin, including a haif follicle ... 13

Gambar 2.7 Histologis Kulit Potongan Vertikal ... 14

Gambar 2.8 The Keratinocyte and Wound Healing ... 18


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Lama Penyembuhan Luka Dalam Hari ... 34 Tabel 4.2 ANAVA Satu Arah Terhadap Lama Penyembuhan Luka ... 35 Tabel 4.3 Uji Beda Rata-Rata Tukey HSD ... 36


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Tabel Proses Penyembuhan Luka Air Perasan Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia L) ... 42

Lampiran 2 Perhitungan lama penyembuhan luka ... 45

Lampiran 3 Pembuatan air perasan buah mengkudu ... 48

Lampiran 4 Mus musculus ... 49

Lampiran 5 Cara memegang mencit ... 50


(9)

42 LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar Tabel Proses Penyembuhan Luka Air Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L).

HARI 1 (dalam milimeter)

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 8 8 8 8 8

Mencit 2 8 8 8 8 8

Mencit 3 8 8 8 8 8

Mencit 4 8 8 8 8 8

Mencit 5 8 8 8 8 8

HARI 2

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 5.5 4.2 6.3 6.5 4

Mencit 2 4.5 3.15 5.6 6 3.5

Mencit 3 5.4 5.5 4.65 6.5 6.5

Mencit 4 3.75 5.6 5.9 7 4


(10)

HARI 3

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 2.8 3.1 3.2 5.3 2.5

Mencit 2 2.25 1.85 3.75 5.25 2.4

Mencit 3 2.1 3.25 2.65 5.1 4.45

Mencit 4 1.8 4.3 4 6.25 3.45

Mencit 5 2.25 2.8 3.45 4.25 3.35

HARI 4

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 1.45 1.25 1.7 5.2 1.65

Mencit 2 1.85 0.5 1 4.75 2.15

Mencit 3 1.55 1.45 1.15 4.6 2.25

Mencit 4 0.65 1.5 2.2 5.65 2.6

Mencit 5 1.15 1.3 1.8 2.7 2.7

HARI 5

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 1.05 0 0 3.7 0.75

Mencit 2 0.15 0 0 3.55 1.5

Mencit 3 0.85 0 0 2.45 2.1

Mencit 4 0 0 0 3.85 1.7


(11)

44

HARI 6

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 0 0 0 2.5 0

Mencit 2 0 0 0 2.15 0

Mencit 3 0 0 0 1.15 1.45

Mencit 4 0 0 0 1.5 0.35

Mencit 5 0 0 0 0 0.4

HARI 7

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 0 0 0 1.7 0

Mencit 2 0 0 0 1.8 0

Mencit 3 0 0 0 0 0

Mencit 4 0 0 0 0 0

Mencit 5 0 0 0 0 0

HARI 8

APBM 25% APBM50% APBM 100% Kontrol Pembanding

Mencit 1 0 0 0 0 0

Mencit 2 0 0 0 0 0

Mencit 3 0 0 0 0 0

Mencit 4 0 0 0 0 0


(12)

Lampiran 2

De scriptiv es lama penyembuhan luka

5 5.6000 .54772 .24495 4.9199 6.2801 5.00 6.00

5 5.0000 .00000 .00000 5.0000 5.0000 5.00 5.00

5 5.0000 .00000 .00000 5.0000 5.0000 5.00 5.00

5 7.2000 .83666 .37417 6.1611 8.2389 6.00 8.00

5 6.6000 .54772 .24495 5.9199 7.2801 6.00 7.00

25 5.8800 1.01325 .20265 5.4618 6.2982 5.00 8.00

APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Te st of Homogene ity of Variance s lama penyembuhan luka

10.566 4 20 .000

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA lama penyembuhan luka

19.440 4 4.860 18.692 .000

5.200 20 .260

24.640 24 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(13)

46

Post Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable: lama penyembuhan luka Tukey HSD

.6000 .32249 .369 -.3650 1.5650

.6000 .32249 .369 -.3650 1.5650

-1.6000* .32249 .001 -2.5650 -.6350

-1.0000* .32249 .040 -1.9650 -.0350

-.6000 .32249 .369 -1.5650 .3650

.0000 .32249 1.000 -.9650 .9650

-2.2000* .32249 .000 -3.1650 -1.2350

-1.6000* .32249 .001 -2.5650 -.6350

-.6000 .32249 .369 -1.5650 .3650

.0000 .32249 1.000 -.9650 .9650

-2.2000* .32249 .000 -3.1650 -1.2350

-1.6000* .32249 .001 -2.5650 -.6350

1.6000* .32249 .001 .6350 2.5650

2.2000* .32249 .000 1.2350 3.1650

2.2000* .32249 .000 1.2350 3.1650

.6000 .32249 .369 -.3650 1.5650

1.0000* .32249 .040 .0350 1.9650

1.6000* .32249 .001 .6350 2.5650

1.6000* .32249 .001 .6350 2.5650

-.6000 .32249 .369 -1.5650 .3650

(J) kelompok perlakuan APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING (I) kelompok perlakuan

APBM 25% APBM 50% APMB 100% KONTROL PEMBANDING Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(14)

Homogeneous Subsets

lama penyembuhan luka

Tukey HSDa

5 5.0000

5 5.0000

5 5.6000

5 6.6000

5 7.2000

.369 .369

kelompok perlakuan APBM 50%

APMB 100% APBM 25% PEMBANDING KONTROL Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(15)

48

Lampiran 3

Pembuatan air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L)

Bahan baku yang digunakan adalah buah mengkudu yang telah dipetik, dicuci, dan

dipotong – potong kemudian dimasukan kedalam juicer sehingga didapatkan airnya.

Air perasan buah mengkudu yang telah didapat dimasukkan ke dalam gelas ukur. Air perasan kemudian dibuat menjadi konsentrasi 25%, 50%, dan 100% menggunakan akuades dengan cara sebagai berikut :

Konsentrasi 25%

2,5 ml air perasan buah mengkudu ditambahkan 7,5 ml akuades. Konsentrasi 50%

5 ml air perasan buah mengkudu ditambahkan 5 ml akuades. Konsentrasi 100%


(16)

Lampiran 4

Mus musculus

Hewan percobaan adalah hewan yang digunakan dan disediakan untuk percobaan – percobaan di laboratorium. Salah satu jenis hewan yang umumnya digunakan sebagai hewan percobaan adalah mencit (Mus musculus). Berikut adalah data biologi mencit (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988) :

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan Lama hamil : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari Umur dikawinkan : 8 minggu Siklus kelamin : poliestrus Siklus estrus : 4-5 hari Lama estrus : 12-14 jam

Perkawinan : pada waktu estrus

Ovulasi : dekat akhir proses ekstrus, spontan Fertilisasi : 2 jam sesudah kawin

Berat dewasa : 20-40 gram untuk jantan, 18-35 gram untuk betina Berat lahir : 0,5-1,0 gram

Suhu (rektal) : 35-39° C ( rata-rata 37,4°C) Pernafasan : 140-150 / menit.

Denyut jantung : 600-650 / menit

Tekanan darah : 130-160 sistole, 102-110 diastole Konsumsi oksigen : 2,38 – 4,48 ml/g/jam

Kromosom : 2n = 40


(17)

50

Lampiran 5

Cara memegang mencit

Mencit mempunyai ekor yang memudahkan untuk memegangnya, namun demikian tidak boleh memegang pada bagian ekornya karena ini akan menyulitkan saat akan melakukan pemeriksaan secara seksama pada mencit tersebut.

Agar mencit dapat periksa secara seksama maka harus dapat memegang mencit dengan benar. Cara memegang mencit adalah dengan meletakan mencit diatas permukaan yang kasar, kemudian lakukan “pengurutan” dari pangkal ekor sampai ke tengkuk dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, sedangkan ekor mencit dipegang dengan menggunakan jari kelingking tangan yang sama saat memegang tengkuk mencit. Seekor mencit yang dipegang dengan menggunakan cara ini dapat dikuasai sehingga dapat melakukan pemeriksaan dengan baik (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).


(18)

Lampiran 6 Dokumentasi

Buah Mengkudu Jangka Sorong


(19)

52

Kelompok Mencit Dalam Kandang Mencit Dalam Kandang

Sebelum Pembuatan Luka Saat Perawatan Luka


(20)

54

Nama : Robby Tejasentosa

NRP : 0710068

Tempat/Tanggal lahir : Cirebon, 27 Maret 1989

Alamat : Jl. BIMA No. 10, Gunungsari. Cirebon. Jawa Barat

Riwayat Pendidikan

TKK 1 BPK PENABUR, Cirebon, lulus tahun 1995 SDK 1 BPK PENABUR, Cirebon, lulus tahun 2001 SMPK 1 BPK PENABUR, Cirebon, lulus tahun 2004 SMAK 1 BPK PENABUR, Cirebon, lulus tahun 2007


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Luka merupakan hal yang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Luka adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh seseorang secara tiba-tiba terpajan kekuatan yang berlebihan atau terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan (Sumarji, 2009). Penyebab luka bermacam-macam, contohnya : kecelakaan lalu lintas, luka tertusuk, luka bakar, dll. Luka mengakibatkan terbukanya kulit sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh, yang mengakibatkan terjadinya perdarahan sekaligus terbukanya jalan masuk bagi bakteri, jamur, virus kedalam tubuh dan mengakibatkan timbulnya peradangan.

Luka oleh sebagian orang sering kali dianggap hal yang biasa, akan tetapi luka yang tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi, diantaranya perdarahan dan infeksi, bahkan luka yang serius dapat menyebabkan kematian.

Luka memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat di Amerika Serikat. Jumlah penderita luka yang dirawat di Rumah Sakit tahun 2002 sampai tahun 2006 tercatat 29.821.159, yang terbanyak luka akibat kecelakaan lalu lintas (CDC injury prevention, 2009).

Kematian akibat luka di seluruh dunia setiap tahunnya mencapai 5 juta orang. Luka penyebab kematian terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas, tenggelam, jatuh, keracunan, bunuh diri, dan luka bakar dimana angka kematian tertinggi terjadi di negara berkembang yang biasanya tidak memiliki infrastruktur dan kapasitas yang memadai dalam pencegahan dan penanganan luka (WHO, 2004).

Luka penyebab kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terbilang cukup tinggi, tercatat 87 per 100.000 penduduk. (WHO, 2009)

Penanganan luka dapat dilakukan dengan menggunakan obat modern. Penggunaan obat modern ini selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Oleh sebab itu akhir-akhir ini masyarakat lebih memilih menggunakan obat


(22)

tradisional, karena mudah didapat, harganya relatif terjangkau dan memiliki efek samping yang relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat. Obat tradisional adalah media pengobatan dengan menggunakan bahan–bahan alamiah dari tumbuhan sebagai bahan bakunya (Cruse and McPhedran, 1995; Mundipharma, 2004).

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan budaya. Adat istiadat warisan nenek moyang masih dipegang teguh di kalangan masyarakat; termasuk di antaranya adalah pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional memegang peranan penting dalam masyarakat Indonesia khususnya Pulau Jawa. Salah satunya adalah penggunaan tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekitar masyarakat.

Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam hayati, termasuk di antaranya adalah tanaman obat. Banyak tanaman obat yang penggunaannya sudah diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Salah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat adalah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang secara internasional lebih dikenal sebagai “noni” yang merupakan istilah khas orang Hawaii. Mengkudu mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Manfaat dari buah mengkudu antara lain penyembuhan luka, anti-bakterial (scientific journal science, 1950), analgesik, imunomodulator, anti-inflamasi, antiulkus , diabetes, kanker, tekanan darah tinggi, dll (Abbott, 1992). Penggunaan mengkudu yang diwariskan turun-temurun untuk mengobati berbagai penyakit perlu diteliti lebih lanjut, terutama efeknya untuk mempercepat lama penyembuhan luka.

Hal di atas menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas identifikasi masalah adalah apakah air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.


(23)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk menjadikan air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) sebagai obat alternatif yang digunakan untuk mempersingkat durasi penyembuhan luka.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis yaitu dapat memberikan informasi mengenai pengaruh air perasan buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

Manfaat praktis yaitu air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) dapat digunakan masyarakat sebagai obat alternatif untuk penyembuhan luka.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Luka adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh seseorang secara tiba-tiba terpajan kekuatan yang berlebihan atau terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan (Sumarji, 2009).

Penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi 3 fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase resolusi. Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka seperti gangguan nutrisi, bakteri yang dapat memperlambat penyembuhan suatu luka dan faktor – faktor pembekuan darah seperti vitamin K yang mempengaruhi pembekuan darah (Sjamsuhidajat, 2003; Barbul, 2005).


(24)

Mengkudu mengandung zat-zat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka, antara lain : Proxeronine (regenerasi sel dan keseimbangan hormon), scopoletin (anti-bakteri dan anti-inflamasi), anthraquinone sebagai anti bakteri (Levand, 1963), phytonutrient dan selenium (anti-oksidan), asam amino esensial, vitamin C dan vitamin A, flavonoid (flavone glikosida), terpenoid, scopoletin, xeronine, acubin, L- asperuloside, alizarin, dan anthraquinon.

Flavonoid (flavone glikosida) merupakan salah satu komponen utama mengkudu yang berfungsi sebagai anti radang, mencegah terjadinya edema, meningkatkan suplai pembuluh darah, dan memicu pembentukkan kolagen serta elastin (Wang, 2002). Antioksidan yang terkandung dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L) juga berpengaruh pada ROS (Reactive Oxidative Superoxide), sehingga mengurangi stres oksidatif dan kerusakan keratinosit yang mempengaruhi reepitalisasi. Pada akhirnya luka menjadi lebih cepat sembuh. (Gurib-Fakim, 2006; Barbul, 2005).

Senyawa terpenoid adalah hidrokarbon isomerik yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel – sel tubuh. Scopoletin berfungsi untuk memperlebar pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah, serta berkhasiat sebagai anti bakteri, anti alergi dan anti radang. Xeronine adalah salah satu alkaloid yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim – enzim dan mengatur serta membentuk struktur protein yang memungkinkan protein tersebut mengkonsentrasikan sejumlah besar energi untuk melakukan tugas – tugas mekanis, khemis, dan elektris dalam setiap sel, dengan demikian sel yang rusak dapat memperbaiki dirinya sendiri dan sel yang masih baik dapat berfungsi secara efisien. Acubin, L-asperuloside, alizarin, anthraquinon termasuk zat antibakteri yang dapat membunuh bakteri Pseudomonas aeroginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus, Bacillis subtilis, Escherichia coli, Salmonella dan Shigela ( Wang, 2002 ).

Selain itu mengkudu juga memiliki kemampuan biologis lain diantaranya adalah antiviral. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Umezawa menemukan suatu komponen yang dinamakan 1-methoxy-2-formyl-3-hydroxyanthraquinone


(25)

5

yang mampu menekan efek cytopathic dari sel MT-4 yang terinfeksi virus HIV tanpa mampengaruhi pertumbuhan sel ( Wang, 2002 ).

Kandungan zat-zat kimia dalam buah mengkudu dapat berfungsi antara lain sebagai pain killer, disebutkan bahwa sari buah mengkudu mampu mengurangi rasa sakit saat menstruasi. Selain itu sari buah mengkudu dapat memulihkan kondisi dan fungsi liver, bahkan dinyatakan sebagai adaptogen yang turut meningkatkan daya penyembuhan tanpa efek negative ( Rukmana, 2002 ).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah lama penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bersatu dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05, menggunakan program komputer, dengan nilai kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(26)

39

Air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan pada konsentrasi 25 % , 50% dan 100%.

5.2 Saran

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek buah mengkudu terhadap penyembuhan luka dengan dosis lebih rendah dan bervariasi. - Perlu dilakukan isolasi zat aktif agar dapat diketahui efeknya secara

langsung.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping dan efek toksik yang ditimbulkan pemakaian buah mengkudu pada hewan coba dan manusia.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba dan sediaan yang lain.


(27)

40

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, I. A. (1992). La’au Hawaii: Traditional Hawaiian uses of plants.

Honolulu, Hawaii: Bishop Museum Press, 1992.

http://foodscience.wikispaces.com/Noni. 12 Juni 2009.

Agustina, Hana Rizmadewi. 2009. Perawatan Luka Modern. http://www.keperawatan-online.co.cc/2009/01/perawatan-luka modern.html., 21 Januari 2009.

Anonymous. 2000. http://www.morinda-house.com/web/sarang-semut-buah-merah-tongkat-ali-kanker-tumor.html.

Barbul, A. 2006. Wound Healing In: Brunicardi, F.C., Andersen, D.K., Billiar, T.R., Dunn, D.L., Hunter, J.G., Pollock, R.E. editors : Schwartz's Principles of Surgery 8th ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 223 -248.

Chew, N. 2009. Povidone Side Effects.

http://www.ehow.com/about_5317526_povidone-side-effects.html . November 20th 2009.

Cruse, P.J.E., McPhedran, N.T., 1995. Prinsip Dasar Ilmu Bedah Sabiston buku 1. Jakarta: EGC.

Dorland I., Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland ed 29th. Alih Bahasa Herni, K., Huriawati, H., Ivo N.S., Lyana, S., Valleria., Wanny, S. Jakarta: EGC.

Fawcett, D.W., penyunting: Jan Tamblong. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC.

Gurib-Fakim, A., 2006. Plantago major L. [Internet] Record from Protabase. Schmelzer, G.H. & Gurib-Fakim, A. (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands.

http://database.prota.org/dbtwwpd/exec/dbtwpub.dllAC=QBE_QUERY&BU= http://database.prota.org/search.htm&TN=PROTAB~1&QB0=AND&QF0=Sp ecies+Code&QI0=Plantago+major&RF=Webdisplay. December 18 th 2008. Hunter, J. 2002. Clinical Dermatology 3rded. United Kingdom: Blackwell Science

Ltd.p. 1-28

James, W; Berger, T; Elston, D (2005). Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology (10th ed.). Saunders. p. 1, 11–12.


(28)

Junquiera, L.C., Carniero, J. 2005. Basic Histology Text and Atlas 11st ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 360-372.

Perdanakusuma, David S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/anatomi-fisiologi-kulit-dan-penyembuhan.html., 11 Mei 2008.

Rukmana, H.R., 2002, Mengkudu; Budi daya dan Prospek Agribisnis, kaninus, Yogyakarta, h. 17-30.

Setiawan. 2008. Khasiat Tanaman Herbal Mengkudu / Pace.

http://dhuwuh.blogspot.com/2009/01/khasiat-tanaman-herbal-mengkudu-pace.html., 20 Agustus 2008.

Sloane, E., penyunting : James Veldman. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC. h. 84-89.

Slomianka, L. 2009. Blue Histology - Integumentary System.

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Integumentary/Integum. htm. November 24th, 2009.

Sumarji. 2009. Morinda-house.

http://www.morinda-house.com/web/sarang-semut-buah-merah-tongkat-ali-kanker-tumor.html

Suprapti, M. L., 2005, Aneka Olahan Mengkudu Berkhasiat Obat, Kaninus, Yogyakarta, h. 12-23.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 7-8.

U.S. Department of Health and Human Services . 2009. The CDC Injury Research Agenda, 2009–2018

http://www.cdc.gov/injury/ResearchAgenda/CDC_Injury_Research_Agenda-a.pdf., Januari 2009.

Wang, M. Y., et al, 2002, Morinda citrifolia (Noni) : A Literature Review and Recent Advances in Noni Reseacrh, J. of Acta Pharmacol Sin., Dec; 23 (12) : 1127-1141

WHO. 2010. WHO Regional Office for South-East Asia 2010.

http://www.searo.who.int/en/Section1174/Section1461_15167.htm#table1 ., 30 September 2010.

Wikipedia. 2010. Epidermis (skin)


(1)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk menjadikan air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) sebagai obat alternatif yang digunakan untuk mempersingkat durasi penyembuhan luka.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis yaitu dapat memberikan informasi mengenai pengaruh air perasan buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

Manfaat praktis yaitu air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) dapat digunakan masyarakat sebagai obat alternatif untuk penyembuhan luka.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Luka adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh seseorang secara tiba-tiba terpajan kekuatan yang berlebihan atau terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan (Sumarji, 2009).

Penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi 3 fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase resolusi. Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka seperti gangguan nutrisi, bakteri yang dapat memperlambat penyembuhan suatu luka dan faktor – faktor pembekuan darah seperti vitamin K yang mempengaruhi pembekuan darah (Sjamsuhidajat, 2003; Barbul, 2005).


(2)

4

Mengkudu mengandung zat-zat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka, antara lain : Proxeronine (regenerasi sel dan keseimbangan hormon), scopoletin (anti-bakteri dan anti-inflamasi), anthraquinone sebagai anti bakteri (Levand, 1963), phytonutrient dan selenium (anti-oksidan), asam amino esensial, vitamin C dan vitamin A, flavonoid (flavone glikosida), terpenoid, scopoletin, xeronine, acubin, L- asperuloside, alizarin, dan anthraquinon.

Flavonoid (flavone glikosida) merupakan salah satu komponen utama mengkudu yang berfungsi sebagai anti radang, mencegah terjadinya edema, meningkatkan suplai pembuluh darah, dan memicu pembentukkan kolagen serta elastin (Wang, 2002). Antioksidan yang terkandung dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L) juga berpengaruh pada ROS (Reactive Oxidative Superoxide), sehingga mengurangi stres oksidatif dan kerusakan keratinosit yang mempengaruhi reepitalisasi. Pada akhirnya luka menjadi lebih cepat sembuh. (Gurib-Fakim, 2006; Barbul, 2005).

Senyawa terpenoid adalah hidrokarbon isomerik yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel – sel tubuh. Scopoletin berfungsi untuk memperlebar pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah, serta berkhasiat sebagai anti bakteri, anti alergi dan anti radang. Xeronine adalah salah satu alkaloid yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim – enzim dan mengatur serta membentuk struktur protein yang memungkinkan protein tersebut mengkonsentrasikan sejumlah besar energi untuk melakukan tugas – tugas mekanis, khemis, dan elektris dalam setiap sel, dengan demikian sel yang rusak dapat memperbaiki dirinya sendiri dan sel yang masih baik dapat berfungsi secara efisien. Acubin, L-asperuloside, alizarin, anthraquinon termasuk zat antibakteri yang dapat membunuh bakteri Pseudomonas aeroginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus, Bacillis subtilis, Escherichia coli, Salmonella dan Shigela ( Wang, 2002 ).

Selain itu mengkudu juga memiliki kemampuan biologis lain diantaranya adalah antiviral. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Umezawa menemukan suatu komponen yang dinamakan 1-methoxy-2-formyl-3-hydroxyanthraquinone


(3)

5

yang mampu menekan efek cytopathic dari sel MT-4 yang terinfeksi virus HIV tanpa mampengaruhi pertumbuhan sel ( Wang, 2002 ).

Kandungan zat-zat kimia dalam buah mengkudu dapat berfungsi antara lain sebagai pain killer, disebutkan bahwa sari buah mengkudu mampu mengurangi rasa sakit saat menstruasi. Selain itu sari buah mengkudu dapat memulihkan kondisi dan fungsi liver, bahkan dinyatakan sebagai adaptogen yang turut meningkatkan daya penyembuhan tanpa efek negative ( Rukmana, 2002 ).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah lama penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bersatu dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05, menggunakan program komputer, dengan nilai kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(4)

39 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Air perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka mencit Swiss Webster jantan pada konsentrasi 25 % , 50% dan 100%.

5.2 Saran

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek buah mengkudu terhadap penyembuhan luka dengan dosis lebih rendah dan bervariasi. - Perlu dilakukan isolasi zat aktif agar dapat diketahui efeknya secara

langsung.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping dan efek toksik yang ditimbulkan pemakaian buah mengkudu pada hewan coba dan manusia.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba dan sediaan yang lain.


(5)

40

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, I. A. (1992). La’au Hawaii: Traditional Hawaiian uses of plants.

Honolulu, Hawaii: Bishop Museum Press, 1992.

http://foodscience.wikispaces.com/Noni. 12 Juni 2009.

Agustina, Hana Rizmadewi. 2009. Perawatan Luka Modern. http://www.keperawatan-online.co.cc/2009/01/perawatan-luka modern.html., 21 Januari 2009.

Anonymous. 2000. http://www.morinda-house.com/web/sarang-semut-buah-merah-tongkat-ali-kanker-tumor.html.

Barbul, A. 2006. Wound Healing In: Brunicardi, F.C., Andersen, D.K., Billiar, T.R., Dunn, D.L., Hunter, J.G., Pollock, R.E. editors : Schwartz's Principles of Surgery 8th ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 223 -248.

Chew, N. 2009. Povidone Side Effects.

http://www.ehow.com/about_5317526_povidone-side-effects.html . November 20th 2009.

Cruse, P.J.E., McPhedran, N.T., 1995. Prinsip Dasar Ilmu Bedah Sabiston buku 1. Jakarta: EGC.

Dorland I., Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland ed 29th. Alih Bahasa Herni, K., Huriawati, H., Ivo N.S., Lyana, S., Valleria., Wanny, S. Jakarta: EGC.

Fawcett, D.W., penyunting: Jan Tamblong. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC.

Gurib-Fakim, A., 2006. Plantago major L. [Internet] Record from Protabase. Schmelzer, G.H. & Gurib-Fakim, A. (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands.

http://database.prota.org/dbtwwpd/exec/dbtwpub.dllAC=QBE_QUERY&BU= http://database.prota.org/search.htm&TN=PROTAB~1&QB0=AND&QF0=Sp ecies+Code&QI0=Plantago+major&RF=Webdisplay. December 18 th 2008. Hunter, J. 2002. Clinical Dermatology 3rded. United Kingdom: Blackwell Science

Ltd.p. 1-28

James, W; Berger, T; Elston, D (2005). Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology (10th ed.). Saunders. p. 1, 11–12.


(6)

41

Junquiera, L.C., Carniero, J. 2005. Basic Histology Text and Atlas 11st ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 360-372.

Perdanakusuma, David S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/anatomi-fisiologi-kulit-dan-penyembuhan.html., 11 Mei 2008.

Rukmana, H.R., 2002, Mengkudu; Budi daya dan Prospek Agribisnis, kaninus, Yogyakarta, h. 17-30.

Setiawan. 2008. Khasiat Tanaman Herbal Mengkudu / Pace.

http://dhuwuh.blogspot.com/2009/01/khasiat-tanaman-herbal-mengkudu-pace.html., 20 Agustus 2008.

Sloane, E., penyunting : James Veldman. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC. h. 84-89.

Slomianka, L. 2009. Blue Histology - Integumentary System.

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Integumentary/Integum. htm. November 24th, 2009.

Sumarji. 2009. Morinda-house.

http://www.morinda-house.com/web/sarang-semut-buah-merah-tongkat-ali-kanker-tumor.html

Suprapti, M. L., 2005, Aneka Olahan Mengkudu Berkhasiat Obat, Kaninus, Yogyakarta, h. 12-23.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 7-8.

U.S. Department of Health and Human Services . 2009. The CDC Injury Research Agenda, 2009–2018

http://www.cdc.gov/injury/ResearchAgenda/CDC_Injury_Research_Agenda-a.pdf., Januari 2009.

Wang, M. Y., et al, 2002, Morinda citrifolia (Noni) : A Literature Review and Recent Advances in Noni Reseacrh, J. of Acta Pharmacol Sin., Dec; 23 (12) : 1127-1141

WHO. 2010. WHO Regional Office for South-East Asia 2010.

http://www.searo.who.int/en/Section1174/Section1461_15167.htm#table1 ., 30 September 2010.

Wikipedia. 2010. Epidermis (skin)