Analisis Ergonomi Serta Usulan Perbaikan Terhadap Fasilitas Fisik dan Lingkungan Ruang Gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

(1)

ABSTRAK

Menggambar biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menghasilkan kemiripan atau menyajikan suatu objek baik yang dilihat oleh mata maupun objek yang merupakan proses pemikiran kreatif dari otak dengan menarik garis demi garis di atas suatu permukaan medium. Dalam mengekspresikan gambar dari otak ke medium dibutuhkan kenyamanan dan konsentrasi tinggi karena dalam proses menggambar, emosi dan perasaan sangatlah berpengaruh. Maka penelitian ini dirasakan perlu untuk mencapai hasil yang optimal dalam berkreasi. Pada awal penelitian dilakukan pembagian kuesioner awal dan penulis juga mencoba fasilitas fisik maupun lingkungan. Masalah-masalah yang teridentifikasi saat itu adalah sebagai berikut : Kursi gambar saat ini tidak nyaman, tinggi papan alas gambar terlalu tinggi, bahan papan terlalu kasar dan mengganggu saat menggambar, bahan kursi terlalu keras, tata letak ruang yang sesak dan faktor lingkungan kerja yang belum optimal.

Tahap selanjutnya penulis mengumpulkan data fasilitas fisik berupa spesifikasi bahan, bentuk dan ukuran dan juga data lingkungan pada ruang gambar. Bersamaan dengan pengambilan data penulis juga membagikan kuesioner untuk mendapatkan masukan dari mahasiswa dan dosen yang menggunakan ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM, sedangkan data anthropometri didapatkan laboratorium teknik industri. Kemudian data anthopometri yang ada diolah dengan program ergo untuk mendapatkan nilai persentil minimum (P5), nilai persentil tengah (P50) dan nilai persentil maksimum (P95) untuk digunakan menganalisa fasilitas fisik dan perancangan dari segi ukuran.

Setelah dilakukan tahapan analisa maka penulis mengusulkan rancangan terhadap fasilitas fisik yang lebih ergonomis dan usulan perbaikan lingkungan serta tata letak yang ergonomis. Adapun rancangan yang dilakukan pada ruang gambar adalah kursi gambar dengan mengubah rancangan pada beberapa bagian yaitu bahan tempat duduk yang diganti, tinggi tempat duduk yang adjustable,meja tempat papan alas kertas gambar dan tempat duduk menjadi terpisah, sudut penyangga papan alas kertas gambar dapat diatur sudutnya, terdapat rak untuk meletakkan alat gambar, tersedia pijakan kaki dan roda pada dasar meja dan kursi yang dapat dikunci. Perancangan juga dilakukan pada tinggi tempat peletakan objek tujuan perubahan ukuran tempat peletakan objek adalah agar mahasiswa dapat secara jelas melihat langsung ke depan tanpa harus terhalang oleh ketinggian penyangga papan alas gambar. Bahan dari papan alas gambar juga diubah menggunakan acrylic karena tidak memiliki alur dan tekstur sehingga tidak mengganggu saat menggambar sedangkan untuk ukurannya diubah menjadi 60 cm x 44 cm didasarkan pada ukuran kertas gambar A2 yaitu 42 x 59,5 cm. ketebalan papan juga diubah ukuran menjadi 5 mm.

Untuk usulan tata letak, penulis memberikan usulan berdasarkan pada jarak antar kursi dan meja gambar namun hal tersebut mengurangi kapasitas mahasiswa menjadi 14 buah,namun karena adanya kebijakan pihak fakultas yang menginginkan kapasitas satu kelas sebesar 25 buah maka penulis melakukan perancangan ukuran ruang gambar yang ideal. kemudian dari kuesioner yang dibagikan didapatkan usulan diperlukannya loker maka dirancanglah loker sejumlah 14buah. Dari pencahayaan ada perubahan dari jumlah armatur menjadi 10 buah armatur. Dari temperatur dan kelembaban dilakukan perancangan pada sistem pengaturan suhu Air conditioning yang ergonomis.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1 – 1

1.2. Identifikasi Masalah 1 – 2

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi 1 – 3

1.4. Perumusan Masalah 1 – 4

1.5. Tujuan Penelitian 1 – 4

1.6. Sistematika Penulisan 1 – 4

BAB 2 STUDI PUSTAKA

2.1. Ergonomi 2 – 1

2.2. Menggambar 2 – 3

2.2.1. Melihat 2 – 4

2.2.2. Memvisualkan 2 – 4

2.2.3. Mengekspresikan 2 – 4

2.3. Anthropometri 2 – 5

2.3.1. jenis-jenis anthropometri statis yang digunakan 2 – 6

2.4. Pengujian data 2 – 10

2.4.1. Uji kenormalan data 2 – 9

2.4.2. Uji keseragaman data 2 – 10

2.4.3. Uji kecukupan data 2 – 11


(3)

2.6. Persentil 2 – 12

2.7. Konseptual ruang kelas 2 – 13

2.8. Lingkungan kerja 2 – 14

2.8.1. pencahayaan 2 – 15

2.8.1.1.1. Kriteria teknik pencahayaan 2 – 16 2.8.1.1.2. Jenis tipe cahaya dari sumber cahaya 2 – 17

2.8.2. Temperatur 2 – 18

2.9. Ruang Pandang 2 – 21

2.10. Penilaian Konsep (Concept Scoring) 2 – 24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Penelitian Pendahuluan & Identifikasi Masalah 3 – 3

3.2. Pembatasan Masalah dan Asumsi 3 – 3

3.3. Perumusan Masalah 3 – 4

3.4. Pengumpulan dan pengolahan data 3 – 4

3.4.1. Tahap pengumpulan dan pengolahan data kuesioner 3 – 4 3.4.2. Tahap pengumpulan dan pengolahan data anthropometri 3 – 4

3.5. Analisa 3 – 5

3.5.1. Analisa kursi gambar sekarang 3 – 5 3.5.2. Analisa sistem tata letak ruang gambar 3 – 5

3.5.3. Analisa faktor lingkungan 3 – 5

3.6. Perancangan 3 – 5

3.6.1. Perancangan kursi gambar 3 – 5

3.6.2. Pemilihan alternative usulan dengan scoring concept 3 – 5 3.6.3. usulan tata letak kursi gambar pada ruang gambar 3 – 5 3.6.4. Perancangan faktor lingkungan untuk ruang gambar 3 – 5

3.7. Kesimpulan dan saran 3 – 6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1. Data Umum Universitas Kristen Maranatha dan fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha 4 – 1


(4)

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Kristen Maranatha dan fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha 4 – 1 4.1.2. Struktur Organisasi Universitas Kristen Maranatha 4 – 4 4.2. Data umum ruang kelas gambar gedung graha Maranatha Fakultas seni

rupa dan desain UK. Maranatha 4 – 5

4.2.1. Deskripsi singkat kelas gambar gedung graha Maranatha fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha 4 – 5 4.2.2. Deskripsi fasilitas ruangan 4 – 5

4.2.2.1. Pintu 4 – 6

4.2.2.2. Kursi gambar 4 – 7

4.2.2.3. tempat meletakkan obyek 4 – 10 4.2.3. Data tata letak ruangan gambar fakultas seni rupa dan desain

Universitas kristen Maranatha yang ada sekarang 4 – 10 4.2.4. Data lingkungan non fisik pada ruang gambar fakultas seni rupa dan

desain Universitas kristen Maranatha yang ada sekarang 4 – 11 4.2.4.1. Data pencahayaaan ruang gambar 4 – 11 4.2.4.2. Data suhu dan kelembaban ruang gambar 4 – 15

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1. Pengolahan Data Anthropometri Statis 5 – 1

5.2. Analisis data yang diperlukan 5 – 11

5.2.1. Analisa ruangan gambar 5 – 11

5.2.2. analisa fasilitas ruangan gambar 5 – 12 5.2.2.1. Analisa pintu ruangan gambar 5 – 12 5.2.2.2. Analisis Tempat peletakan obyek 5 – 13

5.2.2.2.1. Analisa warna 5 – 14

5.2.2.2.2. Analisa ukuran tempat peletakan obyek 5 – 14

5.2.2.3. Analisa kursi gambar 5 – 20

5.2.3. Analisis Lingkungan pada ruang gambar 5 – 22 5.2.3.1. Analisis Pencahayaan dalam ruang gambar 5 – 22

5.2.3.2. Analisis temperatur 5 – 23


(5)

5.2.3.3. Analisa kelembaban ruang 5 – 24 5.3. Analisis tata letak ruang gambar 5 – 24

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS HASIL RANCANGAN

6.1. Perancangan kursi gambar 6 – 1

6.1.1. Alternative rancangan 1 6 – 1

6.1.2. Alternative rancangan 2 6 – 5

6.1.3. kekurangan dan kelebihan kursi gambar 6 – 8 6.1.4. pemilihan kursi gambar dengan concept scoring 6 – 10 6.2. Perancangan papan alas gambar 6 – 12 6.3. Perancangan tempat peletakan obyek 6 – 13 6.4. Perancangan tata letak ruang gambar 6 – 17 6.5. Perancangan loker pada ruang gambar 6 – 18

6.6. Usulan temperatur ruang gambar 6 – 20

6.7. Usulan pencahayaan ruang 6 – 20

6.8. Perancangan ruang gambar yang ideal 6 – 24

6.8.1. Perancangan tata letak ideal 6 – 24

6.8.1. Perancangan temperatur pada ukuran ruang ideal 6 – 24 6.8.1. Perancangan pencahayaan pada ukuran ruang ideal 6 – 24 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan 7 – 1

7.2. Saran 7 – 3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Rekomendasi Illuminasi Pelayanan Untuk Berbagai Macam Pekerjaan 2-16

2.2 Tabel Untuk Analisis Penilaian Konsep 2-25

4.1 Tabel Data Pencahayaan Pada Ke-27 Titik Pada Ruang Drawing 4-16 4.2. Data Suhu Ruangan pada Ruang Gambar dengan AC (Air Conditioning) 4-17 5.1. Data Anthropometri Statis (Data Ukuran Tebal Paha) 5-2

5.2. Uji Keseragaman data Tebal Paha 5-4

5.3. Data Subgrup data tebal Paha 5-7

5.4. Ringkasan Dari Pengolahan Anthropometri Statis 5-10

5.5. Dimensi Pintu Ruangan Gambar 5-12

5.6. Dimensi pintu ukuran pintu yang ergonomis didasarkan pada data

Anthropometri 5-13

5.7. Hal-Hal Yang Perlu dan Tidak Perlu Dirancang Ulang 5-20 6.1. Tabel penggunaan Data Anthropometri Untuk Rancangan Kursi Gambar

Alternative 1 6-3

6.2. Tabel penggunaan Data Anthropometri Untuk Rancangan Kursi Gambar

Alternative 2 6-10

6.3. Concept Scoring Untuk Pemilihan Alternatif Rancangan 6-18 6.4. Tabel Penggunaan Data Anthropometri Untuk Rancangan Loker 6-25 6.5. Perancangan Fasilitas Fisik Ruang Gambar Yang Dilakukan. 6-33 6.6. Perancangan Lingkungan Ruang Gambar Yang Dilakukan 6-34 6.7. Perancangan Tata Letak Ruang Gambar yang Ideal 6-34


(7)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

2.1 Beberapa Harga Temperatur dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Tubuh 2-19

2.2 Daerah Kenyamanan Suhu 2-20

2.3 Daerah Kenyamanan Berdasarkan Suhu dan Kelembaban 2-21 2.4 Daerah Pandangan Tanpa Menggerakkan Kepala dan Badan 2-4

2.5. Daerah Pandang Horisontal Menurut John Croney 2-23

2.6. Daerah Pandang Menurut Woodson 2-24

3.1 Metodologi Penelitian 3-1

4.1 Struktur Organisasi Universitas Kristen Maranatha 4-4

4.2 Letak Pintu Pada Ruang Gambar 4-6

4.3 Ukuran Pintu Ruang Gambar Universitas Kristen Maranatha 4-7

4.4 Gambar Bentuk Kursi Gambar Saat ini 4-8

4.5. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar Saat ini

(Tampak Depan) 4-9

4.6. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar Saat ini

(Tampak Samping). 4-10

4.7. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar Saat ini

(Tampak Atas). 4-11

4.8 Spesifikasi Ukuran Dengan Bentuk 3-Dimensi Tempat Peletakan Objek 4-12

4.9 Tata Letak Ruang Gambar saat ini 4-13


(8)

4.11 Gambar Sistem Pencahayaan Ruang Fakultas Seni Rupa dan Desain

(Kondisi 4 pasang lampu nyala) 4-15

4.12 Gambar Sistem Pencahayaan Ruang Fakultas Seni Rupa dan Desain

(Kondisi 2 pasang lampu kiri nyala) 4-16

4.13 Gambar Sistem Pencahayaan Ruang Fakultas Seni Rupa dan Desain

(Kondisi 2 pasang lampu kanan nyala) 4-17

4.14 Gambar Tata Letak Air Conditioning (AC)

Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha 4-18 6.1 Bentuk 3 Dimensi Rancangan Kursi Gambar alternative 1 6-4 6.2. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 1

(Tampak Atas) 6-5

6.3. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 1

(Tampak Samping) 6-6

6.4. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 1

(Tampak Atas) 6-7

6.5 Bentuk 3 Dimensi Rancangan Kursi Gambar alternative 2 6-11 6.6. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 2

(Tampak Depan) 6-12

6.7. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 2

(Tampak Samping) 6-12

6.8. Gambar CAD Dan Spesifikasi Ukuran Kursi Gambar rancangan alternatif 2

(Tampak Atas) 6-13


(9)

6.10. Sudut vertikal sebelum peletakan objek dirancang 6-20 6.11. Sudut vertikal sesudah tempat peletakan objek dirancang

(kondisi mahasiswa dengan persentil tubuh maksimal dan menggunakan tinggi

alas duduk minimum) 6-20

6.12. Sudut vertikal sesudah tempat peletakan objek dirancang

(kondisi mahasiswa dengan persentil tubuh minimum dan menggunakan tinggi

alas duduk maksimum) 6-21

6.13. Perancangan tempat peletakan objek 6-23 6.14. Gambar Rancangan Loker Beserta Ukuran Untuk Ruang Gambar Rancangan

Dengan Kondisi Ukuran Ruang Gambar Sekarang 6-25 6.15. Gambar Rancangan Loker Beserta Ukuran Untuk Ruang Gambar Rancangan

Dengan Kondisi Ukuran Ruang Gambar Sekarang 6-26 6.16. Gambar Usulan Rancangan Pencahayaan dan Tata Letak Lampu 6-29


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A - Data Anthropometri Statis 1-26

B - Rekap Hasil Pengolahan Data Anthropometri 1-88

C - Kuesioner Mahasiswa 1-6

D - Kuesioner Dosen 1-4

E - Gambar Posisi Pengukuran Anthropometri Statis 1-4 F - Tabel Jenis Lampu Menurut Bentuk dan Kondisinya 1-3 G - Tabel Untuk Utilisasi / Penggunaan Faktor Dalam Kalkulasi Jumlah

Lampu 1

H - Foto-foto pada penelitian pendahuluan 1-2

I - Foto-foto tata letak ruang gambar saat ini 1-2 J - Istilah-Istilah pada kursi gambar saat ini dan rancangan 1-2 K -Tata Letak dan Spesifikasi ukuran ruang gambar 1-3


(11)

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Sejak dahulu proses menggambar sudah memegang peranan penting dalam seni visual yaitu sebagai alat pencatatan peristiwa-peristiwa sepanjang sejarah dan perkembangan ide-ide dalam peradaban manusia. Menggambar biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menghasilkan kemiripan atau menyajikan suatu objek baik yang dilihat oleh mata maupun objek yang merupakan proses pemikiran kreatif dari otak dengan menarik garis demi garis di atas suatu permukaan medium. Dalam mengekspresikan gambar dari otak ke medium dibutuhkan kenyamanan dan konsentrasi tinggi karena dalam proses menggambar, emosi dan perasaan sangatlah berpengaruh.

Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM menetapkan pelajaran menggambar sebagai foundation atau dasar dari kurikulum untuk syarat kelulusan. Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan fasilitas untuk menunjang kenyamanan dan konsentrasi untuk menggambar haruslah diperhatikan oleh pihak universitas. Fasilitas yang diberikan oleh pihak universitas adalah sebuah ruang gambar yang di dalamnya terdapat kursi gambar, papan alas kertas, tempat objek, meja dosen, kursi dosen, AC.

Kursi gambar memegang peranan penting dalam proses menggambar. Kursi gambar yang enak diduduki akan menimbulkan rasa nyaman sehingga hasil gambar bisa maksimal. Sedangkan pada penelitian pendahuluan, penulis menemukan bahwa kursi gambar yang ada saat ini pada ruang gambar di Fakultas Seni Rupa dan desain UKM tidak nyaman sehingga mahasiswa merasa lelah, pegal dan terganggu konsentrasi ketika sedang menggambar. Selain itu pencahayaan, suhu, kelembaban dan tata letak pada ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM juga


(13)

Bab 1 Pendahuluan

berpengaruh terhadap kenyamanan karena mata memerlukan pencahayaan yang baik saat menggambar, suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah akan mempengaruhi kondisi tubuh mahasiswa dan faktor kelonggaran gerak menjadi hal yang penting. Tata letak ruang gambar yang baik adalah yang mendukung tujuan dari pelajaran gambar yaitu tiap mahasiswa diharapkan bisa menggambarkan objek tertentu dari berbagai sisi.

Dari pengamatan langsung terhadap kursi dan ruang gambar tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha mengeluhkan bahwa kursi gambar yang digunakan saat ini kurang nyaman, pencahayaan yang kurang baik dan tata letak ruang gambar fakultas seni rupa dan desain masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis dan perancangan terhadap kursi gambar, tata letak dan kondisi lingkungan menjadi lebih baik dan nyaman melalui pendekatan ergonomis.

1.2. Identifikasi masalah.

Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, penulis membagikan kuesioner pendahuluan agar dapat mengidentifikasi masalah yang ada. Kuesioner pendahuluan diberikan kepada 30 responden. Masalah yang diperoleh adalah:

• Kursi gambar pada ruang gambar di fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha tidak nyaman.

• Tinggi papan alas gambar setelah diletakkan pada penyanggga terlalu tinggi. • Bahan papan gambar yang digunakan kasar sehingga mengganggu saat

menggambar.

• Bahan kursi gambar terlalu keras sehingga tidak nyaman saat menggambar • Tata letak ruangan yang masih belum optimal dan sesak.

• Kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, dan pencahayaan) masih belum optimal.


(14)

Bab 1 Pendahuluan

1.3. Pembatasan dan asumsi masalah.

1.3.1. Pembatasan Ruang Lingkup Penelitian.

Agar penulisan lebih terarah dan tidak melebar dari maksud, tujuan yang diinginkan, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Pengamatan dilakukan pada ruang gambar pada fakultas seni rupa dan desain dengan objek penelitian kursi gambar, tata letak ruang gambar dan kondisi lingkungan (kelembaban, suhu dan pencahayaan).

2. Pengamatan dilakukan pada mahasiswa di atas 17 tahun dan di bawah 25 tahun.

3. Faktor biaya tidak diperhitungkan dalam perancangan.

4. Hal yang berhubungan dengan psikologi dan sosiologis mahasiswa tidak dibahas.

5. Perancangan ini diamati dan didasari pada segi anthropometri.

6. Data anthropometri yang digunakan sebanyak 100 data dan diambil dari sample hasil pengukuran yang dilakukan di laboratorium APK & Ergonomi Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha (60 data praktikan tahun 1999 dan 40 data praktikan tahun 2000).

7. Lingkungan yang diamati dan dianalisis adalah pencahayaan, suhu dan kelembaban.

8. Kursi dan meja dosen tidak diteliti dikarenakan fungsi yang minim pada proses mengajar dan belajar pada ruang gambar dan juga didasarkan pada kuesioner yang dibagikan kepada dosen tidak ada masalah dengan kursi dan meja dosen

1.3.2. Asumsi.

Sedangkan asumsi yang digunakan penulis :

1. Data anthropometri dosen dan mahasiswa adalah sama. 2. Tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%


(15)

Bab 1 Pendahuluan

1.4. Perumusan masalah.

1. Apakah kursi gambar pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM sudah ergonomis?

2. Apakah tata letak ruang gambar pada fakultas seni rupa dan desain UKM sudah ergonomis?

3. Apakah kondisi lingkungan (pencahayaan, suhu dan kelembaban) pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM sudah ergonomis?

4. Bagaimana kursi gambar pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM yang ergonomis?

5. Bagaimana tata letak ruang gambar pada fakultas seni rupa dan desain UKM yang ergonomis?

6. Bagaimana kondisi lingkungan (pencahayaan, suhu dan kelembaban) pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM yang ergonomis?

1.5. Tujuan penelitian.

1. Menganalisa kursi gambar pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM saat ini.

2. Menganalisa tata letak pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM saat ini.

3. Menganalisa kondisi lingkungan (pencahayaan, suhu dan kelembaban) pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM saat ini.

4. Mengusulkan rancangan kursi gambar untuk ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM yang lebih ergonomis.

5. Mengusulkan rancangan tata letak pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM yang lebih ergonomis.

6. Mengusulkan kondisi lingkungan fisik (pencahayaan, suhu dan kelembaban) pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain UKM yang lebih ergonomis.


(16)

Bab 1 Pendahuluan

1.6. Sistematika Penulisan.

Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir yang ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.

Berisi perbandingan teori-teori yang berhubungan langsung dengan materi Tugas Akhir.

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN.

Berisi Penjelasan mengenai singkat objek penelitian, langkah-langkah penelitian dilengkapi dengan flowchart dan keterangan sehubungan dengan flowchart tersebut.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA.

Berisi data umum perusahaan yang diteliti (alamat, sejarah singkat dll)., struktur organisasi, dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, pengamatan langsung dan percobaan langsung.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS.

Berisi seluruh pengolahan data sesuai kebutuhan penelitian dan analisa dari hasil pengolahan data, dihubungkan dengan penelitian tugas akhir yang dilakukan. BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISA KURSI DAN RUANG KULIAH

USULAN.

Bab ini berisikan rancangan usulan kursi gambar dan ruangan gambar serta analisa pada ruangan gambar fakultas seni rupa dan desain Maranatha.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.

Berisi rangkuman isi dari bagian analisis, seluruh masalah yang dirumuskan dalam bab I harus dijawab dengan jelas dan singkat. Saran berisi penelitian lanjutan


(17)

Bab 1 Pendahuluan

yang perlu dilakukan, kelemahan dari tugas akhir yang disusun penulis dan saran perbaikan untuk perusahaan atau perbaikan model/metode.


(18)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan.

1. Fasilitas – fasilitas fisik yang terdapat pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha yang kurang ergonomis adalah sebagai berikut:

•Kursi gambar.

Adapun ukuran pada kursi gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu ketinggian tempat duduk yang terhalang oleh penyangga papan alas gambar, jarak dari tempat duduk terhadap papan alas gambar, sudut penyangga papan alas, ukuran papan alas. Dari bahan kursi gambar yang ada pada saat ini, masalah ada pada bahan tempat duduk dan bahan papan alas kertas.

•Pintu ruang gambar

Ukuran pada pintu ruang gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada Tinggi pegangan pintu dan pegangan tangan pintu. •Tempat peletakan objek

Adapun ukuran pada tempat peletakan yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada tinggi tempat peletakan objek.

2. Tata letak fasilitas fisik yang kurang ergonomis terdapat pada fasilitas berikut ini :

•Jarak antar kursi gambar dan jumlah kursi gambar

Dengan jumlah kursi gambar yang ada sekarang, jarak kursi menjadi kurang ergonomis sehingga timbul masalah ketika ingin masuk dan keluar dari kursi gambar.


(19)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-2

3. fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut : • Kursi dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan kursi dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk kursi dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

• Meja dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan meja dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk meja dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

4. Tata letak fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut:

• Tata letak layout saat ini yang melingkar bisa dikatakan ergonomis dikarenakan adanya kepentingan untuk mempelajari dan menggambar objek dari ragam sisi. Namun hal lain yang perlu diperhatikan yaitu hal fleksiblelity perubahan tata letak layout ruang gambar jika diperlukan. • Letak AC saat ini bisa dikatakan ergonomis karena letak AC tidak

terlalu dekat dengan mahasiswa sehingga angin yang dikeluarkan oleh AC tidak langsung menuju ke mahasiswa. Selain itu letak yang berada pada sudut depan dan sudut belakang secara diagonal membuat sirkulasi udara pada ruang terisi dengan baik.

• Tempat peletakan objek yang terletak pada tengah ruangan dan memusat dirasakan sudah baik karena dari berbagai sisi mahasiswa tetap bisa melihat objek secara langsung karena layout yang memutar mengintari objek pada tempat peletakan objek


(20)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-3

5. Faktor lingkungan yang masih kurang ergonomis adalah sebagai berikut: • Pencahayaan

Sumber pencahayaan yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan 4 buah armatur. Masing-masing armatur memiliki 2 buah bola lampu yang memiliki kapasitas daya 36 watt dan diletakkan tersusun secara vertikal ternyata masih belum memenuhi syarat pencahayaan yang ergonomis.

• AC

Air Conditioning (AC ) pada ruang gambar saat ini belum digunakan secara maksimal terbukti dari pembagian kuesioner kepada mahasiswa sebagian mahasiswa mengeluhkan bahwa terkadang terasa dingin saat berada dalam ruang gambar.

6. Faktor lingkungan yang dirasakan sudah ergonomis adalah sebagai berikut:

• Temperatur

Temperatur yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan AC masing- masing sebesar 1,5 PK sehingga dengan menggunakan 2 buah AC maka total 3 PK.

• Kelembaban

Kelembaban yang ada pada saat ini pada ruang gambar sudah ergonomis karena pada grafik dry-bulb temperature didapatkan bahwa data kelembaban saat ini pada ruang gambar masih terdapat pada thermal comfort zone.

7.2. Saran

1. Usulan perubahan ukuran yang kurang ergonomis pada kursi gambar, yaitu sebagai berikut:

Ukuran tinggi tempat duduk menjadi adjustable dengan ketinggian minimal adalah 40,5cm sedangkan tinggi maksimum adalah 61,5cm. • Ukuran tempat duduk diubah menjadi sebagai berikut : Panjang 50cm


(21)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-4

• Ukuran jarak tempat duduk dengan tempat papan alas kertas diubah menjadi adjustable sehingga tidak lagi menjadi masalah namun harga maksimum dan minimum yang didapatkan dari data anthropometri adalah sebagai berikut: maksimal 93 cm dan minimal 64cm.

• Ukuran sandaran tempat duduk diubah menjadi sebagai berikut : tinggi sandaran 50cm dan lebar sandaran 50cm

• Ukuran Tempat papan alas kertas gambar diubah menjadi 77 cm, ukuran ini adalah ukuran dari atas rak sampai pada ujung atas tempat papan alas kertas gambar.

2. Ada penambahan fasilitas baru pada kursi gambar rancangan yaitu sebagai berikut:

• Fasilitas rak tempat peletakan alat gambar yaitu pinsil warna, penggaris dan lain lain. Rak tempat peletakan alat gambar ini disediakan 2 buah pada masing-masing kursi gambar dan bisa diubah sesuai keinginan.

• Fasilitas pijakan kaki diciptakan untuk memberikan kenyamanan pemakaian kursi gambar dikarenakan tempat duduk yang adjustable ketinggiannya sehingga kaki bisa saja tergantung, untuk mengatasi kendala tersebut maka diciptakan tempat pijakan kaki ini.

• Fasilitas roda pada kaki dari kursi dan meja gambar

Tata letak ruang gambar memang optimal pada bentuk melingkar namun pada saat tertentu dan kondisi tertentu tata letak ini diharapkan bisa berubah dengan mudah sehingga untuk mempermudah itu maka diciptakan roda pada kaki kursi dan meja gambar untuk mempermudah dalam memindahkan.

3. perubahan ukuran yang kurang ergonomis pada pintu ruang gambar yaitu pada tinggi pegangan pintu menjadi 183cm dan ukuran lebar pintu diubah menjadi 1m.

4. perubahan ukuran yang kurang ergonomis pada tempat peletakan objek yaitu pada ukuran tinggi tempat peletakan objek menjadi 1 m 30 cm


(22)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-5

sehingga dari kursi gambar, objek dapat terlihat jelas tanpa terhalang oleh tempat peletakan papan alas gambar.

5. Dari kuesioner yang dibagikan kepada dosen, muncul adanya kepentingan akan fasilitas fisik baru yaitu loker untuk mahasiswa. Pada kondisi ukuran ruang gambar saat ini maka didapatkan kapasitas sebanyak 14 mahasiswa sehingga jumlah rak penyimpanan pada loker dirancang sebanyak 14 buah, namun kebijakan dari pihak fakultas menginginkan kapasitas untuk satu kelas adalah 25 mahasiswa maka perlu dirancang ruangan yang mencukupi untuk 25 buah kursi dan meja gambar, loker juga diubah menjadi 26 buah. Loker ini diciptakan untuk meletakkan tas mahasiswa. Ukuran dari masing-masing rak adalah sebagai berikut panjang 42 cm lebar 60cm tinggi 44 cm sedangkan tinggi keseluruhan loker adalah 106 cm.

6. Dari faktor lingkungan yaitu pencahayaan ruang gambar dilakukan perubahan pada jumlah armatur dan tata letak lampu paa ruang gambar. Jumlah armatur yang ada sebanyak 4 buah diubah menjadi 10 buah armatur . masing – masing armatur terdiri 2 buah bola lampu 36 watt sehingga diperlukan 20 buah bola lampu 36 watt untuk ruang gambar. Untuk masalah tata letak lampu diletakkan horisontal dan tersusun dengan jarak yang sama.

7. untuk mencapai kondisi temperatur maksimal dan nyaman untuk ruangan gambar yaitu suhu ruang antara 19-23o C maka diperlukan pengaturan AC pada nomor 18 -20 .


(23)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-6


(24)

Bab 7 Kesimpulan dan saran 7-7


(25)

Siong Cen adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri angkatan 1999 dan mahasiswa Seni Rupa dan desain angkatan 2003 Bandung.

Email : FlamerZ_ryanZ@yahoo.com

Lestari Yuli Hastuti adalah Dosen Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha ANALISIS ERGONOMI SERTA USULAN PERBAIKAN

TERHADAP FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN RUANG GAMBAR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Siong Cen

Pembimbing – Lestari Yuli Hastuti, ST., MT. Abstrak

Menggambar biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menghasilkan kemiripan atau menyajikan suatu objek baik yang dilihat oleh mata maupun objek yang merupakan proses pemikiran kreatif dari otak dengan menarik garis demi garis di atas suatu permukaan medium. Dalam mengekspresikan gambar dari otak ke medium dibutuhkan kenyamanan dan konsentrasi tinggi karena dalam proses menggambar, emosi dan perasaan sangatlah berpengaruh. Maka penelitian ini dirasakan perlu untuk mencapai hasil yang optimal dalam berkreasi. Pada awal penelitian dilakukan pembagian kuesioner awal dan penulis juga mencoba fasilitas fisik maupun lingkungan. Masalah-masalah yang teridentifikasi saat itu adalah sebagai berikut : Kursi gambar saat ini tidak nyaman, tinggi papan alas gambar terlalu tinggi, bahan papan terlalu kasar dan mengganggu saat menggambar, bahan kursi terlalu keras, tata letak ruang yang sesak dan faktor lingkungan kerja yang belum optimal. Penulis mengumpulkan data fasilitas fisik berupa spesifikasi bahan, bentuk dan ukuran dan juga data lingkungan pada ruang gambar. Bersamaan dengan pengambilan data penulis juga membagikan kuesioner untuk mendapatkan masukan dari mahasiswa dan dosen yang menggunakan ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM, Setelah dilakukan tahapan pengolahan terhadap data anthropometri statis dan analisa maka penulis mengusulkan rancangan terhadap fasilitas fisik yang lebih ergonomis dan usulan perbaikan lingkungan serta tata letak yang ergonomis.

Kata kunci : ergonomi, perbaikan fasilitas fisik dan lingkungan

1. Pendahuluan

Sejak dahulu proses menggambar sudah memegang peranan penting dalam seni visual yaitu sebagai alat pencatatan peristiwa-peristiwa sepanjang sejarah dan perkembangan ide-ide dalam peradaban manusia. Menggambar biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menghasilkan kemiripan atau menyajikan suatu objek baik yang dilihat oleh mata maupun objek yang merupakan proses pemikiran kreatif dari otak dengan menarik garis demi garis di atas suatu permukaan medium. Dalam mengekspresikan gambar dari otak ke medium dibutuhkan kenyamanan dan konsentrasi tinggi karena dalam proses menggambar, emosi dan perasaan sangatlah berpengaruh.


(26)

Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM menetapkan pelajaran menggambar sebagai foundation atau dasar dari kurikulum untuk syarat kelulusan. Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan fasilitas untuk menunjang kenyamanan dan konsentrasi untuk menggambar haruslah diperhatikan oleh pihak universitas. Fasilitas yang diberikan oleh pihak universitas adalah sebuah ruang gambar yang di dalamnya terdapat kursi gambar, papan alas kertas, tempat objek, meja dosen, kursi dosen, AC.

Kursi gambar memegang peranan penting dalam proses menggambar. Kursi gambar yang enak diduduki akan menimbulkan rasa nyaman sehingga hasil gambar bisa maksimal. Sedangkan pada penelitian pendahuluan, penulis menemukan bahwa kursi gambar yang ada saat ini pada ruang gambar di Fakultas Seni Rupa dan desain UKM tidak nyaman sehingga mahasiswa merasa lelah, pegal dan terganggu konsentrasi ketika sedang menggambar. Selain itu pencahayaan, suhu, kelembaban dan tata letak pada ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UKM juga berpengaruh terhadap kenyamanan karena mata memerlukan pencahayaan yang baik saat menggambar, suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah akan mempengaruhi kondisi tubuh mahasiswa dan faktor kelonggaran gerak menjadi hal yang penting. Tata letak ruang gambar yang baik adalah yang mendukung tujuan dari pelajaran gambar yaitu tiap mahasiswa diharapkan bisa menggambarkan objek tertentu dari berbagai sisi.

Dari pengamatan langsung terhadap kursi dan ruang gambar tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha mengeluhkan bahwa kursi gambar yang digunakan saat ini kurang nyaman, pencahayaan yang kurang baik dan tata letak ruang gambar fakultas seni rupa dan desain masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis dan perancangan terhadap kursi gambar, tata letak dan kondisi lingkungan menjadi lebih baik dan nyaman melalui pendekatan ergonomis.

2. Kajian Literatur

2.1 Ergonomi

Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi - informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkanmelalui pekerjaan itu, dengan efektif , aman dan nyaman. Pengetahuan ergonomi ini sangat penting bagi perancangan sistem kerja apalagi dengan pemahaman pada manusia sebagai titik pusat perancangan . Karakteristik pokok yang muncul dari ergonomi adalah adanya manusia, obyek, lingkungan, serta interaksi di dalamnya.

Ergonomi dilakukan menurut empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:


(27)

a. Penyelidikan tentang display.

Yang dimaksudkan dengan display disini adalah bagian dari lingkungan yang berkomunikasi keadaanya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan : dalam hal ini kecepatan motor.

b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalinya.

Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas-aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut; dimana penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biomekanik.

c. Penyelidikan mengenai tempat kerja.

Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran tempat tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang bersangkutan dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam anthropometri.

d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik.

Yang dimaksudkan dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas – fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja, yang kedua-duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.

2.2. Anthropometri

Anthropometri merupakan suatu pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Anthropometri statis

Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam.

b. Anthropometri dinamis

Pengukuran dimensi tubuh dilakukan saat tubuh dalam posisi sedang bergerak. Kondisi ini menjadi lebih kompleks dan lebih sulit diukur.

Ada Beberapa faktor mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Beberapa faktor tersebut antara lain:

a. Umur.

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari lahir sampai kira-kira umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah berumur 60 tahun. b. Jenis kelamin.


(28)

Pada umumnya pria memiliki panjang dimensi segmen badannya dan ukuran tubuh yang lebih besar daripada wanita, kecuali bagian dada dan pinggul.

c. Suku bangsa.

Variasi dimensi akan terjadi karena pengaruh etnis. d. Pekerjaan.

Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari juga mempengaruhi ukuran tubuh manusia.

2.3. Lingkungan Kerja.

Manusia tidak luput dari kekurangan, artinya kemampuan manusia dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari pribadi (intern) atau mungkin pengaruh dari luar (ekstern). Salah satu faktor yang datang dari luar yaitu lingkungan kerja. Adanya hubungan saling ketergantungan antara lingkungan kerja dengan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan optimal, dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak lagi.

Lingkungan non fisik dapat juga disebut sebagai lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia seperti : suhu, sirkulasi, udara, kebisingan, pencahayaan, dan warna.


(29)

4. Hasil Penelitian.

Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, penulis membagikan kuesioner pendahuluan agar dapat mengidentifikasi masalah yang ada. Kuesioner pendahuluan diberikan kepada 30 responden. Masalah yang diperoleh adalah:

• Kursi gambar pada ruang gambar di fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha tidak nyaman.

• Tinggi papan alas gambar setelah diletakkan pada penyanggga terlalu tinggi.

• Bahan papan gambar yang digunakan kasar sehingga mengganggu saat menggambar.

• Bahan kursi gambar terlalu keras sehingga tidak nyaman saat menggambar

• Tata letak ruangan yang masih belum optimal dan sesak.

• Kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, dan pencahayaan) masih belum optimal.

5. Pengumpulan Data

5.1.Sejarah singkat Universitas Kristen Maranatha dan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Perguruan Tinggi Kristen Maranatha didirikan pada tanggal 1 Juli 1965. Pada tanggal 11 September 1965 berdirilah Universitas Kristen Maranatha (UKM), dimana Universitas Kristen Maranatha terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dan Fakultas Psikologi. Sedangkan, Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris didirikan pada tahun berikutnya. Bersamaan dengan itu pula, Universitas Kristen Maranatha memperoleh status terdaftar. Pada tahun 1967, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha bertambah dengan didirikannya Jurusan Teknik Elektro.

Pada Tahun 2002, sesuai dengan visi dan misi Universitas Kristen Maranatha yang antara lain mengembangkan seni abad-21, maka melalui lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Maranatha mendirikan Maranatha Art and Design Centre (MADC) yang bertempat kuliah di jln Cihampelas no.169 dan diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin mempelajari visual art secara professional. MADC bermaksud memperkenalkan visual art sebagai bahasa komunikasi kepada peserta-didik dan mengajarkan bagaimana menggunakan dan menyatakan ide dalam bahasa grafis secara profesional.


(30)

5.2. Pengolahan data dan Analisa.

Tabel di bawah ini adalah tabel ringkasan dari pengolahan data anthropometri statis (dalam Satuan Cm).

No.

Jenis Dimensi

Tubuh P5 P50 P95

Nilai maks

Nilai min

1 Tinggi Badan Tegak 133,6 157 180,4 183 131 2 Tinggi Bahu Berdiri 102,74 129,20 155,66 158,60 99,8 3 Tebal Paha 9,55 14,5 19,45 20 9 4 Tinggi bahu duduk 44.25 55.50 66.75 68 43

5 Panjang Sandaran 37,4 50 62,60 64 36 6 Pantat Popliteal 39,85 47,5 55,15 56 39

7 Lebar Pinggul 32,79 38,1 43,41 44 32.2 8 Lebar Bahu 26,25 37,50 48,75 50 25 9 Jangkauan Tangan 65,45 78,50 91,55 93 64 10 Tebal Badan 17,6 23 28,4 29 17 11 Tinggi Mata Duduk 67,13 77,25 87,38 88,5 66 12 Tinggi Popliteal 39,05 48,5 57,95 59 38 13 Pantat ke lutut 53,22 59,75 66,28 67 52,50 14 Tinggi siku berdiri 87,79 101,15 114,52 116 86,30

6. Data – Data Fasilitas Fisik, analisa dan rancangan pada ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

6.1 Pintu.

Ruangan gambar dilengkapi 2 pintu yang terletak pada satu sisi yang sama pada ruang gambar. Ukuran masing-masing daun pintu adalah 220cm x 97cm.

Setelah dilakukan penganalisaan terhadap pintu gambar pada ruang gambar fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha maka didapatkan ukuran pintu yang perlu diubah adalah sebagai berikut:


(31)

Jenis Jenis Ukuran Koreksi Dimensi Dimensi

Tubuh Anthropometri Persentil (cm)

Sepatu (cm)

yang ditetapkan

(cm) Tinggi pintu

Tinggi Badan Tegak

(TBT) P95 180,4 2,5 182,9 = 220cm Lebar Pintu Lebar bahu (LB)*2 P95 48,75*2 - 97,5cm = 1m

Tinggi pegangan

pintu

Tinggi siku Berdiri

(TSB) P50 101,15 2,5 103,65

6.2. Kursi gambar.

Kursi gambar yang ada pada ruang kuliah gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain UK.Maranatha terbuat dari bahan kayu dengan tekstur yang halus namun pada papan tempat peletakan kertas bahan dan tekstur sangat kasar. Warna papan peletakan kertas adalah warna coklat muda sehingga mudah kotor. Kursi gambar yang saat ini tersedia pada ruang gambar adalah sebanyak 25 buah kursi. Hal ini disebabkan karena kebijakan yang dikeluarkan pihak fakultas, perihal kapasitas satu kelas yang dibatasi sebanyak 25 orang. Tempat duduk pada kursi gambar saat ini juga terbuat dari kayu sehingga terasa keras dan tidak nyaman.

Berikut ini adalah gambar kursi gambar yang ada saat ini :

Setelah dilakukan penganalisaan dari data anthropometri statis dan quesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan kursi gambar. Perancangan dilakukan dengan dua alternative. Berikut ini adalah tabel ukuran dan rancangan gambar alternative 1.


(32)

Data

anthropometri persentil ukuran koreksi kelonggaran total

yang digunakan sepatu

Tinggi popliteal P50 48.5 2,5 - 51

Min 64 - - 64

Jangkauan tangan max 93 - - 93 pantat popliteal P5 39.85 - - 39.85

Tinggi mata

duduk P5 67.13 - - 67.13 Lebar bahu P95 48,75 - - 48,75

Panjang sandaran P50 50 - - 50 Lebar pinggul P95 43,41 - 5 48,41 Tabel ukuran dan rancangan gambar alternative 2

Data

anthropometri persentil ukuran koreksi kelonggaran total

yang digunakan sepatu

Min 38 2,5 - 40,5

Tinggi popliteal Max 59 2,5 - 61,5

Min 64 - - 64

Jangkauan tangan Max 93 - - 93 pantat popliteal P5 39.85 - - 39.85

Lebar bahu P95 48,75 - - 48,75 Panjang sandaran P50 50 - - 50

Lebar pinggul P95 43,41 - 5 48,41 Dari rancangan kedua kursi kuliah tersebut di atas akhirnya dilakukan pemilihan dan perbandingan. kursi gambar yang manakah yang merupakan kursi gambar yang terbaik. Perbandingan dilakukan dengan menggunakan concept scoring. Dengan concept scoring ini ditetapkan beberapa kriteria seleksi yang mempengaruhi kedua rancangan alternatif. Kriteria seleksi yang ditetapkan adalah sudut pandang terhadap objek gambar, , kekokohan papan alas gambar saat digambar, bahan dari kursi gambar, kemudahan dalam adjustability rancangan, tingkat kesulitan proses produksi juga harga dan estetis.


(33)

Prioritas minimum digunakan dalam penilaian dan perbandingan kedua rancangan alternatif dimana konsep terbaik akan diberikan nilai terkecil, sehingga kursi gambar terbaik yang nantinya akan terpilih berdasarkan total nilai terkecil.

kursi gambar yang dibandingkan

Kriteria seleksi bobot

kursi gambar alternative 1

kursi gambar alternative 2

analisis kepentingan Rating Nilai Rating Nilai

(w) ( r ) (r.w) ( r ) (r . w)

sudut pandang

terhadap 4 1 4 2 8

objek gambar

kekokohan papan alas 3 1 3 2 6 gambar saat digambar

bahan dari kursi

gambar 1 1 1 2 2

kemudahan dalam 2 1 2 2 4 adjustability

rancangan

Total nilai (S) 10 20

Peringkat 2 1

Berdasarkan perbandingan dan penilaian dengan scoring concept pada tabel di atas, maka kursi gambar yang memiliki total nilai terbesar adalah kursi gambar rancangan alternatif 2 yaitu sebesar 20 dan kursi gambar rancangan alternatif 1 yaitu sebesar 10.

Karena penilaian dan perbandingan berdasarkan prioritas maksimum, maka kursi gambar alternatif yang terbaik dan yang terpilih adalah kursi gambar rancangan alternatif 2.

6.3 Tempat peletakan objek.

Tempat meletakkan objek berbentuk kotak bujur sangkar dan terbuat dari bahan kayu dilapisi triplek. Ukuran dari tempat peletakan objek saat ini adalah 1m x 1m x 40cm.

Tempat peletakan objek gambar yang digunakan sekarang pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha terbuat dari bahan kayu dan triplek dengan warna putih. Dari kuesioner yang dibagikan terlihat bahwa ketidakpuasan yang paling banyak adalah kesusahan penglihatan objek yang digambar dari tempat peletakan objek karena terhalang oleh papan alas kertas atau bidang gambar. Ada banyak penyebab kesusahan melihat objek yang digambar dari tempat peletakan objek.

Tempat peletakan objek dari segi ukuran perlu dilakukan perancangan ulang karena ukuran yang digunakan sekarang mengganggu


(34)

dari sudut pandang vertikal yang secara langsung juga mengganggu pada sudut pandang horisontal. Mahasiswa tidak saja perlu melihat bagian atas dari objek tapi kadang kala bagian bawah dari objek juga perlu diperhatikan. Tempat peletakan objek pada saat ini memiliki ukuran 1m x 1m x 40 cm tidak ergonomis karena akan terhalang penyangga papan alas kertas gambar. Tinggi bidang kerja pada meja gambar adalah 77cm jika ditambah dengan 60 cm maka totalnya adalah 137cm sehingga tinggi tempat peletakan obyek minimal harus ditinggikan setinggi 130cm. Sehingga Ukuran rancangan tempat peletakan objek menjadi 1m x 1m x 1m 30cm.

6.4 Data Tata Letak Ruangan Gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Saat ini.

Pada ruangan gambar di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha tersedia 25 kursi gambar. Maksimal Mahasiswa yang diperkenankan pada satu kelas adalah 25 mahasiswa dan tidak mungkin untuk melebihkannya karena sudah merupakan standar dari pihak fakultas.

Tata letak kursi pada ruangan gambar yang ada pada ruangan gambar sekarang ini dirasakan masih terlalu sesak dengan ukuran ruangan yang ada sekarang. Secara letak dan posisinya, tata letak ruangan gambar harus mendukung tujuan dari pelajaran menggambar yaitu mahasiswa diharuskan untuk dapat menggambar suatu objek dari berbagai sisi dan sudut. Sehingga mahasiswa lebih mendalami penggambaran suatu objek. hal utama yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak ruang


(35)

gambar adalah jarak antar kursi gambar sehingga bisa mempermudah dosen untuk mengintari ruangan dan mengajarkan secara langsung kepada tiap pribadi mahasiswa.

Hal yang menjadi pertimbangan dari perancangan tata letak ruang gambar saat ini adalah ukuran ruangan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak fakultas berhubungan dengan kapasitas mahasiswa satu kelas.

Dengan demikian, maka diperlukannya perancangan tata letak yang baik, agar dalam pemakaiannya jangan sampai menganggu aktivitas manusia yang bekerja didalamnya. Karena tata letak ruangan adalah bebas atau fleksible maka perancangan hanya ditujukan pada kenyamanan ruang. Dari ukuran yang ada kemudian dilakukan perhitungan jumlah kursi yang optimal dengan trial and error pada program autocad dengan skala tertentu sehingga didapatkan jumlah maksimal untuk tata letak melingkar yang memerlukan space paling besar didapatkan sebesar 14 buah kursi gambar beserta meja gambar yang terpilih. Mahasiswa dibebaskan memilih sisi mana pada objek yang akan digambar.

Dibawah ini adalah gambar rancangan tata letak ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain

6.5. Data Lingkungan Non Fisik Pada Ruang Gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Pencahayaan ruang gambar pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha sekarang ini menggunakan lampu neon dengan kapasitas pencahayaan 36 watt. Lampu diletakkan pada tiap titik di ruangan. Titik pencahayaaan pada ruangan dibagi menjadi empat buah, dimana tiap buah titik tersebut terdapat 2 buah lampu berkapasitas 36 watt.

Temperatur/suhu dan kelembaban ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha sepenuhnya bergantung pada air conditioning (AC), ini dikarenakan tidak tersedianya ventilasi untuk sirkulasi udara pada ruang gambar saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan dalam hal pengaturan temperatur udara maka pihak fakultas menyediakan 2 buah air conditioning (AC) dengan masing-masing 1,5 PK dan terletak pada sudut bagian depan dan sudut bagian belakang.


(36)

Tabel di bawah memperlihatkan tabel kondisi ruangan tanpa AC ataupun dengan adanya AC.

Kondisi Temperatur AC kondisi tidak nyala 27oC

AC nyala pada digit 20 23o C AC nyala pada digit 18 20oC

Setelah dilakukan penganalisaan terhadap faktor lingkungan kerja yang ada maka selanjutnya dilakukan perancangan terhadap lingkungan kerja. Rancangan yang dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain :

a.Temperatur

Temperatur dan sirkulasi udara pada ruangan gambar fakultas seni rupa dan desain sepenuhnya bergantung kepada AC ( air conditioning ) yang ada pada ruangan tersebut. Air conditioning ini dapat mengatur suhu ruang sesuai dengan yang dikehendaki namun menurun suhu ruang bukan menaikkan suhu.

AC (air conditioning) yang ada pada ruang gambar memiliki kuantitas 1,5 PK sehingga dengan dua buah AC akan memiliki kuantitas 3 PK. Dalam teorinya satu ruangan dengan 25 m2 memerlukan air conditioning dengan kuantitas 1 PK. Sehingga dengan kondisi kuantitas 3 PK akan memenuhi sirkulasi udara yang optimal untuk ruangan dengan ukuran 125 m2.

Ruangan gambar yang ada pada saat ini memiliki luas 9m 48 cm x 6 m 80 cm. sehingga luas adalah sebesar 64 m 464cm. sehingga untuk jumlah Air conditioning dengan total PK 3 adalah cukup untuk ruangan gambar sekarang sehingga tidak perlu dirubah lagi.

b. Pencahayaan

Dari hasil perhitungan ini didapatkan jumlah armatur yang diperlukan dalam ruangan gambar adalah sebanyak 9 buah. Namum jumlah armatur yang digunakan adalah sebanyak 10 buah penambahan satu armatur ini atas pertimbangan agar peletakan armatur dalam ruangan gambar tertata rapi dan teratur sehingga pencahayaan dalam ruangan merata. Dengan demikian dibutuhkan lampu neon sebanyak 20 buah dikarenakan satu armatur berisi dua buah lampu neon.

Lampu disusun secara horisontal supaya semua bagian dari ruangan mendapatkan pencahayaan yang secukupnya. Gambar di bawah merupakan perancangan tata letak lampu yang ergonomis pada ruang gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.


(37)

9 m 4 8 cm 10 c m 1000mm 100 0m m 124 c m 124 c m 124 c m 12 4 c m 124 c m 124 c m 124 cm 124 c m 124 c m 12 4 c m C .Kelembaban.

Pengukuran yang dilakukan terhadap kondisi kelembaban ruang gambar jurusan seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha adalah pada kondisi jam 16:00 – 18:00 WIB. Kelembaban ruang yang ergonomis dipengaruhi oleh temperatur udara. Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan terhadap suhu dan kelembaban ruang pada ruangan gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha yaitu pada tanpa menggunakan AC suhu ruang ada pada 27oC didapatkan kelembaban sebesar 72%. Percobaan kemudian juga dilakukan pada suhu ruangan 23oC didapatkan kelembaban ruang sebesar 67% dan pada suhu 20oC didapatkan kelembaban ruang sebesar 64%.

Untuk mengetahui apakah kelembaban ruang masih dalam tahap ergonomis maka dianalisis dengan menggunakan menggunakan tabel dry-bulb temperatur (gambar 2.2). Data-data yang didapatkan dengan menggunakan alat higrometer pad ruang gambar ternyata masih berada dalam thermal comfort zone yaitu daerah suhu yang masih memenuhi syarat keamanan.

6.6. Rancangan Papan Alas

Papan alas gambar yang sekarang ada pada ruang gambar berukuran 65 cm x 50 cm dengan tebal 3mm. ukuran teknis di atas membuat papan alas gambar menjadi mudah untuk patah dan seringkali menutup pandangan mata dari mahasiswa saat menggambar. Pertimbangan juga perlu dilakukan atas dasar kuesioner yang dibagikan ke mahasiswa, banyak yang mengeluhkan bahan dari papan alas gambar ini.

Perancangan pertama akan dilakukan terhadap ukuran. Ukuran kertas yang paling maksimum digunakan pada pelajaran drawing adalah


(38)

A2. ukuran kertas A2 adalah sebesar 42 cm x 59.4 cm maka ukuran papan yang dirancang antara lain

Panjang : 60 cm Lebar : 44 cm

Ketebalan yang digunakan sebaiknya 5 mm , supaya papan alas gambar lebih kokoh dan tidak mudah patah. Karena sebagai tempat meletakkan kertas gambar . papan gambar juga digunakan sebagai tempat alas tangan saat menggambar. Tentunya ada tekanan terhadap papan alas gambar.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah bahan acrylic warna hitam sehingga pada saat gambar tidak terganggu oleh tekstur kayu yang ada sebelumnya.

6.7. Perancangan Loker.

Tabel di bawah ini adalah tabel dasar ukuran yang digunakan dalam perancangan loker.

jenis

ukuran Jenis Ukuran kelonggaran Dimensi

Anthropometri Persentil (cm) (cm)

yang ditetapkan

(cm)

Tinggi loker dari

lantai

Tinggi bahu

berdiri P5 102,74 2,5 105,24 106 ≈ Kedalaman

Loker

Ukuran panjang

A2 - 60cm

6.8 Perancangan Ruang Gambar Yang ideal. 6.8.1 Ukuran Ruang Gambar Yang Ideal.

Pertimbangan utama perancangan tata letak ruang gambar yang ideal tidak berbeda dengan yang perancangan awal yaitu jarak antar kursi gambar namun kapasitas mahasiswa sebanyak 25 buah tetap diperhatikan. Tentunya dengan kapasitas mahasiswa yang bertambah maka ukuran ruangan juga harus diperbaharui. Dengan menempatkan kursi diameter 311,16 cm dari pusat tempat peletakan objek maka didapatkan ukuran ruang yang ideal adalah 147 cm x 100 cm . jarak antar kursi gambar adalah sebesar 53,76cm sehingga mahasiswa dapat nyaman melewati jarak antar kursi dan mahasiswa yang duduk pada kursi yang dilewati juga tidak akan terganggu.


(39)

Untuk mencapai tata letak ideal untuk sebuah ruang gambar maka ukuran ruangan juga akan berubah juga. Ini juga akan mempengaruhi jumlah AC yang dipakai untuk memenuhi temperatur ergonomis. Sebelumnya telah diketahui bahwa 1 PK AC cukup untuk ruangan seluas 25 m2 namun jika luas ruangan berubah menjadi 147 cm2 maka memerlukan kuantitas AC sebesar 6 PK dengan 1,5 PK yang diperlukan adalah sebanyak 4 buah AC artinya perlu ditambah 2 buah AC 1,5PK

6.8.3 Pencahayaan Ruang Gambar Yang Ideal.

Hal yang juga terpengaruh dikarenakan perubahan ukuran ruang gambar adalah jumlah lampu dan armatur lampu untuk mencapai pencahayaan yang ergonomis yaitu 300-500 lux. Perhitungan yang dipakai adalah perhitungan yang sama dengan perhitungan sebelumnya dengan mengasumsikan tinggi ruangan dan dinding adalah sama dengan tinggi ruang gambar saat ini.

Dari hasil perhitungan ini didapatkan jumlah armatur yang diperlukan dalam ruangan gambar adalah sebanyak 20 buah. Namum jumlah armatur yang digunakan Dengan demikian dibutuhkan lampu neon sebanyak 40 buah dikarenakan satu armatur berisi dua buah lampu neon.

7. Kesimpulan.

1. Fasilitas – fasilitas fisik yang terdapat pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha yang kurang ergonomis adalah sebagai berikut:

•Kursi gambar.

Adapun ukuran pada kursi gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu ketinggian tempat duduk yang terhalang oleh penyangga papan alas gambar, jarak dari tempat duduk terhadap papan alas gambar, sudut penyangga papan alas, ukuran papan alas. Dari bahan kursi gambar yang ada pada saat ini, masalah ada pada bahan tempat duduk dan bahan papan alas kertas.

•Pintu ruang gambar

Ukuran pada pintu ruang gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada Tinggi pegangan pintu dan pegangan tangan pintu.

•Tempat peletakan objek

Adapun ukuran pada tempat peletakan yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada tinggi tempat peletakan objek. 2. Tata letak fasilitas fisik yang kurang ergonomis terdapat pada fasilitas

berikut ini :

•Jarak antar kursi gambar dan jumlah kursi gambar

Dengan jumlah kursi gambar yang ada sekarang, jarak kursi menjadi kurang ergonomis sehingga timbul masalah ketika ingin masuk dan keluar dari kursi gambar.


(40)

3. fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut :

• Kursi dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan kursi dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk kursi dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

• Meja dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan meja dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk meja dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

4. Tata letak fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut:

• Tata letak layout saat ini yang melingkar bisa dikatakan ergonomis dikarenakan adanya kepentingan untuk mempelajari dan menggambar objek dari ragam sisi. Namun hal lain yang perlu diperhatikan yaitu hal fleksiblelity perubahan tata letak layout ruang gambar jika diperlukan.

• Letak AC saat ini bisa dikatakan ergonomis karena letak AC tidak terlalu dekat dengan mahasiswa sehingga angin yang dikeluarkan oleh AC tidak langsung menuju ke mahasiswa. Selain itu letak yang berada pada sudut depan dan sudut belakang secara diagonal membuat sirkulasi udara pada ruang terisi dengan baik.

• Tempat peletakan objek yang terletak pada tengah ruangan dan memusat dirasakan sudah baik karena dari berbagai sisi mahasiswa tetap bisa melihat objek secara langsung karena layout yang memutar mengintari objek pada tempat peletakan objek

5. Faktor lingkungan yang masih kurang ergonomis adalah sebagai berikut:

• Pencahayaan

Sumber pencahayaan yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan 4 buah armatur. Masing-masing armatur memiliki 2 buah bola lampu yang memiliki kapasitas daya 36 watt dan diletakkan tersusun secara vertikal ternyata masih belum memenuhi syarat pencahayaan yang ergonomis.

• AC

Air Conditioning (AC ) pada ruang gambar saat ini belum digunakan secara maksimal terbukti dari pembagian kuesioner


(41)

kepada mahasiswa sebagian mahasiswa mengeluhkan bahwa terkadang terasa dingin saat berada dalam ruang gambar.

6. Faktor lingkungan yang dirasakan sudah ergonomis adalah sebagai berikut:

• Temperatur

Temperatur yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan AC masing- masing sebesar 1,5 PK sehingga dengan menggunakan 2 buah AC maka total 3 PK.

• Kelembaban

Kelembaban yang ada pada saat ini pada ruang gambar sudah ergonomis karena pada grafik dry-bulb temperature didapatkan bahwa data kelembaban saat ini pada ruang gambar masih terdapat pada thermal comfort zone.

8. Daftar Pustaka

1. Bridger, R.S., ;”Introduction to ergonomics”, International Edition, McGraw-Hill Book Co., Singapore,1995.

2. Ching, Francis D.K.,; “Menggambar Sebuah Proses Kreatif “ , Erlangga, 2002

3. Darmasetiawan,Christian., puspakesuma, Lestari.,; “ Teknik

Pencahayaan dan Tata letak lampu “, PT Mediakreasi lokanusa

Industri, PT Artolite Indah Mediatama dan PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991

4. Hadinoto, Kusudiarso.,; “ Standar penerangan buatan di dalam

gedung gedung “, Direktorat jenderal ciptakarya Direktorat

penyelidikan masalah bangunan, jakarta, 1978.

5. Nurmianto, Eko ,; “ Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya “ , Guna widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.

6. Panero Julius, AIA, ASID & Zelnik Martin, AIA, ASID,; “

Dimensi Manusia dan Ruang Interior”, 1999.

7. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakraatmadja, John H.,; “ Teknik tata cara kerja “ , jurusan teknik industri Institut Teknik Bandung, 1979.

8. Weimer, jon.,; “ Handbook of Ergonomic and Human Factors

Tables ”, PTR Prentice Hall, Englewood cliffs, New Jersey

07632,1990.

9. Walpole, Ronald E.,; “Introduction to statistic”, 3rd edition, Gramedia, 1980


(42)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bridger, R.S., ;”Introduction to ergonomics”, International Edition, McGraw-Hill Book Co., Singapore,1995.

2. Ching, Francis D.K.,; “Menggambar Sebuah Proses Kreatif “ , Erlangga, 2002 3. Darmasetiawan,Christian., puspakesuma, Lestari.,; “ Teknik Pencahayaan dan

Tata letak lampu “, PT Mediakreasi lokanusa Industri, PT Artolite Indah Mediatama dan PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991

4. Hadinoto, Kusudiarso.,; “ Standar penerangan buatan di dalam gedung gedung “, Direktorat jenderal ciptakarya Direktorat penyelidikan masalah bangunan, jakarta, 1978.

5. Nurmianto, Eko ,; “ Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya “ , Guna widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.

6. Panero Julius, AIA, ASID & Zelnik Martin, AIA, ASID,; “ Dimensi Manusia dan Ruang Interior”, 1999.

7. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakraatmadja, John H.,; “ Teknik tata cara kerja “ , jurusan teknik industri Institut Teknik Bandung,

1979.

8. Weimer, jon.,; “ Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables ”, PTR Prentice Hall, Englewood cliffs, New Jersey 07632,1990.


(1)

9 m 4 8 cm 10 c m 1000mm 100 0m m 124 c m 124 c m 124 c m 12 4 c m 124 c m 124 c m 124 cm 124 c m 124 c m 12 4 c m C .Kelembaban.

Pengukuran yang dilakukan terhadap kondisi kelembaban ruang gambar jurusan seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha adalah pada kondisi jam 16:00 – 18:00 WIB. Kelembaban ruang yang ergonomis dipengaruhi oleh temperatur udara. Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan terhadap suhu dan kelembaban ruang pada ruangan gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha yaitu pada tanpa menggunakan AC suhu ruang ada pada 27oC didapatkan kelembaban sebesar 72%. Percobaan kemudian juga dilakukan pada suhu ruangan 23oC didapatkan kelembaban ruang sebesar 67% dan pada suhu 20oC didapatkan kelembaban ruang sebesar 64%.

Untuk mengetahui apakah kelembaban ruang masih dalam tahap ergonomis maka dianalisis dengan menggunakan menggunakan tabel dry-bulb temperatur (gambar 2.2). Data-data yang didapatkan dengan menggunakan alat higrometer pad ruang gambar ternyata masih berada dalam thermal comfort zone yaitu daerah suhu yang masih memenuhi syarat keamanan.

6.6. Rancangan Papan Alas

Papan alas gambar yang sekarang ada pada ruang gambar berukuran 65 cm x 50 cm dengan tebal 3mm. ukuran teknis di atas membuat papan alas gambar menjadi mudah untuk patah dan seringkali menutup pandangan mata dari mahasiswa saat menggambar. Pertimbangan juga perlu dilakukan atas dasar kuesioner yang dibagikan ke mahasiswa, banyak yang mengeluhkan bahan dari papan alas gambar ini.

Perancangan pertama akan dilakukan terhadap ukuran. Ukuran kertas yang paling maksimum digunakan pada pelajaran drawing adalah


(2)

A2. ukuran kertas A2 adalah sebesar 42 cm x 59.4 cm maka ukuran papan yang dirancang antara lain

Panjang : 60 cm Lebar : 44 cm

Ketebalan yang digunakan sebaiknya 5 mm , supaya papan alas gambar lebih kokoh dan tidak mudah patah. Karena sebagai tempat meletakkan kertas gambar . papan gambar juga digunakan sebagai tempat alas tangan saat menggambar. Tentunya ada tekanan terhadap papan alas gambar.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah bahan acrylic warna hitam sehingga pada saat gambar tidak terganggu oleh tekstur kayu yang ada sebelumnya.

6.7. Perancangan Loker.

Tabel di bawah ini adalah tabel dasar ukuran yang digunakan dalam perancangan loker.

jenis

ukuran Jenis Ukuran kelonggaran Dimensi

Anthropometri Persentil (cm) (cm)

yang ditetapkan

(cm) Tinggi

loker dari lantai

Tinggi bahu

berdiri P5 102,74 2,5 105,24 106

Kedalaman

Loker

Ukuran panjang

A2 - 60cm

6.8 Perancangan Ruang Gambar Yang ideal. 6.8.1 Ukuran Ruang Gambar Yang Ideal.

Pertimbangan utama perancangan tata letak ruang gambar yang ideal tidak berbeda dengan yang perancangan awal yaitu jarak antar kursi gambar namun kapasitas mahasiswa sebanyak 25 buah tetap diperhatikan. Tentunya dengan kapasitas mahasiswa yang bertambah maka ukuran ruangan juga harus diperbaharui. Dengan menempatkan kursi diameter 311,16 cm dari pusat tempat peletakan objek maka didapatkan ukuran ruang yang ideal adalah 147 cm x 100 cm . jarak antar kursi gambar adalah sebesar 53,76cm sehingga mahasiswa dapat nyaman melewati jarak antar kursi dan mahasiswa yang duduk pada kursi yang dilewati juga tidak akan terganggu.


(3)

Untuk mencapai tata letak ideal untuk sebuah ruang gambar maka ukuran ruangan juga akan berubah juga. Ini juga akan mempengaruhi jumlah AC yang dipakai untuk memenuhi temperatur ergonomis. Sebelumnya telah diketahui bahwa 1 PK AC cukup untuk ruangan seluas 25 m2 namun jika luas ruangan berubah menjadi 147 cm2 maka memerlukan kuantitas AC sebesar 6 PK dengan 1,5 PK yang diperlukan adalah sebanyak 4 buah AC artinya perlu ditambah 2 buah AC 1,5PK

6.8.3 Pencahayaan Ruang Gambar Yang Ideal.

Hal yang juga terpengaruh dikarenakan perubahan ukuran ruang gambar adalah jumlah lampu dan armatur lampu untuk mencapai pencahayaan yang ergonomis yaitu 300-500 lux. Perhitungan yang dipakai adalah perhitungan yang sama dengan perhitungan sebelumnya dengan mengasumsikan tinggi ruangan dan dinding adalah sama dengan tinggi ruang gambar saat ini.

Dari hasil perhitungan ini didapatkan jumlah armatur yang diperlukan dalam ruangan gambar adalah sebanyak 20 buah. Namum jumlah armatur yang digunakan Dengan demikian dibutuhkan lampu neon sebanyak 40 buah dikarenakan satu armatur berisi dua buah lampu neon.

7. Kesimpulan.

1. Fasilitas – fasilitas fisik yang terdapat pada ruang gambar fakultas seni rupa dan desain Universitas Kristen Maranatha yang kurang ergonomis adalah sebagai berikut:

•Kursi gambar.

Adapun ukuran pada kursi gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu ketinggian tempat duduk yang terhalang oleh penyangga papan alas gambar, jarak dari tempat duduk terhadap papan alas gambar, sudut penyangga papan alas, ukuran papan alas. Dari bahan kursi gambar yang ada pada saat ini, masalah ada pada bahan tempat duduk dan bahan papan alas kertas.

•Pintu ruang gambar

Ukuran pada pintu ruang gambar yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada Tinggi pegangan pintu dan pegangan tangan pintu.

•Tempat peletakan objek

Adapun ukuran pada tempat peletakan yang ada saat ini yang kurang ergonomis yaitu pada tinggi tempat peletakan objek. 2. Tata letak fasilitas fisik yang kurang ergonomis terdapat pada fasilitas

berikut ini :

•Jarak antar kursi gambar dan jumlah kursi gambar

Dengan jumlah kursi gambar yang ada sekarang, jarak kursi menjadi kurang ergonomis sehingga timbul masalah ketika ingin masuk dan keluar dari kursi gambar.


(4)

3. fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut :

• Kursi dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan kursi dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk kursi dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

• Meja dosen

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada dosen yang menggunakan meja dosen pada ruang gambar. 100% mengatakan tidak ada masalah dengan ukuran dan bentuk meja dosen. Selain itu juga dilakukan analisa terhadap ukuran dibandingkan dengan data anthopometri dan didapatkan perbedaan yang tidak signifikan dengan ukuran aslinya.

4. Tata letak fasilitas fisik yang bisa dikatakan ergonomis adalah sebagai berikut:

• Tata letak layout saat ini yang melingkar bisa dikatakan ergonomis dikarenakan adanya kepentingan untuk mempelajari dan menggambar objek dari ragam sisi. Namun hal lain yang perlu diperhatikan yaitu hal fleksiblelity perubahan tata letak layout ruang gambar jika diperlukan.

• Letak AC saat ini bisa dikatakan ergonomis karena letak AC tidak terlalu dekat dengan mahasiswa sehingga angin yang dikeluarkan oleh AC tidak langsung menuju ke mahasiswa. Selain itu letak yang berada pada sudut depan dan sudut belakang secara diagonal membuat sirkulasi udara pada ruang terisi dengan baik.

• Tempat peletakan objek yang terletak pada tengah ruangan dan memusat dirasakan sudah baik karena dari berbagai sisi mahasiswa tetap bisa melihat objek secara langsung karena layout yang memutar mengintari objek pada tempat peletakan objek

5. Faktor lingkungan yang masih kurang ergonomis adalah sebagai berikut:

• Pencahayaan

Sumber pencahayaan yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan 4 buah armatur. Masing-masing armatur memiliki 2 buah bola lampu yang memiliki kapasitas daya 36 watt dan diletakkan tersusun secara vertikal ternyata masih belum memenuhi syarat pencahayaan yang ergonomis.

• AC

Air Conditioning (AC ) pada ruang gambar saat ini belum digunakan secara maksimal terbukti dari pembagian kuesioner


(5)

kepada mahasiswa sebagian mahasiswa mengeluhkan bahwa terkadang terasa dingin saat berada dalam ruang gambar.

6. Faktor lingkungan yang dirasakan sudah ergonomis adalah sebagai berikut:

• Temperatur

Temperatur yang ada saat ini pada ruang gambar menggunakan AC masing- masing sebesar 1,5 PK sehingga dengan menggunakan 2 buah AC maka total 3 PK.

• Kelembaban

Kelembaban yang ada pada saat ini pada ruang gambar sudah ergonomis karena pada grafik dry-bulb temperature didapatkan bahwa data kelembaban saat ini pada ruang gambar masih terdapat pada thermal comfort zone.

8. Daftar Pustaka

1. Bridger, R.S., ;”Introduction to ergonomics”, International Edition, McGraw-Hill Book Co., Singapore,1995.

2. Ching, Francis D.K.,; “Menggambar Sebuah Proses Kreatif “ , Erlangga, 2002

3. Darmasetiawan,Christian., puspakesuma, Lestari.,; “ Teknik Pencahayaan dan Tata letak lampu “, PT Mediakreasi lokanusa Industri, PT Artolite Indah Mediatama dan PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991

4. Hadinoto, Kusudiarso.,; “ Standar penerangan buatan di dalam gedung gedung “, Direktorat jenderal ciptakarya Direktorat penyelidikan masalah bangunan, jakarta, 1978.

5. Nurmianto, Eko ,; “ Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya “ , Guna widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.

6. Panero Julius, AIA, ASID & Zelnik Martin, AIA, ASID,; “ Dimensi Manusia dan Ruang Interior”, 1999.

7. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakraatmadja, John H.,; “ Teknik tata cara kerja “ , jurusan teknik industri Institut Teknik Bandung, 1979.

8. Weimer, jon.,; “ Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables ”, PTR Prentice Hall, Englewood cliffs, New Jersey 07632,1990.

9. Walpole, Ronald E.,; “Introduction to statistic”, 3rd edition, Gramedia, 1980


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Bridger, R.S., ;”Introduction to ergonomics”, International Edition,

McGraw-Hill Book Co., Singapore,1995.

2.

Ching, Francis D.K.,; “Menggambar Sebuah Proses Kreatif “ , Erlangga, 2002

3.

Darmasetiawan,Christian., puspakesuma, Lestari.,; “ Teknik Pencahayaan dan

Tata letak lampu “, PT Mediakreasi lokanusa Industri, PT Artolite Indah

Mediatama dan PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991

4.

Hadinoto, Kusudiarso.,; “ Standar penerangan buatan di dalam gedung gedung

“, Direktorat jenderal ciptakarya Direktorat penyelidikan masalah bangunan,

jakarta, 1978.

5.

Nurmianto, Eko ,; “ Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya “ , Guna widya,

Indonesia, edisi pertama, 1996.

6.

Panero Julius, AIA, ASID & Zelnik Martin, AIA, ASID,; “ Dimensi Manusia

dan Ruang Interior”, 1999.

7.

Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakraatmadja, John H.,;

“ Teknik tata cara kerja “ , jurusan teknik industri Institut Teknik Bandung,

1979.

8.

Weimer, jon.,; “ Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables ”, PTR

Prentice Hall, Englewood cliffs, New Jersey 07632,1990.


Dokumen yang terkait

Kajian Kenyamanan Antropometrik, Audial dan Termal Ruang Kerja (Studi Kasus: Tata Usaha Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha).

0 4 27

Segmentasi Gaya Hidup Mahasiswa/Mahasiswi Maranatha Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 2 21

Analisis Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

0 3 36

Branding Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

0 0 13

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak Ruangan, dan Lingkungan Fisik Di Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Ditinjau Dari Segi Ergonomi.

0 0 71

Analisis Serta Usulan Perbaikan Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Dengan Pendekatan Ergonomi (Studi Kasus Di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi).

2 5 55

Analisis Ergonomi Serta Usulan Perbaikan Terhadap Fasilitas Fisik dan Lingkungan Ruang Gambar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha - MCUrepository

0 0 11

ANALISIS ERGONOMI SERTA USULAN PERBAIKAN TERHADAP FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN RUANG GAMBAR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Siong Cen Pembimbing – Lestari Yuli Hastuti, ST., MT. Abstrak - Analisis Ergonomi Serta Usulan Perbai

0 0 17

Analisis Serta Usulan Perbaikan Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Dengan Pendekatan Ergonomi (Studi Kasus Di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) - MCUrepository

1 1 14

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

0 0 19