Pengaruh Bubuk Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L) Dalam Mempersingkat Durasi Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster Jantan Model Diabetes Melitus.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH BUBUK BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DALAM MEMPERSINGKAT DURASI PENYEMBUHAN LUKA MENCIT Swiss

Webster JANTAN MODEL DIABETES MELITUS

Agustian Ibrahim, 2011 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: Ellya R.D, dr., M.Kes

Salah satu penyakit yang banyak ditemukan akibat dari pola makan yang kurang baik adalah Diabetes melitus (DM). Permasalahan yang sering timbul pada penderitanya adalah jika terjadi luka. Luka tersebut sulit untuk sembuh dan sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya berupa gangren. Salah satu tanaman yang sering digunakan adalah kopi Arabika (Coffea arabica L). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh bubuk biji kopi Arabika (Coffea arabica L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit model DM.

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris dan komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tiga kelompok mencit (n=9) dibuat luka sayat sepanjang 8 mm. Kelompok I diberi perlakuan dengan bubuk biji kopi Arabika (BBKA), kelompok II dengan povidone iodine 10% (pembanding), kelompok III tidak diberi apa – apa (kontrol). Data yang diamati adalah lama penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bertautan dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05.

Rerata durasi penyembuhan luka dalam hitungan hari BBKA (4,56), povidone

iodine 10% (3,67) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan

kontrol (6,11) dengan p= 0,003 dan p=0,000.

Kesimpulan bubuk biji kopi Arabika (Coffea arabica L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF ARABICAN SEED POWDER COFFEE (Coffea arabica L) IN ACCELERATING WOUND HEALING PROCESS Swiss Webster MALE MICE

THAT INDUCED BY ALLOXAN

Agustian Ibrahim, 2011 Tutor I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr. M.Kes Tutor II: Ellya R. D., dr. M.Kes

One of the diseases are common due to poor diet are Diabetes mellitus (DM). wounds are the problems that often arise in this disease. This wounds are difficult to heal and often cause dangerous complications of gangrene. One plant that is often used is powder Arabica beans (Coffea arabica L.). The purpose of this research is to investigate the influence of ground Arabica coffee beans (Coffea arabica L.) in shortening the duration of wound healing in diabetic patients.

This was a prospective laboratory experimental and comparative research design using Completely Randomized Design (CRD). Three groups of mice (n = 9) was made along the 8 mm cut. Group I was treated with powdered Arabica beans (PAB), group II with povidone iodine 10% (comparison), group III was not given anything (control). The data observed is healing old wounds to both wound edges interlocked in a matter of days. Data analysis using one-way ANOVA

followed by different test average Tukey HSD, α = 0,05.

The mean wound healing time in days PAB (4.56), povidone iodine 10% (3.67) showed significant differences compared with controls (6.11) with p = 0.003 and p = 0.000.

Conclusion ground Arabica coffee beans (Coffea arabica L.) affects shorten the duration of wound healing.


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... ... 3


(4)

ix

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ... 6

2.1.1 Anatomi Pankreas ... 6

2.1.2 Histologi dan Fisiologi Pankreas ... 7

2.1.2.1 Insulin dan Efek Metaboliknya ... 9

2.1.2.2 Glukagon dan Efek Metaboliknya... 11

2.1.2.3 Pengaturan Kadar Glukosa Darah.... ... 13

2.2 Diabetes Melitus (DM) ... 14

2.2.1 Etiologi dan Klasifikasi ... 14

2.2.2 Manifestasi Klinik ... 17

2.2.3 Diagnosis DM ... 17

2.2.4 Komplikasi / Penyulit DM ... 19

2.2.4.1 Penyulit Akut ... 19

2.2.4.2 Penyulit Menahun ... 20

2.2.5 Penatalaksanaan ... 21

2.2.6 Pencegahan ... 23

2.2.7 Gangren / Kaki Diabetik ... 25

2.3 Kulit ... 27

2.3.1 Anatomi – Histologi Kulit ... 27

2.3.2 Faal Kulit ... 30

2.4 Luka... ... 31

2.4.1 Proses / Mekanisme Penyembuhan Luka.. ... 31


(5)

x

2.5 Radikal Bebas dan Antioksidan... ... 37

2.5.1 Radikal Bebas... 37

2.5.2 Aloksan.. ... 38

2.5.3 Antioksidan.. ... 39

2.6 Kopi Arabika... ... 40

2.6.1 Taksonomi.. ... 41

2.6.2 Susunan Kimia dan Kandungan Zat Aktif.. ... 41

2.6.3 Efek Farmakologis Kopi.. ... 41

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat – Alat dan Bahan Penelitian ... 45

3.1.1 Alat - Alat... ... 45

3.1.2 Bahan - Bahan ... 45

3.1.3 Hewan Coba ... 46

3.2 Metode Penelitian... 46

3.2.1 Desain Penelitian ... 46

3.2.2 Metode Penarikan Sampel... 46

3.2.3 Variabel Penelitian ... 47

3.3 Prosedur Kerja ... 47

3.3.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji.. ... 47

3.3.2 Persiapan Hewan Coba... ... 47

3.3.3 Prosedur Penelitian... 48

3.4 Metode Analisis... ... 50

3.5 Hipotesis Statistik... ... 50


(6)

xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.2 Uji Hipotesis ... 57

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 58

4.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN 1 ... 62

LAMPIRAN 2.. ... 64

LAMPIRAN 3.. ... 65

LAMPIRAN 4.. ... 68


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sebagai Diagnosis DM.. ... 19

Tabel 4.1 Hasil Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan.. ... 51

Tabel 4.2 Hasil ANOVA Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan.. ... 52

Tabel 4.3 Hasil Waktu Penutupan Luka Setelah Perlakuan.. ... 53

Tabel 4.4 Hasil ANOVA Waktu Penutupan Luka... 55


(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas.. ... 7

Gambar 2.2 Histologi Pankreas... 8

Gambar 2.3 Struktur Kimia Insulin.. ... 9

Gambar 2.4 Kaki Diabetik.. ... 26

Gambar 2.5 Lapisan Epidermis.. ... 29

Gambar 2.6 Fase Penyembuhan Luka.. ... 32

Gambar 2.7 Proses Penyembuhan Luka... 34

Gambar 2.8 Struktur Kimia Aloksan.. ... 38

Gambar 2.9 Tanaman Kopi Arabika.. ... 40

Gambar 2.10 Daun Kopi Arabika.. ... 40

Gambar 2.11 Biji Kopi Arabika.. ... 40

Gambar 3.1 Pembuatan Luka Pada Mencit.. ... 49


(9)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Halaman


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 .. ... 62

Lampiran 2 .. ... 64

Lampiran 3 .. ... 65


(11)

62

Lampiran 1

Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Normal Mencit Kadar Glukosa Darah Normal Mencit (mg/dL)

Mencit Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

1 70

2 65

3 85

4 59

5 69

6 75

7 66

8 63

9 78

10 46

11 92

12 55

13 78

14 49

15 66

16 72

17 81

18 90

19 88

20 58

21 63

22 87

23 63


(12)

63

25 74

26 55

27 38

28 86

29 61

30 70

31 76

32 41

33 59

Rata - rata 68,42


(13)

64

Lampiran 2

Cara Penghitungan Dosis Aloksan

Dosis Aloksan : 120mg/Kg BB mencit

Berat Mencit Rata – rata : 23,35 gram Volume Penyuntikan i.v : 0,2 ml

Dosis untuk mencit = (23,35 / 1000) x 120mg = 2,802 mg


(14)

65 Lampiran 3

ONE WAY ANOVA penyembuhan luka mencit

De scriptiv es HASIL

9 4,56 ,882 ,294 3,88 5,23 3 6

9 3,67 ,707 ,236 3,12 4,21 3 5

9 6,11 1,054 ,351 5,30 6,92 5 8

27 4,78 1,340 ,258 4,25 5,31 3 8

BBKA PEMBANDING KONTROL Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Te st of Homogene ity of Variance s

HASIL

,499 2 24 ,613

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

HASIL

27,556 2 13,778 17,302 ,000 19,111 24 ,796

46,667 26 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(15)

66

POST HOC TEST

Multiple Comparisons

Dependent Variable: HASIL Tukey HSD

,89 ,421 ,108 -,16 1,94 -1,56* ,421 ,003 -2,61 -,51 -,89 ,421 ,108 -1,94 ,16

-2,44* ,421 ,000 -3,49 -1,39 1,56* ,421 ,003 ,51 2,61 2,44* ,421 ,000 1,39 3,49 (J) KELOMPOK BBKA PEMBANDING KONTROL BBKA PEMBANDING KONTROL BBKA PEMBANDING KONTROL (I) KELOMPOK BBKA PEMBANDING KONTROL Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

HOMOGENEOUS SUBSETS

HASIL

Tukey HSDa

9 3,67 9 4,56 9 6,11 ,108 1,000 KELOMPOK PEMBANDING BBKA KONTROL Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.


(16)

67

Glukosa Darah Mencit

Te st of Homogene ity of Variance s

GLUKOSA

,085 2 24 ,919

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

GLUKOSA

103,185 2 51,593 ,024 ,977 52436,444 24 2184,852

52539,630 26 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(17)

68


(18)

69

RIWAYAT HIDUP

Nama : Agustian Ibrahim

Nomor Pokok Mahasiswa :

0710030

Tempat dan Tanggal Lahir : Bontang, 04 Agustus 1988

Alamat : Jl. Cibogo Atas No.75 Bandung, Jawa Barat

Riwayat Pendidikan:

TK YPVDP, Bontang, 1995

SD YPVDP, Bontang, 2001

SLTP YPVDP, Bontang, 2004 SMU YPVDP, Bontang, 2007

FK UKM, Bandung, mulai 2007


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali diterapkan pola hidup yang kurang sehat. Seperti dalam hal pola makan, sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik bagi kesehatan. Jika mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut dalam jumlah yang besar dan secara terus-menerus, maka akan dapat merusak tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit, dan salah satu penyakit yang banyak ditemukan dalam masyarakat akibat dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik tersebut adalah Diabetes melitus. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan metabolik abnormal, ditandai oleh intoleransi glukosa akibat kerja insulin tidak adekuat (Underwood, 1999).

Banyak penelitian mengenai epidemiologi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan insiden dan prevalensi DM terutama pada DM tipe 2 di seluruh dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003) diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa terdapat 13,7 juta menderita DM tipe 2 (PERKENI, 2006). Di Indonesia, jumlah penderita DM semakin tahun semakin menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000, jumlah penderita DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 (PERKENI, 2006).

Jumlah tersebut belum termasuk penderita diabetes yang belum terdiagnosis, yang diperkirakan berjumlah sekitar setengah dari jumlah yang telah disebutkan (50%). Hanya dua per tiga dari jumlah penderita yang telah terdiagnosis saja yang menjalani pengobatan. Dan hanya sepertiganya yang terkendali dengan baik (PERKENI, 2006). DM adalah penyakit kronik yang diderita seumur hidup dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang cukup berat, seperti penyakit


(20)

2

jantung koroner, ginjal, kebutaan, ulkus diabetikum, gangren kaki, dan penyempitan pembuluh darah (PERKENI, 2006).

Terjadinya luka pada pasien yang menderita DM terutama pada bagian kaki harus segera ditangani dengan baik, jika tidak maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya berupa gangren. Gangren yang tidak ditangani dengan baik dan terus berlanjut akan mengakibatkan dilakukannya tindakan amputasi. Berbagai penelitian di Indonesia memberikan hasil bahwa laju tindakan amputasi berkisar antara 15% - 30%, dan angka kematian ulkus gangren pada penderita DM berkisar antara 17% - 32%. Para ahli diabetes memperkirakan 50% - 75% kejadian amputasi dapat dihindari dengan perawatan kaki yang baik (Monalisa, 2002).

Masih sedikitnya pengetahuan mengenai bahan-bahan dan obat-obatan yang secara spesifik dapat mangatasi luka atau bahkan gangren pada penderita DM, menyebabkan para penderita DM tidak memiliki pilihan lain untuk pengobatan, selain harus menormalkan kadar glukosa darah terlabih dahulu yang tentu saja menyebabkan waktu penyembuhan luka akan semakin lama / adanya “waktu tunggu”.

Kesulitan pengobatan berupa lamanya proses penyembuhan luka dan bahaya-bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh luka tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian ini. Antibakteri, antioksidan dan kafein yang terkandung dalam bubuk biji kopi Arabika diharapkan dapat mempercepat waktu penyembuhan luka. Atas dasar ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan bubuk biji kopi Arabika dan mencit sebagai hewan coba, untuk mengetahui efektivitas dari bubuk biji kopi Arabika terhadap waktu penyembuhan luka pada mencit DM.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah adalah:

Apakah bubuk biji kopi Arabika mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.


(21)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah diharapkan bubuk biji kopi Arabika dapat dijadikan obat ajuvan bersama obat-obat DM, khususnya untuk terapi luka pada DM.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek bubuk biji kopi Arabika dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis karya tulis ini adalah diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang efek bubuk biji kopi Arabika terhadap durasi penyembuhan luka pada penyakit DM.

Manfaat praktis dari karya tulis ini adalah diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang adanya obat ajuvan, yaitu kopi Arabika dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka khususnya pada para penderita DM.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang akan diderita seumur hidup (PERKENI, 2006). Luka yang terjadi pada penderita DM sering kali sulit untuk sembuh, dan bila terus berlanjut akan menyebabkan gangren ekstremitas bawah (Monalisa, 2002; Canadian Diabetes Association, 2006).

Aloksan merupakan suatu radikal bebas yang secara selektif merusak sel beta pulau Langerhan kelenjar pankreas. Struktur Aloksan hampir sama dengan glukosa, sedangkan sel beta pankres mampunyai efisiensi yang tinggi dalam pengambilan glukosa sehingga Aloksan memasuki sel tersebut dengan cara yang sama seperti glukosa masuk dalam sel beta pankreas (Wolf, 2005).


(22)

4

Tim peneliti dari Scranton University di Pensylvania(2005) menyimpulkan bahwa jumlah kandungan antioksidan pada kopi jauh lebih besar lebih dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang, aneka bumbu dan minyak tumbuhan. Penelitian lain melaporkan lebih tinggi teh hijau.

Kopi berkafein atau bebas kafein keduanya memberikan sumbangan antioksidan yang sama kadarnya. Zat anti unsur radikal bebas ini memiliki manfaat untuk menormalkan unsur radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh, dan juga dapat melindungi seseorang dari terkena penyakit kanker atau jantung. Dalam beberapa penelitian didapatkan pula bahwa bubuk kopi mengandung zat antibakteri yang tergolong sangat kuat. Meski belum diketahui secara pasti jenis kandungannya, namun zat ini terbukti sangat efektif membasmi kuman Methicillin

Resistant Starhylococcus Aureus (MRSA) yang sering dijumpai pada luka

bernanah.

Hal di atas menyebabkan bubuk biji kopi arabika mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.5.2 Hipotesis

Bubuk biji kopi Arabika mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pembuatan luka dilakukan pada daerah paha mencit dengan menggunakan pisau bedah yang steril. Data yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan untuk penutupan luka dengan sempurna (dalam hari). Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata- rata Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program komputer


(23)

5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(24)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bubuk biji kopi Arabika berefek mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.

5.2 Saran

Saran – saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

1. Percobaan dilakukan dengan variasi dosis dan bentuk sediaan, sehingga didapatkan bentuk sediaan yang paling baik dengan dosis yang optimal.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja kopi Arabika yang lebih pasti.

3. Perlu diadakan penelitian yang membandingkan luka antar kelompok DM dengan yang bukan DM.

4. Penelitian selanjutnya langsung menggunakan zat – zat aktif yang terkandung dalam kopi.

5. Perlu diadakan penelitian untuk mencari bahan alternatif lain dari tanaman – tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka, terutama luka pada kondisi DM.


(25)

59

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2006. Menangani Luka. Dalam skripsi: Puspa Aria 2007. Available at : http://www.republika.co.id/ & edisi cetak. 29 April 2010

Anonim 2. 2006. Aloksan. Dalam Skripsi Dwi Argo 2007. Available at : http://en.wikipedia.org/. 24 Agustus 2010

Anonim 3. 2007. Kopi Arabica. Available at :

http://id.wikipedia.org/Tanaman _Kopi. 25 Juni 2010. Anonim 4. 2007. Available at :

http://www.pharmacorama.com/en/section/insulin_1_php. 12 Mei 2010 Anonim 5. 2008. Asam Chlorogenic. Available at :

http://eprints.undip.ac.id/19270/1/Rosa_Lelyana. 26 Maret 2010

Armstrong, D & Lawrence, A . Diabetic Foot Ulcers,Prevention,Diagnosis and

Classification. 1998. Available at :

http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html. 5 April 2010

Andy Wijaya. 1999. Free Radicals and Antioxidant status. In: Jakarta Diabetes Meeting. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. h. 10 – 13

Arif Mansjoer, Kuspuji Triani. 2001. Metabolik Endokrin. Dalam : Kapita Selekta

Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 580 – 586

Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. h. 1881 – 1891

Asman Manaf. 2006. Fisiologi Sekresi Insulin. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 1881-1891.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. Second edition. France: Lavoisier Publishing.

Carneiro J., Junquera L.C., Kelley R.O. 1997. Histologi Dasar . Edisi 88. Jakarta: EGC. h. 357 – 359

Clark C.M., Perryc. 1999. Type 2 Diabetes and Acute Makrovaskular Disease. Dalam : Epidemiology and Ethiology. Am Heart J. h. 330 – 333


(26)

60

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1. h. 75 – 76

Djoko Wahono Soeatmadji. 2006. Radikal Bebas dan Penatalaksanaan Diabetes Tipe 2. Dalam : Skripsi Natalia S. 2007. Available at:

http://www.tempo.co.id/Medika/arsip/html. 25 Maret 2010

Grodsky. 1984. Kimia dan Fungsi Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal. Dalam: Review of Medical Biochemistry. Edisi 19. Jakarta : EGC. h. 571 – 579 Guyton. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 1221-1237.

Halliwell B; Gutteridge J.M.C. 1991. Free Radical and Toxicology. In: Free

Radical in Biology and Medicine. 2nd edition. New York: Oxford. P. 310

314

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar – dasar Statistik. Jakarta: PT Raya Grafindo

Persada. h. 257 – 262

Leeson C. R., Leeson T. S., Paparo Anthony A. 1996. Kulit dan Turunannya. Dalam: Jan Tambajong, Sugito Wonodirekso: Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta: EGC. h. 306-326

Monalisa. 2002. Kaki Diabetik. Dalam: Buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Nita. 2007. Asam Chologenic. Available at:

http://www.majalah-farmacia.com/ribrik/one_finenews. 29 Juni 2010

Nuri D.I, Rustadi S., Sarwono S. 2005. Pola Kuman Penyebab Infeksi Kaki Penderita Diabetes Melitus dan Hasil Tes Kepekaan Antibiotik. Dalam:

Majalah Kedokteran Indonesia IDDI. Volume 55. h. 519

Peavy D.E. 2003. The Endocrine Pancreas. Dalam: Medical Physiology. Edisi 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. h. 623 - 626

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. h. 3-37.

R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1998. Luka, Trauma, Shock, Bencana. Dalam:

Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. h. 72 – 74

Robbins S.L., Cotran R. 2005. Repair by Healing, Scar Formation, and Fibrosis. In: Pathologic Basic of Disease. Edisi 7 ed. Elsevier Saunders. p. 107 – 116


(27)

61

Sidhartawan Soegondo, Slamet Suyono, Sarwono Waspadji, Pradana Soewondo, Imam Subekti, Gatot Semiardji, et al. 2002. Buku Penatalaksanaan Diabetes

Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 521

Snell. 1997. Dinding Abdomen. Dalam: Anatomi Kulit untuk Mahasiswa

Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: EGC. h. 160; 266-268

Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Anatomi Kulit. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 3-8

Underwood J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematis. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 356 - 359

Wolf G. 2005. History of Antioxidant. Available at:

http://en.wikipedia.org/wiki/antioxidant. 3 Agustus 2010 Yenti Aprianti. 2006. Kopi. Available at:


(1)

4

Tim peneliti dari Scranton University di Pensylvania(2005) menyimpulkan bahwa jumlah kandungan antioksidan pada kopi jauh lebih besar lebih dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang, aneka bumbu dan minyak tumbuhan. Penelitian lain melaporkan lebih tinggi teh hijau.

Kopi berkafein atau bebas kafein keduanya memberikan sumbangan antioksidan yang sama kadarnya. Zat anti unsur radikal bebas ini memiliki manfaat untuk menormalkan unsur radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh, dan juga dapat melindungi seseorang dari terkena penyakit kanker atau jantung. Dalam beberapa penelitian didapatkan pula bahwa bubuk kopi mengandung zat antibakteri yang tergolong sangat kuat. Meski belum diketahui secara pasti jenis kandungannya, namun zat ini terbukti sangat efektif membasmi kuman Methicillin Resistant Starhylococcus Aureus (MRSA) yang sering dijumpai pada luka bernanah.

Hal di atas menyebabkan bubuk biji kopi arabika mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.5.2 Hipotesis

Bubuk biji kopi Arabika mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pembuatan luka dilakukan pada daerah paha mencit dengan menggunakan pisau bedah yang steril. Data yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan untuk penutupan luka dengan sempurna (dalam hari). Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata- rata Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program komputer


(2)

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(3)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bubuk biji kopi Arabika berefek mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.

5.2 Saran

Saran – saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

1. Percobaan dilakukan dengan variasi dosis dan bentuk sediaan, sehingga didapatkan bentuk sediaan yang paling baik dengan dosis yang optimal.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja kopi Arabika yang lebih pasti.

3. Perlu diadakan penelitian yang membandingkan luka antar kelompok DM dengan yang bukan DM.

4. Penelitian selanjutnya langsung menggunakan zat – zat aktif yang terkandung dalam kopi.

5. Perlu diadakan penelitian untuk mencari bahan alternatif lain dari tanaman – tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka, terutama luka pada kondisi DM.


(4)

59

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2006. Menangani Luka. Dalam skripsi: Puspa Aria 2007. Available at : http://www.republika.co.id/ & edisi cetak. 29 April 2010

Anonim 2. 2006. Aloksan. Dalam Skripsi Dwi Argo 2007. Available at : http://en.wikipedia.org/. 24 Agustus 2010

Anonim 3. 2007. Kopi Arabica. Available at :

http://id.wikipedia.org/Tanaman _Kopi. 25 Juni 2010.

Anonim 4. 2007. Available at :

http://www.pharmacorama.com/en/section/insulin_1_php. 12 Mei 2010

Anonim 5. 2008. Asam Chlorogenic. Available at :

http://eprints.undip.ac.id/19270/1/Rosa_Lelyana. 26 Maret 2010

Armstrong, D & Lawrence, A . Diabetic Foot Ulcers,Prevention,Diagnosis and Classification. 1998. Available at :

http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html. 5 April 2010

Andy Wijaya. 1999. Free Radicals and Antioxidant status. In: Jakarta Diabetes Meeting. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. h. 10 – 13

Arif Mansjoer, Kuspuji Triani. 2001. Metabolik Endokrin. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 580 – 586

Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. h. 1881 – 1891

Asman Manaf. 2006. Fisiologi Sekresi Insulin. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 1881-1891.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. Second edition. France: Lavoisier Publishing.

Carneiro J., Junquera L.C., Kelley R.O. 1997. Histologi Dasar . Edisi 88. Jakarta: EGC. h. 357 – 359

Clark C.M., Perryc. 1999. Type 2 Diabetes and Acute Makrovaskular Disease. Dalam : Epidemiology and Ethiology. Am Heart J. h. 330 – 333


(5)

60

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1. h. 75 – 76

Djoko Wahono Soeatmadji. 2006. Radikal Bebas dan Penatalaksanaan Diabetes Tipe 2. Dalam : Skripsi Natalia S. 2007. Available at:

http://www.tempo.co.id/Medika/arsip/html. 25 Maret 2010

Grodsky. 1984. Kimia dan Fungsi Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal. Dalam: Review of Medical Biochemistry. Edisi 19. Jakarta : EGC. h. 571 – 579 Guyton. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 1221-1237.

Halliwell B; Gutteridge J.M.C. 1991. Free Radical and Toxicology. In: Free Radical in Biology and Medicine. 2nd edition. New York: Oxford. P. 310 – 314

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar – dasar Statistik. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. h. 257 – 262

Leeson C. R., Leeson T. S., Paparo Anthony A. 1996. Kulit dan Turunannya. Dalam: Jan Tambajong, Sugito Wonodirekso: Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta: EGC. h. 306-326

Monalisa. 2002. Kaki Diabetik. Dalam: Buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Nita. 2007. Asam Chologenic. Available at:

http://www.majalah-farmacia.com/ribrik/one_finenews. 29 Juni 2010

Nuri D.I, Rustadi S., Sarwono S. 2005. Pola Kuman Penyebab Infeksi Kaki Penderita Diabetes Melitus dan Hasil Tes Kepekaan Antibiotik. Dalam: Majalah Kedokteran Indonesia IDDI. Volume 55. h. 519

Peavy D.E. 2003. The Endocrine Pancreas. Dalam: Medical Physiology. Edisi 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. h. 623 - 626

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. h. 3-37.

R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1998. Luka, Trauma, Shock, Bencana. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. h. 72 – 74

Robbins S.L., Cotran R. 2005. Repair by Healing, Scar Formation, and Fibrosis. In: Pathologic Basic of Disease. Edisi 7 ed. Elsevier Saunders. p. 107 – 116


(6)

Sidhartawan Soegondo, Slamet Suyono, Sarwono Waspadji, Pradana Soewondo, Imam Subekti, Gatot Semiardji, et al. 2002. Buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 521

Snell. 1997. Dinding Abdomen. Dalam: Anatomi Kulit untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: EGC. h. 160; 266-268

Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Anatomi Kulit. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 3-8

Underwood J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematis. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 356 - 359

Wolf G. 2005. History of Antioxidant. Available at:

http://en.wikipedia.org/wiki/antioxidant. 3 Agustus 2010

Yenti Aprianti. 2006. Kopi. Available at: http://www.kompas.com. 30 Juli 2010