Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Mengikuti Ujian Perbaikan Dalam Rangka Meningkatkan IPK Pada Mahasiswa Psikologi Universitas "X" Bandung.
iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK pada mahasiswa Psikologi Universitas “X” Bandung. Dengan menggunakan metode purposive sampling dan sampel penelitian ini 165 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang memiliki 32 item mengacu pada Teori Planned Behavior yang disusun oleh Icek Ajzen ( 2005 ) dan diadaptasi serta dimodifikasi oleh peneliti. Melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai validitas berkisar antara 0,367-0,801 dan nilai reliabilitas sebesar 0,904. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi Pearson. Secara bersama-sama ketiga determinan mempengaruhi intention mahasiswa psikologi untuk mengikuti ujian perbaikan sebesar 0,734. Dimana Perceived behavioral control memberikan kontribusi paling besar terhadap intention sebesar 0,665, Subjective norms memberikan kontribusi sebesar 0,554, sedangkan Attitude toward the behavior memberikan kontribusi terkecil terhadap intention sebesar 0,463. Determinan yang memiliki korelasi paling besar antara Attitude toward the behavior dengan Perceived behavior control sebesar 0,727, lalu diikuti oleh determinan Subjective norms dengan Perceived behavior control sebesar 0,702 dan korelasi terkecil antara Attitude toward the behavior dengan Subjective norms sebesar 0,549. Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan Ujian perbaikan selain itu juga disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih jauh tentang belief dan background factor sebagai variabel yang diduga berkaitan dengan masalah Intention dalam mengikuti Ujian perbaikan.
(2)
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...………...……..i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR…………...………...………..v
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL………...………...xii
DAFTAR BAGAN...………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN...xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang masalah………...……1
1.2Identifikasi masalah………...…….………11
1.3Maksud dan tujuan penelitian………11
1.3.1 Maksud Penelitian………...11
1.3.2 Tujuan Penelitian………...12
1.4Kegunaan penelitian………..12
1.4.1 Kegunaan teoritis………...…12
1.4.2 Kegunaan pratis………...13
1.5Kerangka pikir………...….13
(3)
ix Universitas Kristen Maranatha
1.7Hipotesis………...……….…23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Planned Behavior………...24
2.1.1. Pengertian Planned Behavior………...24
2.1.2. Intention………...26
2.3. Attitudes Toward the Behavior...26
2.1.4. Subjective Norms...28
2.1.5. Perceived Behavioral Control...29
2.1.6. Pengaruh Determinan-Determinan Intentions terhadap Intentions...30
2.1.7. Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention...32
2.1.8. Background Factors...33
2.1.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Intention.34 2.1.10.Target, Action, Context and Time...37
2.2 Periode Dewasa Awal…………...38
2.3 Pengertian IPK………...46
2.4 Pengertian Ujian Perbaikan………...47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………...48
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...49
(4)
x Universitas Kristen Maranatha
3.3.1 Alat ukur dan determinan-determinan…...50
3.3.2 Kisi-kisi alat ukur………..……...50
3.3.3 Sistem penilaian……….………...51
3 3.4 Data penunjang………...52
3.3.5 Validitas dan Realibilitas alat ukur………...……...53
3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ...53
3.4.1 Populasi Sasaran………...53
3.4.2 Karakteristik Populasi………...53
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel………...54
3.5 teknik Analisis Data………...54
3.6 Hipotesa Statistik………...55
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...57
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia...57
4.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin...58
4.1.3 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan IPK...59
4.1.4 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Angkatan...60
4.2 Hasil Penelitian...61
4.2.1 Uji Hipotesis...61
4.2.2 Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Intention dan korelasi Antara Determinan-Determinan dalam Intention...63
(5)
xi Universitas Kristen Maranatha
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...75
5.2 Saran...76
5.2.1 Saran Teoritis...76
5.2.2 Saran Praktis...77
DAFTAR PUSTAKA………..………...78
DAFTAR RUJUKAN………....…………...79
(6)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Item alat ukur...49
Tabel 3.2 Bobot Penilaian...52
Tabel 4.1 Gambaran Subjek berdasarkan Jenis kelamin...59
Tabel 4.2 Gambaran Subjek berdasarkan Jenis usia...60
Tabel 4.3 Gambaran Subjek berdasarkan IPK...61
Tabel 4.4 Gambaran Subjek berdasarkan Angkatan...62
Tabel 4.5 Tabulasi silang Intention dan Attitude Toward The Behavior...66
Tabel 4.6 Tabulasi silang Intention dan Subjective Norms...67
(7)
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka pikir...21 Bagan 2.1 Teori Planned Behavior...27 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian...49 Bagan 4.1 Kontribusi determinan – determinan Intention dan
korelasi antar determinan dalam Intention...65
(8)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Kuesioner Planned Behavior LAMPIRAN 2 : Kuesioner Data Penunjang LAMPIRAN 3 : Karakteristik Responden LAMPIRAN 4 : Hasil Jawaban Data Primer LAMPIRAN 5 : Validitas dan Reliabilitas
LAMPIRAN 6 : Gambaran Hasil Intention dan Determinan-Determinan LAMPIRAN 7 : Hasil Output Regresi Intention dan Determinan-Determinan LAMPIRAN 8 : Validitas Data Penunjang
LAMPIRAN 9 : Crosstabulation Intention dengan Data Penunjang
LAMPIRAN 10 : Crosstabulation Attitude Toward The Behavior dengan Data Penunjang
LAMPIRAN 11 : Crosstabulation Subjective Norm dengan Data Penunjang LAMPIRAN 12 : Crosstabulation Perceived Behavior Control dengan Data
Penunjang
(9)
(10)
LAMPIRAN 1
IDENTITAS
Nama ( Initial ) :
Usia :
Jenis kelamin :
Angkatan :
IPK saat ini :
PETUNJUK PENGISIAAN
Terdapat sejumlah pertanyaan yang harus saudara jawab.diakhir pertanyaan terdapat dua pilihan kata yang saling berlawanan. Diantara dua kata yang berlawanan tersebut terdapat suatu rentang penilaian yang terdiri dari delapan kemungkian jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut adalah sebagai berikut :
1 = sangat : jika saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sangat sesuai dengan diri saudara
(11)
2= cukup : jika saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara
3= agak : jika saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sedikit sesuai dengan diri saudara
4= hampir : jika saudara merasa kata disebelah kiri tersebut hampir sesuai dengan diri saudara
5= hampir : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut hampir sesuai dengan diri saudara
6= agak : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sedikit sesuai dengan diri saudara
7= cukup : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara
8= sangat : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sangat sesuai
(12)
LAMPIRAN 1
Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari angka yang menurut saudara paling menggambarkan diri saudara. Beberapa pertanyaan tampak mirip, tapi pertanyaan – pertanyaan tersebut ditujukan pada topik – topik yang berbeda. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
1. Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan nilai yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
mudah : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: sulit
2. Saya yakin akan berusaha dengan...
keras : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemas
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK saya 3. Menurut saya, orang tua saya...
menuntut: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak menuntut
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK saya. 4. Dengan dukungan orang tua, saya...
mendukung : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mendukung
(13)
5. Saya yakin memiliki kendali yang...
kuat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemah
untuk mengikuti ujian perbaikan supaya berhasil meningkatkan nilai pada mata kuliah
6. Saya akan meyediakan waktu yang...
banyak : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: sedikit
untuk belajar serius dalam mengikuti ujian perbaikan
7. Bagi saya mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki nilai mata kuliah yang kurang memuaskan
baik:__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: buruk
8. Menurut saya, teman –teman saya....
menuntut : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak menuntut
saya untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki nilai-nilai yang kurang memuaskan
9. Dengan dukungan teman-teman, saya...
mendukung: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mendukung
mengikuti ujian perbaikan
10.Saya...
(14)
dengan mengikuti ujian perbaikan akan memperbaiki nilai pada mata kuliah yang di ujian perbaikan
11.Saya memiliki keinginan yang...
besar : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: kecil
untuk meningkatkan nilai mata kuliah dengan mengikuti ujian perbaikan 12. Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki IPK saya
sebelumnya merupakan hal yang...
Menyenangkan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: menjemukan
13.Saya memiliki niat yang...
kuat :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemah
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK sebelumnya 14.Saya yakin memiliki daya juang
kuat :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemah
untuk belajar lebih efektik dalam mengikuti ujian perbaikan
15.Bagi saya mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK...
penting : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak penting
16.Saya...
Akan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak akan
(15)
17.Saya yakin...
Mampu : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mampu
Dengan ujian perbaikan dapat memperbaiki IPK saya sebelumnya 18. Menurut saya, saudara kandung saya....
Menuntut : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak menuntut
saya untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK saya sebelumnya
19.Dengan dukungan saudara kandung, saya...
mendukung :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mendukung
mengikuti ujian perbaikan
20.Saya berniat untuk mengikuti ujian perbaikan agar dapat menghilangkan nilai-nilai yang kurang memuaskan...
Sesuai : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: Tidak sesuai
21.Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan IPK saya merupakan hal yang....
(16)
22.Saya berkemauan...
kuat :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemah
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK
23.Menurut saya, dengan ujian perbaikan untuk mengurangi nilai-nilai yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
mudah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: sulit
24.Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki IPK saya sebelumnya merupakan hal yang...
Bermanfaat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: sia-sia
25.Menurut saya, dosen wali saya...
Menuntut : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak menuntut
saya untuk mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan nilai-nilai mata kuliah saya
26.Dengan dukungan dosen wali, saya...
mendukung :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mendukung
mengikuti ujian perbaikan 27.Saya...
Yakin : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: ragu-ragu
(17)
28.Saya yakin akan berusaha dengan....
kuat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: lemah
untuk mengikuti ujian perbaikan walaupun kondisi yang tidak memungkinkan 29.Bagi saya, mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki nilai mata kuliah
yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
Mudah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: sulit
Untuk dilakukan 30.Saya yakin....
Mampu: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: tidak mampu
Berhasil mengikuti ujian perbaikan
31.Saya sendiri yang memutuskan untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK....
Sesuai : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: Tidak sesuai
32.Saya yakin dengan mengikuti ujian perbaikan, saya...
berhasil : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:__8__: Tidak berhasil
(18)
LAMPIRAN KEDUA
Data penunjang
Saudara diminta untuk menuliskan jawaban saudara pada tempat yang telah disediakan. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.
1. Menurut saudara, apa saja yang menjadi kegunaan mengikuti ujian perbaikan
( jawaban bisa lebih dari satu )
... ... ... ... 2. Hal apa saja yang menurut saudara yang akan membuat saudara berhasil dalam
ujian perbaikan
a. Belajar efektif saat menghadapi ujian perbaikan
b. Mencari informasi bahan-bahan materi yang akan di ujikan c. Mencari bahan-bahan materi yang akan di ujikan
d. ...
3. Emosi apa yang akan muncul saat saudara mengikuti ujian perbaikan a. Senang
b. Sedih c. Malas
(19)
d. Tegang
e. ...
4. Apakah saudara mengalami hambatan dalam mengikuti ujian perbaikan ? a. Ya
b. Tidak
5. Apa saja yang menjadi hambatan bagi saudara saat mengikuti ujian perbaikan ? a. Rasa malas untuk belajar kembali
b. Banyaknya bahan materi yang akan di ujikan c. Susah mencari bahan-bahan yang akan di ujikan d. Susahnya materi yang akan di ujikan
(20)
LAMPIRAN 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN
No Nama ( initial ) Usia Jenis Kelamin Angkatan IPK saat ini
1 AW 25 L 2001 2,08
2 IA 25 P 2001 2,27
3 SR 25 P 2002 2,37
4 T 25 P 2002 2,35
5 LA 25 P 2003 2,34
6 NR 25 P 2003 2,16
7 NP 25 P 2003 2,23
8 E 25 P 2003 2,49
9 CR 25 L 2003 2,65
10 HO 25 P 2003 2,67
11 MT 25 P 2003 2,35
12 AA 24 P 2004 2,5
13 A 24 L 2004 2,49
14 EY 23 P 2004 2,32
15 DS 24 P 2004 2,66
16 T 25 P 2004 1,87
17 L 24 P 2004 2,00
18 R 24 P 2004 2,35
19 N 23 P 2004 2,54
20 H 25 L 2004 2,6
21 TI 24 P 2004 2,95
22 AR 25 P 2004 1,87
23 H 25 P 2004 2,66
24 L 24 P 2004 2,50
25 A 24 L 2004 2,19
26 F 24 L 2004 2,60
27 P 23 P 2004 2,50
28 L 23 P 2004 2,54
29 D 23 P 2005 2,43
30 DJ 23 P 2005 2,30
31 DMD 23 P 2005 2,21
32 SS 22 P 2005 2,50
33 CT 22 P 2005 3,11
34 WK 22 L 2005 2,90
35 ND 23 P 2005 2,50
36 B 23 L 2005 2,30
37 BP 25 L 2005 2,50
38 AI 22 L 2005 2,09
39 L 23 L 2005 2,22
40 PK 24 P 2005 2,30
41 AB 24 L 2005 2,10
42 MM 22 L 2005 2,10
(21)
44 DM 23 L 2005 2,40
45 MM 23 L 2005 2,38
46 C 23 P 2005 2,31
47 NK 23 P 2005 2,17
48 FF 23 L 2005 2,34
49 AB 23 L 2005 2,76
50 RP 22 L 2005 2,21
51 MD 22 P 2005 2,41
52 RY 22 P 2005 2,54
53 NI 22 P 2005 3,01
54 IP 22 P 2005 2,43
55 IJ 21 P 2005 2,21
56 VS 21 P 2006 2,82
57 Y 22 P 2006 2,13
58 SA 22 P 2006 2,50
59 BS 22 P 2006 2,20
60 S 22 P 2006 2,54
61 RS 22 P 2006 3,23
62 RA 21 L 2006 2,30
63 NN 22 L 2006 2,34
64 P 21 P 2006 2,00
65 AM 22 P 2006 2,23
66 GG 24 L 2006 2,51
67 DA 21 P 2006 3,00
68 TW 23 L 2006 2,04
69 WB 22 L 2006 3,12
70 YC 21 L 2006 2,03
71 WN 21 P 2006 3,09
72 F 21 P 2006 2,29
73 A 22 P 2006 2,70
74 S 21 L 2006 2,60
75 RS 21 P 2006 2,70
76 W I F 21 P 2006 2,70
77 AM 21 P 2006 2,90
78 S 21 P 2006 3,00
79 JT 21 P 2006 2,74
80 RM 21 P 2006 2,39
81 BJ 22 L 2006 3,34
82 ST 21 P 2006 3,21
83 GG 22 L 2006 2,61
84 MA 22 P 2006 2,33
85 RP 22 P 2006 2,03
86 CM 22 P 2006 2,19
87 FK 22 P 2006 2,31
88 SD 21 P 2006 2,67
89 DN 20 P 2007 2,35
90 WD 20 P 2007 3,35
91 N 20 P 2007 2,70
92 N 21 L 2007 3,12
(22)
94 SW 22 P 2007 2,91
95 D 22 L 2007 2,32
96 AR 20 L 2007 2,71
97 E 21 L 2007 3,14
98 KS 20 L 2007 3,04
99 RA 20 P 2007 2,35
100 EFP 22 P 2007 3,33
101 D 21 L 2007 2,81
102 MM 20 P 2007 2,72
103 E 21 P 2007 3,11
104 AB 21 P 2007 2,30
105 VR 21 P 2007 2,86
106 TM 21 P 2007 2,30
107 AC 21 P 2007 3,34
108 J 20 P 2007 3,09
109 NK 20 P 2007 2,67
110 DA 19 P 2007 3,45
111 N 20 P 2007 2,90
112 N 20 L 2007 2,80
113 SA 21 P 2007 2,53
114 SD 21 P 2007 3,82
115 ASH 21 L 2007 2,25
116 F 22 L 2007 2,60
117 IS 22 P 2007 2,55
118 DR 21 P 2007 2,01
119 G 21 L 2007 2,50
120 JE 21 P 2007 3,05
121 M 21 P 2007 2,76
122 H 20 L 2007 3,12
123 EA 21 P 2007 3,08
124 EH 22 P 2007 2,96
125 TAS 21 P 2007 3,08
126 M 24 P 2007 3,1
127 RS 20 P 2007 3,00
128 WA 21 P 2007 2,54
129 NP 22 P 2007 2,76
130 ND 22 L 2007 2,66
131 M 22 P 2007 2,12
132 DK 22 P 2007 2,87
133 PO 21 P 2007 3,03
134 AS 21 P 2007 2,34
135 OS 21 L 2007 2,67
136 RG 21 P 2007 2,76
137 HC 22 P 2007 2,45
138 MY 21 L 2007 2,67
139 M 21 L 2007 2,56
140 EA 21 P 2007 2,13
141 JE 20 P 2007 2,43
142 SD 21 P 2007 2,87
(23)
144 WD 21 P 2007 3,07
145 EM 20 P 2007 3,14
146 AP 20 P 2007 3,22
147 A91W 20 P 2008 2,55
148 XO 19 P 2008 1,98
149 HK 20 L 2008 3,01
150 TS 20 L 2008 2,5
151 FW 20 L 2008 2,62
152 AK 20 L 2008 3,4
153 AJ 20 L 2008 2,01
154 I 20 P 2008 2,77
155 KO 19 P 2008 3,46
156 D A K 20 P 2008 2,53
157 F 19 P 2008 2,73
158 SP 19 P 2008 1,9
159 NP 20 P 2008 2,97
160 AR 19 P 2008 2,17
161 AM 20 P 2008 2,45
162 DNS 20 P 2008 2,50
163 DTO 20 P 2008 2,10
164 VA 19 P 2008 3,80
(24)
LAMPIRAN 4
HASIL JAWABAN
Intention ATB SN PBC
54 58 64 45
61 49 64 50
50 38 54 44
56 51 63 48
55 37 52 37
28 28 26 26
54 39 50 45
61 58 64 53
59 46 34 44
58 56 60 50
40 38 41 34
58 53 59 50
42 17 34 34
64 56 64 56
64 64 51 56
37 34 35 34
61 43 64 43
35 30 38 32
39 37 41 29
56 41 54 52
57 54 56 45
44 43 37 42
64 64 43 56
52 41 51 44
49 54 45 48
30 32 35 27
60 44 58 52
50 40 52 39
60 61 62 53
58 53 57 45
62 50 64 48
48 41 50 42
57 50 52 46
57 50 59 47
52 47 57 44
42 43 51 33
(25)
44 38 51 35
63 60 50 52
40 35 35 30
39 39 44 35
55 52 53 49
60 45 62 49
38 51 47 39
43 47 47 40
62 52 63 51
40 44 42 34
58 54 59 52
59 56 57 50
59 57 57 48
60 61 59 55
54 56 59 50
55 50 59 45
53 51 46 47
56 54 54 47
51 48 57 43
62 57 62 50
39 41 35 33
42 36 49 30
64 53 64 52
61 53 53 43
48 46 48 38
49 38 55 43
37 35 38 33
54 39 62 48
49 45 54 42
53 49 51 31
55 51 60 50
51 48 50 44
57 58 64 52
52 52 52 41
53 49 43 50
44 39 48 38
63 58 62 56
57 49 61 46
56 42 56 43
55 52 63 46
56 35 63 43
57 40 57 40
(26)
54 53 54 52
62 63 62 54
53 51 51 45
52 52 54 46
54 54 58 50
57 60 58 50
50 53 50 44
61 59 60 52
41 41 41 33
44 35 64 47
41 39 37 32
37 52 39 46
29 40 26 24
61 48 51 53
53 28 36 39
40 41 51 39
62 45 59 47
60 48 64 50
44 45 43 38
52 53 55 51
49 44 45 46
47 44 55 47
58 45 62 52
49 41 57 48
62 61 64 55
33 31 39 32
58 54 59 48
48 44 50 41
53 44 55 46
52 50 49 49
62 51 50 51
44 42 43 38
54 53 53 49
61 55 64 55
52 53 56 48
48 48 36 42
56 57 62 52
45 51 48 41
56 57 54 49
57 60 54 41
55 35 64 41
40 35 38 45
(27)
44 47 53 33
46 49 47 39
41 39 40 34
49 43 42 35
55 53 52 47
48 44 47 31
57 57 58 52
52 49 48 42
57 52 57 46
48 47 50 42
51 53 52 34
51 56 53 50
50 49 54 40
59 57 53 48
52 53 53 49
52 58 48 45
49 53 55 42
46 51 51 45
41 39 45 43
51 53 50 45
55 51 55 43
51 50 50 46
54 58 49 48
36 35 55 37
35 37 34 28
51 51 49 45
64 63 64 56
27 39 52 38
58 56 60 50
47 46 51 47
63 57 62 55
55 53 52 48
59 56 63 46
46 45 40 40
64 63 64 55
60 54 59 47
63 59 62 55
40 40 53 35
62 44 62 52
55 52 57 49
55 48 53 54
(28)
LAMPIRAN 5
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT
UKUR INTENTION DAN DETERMINA-DETERMINAN
A. Validitas Intention
No.item koefisien keterangan
6 0,695 Diterima
11 0,603 Diterima
13 0,595 Diterima
16 0,698 Diterima
20 0,624 Diterima
22 0,702 Diterima
27 0,696 Diterima
31 0,605 Diterima
B. Validitas Attitude Toward The Behavior
No.item koefisien keterangan
1 0,405 Diterima
7 0,579 Diterima
12 0,535 Diterima
15 0,679 Diterima
21 0,498 Diterima
23 0,367 Diterima
24 0,759 Diterima
31 0,534 Diterima
C. Validitas Subjective Norms
No.item koefisien keterangan
3 0,372 Diterima
4 0,767 Diterima
8 0,426 Diterima
9 0,724 Diterima
18 0,625 Diterima
(29)
25 0,849 Diterima
26 0,752 Diterima
A. Validitas Perceived Behavioral Control
No.item koefisien keterangan
2 0,781 Diterima
5 0,703 Diterima
10 0,690 Diterima
14 0,752 Diterima
17 0,744 Diterima
28 0,801 Diterima
30 0,676 Diterima
32 0,690 Diterima
Derajat Reliabilitas Alpha Cronbach = 0, 940
(30)
LAMPIRAN 6
GAMBARAN HASIL INTENTION DAN DETERMINAN
A. Intention
Intention Frekuensi
Σ %
Kuat 77 46,7%
Lemah 88 53,3%
Total 165 100%
B. Attitude Toward The Behavior
Attitude Toward The
Behavior
Frekuensi
Σ %
Kuat 76 46,1%
Lemah 89 53,9%
(31)
LAMPIRAN 6
C. Subjective Norms
Subjective Norms Frekuensi
Σ %
Kuat 76 46,1%
Lemah 89 53,9%
Total 165 100%
D. Perceived Behavioral Control
Perceived Behavioral
Control
Frekuensi
Σ %
Kuat 82 49,7%
Lemah 83 50,3%
(32)
LAMPIRAN 7
HASIL OUTPUT REGRESI SPSS 14.0
INTENTION DAN DETERMINAN-DETERMINAN
Tabel 7.1
Variables Entered/Removedb
PBC, SN,
ATBa . Enter
Model 1 Variables Entered Variables Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: Intention b.
Tabel 7.2 Model Summary
.859a .738 .734 4.46172
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Es timate Predictors: (Constant), PBC, SN, ATB
a.
ANOVAb
9045.435 3 3015.145 151.462 .000a 3205.013 161 19.907
12250.448 164 Regress ion Res idual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PBC, SN, ATB a.
Dependent Variable: Intention b.
Coefficientsa
2.082 2.378 .875 .383
.168 .060 .164 2.783 .006 .324 .056 .328 5.777 .000 .554 .082 .467 6.758 .000 (Cons tant) ATB SN PBC Model 1
B Std. Error Uns tandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Intention a.
(33)
Tabel 7.3
Correlations
Intention ATB SN PBC
Intention Pearson Correlation 1 ,683(**) ,746(**) ,817(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 165 165 165 165
ATB Pearson Correlation ,683(**) 1 ,548(**) ,727(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 165 165 165 165
SN Pearson Correlation ,746(**) ,548(**) 1 ,702(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 165 165 165 165
PBC Pearson Correlation ,817(**) ,727(**) ,702(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 165 165 165 165
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary
165 100,0% 0 ,0% 165 100,0% 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0% 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0% GOL_Intention * GOL_
ATB
GOL_Intention * GOL_SN GOL_Intention * GOL_ PBC
N Percent N Percent N Percent Valid Miss ing Total
Cas es
Model Summary
,817a ,667 ,665 5,00176
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Es timate Predictors: (Constant), PBC
(34)
LAMPIRAN 8
VALIDITAS DATA PENUNJANG
kegunaan_informasi
20 12.1 12.1 12.1
132 80.0 80.0 92.1
13 7.9 7.9 100.0
165 100.0 100.0
banyak cukup s edikit Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Statistics
165 165 165 165 165
0 0 0 0 0
Valid Miss ing N kegunaan_ informas i keluas an_
informas i emosi
mnengalami_ hambatan barrier_ hambatan
Frequency Table
keluasan_informasi54 32.7 32.7 32.7 46 27.9 27.9 60.6 62 37.6 37.6 98.2
3 1.8 1.8 100.0
165 100.0 100.0 belajar efektif
mencari info bahan ujian mencari bahan ujian lain-lain
Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
emosi
1 .6 .6 .6
5 3.0 3.0 3.6
87 52.7 52.7 56.4
65 39.4 39.4 95.8
7 4.2 4.2 100.0
165 100.0 100.0
s enang s edih malas tegang lain-lain Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(35)
LAMPIRAN 8
barrier_hambatan
54 32.7 32.7 32.7 29 17.6 17.6 50.3 43 26.1 26.1 76.4 39 23.6 23.6 100.0 165 100.0 100.0
rasa malas
banyak bahan ujian s us ah mencari bahan s us ahnya materi Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
mnengalami_hambatan
159 96.4 96.4 96.4
6 3.6 3.6 100.0
165 100.0 100.0
ya tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(36)
LAMPIRAN 9
CROSSTABULATION INTENTION DAN DATA PENUNJANG
Tabel 9.1 crobtabs Intention dengan keluasan informasi
Intention Keluasaan Informasi tentang kegunaan ujian perbaikan Total
Banyak Cukup Sedikit
Lemah 8
10,4% 62 80,5% 7 9,1% 77 46,6%
Kuat 12
13,6% 70 79,5% 6 6,8% 88 53,4%
Total 20
12,1% 132 80,0% 13 7,9% 165 100%
Tabel 9.2 crobtabs Intention dengan hal-hal yang perlu dilakukan
Intention
Keluasaan informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan saat ujian perbaikan Total Belajar lebih efektif Mencari informasi bahan ujian Mencari bahan ujian Lain-lain
Lemah 24
31,2% 22 28,6% 31 40,3% 0 0% 77 46,6%
Kuat 30
34,1% 24 27,3% 31 35,2% 3 3,4% 88 53,4%
Total 54
32,7% 46 27,9% 62 37,6% 3 1,8% 165 100%
(37)
Tabel 9.3 crobtabs Intention dengan emosi saat mengikuti ujian perbaikan
Intention Emosi saat menghadapi ujian perbaikan Total
Senang Sedih Tegang Malas Lain-lain
Lemah 0
0% 2 2,6% 42 54,5% 29 37,7% 4 5,2% 77 46,6%
Kuat 1
1,1% 3 3,4% 45 51% 36 40,9% 3 3,4% 88 53,4%
Total 1
1% 5 3,0% 87 52,7% 65 39,4% 7 4,2% 165 100%
Tabel 9.4 crobtabs Intention dengan Mengalami Hambatan saat ujian perbaikan
Intention Mengalami hambatan saat ujian perbaikan Total
Ya Tidak
Lemah 72
93,5%
5
6,5%
77
46,6%
Kuat 87
98,9%
1
1,1%
88
53,4%
Total 159
96,4% 6 3,6% 165 100%
(38)
Tabel 9.5 crobtabs Intention dengan Hambatan saat ujian perbaikan
Intention
Hambatan saat ujian perbaikan
Total Malas untuk
belajar
Banyaknya bahan ujian
Sulit mencari bahan ujian
Susahnya materi bahan
ujian
Lemah 31
40,3%
13
16,9%
16
20,8%
17
22,1%
77
46,6%
Kuat 23
26%
16
18,2%
27 30,7%
22
25,0%
88
53,4%
Total 54
32,7%
29
17,6%
43
26,1%
39
23,6%
165
(39)
LAMPIRAN 10
CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DAN DATA PENUNJANG
Tabel 10.1 crobtabs Attitude toward the behavior dengan keluasan informasi
ATB Keluasaan Informasi tentang kegunaan ujian perbaikan Total
Banyak Cukup Sedikit
Negatif 13
17,1% 57 75,0% 6 7,9% 76 46,0%
Positif 7
7,9% 75 84,3% 7 7,9% 89 54,0%
Total 20
12,1% 132 80,0% 13 7,9% 165 100%
Tabel 10.2 crobtabs Attitude toward the behavior dengan hal-hal yang perlu dilakukan
ATB
Keluasaan informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan saat ujian perbaikan Total Belajar lebih efektif Mencari informasi bahan ujian Mencari bahan ujian Lain-lain
Negatif 24
31,6% 19 25,0% 32 43,3% 0 0% 76 46,0%
Positif 30
33,7% 27 30,3% 29 32,6% 3 3,4% 89 54,0%
Total 54
32,7% 46 27,9% 62 37,6% 3 1,8% 165 100%
(40)
Tabel 10.3 crobtabs Attitude toward the behavior dengan emosi saat mengikuti ujian perbaikan
ATB Emosi saaat menghadapi ujian perbaikan Total
Senang Sedih Tegang Malas Lain-lain
Negatif 0
0% 1 1,3% 42 55,3% 29 38,2% 4 5,3% 76 46,0%
Positif 1
1,1% 4 4,5% 45 50,6% 36 40,4% 3 3,4% 89 54,0%
Total 1
6% 5 3,0% 87 52,7% 65 39,4% 7 4,2% 165 100%
Tabel 10.4 crobtabs Attitude toward the behavior dengan Mengalami Hambatan saat ujian perbaikan
ATB Mengalami hambatan saat ujian perbaikan Total
Ya Tidak
Negatif 73
96,1%
3
3,9%
76
46,0%
Positif 86
96,6%
3
3,4%
89
54,0%
Total 159
96,4% 6 3,6% 165 100%
(41)
Tabel 10.5 crobtabs Attitude toward the behavior dengan Hambatan saat ujian perbaikan
ATB
Hambatan saat ujian perbaikan
Total Malas untuk
belajar
Banyaknya bahan ujian
Sulit mencari bahan ujian
Susahnya materi bahan
ujian
Negatif 30
39,5%
11
14,5%
14
18,4%
21
27,6%
76
46,0%
Positif 24
27,0%
18
20,2%
29 32,6%
18
20,2%
89
54,0%
Total 54
32,7%
29
17,6%
43
26,1%
39
23,6%
165
(42)
LAMPIRAN 11
CROSSTABULATION SUBJECTIVE NORMS DAN DATA PENUNJANG
Tabel 11.1 crobtabs Subjective Norms dengan keluasan informasi
SN Keluasaan Informasi tentang kegunaan ujian perbaikan Total
Banyak Cukup Sedikit
Negatif 11
14,5% 58 76,3% 7 9,2% 76 46,0%
Positif 9
10,1% 74 83,1% 6 6,7% 89 54,0%
Total 20
12,1% 132 80,0% 13 7,9% 165 100%
Tabel 11.2 crobtabs Subjective Norms dengan hal-hal yang perlu dilakukan
SN
Keluasaan informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan saat ujian perbaikan
Total Belajar lebih efektif Mencari informasi bahan ujian Mencari bahan ujian Lain-lain
Negatif 19
25,0% 26 32,4% 31 40,8% 0 0% 76 46,0%
Positif 35
39,3% 20 22,5% 31 34,8% 3 3,4% 89 54,0%
Total 54
32,7% 46 27,9% 62 37,6% 3 1,8% 165 100%
(43)
Tabel 11.3 crobtabs Subjective Norms dengan emosi saat mengikuti ujian perbaikan
SN
Emosi saaat menghadapi ujian perbaikan Total
Senang Sedih Tegang Malas Lain-lain
Negatif 0
0% 1 1,3% 38 50,0% 33 43,4% 4 5,3% 76 46,0%
Positif 1
1,1% 4 4,5% 49 55,1% 32 36,0% 3 3,4% 89 54,0%
Total 1
6% 5 3,0% 87 52,7% 65 39,4% 7 4,2% 165 100%
Tabel 11.4 crobtabs Subjective Norms dengan Mengalami Hambatan saat ujian perbaikan
SN Mengalami hambatan saat ujian perbaikan Total
Ya Tidak
Negatif 73
96,1%
3
3,9%
76
46,0%
Positif 86
96,6%
3
3,4%
89
54,0%
Total 159
96,4% 6 3,6% 165 100%
(44)
Tabel 11.5 crobtabs Subjective Norms dengan Hambatan saat ujian perbaikan
SN
Hambatan saat ujian perbaikan
Total Malas untuk
belajar
Banyaknya bahan ujian
Sulit mencari bahan ujian
Susahnya materi bahan
ujian
Negatif 28
36,8%
13
17,1%
19
25,0%
16
21,1%
76
46,0%
Positif 26
29,2%
16
18,0%
24
27,0%
23
25,8%
89
54,0%
Total 54
32,7%
29
17,6%
43
26,1%
39
23,6%
165
(45)
LAMPIRAN 12
CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DAN DATA PENUNJANG
Tabel 12.1 crobtabs Perceived Behavioral Control dengan keluasan informasi
PBC Keluasaan Informasi tentang kegunaan ujian perbaikan Total
Banyak Cukup Sedikit
Negatif 9
11,0% 68 82,9% 5 6,1% 82 49,7%
Positif 11
13,3% 64 77,1% 8 9,6% 83 50,3%
Total 20
12,1% 132 80,0% 13 7,9% 165 100%
Tabel 12.2 crobtabs Perceived Behavioral Control dengan hal-hal yang perlu dilakukan
PBC
Keluasaan informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan saat ujian perbaikan Total Belajar lebih efektif Mencari informasi bahan ujian Mencari bahan ujian Lain-lain
Negatif 26
31,7% 21 25,6% 35 42,7% 0 0% 82 49,7%
Positif 28
33,7% 25 30,1% 27 32,5% 3 3,6% 83 50,3%
Total 54
32,7% 46 27,9% 62 37,6% 3 1,8% 165 100%
(46)
Tabel 12.3 crobtabs Perceived Behavioral Control dengan emosi saat mengikuti ujian perbaikan
PBC Emosi saaat menghadapi ujian perbaikan Total
Senang Sedih Tegang Malas Lain-lain
Negatif 0
0% 1 1,2% 45 54,9% 32 39,0% 4 4,9% 82 49,7%
Positif 1
1,2% 4 4,8% 42 50,6% 33 39,8% 3 3,6% 83 50,3%
Total 1
6% 5 3,0% 87 52,7% 65 39,4% 7 4,2% 165 100%
Tabel 12.4 crobtabs Perceived Behavioral Control dengan Mengalami Hambatan saat ujian perbaikan
PBC Mengalami hambatan saat ujian perbaikan Total
Ya Tidak
Negatif 79
93,6%
3
3,7%
82
49,7%
Positif 80
96,4%
3
3,6%
83
50,3%
Total 159
96,4% 6 3,6% 165 100%
(47)
Tabel 12.5 crobtabs Perceived Behavioral Control dengan Hambatan saat ujian perbaikan
PBC
Hambatan saat ujian perbaikan
Total Malas untuk
belajar
Banyaknya bahan ujian
Sulit mencari bahan ujian
Susahnya materi bahan
ujian
Negatif 33
40,2%
11
13,4%
19
23,2%
19
23,2%
82
49,7%
Positif 21
25,3%
18
21,7%
24 28,9%
20
24,1%
83
50,3%
Total 54
32,7%
29
17,6%
43
26,1%
39
23,6%
165
(48)
LAMPIRAN 13
KISI-KISI ALAT UKUR
Definisi Operasional
Intention yaitu sebarapa kuat niat untuk mengerahkan usaha secara sadar pada
mahasiswa psikologi “X” untuk mengikuti ujian perbaikan
Attitude toward the behavior yaitu seberapa favourable sikap mahasiswa Psikologi untuk mengikuti ujian perbaikan
Subjective norms yaitu persepsi mahasiswa Psikologi mengenai seberapa besar tuntutan untuk mengikuti ujian perbaikan dari orang tua, saudara kandung, teman-teman , teman-teman dekat serta seberapa kuat adanya kesediaan mahasiswa Psikologi untuk mematuhi orang-orang tersebut.
Perceived behavioral control yaitu persepsi p mahasiswa Psikologi mengenai seberapa besar keyakinan dan kemampuan akan dirinya untuk mengikuti ujian perbaikan
(49)
LAMPIRAN 13
Aspek Pertanyaan No.
ite m
Intention Saya akan meyediakan waktu yang...
sedikit : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: banyak untuk belajar serius dalam mengikuti ujian perbaikan
Saya memiliki keinginan yang...
kecil : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: besar
untuk meningkatkan nilai mata kuliah dengan mengikuti ujian perbaikan
Saya memiliki niat yang...
lemah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: kuat
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK sebelumnya
Saya...
Akan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak akan
berusaha mengikuti ujian perbaikan sebaik mungkin
Saya berniat untuk mengikuti ujian perbaikan agar dapat menghilangkan nilai-nilai yang kurang memuaskan...
Sesuai : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Tidak sesuai
Saya berkemauan...
lemah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: kuat
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK
6
11
13
16
20
(50)
Saya...
Ragu-ragu : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: yakin
Dengan keputusan saya untuk mengikuti ujian perbaikan
Saya sendiri yang memutuskan untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK....
Sesuai : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Tidak sesuai
27
31
Attitude toward the behavior
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan nilai yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
mudah : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: sulit
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki nilai mata kuliah yang kurang memuaskan...
baik:__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki IPK saya sebelumnya merupakan hal yang....
Menjemukan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: menyenangkan
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK...
penting : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak penting
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan IPK saya merupakan hal yang....
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Menurut saya, dengan ujian perbaikan untuk mmengurangi nilai-nilai yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
mudah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: sulit
Bagi saya mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki IPK saya sebelumnya merupakan hal yang...
1
7
12
15
21
23
(51)
Sia-sia : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: bermanfaat
Bagi saya, mengikuti ujian perbaikan untuk memperbaiki nilai mata kuliah yang kurang memuaskan merupakan hal yang...
Sulit :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: mudah
Untuk dilakukan
29
Subjective norms
Menurut saya, orang tua saya...
mendukung : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak mendukung
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK saya.
Dengan dukungan orang tua, saya
enggan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: bersedia mengikuti ujian perbaikan
Menurut saya, teman –teman saya....
mendukung : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak mendukung
saya untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki nilai-nilai yang kurang memuaskan
Dengan dukungan teman-teman, saya....
enggan : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: bersedia
mengikuti ujian perbaikan
Menurut saya, saudara kandung saya....
Tidak mendukung : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: mendukung
saya untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka memperbaiki IPK saya sebelumnya
Dengan dukungan saudara kandung, saya...
enggan :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: bersedia
mengikuti ujian perbaikan
3
4
8
9
18
(52)
Menurut saya, teman dekat ( pacar ) saya...
Tidak mendukung : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: mendukung
saya untuk mengikuti ujian perbaikan untuk meningkatkan nilai-nilai mata kuliah saya
Dengan dukungan teman dekat ( pacar ), saya...
enggan :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: bersedia
mengikuti ujian perbaikan
25
26
Perceived behavioral control
Saya yakin akan berusaha dengan...
lemah : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: keras
untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK saya
Saya yakin memiliki kendali yang...
lemah : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: kuat
untuk mengikuti ujian perbaikan supaya berhasil meningkatkan nilai pada mata kuliah saya
Saya...
ragu-ragu : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: yakin
dengan mengikuti ujian perbaikan akan memperbaiki nilai pada maka kuliah yang di ujian perbaikan
Saya yakin memiliki daya juang...
lemah :__1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: kuat
untuk belajar lebih efektif dalam mengikuti ujian perbaikan
Saya yakin...
Mampu : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak mampu
Dengan ujian perbaikan dapat memperbaiki IPK saya sebelumnya
Saya yakin akan berusaha dengan....
lemah : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: kuat
2
5
10
14
17
(53)
untuk mengikuti ujian perbaikan walaupun kondisi yang tidak memungkinkan
Saya yakin....
Mampu: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: tidak mampu Berhasil mengikuti ujian perbaikan
Saya yakin dengan mengikuti ujian perbaikan, saya...
berhasil : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Tidak berhasil
merubah nilai saya yang kurang memuaskan
30
(54)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor bagi kemajuan negara, beberapa waktu yang lalu pemerintah indonesia menaikkan anggaran pendidikan, hal ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sember daya manusia Kualitas sumber daya manusia yang inilah yang menjadi usaha yang nyata dalam dunia pendidikan, mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi inilah yang lebih dikenal pendidikan perguruan tinggi yang akan menjadi pendidikan formal tertinggi untuk setiap individu. Setiap individu yang mengenyam pendidikan tinggi ini, diharapkan memiliki hasil standar kelulusan yang memuaskan. Karena setelah mengeyam pendidikan tinggi ini individu dihadapkan pada dunia yang lebih luas yaitu dunia kerja.
Ukuran keberhasilan mahasiswa dalam memperlajari berbagai mata kuliah itu terjaring dalam indeks pretasi kumulatif ( IPK ). Standar kelulusan IPK untuk perguruan tinggi yang ditentukan oleh MENDIKNAS ( Menteri Pendidikan Nasional) saat ini adalah mahasiswa memiliki IPK 2,00 yang merupakan nilai yang memuaskan untuk seorang sarjana. IPK ( indeks prestasi kumulatif) adalah ukuran yang menunjukkan prestasi mahasiswa mulai semester pertama sampai semester terakhir
(55)
2
Universitas Kristen Maranatha
yang telah ditempuh secara kumulatif. Selain nilai IPK, syarat kelulusan seorang mahasiswa dapat dilihat dari nilai setiap mata kuliah yang ditempuh. Nilai D pada semua nilai yang diperoleh mahasiswa tidak boleh lebih dari 25% dari semua nilai mata kuliah yang telah ditempuh oleh mahasiswa dan tidak boleh ada nilai E. Periode akademik yang dianjurkan oleh Mendiknas adalah 8 semester ( 4 tahun ).
Selama perkuliahannya mahasiswa program sarjana memiliki beban studi sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat ) dan sebanyak – banyaknya 180 ( seratus delapan puluh ) SKS. Yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 tahun. Sistem kredit semester adalah sistem peyelenggaraan pendidikan dengan mengunakan satuan kredit semester ( SKS ) untuk beban studi mahasiswa, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 19 minggu kuliah dan dilanjutkan dengan kegiatan penilaian ( Ujian tengah semester dan Ujian akhir semester ) selama 2 atau 4 minggu. Satuan kredit semester ( SKS ) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang dipeoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan yang disesuaikan dengan kredit yang diambil oleh mahasiswa.
Setiap universitas dapat menentukan syarat-syarat kelulusan mahasiswanya berdasarkan dengan syarat –syarat dasar yang ditentukan oleh Mendiknas. Setiap lulusan mahasiswa program sarjana mampu memenuhi jumlah SKS yang disyaratkan dan indek prestasi kumulaitf ( IPK ) mininum. Menurut staf tata usaha fakultas
(56)
3
Universitas Kristen Maranatha
Psikologi universitas “X” Bandung, mahasiswa dinyatakan lulus jika memenuhi syarat kelulusan fakultas yaitu, memiliki nilai IPK minimum 2.00 ( Dua koma nol nol), menempuh total SKS sebanyak 145 SKS dimana 130 SKS untuk mata kuliah wajib, 12 SKS untuk mata kuliah pilihan, 3 SKS untuk mata kuliah bersertifikasi yang sesuai dengan minat mahasiswa sendiri. Nilai D tidak boleh lebih dari 25% dan tidak ada nilai E dari semua nilai mata kuliah yang ditempuh mahasiswa. Dan batas studi yang dianjurkan oleh fakultas adalah 8 semester ( 4 tahun ).
Dengan tuntutan standar kelulusan tersebut, mahasiswa diharapkan untuk belajar lebih giat dan efektif dalam kegiatan belajarnya. Pengaturan kegiatan belajar bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 2.00, biasanya mahasiswa yang memiliki IPK diatas 2.00 juga memiliki kemauan untuk belajar lebih efektif lagi dan mencapai IPK yang diharapkannya. Hal itu dipengaruhui oleh perasaan kurang puas dengan IPK yang diperolehnya. Menurut mereka semakin tinggi IPK yang diperolehnya secara tidak langsung menjadi suatu kebanggaan bagi mereka dapat membahagiakan orang tua, dan menjadi tolok ukur mereka dalan tingkat kepintaran dan kerajinan. Selain itu nilai IPK tidak hanya mempengaruhi mahasiswa dalam kelulusannya namun juga mempengaruhi peluang mahasiswa untuk memasuki dunia kerja karena IPK merupakan syarat awal administrasi dalam dunia pekerjaan. Semakin tinggi IPK yang dimiliki mahasiswa cenderung lebih memudahkan mahasiswa untuk lolos saringan pertama dalam pekerjaan. Sebaliknya, semakin rendah IPK seseorang maka dia cenderung lebih menyulitkan untuk lolos saringan pertama dalam pekerjaan ( www.imm.or.id ). Dunia pekerjaan biasanya
(57)
4
Universitas Kristen Maranatha
mempersyaratkan IPK dari 2.50, 2.75 bahkan sampai 3.00, dengan begitu mahasiswa harus memperbaiki atau meningkatkan Ipk nya untuk memperoleh pekerjaan yang diharapkannya,
Oleh karena itu, adapun cara belajar yang efektif bisa dilakukan selama perkuliahannya mahasiswa mampu memerhatikan dengan baik setiap materi yang diberikan oleh dosen, mengerjakan tugas- tugas sebaik mungkin yang diberikan oleh dosen, mencatat dan mengulang materi yang diberikan oleh dosen supaya lebih memahami materi yang telah diberikan oleh dosen, dan hadir dalam setiap perkuliahan. Ada strategi lain yang dimungkinkan beberapa mahasiswa untuk meningkatkan IPK-nya bisa melakukannya dengan mengulang mata kuliah yang kurang nilainya kurang memuaskan baik pada kuliah reguler ataupun semester pendek. Dengan mengulang mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan untuk bisa lebih fokus dan efektif selama perkuliahannya. Hal itu bisa dilakukan dengan memerhatikan dan mencatat semua materi yang diberikan oleh dosen, mengulang atau mempelajari kembali materi yang diberikan dosen, dan mengerjakan tugas dari dosen semaksimal mungkin sehingga memperoleh nilai yang memuaskan.
Dari beberapa kegiatan efektif yang dapat dilakukan mahasiswa untuk memperbaiki IPK-nya, ada langkah efesien lain yang digunakan oleh sebagian mahasiswa fakultas Psikologi universitas “X” Bandung. untuk meningkatkan IPK-nya yaitu dengan mengikuti Ujian perbaikan ( UP ) sebagai langkah praktis dan efisien tanpa harus mengontrak dan mengikuti perkuliahan mata kuliah tersebut. Ujian perbaikan ( UP ) hanya mempersyaratkan mahasiswa untuk mengikuti ujian
(58)
5
Universitas Kristen Maranatha
tengah semester ( UTS ) dan ujian akhir semester ( UAS ) saja pada mata kuliah yang sedang ditawarkan oleh fakultas. Ujian Perbaikan dilaksanakan oleh fakultas untuk membantu mahasiswa yang ingin memperbaiki dan mengubah nilai akhir mata kuliah yang telah ditempuhnya dari yang kurang memuaskan menjadi memuaskan bagi mahasiswa. Namun, untuk mengikuti UP ini nilai minimum yang diperoleh mahasiswa pada mata kuliah tersebut harus C sehingga mahasiswa dapat mengikuti Ujian perbaikan ( UP ). Kelebihan dari Ujian Perbaikan ini mahasiswa hanya mengikuti ujian UTS dan UAS saja tanpa mengulang dan mengikuti perkuliahan mata kuliah yang ingin di ubah nilainya, biaya UP lebih ringan karena hanya membayar 50% harga SKS, tidak ada biaya tambahan yang keluar untuk mengerjakan tugas yang biasanya diberikan dosen pada masa perkuliahan. Namun, menurut beberapa mahasiswa, UP juga memiliki kekurangan atau hambatan yang dialaminya, misalnya kesulitan mahasiswa untuk mencari bahan ujian yang akan diujiankan, mahasiswa harus rajin mencari informasi kepada mahasiswa lain tentang materi-materi apa saja yang akan di ujiankan, rasa malas mahasiswa untuk belajar dan menghafal materi- materi yang diujiankan, rasa pesimis mahasiswa dapat sukses dan berubah nilainya, hal itu dipengaruhui oleh banyaknya mahasiswa yang gagal merubah nilainya dapat dilihat dari data yang diperoleh dari staf usaha dari 544 jumlah peserta UP pada semester ganjil 2009/2010 hanya 143 mahasiswa ( 26,2% ) yang berhasil merubah nilainya, sehingga ada beberapa mahasiswa yang serius dan tidak serius dalam mengikuti ujian perbaikan.
(59)
6
Universitas Kristen Maranatha
Diantara mahasiswa ada yang menaruh minat dan sebagaian mahasiswa kurang menaruh niat dalam mengikuti ujian perbaikan. Beberapa mahasiswa yang kurang menaruh minat terhadap ujian perbaikan dapat terlihat dari beberapa mahasiswa yang mendaftar untuk mengikuti ujian perbaikan namun disaat ujian ada beberapa mahasiswa yang absen. Dari data yang diperoleh dari tata usaha pada semester ganjil 2009/2010 mahasiswa yang mendaftar sebanyak 544 peserta namun pada saat menjelang ujian tengah semester jumlah mahasiswa yang absen sebanyak 34 mahasiswa dan mahasiswa yang absen menjelang ujian akhir semester semakin meningkat menjadi 44 mahasiswa. Hal ini disebabkan jika mahasiswa memperoleh nilai yang kurang saat ujian tengah semester, beberapa mahasiswa cenderung malas atau pesimis untuk mengikuti ujian perbaikan pada saat ujian akhir semesterr sehingga mereka memilih untuk absen. Dan menurut tata usaha beberapa mahasiswa yang memperoleh nilai yang kurang saat ujian tengah semester ada yang tidak membayar biaya pendaftaran ujian perbaikan. Karena adanya peraturan dari ujian perbaikan yang mengatakan bahwa nilai yang akan diambil oleh fakultas adalah nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa, sehingga banyak mahasiswa yang tidak serius untuk mengikuti ujian perbaikan.
Oleh karena itu, keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti Ujian perbaikan ( UP ) dalam rangka meningkatkan IPK-nya ditentukan oleh seberapa kuat niat ( Intention ) mahasiswa untuk belajar efektif untuk mengikuti ujian perbaikan. Menurut Icek Ajzen ( 2005 ), niat untuk menampilkan suatu perilaku disebut intention. Niat juga merupakan penentu utama dan paling dekat dengan perilaku yang
(60)
7
Universitas Kristen Maranatha
akan ditampilkan. Jika niat mahasiswa untuk meningkatkan IPK tinggi, maka mahasiswa cenderung akan menghasilkan keberhasilan untuk menampilkan tingkah laku yang diharapkan seperti melakukan kegiatan belajar yang efektif.
Terdapat tiga determinan yang menpengaruhui niat ( intention ), yaitu : Sikap baik atau buruk, sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap menarik atau membosankan mahasiswa terhadap evaluasi dari konsekuensi mengikuti ujian perbaikan ( attitude toward the behavior ). Bila, mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap ujian perbaikan cenderung menganggap dengan mengikuti ujian perbaikan merupakan cara yang efektif untu meningkatkan IPK-nya. sebaliknya, mahasiswa yang memiliki sikap negatif terhadap ujian perbaikan cenderung menganggap dengan mengikuti ujian perbaikan merupakan cara yang kurang efektif untuk meningkatkan IPK-nya.
Selain sikap positif atau negatif mahasiswa terhadap ujian perbaikan, niat seorang mahasiswa untuk meningkatkan IPK juga dipengaruhui oleh persepsi mahasiswa mengenai tuntutan atau dukungan orang-orang terdekat seperti keluarga,saudara dan teman untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, benar atau salah dalam mengikuti ujian perbaikan, serta kesediaan mahasiswa untuk mematuhi orang-orang tersebut ( subjective norms ). Bila, mahasiswa mempersepsi adanya tuntutan atau dorongan dari orang-orang terdekat untuk meningkatkan IPK, Ia cenderung untuk mengikuti ujian perbaikan sebaik mungkin. sebaliknya, mahasiswa yang mempersepsi tidak ada tuntutan dari orang-orang terdekat untuk
(61)
8
Universitas Kristen Maranatha
meningkatkan IPK-nya maka Ia cenderung kurang maksimal untuk mengikuti ujian perbaikan.
Dan hal terakhir yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan adalah persepsi mahasiswa mengenai kemampuan mereka untuk mengikuti ujian perbaikan, mudah atau sulitnya mengikuti ujian perbaikan, ( perceived behavioral control ). Bila, mahasiswa memiliki persepsi mengikuti ujian perbaikan merupakan hal yang mudah, mahasiswa optimistis dengan mengikuti ujian perbaikan akan meningkatkan IPK-nya. sebaliknya, mahasiswa memiliki persepsi bahwa mengikuti ujian perbaikan merupakan hal yang sulit, mahasiswa pesimistis dengan mengikuti ujian perbaikan akan mingkatkan IPK-nya
Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 200 mahasiswa psikologi, maka didapati 94% mahasiswa merasa perlu untuk meningkatkan IPK-nya, mereka menyakini sikap mereka kurang puas dengan IPK-nya yang mereka dapatkan sekarang, sehingga semua mahasiswa positif untuk berusaha meningkatkan IPK mereka. Salah satu cara untuk meningkatkan IPK mahasiswa memiliki niat ( Intention ) untuk mengikuti ujian perbaikan (77,5% ), karena menurut mahasiswa dengan mengikuti ujian perbaikan tidak memerlukan waktu yang lama dan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengulang mata kuliah yang nilainya kurang memuaskan ( 21% ). Dengan ujian perbaikian mereka dapat memperbaiki nilainya dengan hanya mengikuti ujian tengah semester dan ujian akhir semester saja. Tanpa harus mengulang kembali mata kuliah tersebut dikelas. Menurut mahasiswa dengan
(62)
9
Universitas Kristen Maranatha
ujian perbaikan mereka dapat menghemat waktu, biaya, lebih mudah dan bisa memperbaiki IPK mereka nantinya. Sedangkan (1,5% ) memilih untuk efektif dan serius dalam perkuliahan untuk meningkatkan IPK mereka.
Dari semua mahasiswa yang berencana mengikuti ujian perbaikan, peneliti melakukan survey kembali kepada 20 mahasiswa untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap Intention mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan. Diperoleh hasil bahwa 100% mahasiswa menyakini sikap positif untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK mereka, dan mereka memiliki niat (intention ) untuk mengikuti ujian perbaikan. Sebanyak 73% mereka menyakini dengan mengikuti ujian perbaikan mereka dapat memperbaiki IPK mereka tanpa perlu menghadiri kelas untuk mata kuliah yang ingin diperbaiki. Sebanyak 27% mahasiswa menyakini dengan mengikuti ujian perbaikan dapat menghemat biaya kuliah mereka tanpa harus membayar secara penuh terhadap mata kuliah yang mereka perbaiki. Oleh karena itu mereka berusaha mengikuti ujian perbaikan dengan sungguh-sungguh ( attitude toward the behavioral ).
Sebanyak 80% mahasiswa mempersepsi bahwa kesediaan mereka untuk mengikuti ujian perbaiakan berasal dari tuntutan orang-orang terdekat mereka seperti keluarga,saudara dan teman. Dengan adanya tuntutan tersebut mahasiswa diharapkan
mampu menghayati pentingnya meningkatkan IPK untuk masa depan mereka ( subjective norms ). Sedangkan 20% mahasiswa mempersepsi kesediaan mereka
(63)
10
Universitas Kristen Maranatha
untuk mengikuti ujian perbaikan semata-mata dari keinginan mereka sendiri untuk memperbaiki IPK-nya. Bukan berasal dari tuntutan orang-orang terdekat.
Sebanyak 87% mahasiswa menyakini peningkatan IPK dapat dilakukan dengan ujian perbaikan yang mereka ikuti dan sebanyak 13% mahasiswa menyakini dengan mengikuti ujian perbaikan tidak selalu dapat meningkatkan IPK mereka. Ujian perbaikan yang diikuti oleh mereka, mahasiswa menyakini adaya faktor pendukung berupa motivasi dan pemberian fasilitas dari orang tua ( 80% ), ajakan teman untuk mengikui ujian perbaikan ( 20% ), sehingga menimbulkan persepsi
bahwa mengikuti ujian perbaikan adalah hal yang mudah dilakukan ( Perceived behavioral control ). Namun selain terdapat faktor pendukung terdapat
juga faktor penghambat misalnya rasa malas untuk belajar kembali untuk mengikuti ujian ( 65%), rasa pesimis karena tidak selalu berhasil mendapatkan nilai yang diharapkan ( 35% ), sehingga menimbulkan persepsi bahwa dengan mengikuti ujian perbaikan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan ( perceived behavioral control). Tidak hanya dilihat dari kuat lemahnya intention mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan. Ujian perbaikan juga dipengaruhui oleh seberapa banyak informasi yang mahasiswa peroleh mengenai ujian perbaikan, emosi mahasiswa saat mengikuti ujian perbaikan dan ada atau tidak barrier (hambatan) dalam mengikuti ujian perbaikan.
Dengan memiliki attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control yang positif untuk mengikuti ujian perbaikan, mahasiswa diharapkan akan memperkuat intentionnya untuk lebih berusaha lagi mengikuti ujian perbaikan. Dari survey awal yang telah dilakukan diharapkan
(64)
11
Universitas Kristen Maranatha
mahasiswa yang memiliki intention yang kuat untuk mengikuti ujian perbaikan, akan memiliki keyakinan yang kuat bahwa dengan mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPk-nya juga, namun dalam kenyataannya banyak mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan tetapi mereka merasa pesimis dengan ujian perbaikan akan meningkatkan IPK mereka, karena banyak mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam ujian perbaikan.
Oleh karena itu berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK pada mahasiswa Psikologi Universitas “X”.
1.2 Identitas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dan ingin diteliti oleh peneliti adalah seperti apa kontribusi-kontribusi determinan terhadap Intention untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK pada mahasiswa Psikologi Universitas ”X”.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kontribusi determinan-determinan Attitude toward the behavior, Subjective nomrs,
(65)
12
Universitas Kristen Maranatha
Perceiveived behavioral control terhadap Intention untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK pada mahasiswa Psikologi Universitas “X”.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kontribusi determinan-determinan Attitude Toward the behavior, Subjective norms dan Perceived behavioral control untuk memperoleh gambaran kekuatan intention untuk mengikuti Ujian Perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK pada mahasiswa psikologi Universitas “
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1. Memberikan sumbangan informasi mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan dari planned behavior terhadap intention ke dalam bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan.
2. Memberikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan Attitude toward the behavior, Subjective nomrs, Perceiveived behavioral control terhadap intention dari teori Planned Behavior.
(66)
13
Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Memberikan informasi kepada fakultas psikologi mengenai hal-hal yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Ujian Perbaikan. Sehingga fakultas maupun universitas lain bisa mempertimbangkan untuk melaksanakan Ujian Perbaikan.
1.5Kerangka Pemikiran
Mahasiswa Psikologi berada pada tahap perkembangan tahap dewasa awal yang memiliki tugas-tugas perkembangan seperti mengembangkan kemandiriannya dan mampu bersosialisasi ( Santrock, 2002). Pada masa ini mahasiswa menjadi individu yang mampu memusatkan dirinya menjadi pribadi yang matang baik dalam produktif untuk menguasai ketrampilan dasar yang sesuai dengan jurusan yang diambilnya, mampu mengambil keputusan dalam menemukan, memahami merumuskan penyelesaian masalah yang ada dalam bidang keahliannya dan mampu berkomitmen untuk mengembangkan keahliannya yang dapat meningkatkan taraf kehidupannya baik untuk dirinya atau masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menjalankan tugas-tugas perkembangannya dengan belajar selama masa perkuliahnnya untuk masa depan mereka.
Dengan belajar yang efektif, mahasiswa diharapkan memiliki standar kelulusan yang memuaskan salah satunya IPK tinggi yang mampu dicapai oleh mahasiswa. Setiap mahasiswa memiliki persepsi masing-masing terhadap IPK yang diraihnya, ada mahasiswa yang memiliki keinginan untuk meningkatkan IPK-nya
(67)
14
Universitas Kristen Maranatha
semaksimal mungkin namun ada juga mahasiswa yang mempersepsi cukup puas dengan IPK yang diperolehnya saat ini. Namun nilai IPK sangat mempengaruhui mahasiswa untuk masuk ke dunia lebih besar lagi yaitu dunia kerja. semakin hari dunia pekerjaan menuntut mahasiswa untuk memiliki IPK yang tinggi, hal ini dipengaruhui oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena semakin besar tuntutan dunia pekerjaan sebagai mahasiswa harus memiliki pemikiran sebagai individu dewasa awal dimana pada tahap ini mahasiswa ditandai dengan pemikiran yang logis, abstrak, dapat mengambil keputusan dan konseptualisasi yang sesuai dengan perkembangan kognitif ( Santrock, 1983), untuk melakukan sebuah pemikiran dan tindakan yang bisa memotivasi mahasiswa agar dapat meningkatkan IPK-nya. Salah satu cara meningkatkan IPK bagi mahasiswa mengikuti ujian perbaikan ( UP ).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhui mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan ( UP ) perbaikan antara lain pertama keluasan informasi tentang ujian perbaikan seperti manfaat dari ujian perbaikan, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk berhasil mengikuti ujian perbaikan. Kedua emosi atau suasana hati mahasiswa saat mengikuti ujian perbaikan dan yang ketiga ada atau tidak adanya hambatan ( barrier ) dalam mengikuti ujian perbaikan misalnya seperti banyak atau sedikit bahan ujian perbaikan, sulit atau mudah mencari bahan ujian, sulit atau mudah materi yang akan diujiankan.
(68)
15
Universitas Kristen Maranatha
Selain faktor-faktor diatas, hal yang paling menentukan mahasiswa sukses untuk mengikuti ujian perbaikan adalah adanya niat ( intention ) dari mahasiswa sendiri. Dengan pemikiran yang logis dan tindakan yang diharapkan untuk meningkatkan IPK mahasiswa akan memiliki niat yang kuat dalam mengikuti ujian perbaikan. Menurut Icek Ajzen (2005) individu berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut, dan determinan yang paling penting dari dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku adalah intention yaitu niat untuk mengerahkan usaha dalam melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Intention dipengaruhi oleh tiga determinan dasar, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control. Ketiga determinan tersebut terbentuk dari sejumlah beliefs yang berbeda-beda yang dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Determinan pertama yang mempengaruhui adalah attitude toward behavior, yaitu sikap terhadap evaluasi positif atau negatif individu dalam menampilkan sebuah perilaku. Hal itu dipengaruhui oleh banyaknya informasi yang dimiliki oleh individu dan juga dipengaruhui dari sejumlah beliefs yang dimiliki mahasiswa yaitu belief mengenai konsekuensi dari mengikuti Ujian Perbaikan (behavioral heliefs), maka mahasiswa dapat menentukan konsekuensi apa saja yang diperolehnya jika mengikuti Ujian Perbaikan. Mahasiswa yang memiliki sikap yang Favourable untuk mengikuti ujian perbaikan akan beranggapan bahwa mereka memiliki dampak yang positif bagi dirinya seperti meningkatkan IPK, memenuhi kelulusan menjadi seorang sarjana, membahagiakan orang tua dan memiliki prestasi yang baik sehingga mahasiswa akan
(69)
16
Universitas Kristen Maranatha
mempersepsi bahwa dengan mengikuti ujian perbaikan merupakan hal yang penting baginya. Mereka akan menunjukkan sikap yang positif dan disiplin untuk mengikuti ujian perbaikan.
Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki sikap yang unfavourable untuk mengikuti ujian perbaikan akan mempersepsi bahwa mengikuti ujian perbaikan tidak membawa dampak yang positif bagi dirinya, melainkan membawa dampak negatif bagi dirinya seperti waktu bermain kurang, waktu istirahat kurang sesuka hati mereka. Sehingga mereka menganggap bahwa mengikuti ujian perbaikan adalah hal yang tidak penting. Dalam hal ini intention-nya akan semakin lemah ke arah perilaku untuk mengikuti ujian perbaikan, sehingga mereka tidak memiliki niat untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK mereka.
Determinan yang kedua adalah subjective norms, yaitu persepsi mengenai ada tidaknya tuntutan dari orang-orang yang signifikan ( important others ) dan kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Pada determinan ini bagaimana persepsi mahasiswa mengenai tuntutan dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga, saudara, teman dekat untuk meningkatkan IPKnya. Dan keyakinan mahasiswa bahwa individu yang penting baginya akan menuntut atau tidak untuk menampilkan suatu perilaku dan kesediaan individu untuk mematuhi orang-orang yang signifikan. Jika mahasiswa memiliki keyakinan adanya tuntutan dari orang-orang terdekatnya untuk memperbaiki IPK dan memiliki kesedian untuk mematuhinya maka mahasiswa akan menunjukkan suatu perilaku yang memiliki nilai konsekuensi yang baik misalnya dengan mengikuti ujian perbaikan . Tuntutan tersebut dapat berupa perintah atau
(70)
17
Universitas Kristen Maranatha
teguran dari orang tua. Hal ini membuat niat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan semakin kuat agar bisa meningkatkan IPK-nya, sebaliknya jika mahasiswa memiliki keyakinan yang negatif terhadap tuntutan dari lingkungan terdekatnya maka mahasiswa akan memiliki persepsi bahwa orang-orang tersebut tidak menuntutnya untuk meningkatkan IPK ( subjective norms ) sehingga niat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan akan lemah. Pada determinan ini lingkungan terdekat diharapkan dapat memacu motivasi mahasiswa untuk melakukan suatu perilaku untuk meningkatkan IPKnya , jika mahasiswa mempersepsi adanya tuntutan dari lingkungan terdekatnya maka mahasiswa akan menampilkan suatu perilaku tertentu begitupun sebaliknya jika mahasiswa mempersepsi tidak adanya tuntutan dari lingkungan terdekatnya maka mahasiswa tidak akan menampilkan suatu perilaku tertentu.
Determinan ketiga adalah perceived behavioral control, yaitu persepsi individu mengenai kemampuan untuk menampilkan suatu perilaku. Kemunculannya dilatarbelakangi oleh keyakinan mengenai ada atau tidaknya hambatan (barrier ) atau rintangan yang dapat menghambat munculnya perilaku. Persepsi tersebut akan menpengaruhui kuat lemahnya intention seseorang. Apabila mahasiswa mengetahui bahwa tidak terdapat barrier yang dapat menghambat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan misalnya jarang bermain dengan teman, kurang menyukai ajakan teman untuk hangout atau shopping ( belanja ), malas belajar atau mengulang kembali mata kuliah yang diambil untuk mengiktuti ujian perbaikan maka mereka akan memiliki persepsi bahwa mengikuti ujian perbaikan mudah dilakukan ( perceived behavior
(71)
18
Universitas Kristen Maranatha
control ), sehingga niat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan semakin kuat. Namun sebaliknya, jika mahasiswa merasa terlalu banyak barrier yang menghambat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan seperti sering mengalami kegagalan atau nilai tidak pernah berubah membuat mereka pesimis jika kembali mengikuti ujian perbaikan, maka mereka akan akan memiliki persepsi bahwa mengikuti ujian perbaikan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan ( perceived behavior control ), sehingga niat mereka untuk mengikuti ujian perbaikan semakin lemah.
Apabila attitude toward behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan positif, maka intention mereka dalam memunculkan perilakunya akan semakin kuat. Sebaliknya, jika attitude toward behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control mahasiswa untuk mengikuti ujian perbaikan negatif , maka intention mahasiswa dalam memunculkan perilakunya akan semakin lemah.
Lain halnya jika terdapat variasi dari ketiga determinan tersebut dimana tidak seluruhnya positif maupun negatif. Menurut teori Planned Behavior walaupun dua dari ketiga defterminan bernilai positif terhadap intention untuk mengikuti ujian perbaikan , namun belum tentu intention mahasiswa yang akan mengikuti ujian perbaikan akan semakin kuat. Hal ini dikarenakan intention mahasiswa bukan ditentukan berdasarkan jumlah determinan yang positif terhadap perilaku, tetapi seberapa besar pengaruh masing-masing determinan terhadap intention. Oleh karena itu, masih terdapat kemungkinan bahwa walaupun dua determinan bernilai positif namun intention yang ditimbulkan justru lemah.
(1)
24
Universitas Kristen Maranatha
1.7Hipotesis
Semakin positif nilai determinan-determinan semakin kuat maka nilai intention untuk mengikuti ujian perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK. Semakin negatif nilai determinan-determinan semakin lemah maka nilai
intention untuk mengikuti ujiam perbaikan dalam rangka meningkatkan IPK. Attitude toeard behavior memiliki pengaruh kuat terhadap intention
dibandingkan subjective norms dan perceived behavioral control.
Subjective norms memiliki pengaruh kuat terhadap intention dibandingkan Attitude toward behavior dan perceived behavioral control.
Perceived behavioral control memiliki pengaruh kuat terhadap intention
(2)
77 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan
Intention terhadap Intention untuk mengikuti ujian perbaikan pada mahasiswa
Psikologi Universitas “X”, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ketiga determinan, yaitu Attitude Toward The Behavior, Subjective
Norms, Perceived Behavioral Control secara bersamaan dan signifikan
mempengaruhi Intention mahasiswa Psikologi untuk mengikuti ujian perbaikan.
2. Masing-masing determinan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Intention. Perceived Behavior Control yang memiliki kontribusi terbesar terhadap intention mahasiswa psikologi untuk mengikuti ujian perbaikan, kemudian Subjective Norms determinan terbesar kedua yang memiliki kontribusi terhadap intention dan Attitude Toward Behavior determinan yang memberikan kontribusi terkecil terhadap intention namun masih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mahasiswa psikologi untuk mengikuti ujian perbaikan.
3. Ketiga determinan tersebut saling berkorelasi satu sama lainnya, dan determinan yang memiliki korelasi terbesar adalah antara Perceived
Behavioral Control dengan Attitude Toward The Behavioral. Subjective Norms dengan Attitude Toward The Behavior korelasi terbesar kedua dan Perceived Control Behavior dengan Attitude Toward The Behavior
(3)
78
Universitas Kristen Maranatha
5.2 SARAN 5.2.1 Saran Teoritis
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan kurangnya meneliti
Belief secara mendalam, oleh karena itu bagi peneliti lain yang
ingin meneliti Planned Behavior dalam bidang pendidikan dapat melakukan penelitian ini lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh belief-belief yang ada dalam determinan-determinan
intention terhadap determinan itu sendiri.
2. Penelitian ini hanya meneliti Back ground dari Attitude Toward
The Behavior, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control
secara umum sehingga untuk peneliti yang lain disarankan untuk meneliti background factor secara mendalam dan spesifik mengenai pengaruh background factor terhadap determinan-determinan.
3. Penelitian ini terbatas dalam pengambilan data terhadap responden yang hanya dilakukan peneliti saat ujian akhir semester ( UAS ). Dan bagi peneliti lain sebaiknya mengambil pengambilan data pada saat ujian tengah semester ( UTS ) dan ujian akhir semester ( UAS ) untuk mengetahui konsistensi mahasiswa dalam mengikuti ujian perbaikan
(4)
79
Universitas Kristen Maranatha
5.2.2 Saran Praktis
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pihak fakultas disarankan tetap menyelanggarakan Ujian perbaikan. Mahasiswa terdorong untuk mengikuti ujian perbaikan karena mereka memiliki keyakinan dengan mengikuti ujian perbaikan akan membantu mereka untuk memperbaiki nilai-nilai mata kuliah mereka sehingga dapat meningkatkan IPK mahasiswa. Dan peneliti memiliki saran terhadap fakultas bahwa Ujian Perbaikan akan sangat efektif dilakukan jika fakultas memberikan seminar atau pertemuan dengan mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan. Dalam pertemuan ini mahasiswa diberikan perngertian tentang apa manfaat dari ujian perbaikan ini dilaksanakan oleh fakultas sehingga hal ini diharapkan membuat mahasiswa memiliki minat yang tinggi, optimis dam serius mengikuti ujian perbaikan ini.
(5)
78 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005. Attitude, Personality and Behavior. England: Open university Press, McGraw-Hill Education.
Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Quetionnnaire: Conceptual and Methodological Considerations.
Ajzen. Icek 1991. Organozational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.
Hurlock, Elixabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan
Nazir,Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Santoso, S. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Santrock, John W. 2004. Life Span Development. Dubuqu, Iowa : Wm.C. Brown Publisher. Ninth Edition.
(6)
79 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Kepmendiknas 232.U.2000 : Salinan Keputusan Menteri Nasional Republik Indonesis Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi http:// www.imm.or.id, rabu, 14 oktober 2009
Panduan Kelulusan Mahasiswa Psikologi Universitas “X” Bandung
2007. Panduan Penulisan skripsi sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha