BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA : StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013.
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA
(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
FAHMI DEWI ANGRAINI 0808363
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Fahmi Dewi Angraini 0808363
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Fahmi DewiAngraini2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
FAHMI DEWI ANGRAINI 0808363
BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA
(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Juntika Nurikhsan, M.Pd. NIP. 19660601 199103 1 005
Pembimbing II
H. NandangBudiman, S.Pd.,M.Si. NIP. 19710219 199802 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 19600501 198603 1 004
(4)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA
(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013)
ABSTRAK:
Penelitiandilatarbelakangiolehpentingnyapenerimaandiripadasetiapindividu,
terutamasiswa SMP.
Tujuanpenelitianadalahmemperolehgambaranumumpenerimaandirisiswadandihasilka nnya program bimbinganpribadiuntukmeningkatkanpenerimaandirisiswa. Penelitianmenggunakanpendekatankuantitatifdenganmetodedeskriptif.
Hasilpenelitianmenunjukkan: (1) gambaranumumpenerimaandirisiswaKelas VIII secaraumumberadapadakategorisedang; (2) gambaran program bimbingandankonselingpribadi di kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung TahunAjaran
2012/2013; dan (3)
implikasiprofilpenerimaandiribagibimbingandankonselingdisusundalambentuk
program bimbinganpribadiuntukmeningkatkanpenerimaandirisiswakelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
(5)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PERSONAL GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM FOR INCREASING SELF ACCEPTANCE OF STUDENTS
(Descriptive Study to 8th SMP Negeri 19 Bandung for the period 2012/2013)
ABSTRACT: The study was originated by the important of individual’s self acceptance especially the Junior High School students. The study purposed to get the general description of students’ self acceptance and to produce personal guidance program to improve students’ self acceptance. The study used quantitative with descriptive method. The results of the study are: (1) descriptions of students’ self acceptance of 8th generally was on medium category, (2) program descriptions of personal guidance and counseling of 8th SMP Negeri 19 Bandung for the period 2012/2013; and (3) the implication of self acceptance profile for guidance and counseling was arranged on personal guidance program to improve students’ self acceptance 8th of SMP Negeri 19 Bandung.
(6)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ··· i
ABSTRAK ··· ii
KATA PENGANTAR ··· iii
UCAPAN TERIMA KASIH ··· v
DAFTAR ISI ··· viii
DAFTAR TABEL ··· x
DAFTAR BAGAN ··· xi
DAFTAR GRAFIK ··· xii
DAFTAR LAMPIRAN ··· xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Metode Penelitian... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KONSEP DASAR PNERIMAAN DIRI DAN BIMBINGAN PRIBADI ... 11
A. Konsep Penerimaan Diri ... 11
1. Definisi Penerimaan Diri... 11
2. Kondisi Yang Mendukung Penerimaan Diri ... 12
3. Taraf Penerimaan Diri ... 15
4. Proses Penerimaan Diri ... 15
5. Karakteristik Penerimaan diri ... 16
B. Karakteristik Siswa SMP ... 18
1. Masa Pubertas ... 18
2. Faktor Penyebab Pubertas ... 19
3. Perubahan Psikologis Pada Masa Pubertas ... 20
4. Ciri-Ciri Remaja ... 22
5. Tugas Perkembangan Remaja ... 26
C. Konsep Bimbingan Pribadi ... 27
1. Definisi Bimbingan Pribadi ... 27
2. Tujuan Bimbingan Pribadi ... 29
3. Fungsi Bimbingan ... 31
4. Prinsip Bimbingan ... 32
(7)
ix
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan
Diri Siswa ... 34
D. Penelitian Terdahulu ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 41
C. Definisi Operasional Variabel ... 43
D. Instrumen Penelitian... 45
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 49
F. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
C. Rumusan Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa ... 87
D. Keterbatasan Penelitian ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
x
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Perubahan Fisik Remaja……….. 20
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian……….. 41 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Sebelum Jugdement...……... 46 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling SMP Negeri 19 Bandung…..……… 48 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan
Konseling……….……….. 48 3.5 Hasil Jugdement Instrumen Penerimaan Diri .………... 50 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Setelah Uji Kelayakan Instrumen.... 50 3.7 Hasil Validitas Instrumen Penerimaan Diri…..………... 53 3.8 Kriteria Keterandalan (Reabilitas) Instrumen…...……….. 54 3.9 Tingkat Reliabilitas Instrumen Penerimaan Diri..………... 54 3.10 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Instrumen Penerimaan Diri ………… 55 3.11 Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang Dengan Batas Lulus Ideal.. 56 3.12 Deskripsi Kategori Tingkat Penerimaan Diri Siswa…...……… 57 4.1 Gambaran Umum Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... ... 59 4.2 Interpretasi Skor Penerimaan Diri Siswa... 60 4.3 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek
Pemahaman Diri ... 62 4.4 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Pandangan
Terhadap Diri... 62 4.5 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Konsep
Diri yang Stabil... 63 4.6 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Harapan
yang Realistis... 63 4.7 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Tidak
Ada Stress Emosional... 64 4.8 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek
Pemahaman Diri... 65 4.9 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Aspek
Pandangan Terhadap Diri... 66 4.10 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Konsep
Diri yang Stabil... 67 4.11 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek
Harapan yang Realistis... 68 4.12 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Tidak
Ada Stress Emosional... 69 4.13 Tingkat Persentase Ketercapaian Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... 70 4.14 Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 19
Bandung………... 74
4.17 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan
(9)
xi
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan Hal
3.1 Desain Penelitian dan Pengembangan Progam Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa……… 31
(10)
xii
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
4.1 Rekapitulasi Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013……… 60 4.2 Klasifikasi Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19
(11)
xiii
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi
2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas 3. Surat Permohonan Izin Penelitian dari BAAK
4. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari SMP Negeri 19 Bandung
LAMPIRAN B
1. Kisi-Kisi dan Pernyataan Instrumen Sebelum Uji Coba 2. Uji Validitas dengan Bantuan SPSS 16 for windows 3. Uji Reliabilitas dengan Bantuan SPSS 16 for windows 4. Kisi-Kisi dan Pernyataan Instrumen Setelah Uji Coba 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian
6. Pengolahan Data Berdasarkan Aspek Penerimaan Diri dengan Bantuan SPSS 16 for windows
7. Pengolahan Data Berdasarkan Indikator Penerimaan Diri dengan Bantuan SPSS 16 for windows
LAMPIRAN C
1. Rancangan Operasional Layanan Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
2. Pengembangan Tema Layanan Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
3. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK)
LAMPIRAN D
1. Dokumentasi Kegiatan 2. Riwayat Hidup Penulis
(12)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam tahap remaja awal dengan kisaran usia antara 12-15 tahun dan sedang berada dalam masa pubertas. Santrock (2006: 87) menyatakan masa remaja awal dimulai dengan masa pubertas (puberty), yaitu perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal. Perubahan fisik yang terjadi tentu saja mempengaruhi penampilan fisik, seperti bertambah berat badan, tinggi badan, dan lain-lain. Sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik.
Solihah (2007: 144) menyatakan bahwa permasalahan yang paling banyak dikonsultasikan remaja pada MCR (Mitra Citra Remaja) PKBI Jawa Barat saat masa pubertas, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan perubahan fisik 27,9%, dampak perubahan fisik 27%, kekhawatiran pada masa puber 16%, pubertas sebagai awal masa remaja 10,1% dan keadaan emosi 7,6%.
Syarif (2007: 79) menjelaskan, berdasarkan persentase terkecil aspek fisik pada konsep diri remaja mengenai keadaan fisik diperoleh 48,4%. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak siswa yang memiliki pengetahuan, penilaian, serta pengharapan yang belum baik tentang keadaan fisik mereka.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh remaja menurut Hurlock (1980: 10) yaitu menerima kondisi fisik dan psikis diri sendiri dan menggunakan tubuh secara efektif. Menerima perubahan fisik dan menggunakan tubuh secara efektif bukan hal yang mudah bagi remaja. Banyak remaja mengalami masalah dalam penerimaan diri, remaja merasa tidak mampu menerima perubahan fisik yang terjadi, karena tidak puas dengan penampilan yang dimiliki.
Remaja yang memandang diri sebagai individu tidak berpenampilan menarik, bodoh, merasa memiliki banyak sekali kekurangan dan merasa diri paling tidak beruntung akan menimbulkan penyesalan terhadap diri dan menjadi
(13)
2
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
tidak percaya diri. Hal ini dapat mengakibatkan pribadi individu menjadi tertutup sehingga perkembangan kepribadian menjadi tidak sehat.
Individu yang menjalani masa remaja akan menghadapi berbagai macam permasalahan terutama dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Masa remaja dapat dikatakan masa perkembangan yang berperan penting dalam menentukan masa perkembangan individu selanjutnya. Menurut Hurlock (1980: 207) berbagai pengaruh pada perkembangan di masa remaja dapat memberikan akibat pada masa perkembangan selanjutnya terutama masa dewasa.
Salah satu permasalahan yang sering dialami siswa adalah mengenai penerimaan mereka yang negatif terhadap diri sendiri baik fisik maupun psikis. Penerimaan negatif tersebut dapat berdampak tidak bagus terhadap perkembangan pribadi, dan aktualisasi potensi remaja. Powell (Purwanto, 2011: 27) bahwa penerimaan diri yang rendah dapat dikatakan sebagai akar penyebab mengapa seseorang tidak dapat berprestasi secara maksimal, kurang berani dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan orang lain, serta ragu dalam mengambil keputusan.
Menurut Shepard (1979) penerimaan diri mengacu pada kepuasan individu atau kebahagiaan dengan dirinya sendiri, dan dianggap perlu untuk kesehatan mental yang baik. Penerimaan diri melibatkan pemahaman diri, realistis, sadar akan kelebihan dan kelemahan. Penerimaan diri menghasilkan suatu perasaan tentang dirinya bahwa ia adalah individu yang unik.
Hurlock (1974: 434) menyatakan bahwa penerimaan diri merupakan derajat dimana individu telah menentukan karakteristik pribadinya, mau dan dapat menerimanya sebagai bagian dari dirinya. Hurlock (1974: 435) menambahkan bila individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul kepribadian yang timpang. Semakin individu menyukai dirinya maka ia akan mampu menerima dirinya dan ia akan semakin diterima oleh orang lain. Individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu menerima karakter-karakter alamiah dan tidak mengkritik sesuatu yang tidak bisa diubah lagi.
(14)
3
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jersild (Wibowo, 2009: 6) mengemukakan beberapa ciri penerimaan diri untuk dapat membedakan antara orang yang menerima keadaan dirinya dengan orang yang menolak keadaan dirinya, antara lain memiliki harapan yang realistis terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri; yakin akan standar-standar dan pengakuan terhadap diri tanpa terpaku pada pendapat orang lain; memiliki perhitungan akan keterbatasan diri dan tidak melihat diri secara irasional; menyadari aset diri yang dimiliki dan merasa bebas untuk melakukan keinginan sendiri; menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri.
Penerimaan diri yang positif banyak dipengaruhi oleh rasa bangga terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh individu, sedangkan penerimaan diri negatif terjadi jika individu hanya memikirkan kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri tanpa memikirkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Penerimaan diri berperan penting dalam menemukan dan mengarahkan seluruh perilaku individu, maka sebisa mungkin individu yang bersangkutan harus mempunyai penerimaan diri yang positif (Hastaria, 2011: 5).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 19 Bandung, terdapat siswi yang merasa dirinya tidak menarik secara fisik dengan tubuh gemuk, pendek, dan berkulit hitam. Tidak puas dengan bentuk tubuh sehingga membuatnya tidak percaya diri, tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran di sekolah, nilai-nilainya pun menurun. Ditambah lagi temannya suka mengejek bentuk tubuhnya sehingga dia menutup diri, menjadi pendiam dan enggan berkumpul dengan teman-temannya, memiliki penilaian yang negatif terhadap diri, merasa berbeda dengan orang lain, memiliki sikap pesimis. Kasus ini menggambarkan bagaimana penerimaan diri dapat mempengaruhi perilaku individu yang berdampak bukan hanya pada kepribadian tapi juga pada masalah belajar serta pergaulannya dengan orang lain. Siswa SMP memerlukan bantuan dan bimbingan dalam meningkatkan penerimaan diri yang baik agar terhindar dari berbagai masalah yang mungkin muncul sebagai akibat dari penerimaan diri yang rendah.
Dilihat dari fenomena-fenomena yang dipaparkan, pada umumnya siswa menunjukkan indikator perilaku penerimaan diri yang rendah. Siswa dengan
(15)
4
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
penerimaan diri yang rendah akan mengalami hambatan dalam memenuhi tugas perkembangan, khususnya dalam mencapai aktualisasi potensi diri. Jika tidak diberi bantuan, siswa dengan penerimaan diri yang rendah akan kesulitan dalam menerima kondisi diri sehingga tidak percaya diri dan kesulitan mencapai prestasi secara optimal.
Kecenderungan remaja menghadapi hambatan dalam menerima diri sangat penting untuk ditanggulangi. Callhoun dan Acocella (1995 : 73) menyebutkan dasar dari konsep diri adalah penerimaan diri. Remaja membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan hambatan dalam menerima keadaan diri. Sekolah merupakan lingkungan yang efektif dalam mendidik siswa ke arah yang positif termasuk di dalamnya membantu siswa mengembangkan penerimaan diri yang baik. Terutama peran guru pembimbing sebagai tenaga profesional dalam mendampingi siswa sangat strategis sehingga siswa dapat mengembangkan penerimaan diri yang baik dibandingkan sebelumnya.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen integral dalam pendidikan harus mampu memberikan layanan bimbingan secara tepat dan menyeluruh. Tepat dalam arti layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Menyeluruh dalam arti dapat melayani seluruh kebutuhan perkembangan siswa. Winkel (1997 : 68) menyebutkan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling merupakan perkembangan kepribadian secara optimal. Lebih lanjut Winkel (1997 : 68) mengemukakan dalam mengembangkan diri sendiri individu harus memahami diri, memahami lingkungan hidupnya, membangun cita-cita yang ingin dicapai, menimbang berbagai dorongan motivasional yang terdapat dalam diri sendiri, mempertimbangkan berbagai alternatif yang terbuka bagi dirinya, serta mengadakan evaluasi atas diri sendiri dan arah kehidupannya sendiri.
Layanan bimbingan dan konseling yang diharapkan mampu meningkatkan penerimaan diri siswa sehingga, perkembangan kepribadian siswa menjadi lebih sehat adalah dengan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pribadi siswa menyangkut pengetahuan, penilaian, pengharapan, cara
(16)
5
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pandang baik tentang fisik, psikis maupun sikap yang dimiliki siswa dan membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Bimbingan pribadi diharapkan mampu untuk meningkatkan penerimaan diri yang baik sehingga siswa memiliki kepribadian yang sehat.
Winkel (1997: 45) mengungkapkan bimbingan pribadi adalah bimbingan untuk membantu menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi. Apabila kesulitan pribadi terus berlangsung dan tidak dapat diselesaikan maka kebahagiaan hidup akan terancam dan akan menimbulkan gangguan mental.
Nurihsan (2003: 21) menyebutkan, bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Hal ini juga diungkapkan oleh Yusuf (2009: 53) bimbingan pribadi merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman karakteristik dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya.
Upaya guru pembimbing untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi kesulitan pribadi adalah dengan menyusun program bimbingan dan konseling sesuai dengan permasalahan yang umumnya dihadapi siswa. Begitu pula permasalahan yang menyangkut penerimaan diri siswa, upaya yang dilakukan guru pembimbing adalah menyusun program dan menerapkan program bimbingan yang telah disusun, sehingga melalui campur tangan guru pembimbing siswa memiliki penerimaan diri yang baik.
Menurut Winkel (1997: 119) menjelaskan bahwa program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Program bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilaksanakan di sekolah mencakup empat bidang yaitu belajar, pribadi, sosial dan karir.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu diadakan penelitian untuk mengetahui gambaran penerimaan diri pada siswa. Hasil dari gambaran penerimaan diri dalam penelitian ini akan digunakan sebagai landasan dalam
(17)
6
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
pengembangan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri. Maka, penelitian ini diberi judul: ”Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa” (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung)”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam masa pubertas yang ditandai perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal. Masa remaja awal disertai perubahan fisik yang menghasilkan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan yang diidam-idamkan. Perubahan fisik dan perilaku yang dialami oleh remaja terkadang menimbulkan ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri. Perasaan tidak puas dengan keadaan diri dapat menujukkan remaja tidak menerima dirinya sendiri.
Remaja yang memandang dirinya negatif dan serba tidak mampu akan menunjukan ketidakmampuan dalam berperilaku. Apabila remaja memiliki perasaan tidak mampu yang berlebihan, remaja akan memandang diri sebagai individu yang tidak berdaya, merasa lemah, tidak memiliki kelebihan, bodoh, bahkan rasa cemas yang berlebihan. Pandangan remaja terhadap diri menjadikan remaja memiliki penerimaan diri yang rendah.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri 19 Bandung, menunjukkan adanya penerimaan diri yang rendah. Terdapat siswa tidak puas dengan bentuk tubuh sehingga membuatnya tidak percaya diri, tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran di sekolah, nilai-nilainya pun menurun. Ditambah lagi temannya suka mengejek bentuk tubuhnya sehingga dia menutup diri, menjadi pendiam dan enggan berkumpul dengan teman-temannya, memiliki penilaian yang negatif terhadap dirinya, merasa berbeda dengan orang lain, memiliki sikap pesimis. Kasus ini menggambarkan bagaimana penerimaan diri dapat mempengaruhi perilaku individu yang berdampak bukan hanya pada kepribadian tapi juga pada masalah belajar serta pergaulan dengan orang lain.
Menurut Powell (Purwanto, 2011: 27) bahwa penerimaan diri dapat dikatakan sebagai akar penyebab mengapa seseorang tidak dapat berprestasi
(18)
7
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
secara maksimal, kurang berani dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan orang lain, serta ragu dalam mengambil keputusan. Ulmilla (2008: 5) menambahkan bahwa masalah penerimaan diri adalah masalah yang penting dan serius dalam kehidupan manusia. Mengabaikan usaha untuk memahami penerimaan diri sama artinya berusaha membunuh satu generasi anak manusia yang sehat dan seimbang secara psikologis.
Beranjak dari dampak negatif siswa yang memiliki penerimaan diri yang rendah, sudah seharusnya perlu dilakukan tindakan baik preventif maupun kuratif. Karena jika dibiarkan hal tersebut akan berdampak buruk bagi perkembangan dan aktulisasi potensi diri siswa.
Sekolah merupakan lingkungan kedua yang dapat memberikan pengalaman baru bagi remaja dalam penerimaan diri yang baik. Pudjijogyanti (1995 : 49) menjelaskan sekolah mempunyai fungsi sebagai wadah untuk mewujudkan seluruh kemampuan siswa dan merupakan lingkungan yang dapat memberikan pengalaman baru kepada siswa. Sekolah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan penerimaan diri siswa. Posisi bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal sejajar dengan bidang manajemen, suvervisi dan bidang pembelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan
Salah satu layanan bimbingan dan konseling adalah layanan bimbingan pribadi. Layanan bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh siswa (Yusuf, 2009: 53).
Nurihsan (2003: 21) menyebutkan, bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Upaya untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi kesulitan pribadi adalah dengan menyusun program bimbingan dan konseling sesuai dengan permasalahan yang umumnya dihadapi siswa. Begitu pula permasalahan yang
(19)
8
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
menyangkut penerimaan diri siswa, upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun program dan menerapkan program bimbingan yang telah disusun, sehingga melalui campur tangan guru pembimbing siswa memiliki penerimaan diri yang baik.
Menurut Winkel (1997: 119) program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Program bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut.
1. Seperti apa gambaran penerimaan diri siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Seperti apa gambaran program bimbingan dan konseling di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Seperti apa program bimbingan pribadi yang secara hipotetik dapat meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. untuk memperoleh gambaran penerimaan diri siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
2. untuk memperoleh gambaran program bimbingan dan konseling di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
3. untuk memperoleh program bimbingan pribadi secara hipotetik yang dapat meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
(20)
9
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Pengukuran tersebut dilakukan untuk mengetahui profil penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan dan mengukur penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Profil Penerimaan diri yang diperoleh akan menjadi dasar untuk mengembangkan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa SMP Negeri 19 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu bimbingan dan konseling, khususnya bimbingan dan konseling dalam mengembangkan program bimbingan pibadi di SMP dan dapat dijadikan dasar dalam membantu siswa untuk meningkatkan penerimaan diri yang baik. Selain itu juga dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada.
Secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa SMPN 19 Bandung, untuk memberikan masukan mengenai bagaimana gambaran penerimaan diri siswa.
2. Bagi Guru Pembimbing, dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan layanan pribadi khususnya dalam meningkatkan penerimaan diri siswa.
3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, bisa dijadikan sebagai masukan dan dapat memperkaya informasi bagi para civitas akademika khususnya di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan mengenai profil dan perkembangan aspek psikologis penerimaan diri siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat memberi inspirasi mengenai topik yang dapat diteliti dan menjadi pemacu untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai penerimaan diri siswa.
(21)
10
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
F. Stuktur Organisasi Skripsi
Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II landasan teori mengenai konsep penerimaan diri, karakteristik siswa sekolah menengah pertama, dan konsep bimbingan pribadi.
Bab III metode penelitian yang memuat lokasi dan subjek/sampel penelitian, pendekatan, metode dan desain penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan penelitian, pembahasan dan analisis hasil temuan, serta program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.
Bab V kesimpulan dan rekomendasi akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta implikasinya bagi konselor dan peneliti selanjutnya untuk pengembangan lebih lanjut.
(22)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek /Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandung dengan subjek penilitian siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013. Pertimbangan pemilihan lokasi dan subjek peneliti karena peneliti melihat fenomena yang terjadi di sekolah, remaja cenderung memiliki penerimaan diri yang kurang baik dan karena siswa SMP berada pada usia 12-15 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan fisik. Perubahan fisik berdampak pada penerimaan diri yang kurang baik, hal ini disebabkan karena remaja merasa belum mampu menerima perubahan fisik yang terjadi dan merasa tidak puas dengan penampilan yang dimiliki yang menyebababkan siswa tidak percaya diri, timbulnya ejekan dari teman menyebabkan siswa menjadi minder dalam pergaulan, siswa memiliki penilaian negatif terhadap dirinya, merasa berbeda dengan orang lain. Selain itu di SMP Negeri 19 Bandung belum tersedia layanan bimbingan dan konseling yang secara khusus difokuskan untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.
Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Riduwan (2006: 58) teknik simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Pengambilan sampel dengan menggunakan pendapat Surakhmad (Riduwan, 2006: 65) menyatakan apabila populasi kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi 100 sampai dengan 1000, maka dipergunakan sampel sebesar 15%-50%.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2006: 65), yaitu sebagai berikut.
(23)
41
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
S = 15% + (50%-15%)
S = 15% + 1000 – 345 (50% - 15%) 1000 – 100
S = 15% + 655 (35%) 900
S = 15% + 0.72 (35%)
S = 15% + 25,2% = 40,2 % dibulatkan menjadi 40%
Jumlah populasi dan sampel yang menjadi responden penelitian tersaji dalam Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung
No. Kelas Populasi Sampel
1. VIII-A 40 16
2. VIII-B 39 16
3. VIII-C 38 16
4. VIII-D 38 16
5. VIII-E 37 15
6. VIII-F 40 16
7. VIII-G 37 15
8. VIII-H 38 16
9. VIII-I 38 16
Total 345 142
Sumber: Staf Tata Usaha SMP Negeri 19 Bandung
B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri siswa yang terjadi pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
Keterangan
S = Jumlah sampel yang diambil n = Jumlah anggota populasi
(24)
42
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi mengenai penerimaan diri siswa. Selanjutnya dari hasil temuan tersebut dijadikan dasar untuk mengembangkan program bimbingan pribadi yang secara hipotetik efektif untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.
Berdasarkan pendekatan dan metode penelitian, maka dibuat desain penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian sebagaimana digambarkan pada Bagan 3.1.
Bagan 3.1
Desain Penelitian dan Pengembangan Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
Tahap I adalah melakukan identifikasi masalah yang muncul yang berkaitan dengan penerimaan diri. Tahap II yaitu melakukan studi pustaka mengenai konsep penerimaan diri dan program bimbingan pribadi. Tahap III yaitu menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data. Dalam penyusunan instrumen penerimaan diri dilakukan judgement ke pakar setelah itu dilaksanakan uji validitas.
Studi pustaka Penyusunan instrumen Identifikasi masalah
Uji validitas Judgement ke pakar
Pengambilan data
Penyempurnaan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa
Pengujian program hipotetik secara rasional oleh Pakar BK dan Praktisi (Guru BK/Konselor)
Rancangan rogram bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa
(25)
43
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahap IV yaitu pengambilan data dengan cara penyebaran instrumen yang mengungkap penerimaan diri siswa. Tahap V yaitu menyusun rancangan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa. Program tersebut disusun berdasarkan dari hasil pengolahan data.
Tahap VI yaitu pengujian program hipotetik secara rasional oleh pakar bimbingan dan konseling dan guru bimbingan dan konseling. Tahap VII yaitu penyempurnaan program hipotetik. Penyempurnaan program dilaksanakan berdasarkan dari hasil diskusi dengan dosen dan konselor sekolah. Dengan begitu program yang sudah dirancang layak untuk dilaksanakan.
C. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel utama dari tema penelitian yaitu penerimaan diri sebagai variabel terikat dan bimbingan pribadi sebagai variabel bebas. Definisi operasional variabel diuraikan sebagai berikut.
1. Penerimaan Diri
Allport (Hjelle dan Ziegler, 1992) menjelaskan penerimaan diri merupakan sikap positif ketika menerima diri sebagai seorang manusia.
Maslow (Hjelle dan Ziegler, 1992) penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri sendiri, menerima keadaan diri secara tenang dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Ryff (Purwanto, 2011: 15) berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk, dan merasa positif dengan kehidupan yang telah dijalani.
Shepard (1979) yang mengatakan bahwa penerimaan diri merujuk pada kepuasan individu atau kebahagiaan atas dirinya, dan dianggap perlu untuk kesehatan mental yang baik.
Chaplin (2006: 451) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta pengetahuan- pengetahuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri.
(26)
44
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Hurlock (1974:434) kondisi penting yang mendukung penerimaan diri adalah adanya pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis dan tidak ada stress emosional
Merujuk pada pendapat para ahli tersebut, penerimaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sikap positif terhadap diri sendiri dalam menerima dirinya sebagai manusia yang memiliki kelemahan dan kelebihan. Kondisi penting yang mendukung penerimaan diri adalah adanya pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri, harapan yang realitis, dan tidak ada stress emosional. Secara lebih spesifik sebagai berikut.
a. Pemahaman diri
Pemahaman diri ditandai dengan seseorang mengenali keadaan dan kondisi nyata yang dialaminya; mengetahui potensi-potensi dirinya yang mencakup ranah minat, kemampuan dan kepribadian; mengetahui kelemahan dan keunggulan diri, kelemahan adalah sejumlah keterbatasan yang dimiliki individu sedangkan keunggulan adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki baik yang bersifat potensial maupun aktual; mengoptimalkan keunggulan diri dan menetralisir kelemahan diri.
b. Pandangan terhadap diri
Pandangan terhadap diri sendiri ditandai individu dengan memandang keadaan dan kondisi dirinya sama seperti orang lain memandangnya; tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal; menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain.
c. Konsep diri yang stabil
Konsep diri yang stabil akan memberikan gambaran yang jelas mengenai dirinya yang ditandai dengan individu melihat dirinya sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri, kesehatan, dan keadaan tubuh, individu mengembangkan kebiasan untuk menerima diri dengan melihat kebaikan dalam diri.
d. Harapan yang realistis
Harapan yang realistis ditandai dengan individu merancang tujuan-tujuan yang realitis, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat
(27)
45
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dicapai; individu memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuannya; mampu mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin menghadang.
e. Tidak ada stress emosional
Tidak ada stress emosional ditandai dengan individu punya kesadaran terhadap berbagai emosi yang muncul di dalam dirinya, tanda-tandanya adalah punya kemampuan dalam menangani stress atau menggunakannya untuk hal-hal positif seperti menerima pujian atau celaan secara objektif sehingga inidividu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut, tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki; memiliki rasa humor.
2. Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
Program bimbingan pribadi dimaksudkan dalam penelitian ini adalah rancangan kegiatan layanan bimbingan yang disusun secara sistematik dan terkoordinasi oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
Struktur program bimbingan pribadi untuk mengembangkan penerimaan diri siswa terdiri atas: (a) rasional, (b) visi dan misi program, (c) deskripsi kebutuhan, (d) tujuan program, (e) sasaran dari program, (f) komponen program (g) rencana operasional (h) pengembangan tema/topik, (i) personel, (j) evaluasi dan tindak lanjut.
D. Instrumen Penelitian 1. Angket
Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian berupa angket atau kuesioner yang digunakan untuk mengungkap penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Mengacu kepada pendapat Sugiyono (2007:162) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
(28)
46
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai dengan alternatif jawaban. Dalam angket tertutup, jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan.
a. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap penerimaan diri siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Item-item pernyataan instrumen pengungkap penerimaan diri siswa dikembangkan dari komponen atau variabel penerimaaan diri yang telah ada. Kisi-kisi dari instrumen disajikan pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan diri (Sebelum Judgement)
No Aspek Indikator Pernyataan
(+) (-) Ʃ
1 Pemahaman diri
Mengenali potensi-potensi diri yang mencakup ranah minat, kemampuan, kepribadian
1,2,3,4 5 5
Mengetahui kelemahan dan keunggulan diri
6,7 8 3 Mengoptimalkan
keunggulan diri dan menetralisir kelemahan diri
9,10,11 3
2 Pandangan terhadap diri
Memandang keadaan dan kondisi diri sama seperti orang lain memandang
12 13,14,15 4
Tidak menganggap diri aneh atau abnormal
16 17 2 Menganggap diri berharga
sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain
18, 19, 20 21, 22 5
3 Konsep diri yang stabil
Melihat diri sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri dan
23, 24, 25, 26
(29)
47
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru bimbingan dan konseling. Teknik pelaksanaan wawancara berupa teknik wawancara terbuka, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bimbingan dan konseling. Hasil dari wawancara diproses dan ditafsirkan menjadi analisis data untuk dijadikan
keadaan tubuh
Mengembangkan kebiasan untuk menerima diri dengan melihat kebaikan dalam diri.
29, 30 31 3
4 Harapan yang realistis
Merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai
32, 33, 34 35, 36, 37 6
Memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuannya
38, 39, 40, 41
42, 43 6
Mampu mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin menghadang
44, 45, 46, 47, 48,
49, 50, 51, 52, 53
10
5 Tidak ada stress
emosional
Menerima pujian atau celaan secara objektif sehingga individu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut
54, 55, 56, 57
58, 59, 60, 61, 62, 63,
64
11
Adanya kesadaran terhadap berbagai emosi yang muncul di dalam dirinya, tanda-tandanya adalah punya kemampuan dalam menangani stress
65, 66, 67, 68
69, 70, 71, 72, 73, 74
10
Tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki
75, 76, 77 78, 79, 80 6
Memiliki rasa humor 81, 82, 83, 84
(30)
48
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pertimbangan dalam membuat program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 19 Bandung
Aspek Indikator
Program Bimbingan Konseling
Penyusunan Program
a. Landasan penyusunan program b. Identifikasi kebutuhan siswa Perencanaan program
Pemetaan pemberian layanan Promosi program
Proses pemberian layanan a. Jenis layanan
b. Strategi pelaksanaan layanan c. Wujud partisipasi sekolah
Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut Program Bimbingan Pribadi
untuk Meningkatkan Penerimaan Diri
Tanggapan pengadaan program Harapan pengadaan program Gambaran program bimbingan
Potensi keterlibatan partisipasi sekolah
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling
Aspek Jenis Sarana dan Prasarana
Ruang Bimbingan
Ruang Konseling
Ruang Bimbingan Kelompok Ruang kerja pembimbing Ruang dokumentasi Ruang kelas
Ruang aula
(31)
49
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Jenis Sarana dan Prasarana
Alat Pengumpul Data
Angket siswa ITP
DCM
Pedoman wawancara Pedoman Observasi Daftar presensi kelas Daftar kemauan belajar Sosiometri
Alat Penyimpan Data
Buku pribadi siswa Buku catatan kasus
Buku catatan konseling siswa Buku catatan konseling kelompok Dokumen sosiometri
Agenda harian guru pembimbing Laporan evaluasi BK
Buku catatan home visit Buku tamu
Buku-buku Pedoman Kurikulum BK
Buku-buku sebagai sumber layanan
Kelengkapan Administrasi
Blanko surat panggilan siswa Agenda surat
Papan informasi
Papan program bimbingan Struktur organigram BK
E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen penerimaan diri yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan cara menimbang (judgement) pada setiap butir pernyataan yang telah dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan angket dari segi bahasa, materi, maupun konstruk. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yakni dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut.
(32)
50
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penimbangan dilakukan oleh Bapak Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd., Bapak Drs. Sudaryat dan Ibu Dra. SA. Lily Nurillah, M. Pd. Hasil judgement instrumen oleh dapat dilihat dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Hasil Judgement Instrumen Penerimaan Diri
Kesimpulan No. Item Jumlah
Dipakai 6, 15, 26, 28, 29, 30, 43, 44, 45, 47, 52, 60, 62, 63, 64, 65, 67, 70,71, 73, 77, 81, 82, 85
24
Dihilangkan 18, 22, 39, 53, 57, 59, 61 7 Direvisi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16 18, 19,
20, 21, 23, 24, 25, 27, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38 ,40, 41, 42, 46, 48, 49, 50, 51, 54, 55, 56, 58, 66,
68, 69, 72, 74, 75, 76, 78, 79, 80, 83, 84
53
Ditambah 5 item 5
Adapaun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Setelah Uji Kelayakan Instrumen
No Aspek Indikator Pernyataan
(+) (-) Ʃ
1 Pemahaman diri
Mengenali potensi-potensi diri yang mencakup ranah minat, kemampuan, kepribadian
1,2,3,4 5 5
Mengetahui kelemahan dan keunggulan diri
6,7 8 3 Mengoptimalkan
keunggulan diri dan menetralisir kelemahan diri
9, 10, 11, 12 4
2 Pandangan terhadap diri
Memandang keadaan dan kondisi diri sama seperti orang lain memandang
13 14, 15, 16 4
Tidak menganggap diri aneh atau abnormal
(33)
51
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menganggap diri berharga sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain
20 21, 22 3
3 Konsep diri yang stabil
Melihat diri sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri dan keadaan tubuh
23, 24, 25, 27
26, 28, 29 7
Mengembangkan kebiasan untuk menerima diri dengan melihat kebaikan dalam diri
30, 31 32 3
4 Harapan yang realistis
Merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai
33, 34, 35, 40
36, 38 6
Memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan
39, 41, 42, 45
37, 43, 44 7
Mampu mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin menghadang
46, 47, 48, 49
50, 51, 52, 53
8
5 Tidak ada stress
emosional
Menerima pujian atau celaan secara objektif sehingga individu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain untuk pengembangan kepribadian lebih lanjut
54, 55, 56 57, 58, 59, 60, 61
8
Adanya kesadaran terhadap berbagai emosi yang muncul di dalam dirinya, tanda-tandanya adalah punya kemampuan dalam menangani stress
62, 63, 64, 65
66, 67, 68, 69, 70, 71
10
Tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki
72, 73, 74 75, 76, 77 6
(34)
52
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Uji Keterbacaan
Sebelum instrumen penerimaan diri diuji validitas, instrumen terlebih dahulu dilaksanakan uji keterbacaan. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Uji Validitas
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap penerimaan diri. Arikunto (2008:65) mengungkapkan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Angket disebarkan secara bersama terhadap siswa yang menjadi sampel penelitian. Kemudian dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data hasil uji coba untuk menentukan keterandalan instrumenpenelitian.
Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut.
(Arikunto, 2008: 180) Keterangan:
ri
= reliabilitas internal seluruh instrumen,rb = korelasi antara belahan pertama dan belahan kedua.
Sebelum data dimasukan ke dalam rumus di atas, terlebih dahulu menghitung indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Rumus yang digunakan yaitu:
(35)
53
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi X dan Y X = skor belahan awal
Y = skor belahan akhir N = jumlah sampel
Semakin tinggi nilai validasi soal, menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan layanan SPSS 16.0 for windows. Validitas item dilakukan dengan menganalisis menggunakan prosedur pengujian Spearman-Brown.
Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 82 butir item pernyataan angket penerimaan diri siswa diuji coba dengan jumlah subjek 325 siswa, terdapat beberapa item pernyataan yang tidak valid, sehingga item tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian (hasil validitas terlampir). Item pernyataan yang menunjukkan tidak valid untuk selanjutnya tidak dipergunakan dalam penelitian. Item yang dinyatakan valid memiliki daya pembeda yang signifikan pada p > 0.01 dan p < 0.05. Item-item pernyataan setelah validasi disajikan dalam Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Penerimaan Diri
Kesimpulan No. Item Jumlah
Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,2 2,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,34,35,36,37,38,41,42
,43,44,45,46,47,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,59, 60,61,63,64,65,66,68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,7
9,80,81,82
75
(36)
54
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Arikunto (2008: 86) mengungkapkan reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan program SPSS for windows versi 16.0.
Selanjutnya untuk mengetahui interpretasi dari realibilitas yang diperoleh menggunakan Tabel 3.8 interpretasi sebagai berikut.
Tabel 3.8
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen 0,81 r 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,61 r 0,80 Derajat keterandalan tinggi 0,41 r 0,60 Derajat keterandalan sedang 0,21 r 0,40 Derajat keterandalan rendah 0,00 r 0,20 Derajat keterandalan sangat rendah
(Arikunto, 2008:75)
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item sebanyak 75 butir item yang valid pada angket penerimaan diri siswa. Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 pada tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9
Tingkat Reliabilitas Instrumen Penerimaan diri Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .947 75
Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari ke-75 butir item, menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen penerimaan
(37)
55
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diri siswa sebesar 0.947. Merujuk pada Tabel 3.8, reliabilitas instrumen dinyatakan sangat tinggi karena berada diantara 0,80-1,00 artinya instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
F. Teknik Analisis Data 1. Verifikasi Data
Verifikasi data yaitu suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Berdasarkan hasil verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Penskoran
Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor sesuai dengan ketentuan. Instrumen pengumpul data menggunakan skala Likert yang menyediakan lima alternatif jawaban. Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket penerimaan diri siswa, setiap alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada Tabel 3.10 berikut (Sugiyono, 2009:135).
Tabel 3.10
Pola Skor Opsi Alternatif Respons Instrumen Penerimaan Diri Model Summated Ratings (Likert)
Pernyataan Skor Alternatif Respon
SS S KS TS STS
Positif (+) 5 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4 5
Pada instrumen atau alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5 dengan bobot tertentu, sebagai berikut.
a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.
(38)
56
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.
c. Untuk pilihan jawaban kurang sesuai (KS) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau 3 pada pernyataan negatif.
d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.
e. Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negatif.
3. Pengolahan Data
Data hasil responden akan dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan kategorisasi jenjang penerimaan diri untuk mengetahui gambaran penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Responden dibagi ke dalam tiga tingkat penerimaan diri dengan menggunakan kategorisasi tinggi, sedang dan rendah. Ketiga kategori ini diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas lulus ideal dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor total masing-masing responden b. Menghitung rerata dari skor total responden (μ)
c. Menentukan standar deviasi dari skor total responden (σ)
d. Mengelompokan data responden ke dalam tiga kategori akan di tentukan dengan menggunakan rumus dalam Tabel 3.11 sebagai berikut.
Tabel 3.11
Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang dengan Batas Lulus Ideal Kategorisasi Skala skor mentah
Tinggi X ≥ μ + 1,0 ơ Sedang μ - 1,0 ơ < X < μ + 1,0 ơ Rendah X ≤ μ - 1,0 ơ
(Perhitungan konversi skor terlampir)
(39)
57
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara terperinci kualifikasi penerimaan diri siswa dapat dilihat pada Tabel 3.12 di bawah ini.
Tabel 3.12
Deskripsi Kategori Tingkat Penerimaan Diri Siswa
Kategori Deskripsi
Tinggi
Siswa pada kategori tinggi telah mencapai tingkat penerimaan diri yang tinggi pada setiap aspeknya, yaitu memiliki pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan tidak ada stress emosional.
Sedang
Siswa pada kategori sedang tengah menuju pada penguasaan penerimaan diri yang tinggi. Artinya siswa pada kualifikasi sedang masih memerlukan bimbingan dari orang lain, atau belum menunjukan konsistensi perilaku dalam menunjukan aspek-aspek penerimaan diri yaitu memiliki pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan tidak ada stress emosional.
Rendah
Siswa pada kategori rendah belum mampu dalam mencapai aspek penerimaan diri, yaitu belum memiliki pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan tidak ada stress emosional.
(40)
58
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Analisis Data
Pada penelitian ini dirumuskan tiga pertanyaan penelitian. Secara berurutun, masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.
a. Pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum penerimaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 19 Bandung tahun ajaran 2012-2013 dijawab dengan cara mengelompokkan penerimaan diri siswa ke dalam tiga kategori yaitu tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R).
b. Pertanyaan penelitian kedua mengenai gambaran program bimbingan dan konseling kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dijawab dengan cara melakukan wawancara dengan koordinator guru BK dan observasi di SMP Negeri 19 Bandung.
c. Pertanyaan penelitian mengenai rancangan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa. Rancangan program disusun berdasarkan gambaran penerimaan diri siswa.
(41)
102
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri yang dilaksanakan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum, penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya siswa cukup mampu menampilkan sikap penerimaan diri yang baik namun, masih memerlukan bimbingan dari orang lain. Mereka belum menunjukan konsistensi atau keajegan dalam menunjukan aspek-aspek penerimaan diri yaitu pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan tidak adanya stress emosional.
2. Aspek yang paling tinggi dalam penerimaan diri adalah aspek pemahaman diri, dan aspek yang paling rendah adalah aspek tidak ada stress emosional. 3. Program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung disusun
berdasarkan analisis kebutuhan siswa, mencakup dasar pemikiran, visi dan misi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung, analisis kebutuhan, tujuan program bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan konseling, prinsip bimbingan dan konseling, asas bimbingan dan konseling, sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema, personel bimbingan dan konseling, organisasi dan anggaran bimbingan dan konseling serta rencana evaluasi dan tindak lanjut.
4. Program bimbingan dan konseling pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, personel yang terlibat, dan evaluasi program.
(42)
103
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Berdasarkan hasil penelitian ini, rumusan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa dapat dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang ada di sekolah, karena telah dinyatakan layak oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini untuk mengetahui keefektifan program ini, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang perlu diperbaiki.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan pribadi, sebagai berikut.
a. Langkah pertama, guru bimbingan dan konseling melaksanakan konseling
kelompok dengan tema “Membangun Rasa Percaya Diri” dan “Syukuri Apa
yang Kita Miliki”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu menganggap diri
berharga sebagai seorang manusia dengan menumbuhkan rasa percaya dirinya dan siswa tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki serta menerima sesuatu yang telah ada dalam dirinya.
b. Langkah kedua, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan kelompok dengan tema “Yes I Know”. Tujuan langkah ini agar siswa mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dan mampu mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya.
c. Langkah ketiga, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan
klasikal dengan tema “Ini Aku Apa Adanya”. Tujuan langkah ini agar siswa
mampu melihat diri sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri dan keadaan tubuh sehinga memiliki konsep diri yang stabil.
d. Langkah keempat, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan kelompok dengan tema “Hadapi, Hayati, Nikmati”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu mengahadapi masalah dan kegagalan yang mungkin menghadang dimasa yang akan datang.
(43)
104
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
e. Langkah kelima, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan
klasikal dengan tema “Menjadi Pribadi yang Menyenangkan”. Tujuan
langkah ini agar siswa memiliki rasa humor dan mampu bergaul dengan teman sebayanya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada kajian tentang penerimaan diri oleh sebab itu, apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian yang serupa maka diharapkan mengkaji tema-tema berikut ini.
a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
b. Menggunakan pendekatan dan teknik tertentu untuk mengintervensi siswa yang
memiliki penerimaan diri yang rendah.
c. Mengembangkan penelitian mengenai penerimaan diri pada subjek dengan fokus yang berbeda seperti penerimaan diri berdasarkan gender, perbedaan pola asuh orang tua, penerimaan diri berdasarkan status ekonomi, penerimaan diri anak yang tinggal dipanti asuhan dan penerimaan diri anak dengan keluraga broken home.
(44)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelengaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta
Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, J.F & Acocella, J.R. (a.b. Satmoko). (1995). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Dina, Yulia Sudhar. (20100. Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal Pada Remaja Panti Asuhan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Fahmi, M. (a.b. Daradjat, Z). (1982). Penyesuain Diri. Jakarta: Bulan Bintang. Goleman, D (a.b. T. Hermaya). (1976). Kecerdasan Emosional (Mengapa EI lebih
penting daripada IQ). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hastaria, Novia. (2011). Penerimaan Diri Anak Jalanan Yang Menyalahgunakan Zat Adiktif Lem Aibon. Skripsi Sarjana pada Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. USA: McGraw-Hill, inc.
____________. (a.b Istiwidayanti & Soedjarwo). (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Perkembangan Sepanjang Hayat). Jakarta: Erlangga.
Hjelle, L. A. & Ziegler, D. (1992). Personality Theories : Basic Assumptions, Researsch, and Application. Tokyo : Mc Graw Hill Inc.
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
(45)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rostini, Maulani N. 2010. Penerimaan Diri Remaja Obeis. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Prayitno. (2001). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta. Pudjijogyanti, Clara R. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan. Purwanto,Yadi. (2011). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kompetensi
Interpersonal Pada Remaja. Skripsi Sarjana pada Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Santrock, J.W. (2006). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Shepard, L. A. (1979). Self-acceptance: The evaluative component of the self-concept construct. American Educational Research Journal, 16(2), 139-160. [Online]. Tersedia http://en.wikipedia.org/wiki/Self-acceptance Solihah, Soffy. (2007). Profil Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Strategi MCR dalam Memberikan Layanan Informasi dan Konsultasi. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualtitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Syarif, M. (2007). Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep Diri Pada Remaja. Skripsi. PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Ulmilla, Iva. (2008). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecenderungan Bunuh Diri Pada Remaja Yang Berstatus Sosial Ekonomi Lemah. Skipsi. Universitas muhammadiayah.
Wibowo, Muhammad Ari. (2008). Penerimaan Diri Pada Individu Yang Mengalami Prekognisi. Jurnal. Universitas Gunadarma
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Wongso, Adrie. (2012). Memetik Manfaat dari Kekurangan dan Kemalangan. [Online]. Tersedia: www.adriewongso.com
(46)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yunita. (1999). Studi Perbandingan Tentang Penerimaan Diri Remaja Tunanetra Di Yayasan Mitra Netra yang Tinggal Bersama Orang Tua dan yang Tinggal Di Asrama SLB A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi UIN
Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2008) Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
____________. (2004). Psikologi Perkembangan (Anak dan Remaja). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
(1)
102 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri yang dilaksanakan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum, penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya siswa cukup mampu menampilkan sikap penerimaan diri yang baik namun, masih memerlukan bimbingan dari orang lain. Mereka belum menunjukan konsistensi atau keajegan dalam menunjukan aspek-aspek penerimaan diri yaitu pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan tidak adanya stress emosional.
2. Aspek yang paling tinggi dalam penerimaan diri adalah aspek pemahaman diri, dan aspek yang paling rendah adalah aspek tidak ada stress emosional. 3. Program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung disusun
berdasarkan analisis kebutuhan siswa, mencakup dasar pemikiran, visi dan misi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung, analisis kebutuhan, tujuan program bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan konseling, prinsip bimbingan dan konseling, asas bimbingan dan konseling, sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema, personel bimbingan dan konseling, organisasi dan anggaran bimbingan dan konseling serta rencana evaluasi dan tindak lanjut.
4. Program bimbingan dan konseling pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, personel yang terlibat, dan evaluasi program.
(2)
103
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Berdasarkan hasil penelitian ini, rumusan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa dapat dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang ada di sekolah, karena telah dinyatakan layak oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini untuk mengetahui keefektifan program ini, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang perlu diperbaiki.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan pribadi, sebagai berikut.
a. Langkah pertama, guru bimbingan dan konseling melaksanakan konseling kelompok dengan tema “Membangun Rasa Percaya Diri” dan “Syukuri Apa yang Kita Miliki”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu menganggap diri berharga sebagai seorang manusia dengan menumbuhkan rasa percaya dirinya dan siswa tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki serta menerima sesuatu yang telah ada dalam dirinya.
b. Langkah kedua, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan kelompok dengan tema “Yes I Know”. Tujuan langkah ini agar siswa mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dan mampu mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya.
c. Langkah ketiga, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan klasikal dengan tema “Ini Aku Apa Adanya”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu melihat diri sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri dan keadaan tubuh sehinga memiliki konsep diri yang stabil.
d. Langkah keempat, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan kelompok dengan tema “Hadapi, Hayati, Nikmati”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu mengahadapi masalah dan kegagalan yang mungkin menghadang dimasa yang akan datang.
(3)
104
e. Langkah kelima, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan klasikal dengan tema “Menjadi Pribadi yang Menyenangkan”. Tujuan langkah ini agar siswa memiliki rasa humor dan mampu bergaul dengan teman sebayanya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada kajian tentang penerimaan diri oleh sebab itu, apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian yang serupa maka diharapkan mengkaji tema-tema berikut ini.
a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.
b. Menggunakan pendekatan dan teknik tertentu untuk mengintervensi siswa yang memiliki penerimaan diri yang rendah.
c. Mengembangkan penelitian mengenai penerimaan diri pada subjek dengan fokus yang berbeda seperti penerimaan diri berdasarkan gender, perbedaan pola asuh orang tua, penerimaan diri berdasarkan status ekonomi, penerimaan diri anak yang tinggal dipanti asuhan dan penerimaan diri anak dengan keluraga broken home.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelengaraan Bimbingan dan Konseling dalam
Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta
Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, J.F & Acocella, J.R. (a.b. Satmoko). (1995). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Dina, Yulia Sudhar. (20100. Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan
Kompetensi Interpersonal Pada Remaja Panti Asuhan. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah.
Fahmi, M. (a.b. Daradjat, Z). (1982). Penyesuain Diri. Jakarta: Bulan Bintang. Goleman, D (a.b. T. Hermaya). (1976). Kecerdasan Emosional (Mengapa EI lebih
penting daripada IQ). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hastaria, Novia. (2011). Penerimaan Diri Anak Jalanan Yang Menyalahgunakan
Zat Adiktif Lem Aibon. Skripsi Sarjana pada Psikologi FIP UPI Bandung:
tidak diterbitkan
Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. USA: McGraw-Hill, inc.
____________. (a.b Istiwidayanti & Soedjarwo). (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Perkembangan Sepanjang Hayat). Jakarta:
Erlangga.
Hjelle, L. A. & Ziegler, D. (1992). Personality Theories : Basic Assumptions,
Researsch, and Application. Tokyo : Mc Graw Hill Inc.
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
(5)
Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
Rostini, Maulani N. 2010. Penerimaan Diri Remaja Obeis. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Prayitno. (2001). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta. Pudjijogyanti, Clara R. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan. Purwanto,Yadi. (2011). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kompetensi
Interpersonal Pada Remaja. Skripsi Sarjana pada Psikologi FIP UPI
Bandung: tidak diterbitkan
Santrock, J.W. (2006). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Shepard, L. A. (1979). Self-acceptance: The evaluative component of the self-concept construct. American Educational Research Journal, 16(2), 139-160. [Online]. Tersedia http://en.wikipedia.org/wiki/Self-acceptance Solihah, Soffy. (2007). Profil Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Strategi MCR dalam Memberikan Layanan Informasi dan Konsultasi.
Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualtitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek
(Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Syarif, M. (2007). Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep
Diri Pada Remaja. Skripsi. PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Ulmilla, Iva. (2008). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecenderungan
Bunuh Diri Pada Remaja Yang Berstatus Sosial Ekonomi Lemah. Skipsi.
Universitas muhammadiayah.
Wibowo, Muhammad Ari. (2008). Penerimaan Diri Pada Individu Yang
Mengalami Prekognisi. Jurnal. Universitas Gunadarma
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Wongso, Adrie. (2012). Memetik Manfaat dari Kekurangan dan Kemalangan. [Online]. Tersedia: www.adriewongso.com
(6)
Yunita. (1999). Studi Perbandingan Tentang Penerimaan Diri Remaja Tunanetra
Di Yayasan Mitra Netra yang Tinggal Bersama Orang Tua dan yang Tinggal Di Asrama SLB A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Skripsi
Fakultas Psikologi UIN
Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2008) Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
____________. (2004). Psikologi Perkembangan (Anak dan Remaja). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.