Pengaruh Jenis Kemenyan dan Media Tanam terhadap Keberhasilan Stek Pucuk Kemenyan (Styrax sp.)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemenyan (Styrax sp) merupakan pohon penghasil getah bernilai
ekonomis cukup tinggi dan salah satu jenis asli Provinsi Sumatera Utara. Hasil
pengolahan getah kemenyan dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik, fix agent
parfum, bahan pengawet makanan, bahan baku farmasi/obat-obatan dan bahan
campuran dalam pembuatan keramik agar lebih kuat dan tidak mudah pecah.
Bahkan di beberapa negaraEropa kemenyan digunakan sebagai bahan campuran
pada pemanas ruangan (Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli, 2013).
Pemanfaatan kemenyan sebagai komoditi perdagangan sudah dilaporkan
sejak abad XVII dan dampak dari perdagangan tersebut telah nyata dirasakan oleh
para petani dan pedagang lokal. Bagi masyarakat khususnya Tapanuli Utara,
keberadaaan kemenyan cukup penting karena berkontribusi terhadap 70%-75%
penghasilan rumah tangga mereka. Namun demikian, pengelolahan kemenyan
oleh masyarakat masih bersifat tradisional dan belum banyak disentuh oleh upayaupaya teknologi baru (Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli, 2013).
Keberlanjutan produksi kemenyan terkendala oleh kondisi pasar yang
tidak stabil, banyak tanaman yang tidak produktif, regenerasi alami yang rendah,
dan perbanyakan generatif yang memerlukan waktu lama akibat dormansi embrio

sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan produktifitasnya. Dari aspek
ketersediaan bibit, untuk kegiatan penanaman kuantitas dan kualitas bibit sangat
perlu diperhatikan (Danu et.al.,2006). Oleh karena itu, diperlukan adanya teknik
perbanyakan yang mampu memenuhi kedua kriteria tersebut. Salah satu alternatif
yang ditawarkan adalah perbanyakan vegetatif yaitu dengan stek pucuk.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Stek pucuk merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif dengan
memanfaatkan tunas atau trubusan dari batang muda yang masih dalam
pertumbuhan kemudian akan membentuk jaringan meristem akar dan menjadi
bibit baru yang siap untuk ditanam dilapangan. Keberhasilan teknik stek pucuk
untuk tanaman kehutanan telah dilaporkan oleh Rumayasari (2006) pada tanaman
meranti dengan presentase hidup 98% dan stek berakar 90% pada pemberian zat
pengatur tumbuh NAA 100 ppm. Pada kemenyan, Putri dan Danu (2014)
melaporkan persentase stek berakar kemenyan terbesar (83,54 %) dihasilkan oleh
stek dari bibit umur 4 bulan dengan tanpa pemberian ZPT IBA. Jayusman (1997)

melaporkan stek jenis kemanyan tobamenggunakan media campuran topsoil dan
kompos (7:3) memiliki keberhasilan stek berakar berkisar 67,14%-90%.
Informasi mengenai stek kemenyanhampir semuanya menggunakan jenis
kemenyan toba yang banyak diusahakan masyarakat. Informasi mengenai stek
pucuk dari jenis kemenyan yang lain saat ini belum diperoleh, demikian juga
dengan penggunaan ZPT. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengisi
celah informasi mengenai keberhasilan stek dari jenis yang berbeda, dengan
menggunakan media kombinasi dan tanpa adanya penambahan ZPT. Informasi
tersebut diharapkan mampu memberikan alternatif solusi kelangkaan bibit dari
regenerasi alami dan sebagai solusi singkat untuk mengatasi permasalahan
dormansi embrio yang lama.

Universitas Sumatera Utara

3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan informasi pengaruhkomposisi media tanam yangterbaik untuk
pertumbuhan stek pucuk kemenyan.

2. Mendapatkan informasi pengaruh jenis kemenyan terhadap keberhasilan stek
pucuk.
3. Mendapatkan informasi interaksiantara jenis kemenyan dan media tanam
terhadap pertumbuhan stek.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalahmendukung budidaya kemenyan toba (Styrax
sumatranaJJSM) dan kemenyan durame (Styrax benzoinDryand) dengan
perbanyakan vegetatif stek pucuk.Oleh karena itu, dapat meningkatkan
penyediaan bibit kemenyan yang berkualitas.
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat interaksi antara media stek dengan jenis kemenyan tertentu.
2. Jenis kemenyan yang berbeda memiliki presentase keberhasilan stek yang
berbeda.
3. Media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan stek pucuk kemenyan toba
(Styrax sumatrana) dan kemenyan durame (Styrax benzoin).

Universitas Sumatera Utara