Kajian Perilaku Berjalan Kaki Pada Kawasan Lapangan Merdeka Di Kota Medan Chapter III V

Lanjutan Tabel 3.2.
Jalur Pejalan Kaki
Penutup Drainase
Area Hijau
Lampu Penerangan
Tempat Duduk
2.

Pagar Pengaman
Sarana Pejalan Kaki Tempat Sampah
Marka, Perambuan, Papan
Informasi
Halte Bus
Lapak Tunggu
Bolard
Telepon Umum

3.3.2. Kuesioner
Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan yang ditulis dengan topik yang
dicari dengan jawaban merupakan opini tertulis responden (Sommer dan Sommer,
1980). Kuesioner merupakan wawancara yang tertulis. Pada kuesioner dinilai lebih

hemat waktu daripada dengan cara wawancara, hal ini dikarenakan pada prosesnya
kuesioner dapat dicetak dan disebarkan kepada banyak responden, kemudian peneliti
dapat mengumpulkan kuesioner yang telah diisi tanpa perlu menanyai satu persatu
responden yang bersangkutan. Pertanyaan pada kuesioner penelitian ini diajukan untuk
memperoleh data kuantitatif yang diperlukan untuk analisa penelitian ini.
Pengambilan data melalui kuesioner ini dilakukan dilakukan pada rentang waktu
1 minggu, tepatnya dimulai hari Senin, 15 November 2015 hingga Minggu, 22
November 2015. Waktu pengambilan data adalah pada siang hari pukul 11.00 – 13.00
WIB dan sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.
Untuk pengambilan data perilaku berjalan kaki responden penelitian ini, peneliti
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dirujuk dari teori perilaku berjalan kaki oleh
Mohammadan (2010); Daamen dan Hoogendoorn (2003). Kemudian pertanyaan terkait
motivasi berjalan kaki merujuk dari LGC (2013).
Untuk memperoleh data persepsi responden penelitian ini, peneliti menggunakan
skala likert untuk responden menjawab pertanyaan pada kuesioner. Skala likert
32

Universitas Sumatera Utara

merupakan skala pengukuran yang umumnya digunakan untuk mengukur elemenelemen deskriptif berupa persepsi, sikap, pendapat seseorang atau kelompok terhadap

suatu fenomena (Silaen, S. dan Widiyono, 2013). Dalam kuesioner studi ini, responden
akan menilai suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan skala, yaitu:
a.

Skala 1 : Sangat Tidak Baik

b.

Skala 2 : Tidak Baik

c.

Skala 3 : Cukup

d.

Skala 4 : Baik

e.


Skala 5 : Sangat Baik

Data - data kuesioner yang diperoleh dari studi, akan dianalisa dengan analisa
interpretasi rata - rata skor, yaitu (Silaen, S. dan Widiyono, 2013):
a.

Pertama - tama, harus didapatkan terlebih dahulu skor rata - rata dari
persepsi responden terhadap prasarana dan sarana di kawasan Lapangan
Merdeka Medan dengan rumus, yaitu:

Skor Rata-Rata

=

Total Skor
Jumlah Responden

=

Skala Likert x Jumlah Responden yang Memilih

Jumlah Responden

b.

Kemudian, dicari interval skor rata - rata untuk mengetahui kategori
penilaian dari skor rata - rata yang telah didapatkan, dengan rumus,
yaitu:

Interval

=

Skala Likert Tertinggi – Skala Likert Terendah
Jumlah Likert

=

0,8

Interval = 0,8 berarti jarak intervalnya adalah sebesar 0,8 dari skala likert 1

hingga 5. Dengan demikian, nilai skor rata - rata yang telah didapatkan tersebut dapat
ditetapkan nilainya berdasarkan kriteria interval, yaitu :
33

Universitas Sumatera Utara

3.4.

a.

1,00 - 1,79 : sangat tidak baik.

b.

1,80 - 2,59 : tidak baik.

c.

2,60 - 3,39 : cukup baik.


d.

3,40 - 4,19 : baik.

e.

4,20 - 5,00 : sangat baik.

LOKASI PENELITIAN
Kawasan Penelitian adalah kawasan Lapangan Merdeka Medan yang berada di

pusat kota Medan. Radius kawasan penelitian adalah 500 meter dengan pusat radius
adalah Lapangan Merdeka Medan. Di dalam radius tersebut, yang menjadi lokasi
penelitian di kawasan ini adalah Lapangan Merdeka, Merdeka Walk, Jalan Ahmad
Yani, Jalan Raden Saleh, Jalan Balai Kota, Jalan Bukit Barisan, Jalan Stasiun, dan Jalan
Pulau Pinang.
Dalam penetapan jalur pejalan kaki yang menjadi objek observasi lapangan dan
lokasi penyebaran kuesioner, peneliti menentukan kriteria jalur pejalan kaki yang akan
diteliti berdasarkan tinjauan pustaka sebagai berikut:



Jalur pejalan kaki berada di sisi jalan, sesuai dengan ketentuan dari Republik
Indonesia (2014). Jalur pejalan kaki yang dimaksud terdapat di sisi Jalan Raden
Saleh, Jalan Balai Kota, Jalan Bukit Barisan, Jalan Stasiun, dan Jalan Pulau
Pinang. Sehingga dalam penelitian ini jalur pejalan kaki yang berada di
Lapangan Merdeka, Merdeka Walk, dan Jalan Ahmad Yani tidak termasuk
dalam objek penelitian. Hal ini disebabkan tiga lokasi tersebut tidak termasuk
bagian dari kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

34

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.1. Peta Kawasan Penelitian
Sumber: Google Earth, Diolah Ulang
3.5.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Menurut Sinulingga (2011), populasi adalah


keseluruhan anggota atau

kelompok yang merupakan objek penelitian yang dapat berbentuk fisik seperti manusia
secara keseluruhan, perusahaan, vegetasi, dan sebagainya, ataupun nonfisik seperti
perilaku, peristiwa, kepemimpinan dan sebagainya.
Populasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.

Jalur pejalan kaki
Populasi jalur pejalan kaki yang berada di kota Medan.

b.

Responden
Populasi responden yaitu seluruh pejalan kaki yang menggunakan jalur
pejalan kaki yang ada di kota Medan.

Jika pada populasi merupakan keseluruhan, maka sampel merupakan kelompok
yang lebih kecil yang dipilih untuk diuji (Sommer dan Sommer, 1980). Sampel
35


Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk menggeneralisasi populasi yang terpilih secara keseluruhan.
Pengambilan sumber data dalam menentukan responden penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel
responden berdasarkan pada responden yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan
kriteria alasan tertentu yang kuat untuk dipilih (Idrus, 2009). Responden yang diambil
dengan purposive sampling yaitu pejalan kaki yang sedang berada di kawasan Lapangan
Merdeka pada saat peneliti melakukan pengambilan data kuesioner.
Penelitian ini juga menggunakan teknik proportional sampling dimana
proportional sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan
pertimbangan jumlah masing-masing kelompok subyek (Idrus, 2009). Berhubung
Sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.

Jalur pejalan kaki
Sampel jalur pejalan kaki yang digunakan adalah jalur pejalan kaki yang
telah ditentukan berdasarkan kriteria yang mengacu dari tinjauan
pustaka.


b.

Responden
Untuk penelitian ini, sampel yang diambil dari responden adalah 100
responden pejalan kaki yang berada pada kawasan penelitian.

3.6.

VARIABEL PENELITIAN
Menurut Silaen S. dan Widiyono (2013), variabel merupakan segala sesuatu

dalam berbagai nilai, yaitu suatu fenomena yang dapat memperlihatkan sesuatu yang
dapat diobservasi dan diukur.  Berdasarkan tinjauan pustaka, maka variabel yang
dibutuhkan untuk analisa penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.3. Variabel Penelitian
No. Variabel

Indikator Penelitian


Metode

Jenis Kelamin
1.

Karakteristik

Usia

Responden

Pekerjaan
Moda Transportasi

 

36

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 3.3.
Rute perjalanan
Jarak perjalanan
Durasi perjalanan
2.

Perilaku pejalan kaki

Pola berjalan

Kuesioner

Pola penyeberangan
Pemilihan moda transportasi
Frekuensi berjalan kaki
Tujuan berjalan kaki

3.

Motivasi berjalan kaki

4.

Prasarana Pejalan Kaki

Faktor-faktor motivasi berjalan kaki

Kuesioner

Jalur Penyeberangan

Kuesioner

Jembatan Penyeberangan

Observasi

Jalur Pejalan Kaki
Drainase
Area Hijau
Lampu Penerangan
Tempat Duduk
5.

Sarana Pejalan Kaki

Pagar Pengaman

Kuesioner

Tempat Sampah

Observasi

Marka, Rambu, dan Papan Informasi
Halte Bus
Lapak Tunggu
Bolard
Telepon Umum
3.7.

METODE ANALISA DATA
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul baik dari data kualitatif dan data

kuantitatif, data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan metode analisa deskriptif.
a.

Data dikategorikan menjadi data eksisting prasarana dan sarana pejalan
kaki hasil pengamatan lapangan serta data karakteristik responden,
perilaku berjalan kaki responden, motivasi berjalan kaki responden serta
37

Universitas Sumatera Utara

persepsi responden dari hasil penyebaran kuesioner, kemudian data
disaring untuk dapat ditabulasikan.
b.

Setelah data hasil pengamatan prasarana dan sarana pejalan kaki disaring
dan dikategorikan, maka selanjutnya data tersebut dianalisa dengan
metode deskriptif sesuai data eksisting prasarana dan sarana pejalan kaki
di lapangan yang telah digambar ulang sesuai dengan hasil survei.
Berdasarkan hasil survei tersebut akan dilihat kondisi prasarana dan
sarana pejalan kaki yang terdapat di lokasi penelitian dan dideskripsikan
bagaimana keadaannya dilapangan.

c.

Lalu data tentang perilaku berjalan kaki, motivasi berjalan kaki dan
persepsi pejalan kaki mengenai prasarana dan sarana pejalan kaki yang
diperoleh melalui kuesioner akan disusun, ditabulasi dan disajikan dalam
bentuk diagram sesuai dengan distribusi frekuensi. Hasilnya akan
dianalisa dengan teknik analisis elaborasi yang juga disebut metode
tabulasi silang. Kemudian akan diinterpretasi dengan menggunakan
metode interpretasi secara terbatas. Peneliti hanya melakukan interpretasi
atas data dan hubungan yang ada dalam penelitian ini.

d.

Kesimpulan yang dihasilkan akan berupa deskripsi temuan-temuan yang
dihasilkan dari pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan.

e.

Produk akhir dari kesimpulan akan berupa saran yang dapat memberi
kontribusi dalam meningkatkan kualitas prasarana dan sarana jalur
pejalan kaki pada kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan.

38

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

GAMBARAN UMUM KAWASAN LAPANGAN MERDEKA

4.1.1. Tata Guna Lahan Kawasan Lapangan Merdeka

Gambar 4.1. Peta Kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan
Sumber: Olah Data
Tata guna lahan kawasan ini beragam dengan terdapat fungsi perhotelan,
komersial, perkantoran, gedung pemerintahan, pelayanan publik, ruang terbuka hijau,
dan landmark. Penempatan fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Kawasan ini didominasi dengan bangunan komersial. Kemudian banyaknya perkantoran
swasta dan negeri yang berada di kawasan ini. Di kawasan ini terdapat beberapa
bangunan penting yang membuat kawasan ini ramai.

39

Universitas Sumatera Utara

a.

Lapangan Merdeka

Gambar 4.2. Lapangan Merdeka
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Lapangan Merdeka berada di pusat Kota Medan dan merupakan salah satu
landmark. Lapangan ini difungsikan sebagai public space oleh masyarakat kota Medan.
Aktivitas yang sering dilakukan oleh pengguna lapangan ini adalah berolahraga,
rekreasi, kegiatan seni dan budaya, dan sebagainya. Lapangan Merdeka juga digunakan
sebagai tempat pelaksanaan acara-acara kenegaraan seperti Upacara Kemerdekaan
Republik Indonesia, Peringatan Hari Ulang Tahun Kota Medan.
b.

Merdeka Walk

Gambar 4.3. Merdeka Walk
Sumber: Dokumentasi Pribadi

40

Universitas Sumatera Utara

Merdeka Walk merupakan salah satu pusat jajanan/kuliner Kota Medan,
tepatnya berada di Jalan Balai Kota. Area ini adalah area komersial.
c.

Balai Kota Lama dan Grand Aston City Hall

Gambar 4.4. Balai Kota Lama dan Grand Aston City Hall
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Balai Kota Lama yang pada awalnya difungsikan sebagai gedung pemerintahan,
sekarang berubah fungsi menjadi restoran mewah serta menjadi bagian dari Grand
Aston City Hall yang merupakan area perhotelan.
d.

Bank Indonesia

Gambar 4.5. Bank Indonesia
Sumber: Dokumentasi Pribadi
41

Universitas Sumatera Utara

Bank Indonesia berada di Jalan Balai Kota yang merupakan pusat atau sentral
dari aktivitas perbankan yang ada di kota Medan
e.

Hotel Inna Dharma Deli

Gambar 4.6. Hotel Inna Dharma Deli
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Inna Dharma Deli adalah bangunan yang terdiri sekitar 10 lantai yang berada di
Jalan Balai Kota. Karena merupakan perhotelan, maka aktivitas pengguna yang ada di
area ini adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perhotelan seperti:
pengunjung yang sengaja menginap/bermalam di hotel ini walau hanya menghabiskan
waktu yang singkat, sebagai tempat pertemuan rekan bisnis, dan sebagainya.
f.

Kantor Pos Indonesia

Gambar 4.7. Kantor Pos Indonesia
Sumber: Dokumentasi Pribadi
42

Universitas Sumatera Utara

Kantor Pos Indonesia berada di persimpangan antara Jalan Balai Kota dan Jalan
Bukit Barisan. Kantor ini merupakan kantor pelayanan publik sebagai jasa pengiriman
barang, surat, uang atau yang lainnya.
g.

Stasiun Kereta Api

Gambar 4.8. Stasiun Kereta Api Medan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Stasiun Kereta Api merupakan unit pelayanan publik yang melayani jasa
keberangkatan pengunjung menuju Bandara Internasional Kuala Namu ataupun menuju
kota-kota lain di Sumatera Utara maupun sebagai tempat pemberhentian pengunjung
yang datang dari Bandara ataupun daerah-daerah yang lain.
h.

Bank Mandiri

Gambar 4.9. Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
43

Universitas Sumatera Utara

Bank Mandiri merupakan gedung perkantoran nasional yang melayani aktivitasaktivitas yang berhubungan langsung dengan perbankan. Bangunan yg berada di Jl.
Pulau Pinang ini merupakan Kantor Cabang Bank Mandiri Wilayah I Kota Medan.
i.

Bank Panin

Gambar 4.10. Bank Panin
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bank Panin berada di Jalan Pulau Pinang dimana merupakan perkantoran swasta
yang melayani segala aktivitas perbankan.
j.

Bank Of India

Gambar 4.11. Bank Of India
Sumber: Dokumentasi Pribadi

44

Universitas Sumatera Utara

Bank Of India berada di Jl. Pulau Pinang dimana merupakan perkantoran swasta
yang melayani segala aktivitas perbankan.
k.

London Sumatera

Gambar 4.12. London Sumatera (Lonsum)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
London Sumatera atau yang lebih dikenal Lonsum oleh masyarakat Kota Medan
merupakan perkantoran swasta yang bergerak di bidang perkebunan.
l.

Bank Mandiri

Gambar 4.13. Bank Mandiri
Sumber: Dokumentasi Pribadi

45

Universitas Sumatera Utara

Bank Mandiri merupakan gedung perkantoran nasional yang melayani aktivitasaktivitas yang berhubungan langsung dengan perbankan. Bangunan ini salah satunya
berada di Jalan Balai Kota.
m.

Bank Muamalat

Gambar 4.14. Bank Muamalat
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bank Muamalat merupakan gedung perkantoran swasta yang melayani aktivitasaktivitas yang berhubungan langsung dengan perbankan. Bangunan ini berada di Jalan
Balai Kota.
n.

Kantor Walikota Medan

Gambar 4.15. Kantor Walikota Medan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
46

Universitas Sumatera Utara

Kantor Walikota Medan yang berada di Jalan Raden Saleh merupakan gedung
pusat pemerintahan kota Medan yang menangani segala aktivitas pemerintahan yang
mencakup kota Medan seperti administrasi, perizinan dan sebagainya.
o.

Hotel Aryaduta

Gambar 4.16. Hotel Aryaduta
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Hotel Aryaduta berada di Jalan Raden Saleh, aktivitas pengguna yang ada di
area ini adalah aktivitas yang berhubungan dengan perhotelan seperti: pengunjung yang
menginap di hotel ini, sebagai tempat pertemuan rekan bisnis dan sebagainya. Hotel ini
juga digunakan sebagai tempat resepsi pernikahan atau yang lainnya.
p.

Grand Palladium Mall

Gambar 4.17. Grand Palladium Mall
Sumber: Dokumentasi Pribadi
47

Universitas Sumatera Utara

Grand Paladium merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota
Medan tepatnya berada di Jalan Raden Saleh.
q.

Gedung Pramuka

Gambar 4.18. Gedung Pramuka
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gedung Pramuka Kwartir Daerah ini gedung milik pemerintah kota Medan yang
berada di Lapangan Benteng, tepatnya di depan Grand Palladium Mall.
r.

Kantor DPRD Kota Medan

Gambar 4.19. Kantor DPRD Kota Medan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gedung Kantor DPRD Kota Medan merupakan gedung milik pemerintah kota
Medan. Aktivitas yang berhubungan dengan pemerintahan kota di gedung ini.
48

Universitas Sumatera Utara

s.

Showroom Toyota

Gambar 4.20. Showroom Toyota
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Showroom Toyota ini merupakan milik perusahaan swasta yang bergerak di
bidang otomotif, khususnya mobil pribadi.
t.

Pongs Home Center

Gambar 4.21. Pongs Home Centre
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bangunan ini merupakan bangunan tempat perbelanjaan barang-barang
rumahan. Perusahaan yang bergerak di bidang swasta ini terdapat beberapa pegawai
yang selalu berjalan kaki di kawasan ini

49

Universitas Sumatera Utara

u.

Gedung Telkomsel

Gambar 4.22. Graha Telkomsel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gedung Kantor Pusat Telkomsel merupakan gedung milik perusahaan
telekomunikasi yang terbesar di Indonesia.
v.

Bank BRI

Gambar 4.23. Bank BRI
Sumber: Dokumentasi Pribadi
 

Salah satu perkantoran yang ada di Jalan Balai Kota adalah Bank BRI. Bank
BRI merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia.

50

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Jalur Pejalan Kaki pada Kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan

Gambar 4.24. Peta Eksisting Jalur Pejalan Kaki pada Kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan
Sumber: Olah Data

51

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.24. merupakan hasil pengamatan dan survei jaringan jalur pejalan
kaki di kawasan Lapangan Merdeka Medan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
bahwa secara keseluruhan panjang jalur pejalan kaki di kawasan penelitian adalah
±2.018 meter. Rincian panjang jaringan jalur pejalan kaki pada masing-masing ruas
jalan dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut:
Tabel 4.1. Panjang Jaringan Jalur Pejalan Kaki pada Ruas Jalan
Sumber: Olah Data
Nama Ruas Jalan

Panjang Jaringan Jalur
Pejalan Kaki (Meter)

Jalan Raden Saleh

±409 m

Jalan Balai Kota

±517 m

Jalan Bukit Barisan

±333 m

Jalan Stasiun

±501 m

Jalan Pulau Pinang

±258 m

Total Panjang Jalur Pejalan Kaki

±2.018 m

Panjang jaringan jalur pejalan kaki yang diukur merupakan jaringan jalur pejalan
kaki yang ada dan terlihat keberadaannya secara jelas. Untuk melihat kondisi jalur
pejalan kaki pada masing-masing jalan dapat dilihat pada poin a ,b, c, d, dan e di bawah
ini.

52

Universitas Sumatera Utara

a.

Jalur Pejalan Kaki di Jalan Raden Saleh

Gambar 4.25. Kondisi Jalur Pejalan Kaki di Jalan Raden Saleh
Sumber: Olah Data
53

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, ditemukan bahwa lebar Jalan
Raden Saleh adalah berkisar 13 hingga 16 meter. Arus kendaraan yang melalui jalan ini
adalah arus searah dengan arah menuju Lapangan Merdeka. Untuk lebar jalur pejalan
kaki di jalan ini sendiri memiliki lebar variatif dengan kisaran antara 1,5 hingga 2,8
meter. Panjang total jaringan jalur pejalan kaki di Jalan Raden Saleh ini adalah 409
meter.
Selain itu, untuk melihat kelengkapan prasarana dan sarana jalur pejalan kaki di
Jalan Raden Saleh dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki di Jalan Raden Saleh
Sumber: Olah Data
PRASARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur
Penyeberangan
Zebra



2

Jembatan
Penyeberangan

X

SARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur Pejalan Kaki



7

Tempat Sampah

X

2

Drainase



8

Halte

X

3

Area Hijau



9

Marka,
Rambu,
Papan Informasi



4

Lampu
Penerangan



10

Lapak Tunggu

X

5

Tempat Duduk

X

11

Bolard

X

6

Pagar Pengaman

X

12

Telepon Umum

X

Keterangan:

: ada
X
: tidak ada

54

Universitas Sumatera Utara

b.

Jalur Pejalan Kaki di Jalan Balai Kota

Gambar 4.26. Kondisi Jalur Pejalan Kaki di Jalan Balai Kota
Sumber: Olah Data
55

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, ditemukan bahwa lebar Jalan
Balai Kota adalah berkisar 16 hingga 19 meter. Arus kendaraan yang melalui jalan ini
adalah arus searah dengan arah menuju Jalan Putri Hijau. Untuk lebar jalur pejalan kaki
di jalan ini sendiri memiliki lebar variatif dengan kisaran antara 1,5 hingga 3,5 meter.
Panjang total jaringan jalur pejalan kaki di Jalan Balai Kota ini adalah 517 meter.
Selain itu, untuk melihat kelengkapan prasarana dan sarana jalur pejalan kaki di
Jalan Balai Kota dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki di Jalan Balai Kota
Sumber: Olah Data
PRASARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur
Penyeberangan
Zebra



2

Jembatan
Penyeberangan



SARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur Pejalan Kaki



7

Tempat Sampah



2

Drainase



8

Halte



3

Area Hijau



9

Marka,
Rambu,
Papan Informasi



4

Lampu
Penerangan



10

Lapak Tunggu

X

5

Tempat Duduk

X

11

Bolard



6

Pagar Pengaman

X

12

Telepon Umum

X

Keterangan:

: ada
X
: tidak ada

56

Universitas Sumatera Utara

c.

Jalur Pejalan Kaki di Jalan Bukit Barisan

Gambar 4.27. Kondisi Jalur Pejalan Kaki di Jalan Bukit Barisan
Sumber: Olah Data
57

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, ditemukan bahwa lebar Jalan
Bukit Barisan adalah berkisar 19 meter. Arus kendaraan yang melalui jalan ini adalah
arus searah dengan arah menuju Jalan Stasiun. Untuk lebar jalur pejalan kaki di jalan ini
sendiri memiliki lebar dengan kisaran 1,5 meter. Panjang total jaringan jalur pejalan
kaki di Jalan Balai Kota ini adalah 333 meter.
Selain itu, untuk melihat kelengkapan prasarana dan sarana jalur pejalan kaki di
Jalan Bukit Barisan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki di Jalan Bukit Barisan
Sumber: Olah Data
PRASARANA
No

Fasilitas

1

Jalur
Penyeberangan
Zebra

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

2

Jembatan
Penyeberangan

X

SARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur Pejalan Kaki



7

Tempat Sampah

X

2

Drainase



8

Halte

X

3

Area Hijau



9

Marka,
Rambu,
Papan Informasi

X

4

Lampu
Penerangan



10

Lapak Tunggu

X

5

Tempat Duduk

X

11

Bolard

X

6

Pagar Pengaman

X

12

Telepon Umum

X

Keterangan:

: ada
X
: tidak ada

58

Universitas Sumatera Utara

d.

Jalur Pejalan Kaki di Jalan Stasiun

Gambar 4.28. Kondisi Jalur Pejalan Kaki di Jalan Stasiun
Sumber: Olah Data
59

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, ditemukan bahwa lebar Jalan
Stasiun adalah berkisar 11,5 hingga 24,5 meter. Arus kendaraan yang melalui jalan ini
adalah arus searah. Untuk lebar jalur pejalan kaki di jalan ini sendiri memiliki lebar
variatif dengan kisaran antara 1,5 hingga 2 meter. Panjang total jaringan jalur pejalan
kaki di Jalan Stasiun ini adalah 501 meter.
Selain itu, untuk melihat kelengkapan prasarana dan sarana jalur pejalan kaki di
Jalan Stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki di Jalan Stasiun
Sumber: Olah Data
PRASARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur
Penyeberangan
Zebra



2

Jembatan
Penyeberangan

X

SARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur Pejalan Kaki



7

Tempat Sampah

X

2

Drainase



8

Halte

X

3

Area Hijau



9

Marka,
Rambu,
Papan Informasi



4

Lampu
Penerangan



10

Lapak Tunggu

X

5

Tempat Duduk

X

11

Bolard

X

6

Pagar Pengaman

X

12

Telepon Umum

X

Keterangan:

: ada
X
: tidak ada

60

Universitas Sumatera Utara

e.

Jalur Pejalan Kaki di Jalan Pulau Pinang

Gambar 4.29. Kondisi Jalur Pejalan Kaki di Jalan Pulau Pinang
Sumber: Olah Data
61

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, ditemukan bahwa lebar Jalan
Pulau Pinang adalah berkisar 22 hingga 26 meter. Arus kendaraan yang melalui jalan ini
adalah arus searah dengan arah menuju Jalan Balai Kota. Untuk lebar jalur pejalan kaki
di jalan ini sendiri memiliki lebar variatif dengan kisaran antara 1,5 hingga 2,5 meter.
Panjang total jaringan jalur pejalan kaki di Jalan Pulau Pinang ini adalah 258 meter.
Selain itu, untuk melihat kelengkapan prasarana dan sarana jalur pejalan kaki di
Jalan Pulau Pinang dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini.
Tabel 4.6. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki di Jalan Pulau Pinang
Sumber: Olah Data
PRASARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur
Penyeberangan
Zebra



2

Jembatan
Penyeberangan

X

SARANA
No

Fasilitas

Ada/
Tidak

No

Fasilitas

Ada/
Tidak

1

Jalur Pejalan Kaki



7

Tempat Sampah

X

2

Drainase



8

Halte

X

3

Area Hijau



9

Marka,
Rambu,
Papan Informasi

X

4

Lampu
Penerangan



10

Lapak Tunggu

X

5

Tempat Duduk

X

11

Bolard

X

6

Pagar Pengaman

X

12

Telepon Umum

X

Keterangan:

: ada
X
: tidak ada

62

Universitas Sumatera Utara

4.2.

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui penyebaran

kuesioner. Daftar pertanyaan pada kuesioner dapat dilihat melalui Lampiran 1. Yang
dilampirkan pada bagian akhir penelitian ini. Penyebaran kuesioner berada di kawasan
Lapangan Merdeka kota Medan. Penyebaran dilakukan di ruas jalan yang memiliki jalur
pejalan kaki. Jalan-jalan tersebut adalah Jalan Raden Saleh, Jalan Balai Kota, Jalan
Bukit Barisan, Jalan Stasiun, dan Jalan Pulau Pinang.
Penyebaran kuesioner dimulai dari hari Senin, 15 November 2015 hingga
Minggu, 22 November 2015. Waktu pengambilan data melalui kuesioner ini dibagi
menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah pukul 11.00-13.00 WIB dan sesi kedua adalah
pukul 16.00-18.00 WIB. Responden pada penelitian ini berjumlah 100 orang pejalan
kaki yang berada pada kawasan Lapangan Merdeka Medan. Dari 100 kuesioner yang
disebar dan diisi oleh responden, pembagian jumlah pengisi kuesioner berdasarkan
lokasi penyebarannya dapat dilihat melalui Tabel 4.6. berikut:
Tabel 4.7. Jumlah Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner
Sumber: Olah Data
Lokasi Penyebaran
Jalan Raden Saleh
Jalan Balai Kota
Jalan Bukit Barisan
Jalan Stasiun
Jalan Pulau Pinang
Total

Jumlah Responden
23 Responden
36 Responden
9 Responden
25 Responden
7 Responden
100 Responden

Tabel 4.6. menunjukkan bahwa dari lima ruas jalan ada tiga ruas jalan yang
memiliki konsentrasi pejalan kaki yang cukup tinggi. Di Jalan Raden Saleh terdapat 23
responden yang mengisi kuesioner. Di Jalan Balai Kota terdapat 36 responden yang
mengisi kuesioner. Di Jalan Stasiun terdapat 25 responden yang mengisi kuesioner.
Sisanya di Jalan Bukit Barisan dan Jalan Pulau Pinang masing-masing terdapat 9 dan 7
responden yang mengisi kuesioner.

63

Universitas Sumatera Utara

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.30. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Olah Data
Gambar 4.30. menunjukkan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang
diperoleh dari kuesioner pada penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, terdapat 58
responden laki-laki dan 42 responden perempuan.
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambar 4.31. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Olah Data
64

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.30. menunjukkan jumlah responden berdasarkan usia yang diperoleh
dari kuesioner pada penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, jumlah pejalan kaki di
kawasan Lapangan Merdeka Medan didominasi oleh responden dengan rentang usia 1726 tahun, yaitu sebanyak 48 responden. Kemudian diikuti dengan 18 responden dengan
rentang usia 27-36 tahun, 17 responden dengan usia dibawah 17 tahun, 12 responden
dengan rentang usia 37-46 tahun dan sisanya adalah responden berusia di atas 46 tahun
berjumlah 5 responden.
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.32. Perbandingan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Olah Data
Gambar 4.32. menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang
diperoleh dari kuesioner pada penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, jumlah pejalan
kaki di kawasan Lapangan Merdeka Medan didominasi oleh responden yang bekerja
sebagai pegawai swasta dan negeri. Dengan lebih dari 50% dari total responden (total
59 responden) merupakan responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta, pegawai
negeri, dan BUMN. Responden yang berupa pelajar atau mahasiswa berjumlah 19
responden. Sisanya, yaitu responden yang berwiraswasta dan bekerja di bidang lainnya
berjumlah masing-masing 12 dan 10 responden.

65

Universitas Sumatera Utara

4.2.4. Frekuensi Berjalan Kaki

Gambar 4.33. Frekuensi Berjalan Kaki Responden
Sumber: Olah Data
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, frekuensi responden berjalan kaki
di kawasan ini cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.33. bahwa frekuensi
responden yang berjalan kaki 5-6 kali seminggu sangat dominan (58 responden) pada
kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan. Responden yang berjalan kaki 3-4 kali
seminggu di kawasan ini berjumlah 23 responden. Responden yang berjalan kaki setiap
hari berjumlah 10 responden dan responden yang berjalan kaki 1-2 kali seminggu
sebanyak 4 responden. 5 responden memilih menjawab lainnya tanpa penjelasan.
4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi
Pemilihan moda transportasi oleh responden pejalan kaki pada kawasan
Lapangan Merdeka di Kota Medan diperlukan untuk melihat karakteristik transportasi
yang digunakan pejalan kaki yang ada di kawasan ini. Hasil pengolahan data kuesioner
terkait pemilihan moda transportasi dapat dilihat pada Gambar 4.34.

66

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.34. Karakteristik Pemilihan Moda Transportasi oleh Responden
Sumber: Olah Data
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data, responden yang
menggunakan moda transportasi publik dan nonpublik memiliki perbedaan yang cukup
besar di kawasan ini. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.34. bahwa di kawasan ini
responden yang menggunakan moda transportasi nonpublik berjumlah 57 responden.
Sisanya, 43 responden, menggunakan moda transportasi publik. Dapat disimpulkan
bahwa pejalan kaki lebih banyak menggunakan transportasi nonpublik di kawasan ini.
Selain itu, hal ini menunjukkan kecenderungan adanya minat pengguna transportasi
nonpublik untuk berjalan kaki di kawasan ini.
Dari hasil pengumpulan data terkait pemilihan moda transportasi, moda
transportasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu moda transportasi nonpublik dan moda
transportasi publik.
a.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi Nonpublik
Pada moda transportasi nonpublik terdapat 5 jenis kendaraan yang dipilih

sebagai indikasi pemilihan moda transportasi nonpublik. Kendaraan tersebut adalah
sepeda motor, mobil pribadi, mobil dinas, sepeda, dan lainnya. Hasil temuan dapat
dilihat pada Gambar 4.35.

67

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.35. Karakteristik Pemilihan Moda Transportasi Nonpublik oleh Responden
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.35. sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak di
digunakan responden sebagai moda transportasi nonpublik, yaitu sebanyak 37
responden (64,9%). Pengguna mobil pribadi terdapat sebanyak 16 responden (28,1%).
Tidak ada pengguna sepeda di kawasan ini. Sehingga sisanya 2 responden masingmasing merupakan pengguna mobil dinas dan jenis kendaraan lainnya (3,5%).
b.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi Publik
Pada moda transportasi publik terdapat 4 jenis kendaraan yang dipilih sebagai

indikasi pemilihan moda transportasi publik. Kendaraan tersebut adalah angkutan kota
(angkot), bus, becak, dan taksi. Hasil temuan dapat dilihat pada Gambar 4.36

68

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.36. Karakteristik Pemilihan Moda Transportasi Publik oleh Responden
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.36. angkutan kota (angkot) merupakan kendaraan yang paling
banyak digunakan responden sebagai moda transportasi publik, yaitu sebanyak 28
responden. Pengguna becak terdapat sebanyak 11 responden. Ada satu pengguna bus di
kawasan ini. Sehingga sisa 3 responden terbagi taksi.
4.3.

PERILAKU BERJALAN KAKI
Pejalan kaki memiliki karakteristik berdasarkan perilaku berjalannya. Untuk

melihat karakteristik tersebut salah satu caranya adalah dengan mendata dan mengukur
perilaku berjalan kaki. Hal ini dapat dilakukan menurut Daamen dan Hoogendoorn
(2003); Mohammaddan (2010) dengan cara mendata dan mengukur jarak berjalan,
durasi berjalan, pola berjalan kaki, pola penyeberangan, frekuensi berjalan kaki, dan
pola rombongan. Hasil pengolahan data perilaku berjalan kaki akan dianalisa dengan
menghubungkan data tersebut dengan karakteristik responden dan kondisi eksisting
sarana dan prasarana pejalan kaki yang telah diperoleh dan diolah.
4.3.1. Jarak Berjalan Kaki
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengolahan data terkait rute
berjalan kaki responden di kawasan Lapangan Merdeka, ditemukan bahwa jarak ratarata responden berjalan kaki di kawasan ini adalah 441 meter. Hasil ini diperoleh
69

Universitas Sumatera Utara

dengan merata-ratakan jarak rute yang ditempuh oleh 100 responden. Pengukuran rute
menghasilkan interval jarak berjalan kaki responden pada kawasan Lapangan Merdeka
di Kota Medan antara 100 hingga 850 meter. Untuk melihat hasil pengukuran secara
keseluruhan, dapat dilihat pada Lampiran 2.
Hasil pengukuran jarak rute perjalanan responden di kawasan Lapangan
Merdeka Medan ini dapat dilihat melalui Gambar 4.37.

Gambar 4.37. Jarak Berjalan Kaki yang Ditempuh Responden
Sumber: Olah Data
Gambar 4.37. menunjukkan kecenderungan bahwa secara keseluruhan jarak
berjalan kaki yang paling banyak ditempuh oleh responden berada pada jangkauan jarak
pendek. 14 responden berjalan kaki pada rute berjalan kaki dengan rentang jarak 100
hingga 250 meter. Kemudian 44 responden berjalan kaki dengan rentang jarak 300
hingga 450 meter. 27 responden berjalan kaki dengan rentang jarak 500 hingga 650
meter. Terakhir, 15 responden berjalan kaki dengan rentang jarak 700 hingga 850 meter.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pejalan kaki di kawasan ini sesuai dengan
pendapat Barton, Grant, dan Guise (2003) berkaitan jarak berjalan kaki, bahwa ambang
batas yang dapat diterima untuk berjalan adalah 400 meter.
Jarak berjalan kaki yang ditempuh oleh responden tidak terlepas dari faktorfaktor yang terlibat di dalamnya. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk melihat
bagaimana kecenderungan yang menyebabkan jarak berjalan kaki setiap responden
70

Universitas Sumatera Utara

berbeda-beda. Untuk menemukan temuan lebih lanjut, maka berikut ini adalah
pembahasan terkait pengaruh beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pemilihan moda transportasi, dan frekuensi berjalan kaki oleh responden terhadap jarak
berjalan kaki pada kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan.
a.

Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.38. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Olah Data
Gambar 4.38. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan jenis kelamin. Temuan yang dihasilkan menunjukkan responden
perempuan berjalan kaki lebih jauh daripada responden laki-laki pada kawasan
Lapangan Merdeka di Kota Medan. Jarak rata-rata yang ditempuh oleh 42 responden
perempuan untuk berjalan kaki di kawasan ini adalah 450 meter, sedangkan jarak ratarata 58 responden laki-laki untuk berjalan kaki adalah 434.5 meter. Jarak berjalan yang
ditempuh perempuan juga berada di atas jarak rata-rata keseluruhan yang ditempuh oleh
seluruh responden yaitu 441 meter.
Walaupun jarak berjalan kaki yang ditempuh responden perempuan lebih jauh
daripada laki-laki, pada Tabel 4.7. di subbab 4.2.2. di penelitian ini akan dibahas
bagaimana durasi tempuh responden perempuan dan laki-laki berjalan kaki di kawasan
ini.
71

Universitas Sumatera Utara

b.

Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Usia

Gambar 4.39. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Usia
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.39. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan usia. Terdapat dua kelompok usia yang berjalan di atas jarak tempuh di atas
rata-rata keseluruhan (441 meter), yaitu kelompok usia 17-26 tahun dan kelompok usia
27-36 tahun. Jarak yang ditempuh oleh kelompok usia 17-26 tahun yang berjumlah 48
responden adalah rata-rata 484,5 meter. Jarak yang ditempuh kelompok usia 27-36
tahun yang berjumlah 18 responden adalah rata-rata 484,4 meter.
Sedangkan responden 17 tahun ke bawah berjalan kaki dengan rata-rata 438,2
meter. Hasil ini diperoleh dari 17 responden dengan rentang usia ini. Hal ini
menunjukkan kecenderungan pada rentang usia ini, responden berpotensi untuk berjalan
kaki pada usia muda di kawasan ini.
Dari hasil pengolahan data juga dapat disimpulkan bahwa pada usia di atas 37
tahun, jarak berjalan kaki menurun secara drastis. Pada kelompok usia 37-46 tahun,
responden di kawasan ini hanya berjalan kaki sejauh 266,7 meter. Kemudian
peningkatan terjadi pada kelompok usia 46 tahun ke atas dimana responden berjalan
kaki rata-rata sejauh 340 meter.
Dari pemaparan di atas, jarak berjalan kaki di kawasan ini dipengaruhi oleh usia.
Hal ini ditunjukkan dari peningkatan usia pada responden di kawasan ini membuat
72

Universitas Sumatera Utara

kemampuan berjalan kaki menjadi berkurang. Jarak tempuh rata-rata (484,4 meter)
yang ditempuh pada kawasan ini dicapai oleh responden dengan rentang usia produktif,
yaitu 17-26 tahun. Pada rentang usia 27 hingga 36 tahun responden masih mampu untuk
menempuh jarak rata-rata yang cukup jauh. Setelah melewati rentang usia tersebut
terdapat kecenderungan menurunnya jarak berjalan kaki yang ditempuh oleh responden.
Selain itu, penurunan jarak tempuh juga diiringi oleh menurunnya responden
yang berjalan kaki karena faktor usia tersebut. Hal ini dapat dilihat juga pada Gambar
4.39. bahwa pejalan kaki berjalan kaki dengan grafik yang segaris dengan faktor usia.
Puncak kemampuan berjalan kaki terletak pada usia 17-26 tahun yang berjumlah 48
resoonden. Setelah rentang usia tersebut terjadi penurunan, dengan rincian 18 responden
dengan rentang usia 27-36 tahun, 12 responden dengan rentang usia 37-46 tahun dan 5
responden 46 tahun ke atas.
c.

Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.40. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.40. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan pekerjaan. Terdapat satu kelompok pekerjaan yang berjalan di atas jarak
tempuh di atas rata-rata keseluruhan (441 meter), yaitu kelompok pegawai swasta. Jarak

73

Universitas Sumatera Utara

yang terjauh ditempuh oleh pegawai swasta, yaitu menempuh jarak sejauh 578.1 meter
dan jarak terendah ditempuh BUMN, yaitu sejauh 100 meter.
d.

Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Frekuensi Berjalan Kaki

Gambar 4.41. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Frekuensi Berjalan Kaki
Sumber: Olah Data
Gambar 4.41. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan frekuensi berjalan kaki. Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan
bahwa dari 5 frekuensi yang berjalan kaki, 4 frekuensi berjalan kaki di atas rata-rata
(441 meter). Dari keempat frekuensi tersebut, frekuensi berjalan kaki lainnya berjalan
kaki paling jauh, yaitu rata-rata 510 meter. Kemudian diikuti dengan frekuensi 1-2 kali
seminggu yang berjalan kaki sejauh rata-rata 475 meter. Dari kedua frekuensi tersebut
ditemukan bahwa adanya kecenderungan untuk jarak yang lebih jauh, jumlah pejalan
kaki lebih sedikit dan lebih jarang berjalan kaki di kawasan ini. Hal ini dapat dilihat
kembali melalui Gambar 4.41 dimana pejalan kaki yang berjalan 1-2 kali seminggu dan
lainnya berjumlah 4 dan 5 responden. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
pejalan kaki yang jarang berjalan kaki di kawasan ini lebih mampu berjalan kaki lebih
jauh daripada frekuensi lainnya.
Pada frekuensi berjalan kaki 3-4 kali seminggu dan 5-6 kali seminggu yang
dilakukan oleh 23 responden dan 58 responden, jarak berjalan kaki yang ditempuh
74

Universitas Sumatera Utara

hampir sama yaitu 445,6 meter dan 445,7 meter. Dengan melihat temuan tersebut
disimpulkan bahwa pejalan kaki dengan frekuensi berjalan kaki yang cukup tinggi
memiliki kecenderungan berjalan kaki dengan jarak relatif dekat. Bahkan kedua jarak
tersebut hampir menyamai jarak rata-rata yang ditempuh seluruh responden yaitu 441
meter.
Dan pejalan kaki yang berjalan kaki setiap hari, menempuh jarak rata-rata 375
meter untuk menuju tujuannya. Jarak rata-rata ini merupakan yang terendah yang
ditempuh oleh responden. Responden yang berjalan kaki setiap hari dapat disimpulkan
memiliki kemampuan berjalan kaki setiap hari di kawasan ini disebabkan jarak tempuh
yang lebih dekat. Sehingga tidak memengaruhi keinginan berjalan kaki di kawasan ini.
Dari frekuensi berjalan kaki di kawasan ini dapat disimpulkan bahwa pejalan
kaki dengan jarak yang jauh berjalan kaki dengan frekuensi yang jarang. Kemudian
pejalan kaki yang paling sering berjalan kaki menempuh jarak yang lebih pendek di
antara frekuensi lainnya. Dan untuk pejalan kaki yang rutin berjalan kaki seperti 3-4
kali dan 5-6 kali seminggu cenderung mendekati rata-rata jarak berjalan kaki di
kawasan ini yaitu 441 meter.
e.

Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi

Gambar 4.42. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Pemilihan Moda Transportasi
Sumber: Olah Data

75

Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 4.42. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan pemilihan moda transportasi. 57 Responden pengguna transportasi
nonpublik berjalan kaki dengan jarak yang lebih pendek daripada 43 responden
pengguna transportasi publik. Responden pengguna transportasi publik berjalan kaki
menempuh jarak rata-rata 479,1 meter dibandingkan responden pengguna transportasi
nonpublik yang berjalan kaki dengan jarak tempuh rata-rata 412,3 meter. Untuk
mengetahui jarak berjalan kaki berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan, dapat
dilihat pada Gambar 4.43 dan 4.44.

Gambar 4.43. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Responden Moda Transportasi
Nonpublik
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.43. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan pemilihan moda transportasi nonpublik. Pengguna kendaraan jenis lainnya
berjalan kaki dengan jarak lebih jauh di kawasan ini, yaitu sejauh 525 meter. Akan
tetapi, hasil ini diperoleh dari pengukuran terhadap 2 responden pengguna kendaraan
jenis lainnya. Pengguna sepeda motor berjalan kaki di atas rata-rata keseluruhan, yaitu
rata-rata sejauh 448,6 meter dari 37 responden pengguna sepeda motor. Hal ini
menunjukkan adanya kecenderungan pengguna sepeda motor masih berminat untuk
berjalan kaki di kawasan ini. Sedangkan pengguna mobil pribadi berjalan berjalan kaki

76

Universitas Sumatera Utara

dengan jarak tempuh rata-rata 353,1 meter dari 16 responden. Sisanya, pengguna mobil
dinas, berjalan kaki pada jarak yang sangat pendek yaitu 100 meter.

Gambar 4.44. Jarak Berjalan Kaki Berdasarkan Responden Moda Transportasi Publik
Sumber: Olah Data
Pada Gambar 4.44. menunjukkan jarak berjalan kaki yang ditempuh responden
berdasarkan pemilihan moda transportasi publik. Pengguna taksi berjalan kaki dengan
jarak paling jauh di kawasan ini, yaitu sejauh 550 meter. Sama halnya dengan pengguna
bus, responden pengguna bus berjalan berjalan kaki dengan jarak tempuh di atas ratarata yaitu 531,8 meter. Akan tetapi, kedua jarak tersebut diperoleh dari jumlah
responden yang sangat minim. Pengguna taksi berjumlah 3 responden, sedangkan
pengguna bus hanya terdapat 1 responden. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
responden yang berjalan lebih jauh jumlahnya lebih sedikit.
Pengguna angkot berjalan kaki di atas rata-rata keseluruhan, yaitu rata-rata
sejauh 453,6 meter dari 28 responden pengguna angkot. Sisanya, pengguna becak,
berjalan kaki pada jarak yang paling pendek di kawasan ini yaitu 400 meter.

77

Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Durasi Berjalan Kaki

Gambar 4.45. Rata-Rata Jarak Berjalan kaki Berdasarkan Durasi Berjalan Kaki
Responden
Sumber: Olah Data
Durasi berjalan kaki berkaitan dengan jarak yang ditempuh oleh responden.
Semakin jauh berjalan kaki, maka durasi berjalan akan semakin lama. Berdasarkan
Barton, Grant dan Guise (2003), rata-rata pejalan kaki menempuh jarak 400 meter
kurang lebih 5 menit, sedangkan pada kawasan Lapangan Merdeka di kota Medan, 22
responden rata-rata berjalan kaki 238.6 meter dengan waktu tempuh 5 menit ke bawah.
49 responden di kawasan ini berjalan kaki dengan rentang waktu 5 hingga 10 menit
untuk menempuh rute sejauh 407.1 meter. 14 responden berjalan kaki dengan rentang
waktu 5 menit menempuh rute sejauh 589.3 meter. Kemudian untuk mencapai rute
sejauh 700 meter, 14 responden berjalan kaki dengan rentang waktu 16 hingga 20
menit. Terakhir, hanya terdapat 1 responden yang berjalan kaki dengan waktu tempuh
di atas 20 menit sejauh 850 meter.
Durasi tempuh responden dalam berjalan kaki dipengaruhi beberapa faktor. Hal
ini berkaitan adanya perbedaan aspek yang menentukan perbedaan durasi berjalan kaki
oleh responden. Untuk menemukan temuan lebih lanjut, maka berikut ini adalah
pembahasan terkait pengaruh beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,

78

Universitas Sumatera Utara

pemilihan moda transportasi, dan frekuensi berjalan kaki oleh responden terhadap
durasi berjalan kaki pada kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan.
a.

Durasi Berjalan Kaki Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk melihat bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap durasi berjalan kaki,

dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut ini.
Tabel 4.8. Durasi Berjalan Kaki Berdasarkan Jenis Kelamin

1
20 Menit
Total Responden

14
26
8
9
1

210,7
409,6
581,2
677,8
850
58

8
23
6
5
-

Rata-rata (meter)

Perempuan

Durasi

Laki-laki

No

Rata-rata (meter)

Sumber: Olah Data

287,5
404,4
600
740
42

Tabel 4.8. menunjukkan bagaimana hubungan jenis kelamin responden terhadap
durasi berjalan kaki. Pada Tabel 4.8. ditemukan bahwa mayoritas pejalan kaki berjalan
kaki pada rentang waktu 5 hingga 10 menit. Pada responden laki-laki, dari 58
responden, 44,8% (26 responden) berjalan kaki pada rentang waktu ini. Sedangkan pada
responden perempuan, dari 42 responden, 54,8% (23 responden) berjalan kaki pada
rentang waktu ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak
berjalan kaki pada rentang waktu ini. Rata-rata jarak tempuh yang dilalui oleh
responden perempuan pada rentang waktu ini lebih pendek daripada responden lakilaki, yaitu 404,4 meter berbanding 409,6 meter.
Selain itu, untuk rentang waktu lainnya, 24,1% responden laki-laki berjalan kaki
pada rentang waktu di bawah 5 menit. Sedangkan pada responden perempuan, terdapat
19% responden perempuan berjalan kaki pada rentang waktu ini. Hal ini menunjukkan
bahwa responden laki-laki lebih banyak berjalan kaki pada rentang waktu ini. Rata-rata
79

Universitas Sumatera Utara

jarak tempuh yang dilalui oleh responden perempuan pada rentang waktu ini lebih
panjang daripada responden laki-laki, yaitu 287,5 meter berbanding 210,7 meter.
13,8% responden laki-laki berjalan kaki pada rentang waktu 11 hingga 15 menit.
Sedangkan pada responden perempuan, terdapat 14,3% responden perempuan berjalan
kaki pada rentang waktu ini. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak
berjalan kaki pada rentang waktu ini. Rata-rata jarak tempuh yang dilalui oleh
responden perempuan pada rentang waktu ini lebih panjang daripada responden lakilaki, yaitu 600 meter berbanding 581,2 meter.
15,5% responden laki-laki berjalan kaki pada rentang waktu 16 hingga 20 menit.
Sedangkan pada responden perempuan, terdapat 11,9% responden perempuan berjalan
kaki pada rentang waktu ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih
banyak berjalan kaki pada rentang waktu ini. Akan tetapi, rata-rata jarak tempuh yang
dilalui oleh responden perempuan pada rentang waktu ini lebih panjang daripada
responden laki-laki, yaitu 740 meter berbanding 677,8 meter. Sisanya, untuk responden
yang berjalan kaki di atas 20 menit hanya dilakukan oleh 1 responden laki-laki (1,7%)
dengan menempuh jarak 850 meter.
Hasil pembahasan di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden laki-laki
dan perempuan berjalan kaki pada rentang waktu 5 hingga 10 menit. Hal ini
memberikan gambaran bahwa karakteristik perjalanan responden masih singkat dalam
hal waktu tempuh. Selain itu, dari kelima rentang waktu tersebut, responden perempuan
berjalan kaki lebih jauh pada tiga rentang waktu, berbanding responden laki-laki yang
berjalan kaki lebih jauh pada dua rentang waktu. Hal ini berbanding lurus dengan
temuan bahwa rata-rata jarak tempuh responden perempuan dalam berjalan kaki lebih
jauh daripada responden laki-laki (lihat pembahasan subbab 4.2.1. Jarak Berjalan Kaki).
Rata-rata jarak tempuh responden perempuan lebih jauh daripada responden
laki-laki pada rentang waktu di atas 11 menit. Dengan ini menunjukkan semakin jauh
perjalanan yang akan ditempuh oleh responden perempuan, maka kecepatan berjalan
kaki responden perempuan akan semakin meningkat. Sedangkan untuk jarak tempuh
yang dekat membuat responden perempuan berjalan lebih santai. Hal ini juga dapat
dilihat pada responden laki-laki, dimana kecepatan berjalan kaki responden laki-laki
lebih rendah daripada laki-laki. Temuan ini menunjukkan adanya bantahan terhadap

80

Universitas Sumatera Utara

Patricia (2010) yang mengatakan bahwa rata-rata laki-laki berjalan kaki dengan
kecepatan yang lebih besar daripada perempuan.
b.

Durasi Berjalan Kaki Berdasarkan Usia
Untuk melihat bagaimana pengaruh usia terhadap durasi berjalan kaki, dapat

dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini.
Tabel 4.9. Durasi Berjalan Kaki Berdasarkan Usia

311,1
415,2
612,5
750
48

2
10
1
5
-

275
395
700
660
-

6
4
2
-

175
337
400
-

3
1
1

18

12

Rata-rata (meter)

46 tahun ke atas

Rata-rata (meter)

17-26 tahun
9
23
8
8
-

Rata-rata (meter)

250
425
616,7
17

37-46 tahun

2
12
3
-

Rata-rata (meter)

20 Menit
Total responden

27-36 tahun

1
2
3
4
5

Durasi

Rata-rata (meter)

No

17 tahun ke bawah

Sumber: Olah Data

116,7
500
850
5

Tabel 4.9. menunjukkan bagaimana hubungan usia responden terhadap durasi
berjalan kaki. Pada Tabel 4.9. ditemukan bahwa ada beberapa temuan terkait durasi
berjalan kaki yang paling banyak ditempuh oleh responden. Pada kelompok usia 17
tahun ke bawah, 17-26 tahun, dan 27-36 tahun mayoritas berjalan kaki pada rentang
waktu 5 hingga 10 menit. Sedangkan kelompok usia 37-46 tahun dan 46 tahun ke atas
paling banyak berjalan kaki pada rentang waktu di bawah 5 menit.
Pada Tabel 4.9. dapat dilihat bagaimana faktor usia memengaruhi jarak berjalan
kaki berdasarkan duras