Pemaknaan Followers Akun Instagram Komikazer Mengenai Kritik Reza Mustar Terhadap Budaya Konsumtif Generasi Muda

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tampilan Data Seluruh Informan
2. Pedoman Wawancara Mendalam
3. Transkrip Wawancara Mendalam
4. Pedoman Wawancara Triangulasi
5. Transkrip Wawancara Triangulasi
6. Surat Pernyataan Bersedia menjadi Informan Penelitian
7. Screenshot Chat Antara Informan dan Peneliti

viii

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1: Tampilan Data Seluruh Informan

No

Data Informan 1, Informan 2 dan Informan 3
Open Coding
Informan 1

Informan 2
(Tema)
(Ary)
(Teguh)

1

Latar
Belakang
Informan

2

Lingkungan
Internal

3

Lingkungan
Eksternal


4

Simbol Non
Verbal

5

Simbol Verbal

Informan 3
(Emir)

Axial Coding

(Kategori)

Selective
Coding


(Konsep)
Self

Usia 24 tahun.
Pekerjaan PNS di
bagian Satpol PP
Kota Tebing
Tinggi sebagai
Kepala Seksi
Pembinaan
Operasi.
Berasal dari
keluarga
sederhana. Dalam
keluarga
menerapkan
reward dalam
pencapaian dan
punishment jika
melakukan

kesalahan.
Rekan kerja
mayoritas laki-laki
dan bukan orang
yang modis.
Gawai yang
digunakan cukup
up to date.

Usia 23 tahun.
Pekerjaan
Pegawai Swasta
di NSC Finance.
Domisili
berpindahpindah.

Usia 25 tahun.
Pekerjaan dokter
di klinik cuci
darah Medan.


Identitas

Merupakan anak
bungsu yang
berasal dari
keluarga berada.

Berasal dari
keluarga berada
namun tinggal
bersama kedua
adik (terpisah dari
orang tua).

Pengaruh
lingkungan

Society


Pekerjaan
membuat
informan sering
pindah domisili
sehingga
hubungan
dengan rekan
kerja tidak
terlalu akrab.
Rekan kerja
bukan orang
modis namun
gawai yang
digunakan up to
date.

Pengaruh
lingkungan

Society


Penggunaan
seragam dinas
lengkap dengan
atribut dan
menunjukkan
sikap berwibawa.
Sering menggunakan istilah

Menunjukkan
kewibawaan dari
cara bicara dan
pemaparan
namun tetap
humoris.
Menggunakan
joke-joke lucu

Bekerja di klinik
cuci darah dengan

pasien yang sama
setiap hari
sehingga sangat
akrab dengan
rekan perawat dan
pasien. Interaksi
lebih banyak
dengan teman
kuliah sesama
dokter yang
merupakan teman
dari SMP.
Beberapa rekan
modis dan
menggunakan
gawai modern.
Berpenampilan
sangat rapi. Tidak
mau bersalaman
dengan alasan

bukan muhrim.

Simbol Non
Verbal

Mind

Simbol
Verbal

Mind

To the point dalam
menyebutkan

Universitas Sumatera Utara

„kondisional‟ dan
kata „gitu‟ atau
„begitu‟.

Pengunaan istilah
media massa
seperti prime time
dan main theme.
Menambahkan
awalan se- untuk
menunjukkan
penekanan seperti
seserius, seikut
campur.
Tidak mengikuti
organisasi khusus
namun memiliki
beberapa lingkar
pertemanan dan
komunitas
meskipun tidak
intens.

seperti,

“Daripada
disindir Azer
jangan beli
sepatu jadi
mending saya
beli tas,”

merek dan harga.

Mengikuti
organisasi
Alumni Paskibra
dan Alumni
Muslim namun
tidak terlalu
intens karena
domisili yang
tidak tetap.
10 jam per hari.

Bergabung dengan
IDI namun bukan
pengurus hanya
datang saat
seminar sebagai
peserta.

6

Interaksi
Dengan
Kelompok

7

Interaksi
Dunia Maya
Pandangan
Terhadap
Budaya
Konsumtif

2-4 jam per hari
Konsumtif adalah
membelanjakan
sesuatu secara
berlebihan atau
boros.

Konsumtif
adalah sifat ingin
memiliki benda
atau apapun
(yang mungkin
tidak begitu
penting) namun
diusahakan
untuk diperoleh.

Konsep
terhadap
Tingkat
Konsumtif
Diri

Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
kebutuhan.
Menilai diri tidak
konsumtif karena
meskipun banyak
keinginan namun
tidak menuruti
semuanya.

Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
keinginan.
Menilai diri
tidak terlalu
konsumtif
karena tidak
memaksakan
harus membeli
barang yang
diinginkan

8

9

Interaksi
dengan
Kelompok

Society

Interaksi

Society

Kebiasaan
membeli barangbarang atau
sesuatu yang tidak
dibutuhkan secara
berlebihan.

Pemaknaan

Mind

Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
kebutuhan.
Menilai diri cukup
konsumtif untuk
benda-benda
tertentu yang tidak
terlalu mahal
(merchandise)
namun tidak
terlalu konsumtif
untuk benda yang
diinginkan
(gawai).

Konsep Diri

Self

2-3 jam per hari.

Universitas Sumatera Utara

10

Penilaian
tentang akun
Instagram
@Komikazer

11

Pandangan
terhadap
Komik 1
(SALE)

12

13

@Komikazer
bukan hanya
berisi humor
namun
mengandung
makna dalam
setiap komiknya.
Setuju dengan
pemikiran
@Komikazer
namun tidak
yakin bisa
mengikuti.
Judulnya jika
Kita seringkali
belanja maka
terperangkap
bahagia,
dengan kata sale
sedangkan
dan berhasrat
informan jika
untuk membeli
belanja hanya
barang yang
pada saat sale
tidak dibutuhkan
maka bahagia, jika tanpa perduli
tidak sale maka
harga sale dan
tidak bahagia.
harga sebelum
sale.

@Komikazer lebih
lucu dari akun
komik lain karena
mengandung
sindiran sosial.
Merasa apa yang
disampaikan
@komikazer benar
walaupun tidak
sampai
tercerahkan.

Pemaknaan

Mind

Adanya sale
menjadi
mandatory bagi
sebagian orang
untuk langsung
pergi menuju ke
tempat adanya
sale padahal
barang yang disale bukan sesuatu
yang dibutuhkan.

Pemaknaan

Mind

Kita tidak perlu
belanja kalau
barang lama
masih bisa
digunakan. Tidak
merasa tersindir
karena merasa
belanja hanya
pada saat butuh,
walaupun
butuhnya tidak
pada saat ini.

Ketertarikan dan
keinginan
terhadap barang
baru yang belum
tentu dibutuhkan.
Tidak merasa
tersindir karena
merasa bukan
orang yang
konsumtif
terhadap fashion.

Pemaknaan

Mind

Gawai
mendekatkan
orang yang jauh
dan menjauhkan
orang yang dekat.

Pemaknaan

Mind

@Komikazer
istimewa karena
pas dengan selera
humor informan.
Merasa
tercerahkan lewat
akun
@Komikazer.

Peringatan
kepada kita
untuk tidak
membeli barang
yang tidak
dibutuhkan.
Merasa tersindir
sekali karena
kebetulan
informan sedang
ingin membeli
sepatu baru,
namun
menganggap
sindiran tersebut
sebagai
pengingat.
Pengaruh gawai
Bentuk sindiran
Pandangan
sehingga membuat terhadap orang
terhadap
orang merasa
yang mengobrol
Komik 3
harus melalui
(SEPI TANPA kesepian padahal
sebenarnya tidak
handphone.
HP )
sendirian. Setuju
namun merasa
Pandangan
terhadap
Komik 2
(SEPATU
BARU)

Universitas Sumatera Utara

14

Pandangan
terhadap
Komik 4
(AGAR
SEMUA
SENANG)

15

Pemaknaan
terhadap
Komik yang
Mengandung Kritik
Terhadap
Budaya
Konsumtif
Generasi
Muda Secara
Keseluruhan

bahwa gawai
adalah alat untuk
mengusir rasa
bosan ketika
berada pada suatu
forum
Instagram adalah
ajang pamer
barang seperti
OOTD (Outfit of
the day). Setuju
terhadap pesan
dalam komik ini
karena tidak
pernah melakukan
pamer OOTD.

Semua anggota
tubuh
mempunyai
kebutuhan
masing-masing
untuk menjadi
hits di mata
orang lain.
Meskipun
tersindir namun
setuju terhadap
pesan dalam
komik ini

Menyindir orangorang yang selalu
mengikuti trend
hanya agar sesuai
dengan selera
orang banyak.
Tidak merasa
tersindir.

Pemaknaan

Mind

@Komikazer
dapat mengubah
pandangan
followers-nya
tentang budaya
konsumtif
konsumtif
tergantung usia
followers (16-30
tahun).

Jika
@Komikazer
konsisten dalam
membuat komik
yang
#Hasratkebendaan maka dapat
mengubah
perilaku
konsumtif
followers-nya.

Pemaknaan

Mind

(negosiasi)

(negosiasi)

@Komikazer
dapat mengubah
pandangan
followersnya
tentang budaya
konsumtif karena
banyak memiliki
penggemar yang
pro dengan
karyanya dan
membela Azer
melalui fitur
komentar.
(dominan)

Universitas Sumatera Utara

No

Data Informan 4, Informan 5 dan Informan 6
Open Coding
Informan 4
Informan 5
(Tema)
(Aldi)
(Kautsar)
Usia 26 tahun.
Pekerjaan
Pegawai Swasta
di Yayasan
Sekolah
Menengah
Kejuruan di
Binjai.
Berasal dari
keluarga
sederhana. Dari
kecil tidak tinggal
bersama orang tua
namun bersama
adik.

1

Latar
Belakang
Informan

2

Lingkungan
Internal

3

Lingkungan
Eksternal

Interaksi lebih
sering dengan
teman kuliah
yang merupakan
orang-orang
dengan
penampilan
modis. Gawai
yang digunakan
juga up to date.

4

Simbol Non
Verbal

Menggunakan
kaos oblong
menandakan
kepribadian yang
santai

5

Simbol
Verbal

Banyak
menggunakan
kata „ibarat‟.
Menyebut
Instagram dengan
istilah „insta‟

Informan 6
(Mahdi)

Axial Coding

(Kategori)

Selective
Coding

(Konsep)
Self

Usia 30 tahun.
Pekerjaan
Programmer di
Perusahan
Software Mobile
di Jakarta.

Usia 23 tahun.
Baru lulus kuliah
dan sedang
mencari pekerjaan
dan beasiswa
LPDP. Domisili
di Semarang

Identitas

Merupakan anak
ke-2 dari dua
bersaudara.
Belajar untuk
tidak konsumtif
dan mengelola
keuangan dari
ibu.
Merasa
lingkungan kerja
sangat seru dan
tidak
membosankan.
Lebih sering
bergaul dengan
teman kuliah.
Beberapa di
antara teman ada
yang modis dan
banyak yang
menggunakan
gawai terkini.
Sering
menggunakan
emoticon senyum
 dan terharu :‟)

Merupakan anak
tunggal yang
kedua orang
tuanya bekerja
sehingga sering
tinggal sendiri di
rumah.

Pengaruh
lingkungan

Society

Paling sering
berinteraksi
dengan teman
satu kos. Teman
kos banyak yang
berasal dari desa
sehingga bukan
merupakan orang
yang modis.
Gawai yang
digunakan juga
low end

Pengaruh
lingkungan

Society

Menjawab dengan
singkat, padat dan
jelas. Sering
menggunakan
emoticon senyum
, tertawa :D dan
terharu :‟). Cukup
sering
mengunakan
sticker Line.
Mengetik
menggunakan
bahasa Jawa
seperti tak (saya),
mbak, ngempet.
Sering membuat

Simbol Non
Verbal

Mind

Simbol
Verbal

Mind

Sering membuat
lelucon untuk
mengakrabkan
diri. Contoh,
“Ayah saya
bapak-bapak,

Universitas Sumatera Utara

bunda saya ibuibu”, “Saya baik
hati dan rupawan,
mulai ngarang,”
Tidak sedang
mengikuti
organisasi karena
tidak memiliki
waktu

6

Interaksi
Dengan
Kelompok

Tidak pernah
mengikuti
organisasi apapun

7

Interaksi
Dunia Maya

Tidak menyebut
waktu namun
namun
menyebutkan
persen yaitu
30%-40% dalam
sehari

8

Pandangan
Terhadap
Budaya
Konsumtif

Tidak menyebut
waktu namun
menjelaskan
bahwa sangat
jarang (hanya saat
istirahat siang dan
sore setelah
pulang kerja).
Penggunaan suatu
hal secara
berlebihan atau
boros.

9

Konsep
terhadap
Tingkat
Konsumtif
Diri

Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
kebutuhan.
Menilai diri tidak
terlalu konsumtif
kecuali untuk
memenuhi
kebutuhan hobi
menggambarnya.

10

Penilaian
tentang
akun

Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
keinginan namun
jika memang
kebutuhan itu
sangat mendesak
maka akan
memilih
kebutuhan.
Menilai diri
cukup konsumtif
karena pasti akan
membeli benda
yang diinginkan
walaupun tidak
saat itu juga.
@Komikazer
merupakan
sindirian terhadap
gaya hidup sosial.
Karya

Instagram
@Komikazer

Ketergantungan
menggunakan
atau memiliki
sesuatu tapi tidak
membuat hasil
sendiri.

@Komikazer
istimewa
dibanding komik
lain karena
humornya cocok

lelucon atau
candaan.

Memiliki dua
komunitas sosial
yang peduli
terhadap
penyandang cacat
namun saat ini
sedang pasif
karena kesibukan
anggota.
5 jam dalam
sehari

Interaksi
dengan
Kelompok

Society

Interaksi

Society

Konsumtif adalah
membeli barang
yang tidak perlu
dibeli tanpa
memikirkan
tabungan jangka
panjang.
Antara keinginan
dan kebutuhan
lebih memilih
kebutuhan karena
mengaku tidak
akan membeli
barang jika tidak
dibutuhkan.
Menilai diri tidak
konsumtif karena
toleran dalam
menggunakan
barang KW
daripada harus
memaksakan beli
yang original dan
bermerek
@Komikazer
dalam
menyampaikan
idenya simpel,
tidak berbelit dan

Pemaknaan

Mind

Konsep Diri

Self

Pemaknaan

Mind

Universitas Sumatera Utara

@Komikazer
selalu
mengandung
makna. Tidak
terlalu merasa
tercerahkan
dengan
@Komikazer .

11

Pandangan
terhadap
Komik 1
(SALE)

12

Pandangan
terhadap
Komik 2
(SEPATU
BARU)

13

Pandangan
terhadap
Komik 3

Sale membuat
kita tertarik
membeli barang
karena kita
merasa diimingimingi dengan
harga murah
padahal barang
tersebut tidak kita
perlukan. Tidak
tersindir karena
bukan pemburu
sale. Setuju pada
pesan yang
disampaikan pada
komik ini.
Kita sering
tertarik dengan
barang model
baru namun
sebaiknya tidak
perlu terlalu
mengikuti trend
saat barang
tersebut baru
keluar.Merasa
tersindir dan pas
dengan kondisi
informan yang
saat itu ingin
sepatu namun
menyetujui pesan
dalam komik
tersebut.
Pengaruh gawai
menjadikan orang
masa kini merasa

dengan usia
informan.
@Komikazer
yang dulu lebih
berat dan idealis
dibandingkan
sekarang karena
mungkin
menyesuaikan
dengan audience
yang lebih luas.

mengharuskan
pembaca untuk
menginterpretasik
an sendiri
maknanya.
@Komikazer
sering
mengangkat
trending topic
jadi sebuah komik
yang mengandung
kritik di
dalamnya.
Sale atau diskon
Konsumerisme
membuat manusia menjadikan kita
diperbudak oleh
suka berbelanja
benda-benda yang sehingga rasanya
secara value tidak ada yang kurang
terlalu
kalau belum
dibutuhkan.
belanja.

Pemaknaan

Mind

Kita sebenarnya
bisa mengontrol
keinginan namun
bisa saja kita
tidak tahan karena
tidak mampu
membendung
keinginan
akibatnya kita
membeli barang
baru padahal kita
masih punya
banyak barang
tersebut yang
masih bisa
digunakan.

@Komikazer
memposisikan
diri sebagai benda
yang kekinian dan
mengingatkan
pada konsumen
untuk tidak
membeli benda
tersebut.

Pemaknaan

Mind

Sindiran kepada
adiksi orang
terhadap

Sindiran kepada
orang yang selalu
terhipnotis

Pemaknaan

Mind

Universitas Sumatera Utara

(SEPI
TANPA HP)

bahwa
komunikasi
secara langsung
bukan hal utama
lagi.

14

Pandangan
terhadap
Komik 4
(AGAR
SEMUA
SENANG)

15

Pemaknaan
terhadap
Komik yang
Mengandung Kritik
Terhadap
Budaya
Konsumtif
Generasi
Muda
Secara
Keseluruhan

Menyindir orang
yang melakukan
pamer OOTD
dengan
menggunakan
barang-barang
yang mahal,
kekinian dan
branded.
Awalnya gambar
ini terlalu vulgar
sehingga ada
pihak yang
memprotes dan
oleh karena itu
Azer memposting
ulang dengan
caption “agar
semua senang.”
Meskipun sedikit
pengaruhnya
namun
@Komikazer bisa
mengubah
perilaku
konsumtif
followers-nya
terutama untuk
followers usia
dewasa.

(negosiasi)

smartphonenya
padahal ada
teman yang bisa
diajak mengobrol
secara langsung.
Gambar ini agak
ironi karena
media yang kita
gunakan untuk
melihat gambar
adalah
smartphone.
Gambar dibuat
mirip fashion
catalogue untuk
menunjukkan
betapa
konsumtifnya
generasi saat ini.
Tokoh dibuat
nude karena tanpa
barang-barang
tersebut manusia
semua sama saja.
Hal tersebut
karena keisengan
Reza agar
karyanya tidak
flat.

dengan kemajuan
teknologi
sehingga lebih
mementingkan
gadget daripada
lingkungan
sekitarnya.

Penggambaran
sesosok orang
yang
mementingkan
gaya dan
penampilan agar
kekinian dan
mendapat
perhatian dari
orang lain.

Pemaknaan

Mind

Sebagai pengingat
dan alat refleksi
diri agar tidak
berlaku seperti
yang disindir
@Komikazer .
Merasa
tercerahkan hanya
pada saat melihat
komik tapi bisa
jadi juga pesan
@Komikazer
tersebut tersimpan
di alam bawah
sadar sehingga
menyadarkan
untuk tidak
konsumtif.
(dominan)

@Komikazer
belum dapat
mencerahkan
karena apa yang
disampaikannya
tentang budaya
konsumtif
manusiawi dan
merupakan fase
dalam kehidupan.

Pemaknaan

Mind

(oposisi)

Universitas Sumatera Utara

No

Data Informan 7 dan Informan 8
Open Coding
Informan 7
(Tema)
(Tami)

1

Latar
Belakang
Informan

Usia 18 tahun.
Mahasiswi di Politeknik
Jember Jurusan Gizi
Klinik. Domisili di
Jember

2

Lingkungan
Internal

3

Lingkungan
Eksternal

4

Simbol Non
Verbal

Merupakan anak pertama
dari dua bersaudara.
Background keluarga di
bidang kesehatan. Kedua
orang tua bekerja namun
komunikasi intens lancar.
Mayoritas bergaul
dengan teman SMA
karena baru masuk
kuliah. Teman-teman
bukan orang modis
namun gawai yang
digunakan cukup up to
date.
Menjawab dengan
deskriptif dan sering
menggunakan emoticon
tertawa dan terharu.

5

Simbol
Verbal

6

Interaksi
Dengan
Kelompok

7

Interaksi
Dunia Maya

8

Pandangan
Terhadap
Budaya
Konsumtif

Menggunakan istilah dan
logat Jawa, banyak
menggunakan kata
“hmm”
Tidak mengikuti
organisasi

Tidak menyebut waktu
namun informan
menyatakan bahwa
seluruh waktunya tidak
bisa lepas dari media
sosial.
Konsumtif adalah
membeli barang yang
tidak begitu penting
secara berlebihan.

Informan 8
(Iwan)
Usia 25 tahun.
Mahasiswa Jurusan
Pertanian di Unibraw
Malang. Bekerja
sampingan sebagai
freelancer
menggambar.
Merupakan anak
terakhir dari dua
bersaudara. Berasal dari
keluarga sederhana
yang sangat religius.

Axial Coding

(Kategori)

Selective
Coding

Identitas

(Konsep)
Self

Pengaruh
lingkungan

Society

Teman kuliah sebagian
merupakan orang yang
modis dan mayoritas
menggunakan gawai
yang up to date.

Pengaruh
lingkungan

Society

Sering berganti nama
akun Line seperti,
„Pacar Pevita‟, „Pacar
Kamu‟ dan „Diabetes
Berdikari‟.
Menggunakan istilah
dan logat Jawa.

Simbol Non
Verbal

Mind

Simbol Verbal

Mind

Sedang tidak mengikuti
organisasi

Interaksi
dengan
Kelompok

Society

Sangat addict terhadap
dunia maya (bisa 24
jam) sampai
mengabaikan
lingkungan sekitar

Interaksi

Society

Konsumtif adalah
keinginan untuk
membeli suatu barang.

Pemaknaan

Mind

Universitas Sumatera Utara

9

Konsep
terhadap
Tingkat
Konsumtif
Diri

10

Penilaian
tentang
akun
Instagram
@Komikazer

11

Pandangan
terhadap
Komik 1
(SALE )

12

Pandangan
terhadap
Komik 2
(SEPATU
BARU)

Antara keinginan dan
kebutuhan lebih memilih
kebutuhan. Menilai diri
sangat konsumtif
terhadap barang-barang
tertentu seperti tas,
kacamata dan sepatu.
Sulit dalam mengatur
keuangan karena uang
yang diberikan orang tua
selalu habis sebelum
waktunya.
Postingan @Komikazer
membuat kita berfikir
akan maknanya.
Komik dalam
@Komikazer merupakan
kenyataan yang terjadi
pada saat ini.
@Komikazer kurang
peka terhadap orang yang
membutuhkan dan terlalu
banyak iklan.
Manusia tidak bisa lepas
dari kata „sale’. Komik
ini merupakan sindiran
terhadap orang-orang
yang mengejar barang
diskon/sale agar menjadi
lebih hemat. Sebagai
wanita, Informan
mengaku bahwa dirinya
tidak dapat lepas dari
ketertarikan terhadap
benda-benda diskon.
Peringatan agar tidak
membeli barang baru
yang tidak dibutuhkan
jika barang yang lama
masih bagus. Hal ini
sangat tidak mungkin
karena bagi informan
yang merupakan wanita,
sepatu adalah kebutuhan
dan membeli sepatu baru
tidak harus menunggu
yang lama rusak tapi
sebagai opsi untuk
bergaya.

Antara keinginan dan
kebutuhan lebih
memilih kebutuhan.
Menilai diri tidak
konsumtif, sangat
budget planner dan
menjurus ke arah pelit.

Konsep Diri

Self

Komik temporer dalam
@Komikazer sangat pas
dengan kehidupan masa
kini.
Visualisasi
@Komikazer keren,
simpel, tidak berpanel
dan memiliki karakter
tersendiri.

Pemaknaan

Mind

Sale membuat orang
yang tidak ingin
membeli menjadi
membeli tanpa peduli
bahwa barang tersebut
merupakan stok lama.
Tidak merasa tersindir.

Pemaknaan

Mind

Seseorang kadang
membeli barang yang
tidak dibutuhkannya
hanya untuk
membentuk citra diri
dan prestise.

Pemaknaan

Mind

Universitas Sumatera Utara

13

Pandangan
terhadap
Komik 3
(SEPI
HIDUP
TANPA HP)

14

Pandangan
terhadap
Komik 4
(AGAR
SEMUA
SENANG)

15

Pemaknaan
terhadap
Komik yang
Mengandung Kritik
Terhadap
Budaya
Konsumtif
Generasi
Muda
Secara
Keseluruhan

Sindiran kepada
masyarakat masa kini
agar tidak bodoh dengan
tidak menganggap
adanya orang di
sekitarnya hanya karena
handphone. Tidak
merasa tersindir dan
sangat setuju pada pesan
dalam komik ini.
Dengan caption, “Agar
semua senang” dan tokoh
dibuat nude serta
menjejerkan barangbarang di sebelahnya
agar orang tidak iri
terhadap barang yang
dikenakannya. Setuju
atas ideologi dalam
komik ini.
Merasa tercerahkan
melalui komik dalam
@Komikazer namun
belum bisa membuat
informan mengubah
kebiasaan konsumtifnya
jika tidak ada bukti nyata
dari pembuat komik.

Sebagai sindiran atas
kecanduan terhadap
gawai sehingga tidak
ada sosialisasi nyata.
Merasa tersindir namun
setuju terhadap pesan
dan akan menjadikan
komik tersebut sebagai
pengingat.

Pemaknaan

Mind

Menunjukkan identitas
diri melalui barangbarang branded. Tida
tersindir karena menilai
dirinya tidak terlalu
peduli atas apa yang
orang pikirkan. Setuju
pada pesan yang
disampaikan dalam
komik ini.
@Komikazer dapat
dijadikan sebagai bahan
introspeksi diri dan
pencerahan namun
tidak dapat mengubah
perilaku konsumtif
followersnya jika tidak
ada action dari
komikusnya.

Pemaknaan

Mind

Pemaknaan

Mind

(negosiasi)

(negosiasi)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2: Pedoman Wawancara Mendalam
Latar Belakang (Self)
1. Nama :
Alamat :
Status :
Pekerjaan :
Kegemaran :
Agama :
Pendidikan :
2. Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda ?
3. Bagaimana sifat anda menurut orang di sekitar anda?
Sosial (Society)
4. Bagaimana atmosfer lingkungan pekerjaan anda?
5. Apakah rekan kerja/ orang yang paling sering bergaul dengan anda adalah
orang-orang yang modis?
6. Bagaimana dengan gadget yang mereka gunakan?
7. Seberapa sering anda pergi hangout bersama teman-teman dan
menghabiskan uang berapa?
8. Bagaimana gambaran tentang keluarga anda? Coba ceritakan tentang
keluarga anda?
9. Apakah anda ada mengikuti organisasi sosial atau keagamaan? Seberapa
aktif anda dalam kegiatan tersebut?
Tingkat Konsumtif Informan (Self)
10. Konsumtif itu apa menurut anda?
11. Seberapa konsumtifkah anda?
12. Apakah benda yang anda inginkan saat ini dan apakah tersebut realistis
untuk anda beli?
13. Saat akan membeli sebuah benda, apakah anda cenderung membeli benda
yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan? (Silahkan dipilih salah
satu)
14. Anda menginginkan benda tersebut karena keinginan pribadi atau karena
melihat orang lain banyak yang memiliki benda tersebut?
Hubungan & Pandangan Informan Penelitian terhadap Akun @Komikazer
(Mind)

15. Bagaimana isi akun Instagram @Komikazer menurut anda?
16. Dari mana anda mengetahui akun Instagram @Komikazer ?
17. Sudah berapa lama anda follow akun Instagram @Komikazer ?
18. Apakah anda mengetahui bahwa @Komikazer juga ada di Facebook dan
Twitter dan apakah anda juga mengikuti @Komikazer di Facebook dan
Twitter ?

Universitas Sumatera Utara

19. (Jika hanya mengikuti di Instagram) mengapa anda lebih memilih
mengikuti @Komikazer di Instagram dibandingkan media sosial yang
lain?
20. Apakah anda juga memfollow akun komik lain selain @Komikazer ?
21. Apa yang membuat akun Instagram @Komikazer lebih istimewa
dibandingkan dengan akun komik lainnya?
22. Apakah anda merasa terinspirasi atau tercerahkan lewat komik-komik
pada akun Instagram @Komikazer ?
23. Apakah anda memiliki saran untuk akun Instagram @Komikazer ?
24. Melalui akun Instagram @Komikazer bagaimana anda mendeskripsikan
Reza Mustar selaku pemilik akun tersebut?
Pemaknaan Informan terhadap Komik Hasrat Kebendaan (Mind)
25. Anda pernah mengomenari salah satu komik di akun tersebut yang
menggunakan hashtag #hasratkebendaan bukan? Komik yang ada tulisan
„sale‟nya/ komik yang menggambarkan sepatu baru/ komik yang ada
orang bilang „sepi banget hidup tidak ada handphone, tidak bisa
ngobrol‟/komik yang menampilkan benda-benda yang wajib dibawa setiap
hari. (Tanyakan juga pendapatnya tentang ketiga foto lainnya) Menurut
pandangan anda, apa sih yang ingin disampaikan @Komikazer melalui
komik tersebut?
26. Bagaimana pendapat anda mengenai komik tersebut?
27. Menurut anda, apakah foto-foto dalam akun Instagram @Komikazer yang
menyindir budaya konsumtif dapat mengubah pandangan dan perilaku
followers-nya tentang kebiasaan konsumtif mereka? Jika ya/tidak coba
sebutkan alasannya.
28. Akun bagaimana yang membuat anda tertarik untuk mem-follow-nya?
(Humor/Fashion/...). Akun yang bagus itu seperti apa?
Penggunaan Media Sosial
29. Apa saja social media yang anda miliki? Apa media sosial favorit anda?
Mengapa medsos tersebut lebih istimewa dibandingkan yang lainnya?
30. Menurut anda apa kegunaan media sosial terutama Instagram bagi diri
anda sendiri?
31. Bagaimana kebiasaan anda dalam menggunakan media sosial? Seberapa
sering anda menggunakan media sosial?

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3: Transkrip Wawancara Mendalam
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 1
Cafe Kopi Dolok, Tebing Tinggi | 3 Agustus 2016 Pukul 18.00 WIB
Nama akun Instagram : @superarmz
Post

: 331posts

Following

: 489 | Followers : 657 | Like90-100 |

Likes

: Keempat foto di like

Nama asli

: Ary Miranda

Umur

: 24 Tahun

Pekerjaan

: PNS Bagian Satpol PP

HP

: 081375767744

Agama

: Islam

Gambaran Akun Ig

:

Universitas Sumatera Utara

Terus mereka itu (rekan kerja) orang-orang yang modis atau orang-orang
yang gimana sih? Gadget-gadget mereka gitu?
Oh kalau secara, bisa dikatakan modis atau tidak, sebenarnya gini ya, kegiatan
kami di Satpol PP sebagian besar menggunakan baju dinas, apapun kegiatannya.
Jadi porsi penggunaan baju dinas itu, hampir 80% gitu. Jadi sebagai orang
lapangan, sebagian besar selalu menggunakan baju dinas, baju dinas lapangan.
Jadi kalau saya lihat untuk saya bisa menilai modis atau tidaknya, saya hanya
melihat tampilan dari ketika memakai baju dinas, seperti itu gitu. Jadi ukuran
modis atau tidak modisnya mereka tidak dapat saya pastikan. Dikarenakan kita
sama-sama bekerja di lapangan. Toh kalau di lapangan juga terlalu modis kan
konteksnya kita bekerja gitu kan. Ya mungkin seperti itu. Tapi mungkin informasi
tambahan yang bisa saya berikan, untuk rekan-rekan saya yang di bagian Tata
Usaha, pertama kan kalau di bagian tata usaha kan ada beberapa staf-stafnya yang
wanita, termasuk Kasubbag Tata Usahanya juga wanita gitu. Sejauh pengamatan
dan interaksi saya terhadap mereka, ya mereka keseluruhannya modis-modis gitu
kan. Terlihat dari cara mereka berpakaian gitu, walaupun memang kami
mempunyai seragam ya. Tetapi cara mereka mengenakan aksesoris tambahan
seperti itu, termasuk juga gadget yang mereka gunakan ya sejauh pantauan saya
tetap up to date seperti itu. Kayak terlihat dari mereka menggunakan smartphone,
seperti itu, gitu.
Terus kalau itu tadi kan menurut kamu ya, kalau menurut orang di sekitar
kamu nih, kira-kira kamu tuh orangnya kayak gimana sih?
Kalau menurut orang-orang di sekitar saya rasanya tidak etis ya kalau misalnya
saya mendeskripsikan apa yang orang-orang pikirkan tentang saya, gitu. Dalam
artian kan bisa saja saya mengurangi atau menambahi gitu apa-apa saja. Otomatis
kalau orang menyimpulkan tentang saya pasti kalaupun ada hal yang buruk
sebenarnya saya rasa saya berusaha menepis itu dengan mencari pembenaranpembenaran. Tapi kalaupun sepertinya anda memaksa untuk saya harus
menyampaikan hal itu, mungkin ada beberapa penilaian orang tentang kelakuan
saya yang buruk mungkin apa ya, kawan-kawan dekat saya menyebutnya pelit
gitu. Sebenarnya sih, nah itu tadi saya berusaha melakukan pembenaran atas itu
juga gitu kan. Sebenarnya sih saya bukan pelit gitu juga gitu, saya hanya berusaha
menggunakan uang seperlunya, gitu. Tapi anggapan orang itu tadi gitu, wah si Ary
pelit nih, wah si Ary pelit. Mungkin mereka beranggapan kayak gitu mungkin
based on dari ini ya, dari latar belakang pekerjaan saya. Dengan pekerjaan yang
seperti ini harusnya dia bisa lebih gini gitu dalam hal financial, gitu. Tapi kok
jatuhnya jadi seperti ini, gitu kan. Padahal yang saya mau klarifikasi nih ya, yang
masih kawan-kawan saya bingung gitu, yaaa kebutuhan saya kan juga banyak
gitu. Ya gak menutup kemungkinan dong kalau misalnya kita berada di satu titik,
makin kita ke atas otomatis, makin kita berada di posisi atas terpaan badai itu pasti
banyak gitu. Yang itu juga sudah saya alami, gitu. Jadi itu sih menurut rekanrekan saya, rekan-rekan dekat sih, gitu. Terus apalagi ya, sedikit mungkin yaa

Universitas Sumatera Utara

mungkin menurut saya, saya pribadi yang menyenangkan lah buat orang-orang di
sekitar saya gitu. Yaaa itu sih mungkin, kalau berusaha gak terlihat
menyombongkan diri, gitu.
Kalau ngomong tentang konsumtif nih, benda apa sih yang paling kamu
inginkan saat ini?
Benda ya?
Benda, barang.
Konteksnya apa ini? Saya inginkan dalam arti apa nih?
Dalam arti konsumerisme.
Sebenarnya ya, saat ini saya tidak ada yang saya pingin-pingin kali gitu. Cuma,
dalam artian saya masih bisa membendung rasa pengen saya lah gitu. Tapi kalau
berusaha direka-reka lagi, berusaha dicari-cari banget nih keinginan saya apa, yaa
kayaknya saya pingin kamera gitu.
Kamera SLR gitu?
Kamera yang bisa foto dan video bagus lah gitu.
Dengan kondisi keuangan saat ini, keinginan kamu itu realistis gak untuk
kamu dapatkan?
Kalau dengan kondisi keadaan saya yang sekarang, melihat dari prioritas-prioritas
saya kayaknya kamera juga gak realistis sih untuk saya miliki saat ini, gitu.
Jadi kamu kalau ingin suatu barang itu, misalkan kamu dihadapi dua pilihan
nih, keinginan sama kebutuhan, kamu lebih pilih mana? Dan budget yang
pas, misalnya uang kamu ada satu juta, kamu dah nabung nih, dah lama
nabung satu juta buat beli sebuah barang.
Untuk saat ini mungkin saya gimana ya? Saya lebih memprioritaskan kebutuhan
saya, gitu. Kenapa? Karena kan ya kita bukan, kalau saya menilainya diri saya kan
bukan lagi di umur dimana kebutuhan sama keinginan, yaa keinginan harus
tercapai gitu, kebutuhan bisa nanti lah gitu kan. Karena balik lagi saya kan juga
memenuhi kebutuhan dan keinginan saya dua-duanya dengan uang saya sendiri
gitu. Jadi apa gunanya saya penuhi keinginan saya yang menjadi angan-angan
saya kalau ternyata kebutuhan saya belum dapat saya penuhi gitu. Jadi saya lebih
memilih memenuhi kebutuhan saya daripada memuaskan keinginan saya.
Jadi kalau kamu dihitung-hitung konsumtif itu dari skala 1 sampai 10, di
angka berapa tuh?
Konsumtif ini dalam arti apa? Dalam arti pemenuhan barang atau?
Pemenuhan barang
6,5 lah mungkin
6,5. Terus kamu kayak tadi pingin kamera itu tuh karena keinginan pribadi,
atau karena lingkungan sekitar atau darimana tuh asalnya kepingin kamera
itu?
Kalau pingin kamera saya kayaknya kebutuhan pribadi, bukan lingkungan saya
karena lingkungan sekitar saya sebenernya gak membutuhkan saya perlu kamera.
Dalam arti untuk hal-hal yang seperti itu sudah ada gitu orang yang bertugas untuk

Universitas Sumatera Utara

mendokumentasikan kegiatan-kegiatan saya. Dalam artian kegiatan-kegiatan yang
kami lakukan gitu
Di kantor?
Di kantor. Jadi itu murni keinginan pribadi saya.
Terus seberapa keras sih upaya kamu untuk memperoleh benda, misalnya
ada benda yang kamu pengen nih, seberapa keras sih upaya kamu? Apa ada
nabung atau gimana gitu?
Kalau biasanya sih saya yaaa gimana ya? Sebenarnya saya agak susah sih dalam
hal menabung gitu. Kenapa? Karena ya gak tau aja saya suka gemes aja kalau
misalnya ada uang tersisa gitu. Jadi saya biasanya kalau dalam pemenuhan barang
itu saya lebih suka apa ya via saya ambil barangnya, terus saya cicil gitu.
Kredit gitu?
Yaa kredit seperti itu, gitu.
Kalau ngomong tentang keluarga kamu nih, coba jelaskan tentang keluarga
kamu gimana? Dan interaksi dengan mereka itu gimana?
Keluarga saya itu berasal dari kelas pekerja ya. Jadi latar belakang keluarga saya
juga biasa-biasa aja gitu. Jadi memang saya dididik dari kecil untuk dalam hal
pemenuhan kebutuhan saya gitu ya saya dibiasakan sama keluarga saya untuk
mendapat reward and punishment gitu. Dalam artian kalau saya bisa mencapai
sesuatu hal atau sesuatu ini baru saya mendapat reward. Begitu juga dengan
sebaliknya, gitu. Yaa seperti itu karena balik lagi ke kondisi keluarga saya yang
kelas pekerja. Karena gak semua pemenuhan semua keinginan saya bisa dibutuhi,
jadi gimana caranya menstimulus saya supaya saya jadi tetap bersemangat ya
dengan cara seperti itu gitu.
Rewardnya berupa? Apa yang diinginkan?
Iyaaa. Walaupun memang kadang gak sesuai harapan, dalam arti yaa saya paham
juga kemampuan orang tua saya gitu. Tapi setidaknya mereka selalu berusaha
membuat saya bahagia dengan adanya reward-reward yang mereka berikan,
seperti itu. Dan saya rasa itu efektif sih untuk membangun kepribadian saya
sampai sekarang gitu. Jadi saya bisa lebih realistis dan gak manja. Dalam arti kan
saya juga suka kesel sih gitu kalau misalnya ada orang yang gak jadi uringuringan karena kebutuhannya gak dipenuhi sama orang tuanya gitu. Dan saya rasa
sedikit banyaknya itu membentuk karakter saya menjadi orang yang lebih dewasa
dalam bertindak atau menginginkansesuatu.
Nah kalau ngomong tentang @Komikazer nih, darimana sih kamu
mengetahui akun @Komikazer itu? Bisa diceritain gak?
Sebenarnya saya sudah lama ya mengetahui akun @Komikazer ini. pertama kali
itu dari Instagram. Waktu itu sekitar tahun berapa ya? Tahun 2011 kayaknya. Ya
tahun 2011. Saya tahu dari kawan-kawan komunitas juga, terus ada teman yang
tertarik sama dunia gambar-menggambar, terus dikasih tau, terus saya lihat, terus
saya suka sih dari cara dia menarik, menanggapi suatu masalah, suatu trend gitu

Universitas Sumatera Utara

kan. Cara dia mengkritik, cara dia menyindir, cara dia melihat permasalahan sosial
yang ada di Indonesia gitu, terutama di kalangan anak muda, gitu, seperti itu.
Banyak teman-teman kamu yang follow @Komikazer?
Kalau saya rasa tidak begitu banyak ya, gitu. Tapi itu tidak menjadi masalah sama
saya. Mau banyak atau gak pun yaaa saya tidak pernah berusaha mempengaruhi
teman-teman saya atas selera saya, gitu. Jadi apa yang saya rasa oh ini saya
selerai, ya udah saya tetap jalani aja, gitu.
Kan kalau liat dari profil kan ada followed by nya gitu, mana tau ada yang
orang medan gitu kan, jadi bisa sekalian jadi informan saya juga, gitu. Ada
gak nih?
Disini ada sekitar 26 orang
Ini gak ada yang orang medan? Yang domisilinya di sekitar medan gitu gak
ada ya? Dari yang keliatan ini
Ada sih, cuma saya sudah lama gak jumpa dia, gitu.
Ya udah lah nanti kita bahas lagi. Kamu tau gak kalau ada @Komikazer itu
ada juga di facebook, di twitter, thumbler gitu?
Tahu. Kalau dari bio Instagramnya saya tahu dia juga posting beberapa di
thumblernya barangkali. Tapi saya tidak pernah cek thumblernya.
Jadi cuma follow di Instagram aja?
Ya. Untuk di twitter mungkin dari share-share-an orang ya, seperti itu. Kalau
untuk yang medium-medium lain, saya tidak terlalu mendalami. Yang penting
karena saya dapatnya dari Instagram, ya udah saya taunya dari Instagram aja,
gitu.
Apa sih keistimewaan ngikutin @Komikazer itu di Instagram daripada media
yang lain? Kenapa cuma di Instagram?
Sebenarnya kenapa cuma di Instagram karena yaa pertama saya sekalian. Sekalian
saya scroll-scroll timeline , terus saya kan dapat, bisa lihat juga @Komikazer ,
seperti itu. Itu aja. Kalau untuk medium lainnya sih, kondisional aja, gitu. Jadi pas
saya scroll kemungkinan ada masuk @Komikazer atau postingan-postingan dari
@Komikazer , ya sudah lah seperti itu.
Kamu ada follow akun komik lain gak selain @Komikazer?
Ada. Saya follow @Tahilalat juga saya. Udah
Itu aja?
He eh. Sama seniman-seniman lain sih kayaknya seperti @The_popoh
Senimannya itu komik atau foto atau apa gitu yang dimaksud seniman?
Kartun kayaknya. Baru beberapa seniman lokal yang in juga di Medan.
Apa sih yang buat @Komikazer itu istimewa dibandingkan seniman-seniman
atau komikus yang lain?
Yaaa tadi kan sudah saya bilang gitu, kenapa dia istimewa bagi saya ya itu tadi,
cara dia memandang suatu permasalahan, cara dia memandang kehidupan sosial
generasi muda di Indonesia, cara dia menanggapi itu lewat cara dia menggambar
dan memberikan caption atau memberikan dialog atas itu semua. Ya itu yang

Universitas Sumatera Utara

membuat @Komikazer istimewa dan menurut saya pas aja gitu sama selera humor
saya. Dan karena sebagian besar kan banyak juga sih akun-akun kayak seperti itu
di Instagram, tapi selera humornya receh, gitu.
Kalau dia selera humornya bagus gitu ya menurut kamu ya?
Yaa bukan bagus ini, pas aja di saya, gitu.
Pas ya? Ini kalau kita ngomongin satu-satu, saya liat kamu kan ada like
empat-empatnya ya, foto yang ada #hasratkebendaan. Kalau kita bahas satusatu nih, kira-kira yang ini dia mau nyampein apa sih melalui gambar itu?

Kalau yang di foto ini ya? Yang captionnya “agar semua senang” ini, yang saya
tangkap disini, gimana ya? Dewasa ini kan generasi muda terutama di Instagram,
Instagram itu jadi kayak ajang pamer-pameran, gitu. Termasuk outfit yang
digunakan, gitu. Kalau branded pasti dipamerin, kalau gak branded gak
dipamerin, gitu. Terus cara dia memposting apa-apa yang dipake sehari-hari
menurut saya itu apa ya? wasting time sekali gitu. Kenapa? Kenapa sih saya harus
peduli sama apa yang dia pakai, gitu. Itu sih yang bikin saya tergelitik, cara
@Komikazer menanggapinya, agar semuanya senang gitu kan, #hasratkebendaan.
Perasaan kamu melihat itu, ada perasaan tersindir atau ih iya nih aku banget
nih pake yang kayak-kayak gini nih, atau gimana sih perasaan kamu lihat
itu?
Kalau saya kebetulan gak pernah posting OOTD ya, gitu. Ini kan konteksnya
OOTD gitu. Jadi saya sih melihat ini senyum aja, gitu. Senyum aja dalam arti wah
ini benar-benar mengkritik generasi muda gitu yang sering OOTD gitu lah.
Kamu gak merasa ya? Karena memang itu bukan kamu ya?
Bukan, saya gak merasa itu. Saya rasa ini gak menyinggung bagian dari diri saya
karena saya pun gak pernah melakukan seperti itu, gitu. Ya itu tadi karena
tanggapan saya penting sekali saya rasa kalau saya harus mem-posting apa yang
saya kenakan gitu sehari-hari. Itu aja sih.
Terus kalau ngomongin gambar yang ini nih, itu dia mau nyampein apa kirakira?

Universitas Sumatera Utara

Kalau yang di foto kedua dimana ada kotak sepatu berlabel baru ini, dengan
caption “believe me you don’t need me” ini, yang saya tangkap disini, nah ini tadi,
karena perilaku konsumtif orang-orang sekarang itu saya lihat si Azer ini mau
nyampaikan kalau kita gak perlu sih sebenarnya selalu belanja-belanja baru kalau
ternyata barang-barang kita masih bisa kita gunakan, gitu. Karena hanya sekedar
mengikutin trend gitu kita harus belanja baru. Kita harus beli barang baru padahal
kita sendiri belum tentu bisa menggunakannya, gitu.
Kamu sendiri gimana?
Kalau saya sendiri? Saya sebenarnya gini ya, sebenarnya ini sih bagi saya ini
kondisional, gitu. Kenapa? Karena balik lagi ke diri saya gitu. Saya kan bilang tadi
saya orangnya apa ya? Saya bisa katakan diri saya juga orangnya well plan, gitu.
Dalam artian saya suka merencanakan sesuatu, termasuk dalam membeli barang.
Nah, kalau yang ini saya balikkan ke diri saya, jujur saya kadang mau gitu belanja
barang walaupun saya masih punya tapi kondisional. In conditional-nya seperti
apa? Kalau barang tersebut sedang ada promo atau sedang ada diskon, gitu. Jadi
kadang-kadang kan suka ada itu, buy one get one di mall kayak gitu. Jadi menurut
saya itu sah-sah aja sih, buat persiapan atau beberapa waktu ke depan, gitu. Saat
saya sudah punya, sudah barang yang saya miliki, dalam hal ini sepatu misalnya,
saya sudah punya penggantinya yang saya beli jauh-jauh hari tapi dengan harga
miring ketimbang saya harus beli pada saat itu tapi dengan harga mahal, gitu. Jadi
saya melihat ini kondisional gitu, di diri saya, gitu.
Disitu kamu merasa tersindir, tercerahkan atau gimana?
Kalau disini saya gak merasa tersindir, karena kan yaaa dsini kan dia mengatakan
“believe me you don’t need me”. Kenapa? Yaaa saya merasa butuh aja itu, tapi
butuhnya kan gak sekarang, gitu. Kebutuhannya kan beberapa saat ke depan dan
saya kan sudah mempersiapkan itu untuk kebutuhan saya ke depan. Gitu.
Nah kalau yang ini nih, ini zaman sekarang banget ya kayaknya. Menurut
kamu itu dia mau ngomong apa?

Universitas Sumatera Utara

Menurut saya sih apa yang coba disampaikan dalam postingan ini, dengan 1 orang
cowok dan 1 orang cewek sepi banget hidup gua gak ada HP gak bisa ngobrol,
yaaa ini sih, inilah tadi pengaruh gadget tadi gitu kan. Padahal ada orang di
depannya, tapi dia tetap aja merasa sepi karena gak ada HP dia gak bisa ngobrol,
gak bisa berinteraksi dengan orang lain. Padahal di depannya itu ada manusia
yang tampak nyata gitu kan. Jadi sebenarnya sindiran halus tapi kasar buat kita
semua, gitu. Karena kadang-kadang kita suka kayak gitu, gitu. Ada pun orang di
sebelah kita, tapi kita sibuk main HP. Dan kita udah kerasa panik kali kalau
misalnya kita ketinggalan Handphone kayak kita gak punya kehidupan, gitu.
Termasuk juga yaaa orang-orang di sekitar kita pasti gitu juga. Mungkin kalau ini
dibilang trend kayaknya udah, yaaa itu tadi handphone kadang-kadang udah jadi
kayak kebutuhan gitu, sama pelarian orang-orang dari kehidupan.
Kamu pernah gak mengalami kejadian kayak gini?
Ada sih kadang-kadang. Kadang-kadang kan kalau misalnya kita di tongkrongan,
atau misalnya kita lagi ngobrol sama teman, saat kita tahu obrolan kita disitu udah
basi, atau kita udah malas, kita pengen escape tapi kita gak bisa, yaaa pelarian kita
handphone. Dan disaat handphone kita lagi mati atau ketinggalan, sementara kita
gak punya chance untuk escape dari situasi itu, yaa itu tadi kita kadang-kadang
suka “Aduhhhh, kok ketinggalan lah handphone ini. Harusnya kan bisa main
handphone aja daripada harus terjebak di pembicaraan yang basi ini”, gitu
misalnya.
Jadi, hmm kamu gak merasa tersindir tuh liat kayak gini? Tadi katanya
kamu pernah ngalamin itu, tapi nih gimana sih nanggapin ini?
Oiya, kalau ini yah bukan merasa tersindir sih, lebih kepada pas aja. Itu kan tadi
saya bilang tadi, pas aja nih sama kondisi saya, gitu.
Nah, kalau yang ini gimana?

Universitas Sumatera Utara

Nahh ini nih. Kalau ini hmm sedikit banyaknya pada ini saya sedikit tersindir juga
sih, aku belanja aku bahagia, gitu. Tapi konteksnya kalau ini kan aku belanja aku
bahagia. Dalam arti aku yaaaa kalau belanja, kalau belanjanya semua gitu,
eummmmm mau sale atau gak ya bahagia. Kalau saya pas sale aja baru bahagia
belanja. Kalau gak sale saya gak bahagia-bahagia kali belanja.
Kamu terus merasa gitu?
Iya, kalau saya pribadi kalau lagi sale saya belanja gitu kan, that‟s OK. Tapi kalau
gak lagi sale terus saya harus belanja, saya merasa “aduh sayang nih uangnya”,
gitu.
Padahal sebenarnya sale itu harganya udah ditinggiin ya?
Yaaa seperti itu
mindset nya
Cuma ya tetap aja, mindset-nya tetap ini.
Menurut kamu nih, apa foto-foto yang tadi ini, yang 4 ini, bisa gak
mengubah pandangan atau perilaku followers-nya tentang kebiasaan
konsumtif mereka?
Kalau saya rasa ya, kalau saya harus memberi pandangan, yaaa kan gak semua
sama sih range usia followers @Komikazer gitu. Yaaa gak semua orang juga
beranggapan kalau postingan-postingan @Komikazer ini seserius pesan yang ingin
disampaikannya, gitu. Makanya tadi saya gak bisa pastikan seberapa besar orang
yang berubah setelah melihat posting-an ini, seberapa besar orang yang tidak
terpengaruh, gitu. Itu tergantung kembali lagi kepada si Creator -nya gitu. Yaaa
sesulit atau semudah apapun pesan yang pengen disampaikan sama creator kan itu
balik lagi ke creator-nya. Creator -nya pengen nyampein apa sih disini, gitu. Tapi
yang si receivernya, penerimanya kan gak sama juga tanggapannya. Apalagi kalau
misalnya anak-anak nanggepinnya “apa sih ini, cuma tangan diborgol” gitu kan,
“apa sih ni cuma orang telanjang terus bajunya dijejer-jejerin” gitu kan. Jadi kalau
saya harus memutuskan, saya rasa kalau ini di usia saya mungkin paham. Tapi
kembali lagi ke range usia para follower-nya gitu. Itu aja.
Kamu pribadi merasa terinspirasi atau tercerahkan gak lewat komik-komik
pada akun @Komikazer?
Kalau saya sendiri, saya merasa tercerahkan sih dari postingan-postingan
@Komikazer gitu. Karena kadang-kadang tadi seperti yang saya bilang, yaa kalau
gak tercerahkan, saya gak follow karena saya termasuk selektif juga dalam memfollow orang, gitu. Karena saya punya anggapan kalau yaa apa yang saya ikutin,
apa yang saya di social media itu, karena itu emang selera saya.
Emang selera kamu yang gimana sih?
Yaaa dalam hal apa dulu nih?
Itu kan yang humor, ini fashion, atau yang gimana sih yang biasa kamu
follow?
Eummmm kamu bisa lihat following saya lah kalau gitu. Terlalu ini kalau saya
bilang ini

Universitas Sumatera Utara

Melalui akun itu, gimana sih kamu mendeskripsikan Reza Mustar itu selaku
pemilikinya?
Kalau saya ya, saya gak pernah jumpa Reza Mustar, gitu. Saya cuma pernah
melihat beberapa highlight dari kegiatan-kegiatannya offline yang saya baca
secara tidak sengaja mungkin kan di beberapa event-event yang sering wara-wiri
di Instagram gitu. Dan saya pun jadi saya gak bisa katakan gimana personalnya
gitu, karena saya gak pernah ngobrol langsung, gak pernah interaksi sama dia, gitu
kan. Saya cuma tau hasil karya-karyanya. Dari hasil karya-karyanya sepertinya
orangnya menyenangkan dan bisa diajak ngobrol apa saja, gitu. Tapi kan balik lagi
kan, ini kan sosial media, kita bisa gampang aja ngatakan orang “oh anaknya
asik”. Tapi pas ketemu ternyata anaknya gak asik, gitu. Kadang-kadang kan ada
sih orang yang bersembunyi dari apa yang coba ditampilkannya aja, jadi saya gak
bisa jamin Reza Mustar itu, si creator @Komikazer , pada kehidupan aslinya
mungkin bisa keeping up sama saya kalau ngobrol gitu. Dan dia pun pasti belum
tentu juga bisa keeping up sama saya. Mungkin karena perbedaan latar belakang,
profesi, pekerjaan, ketertarikan seperti itu. Tapi overall kalau dilihat dari
karyanya, ya saya sih suka, gitu. Dan bisa sih ngobrol-ngobrol sama dia gitu.
Ada gak saran untuk akun @komikazer?
Kalau untuk akun @Komikazer ya, kedepannya kepengennya sih saya ada sih gitu,
seperti yang ini yang sedang kamu teliti sekarang ini, kamu memposisikan dalam
beberapa kategori. Kedepannya, kalau memang @Komikazer mau menginspirasi
lagi, @Komikazer bisa sih bikin 1 main theme lagi yang dikemas gitu, yang untuk
mengedukasi anak-anak muda. Karena kan pasti targetnya kan generasi muda, gitu
yang bisa bikin anak-anak muda itu lebih bisa ada nilai edukasinya kalau yang
memfollow @komikazer , gtiu. Apa nilai edukasinya ya terserah sama creator nya,
toh dia juga bisa nentukan. Jadi saya bukannya bermaksud mengajari atau
menggurui, ya itulah sarannya seperti itu.
Nih ya kalau ngomongin kebiasaan kamu dalam bersosial media, seberapa
mudah sih kamu nge-like sebuah posting-an? Kan ada nih orang yang gitu
dia lihat home, di like nya semua biar dapat like back. Kamu orang yang
gimana sih?
Kalau saya tadi kembali lagi saya kan sudah bilang tadi saya follow orang karena
ketertarikan saya, beberapa persen mungkin teman saya yang saya kenal emang
benar-benar dari sosial media. Jadi beberapa lagi mungkin yang sifatnya
informatif gitu kan. Ya udah jadi karena saya rasa itu udah mewakili dari apa yang
saya bikin saya tertarik, ya saya like aja semua gitu. Jadi apa yang saya lihat, ya
udah pas saya buka ya udah saya like aja semua gitu.
Kamu pernah gak berdebat tentang suatu hal gitu di Instagram atau
khususnya di akun @Komikazer, di komentar-komentar gitu?
Kalau untuk berdebat di komen @Komikazer saya gak pernah
Untuk yang lain?

Universitas Sumatera Utara

Untuk hal-hal komen lain saya biasanya palingan apa ya? Cuma sekedar komentar
aja gitu, gak ada pernah melakukan perdebatan gitu terhadap A, terhadap si B,
terhadap si C terhadap apa yang di postingnya. Gak pernah. Saya gak pernah
seikut campur itu untuk soal itu, gitu aja.
Kamu punya sosmed apa aja sih? Terus apa yang paling favorit?
Saya? Saya udah main sosmed lumayan lama, gitu kan. Jadi hampir semua sosmed
pernah saya ikuti gitu kan. Cuma beberapa yang masih terinstall di handphone
saya Instagram. Ini ya, dalam artian yang terinstall ini berarti saya masih ada
keinginan untuk membuka dan meng-updatenya, gitu. Instagram, Twitter, Path,
Blog..Blogger sama Ask.fm, eh satu lagi denk, Foursquare.
Foursquare..
Foursquare sama swam, gitu.

Eummm itu yang paling favorit? Dari antara itu?
Untuk saat ini sebenarnya untuk favorit, karena semuanya beda platform jadi ya
saya kembali ke peruntukkannya lagi. Kalau saya lagi pengen buka ini, ya udah
saya buka aja gitu. Gak ada jam khusus aku harus buka ini jam segini, aku buka
ini jam segini, aku harus gini di jam segini, gak ada gitu. Sesantainya dan
sepengennya saya aja, gitu.
Apa sih kegunaan sosial media buat kamu sendiri?
Yang pertama, eummmmm untuk memperoleh informasi. Untuk mengetahui trend
dan apa yang sedang terjadi, itu tadi ya. Terus ya mengedukasi saya, gitu.
Mengedukasi saya sendiri gitu kan. Karena kan kadang-kadang informasi yang
kita terima belum tentu semuanya bisa mengedukasi kita. Makanya saya bedakan
tadi antara yang memberi informasi saya sama yang mengedukasi saya, gitu.
Terus lebihnya ya saya mengetahui teman-teman saya.
Kamu ada manfaatin social media itu buat tujuan khusus gitu? Kalau orang
ada yang personal branding atau apa, karena saya liat Instagram kamu kan
menarik tuh. Foto-fotonya seperti diatur gimana gitu. Followers-nya juga
lumayan banyak.
Kalau untuk personal branding yaaa saya termasuk yang memperhatikan itu. Jadi
kenapa saya bilang gitu? Karena apa yang kita tampilkan di laman sosial media
kita adalah sedikit banyaknya cermin dari kepribadian kita, gitu. Walaupun
seberapa persen yang mau kita tampilkan itu balik lagi ke diri kita, tapi yang saya
tangkap dewasa ini, gak jarang sih orang-orang itu kalau mau nemu orang atau
mau kenal orang, yang pertama dilihat itu laman sosial media, gitu. Yaaa termasuk
kamu juga, ketemu saya kan yang pertama kamu kepoin kan pasti sosial media
saya. Jadi kalau saya gak punya kemasan yang menarik, orang pasti gak tertarik
gitu untuk tahu siapa saya, untuk apa yang saya ini-in, gitu.
Jadi untuk mengaktualisasikan diri juga termasuk lah ya?
Mengaktualisasikan diri dan sepertinya kalau mengaktualisasi diri terlalu jauh ya.
Lebih kepada bentuk apa ya? Aduh apa ya namanya, mengekspresikan diri, seperti
itu.

Universitas Sumatera Utara

Mengekspresikan diri. Gimana sih kebiasaan kamu dalam menggunakan
media sosial? Dalam sehari itu berapa lama kira-kira? Berapa jam tuh
dalam sehari?
Kalau untuk saya habiskan mungkin 2 sampai 4 jam, tetapi secara akumulasi
waktu, gak ada waktu khusus yang saya fokuskan untuk sosial media, jam segini
untuk sosial media, enggak.
Kalau lagi kosong aja, gitu?
Iya, sesempat dan sesantainya saya, gitu. Tapi kalau boleh saya akumulasi 2
sampai 4 jam.
Akun yang bagus itu seperti apa sih menurut kamu?
Akun yang bagus itu?
Akun Instagram nih
Kalau akun Instagram yang bagus yang pertama ya informatif. Terus karena
Instagram itu basicnya adalah foto dan video, ya otomatis dia yang eye-catching
lah gitu, enak dilihat mata gitu. Apapun konsepnya mau dia seni, mau dia kreasi
atau hasil apapun yaaa pokoknya enaklah dilihat mata gitu. Terus yang informatif
tentunya gitu kan, informatif dengan lihat ini “Ohhh ada ya gini ya” , bisa bikin
kita kayak gitu. Terus kalau misalnya kaitan dengan teman-teman yaa dengan
adanya dia itu kita jadi tau “Ohhh teman kita lagi gini toh” gitu, “Ohh ini toh yang
dialaminya”, itu sih.
Tapi kamu kan tadi nge-like yang 4 foto itu, kamu ada nge-like yang lain-lain
gak sih?
Ada, saya ada nge-like foto-foto yang lain. Kalau detailnya