Pengaruh Jenis Kemenyan dan Media Tanam terhadap Keberhasilan Stek Pucuk Kemenyan (Styrax sp.)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi pohon kemenyan
Di Sumatera Utara jenis tanaman ini umumnya tumbuh secara alami
dengan jenis yang dimanfaatkan antara lain kemenyan toba (Styrax sumatrana),
kemenyan durame (Styrax benzoin) dan kemenyan bulu (Styrax benzoin var
hiliferum). Dari ketiga jenis tersebut kemenyan toba merupakan jenis yang paling
banyak diusahakan karena dianggap menghasilkan getah dengan kualitas terbaik
dan kuantitas yang lebih banyak(Nurmaisaroh, 2011).
Kemenyan toba termasuk dalam genus Styrax adalah jenis pohon yang
tumbuh di lereng-lereng bukit dan pada tanah berpasir pada ketinggian 60-2100
mdpl. Secara taksonomi, kedudukan tanaman kemenyan dalam sistematika adalah
sebagai berikut (Jayusman dkk, 1999).
Kingdom

: Plantae

Divisi


: Spermatophyta

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Styracales

Famili

: Styracaceae

Genus

: Styrax

Spesies


: Styrax spp
Kemenyan tumbuh dan menyebar pada ketinggian mulai dari >60 mdpl di

daerah Sumatera Selatan dan Tapanuli Selatan, sedangkan di sentra produksi
Kemenyan

Tapanuli

Utara

banyak

ditemukan

pada

ketinggian>600

mdpl.Umumnya kemenyan durame dibudidayakan secara campuran dengan jenis
toba dan bulu.Penampilan daun jenis durame terkesan lebih terang warnanya


4
Universitas Sumatera Utara

5

dibandingkan jenis toba. Getah yang dihasilkan memiliki aroma balsamat agak
tajam, warna putih-kuning kecoklatan dengan ukuran butiran getah panjang 3-5
cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada perdagangan lokal harga getah kemenyan durame
relatif lebih rendah dibandingkan jenis toba dan sering digunakan hanya sebagai
getah pencampur dikilang kemenyan. Tipe perkecambahan benih kemenyan
durame dan pertumbuhan tanaman di lapangan relatif lebih cepat dibandingkan
jenis toba.Usia matang sadap jenis ini umumnya dimulai pada umur 5 tahun
dengan ukuran diameter batang tanaman mencapai >10cm (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, 2014).
Ciri morfologis kemenyan
Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 20-40m dan
diameter batang mencapai 60-100 cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit,
kulit beralur tidak terlalu dalam (3-7 mm) dengan warna kulit merah anggur 10cm
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).

Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun secara spiral.Daun berbentuk
oval bulat, bulat memanjang (ellips) dengan dasar daun bulat dengan
ujungruncing.

Sebelah

atas

daun

berwarna

hijau

dan

sebelah

bawah


berwarnakekuning-kuningan dengan pinggiran daun rata. Panjang daun mencapai
4-15 cm,lebar daun 5-7,5 cm, tangkai daun 5-13 cm, helai daun mempunyai nervi
7-13 pasang. Warna daun jenis toba lebih gelap kecoklatan dan lebih tebal
dibandingkan jenis durame dan bulu(Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, 2014).
Kemenyan berkelamin dua, dengan tangkai bunga memiliki panjang 6-11
cm. Daun mahkota bunga 9-12 helai berukuran 2-3 mm, kelopak dan mahkota

Universitas Sumatera Utara

6

bunga masing-masing 5 buah. Kemenyan berbunga secara teratur 1 kali setiap
tahun.Waktu berbunga pada bulan November sampai Januari (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Buah kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong berukuran 2,5-3 cm.
Biji berukuran 15-19 mm, dengan warna coklat keputihan. Biji kemenyanterdapat
di dalam buah dengan kulit buah berukuran 1,75-3,1 mm. Biji kemenyan toba
berwarna coklat tua dan lebih gelap (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, 2014).

Habitat dan penyebaran
Pohon kemenyan menyebar pada berbagai negara meliputi Malaysia,
Thailand, Indonesia, dan Laos. Di Indonesia kemenyan memiliki daerah sebaran
pohon kemenyan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian barat dan Kalimantan
Barat.Sumatera memiliki sebaran terluas, terutama daerah Tapanuli dan
Dairi.Diperkirakan hampir 67% dari luas kebun kemenyan yang ada di Indonesia
terdapat di daerah Tapanuli Utara.Pohon kemenyan menyebar pada berbagai
elevasi (60-2100 mdpl).Di daerah Palembang Sumatera Selatan dan Tapanuli
Selatan, pohon kemenyan banyak ditemukan pada daerah dengan ketinggian 60320 mdpl.Sentra kebun kemenyan di Tapanuli Utara yang dikenal secara luas ratarata berada pada ketinggian lebih dari 600 mdpl.Pohon kemenyan tidak
memerlukan persyaratan yang istimewa(Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, 2014).
Pemanfaatan kemenyan
Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut/2007 tentang
Hasil Hutan Bukan Kayu, kemenyan ditetapkan sebagai salah satu hasil hutan

Universitas Sumatera Utara

7

bukan kayu (HHBK) nabati yang masuk dalam kelompok resin. Di dunia

perdagangan, getah kemenyan terdiri atas dua jenis yaitu Sumatra benzoin dan
Siam benzoin.Sumatra benzoin diperoleh dari S. benzoin Dryand dan Siam
Benzoin diperoleh dari S. tokinensis. Getah kemenyan memiliki banyak manfaat
baik penggunaan lokal maupun sebagai komoditi ekspor.Kemenyan berguna
untuk upacara ritual, campuran rokok, bahan pengawet, ekspektoran, antiseptik,
industri kosmetik dan parfum (Nurmaisaroh, 2011).
Getah kemenyan mempunyai kegunaan yang cukup luas, mulai dari
industri farmasi, parfum, rokok dan lain-lain. Beberapa kegunaan antara lain:
1. Sebagai tradisional, kemenyan banyak digunakan dalam acara-acara ritual atau
adat.
2. Industri farmasi, antara lain menggunakan kemenyan sebagai bahan pengawet,
campuran obat batuk, sebagai obat tumor, bisul, muntah, disentri, demam,
masalah kulit dan penceranaan. Kemenyan juga digunakan untuk mengobati
arthtritis dan menurunkan kadar kolesterol jahat.
3. Industri parfum yaitu sebagai bahan baku wewangian, terapi kesehatan maupun
kecantikan, dan pengikat aroma (Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli,
2013).
Perbanyakan tanaman dengan stek pucuk
Metode stek ditempuh karena memiliki beberapa keunggulan antara lain
mampu menghasilkan bibit berkualitas yang memiliki sifat seperti pohon

induknya, struktur genetiknya homogen dan dapat dilakukan setiap waktu tanpa
dipengaruhi musim biji. Bahan stek sebaiknya dipanen pada fase resting (pucuk
dalam tahap pertumbuhan daun dewasa), ukuran stek 2-3 ruas dan daun stek

Universitas Sumatera Utara

8

ditinggalkan 1/3 bagian.Sebelum disemai sebaiknya bagian bawah stek direndam
dalam larutan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi 20 gr/liter selama 15-20
menit.Media semai stek untuk pengakaran berupa pasir halus setebal 20-25 cm
yang diletakkan di bawah sungkup plastik untuk menjaga kestabilan
kelembaban.Sebelum digunakan media sebaiknya disterilisasi dengan menyiram
larutan fungsida Benlate (2 gr/liter) secara merata. Pemeliharaan stek yang utama
adalah penyiraman (secara manual sebaiknya menggunakanknapsack sprayer pagi
dan sore hari atau menggunakan alat “timer” yang mengatur secara periodik
penyiraman secara mekanis (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
2014).
Teknik stek adalah memanfaatkan bahan vegetatif dari tumbuhan dan
menumbuhkannya menjadi individu tumbuhan baru.Oleh sebab itu, teknik stek

memerlukan pohon induk sebagai sumber bahan stek.Untuk memperoleh stek
yang baik diawali dengan pemilihan sumber stek yang berkualitas dengan
memperhatikan kesehatan batang dan daun, tunas vertikal (orthotropic), tunas
muda (juvenile) (Badan Litbang Kehutanan, 2007).
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah dikeahui silsilah, tingkat perumbuhan, serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya. Untuk stek, bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang, daun dan akar. Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman. Pohon induk dipilih daritanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya, baik dari segi pertumbuhan,
kuantitas dan kualitas potensi produksi, maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia, 2007).

Universitas Sumatera Utara

9

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan stek
Faktor keberhasilan stek dapat berasal dari dalam maupun dari luar.Faktor
luar seperti suhu, kelembaban, media perakaran, intensitas cahaya dan hormon

pengatur tumbuh. Faktor dalam diantaranya adalah kondisi fisiologis stek, waktu
pengumpulan stek dan lain sebagainya (Nababan, 2009).
Ada beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
stek antara lain suhu dan kelembaban. Suhu udara yang tepat untuk merangsang
pembentukan primordial akar untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda.Suhu
udara yang optimal untuk pembentukan akar pada kebanyakan jenis tanaman pada
bedeng stek adalah sekitar 29oC, karena suhu ini dapat merangsang pembelahan
sel dalam perakaran.Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat
menyebabkan stek mati (Rumayasari, 2006).
Faktor lingkungan yang lain adalah media pertumbuhan stek sangat
mempengaruhi presentase stek berakar. Menurut Hartman dan Kester (2002)
menyatakan bahwa tanaman sulit berakar kemungkinan besar dipengaruhi oleh
media perakaran, tidak hanya presentase berakar tapi juga terhadap tipe perakaran
yang terbentuk.Seleksi media perakaran ditentukan oleh peranannya untuk
memudahkan pertumbuhan, kemudian lepasnya perakaran stek, kapasitas untuk
mempertahankan kelembaban dan aerasi yang cukup. Jenis-jenis media yang
digunakan untuk pertumbuhan adalah: tanah, serbuk gergaji, sekam padi, kompos,
sabut kelapa, vermikulit, gambut dan pasir. Pada pemakaian media tumbuh tidak
semuanya menggunakan jenis-jenis media tersebut secara keseluruhan (100%)
tetapi umumnya dikombinasikan dengan perbandingan tertentu.


Universitas Sumatera Utara

10

Pada sistem perakaran perbanyakan vegetatif, stek pucuk menghasilkan
jumlah akar dan panjang akar lebih tinggi dibandingkan stek batang.hal ini
dikarenakan stek pucuk mampu membentuk akar lebih cepat dibandingkan dengan
stek batang. pada stek pucuk sel sel pada dasar stek lebih meristematik sehingga
mudah membentuk akar dan hormon auksin terus disintetis dibagian pucuk juga
membantu pertumbuhan akar (Yusmaini, 2009).
Keberhasilan teknik stek pucuk untuk tanaman kehutanan telah dilaporkan
oleh Putri dan Danu (2014) pada tanaman kemenyan dengan persentase stek
berakar kemenyan terbesar (83,54 %) dihasilkan oleh stek dari bibit umur 4 bulan
dengan tanpa pemberian ZPT IBA. Kombinasi bahan stek dari bibit umur 2 bulan
yang diberi ZPT IBA 750 ppm menghasilkan panjang tunas stek terbesar (3,98
cm). Jumlah akar terbanyak dicapai oleh stek dari anakan umur 2 bulan dengan
tanpa pemberian ZPT IBA (15 buah). Stek dari anakan umur 2 bulan
menghasilkan panjang akar terbesar (4,89cm). Keberhasilan perbanyakan dengan
cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek
sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi
regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur
tumbuh .
Media tanam stek
Media stek merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan proses
pembentukan akar. Pemilihan media stek harus memperhatikan 3 karakteristik
media yakni; (1) kandungan kimia (2) sifat fisik (3) kandungan mikrobiologi. Dan
Kandungan kimia yang harus diperhatikan adalah kadar garam, tingkat keasaman,

Universitas Sumatera Utara

11

dan tingkat ionisasi pada media. Sifat fisik lebih diarahkan pada karakteristik fisik
dari media yang digunakan seperti kemampuan mengikat air dan porositas media.
Sehingga media stek yang ideal adalah media yang dapat memiliki aerasi yang
cukup namun dapat mengikat air. Media tumbuh yang baik adalah media yang
higenis atau populasi mikrobanya rendah, jika tidak akan menyebabkan
pembusukan pada batang stek yang diakibatkan oleh spora atau hipa jamur. Untuk
mengurangi kandungan mikroorganisma didalam media dapat dilakukan
perlakuan penjemuran atau pengukusan (Badan Litbang Kehutanan, 2007).
Karakteristik media tanam pasir dan arang sekam
Pasir merupakan media yang mudah tersedia bersih dan daya rekatnya
rendah. Pasir tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan frekuensi
penyimpanan yang lebih. Penggunaan tunggal tanpa adanya campuran media lain
akan membuat pasir bersifat kasar sehingga memberikan hasil yang baik
(Hartmann et al. 1997).
Sekam dan arang sekam padi sering digunakan di persemaian. Arang yang
berwarna hitam dapat menyerap panas sehingga suhu tanah naik dan mempercepat
pertumbuhan semai. Sekam padi sangat baik sebagai pendukung media atau
pengganti tanah pertanian. Apabila sekam padi mengalami penguraian, maka
sekam akan membebaskan unsur P dan K dengan kadar yang cukup berarti
(Susilowati, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harsono (2002) dalam
Susilowati (2008) menunjukkan bahwa arang sekam memiliki kandungan silika
yang tinggi (94-96%) serta kandungan unsur lain yang mendukung pertumbuhan
tumbuhan. Adanya kandungan silika yang tinggi tersebut mampu menyerap kadar
unsur yang berlebih.

Universitas Sumatera Utara