Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

BAB II
Profil Kecamatan Simanindo & Profil Desa & Konsep Pendamping Desa &
Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa
2.1 Profil Kecamatan
Kecamatan simanindo adalah sebuah kecamatan yang terletak di
kabupaten Samosir dan merupakan kecamatan terbesar nomor dua di kabupaten
Samosir. Ibukota kecamatan ini berada di desa Ambarita. Luas kecamatan
Simanindo 198,20 Km2 dengan jumlah 19.841 jiwa (2012). 29
Batas batas wilayahnya adalah Kecamatan Pangururan dan Kecamatan
Ronggunrnihuta di sebelah Utara, danautoba disebelah selatan, Kecamatan
Onanrunggu, Kecamatan palipi di sebelah barat. Luas kecamatan Simanindo
hanya sebesar 13,72 persen dari total luas seluruh Kabupaten Samosir.
Keseluruhan desa terletak pada wilayah hamparan daratan. Menurut letak
kemiringan wilayah desanya, terdapat empat desa landai ( kemiringan < 15
derajat), sembilan desa termasuk desa sedang ( Kemiringan 15-25 Derajat), dan
tiga desa termasuk desa Curam (Kemiringan > 25 derajat). Berikut peta
Kecamatan Simanindo.

29

Profil Kecamatan Simanindo, Wikipedia, disadur melalui

https://id.wikipedia.org/wiki/Simanindo,_Samosirpada tanggal 21-03-2017 ; 10.45 WIB

21

Universitas Sumatera Utara

Peta Kecamatan Simanindo

Sumber: BPS Kabupaten Samosir
Jika dilihat melalui peta tersebut maka Kecamatan Simanindo Merupakan
Kecamatan dengan Luas wilayah Terbesar Kedua setelah Kecamatan Harian dari
sembilan Kecamatan Administratif di kabupaten Samosir. Ibukota Kecamatannya
adalah Desa Ambarita, dimana kantor administrasi Kecamatan Simanindo
berkedudukan. Jarak antara Kantor Camat Simanindo dan Kantor Bupati Samosir
hanya berjarak 14 km.
Sehubungan dengan tertibnya peraturan Daerah Kabupaten Samosir
Nomor 2 Tahun 2011 tentang pembentukan Desa di Kabupaten Samosir termasuk
Kecamatan Simanindo, maka wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan
Simanindo sejak tahun 2011 menjadi 21 desa/kelurahan defenitif, yang terdiri


22

Universitas Sumatera Utara

dari dua puluh desa dan satu kelurahan. Adapun desa yang termasuk wilayah
administrasi di kecamatan Simanindo adalah: 30
Tabel : 1.1
Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Simanindo
Persentase Tahap
Luas(Km)
Luas Kecammatan

Desa/Kelurahan

No.

Simanindo
1

Tanjungan


10,58

5,34

2

Parbalohan

8,25

4,16

3

Pardomuan

4,75

2,40


4

Parmonangan

5,62

2,84

5

Huta Ginjang

5,98

3,02

6

Tomok


6,20

5,32

7

Garoga

9,33

4,71

8

Tuk Tuk Siadong

6,65

3,36


9

Ambarita

8,75

8,78

30

Statistik daerah kecamatan Simanindo tahun 2015

23

Universitas Sumatera Utara

10

Martoba


7,55

9,96

11

Sihusapi

18,93

9,55

12

Maduma

13,00

6,56


13

Simanindo Sakkal

8,56

6,86

14

Cinta Dame

14,35

7,25

15

Simarmata


15,60

7,87

16

Dosroha

23,86

12,04

17

Tomok Parsaoran

4,35

12,04


18

Unjur

5,55

2,80

19

Siallagan Pinda Raya

3,10

1,56

20

Marlumba


12,20

6,16

21

Simanindo

5,04

2,54

198,20

100,00

Jumlah

Sumber : Simanindo Dalam Angka, 2015
Penduduk kecamatan Simanindo hingga tahun 2015 diperkirakan
mencapai 20.069 jiwa dengan rata rata jumlah anggota rumah tangga per
rumahtangga (average of household size) sebesar 4 jiwa/rumahtangga dan rasio

24

Universitas Sumatera Utara

jenis kelamin (sex ratio) 98,31 yang berarti dalam setiap 100 jiwa penduduk
perempuan terdapat 98 jiwa penduduk laki laki 31. Dengan presentase jumlah
penduduk Kecamatan Simanindo terhadap jumlah penduduk Kabupaten Samosir
adalah sekitar 16,31 persen. Tingkat kepadatan penduduk cenderung sama yaitu
sebesar 101 jiwa/km yang artinya setiap 1 km wilayah Simanondo ditempati oleh
penduduk rata rata sekitar 101 jiwa, Desa ambarita merupakan ibukota kecamatan
yang didiami sekitar 5,07 persen penduduk Kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk 116,34 sementara Desa Sihuspi kepadatan penduduk yang paling
rendah didiami oleh sekitar 1,82 persen penduduk dari seluruh penduduk
Kecamatan penduduk hanya 19,33 yaitu mencapai 19 kiwa/km.
Tingkat kelahiran dan kematian bayi di Kecamatan Simanindo tergolong
rendah dimana penduduk pada kelompok usia (0-4) tahun lebih kecil dari
kelompok usia (5-9) tahun, pada kelompok usia (5-15) tahun merupakan
kelompok umur usia sekolah, oleh karena itu penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dasar perlu mendapat perhatian guna meningkatkan peningkatan mutu
penduduk khususnya usia sekolah. Sementara itu pada usia 20 tahun keatas
sanagat banyak dan perlu perhatian dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan
oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di Kecamatan Simanindo memiliki
penduduk yang tergolong usia produktif dan diperlukan juga penyediaan
lapangan pekerjaan lebih banyak agar dapat menekan angka kriminalitas di
Kecamatan tersebut.
31

Ibid.,hlm.1

25

Universitas Sumatera Utara

Jika dilihat dari sektor ketenagakerjaan pertanian merupakan sektor
dominan di Kecamatan Simanindo, hal ini ditunjukkan dengan produksi padi
yang cukup besar sehingga menjadikan Kecamatan Simanindo sebagai salah satu
penghasil padi di Kabupaten Samosir. 32 Total produksi tanaman padi pada tahun
2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, dari luas
569 ha dengan produksi padi sebanyak 3.411 ton pada tahun sebelumnya menjadi
4.126,52 ton produksi padi dari luas panen padi 781,90 ha pada tahun 2014. Desa
yang menjadi lumbung padi terbesar di Kecamatan Simanindo adalah desa
Tomok Parsaoram dengan jumlah produksi sebesar 860 ton. Selain padi tanaman
panga seperti ubi merupakan penyumbang sektor pertanian di Simanindo yaitu
jenis tanaman kelapa, cengkeh, kopi, coklat dan kemiri yang dimana di setiap
desa di Simanindo pasti ditanami oleh tanaman tersebut.
Selain pertanian, sektor usaha lainnya juga mendukung perekonomian di
Kecamatan Simanindo adalah sektor jasa, diantaranya: jasa pertukangan, tukang
jahit, bengkel, dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sektor jasa juga mampu
menyerap tenaga kerja yang cukup baik yang dikelolah secara mandiri maupun
pemerintah. Perdagangan juga merupakan sektor usaha yang banyak di temui di
Simanindo hal ini terbuti selama priode 2012-2014 jumlah SIUP ( Surat Izin
Usaha

Dagang)

yang

mengalami

peningkatan

dengan

jumlah

28

perusahaan/usaha menjadi 31 perusahaan/usaha. Menurut bentuk badan hukum,
banyak perusahaan pada tahun 2014 yang memiliki tanda daftar perusahaan
32

Ibid.,hlm.9

26

Universitas Sumatera Utara

(TDP) mengalami peningkatan jumlah yaitu meliputi PT sebanyak 1 perusahaan,
perusahaan berbentuk CV sebanyak 15 perusahaan, perorangan mencapai 9
perusahaan, badan usaha lainnya sebanyak 6 perusahaan.
Jika melihat dari sektor pendidikan, penduduk Simanindo pada umumnya
menyelesaikan pendidikan sampai pendidikan menengah. Pendidikan menjadi
salah satu faktor yang mendukung kualitas manusia, dari jumlah penduduk
Simanindo yang bersekolah, terdapat 57,06 persen yang berada pada jenjang
sekolah dasar. Mengingat hal tersebut tentu perlu sarana dan prasarana
pendidikan yang semakin memadai pada jenjang yang lebih tinggi dikemudian
hari. Selain pendidikan pariwisata tentunya menjadi daya tarik tersendiri di
Simanindo yang dimana Simanindo merupakan tujuan wisata bagi wisatawan
baik wisatawan lokal maupun mancanegara hal ini terlihat dari banyaknya hotel
yang dibangun yang bertujuan sebagai tempat menginapnya para wisatawan yang
ingin berwisata di sekitar kecamatan Simanindo. Adapun wisata yang menjadi
daya tarik bagi wisatawan adalah: Pertunjukan sigale-gale, Makam raja
Sidabutar, Batu Kursi parsidangan, dan daerah tuktuk yang terkenal dengan
pemandangan alam dan pemandangan danau toba yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan.

27

Universitas Sumatera Utara

2.2 Profil Desa
Menurut undang-undang No. 6 Tahun 2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan

mengurus

urusan

pemerintahan,

kepentingan

masyarakat

setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Di kecamatan Simanindo terdapat duapuluh desa dan satu kelurahan
yaitu: 33
1. Desa Ambarita
Desa ambarita merupakan desa yang menjadi pusat pemerintahan di
kecamatan simanindo, desa tersebut memiliki luas 8,75 km. Ambarita dipimpin
oleh kepala desa bernama Ober Sidabutar, pada desa ambarita juga terdapat
berbagai situs wisata antara lain huta siallagan selain pariwisata pusat pendidikan
di kecamatan simanindo berada di Ambarita dengan adanya fasilitas sekolah yang
lengkap baik mulai pendidikan kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dan
para siswa yang bersekolah datang dari berbagai desa maupun kecamatan yang
ada di kabupaten samosir. Pada umumnya masyarakat berpropesi sebagai
pegawai negeri dan pegawai swasta serta petani.

33

Ibid.,hlm. 20

28

Universitas Sumatera Utara

2. Desa tanjungan
Desa tanjungan terletak di daerah perbukitan dengan luas wilayah 10,58
Km dan presentase terhadap luas kecamatan simanindo sekitar 5,34 persen
dengan jumlah penduduk 519 jiwa dengan kepadatan 49,05 jiwa/Km
3. Desa Parbaloan
Desa parbaloan memiliki luas wilayah 8,25 Km dengan presentase
terhadap luas Kecamatan Simanindo sebesar 5,34 persen. Jumlah penduduk di
desa parbaloan mencapai 460 jiwa dengan kepadatan penduduk 49,05 jiwa/Km
4. Desa pardomuan
Desa pardomuan memiliki luas wilayah 4,75 Km dengan presentase
terhadap luas Kecamatan sebesar 2,40 persen. Jumlah penduduk di desa
pardomuan mencapai 459 jiwa dengan kepadatan 96,63 jiwa/km
5. Desa Parmonangan
Desa parmonangan memiliki luas wilayah 5,62 km dengan presentase
terhadap luas Kecamatan sebesar 2,84 persen. Jumlah penduduk di desa
parmonangan mencapai 752 jiwa dengan kepadatan penduduk 133,81 jiwa/km
6. Desa Huta Ginjang
Desa Huta Ginjang memiliki luas wilayah seluas 5,98 km dengan
persentase terhadap luas Kecamatan sebesar 3,02 persen. Jumlah penduduk di

29

Universitas Sumatera Utara

desa Huta Ginjang mencapai 1.260 jiwa dengan kapadatan penduduk 210,70
jiwa/km
7. Desa Tomok
Desa Tomok memiliki luas wilayah 6,20 km dengan persentase terhadap
luas Kecamatan sebesar 5,32 persen. Jumlah penduduk di Desa Tomok mencapai
2115 jiwa dengan kepadatan penduduk 341,13 jiwa/km
8. Tuktuk Siadong
Tuktuk Siadong merupakan kelurahan defenitif, dengan jumlah penduduk
yang paling banyak di Kecamatan Simanindo. Tuktuk Siadong memiliki luas
wilayah 6,65 km dengan persentase terhadap luas Kecamatan sebesar 3,36
persen. Jumlah penduduk mencapai 2.243 jiwa dengan kepadatan penduduk
337,29 jiwa/km. Umumnya masyarakat desa bekerja sebagai pedagang dan
pengerajin serta karyawan hotel.
9. Desa Garoga
Desa garoga merupakan desa yang berada di lereng pegunungan sehingga
akses menuju desa tersebut sangat sulit. Desa garoga memiliki luas wilayah
seluas 9,33 km denga persentase terhadap luas Kecamatan sebesar 4,71 persen.
Jumlah penduduk mencapai 1.206 jiwa dengan kepadatan penduduk 129,26
jiwa/km.

30

Universitas Sumatera Utara

10. Desa Martoba
Desa Martoba memiliki luas wilayah 7,55 km dengan persentase terhadap
luas Kecamatan mencapai 9,96 persen. Jumlah penduduk di desa Martoba
mecapai 1.043 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 138,15 jiwa/km
11. Desa Sihusapi
Desa Sihusapi memiliki luas wilayah menacapi 18,93 km dengan
persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 9,55 persen. Jumlah penduduk di
desa Sihusapi mencapai 366 jiwa dan merupakan desa yang jumlah penduduknya
paling sedikit di Kecamatan Simanindo dengan persentase kepadatan penduduk
mencapai 19,33 jiwa/km
12. Desa Maduma
Desa Maduma memiliki luas wilayah 13,00 km dengan persentase
terhadap luas Kecamatan mencapai 6,56 persen. Jumlah penduduk mencapai 777
jiwa denga kepadatan penduduk mencapai 59,77 jiwa/km
13. Desa Simanindo Sangkal
Desa Simanindo Sangkal memiliki luas wilayah mencapai 8,56 km
dengan persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 6,86 persen. Jumlah
penduduk mencapai 759 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 88,67
jiwa/km

31

Universitas Sumatera Utara

14. Desa Cinta Dame
Desa Cinta Dame memiliki luas wilayah mencapai 14,35 km dengan
kepadatan persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 7,24 persen. Jumlah
penduduk mencapai 1440 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 100,35
jiwa/km
15. Desa Simarmata
Desa Simarmata memiliki luas wilayah mencapai 15,60 km dengan
presentase terhadap luas kecamatan mencapai 7,87 persen. Jumlah penduduk di
desa Simarata mencapai 941 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 60,32
jiwa/km
16. Desa Dosroha
Desa Dosroha memiliki luas wilayah mencapai 23,86 km dengan
persentase terhadap luas Kecamatan Simanindo mencapai 12,04 persen. Jumlah
penduduk Desa Dosroha mencapai 1.051 jiwa dengan kepadatan penduduk
mencapai 44,05 jiwa/km
17. Tomok Parsaoran
Desa Tomok Parsaoran memiliki luas wilayah 4,35 km dengan persentase
terhadap luas kecamatan mencapai 12,04 persen. Jumlah penduduk di Desa
Tomok Parsaoran mecapai 1.188 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai
273,10 jiwa/km

32

Universitas Sumatera Utara

18. Desa Unjur
Desa unjur memiliki luas wilayah 5,55 km dengan persentase terhadap
luas kecamatan mencapai 2,80 persen. Jumlah penduduk di Desa Unjur mencapai
654 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 117,84 jiwa/km
19. Desa Siallagan Pindaraya
Desa Siallagan Pindaraya memiliki luas wilayah 3,10 km dengan
persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 1,56. Desa ini merupakan desa
yang memiliki wisata budaya yaitu batu kursi dan banyak pedagang sovenir khas
batak, tidak heran jika desa ini hampir setiap harinya ramai dikunjungi oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara. Jumlah penduduk di desa Siallagan
Pindaraya hanya sebanyak 590 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 1,56
jiwa/km, penduduk di desa tersebut umumnya bekerja sebagai pedagang dan
pemandu wisata.
20. Desa Marlumba
Desa Marlumba memiliki luas wilayah sebesar 12,20 km dengan
persentase terhadap luas kecamatan mencapai 6,16 persen. Jumlah penduduk di
Desa Marlumba sebanyak 506 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 41,48
jiwa/km

33

Universitas Sumatera Utara

21. Desa Simanindo
Desa simanindo merupakan desa perbatasan kecamatan antara kecamatan
Simanindo dan Kecamatan Pangururan, Desa Simanindo merupakan desa yang
menjadi salah satu pintu keluar masuknya orang ke kabupaten samosir baik
penduduk samosir atau wisatawan yang ingin berlibur di Samosir, hal ini ditandai
dengan adanya pelabuhan kapal selain di Desa tomok yang memungkinkan pintu
keluar masuknya orang untuk melakukan aktivitasnya termasuk dalam hal
berdagang. Luas kecamatan Simanindo 5,04 km dengan persentase luas terhadap
kecamatan mencapai 2,54 persen. Jumlah penduduk desa Simanindo mencapai
722 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 143,25 jiwa/km. Umunya
masyarakat desa Simanindo bekerja sebagai petani Kopi dan pedagang.
2.3 Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa
Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang No. 6 tahun 2104 tentang
Desa serta sebagai tindak lanjut ketentuan PP Nomor 57 Tahun 2015 maka
ditetapkan pendamping professional atau sering disebut sebagai pendamping desa
yang bertugas di kecamatan untuk mendampingi desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa, kerja sama Desa, pengembangan BUM Desa dan
pembangunan yang berskala lokal desa. Dalam menempatkan pendamping desa

34

Universitas Sumatera Utara

di kecamatan terdapat beberapa komposisi adapun komposisi tersebut adalah
sebagai berikut: 34
a. Kecamatan yang memiliki 1 (satu) samapai dengan 5 (lima) desa,
ditempatkan satu orang pendamping desa
b.Kecamatan yang memiliki 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) desa,
ditempatkan 2 (dua) orang pendamping desa
c. Kecamatan yang memiliki lebih dari 10 (sepuluh) desa, ditempatkan 3
(tiga) orang pendamping desa.
Dalam melakukan rekrutmen pendamping desa di kecamatan memiliki
ketentuan ketentuan adapun ketentuan tersebut adalah sebagai berikut, jika
Kecamatan yang memilikijumlah desa lebih dari 11 (Sebelas) desa, agar
ditambahkan 1 (satu) orang pendamping desa sehingga jumlah pendamping desa
di Kecamatan dimaksud adalah 3 (tiga) orang, posisi kosong fasilitator
Kecamatan pemberdayaan direkrut dan diisi oleh pendamping desa, Posisi
kosong fasilitator kecamatan teknik direkrut dan diisi oleh pendamping desa 35.
Hal tersebut berbeda dengan Kecamatan Simanindo yang menjadi lokasi
penenilitian yang dimana jumlah pendamping desa yang di tempat kan di
kecamatan berjumlah 2 orang pendamping desa.

34

Kementrian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi republik indonesia, (Jakarta:
rekrutmen tenaga profesional dalam rangka pelaksanaan Undang Undang desa, 2015), hlm. 2.
35
Ibid., hlm. 4.

35

Universitas Sumatera Utara

Adapun yang menjadi tujuan Pendamping Desa dalam peraturan menteri
meliputi: 36 1. Meningkatkan kapasitas, efektifitas dan akuntabilitas pemerintahan
desa dan pembangunan desa. 2. Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi
masyarakat desa dalam pembangunan desa yang partisipatif. 3. Meningkatkan
sinergi program pembangunan desa antar sektor. 4. Mengoptimalkan aset lokal
desa secara emansipatoris. Selain tujuan dalam peraturan menteri dibahas
mengenai ruang lingkup pendamping Desa yang meliputi: Pendampingan
masyarakat desa dilaksanakan secara berjenjang untuk memberdayakan
masyarakat dan memperkuat desa, pendampingan masyarakat desa sesuai dengan
kebutuhan yang didasarkan pada kondisi geografis wilayah, nilai APB Desa, dan
cakupan kegiatan yang didampingi.
Selain tujuan pendamping desa, terdapat fungsi dari pendamping desa
untuk mendorong terciptanya proses pemberdayaan masyarakat sesuai yang
terdapat pada amanat UU Desa, adapun fungsi pendamping Desa yaitu sebagai
fasilitasi penetapan dan pengelolaan kewenangan lokal berskala desa dan
kewenangan desa berdasarkan hak asal usul, fasilitasi penyusunan dan penetapan
peraturan desa yang disusun secara partisipatif dan demokrasi, Fasilitasi
pengembangan kapasitas para pemimpin desa untuk mewujudkan kepemimpinan
desa yang visioner, demokrasi dan berpihak kepada kepentingan masyarakat
desa, Fasilitasi pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa,

36

Modul pelatihan petugas pendamping lokal desa implementasi undang undang no 6 tahun 2014
tentang desa, op. Cit. hlm. 6.

36

Universitas Sumatera Utara

Fasilitasi desa mandiri yang berdaya sebagai subjek pembangunan mulai dari
tahap perencanaan dan evaluasi pembangunan desa yang dilaksanakan secara
partisipatif, transparan dan akuntabel, Fasilitasi kegiatan membangun desa yang
dilaksanakan oleh supradesa secara partisipatif dan transparan, Fasilitasi
pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan
Fasilitasi kerjasama antar desa.
Pendamping Desa dilaksanakan oleh pendamping yang terdiri atas tenega
pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat atau pihak ketiga.
Tenaga pendamping profesional yang dimaksud adalah: 37
1. Pendamping desa, pendamping desa yang dimaksud adalah pendamping
desa yang berkedudukan di kecamatan.
2. Pendamping

teknis,

pendamping

teknis

yang

dimaksud

adalah

pendamping desa yang berkedudukan di Kabupaten
3. Tenaga ahli pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud adalah
pendamping desa yang berkedudukan di pusat dan provinsi
Rencana pembangunan jangka menengah III (2015-2019) dan rencana
kerja pemerintah tahun 2015 mengamanatkan bahwa percepatan pembangunan
desa akan dilaksanakan melalui implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa yang terdapat pada pasar 128 yang berisi:

37

Kementrian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi republik indonesia, log. Cit.

37

Universitas Sumatera Utara

1. Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemberdayaan
masyarakat desa dengan pendampingan secara berjenjang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pendampingan masyarakat desa secara teknis dilaksanakan oleh satuan
kerja perangkat daerah.
3. Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi pendampingan masyarakat
desa di wilayahnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kementrian Desa memiliki tugas dan
fungsi untuk melaksanakan implementasi UU No 6, Pemerintah akan melakukan
pendampingan dengan dibantu oleh pendamping professional/ pendamping desa
yang dimana pendampingan desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan
fasilitasi desa. Dalam melalukan fungsi pendamping dalam kebijakan kementrian
desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi repulik indonesia
mengenai rekrutmen tenaga pendamping profesional dalam rangka pelaksanaan
Undang-Undang desa memiliki beberapa kualifikasi yaitu:
a.

Memiliki

pengetahuan

dan

kemampuan

dalam

pemberdayaan

masyarakat
b.

Memiliki pengalaman dalam pengorganisasian masyarakat desa

c.

Mampu melakukan pendampingan usaha ekonomi masyarakat desa

d.

Mampu melakukan teknik fasilitasi kelompok- kelompok masyarakat
desa dalam musyawarah desa

38

Universitas Sumatera Utara

e.

Memiliki kepekaan terhadap kebiasaan, adat istiadat dan nilai budaya
masyarakat desa

f.

Mengenal adat istiadat, kultur budaya, tradisi, kearifan lokal masyarakat
desa termasuk didalamnya dapat berkomunikasi dalam bahasa daerah
setempat

g.

Mampu mengoperasikan komputer minimal microsoft office

h.

Mampu berkomunikasi dengan baik, lisan dan tertulis dalam bahasa
indonesia

i.

Latar belakang pendidikan dari semua bidang ilmu strata 1 (S1) dengan
pengalaman yang relevan dan program program pemberdayaan
masyarakat minimal 2 tahun atau D-3 dengan pengalaman kerja yang
relevan dengan program pemberdayaan masyarakat

j.

Sanggup bertempat tinggal di lokasi penempatan

k.

Pada saat melakukan pendaftaran calon pendamping desa naksimal 45
tahun.
Pemberdayaan masyarakat dapat didefenisikan sebagai tindakan sosial

dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat
perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau
memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang
dimilikinya. Dalam kenyataanya sering kali proses ini tidak mencul secara
otomatis, melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat
setempat dengan pihak luar maupun para pekerja sosial, pekerja sosial ini

39

Universitas Sumatera Utara

berperan sebagai pendamping sosial. Kebijakan menempatkan pendamping desa
tentu mempunyai tujuan yaitu untuk membuat desa maju atau desa mandiri
karena pemerintah saat ini sedang fokus pada pembangunan desa yang mandiri
hal ini terbukti dari pengalokasian dana desa dengantujuan membuat desa
tersebut maju dan mandiri. Berikut adalah pengelompokan Desa dan kebutuhan
Desa sesuai dengan pelaksanaan dana Desa.
Bagan 1:
Pengelompokan desa dan Kebutuhan desa

DesaTertinggal

D
E

Desa
Berkembang

-

Sarana prasara pemenuhan
kebutuhan
Akses kebutuhan masyarakat
Sarana pelayanan umum dan sosial
dasar pendidikan
Sarana pelayanan dasar kesehatan

S
-

A
Desa
Maju/mandiri

-

Sarana yang berdampak pada ekonomi
desa dan investasi desa
Prakarsa desa dalam membuka lapangan
pekerjaan, Teknologi tepat guna, investasi
melalui BUM Desa

Sumber: Pedoman Resmi Petunjuk Pelaksanaan Dana desa

Masyarakat pedesaan seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya
baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari
lingkungannya. Pendamping desa hadir untuk mendampingi desa, kemudian hadir
sebagai agen perubahan yang turut terlibat membantu menghadapi persoalan

40

Universitas Sumatera Utara

yang dihadapi mereka. Pendamping desa dapat diartikan sebagai interaksi
dinamis antara masyarakat desa untuk menghadapi berragam tantangan seperti:
1. Merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi pedesaan
2. Memobilisasi sumberdaya pedesaan
3. Memecahkan masalah sosial pedesaan
4. Menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat
desa
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks
pemberdayaan desa
Dengan tantangan tersebut para pendamping desa mampu hadir sebagai pemantu
masyarakat desa atau fasilitator

sesuai apa yang persoalan yang sedanng

dihadapi oleh masyarakat
2.4 Konsep Pendamping Desa
Intisari Pendampingan Desa adalah memfasilitasi dan mendampingi
masyarakat

dalam

penyelenggaraan

pemerintahan

desa,

pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyaraktan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa. Fasilitasi dapat dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dengan
berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
besartaseluruh pelaksanaannya, dengan hadirnya Pendamping desa masyarakat

41

Universitas Sumatera Utara

mampu di fasilitasi belajar untuk mengelolah pembangunan di desa secara
mandiri. 38
Masyarakat pedesaan seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya
baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari
lingkungannya. Pendamping desa kemudian hadir sebagai agen perubahan yang
turut terlibat membantu persoalan yang dihadapi mereka. Pendamping desa juga
dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara masyarakat pedesaan kelompok
miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama sama menghadapi berragam
tantangan seperti: merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi
pedesaan, memobilisasi masalah sosial pedesaan, menciptakan atau membuka
akses bagi kebutuhan masyarakat desa, menjalin kerjasama dengan berbagai
pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan desa. Pendamping desa sangat
menentukan keberhasilan program pemberdayaan desa. 39
Edi suharto juga membagi peran pendamping desa menjadi tiga peran
utama yaitu: 40
1.

Fasilitator. Merupakan peran yang paling berkaitan dengan pemberian
motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat desa. Beberapa tugas
yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, menjadikan

38

Konsep pendamping desa dan petunjuk teknis pendamping desa, [ Jurnal], disadur melalui
http://grahamuda.wordpers.com/15/11/19/konsep-pendamping-desa/ pada tanggal 16-04-2017 ;
13.40
39
Edi suharto, PhD, makalah pemberdayaan masyarakat, ( Bandung, international policy analyst),
hal.217.
40
Ibid., hlm. 219.

42

Universitas Sumatera Utara

mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama
serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan potensi desa
2.

Pendidik. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan
positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta
bertukar gagasan dengan pengetahuan masyarakat desa

3.

Perwakilan masyarakat. Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan
interaksi antara pendamping desa dengan lembaga lembaga eksternal atas
nama kepentingan masyarakat desa. Pendamping bertugas mencari sumber
sumber, melakukan pembelaan, membangun jaringan kerja di desa

4.

Peran teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis.
Pendamping desa tidak hanya di tuntut menjadi menejer perubahan yang
mengorganisasikan masyarakat desa, melainkan pula mampu melaksanakan
tugas tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti:
melakukan analisa sosial, mengolah dinamika kelompok, menjalin relasi,
bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta
mengatur sumber dana.
Salah satu pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat desa adalah pemberdayaan masyarakat desa.
Konsep ini sejalan dengan adanya kebijakan penempatan pendamping desa. Bagi
para pendamping desa di lapangan, kegiatan pemberdayaan dapat dilakukan

43

Universitas Sumatera Utara

melalui pendampingan sosial. Terdapat lima kegiatan penting yang dapat
dilakukan dalam melakukan pendampingan desa: 41
1.

Motivasi, masyarakat desa dapat memahami nilai kebersamaan, interaksi
sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai warga negara
dan anggota masyarakat. Masyarakat desa perlu di dorong untuk membentuk
kelompok yang merupakan mekanisme kelembagaan untuk mengorganisisr
dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau
kelurahan. Kelompok ini kemudia di motivasi untuk terlibat dalam kegiatan
peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber sumber dan
kemampuan masyarakat desa

2.

Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan. Peningkatan kesadaran
masyarakat desa dapat dicapai melalui pendidikan dasar,

sedangkan

keterampilan dapat dikembangkan melalui cara cara partisipatif. Pengetahuan
lokal yang biasanya diperoleh dari pengalaman dapat dikombinasikan dengan
pengetahuan dari luar. Pelatihan semacam ini dapat membantu masyarakat
desa untuk menciptkan mata pencaharian

sendiri atau membantu

meningkatkan keahlian mereka untuk mencari pekerjaan diluar wilayahnya.
3.

Manajemen desa, masyarakat desa harus mampu memilih pemimpin mereka
sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti melaksanakan
pertemuan-pertemuan,

melakukan

pencatatan

dan

pelaporan,

mengoperasikan tabungan dan kredit, resolusi konflik dan manajemnt
41

Ibid., hlm. 217.

44

Universitas Sumatera Utara

kepemilikan masyarakat desa. Pada tahap awal pendamping desa dapat
membantu mereka dalam mengembangkan sebuah sistem kemudian
masyarakat desa diberi wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur
sistem tersebut
4.

Mobilisasi potensi desa. Merupakan sebuah metode untuk menghimpun
potensi SDA dan SDM, ide ini didasari pandangan bahwa setiap desa
memiliki potensi sendiri dan jika dihimpun dapat meningkatkan kehidupan
sosial ekonomi secara substansial. Pengembangan sistem penghimpunan
pengalokasian dan penggunaan potensi desa perlu dilakukan secara cermat
sehingga semua anggota masyarakat desa memiliki kesempatan yang sama.
Hal ini dapat menjaminkepemilikan masyarakat desa dan pengelolaannya
secara berkelanjutan.

5.

Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian kelompokkelompok swadaya masyarakatdesa perlu disertai dengan peningkatan
kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan
dengan berbagai sistem sosial desa, jaringan ini sangat penting dalam
menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap potensi dan
kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat desa.
Dalam mendampingi desa pendamping desa tentunya haruslah memiliki

fokus

pendampingan

maksudnya

bila

tujuan

pendampingan

kelompok

masyarakat adalah terwujudnya kemandirian dibidang material, intelektual dan

45

Universitas Sumatera Utara

management oleh karena itu fokus pendamping desa haruslah mengarah pada
pencapaian tujuan tersebut, yakni melalui: 42


Penyadaran berfikir kritis dan analitis. Yaitu mengajak anggota kelompok
di desa terbiasa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat di desa dengan meneliti hubungan sebab akibat yang timbul
dari masalah tersebut



Penggunaan atas hak dan kewajiban individu dan kolektif. Yaitu
mengajak masyarakat desa dan kelompok terbiasa bertindak atas dasar
hak dan kewajiban yang dimiliki.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya Pendamping desa harus

memiliki misi yaitu memberdayakan desa menjadi kuat, maju, mandiri dan
demokratis. Kegiatan menurut heri susanto membentang dari pengembangan
kapasitas pemerintah, mengorganisasi dan membangun kesadaran kritis
masyarakat serta memperkuat organisasi organisasi warga. Selain itu juga
memfasilitasi

pembangunan

partisipaif,

memfasilitasi

dan

memperkuat

musyawarah desa sebagai arena demokrasi dan akuntabilitas lokal. Intinya
pendamping desa adalah menciptakan suatu frekuensi dan kimiawi yang sama
antara pendamping dengan yang didampingi. Desa pada hakikatnya adalah
etnisitas bangsa yang membentuk Negara Indonesia. Secara empiris desa-desa di
indonesia memiliki modal sosial yang tinggi. Masyarakat desa sudah lama

42

Op. cit, Edisuharto. hlm. 200.

46

Universitas Sumatera Utara

mempunyai ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat sebagai penyangga
penting kegiatan pemerintah, pembagunan dan kemasyarakatan. 43
Efektifitas

pembangunan

pada

hakikatnya

merupakan

tindakan

membandingkan perencanaan dengan hasil. Secara umum tugas pendamping desa
yaitu mendampingi desa dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. Pendamping desa dibagi dalam tiga kategori
yang terdiri atas tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan
masyarakat, atau pihak ketiga. Tenaga ahli profesional terdiri atas pendamping
desa yang berkedudukan di kecamatan, pendamping teknis berkedudukan di
kabupaten, tenaga ahli pemberdayaan berkedudukan di pusat dan provinsi.
Adapun tugas dari pendamping desa yaitu mendampingi desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, kerjasama desa, dan pengembangan usaha
desa serta pembangunan berskala lokal.

43

Ibid,. hlm. 221.

47

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Politik Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Martoba Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

0 32 266

Politik Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Martoba Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

5 79 100

Implementasi Kebijakan Anggaran Sesuai Dengan Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 di Desa Sibaganding Kabupaten Simalungun

1 26 129

Seminar Desa Persiapan Implementasi UU Desa No 6 tahun 2014 mpdf

0 0 7

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

0 0 11

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

0 1 3

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

1 1 20

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 ) Chapter III IV

0 0 28

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

2 2 3

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

0 0 14