PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT LEN INDUSTRI ( PERSERO) BANDUNG : Studi Kasus Tahun 2009-2011.

(1)

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT LEN INDUSTRI

(PERSERO) BANDUNG (Studi Kasus Tahun 2009-2011)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Program Studi Manajemen Bisnis

Oleh

ERLIN AGUSTININGTYAS 054781

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI PT LEN

INDUSTRI PERSERO BANDUNG

Proposal ini disetujui dan disahkan oleh:

Ketua TPPS

Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si NIP. 19590515 198601 1 001

MENGETAHUI:

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos. S.Pd. MM NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada pada penulis

Erlin Agustiningtyas 054781


(3)

Surat Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skrispsi dengan judul “ Pengaruh Program K3 terhadap Kinerja karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung (Studi Kasus Tahun 2009-2011)” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan/pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut saya siap menangggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2012 Yang Membuat Pernyataan

Erlin Agustiningtyas 054781


(4)

ABSTRAK

Erlin Agustiningtyas (054781), Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan di PT Len Industri ( Persero) Bandung (Studi Kasus Tahun 2009-2011) di bawah bimbingan Dr .H. Hari Mulyadi, M.Si dan Drs. Sunanta Syarif, M.M.

Persaingan global memberikan tekanan pada seluruh perusahaan di dalam sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi global telah menempatkan setiap perusahaan pada posisi yang sama, karena era globalisasi ini sebagai era tanpa batas yang disertai dengan persaingan yang serba ketat,berat, cepat, perlu perhitungan yang akurat dalam segala hal. Bagaimana pun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil lebih banyak di tentukan oleh sumber daya manusia yang mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. Dalam rangka penerapan teknologi canggih, beberapa persiapan dan langkah perlu dilakukan untuk menghindari bencana, memperkecil kecelakaan dan penyakit kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran Program K3, mengetahui bagaimana gambaran kinerja karyawan di PT Len Industri (Persero) dan mengetahui Seberapa besar pengaruh Program K3 terhadap Kinerja karyawan Di PT Len Indutri (Persero) Bandung. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif, yaitu untuk memberikan gambaran secara sistematis mengenai indikator-indikator yang ada, serta untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara kedua variabel tersebut. Populasi yang diteliti 504 orang. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang responden dengan menggunakan Simple Random Sampling, yaitu karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung sebagai objek penelitian. Sedangkan pengolahan data menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui bantuan SPSS 17 for windows. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa program K3 memiliki pengaruh posistif terhadap kinerja karyawan. Pengaruh Program K3 secara keseluruhan adalah sebesar 16,9% termasuk pada kategori sedang berada diantara (0,40-0,599) sedangkan variabel lain yang mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 83,1%. Sehingga dapat disimpulkan Program K3 berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung.


(5)

ABSTRACT

Erlin Agustiningtyas (054 781), Influence Program Occupational Health and Safety (K3) Against Employee Performance in PT Len Industri (Persero) Bandung (Case Study Years 2009-2011) under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si and Drs. Sunanta Sharif, M.M.

Global competition puts pressure on all firms in an industry to try to be more productive. The realization that the global economy has put any company in the same position, because this globalization era as the era of unlimited competition coupled with a versatile tight, heavy, fast, accurate calculations necessary in everything. How was complete and sophisticated resources of non-human owned by a company is not a guarantee for the company to achieve a success. Guarantee for success is determined more by the human resources to manage, control and utilize resources owned by a non-human because it's a problem employee is a major issue that must be addressed for the company. In the implementation of advanced technologies, some preparations and steps should be taken to avoid disasters, reduce accidents and occupational diseases. This research was conducted to determine how the image K3 Program, knowing how is the performance of employees at PT Len Industri (Persero) and knowing

How much influence K3 program on employee performance in PT Len industry was (Persero) Bandung. The method used is quantitative descriptive research and verification, which is to provide a systematic overview of the existing indicators, and to examine whether there is any effect between the two variables. Population studied 504 people. The sample used in this study were 100 respondents using Simple Random Sampling, the employees at PT Len Industri (Persero) London as an object of research. While processing the data using a simple linear regression analysis with SPSS 17 for windows. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that K3 program has positive influence on employee performance. Effect of K3 program as a whole was 16.9%, including the category of being in between (0.40 to 0.599), while other variables that influence employee performance by 83.1%. It can be concluded positively K3 program on employee performance in PT Len Industri (Persero) Bandung.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR………..ii UCAPAN TERIMA KASIH………....iii

DAFTAR ISI……….ii

DAFTAR TABEL….………....v

DAFTAR GAMBAR………vi

DAFTAR ISI……….………..vii

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1 Latar Belakang Penelitian………...1

1.2 Rumusan Masalah………...12

1.3 Tujuan Penelitian………...12

1.4 Kegunaan Penelitian………..13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………..14

2.1 Kajian Pustaka………...14

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia………..14

2.1.1.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia………....17

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia……….19

2.1.2 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja…….………..22

2.1.2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja………..34

2.1.2.3 Kecelakaan Kerja……….36 2.1.2.4 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Dan Gangguan


(7)

Kesehatan Karyawan………..36

2.1.2.5 Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja………...41

2.1.2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja………...44

2.1.2.7 Usaha-usaha Meningkatkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja…...46

2.1.2.8 Model Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Organisasi………47 2.1.3 Kinerja…………...……….47 2.1.3.1 Pengertian Kinerja……..……….47

2.1.3.2 Dimensi Kinerja….………..49

2.2 Kerangka Pemikiran………..…52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………...61

3.1 Lokasi Penelitian ………...61

3.2 Objek Penelitian………...……….61

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel………...………....61

3.3.1 Populasi………..61

3.3.2 Sampel ………..62

3.3.3 Teknik Sampel………...64

3.4 Skala Pengukuran……...………..66

3.5 Operasionalisasi Variabel……….………68 3.6 Jenis Dan Sumber Data………...……….73


(8)

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas………..………..77

3.8.1 Pengujian Validitas………..………….77

3.8.2 Reliabilitas ………..………….78

3.9 Rancangan Analisis Data………...……...81

3.9.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif…………...……….…....81

3.9.2 Pengujian Analisis Data Verifikatif ………...………….…….82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..91

4.1 Gambaran Umum PT Len Industri………..91

4..1.1 Profil PT Len Indutri (Persero)………91

4.2 Karakteristik Dan Penilaian Umum Responden………..94

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin………...95

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….….96

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……….…98

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan…….….99

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja………..100

4.3 Gambaran Variabel Penelitian ………101

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Program K3……….101

4.4 Gambaran Tingkat Program K3………...…114

4.5 Hasil Penelitian Tentang Kinerja Karyawan………...…120

4.6 Gambaran Tingkat Kinerja Karyawan……….138

4.7 Pengaruh Program K3 Terhadap Kinerja di PT Len Industri………..145

4.7.1 Analisis Hubungan Antara Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja Karyawan……….……145


(9)

4.7.2 Analisis Regresi Linear Sederhana………148

4.7.3 Besarnya Pengaruh Variabel program keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan di PT Len Industri……...155

4.8 Besarnya Pengaruh Variabel Program K3 Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Len Industri ………..…150

4.9 Implikasi Hasil Penelitian………....152

4.9.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian………...152

4.9.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Deskriftif………....153

4.9.3 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Verifikatif………...153

4.9.4 Temuan Peneltian Bersifat Teoritik………..…153

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….156

5.1 Kesimpulan………..156

5.2 Rekomendasi………157

DAFTAR PUSTAKA……….…….xi


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan global memberikan tekanan pada seluruh perusahaan di dalam sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi global telah menempatkan setiap perusahaan pada posisi yang sama, karena era globalisasi ini sebagai era tanpa batas yang disertai dengan persaingan yang serba ketat,berat, cepat, perlu perhitungan yang akurat dalam segala hal. Selain itu hanya perusahaan yang mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja yang akan berhasil dalam persaingan global. Suatu organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Tjutju juniarsih dan Suwatno (2008:8) Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya,organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi (Tjutju juniarsih,suwatno 2008:8). Bagaimana pun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu


(11)

keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil lebih banyak di tentukan oleh sumber daya manusia yang mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. Dalam rangka penerapan teknologi canggih, beberapa persiapan dan langkah perlu dilakukan untuk menghindari bencana, memperkecil kecelakaan dan penyakit kerja.

Menurut Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada alinea 5 tentang keselamatan dan kesehatan kerja disebutkan bahwa pada pasal (1) setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas;

a. keselamatan dan kesehatan kerja b. moral dan kesusilaan dan

c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama dan pasal (2) menyebutkan bahwa untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di selenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Setiap teknologi baru yang hendak diterapkan perlu diketahui dan diinformasikan kemungkinan resiko yang akan ditimbulkan, sehingga karyawan dan pengguna teknologi tersebut dapat mempersiapkan sarana penanggulangan bahaya dan cara mencegahnya. Dalam penggunaan peralatan canggih tersebut sebagai alat bantu manusia dalam melakukan suatu pekerjaannya dapat menghasilkan dampak


(12)

positif dan dapat pula menghasilkan dampak negative. Salah satu dampak positif dalam penggunaan peralatan tersebut adalah membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan secara efisien, sedangkan dampak negatifnya adalah kemungkinan terjadi kecelakaan kerja jauh lebih tinggi. Disebabkan dalam proses produksi dimana terdapat mesin-mesin dan peralatan yang mendukung proses tersebut.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 9 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 K3 adalah “Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja”.

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan didalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Aspek lingkungan dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan juga merupakan hal yang penting, namun dalam pembahasan berikut yang akan menjadi fokus utamanya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pendekatan-pendekatan ilmiah yang ada dalam lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak saja terbatas pada ilmu keselamatan (safety sciences) dan ilmu kesehatan (health sciences) seperti ilmu kesehatan kerja (occupational health


(13)

ergonomi, human factors, epidemiologi, statistik, kedokteran, rekayasa (engineering), kimia, health promotion, toksikologi, manajemen, hukum, sosial dan perilaku dan lain-lain sebagainya. Dengan demikian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin, yang kaya dengan keragaman berbagai pendekatan menurut bidang keilmuan masing-masing dalam upaya mengendalikan resiko sakit dan celaka (www. mily.wordpress.com)

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan

PT LEN Industri (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri alat-alat elektronika. Perusahaan yang memiliki kurang lebih 504 karyawan dan mempunyai beberapa anak perusahaan tersebut menghadapi berbagai masalah serius yang dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu permasalahan PT LEN Industri (Persero) Bandung adalah kinerja karyawan belum optimal, yang ditandai dengan persentase jumlah karyawan yang tidak hadir terlihat sangat signifikan.

Salah satu perusahaan yang mengalami kesenjangan keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya adalah PT LEN Industri (PERSERO) yang ditandai


(14)

dengan masih adanya kecelakaan-kecelakaan yang di akibatkan oleh kerja di PT LEN Industri (PERSERO).

Selain data diatas ada juga data tentang persentasi jumlah karyawan yang absen karena sakit di PT LEN Industri, yang mengindikasikan lingkungan kerja yang belum sehat di PT LEN Industri

Sumber: Bagian Pengembangan SDM

Gambar 1.1 Persentasi Jumlah Karyawan Yang Absen Karena Sakit 21,6

34,7

40,5

0 5 10 15 20 25 30 35 40

2009 2010 2011

P

E

R

S

E

N

T

A

S

E

Tahun

PERSENTASI JUMLAH KARYAWAN YANG ABSEN KARENA SAKIT


(15)

Tabel 1.1

DATA PERSENTASI JUMLAH KARYAWAN YANG ABSEN KARENA SAKIT DI PT LEN INDUSTRI (PERSERO) TAHUN 2009-2011

Tahun Jumlah Karyawan Persentase

2009 109 21,6

2010 175 34,7

2011 204 40,5

Sumber: Bagian Pengembangan SDM

Dari Gambar di atas di ketahui bahwa jumlah karyawan PT. Len Industri yang absen karena mengalami sakit selama tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2009 jumlah karyawan yang absen karena mengalami sakit adalah 109 orang (21,6%) dan pada tahun 2010 jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 175 orang (34,7%) naik 13,1% ini disebabkan oleh faktor kesehatan karyawan itu sendiri dan faktor lingkungan dan pada tahun 2011 terjadi juga peningkatan dari tahun 2010 jumlah karyawan yang absen karena sakit yaitu sebesar 5,8% yaitu menjadi 204 orang (40,5%). Dari perbandingan tiga tahun tersebut terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah karyawan yang absen karena sakit mendapat angka yang tertinggi.

Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti


(16)

sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin, tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam menggunakan peralatan di perusahaan.

Di PT Len industri ada program yang bernama safety patrol yang berfungsi untuk mengontrol temuan bahaya atau yang akan mengakibatkan kerja menjadi tidak aman dan tidak sehat. Berikut ini tabel hasil safety patrol di Len industry;

Tabel 1.2

DATA HASIL HIRA (Hazard Identification Risk Assessment) TAHUN 2009-2011

No Kategori bahaya jumlah

1 A 19

2 B 16

3 C 13

Jumlah 48

Sumber: Bagian umum

Dari data tabel di atas terlihat sekali banyak laporan tentang bahaya atau akibat yang menyebabkan bahaya atau sarana dan prasarana yang kurang memadai. Kategori di atas adalah kategori kasus yang memerlukan tindakan yang cepat atau di


(17)

prioritaskan karena bisa menimbulkan kerugian yang besar. Kategori bahaya A adalah kategori bahaya yang harus cepat memerlukan penanganan. Dari tabel diatas terlihat sekali kategori bahaya dengan nilai A masih banyak terjadi yaitu sebesar 19 laporan.

Perusahaan perlu melaksanakan program K3 yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja karyawan dan juga mencegah pencemaran. Pelaksanaan program K3 perlu dan sangat penting karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program K3 bagi dirinya maupun perusahaan.

PT Len Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang elektronika, yang mempunyai empat unit bisnis yaitu energi terbarukan, transportasi, navigasi dan telekomunikasi, kontrol dan pertahanan.

Empat unit bisnis di PT Len industri ini menghasilkan berbagai macam produk elektronik, salah satu unit bisnisnya yaitu energi terbarukan yang menghasilkan 5 jenis produk. Salah satu produk yang dihasilkan divisi unit bisnis energi terbarukan adalah solar module (Modul Surya). Modul Surya adalah lampu penerangan tenaga surya hanya di suplai dari energy matahari yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik.


(18)

Tabel 1.3

PRODUK ENERGI TERBARUKAN

No Nama Produk

1. Modul surya 50 wp 2 Modul surya 100 wp 3 Modul surya 180 wp

4 Pembangkit listrik tenaga hibrida surya diesel 5 Wartel satelit tenaga surya

Sumber: Bagian Produksi

Dalam memproduksi satu modul surya di perlukan waktu beberapa jam

tergantung dari kapasitas modul surya tersebut, berikut ini tabel 1.6 yang menjelaskan perbedaan waktu produksi.

Tabel 1.4

JENIS MODUL SURYA DAN WAKTU YANG DISELESAIKAN OLEH KARYAWAN

No Nama Barang Jam

1. Modul surya 50 wp 1,4

2. Modul surya 100 wp 2,2

3 Modul Surya 180 wp 2,4


(19)

Kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan, bisa terlihat dari hasil kerja karyawan yang berupa output produksi, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.5

JUMLAH PRODUKSI MODUL SURYA TAHUN 2009-2011 YANG DIHASILKAN OLEH KARYAWAN

No Nama barang Tahun

2009 2010 2011 1. Modul Surya 50 wp 9690 16370 - 2. Modul surya 100 wp 3310 6000 -

3 Modul surya 180 wp - - 10350

Jumlah Produksi 13000 22370 10350 Sumber: Bagian Produksi

Berdasarkan tabel 1.7 tampak jelas terlihat bahwa jumlah hasil produksi pada satu tahun terakhir terjadi penurunan. Hal ini dapat dikatakan bahwa penurunan tersebut mengindikasikan turunnya kinerja karyawan.

Hasil wawancara penulis dengan Bapak Fahrudin (Ketua P2K3) untuk meningkatkan kinerja karyawan,perusahaan telah melakukan berbagai usaha antara lain menyelenggarakan program-program untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan karyawan yaitu : 1) Mengandakan pelatihan-pelatihan 2). Kepedulian antar karyawan di tingkatkan 3). Mengadakan workshop 4). Membentuk Panitia program


(20)

keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) 5). Membuat PDA (Lambang-lambang) 6). Membuat izin-izin operasional alat kerja 7). Safety patrol 8). Outsourcing 9). Memakai alat untuk mencegah kecelakaan di instalasi.

Semakin tingginya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetensi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan perusahaan di lingkungan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan hasil produksi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang diharapkan .serta dalam upaya pencegahan kecelakaan di lingkungan kerja akan mengurangi biaya-biaya yang harus dikelurakan perusahaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan karena adanya penurunan jumlah atau hari yang hilang akibat adanya ganguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas apakah program-program tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan, hal ini menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Program K3 terhadap kinerja karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung.


(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri Bandung

2. Bagaimana Kinerja Karyawan di PT Len Industri Bandung

3. Bagaimana pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT Len Industri

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini di maksudkan untuk :

a. Mengetahui program-program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri dijalankan

b. Mengetahui kinerja karyawan di PT Len Industri

c. Mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT Len Industri


(22)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen terutama ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan. Serta dapat memberikan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia dalam bidang BUMN.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak manajemen PT Len Industri khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT Len Industri. Dengan demikian, hal tersebut dapat di jadikan bahan informasi serta masukan bagi pihak manajemen dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap para karyawan.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk tempat penelitian yaitu PT Len Industri yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta 442 Bandung 40252- Indonesia.

3.2 Objek Penelitian

Unit analisis dari penelitian ini adalah karyawan PT Len Industri Bandung 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2007:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2008:80). Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas. Oleh sebab itu, maka untuk menentukan populasi pada penelitian ini menggunakan populasi sasaran, yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut


(24)

etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. LEN INDUSTRI (PERSERO) dengan total jumlah karyawan pada tahun 2010 yaitu 504 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian populasi yang dianggap representative yang diambil dengan teknik tertentu. Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat jumlah populasi yang terlalu besar. Keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, bukan pada besar atau banyaknya modifikasi populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2004:56), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:109), „sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Naresh K. Malhotra (2005:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah karyawan PT LEN INDUSTRI (PERSERO). Dalam menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini dengan digunakan rumus dari rumus Slovin (Husein umar,2003:141) yaitu sebagai berikut:


(25)

N

1 + Ne2 n=

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e=0,1) Berdasarkan rumus Slovin maka ukuran sampel adalah sebagai berikut:

n = 504 1 + 504 x 0,1 2 n = 99,80 ≈ 100 orang

Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini diperoleh ukuran sample (n) sebesar 99,80. Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka sampel yang digunakan di dalam penelitian ini berukuran 100 orang responden.


(26)

3.3.3 Teknik Sampel

Menurut Sugiyono (2009:118) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian elemen populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi.

Ulber Silalahi (2006:236) mengemukakan bahwa:

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, selanjutnya peneliti mengambil sampel berdasarkan teknik probability sampling atau pemilihan sampel acak. Menurut M. Nazir (2003:271) probability sampling adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi kemungkinan (probabilitas).

Dalam probability sampling, setiap unsur populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Menurut Nachmias (Ulber Silalahi, 2006:237), karakteristik dari probability sampling yaitu:

Characteristics of probability sampling is that one can specify for each sampling unit of the population, the probability that it will be included in the


(27)

sample. In the simplest case, each of the units has the same probability of being included in the sample.

Karakteristik sampling kemungkinan adalah bahwa seseorang dapat menetapkan masing-masing unit percontohan dari populasi dan kemungkinan bahwa unit percontohan itu akan tercakup dalam sampel. Di dalam kasus yang lebih sederhana, masing-masing unit mempunyai kemungkinan yang sama menjadi sampel.

Alasan mengapa menggunakan probability sampling dikemukakan oleh Ulber silalahi (2006:237) sebagai berikut:

Peneliti kuantitatif memiliki dua motivasi untuk menggunakan pemilihan sampel probabilitas atau acak. Motivasi pertama adalah waktu dan biaya. Tujuan kedua dari pemilihan sampel probabilitas adalah akurasi. (tingkat sejauhmana bias mangkir dari sampel).

Berdasarkan teknik probability sampling, selanjutnya digunakan teknik simpel

random sampling atau pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam

penelitian dianggap homogen. William G. Zikmund (2003:428) memberikan defenisi mengenai simple random sampling sebagai berikut:

Simple random sampling is a sampling procedure that assures each elements in the population of an equal chance of being included in the sample.”


(28)

meyakinkan bahwa setiap unsur-unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk tercakup dalam sampel.

Pendapat lebih jelas diungkapkan oleh Ulber Silalahi (2006:241) sebagai berikut:

Pemilihan sampel acak sederhana atau simpel random sampling adalah proses pemilihan sampel dalam cara tertentu yang di dalamnya semua elemen dalam populasi didefenisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas dan seimbang dipilih menjadi sampel. Ini berarti sampel acak sederhana adalah sejumlah elemen sampel yang secara random dipilih dari elemen-elemen pupolasi yang didaftar.

Penelitian ini memiliki populasi yang relatif homogen yaitu seluruh karyawan PT LEN INDUSTRI (PERSERO).

3.4 Skala Pengukuran

Menurut Sugiono (2011: 92) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Dalam skripsi ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert menurut Sugiyono


(29)

(2011:93) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Unsur kepentingan ditentukan dengan menggunakan skala lima tingkat yang terdiri dari sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai untuk mengukur skor program K3. Skor atau penilaian di berikan sebagai berikut:

1. jawaban sangat sesuai akan diberi skor 5 2. jawaban sesuai akan diberi skor 4

3. jawaban kurang sesuai akan diberi skor 3 4. jawaban tidak sesuai akan di beri skor 2 5. jawaban sangat tidak sesuai diberi skor 1

Unsur kinerja ditentukan dengan menggunakan lima tingkat yang terdiri dari sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik untuk mengukur skor kinerja. Skor atau penilaian diberikan sebagai berikut:

1. jawaban sangat baik akan diberi skor 5 2. jawaban baik akan diberi skor 4

3. jawaban kurang baik akan diberi skor 3 4. jawaban tidak sesuai akan diberi skor 2 5. jawaban sangat tidak sesuai akan diberi 1


(30)

3.5 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Program keselamatan dan kesehatan kerja (X) dan produktivitas kerja (Y). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel Operasionalisasi variabel di bawah ini


(31)

Tabel 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel/sub variable

Konsep variabel Sub variable indikator Ukuran Skala No

item Keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah “Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku,

penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan

lingkungan sekitar

tempat kerja”.

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 9 tahun 2008 pasal 1 ayat 1) - Keadaan tempat lingkungan kerja - Pengaturan udara - Pengaturan Penerangan - Pemakaian peralatan -Kesesuaian penyusunan dan penyimpan barang dengan tingkat keamanan

-Kesesuaian luas ruang kerja dengan jumlah karyawan

- Ketersediaan tempat pembuangan limbah pabrik

-Ventilasi udara di ruang kerja

-Ketersediaan air conditioner (AC)

-Ketepatan

pengaturan dan penggunaan sumber cahaya

-Kesesuaian jumlah penerangan dengan luas ruang kerja

-Kondisi

penerangan ruang kerja

-Ketersediaan petunjuk

- Tingkat keamanan

menyusun dan

menyimpan barang

- Tingkat kesesuaian luas ruang kerja dengan jumlah karyawan

- Tingkat ketersediaan tempat pembuangan limbah pabrik

- Tingkat ventilasi udara di ruang kerja

- Tingkat ketersediaan air conditioner (AC)

- Tingkat ketepatan

pengaturan dan

penggunaan sumber cahaya

- Tingkat kesesuaian jumlah penerangan dengan luas ruang kerja

- Tingkat kondisi penerangan ruang kerja

- Tingkat ketersediaan petunjuk penggunaan pada

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9


(32)

kerja

- Kondisi fisik

penggunaan pada setiap

mesin/peralatan

-Ketersediaan perlengkapan penunjang

pengaman dalam pelalatan kerja

-Kondisi panca indera

-Stabilitas tubuh

-Kestabilan emosi

setiap mesin/peralatan

- Tingkat ketersediaan perlengkapan penunjang pengaman dalam peralatan kerja

- Tingkat kondisi panca indera

- Tingkat stabilitas tubuh - Tingkat kestabilan emosi

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 2.0 2.1 2.2 2.3 Kinerja Kinerja adalah

merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan (Veitzal Rivai, 2004 : 309)

1.Kuantitas kerja

2. Kualitas kerja

3.Pengetahuan kerja

- Pencapaian hasil kerja dengan standar target yang ditetapkan

-Tidak menunda-nunda dalam

pekerjaan

- Sesuai dengan yang ditetapkan

perusahaan

-Kepuasan

terhadap mutu pekerjaan yang telah dilakukan

-Kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara teliti

-Pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai tugas pokok dan fungsinya

-Kesesuaian keterampilan dengan pekerjaan yang diberikan

- Tingkat pencapaian hasil kerja dengan standar target yang ditetapkan

- Tingkat menunda-nunda dalam menyelesaikan pekerjaan

- Tingkat kesesuaian dengan yang ditetapkan perusahaan

- Tingkat kepuasan terhadap mutu pekerjaan yang telah dilakukan

- Tingkat kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara teliti

- Tingkat Pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai tugas pokok dan fungsinya

- Tingkat Kesesuaian keterampilan dengan pekerjaan yang diberikan

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0


(33)

4. Kreativitas 5. Kerjasama 6.Kesadaran diri 7. Inisiatif -Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat

-Kemampuan mengetahui proses atau alur suatu pekerjaan

-Keorisinilan ide dan gagasan

-Kemampuan dalam

menyampaikan pendapat yang berhubungan dengan pekerjaan

-Kesediaan bekerja sama dengan rekan sekerja

-Kesediaan bekerja sama dengan rekan sekerja

-Kemampuan bekerjasama dengan atasan

-Kesadaran dalam menyelesaikan pekerjaan -Keinginan mematuhi peraturan -Keinginan membantu rekan kerja

-Respon dalam melaksanakan tugas baru

- Tingkat Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat

- Tingkat Kemampuan mengetahui proses atau alur suatu pekerjaan

- Tingkat Keorisinilan ide dan gagasan

- Tingkat Kemampuan dalam menyampaikan

pendapat yang

berhubungan dengan pekerjaan

- Tingkat Kesediaan bekerja sama dengan rekan sekerja

- Tingkat Kesediaan bekerja sama dengan rekan sekerja

- Tingkat Kemampuan bekerjasama dengan atasan

- Tingkat Kesadaran dalam menyelesaikan pekerjaan

- Tingkat Keinginan mematuhi peraturan

- Tingkat Keinginan membantu rekan kerja - Tingkat Respon dalam

melaksanakan tugas baru

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.0 4.1


(34)

8.Kualitas pribadi

-Ketanggapan dalam

menyelesaikan masalah

-Kesiapan diri menerima tugas yang sulit

-Integritas pribadi terhadap

perusahaan

- Tingkat Ketanggapan dalam menyelesaikan masalah

- Tingkat Kesiapan diri menerima tugas yang sulit

- Tingkat Integritas pribadi terhadap perusahaan

Ordinal

Ordinal

Ordinal 4.2

4.3


(35)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsini Arikunto, 2007: 129). Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian, menurut Malhotra (2005:120-121) mengungkapkan definisi-definisi tersebut, amtara lain:

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu karyawan PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

b. Data sekunder. Menurut Husein Umar (2003:100) “merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”. Sedangkan sumber data sekunder yang didapat dari penelitian ini yaitu data dari literatur buku, situs, dan dokumen-dokumen atau arsip yang ada diperusahaan dan berkenaan dengan masalah yang diteliti.

Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan tersebut akan ditunjukan oleh tabel 3.2 sebagai berikut


(36)

Tabel 3.2 JENIS DATA

No Jenis data Sumber data Kategori data

1 Data rekapitulasi ketidakhadiran

karyawan karena sakit

Bagian Pengembangan organisasi dan SDM

Data primer

2 Data hasil HIRA Bagian umum Data Primer 3 Jenis modul surya dan

waktu yang diselesaikan oleh karyawan

Bagian produksi Data primer

4 Jumlah produksi modul surya tahun 2009-2011 yang dihasilkan oleh karyawan

Bagian produksi Data primer


(37)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai program Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan di PT LEN INDUSTRI (PERSERO. )Studi literatur, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan informasi yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu:

a. Perpustakaan UPI

b. Skripsi angkatan terdahulu c. Media Elektronik (Internet)

2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.


(38)

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

3. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, artinya objek yang diteliti memiliki peringkat dalam ukuran SS, S, R, TS, STS. Untuk pengukuran variabel X dan variabel Y yang dilakukan dengan menjabarkan aspek-aspek variabel X dan variabel Y. Setiap pernyataan mengandung pernyataan yang positif dan negatif. Sehingga mempunyai kriteria jawaban dengan pembagian skor 5, 4, 3, 2, 1 untuk positif sedangkan 1, 2, 3, 4, 5 untuk pernyataan negatif

4. Studi dokumentasi, yaitu usaha untuk menggunakan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dana ada kaitannya dengan masalah danvariabel-variabel yang diteliti. Dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur atau buku-buku, brosur dan catatan kuliah yang berrhubungan dengan objek yang diteliti, sebagai perbandingan antara teori dan praktek yang dijalankan perusahaan. Data-data tersebut selanjutnya diolah secara sederhana dan diklasifikasikan dalam gambar dan tabel.


(39)

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Pengujian Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kavalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient of corelation) dengan rumus:

Sumber: Suharsini Arikunto 2006:274 Keterangan :

= Koefisien korelasi product moment

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item


(40)

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah kuadran dalam skor distribusi Y n = Jumlah sampel

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih

besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥ rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung

lebih kecil dari rtabel (rhitung<rtabel).

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows.

3.8.2 Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Malhotra (2005:309) mengemukakan bahwa Reliabilitas adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan terhadap karakteristik tertentu.


(41)

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi Arikunto 2006:196).

Koefisien Alpha Cronbach (Cα) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha

Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black,

1998:88). Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah

Sumber: Suharsini Arikunto, 2006:196 Keterangan :

r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

∑ = Jumlah varians butir soal atau pertanyaan = varians total

=

[

] [


(42)

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan (∑ ) sebagai berikut :

=

∑ ∑

Sumber: Suharsini Arikunto.2006:184 Keterangan :

σ2

= varians ∑X = jumlah skor N = jumlah responden

Sedangkan untuk mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisiens korelasi menurut suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3

INTERPRESTASI KOEFISIENSI NILAI RELIABILITAS Kretiria Nilai Relibilitas

Antara 0,800 – 1,000 Reliabilitas sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 Reliabilitas tinggi Antara 0,400 – 0,600 Reliabilitas cukup Antara 0,200 – 0,400 Reliabilitas rendah Antara 0,000 – 0,200 Reliabilitas sangat rendah


(43)

Perhitungan reliabilitas pertanyan dilakukan dengan bantuan SPSS 3.9 Rancangan Analisis Data

3.9.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya (Sugiyono, 2008:144).

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif program keselamatan dan kesehatan kerja 2. Analisis deskriptif kinerja karyawan

Perhitungan persentase digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentasi jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata. Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:


(44)

Tabel 3.4

KRITERIAN PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN No Kriteria Penilaian Keterangan

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil 3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber : Moch. Ali (1995:184)

3.9.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif

Analisis data verifikatif dalam penelitian ini meliputi tiga hal yaitu : 1.Uji Persyaratan Pengolahan Data

Agar data yang digunakan tepat sehingga diperoleh model yang baik maka dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap pendahuluan dan pengujian prasyarat penelitian sebagai berikut :


(45)

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah pengukuran pada slaka ordinal. Untuk kepentingan analisis data dengan menggunakan regresi yang mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval, indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval melalui

Method of Successive Intervals (Rasyid, 2005: 36).

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive

Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1. menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap peryataan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :


(46)

Scala Value = (Dencity at Lower Limit ) – (Dencity at Upper Limit) (Area Below Upper Limit ) – (Area Bellow Lower Limit)

b. Uji Asumsi Normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, sebagaimana yang diungkapkan oleh Triton (2005:76) “data sampel hendaknya memenuhi prasyarat distribusi normal.” Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi data normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis parametrik. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov yang ada pada program SPSS versi 20.0 for

windows. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05, maka

asumsi normalitas terpenuhi. c. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Heteroskedastisitas

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastis jika output SPSS pada gambar scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data


(47)

 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka .  Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

 Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

 Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Hal ini menyimpulkan bahwa varians dari data penelitian bersifat Homogen dan model dinyatakan tidak memiliki masalah heteroskedastisitas (Bhuono Agung Nugroho, 2005 : 63).

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan pelanggaran terhadap asumsi klasik yang menunjukkan adanya hubungan linier diantara variabel-veriabel bebas dalam model yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Gejala multikolinieritas dapat meyebabkan koefisien regresi masing-masing variabel independen tidak signifikan secara statistik, sehingga tidak dapat diketahui variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat pada nilai koefisien parsial. Jika R2 cukup tinggi (antara 0.7 – 1). Tapi, tidak ada satu pun variabel yang signifikan secara parsial, maka ada indikasi terdapat gejala multikolinieritas (Gujarati, 2003:344). Dalam output SPSS untuk mendeteksi uji multikolinieritas ini dapat dilihat dari TOL dan VIP.


(48)

2. Teknik Pengolahan Data untuk Uji Hipotesis 1) Analisis Korelasi

Untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi r (korelasi product moment) berdasarkan sekumpulan data (Xi, Yi) berukuran n dapat digunakan rumus menurut Sugiyono (2010:255) berikut ini:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Variabel bebas (independent) Y = Variabel terikat (dependent)

Sugiyono (2010:257) menjelaskan interprestasi koefisien korelasi untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antar variabel sebagai berikut :

Tabel 3.5

PEDOMAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399

Sangat rendah Rendah


(49)

0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00

Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2010:257)

2) Analisis Regresi Linear Sederhana

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan kausal dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier sederhana, karena penelitian ini hanya menganalisis satu variabel independen dan satu variabel dependent. Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X1 ) yaitu program kesehatan dan keselamatan kerja terhadap variabel

dependen (Y) yaitu kinerja.

Maka bentuk umum persamaannya adalah:

Sugiyono (2009:262) Dimana:

= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan = Harga Y nila X = 0 (harga konstan)

= koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.


(50)

= Standar error

Langkah–langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu; ƩXi, ƩYi,ƩXiYi, ƩXi2, ƩYi2 , serta

b. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2009:272) sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.


(51)

3) Koefisien Diterminasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap naik turunya nilai Y dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (KD). Adapun rumusnya sebagai berikut:

KD = r 2 x 100 % (Sugiyono, 2009:210) Keterangan :

KD = Koefisien determinasi R = koefisien korelasi

Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja, digunakan pedoman interprestasi koefisien penentu dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0-100%, jika nilai koefisien penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel independent tehadap variabel dependent. Semakin mendekati 0 berarti semakin lemah pengaruh variabel independent mempengaruhi variabel dependent. Sehingga dibuat pedoman interprestasi koefisien penentu sebagai berikut:

TABEL 3.6

KOEFISIEN DETERMINASI

INTERVAL KOEFISIEN

TINGKAT PENGARUH


(52)

20% - 39,99% Lemah 40% - 59,99% Sedang 60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2007:183)

4) Rancangan Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analais jalur. kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistic dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2008:188) adalah sebagai berikut:

1. Jika thitung ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika thitung ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3. Jika thitung ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika hal tersebut terjadi maka dinilai sama dengan thitung ttabel

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dengan dk (n-2) serta uji satu pihak yaitu uji pihak kanan. Berdasarkan statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

H1: 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara variabel X dan Y.


(53)

(54)

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dibahas dan dianalisis mengenai Pengaruh Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap Kinerja karyawan di PT Len Industri Bandung, diperoleh suatu hasil yang dirangkum dalam suatu kesimpulan yang mencakup tiga masalah sebagai tujuan penelitian.

Kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dinilai baik oleh sebagian besar karyawan. Indikator Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang paling tinggi adalah kesesuaian jumlah penerangan dengan luas ruang kerja pada indikator penerangan dan yang terendah yaitu kesesuaian penyusunan dan penyimpanan barang pada indikator keadaan tempat lingkungan kerja.

2. Kinerja karyawan di PT Len Industri dilihat dari berbagi indikator secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari indikator yang tertinggi yaitu kesiapan diri menerima tugas yang sulit pada indikator kualitas pribadi dan aspek yang terendah yaitu pencapaian hasil kerja dengan standar target yang ditetapkan pada indikator kuantitas kerja.

3. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah di perusahaan ini yaitu tentang bagaimana menyusun dan menyimpan barang di perusahaan tersebut, lebih di perhatikan peralatan penyimpanan arsip, tata cara penyimpanan arsip dan prosedur penyimpanan arsip.


(56)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan meningkatkan keadaan tempat lingkungan kerja khususnya tentang kesesuaian penyusunan dan penyimpanan barang dengan cara

1. Horizontal Filing (Flat Filing) penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam stofmap atau snelhechter kemudian ditumpuk ke atas dalam alamari arsip (disusun secara mendatar/ horizontal dari bawah ke atas).

2. Vertikal Filing Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam folder/ map arsip kemudian diletakkan berdiri/ tegak memanjang (sisi panjang arsip sejajar dengan lipatan folder/ map) dan disusun berurutan dari depan ke belakang. 3. Lateral Filling Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam snelhechter atau brief ordner kemudian diletakkan berdiri dengan punggung di depan.

Penyimpanan arsip dapat menggunakan sistem penyimpanan arsip sebagai berikut :a. Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)

b. Sistem Tanggal (Chronological Filing System) c. Sistem Nomor (Numeric Filing System) d. Sistem Wilayah (Geographic Filing System )

e. Sistem Subyek/ Pokok Masalah (Subject Filing System)

2. Pada kinerja karyawan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan kuantitas kerja khususnya pada pencapaian hasil kerja sesuai standar target yang ditetapkan Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja pegawai dalam kerja penggunaan waktu tertentu dan


(57)

kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyaknya tugas pekerjaanya, dapat dikerjakan. Penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Dengan demikian program K3 di perusahaan ini perlu ditingkatkan lagi agar jam kerja yang hilang karena sakit dan kecelakaan kerja dapat dikurangi dengan begitu dapat meningkatkan jumlah kerja.

3. Untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan, penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri Bandung perlu ditingkatkan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, P Wiliam, K . Michele Kacmar and Pamela L Perewe. (2002). Human Resource Management a Strategy Approach Fourth Edition. South Western: Advision Of Thomson Learning

Arikunto,Suharsimi.(2007).Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bina Aksara

Brotoharjo, Wungu .(2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan Merit Sistem. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Budiono, sugeng, A.M, R.M dan Pusparini, Adriani. (2005). Hiperkes dan KK Higgiene Perudahaan Ergonomi Kesehatan Kerja Keselamatan kerja. Semarang:badan Penerbit Universitas Diponegoro

Byars, Lloyd L and Leslie W Rue. (1997). Human Resouce Management Fifth Edition. United States Of America: The Mc Graw Hill

Cushway, barry. (2004). Human Resource Management. New Delhi. Crest Publishing House. Djatmiko, Yayat hayati. (2004). Perilaku Organisasi. Bandung. Alfabeta

Harris, Michael. (2000). Human Resource management.The Dryden Press. Orlando. Haryani, Sri. (2002). Hubungan industrial di Indonesia. Yogyakarta: UPP AMPYKPN Hassibuan, S.P. Malayu.(2003).Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara Heidjarachman dan Suad Husnan.(2002).Manajemen Personalia.Yogyakarta:BPFE

Husein, umar.(2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ivancevich, John M. (2007). Human Resource Management. New York: Mc Graw - Hill. Tent Edition

J.Stone, Raymond.(2008). Human Resource Management Sixth Edition.John Wiley and Sons Australia Ltd. Milton


(59)

Kondarus, dangur.(2006).Keselamatan dan kesehatan kerja Membangun SDM Pekerja sehat, Produktif dan Kompetitif.Jakarta:Litbang Dangur dan Patners

Mangkunegara,A.A. Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan .Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mathis, L. Robert dan John H. Jackson.(2002).Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Salemba Empat

Milkovich, George T and Boudreau, John w. (1997). Human Resource Management Eight edition. Times Mirror Higher educational group. Chicago

Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Edisi Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Newstom, John w. (2007). Organizational Behaviour of Work Tweleve Edition: Mc Graw Hill Noe, Raymond et al.(2006). Human Resource Management 5 th edition.Mc Graw Hill

Robert M Noe and R Wayne. 2005.Human Resource Management. Mc Graw Hill

Ridley, john. (2008). Ikhtisar Keselamatan kerja dan kesehatan kerja Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Rivai, veithzal.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Dari teori ke praktek). Jakarta: Murai kencana

Schuler, Randall S and Susan E Jackson. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2 .West Publishing Company. Jakarta. Erlangga

Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama Snell scott, George Bohlander.(2007). Human Resource Management. Thomson Higher

Education. Tomson South –Western

Suardi, rudi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (Panduan penerapan berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996). Jakarta: Lembaga Manajemen PPM Sugiyono. (2007). Metode Penelitian.Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Stone J Raymond. (2008). Human Resource Management.New York.Mc Graw Hill Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Universitas Parahiangan Press: Bandung


(60)

Yuniarsih, tjutju dan suwatno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia (teori,aplikasi dan isu penelitian). Bandung: Alfabeta

Sumber Lain: Undang-undang

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Undang-Undang Keselamatan kerja No 1 tahun 1970

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 9 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 Internet

www.wikipedia.com www.metrotvnews.com

www.safetyenvi.wordpress.com www.organisasi.org

www.xa.yimg.com www.len.co.id


(1)

156

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dibahas dan dianalisis mengenai Pengaruh Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap Kinerja karyawan di PT Len Industri Bandung, diperoleh suatu hasil yang dirangkum dalam suatu kesimpulan yang mencakup tiga masalah sebagai tujuan penelitian.

Kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dinilai baik oleh sebagian besar karyawan. Indikator Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang paling tinggi adalah kesesuaian jumlah penerangan dengan luas ruang kerja pada indikator penerangan dan yang terendah yaitu kesesuaian penyusunan dan penyimpanan barang pada indikator keadaan tempat lingkungan kerja.

2. Kinerja karyawan di PT Len Industri dilihat dari berbagi indikator secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari indikator yang tertinggi yaitu kesiapan diri menerima tugas yang sulit pada indikator kualitas pribadi dan aspek yang terendah yaitu pencapaian hasil kerja dengan standar target yang ditetapkan pada indikator kuantitas kerja.

3. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah di perusahaan ini yaitu tentang bagaimana menyusun dan menyimpan barang di perusahaan tersebut, lebih di perhatikan peralatan penyimpanan arsip, tata cara penyimpanan arsip dan prosedur penyimpanan arsip.


(2)

157

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan meningkatkan keadaan tempat lingkungan kerja khususnya tentang kesesuaian penyusunan dan penyimpanan barang dengan cara

1. Horizontal Filing (Flat Filing) penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam stofmap atau snelhechter kemudian ditumpuk ke atas dalam alamari arsip (disusun secara mendatar/ horizontal dari bawah ke atas).

2. Vertikal Filing Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam folder/ map arsip kemudian diletakkan berdiri/ tegak memanjang (sisi panjang arsip sejajar dengan lipatan folder/ map) dan disusun berurutan dari depan ke belakang. 3. Lateral Filling Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam snelhechter atau brief ordner kemudian diletakkan berdiri dengan punggung di depan.

Penyimpanan arsip dapat menggunakan sistem penyimpanan arsip sebagai berikut :a. Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)

b. Sistem Tanggal (Chronological Filing System) c. Sistem Nomor (Numeric Filing System) d. Sistem Wilayah (Geographic Filing System )

e. Sistem Subyek/ Pokok Masalah (Subject Filing System)

2. Pada kinerja karyawan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan kuantitas kerja khususnya pada pencapaian hasil kerja sesuai standar target yang ditetapkan Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja pegawai dalam kerja penggunaan waktu tertentu dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian


(3)

158

kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyaknya tugas pekerjaanya, dapat dikerjakan. Penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Dengan demikian program K3 di perusahaan ini perlu ditingkatkan lagi agar jam kerja yang hilang karena sakit dan kecelakaan kerja dapat dikurangi dengan begitu dapat meningkatkan jumlah kerja.

3. Untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan, penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri Bandung perlu ditingkatkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, P Wiliam, K . Michele Kacmar and Pamela L Perewe. (2002). Human Resource Management a Strategy Approach Fourth Edition. South Western: Advision Of Thomson Learning

Arikunto,Suharsimi.(2007).Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bina Aksara

Brotoharjo, Wungu .(2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan Merit Sistem. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Budiono, sugeng, A.M, R.M dan Pusparini, Adriani. (2005). Hiperkes dan KK Higgiene Perudahaan Ergonomi Kesehatan Kerja Keselamatan kerja. Semarang:badan Penerbit Universitas Diponegoro

Byars, Lloyd L and Leslie W Rue. (1997). Human Resouce Management Fifth Edition. United States Of America: The Mc Graw Hill

Cushway, barry. (2004). Human Resource Management. New Delhi. Crest Publishing House. Djatmiko, Yayat hayati. (2004). Perilaku Organisasi. Bandung. Alfabeta

Harris, Michael. (2000). Human Resource management.The Dryden Press. Orlando. Haryani, Sri. (2002). Hubungan industrial di Indonesia. Yogyakarta: UPP AMPYKPN Hassibuan, S.P. Malayu.(2003).Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara Heidjarachman dan Suad Husnan.(2002).Manajemen Personalia.Yogyakarta:BPFE

Husein, umar.(2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ivancevich, John M. (2007). Human Resource Management. New York: Mc Graw - Hill. Tent Edition

J.Stone, Raymond.(2008). Human Resource Management Sixth Edition.John Wiley and Sons Australia Ltd. Milton

Kerlinger, Fred N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi terjemahan. Yogyakarta: Gadjag Mada University Press.


(5)

Kondarus, dangur.(2006).Keselamatan dan kesehatan kerja Membangun SDM Pekerja sehat, Produktif dan Kompetitif.Jakarta:Litbang Dangur dan Patners

Mangkunegara,A.A. Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan .Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mathis, L. Robert dan John H. Jackson.(2002).Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Salemba Empat

Milkovich, George T and Boudreau, John w. (1997). Human Resource Management Eight edition. Times Mirror Higher educational group. Chicago

Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Edisi Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Newstom, John w. (2007). Organizational Behaviour of Work Tweleve Edition: Mc Graw Hill Noe, Raymond et al.(2006). Human Resource Management 5 th edition.Mc Graw Hill

Robert M Noe and R Wayne. 2005.Human Resource Management. Mc Graw Hill

Ridley, john. (2008). Ikhtisar Keselamatan kerja dan kesehatan kerja Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Rivai, veithzal.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (Dari teori ke praktek). Jakarta: Murai kencana

Schuler, Randall S and Susan E Jackson. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2 .West Publishing Company. Jakarta. Erlangga

Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama Snell scott, George Bohlander.(2007). Human Resource Management. Thomson Higher

Education. Tomson South –Western

Suardi, rudi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (Panduan penerapan berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996). Jakarta: Lembaga Manajemen PPM Sugiyono. (2007). Metode Penelitian.Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Stone J Raymond. (2008). Human Resource Management.New York.Mc Graw Hill Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Universitas Parahiangan Press: Bandung


(6)

Yuniarsih, tjutju dan suwatno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia (teori,aplikasi dan isu penelitian). Bandung: Alfabeta

Sumber Lain:

Undang-undang

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Undang-Undang Keselamatan kerja No 1 tahun 1970

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 9 tahun 2008 pasal 1 ayat 1

Internet

www.wikipedia.com www.metrotvnews.com

www.safetyenvi.wordpress.com www.organisasi.org

www.xa.yimg.com www.len.co.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

7 42 200

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

16 160 138

Penerapan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Terminal BBM Medan Group PT. Pertamina (Persero) Region I Sumbagut Labuhan Deli-Belawan Tahun 2011

31 223 139

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Pengaruh Pengawasan Dan Jaminan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan

20 113 78

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant

2 54 109

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

5 31 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

0 3 10

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG BANDUNG.

0 2 45

Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus pada PT. Len Industri (Persero) Bandung.

0 3 24