UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA PENGGUNAAN FASILITAS DAN FUNGSI TAMPILAN
MICROSOFT EXCEL MELALUI PEMANFAATAN MODUL
PEMBELAJARAN
EFFORTS TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES OF THE
USE OF FACILITIES AND FUNCTIONS DISPLAY MICROSOFT EXCEL
MODULE THROUGH THE USE OF LEARNING

JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH :
Drs. ASEP RAJAB GANDA PERMANA
NIP. 196112221995021001

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 SUKARAJA
2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA PENGGUNAAN FASILITAS DAN FUNGSI TAMPILAN
MICROSOFT EXCEL MELALUI PEMANFAATAN MODUL
PEMBELAJARAN
Drs. ASEP RAJAB GANDA PERMANA
SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi
ABSTRAK
Proses pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan tradisional secara nyata
berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat dan
motivasi belajar peserta didik. Hampir 50 % peserta didik memperoleh nilai di bawah
rata-rata 72, dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
Dalam usaha pemecahan terhadap kesulitan tersebut, pada tahun ajaran 2013/2014
semester 2 saya mencoba meneliti proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Modul yang didalamnya merupakan Lembar Kerja Peserta didik sendiri yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik, dengan berpatokan pada
pembuatan sebuah proyek (dalam hal ini membuat sebuah tabel penilaian peserta
didik)..
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bukan
April 2014 semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 di kelas 8 F bertujuan untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan serta
meningkatkan mutu pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran secara mandiri, mengajak peserta didik untuk turut
berpartisipasi serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kata Kunci : hasil belajar, modul
ABSTRACT
The learning process is still using the traditional approach significantly potentially
cause burnout, boredom and lack of interest and motivation of learners. Almost 50%
of students scored below the average of 72, from a predetermined KKM is 75.
In an effort towards solving these difficulties, in the academic year 2013/2014 2nd
half I tried to examine the learning process by utilizing a module that includes a
Worksheet Learners themselves adapted to the conditions and situation of learners,
based on the creation of a project (in this case make an assessment tables learners) .
This classroom action research conducted in March 2014 instead of April 2014 until
the second half of the school year 2013/2014 in the class 8 F aims to make learning
more fun, not boring and improve the quality of learning. So as to increase the
activity of learners in the learning independently, invites students to participate and
can improve the learning outcomes of students in the subject of Information and
Communication Technology.
Keywords: learning outcomes, modules


1

PENDAHULUAN
Pembelajaran Microsoft Excel sebagai salah satu materi pembelajaran yang harus
diikuti dalam kurikulum, merupakan materi yang dipandang sulit dipahami oleh
peserta didik. Kehadiran banyaknya buku atau LKS yang dipakai sebagai rujukan,
belum bisa membuat trampil peserta didik dalam memanfaatkan Microsoft Excel
sebagai pengolah angka, apalagi dengan hadirnya program yang memiliki versi yang
terus berkembang yang berbeda dari program-program sebelumnya, demikian pula
halnya dengan tampilan dan fungsi serta perhitungan perhitungan yang menggunakan
rumus/formula, membuat pusing peserta didik.
Secara umum pembelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi merupakan
pembelajaran yang menuntut peserta didik tahu dan trampil dalam mengolah
informasi dan komunikasi, sebagaimana dalam kurikulum dijelaskan bahwa
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan
yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar
media menggunakan teknologi tertentu. Dengan melihat kecenderungan seperti itu
maka pembelajaran TIK akan lebih banyak menggunakan laboratorium daripada di
kelas, akan lebih banyak praktek dibanding dengan pembelajaran teori. Secara

konseptual bahwa pembelajaran TIK dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang akan bermanfaat sebagai bekal hidup.
Sementara itu dari hasil pengamatan sewaktu mengajar maupun diskusi dengan
beberapa guru yang lain, menunjukan adanya suatu permasalahan yang dialami
peserta didik maupun guru.
Masalah yang dihadapi, antara lain :
Peserta didik masih kesulitan memanfaatkan fasilitas-fasilitas dan fungsi
yang terdapat pada tampilan maupun perintah-perintah dari atas keyboard dalam
program aplikasi pengolah angka Microsof Excel, terutama dalam pengerjaan
yang berhubungan dengan pembuatan tabel dan penggunaan rumus atau fungsi,
hal tersebut dapat dilihat dari perolehan rata-rata nilai praktek lebih dari 50%
masih dibawah KKM,
Peserta didik cenderung terlalu banyak melihat dan menghapal urutanurutan yang sudah baku pada buku paket tanpa melihat karakteristik masingmasing bagian tampilan program aplikasi pengolah angka.
Maka dari itu perlu dicarikan pemecahan bagaimana agar peserta didik lebih
memahami sehingga konsep pembelajaran yang diberikan dapat diterima.
Pemilihan suatu metode pembelajaran yang dapat langsung membimbing peserta
didik serta pemilihan media pembelajaran memungkinkan peserta didik akan lebih
mudah untuk dipahami, dan tentu saja nilai praktek akan meningkat.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan suatu masalah sebagai

berikut :
”Apakah dengan memanfaatkan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam penggunaan fasilitas dan fungsi tampilan pada

2

pembelajaran praktek Microsoft Excel di kelas 8 F semester 2 Tahun Pelajaran
2013/2014 SMPN 1 Sukaraja?”
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah
tersebut di atas maka tujuan secara khusus adalah:
1. Peserta didik tidak lagi merasakan kesulitan dalam pembelajaran mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya pembelajaran program aplikasi
pengolah angka Microsoft Excel.
2. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi
3. Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu
mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok
4. Seluruh peserta didik menguasai materi pelajaran secara tuntas sehingga hasil
belajar lebih meningkat

KAJIAN TEORITIS
Belajar dan Hasil Belajar
Belajar mencakup semua aspek tingkat laku dan dapat dilihat dengan nyata, proses
yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang
sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak
begitu saja tetapi merupakan proses secara internal dalam diri individu dalam
usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat berupa reaksireaksi, perangsangan-perangsangan dan perangsangan- reaksi.
Dari uraian tentang belajar diatas, dapat kita ambil kesimpulan betapa pentingnya
proses belajar dalam kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun
sendiri prinsip-prinsip belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1991;27-28)
yaitu :
1) Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang
sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
peserta didik untuk mencapai tujuan
4) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut discovery
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai tujuan

instruksional yang harus dicapai
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar
dengan tenang.
8) Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif
9) Belajar perlu ada interaksi.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar, merupakan suatu
interaksi dirinya dengan lingkungan yang dilihat. Demikian pula halnya interaksi
antara peserta didik dengan peserta didik, interaksi antara guru dan peserta didik

3

harus aktif. Dalam sistem pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses,
peserta didik harus lebih aktif dari pada guru,. guru hanya bertindak sebagai
fasilitator, ini yang disebut interaksi edukasi, sebagaimana dikemukakan oleh Abu
Achmadi dan Shuyudi (1985;47), ”Interaksi edukasi adalah suatu gambaran yang
berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan”. Penggunaan variasi pola interaksi
mutlak dilakukan oleh guru, hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik.
Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan, maka peserta didik harus memiliki

pengetahuan dan keterampilan. Seseorang supaya tahu dapat membaca sendiri dari
buku-buku yang tersedia, tetapi untuk keterampilan peserta didik harus lebih banyak
praktek, oleh karena itu maka perlu kiranya diupayakan suatu pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pembelajaran TIK merupakan suatu pembelajaran yang penuh dengan prosedural
menurut urutan-urutan tertentu. Dalam prosesnya, untuk mempelajari mata pelajaran
TIK, peserta didik harus mengerjakan tahapan-tahapan tertentu pula.
Tahapan-tahapan tersebut dapat diikuti oleh peserta didik dengan berbagai cara
antara lain dengan cara melihat sumber belajar sebagai bahan ajar. Bahan ajar dapat
berupa bahan ajar cetak, audio, diskusi dalam kelompok, atau tayangan media dan
demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan peserta
didik. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi
peserta didik, tanpa adanya bahan ajar peserta didik akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya.
1.

Modul sebagai Bahan ajar


Jenis bahan ajar yang sering digunakan adalah bahan ajar cetak, karena bahan ajar ini
mudah didapatkan. Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik
digunakan dalam pembelajaran. Diknas menjelaskan dalam buku Pedoman Umum
Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar (2004) bahwa modul adalah sebuah buku
yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri
tanpa arahan atau bimbingan guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat
digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak ada pengajar.
Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan
pelajaran. Dengan modul peserta didik dapat mencapai dan menyelesaikan bahan
belajarnya dengan belajar secara individual. Dengan modul peserta didik dapat
mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik
yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar,2010).
Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di
desain guna membantu peserta didik menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul
adalah semacam program untuk keperluan belajar yang disesuaikan dengan situasi
pembelajaran tertentu untuk mencapai kompetensi tertentu.
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu
paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran.

Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

4

1)

2)

3).

4)

5)

6)

7)

8).


Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep
atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar peserta didik melalui
berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana peserta didik terlibat
secara aktif belajar.
Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan
individual peserta didik, karena modul pada dasarnya disusun untuk
diselesaikan oleh peserta didik secara perorangan. Oleh karena itu
pembelajaran melalui modul, peserta didik diberi kesempatan belajar sesuai
irama dan kecepatan masing-masing.
Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara
spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi peserta didik. Bagi penyusun modul, tujuan
yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang
harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu
berguna untuk memahami isi pelajaran.
Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul peserta didik dapat membaca teks
dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan
urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti
struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian peserta didik dapat
mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.
Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam
media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik peserta didik berbedabeda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar
menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio
atau televisi.
Partisipasi aktif dari peserta didik
Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada
dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan
belajar yang tinggi.
Adanya reinforcement langsung terhadap respon peserta didik
Respon yang diberikan peserta didik mendapat konfirmasi atas jawaban yang
benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan.
Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci
jawaban yang telah disediakan.
Adanya evaluasi terhadap penguasaan peserta didik atas hasil belajarnya
Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,
sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui peserta didik

5

berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga
dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya.
Pengajaran modul merupakan usaha penyelEnggaraan pengajaran individual yang
memungkinkan peserta didik menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia
beralih kepada unit berikutnya.
Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul
sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa
yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku
teks yang bersifat sangat formal.
Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali
informasi, dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar
yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan
mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul
sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan
menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu
berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks
dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul
yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan
umpan balik.
3. Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada
perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal
ilmiah, artikel, dan lain-lain. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun
berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak
digunakan.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukaraja untuk mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai subjek dalam penelitian ini
adalah kelas 8F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 40 orang, terdiri peserta didik perempuan.
Waktu pelaksanaan penelitian di mulai bulan Maret hingga pertengahan April 2014.
Persiapan awal dilakukan bulan Februari 2014.
Sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas dibuat berbagai input instrumental
dan media pembelajaran pendukung yang akan digunakan untuk pelaksanaan

6

penelitian tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan penelitian
tindakan kelas.
Khususnya kompetensi dasar (KD) : 2.4. Membuat dokumen pengolah angka
sederhana.
Alat pengumpul data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi :
a. Soal tertulis dan unjuk kerja: untuk mengukur hasil belajar peserta didik ulangan
dan dalam pencapaian urutan materi modul.
b. Lembar Observasi : untuk mengukur tingkat partisipasi
baik aktivitas,
kterampilan proses dan ketrerampilan sikap peserta didik dalam proses belajar
mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c. Lembar Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap peserta didik tentang
pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan modul.
Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat
peningkatan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui strategi pembelajaran dengan
menggunakan modul, dengan teknik pengumpulan data adalah tes, observasi,
wawancara.
a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik
b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi peserta
didik dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan menggunakan modul.
Kuesioner : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi
pembelajaran inovatif pembelajaran dengan menggunakan modul.
Analisis Data dalam penelitian ini berupa kegiatan observasi yang dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan
dianalisis secara deskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus
maupun indikator dalam penelitian.
Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap
siklus.
1. Aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi : dengan menganalisis tingkat keaktifan peserta didik dalam proses
belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan dan unjuk kerja dalam
penyelesaian urutan materi modul.
3. Implementasi pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan modul : dengan
menganalisis tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan
menggunakan modul.
RANCANGAN PENELITIAN
SIKLUS I, meliputi :
1.
Perencanaan
a. Menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada peserta didik
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Menyiapkan materi pembelajaran.

7

d. Menyiapkan alat, bahan dan media yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
e. Menyusun perangkat evaluasi,
2.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.
a. Guru mempersiapkan ruangan laboratorium komputer yang akan dipakai
kegiatan pembelajaran.
b. Guru mempersiapkan peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran.
c. Untuk mengantisipasi kekurangan komputer peserta didik di bagi 2
kelompok.
d. Peserta didik kelompok pertama yang memiliki nilai Ulangan pertama di atas
KKM. Kelompok kedua yang memiliki kesulitan dalam pembelajaran
pertama. Kelompok pertama duduk mendampingi masing-masing peserta
didik kelompok kedua.
a. Guru menjelaskan materi fungsi fasilitas tampilan Microsof Excel baik
melalui mouse atau keyboard dengan terlebih dahulu diberikan apersepsi dan
penguatan penggunaan modul.
b. Setelah menyaksikan tayangan dan penjelasan guru, peserta didik kelompok
pertama melakukan praktek sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam
modul dan diskusi tentang fungsi masing-masing fasilitas microsoft excel
yang ada dalam komputer masing-masing dan diikuti pasangannya.
c. Setelah selesai, pasangan peserta didik ditugaskan untuk melakukan
pembuatan dokumen sederhana sesuai dengan lembar tugas yang diberikan
guru.

3.

Pengamatan/Penelitian
Pengamatan dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung,
pengamatan meliputi :
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Kemampuan peserta didik dalam memahami kegiatan pembelajaran yang
menggunakan modul.
c. Ketelitian dalam membaca setiap langkah dalam modul.
d. Keaktifan peserta didik dalam penyelesaian tugas praktek pembuatan
dokumen sederhana sesuai dengan urutan materi dalam modul.
4.

Refleksi (Reflecting)
Dari hasil pengamatan penelitian pada siklus ini maka dihasilkan :
a. Sebagian besar (75% dari peserta didik) belum memahami pembelajaran
dengan menggunakan modul
b. Hanya sebagian kecil (25% dari peserta didik) yang memiliki kemampuan
untuk memahami dan menguasai materi yang dijelaskan guru.
c. Sebagian besar (80% dari peserta didik) masih bingung saat
mengidentifikasi fungsi dan kegunaan fasilitas pada program aplikasi
pengolah angka.
d. Sebagian besar (80% dari peserta didik) melaksanakan penyelesaian materi
secara acak tidak terstruktur..

8

e.
f.

Sebagian besar (70% dari peserta didik) belum berani dan mampu bertanya
tentang materi pelajaran pada hari itu.
Penyelesaian tugas masih belum sesuai dengan waktu yang disediakan

.
SIKLUS II, meliputi :
1.
Perencanaan
a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada siklus pertama sesuai hasil
refleksi,
b. Menyusun alternatif pemecahan
c. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran
d. Membentuk kelompok diberi tugas membaca buku sumber
2.
Tindakan
a. Guru menyampaikan gambaran tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
b. Pasangan peserta didik membiasakan untuk membaca dengan seksama dalam
mengidentifikasi setiap langkah dalam modul mengenai fasilitas yang ada
pada tampilan microsof excel pada komputer masing-masing.
c. Setiap peserta didik ditugaskan mengerjakan tugas lanjutan pada dokumen
yang sudah tersimpan sebelumnya dengan mengikuti langkah-langkah sesuai
dengan urutan pada modul.
d. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tanya jawab dan membimbing
merumuskan kesimpulan
3.
Pengamatan
a.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
b.
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil kerja peserta didik.
c.
Melaksanakan evaluasi dengan tes identifikasi tertulis.
4.
Refleksi
Peneliti melaksanakan analisis setelah siklus II berakhir, yaitu setelah dilakukan
evaluasi penilaian hasil pembelajaran ditambah dengan hasil observasi.
Komponen yang dianalisis :
a.
Metode yang digunakan
b.
Strategi pembelajaran yang digunakan
c.
Sarana-prasarana pembelajaran
d.
Setting kelas
e.
Jenis evaluasi
f.
Prestasi belajar yang telah dicapai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Laporan Hasil
Hasil Observasi Siklus 1.
Aktivitas Guru dalam PBM
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama
masih tergolong rendah dengan perolehan skor 26 atau 59,09% sedangkan skor
idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan
kurang memberikan pengarahan kepada peserta didik bagaimana melakukan
pembelajaran dengan menggunakan modul.
Hasil Evaluasi Siklus 1.

9

Penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran.
Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan peserta didik terhadap materi
pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan ratarata hanya mencapai 47 atau 46,77 %.
Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)
Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah
kepada pendekatan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. Hal
ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya
mencapai 59,09%.
b. Sebagian peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan
menggunakan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. Mereka
belum merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil
observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam PBM hanya mencapai skor
22 dari yang seharusnya 48 atau mencapai 46,77%.
c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 75.
d. Masih ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu
yang ditentukan. Hal ini karena peserta didik kurang mampu dalam memahami
langkah-langkah yang diberikan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut :
a) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
b) Lebih intensif membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan.
c) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward)
Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi yang dibagikan
kepada pengurus kelas untuk mengamati kehadiran guru dikelas. Dari hasil
pengamatan serta rekap dari tingkat kehadiran guru dikelas pada proses belajar
mengajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) pada Siklus 2
a. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong
sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor
ideal 44 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.
b. Hasil evaluasi penguasaan peserta didik terhadap aktivitas ketrampilan proses
pembelajaran pada siklus kedua juga tergolong tinggi yakni dari nilai skor
ideal 32 nilai rata-rata skor perolehan adalah 23 atau 71,72%.
c. Hasil Ulangan Harian Kedua juga mengalami peningkatan dari yang
sebelumnya yaitu 75 menjadi 78 setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan modul. Ini berarti naik 28 %.
Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai berikut
a. Aktivitas peserta didik dalam PBM sudah lebih meningkat dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan modul. Peserta didik mampu

10

membangun secara mandiri terhadap pemahaman materi dan terjalin
kerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Peserta didik
mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan tepat waktu
dalam melaksanakannya. Peserta didik mulai mampu mempresentasikan
pemahaman dengan baik. Hasil ini dapat dilihat dari data observasi terhadap
aktivitas peserta didik meningkat dari 46.77% pada siklus pertama menjadi
67,75 % pada siklus kedua.
b. Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam PBM didukung oleh
meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan
suasana pembelajaran dengan menggunakan modul.
c. Meningkatnya aktivitas guru dalam melaksanakan evaluasi terhadap
kemampuan peserta didik menguasai materi pembelajaran. Hal ini
berdasarkan hasil evaluasi 46,33 pada siklus pertama meningkat menjadi
71,72 pada siklus kedua.
d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 72 (ulangan harian sebelum
menggunakan modul) lalu meningkat lagi menjadi 75 (ulangan harian II
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul), dan terakhir
diperoleh rata-rata nilai 78.
GRAFIK PROSENTASE KONDISI SETELAH SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

I

.K

AN
IF
T
K
EA

SE
PE

A
RT

IK
ID
D

II.

K

PI
M
A
ER
ET

N
LA

Awal

SE
O
R
P

S

III

.K

L
PI
M
A
ER
T
E

Siklus 1

AN

P
KA
I
S
I
AS
H

L

AR
AJ
L
BE

Siklus 2

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan menggunakan modul relevan dengan pembelajaran
konstekstual.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan modul, peserta didik membangun
sendiri pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari
suatu materi yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik secara individu maupun
kelompok secara terstruktur sesuai urutan-urutan penggunaan fasilitas tampilan pada
microsoft excel atau dengan menggunakan bantuan keyboard..

11

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih menyenangkan dengan
pembelajaran menggunakan modul
Sebagian besar peserta didik lebih senang menggunakan modul sebagai bahan
pembelajaran karena lebih mudah dipahami dan dipraktekkan, dan setuju
menggunakan modul pada pembelajaran berikutnya, atau mata pelajaran lainnya.
Sebagian besar peserta didik merasakan lebih mudah dalam mempelajari Microsoft
Excel secara mandiri, tetapi beranggapan juga guru masih diperlukan sebagai
pendamping praktek.
SARAN
Setelah dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka disarankan hal-hal berikut :
1.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
dengan menggunakan modul sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran TIK
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
2.
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan peserta didik,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam
pelajaran TIK maupun pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1985, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Bandung: ARMICO
Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori
UPI. Bandung.
Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta:
Ditjen Dikdasmenum.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
DIVA Press
Slameto. 1987. Belajar Dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Insan
Cendekia
Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY
Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan
Pendidikan Paramita.
Wijaya, Cece,.dkk. 1988. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya
……….......http://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/bahan-ajar/fungsi-modul-dalampembelajaran/, 20 Februari 2015
……….......http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikelumum/681-ciri-ciri-dan-unsur-unsur-modul-pembelajaran/, 25 Februari 2015
………...... http://kbbi.web.id/modul/, 25 Februari 2015

12