Isolasi Karagenan Dari Rumput Laut Merah (Kappaphycus alvarezii) dan Pemilihan Formulasi Sebagai Pelembab
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1983). Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Halaman 96.
Anggadiredja, J.T., Achmad Z., Heri P., dan Sri, I. (2010). Rumput Laut. Jakarta:
Penebar Swadaya. Halaman 14-19, 26-39, 52-60, 65.
Angka S.L., Suhartono T.S. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian
Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Halaman 4956.
Aslan, L.M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Kanisius. Halaman 11-72.
Atmadja, W.S., Kadi, A., Sulistijo., Satari, R., (1996). Pengenalan Jenis-Jenis
Rumput Laut Indonesia . Jakarta: Puslitbang Oseanografi LIPI. Halaman:
95, 126-128, 152-154.
Balsam, M.S & Sargarin, E. (1972). Cosmetics : Science and Technology. Volume
II. Edisi Kedua. New York: John Willey and Sons, Inc. Halaman179-219.
Dawes, C.J. (1981). Marine Botany. Florida: A Wiley-Interscience Publication.
Halaman 41.
Depkes RI. (1978). Materia Medika Indonesia . Jilid II. Jakarta: Depkes RI.
Halaman 133, 135, 150-156.
Diharmi, A., Fardiaz, D., Andarwulan, N., dan Heruwati, S.E. (2011).
Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Eucheuma spinosum (Alga maerah)
dari Perairan Sumenep Madura. Jurnal Perikanan dan Kelautan . 16(1):
120.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Penerbit
Departemen Kesehatan RI. Halaman 22, 256.
Ditjen POM. RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 8.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Depkes RI.
Halaman 1038.
Fauzi, Aceng R. dan Rina N. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia. Halaman 69, 115-128.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Kesembilan. Penerjemah: Ken Ariata Tengadi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC. Halaman 682-684.
Universitas Sumatera Utara
Indriani dan Sumarsih. (1991). Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Rumput
Laut. Cetakan Pertama. Jakarta: Swadaya. Halaman 1, 8.
Jaelani. (2009). Ensiklopedi Kosmetika Nabati. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Halaman 16-19, 97, 192.
Lubis, S.A., (2013). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi serta Identifikasi
Karagenan dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dari Desa Kntuh
Banjar Kaja Jati Provinsi Bali. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Edisi Kesatu. Amsterdam: Elsevier
B.V. Halaman 13, 19-21.
Oviantari, M.V., dan Parwata, I.P. (2007). Optimalisasi Produksi Semi-Refined
Carrageenan Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Dengan Variasi Teknik
Pengeringan Dan Kadar Air Bahan Baku. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains & Humaniora . 1(1) : 62-71.
Phillips, G.O., Williams, P.A. (2009). Handbook Of Hydrocolloids. Second
Edition. Washington DC: Woodhead Publishing Limited. Halaman 90-91
Polifrone, M., De Masi, F., dan Gargiulo, M.G. (2006). Alternative Pathway in
The History of Gracilaria gracilis (Gracilariales, Rhodophyta) From Norteastren Sicily (Italy). Journal of Botanical Sciences. 261(3): 1003.
Prianto, J. (2014). Cantik, Perawatan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 36-37, 51-55, 127-142.
Rasyid, A. (2003). Beberapa Catatan Tentang Karagenan.Oseana . 28(4): 1-3.
Saputra, Lyndon & Evi Luvina Dwisang. (2009). Anatomi & Fisiologi untuk
Perawat dan Paramedis. Tangerang: Binarupa Aksara. Halaman 10-15.
Sinaga, S.M. (2002). Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Identifikasi Karagenan
dari Rumput Laut Halymenia durvillaei Bory de saint Vincent. Skripsi.
Medan: Fakultas Farmasi USU.
Suparmi., Sahri, A. (2009). Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian Pemanfaatan
Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Sultan
Agung. 96(118): 105-109.
Soraya N. 2002. Bahan Kosmetik Alami. http://www.pikiranrakyat.com. [21 April
2016].
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 78.
Universitas Sumatera Utara
Ulfah M. 2009. Pemanfaatan Iota Keragenan (Eucheuma spinosum) dan Kappa
Keragenan (Kappaphycus alvarezii) sebagai Sumber Serat untuk
Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering [skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
United
States Pharmaucopeia Convention Inc. (2007). United States
Pharmaucopeia XXX- NF XXV. New York: Mack Printing Company.
Halaman 1091.
Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Penerjemah:
Soendani Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman
36.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. Halaman 62-63.
Widodo, Hendra.(2013). Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker . Yogyakarta: DMedika. Halaman 167-172
Winarno, F.G., (1990). Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. Halaman 72-85.
World Health Organization.(1992). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Materials. Hongkong: Printed in England. Halaman 36.
Young, A. (1972). Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited.
Halaman 40.
Universitas Sumatera Utara
Anief, M. (1983). Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Halaman 96.
Anggadiredja, J.T., Achmad Z., Heri P., dan Sri, I. (2010). Rumput Laut. Jakarta:
Penebar Swadaya. Halaman 14-19, 26-39, 52-60, 65.
Angka S.L., Suhartono T.S. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian
Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Halaman 4956.
Aslan, L.M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Kanisius. Halaman 11-72.
Atmadja, W.S., Kadi, A., Sulistijo., Satari, R., (1996). Pengenalan Jenis-Jenis
Rumput Laut Indonesia . Jakarta: Puslitbang Oseanografi LIPI. Halaman:
95, 126-128, 152-154.
Balsam, M.S & Sargarin, E. (1972). Cosmetics : Science and Technology. Volume
II. Edisi Kedua. New York: John Willey and Sons, Inc. Halaman179-219.
Dawes, C.J. (1981). Marine Botany. Florida: A Wiley-Interscience Publication.
Halaman 41.
Depkes RI. (1978). Materia Medika Indonesia . Jilid II. Jakarta: Depkes RI.
Halaman 133, 135, 150-156.
Diharmi, A., Fardiaz, D., Andarwulan, N., dan Heruwati, S.E. (2011).
Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Eucheuma spinosum (Alga maerah)
dari Perairan Sumenep Madura. Jurnal Perikanan dan Kelautan . 16(1):
120.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Penerbit
Departemen Kesehatan RI. Halaman 22, 256.
Ditjen POM. RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 8.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Depkes RI.
Halaman 1038.
Fauzi, Aceng R. dan Rina N. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia. Halaman 69, 115-128.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Kesembilan. Penerjemah: Ken Ariata Tengadi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC. Halaman 682-684.
Universitas Sumatera Utara
Indriani dan Sumarsih. (1991). Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Rumput
Laut. Cetakan Pertama. Jakarta: Swadaya. Halaman 1, 8.
Jaelani. (2009). Ensiklopedi Kosmetika Nabati. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Halaman 16-19, 97, 192.
Lubis, S.A., (2013). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi serta Identifikasi
Karagenan dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dari Desa Kntuh
Banjar Kaja Jati Provinsi Bali. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Edisi Kesatu. Amsterdam: Elsevier
B.V. Halaman 13, 19-21.
Oviantari, M.V., dan Parwata, I.P. (2007). Optimalisasi Produksi Semi-Refined
Carrageenan Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Dengan Variasi Teknik
Pengeringan Dan Kadar Air Bahan Baku. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains & Humaniora . 1(1) : 62-71.
Phillips, G.O., Williams, P.A. (2009). Handbook Of Hydrocolloids. Second
Edition. Washington DC: Woodhead Publishing Limited. Halaman 90-91
Polifrone, M., De Masi, F., dan Gargiulo, M.G. (2006). Alternative Pathway in
The History of Gracilaria gracilis (Gracilariales, Rhodophyta) From Norteastren Sicily (Italy). Journal of Botanical Sciences. 261(3): 1003.
Prianto, J. (2014). Cantik, Perawatan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 36-37, 51-55, 127-142.
Rasyid, A. (2003). Beberapa Catatan Tentang Karagenan.Oseana . 28(4): 1-3.
Saputra, Lyndon & Evi Luvina Dwisang. (2009). Anatomi & Fisiologi untuk
Perawat dan Paramedis. Tangerang: Binarupa Aksara. Halaman 10-15.
Sinaga, S.M. (2002). Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Identifikasi Karagenan
dari Rumput Laut Halymenia durvillaei Bory de saint Vincent. Skripsi.
Medan: Fakultas Farmasi USU.
Suparmi., Sahri, A. (2009). Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian Pemanfaatan
Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Sultan
Agung. 96(118): 105-109.
Soraya N. 2002. Bahan Kosmetik Alami. http://www.pikiranrakyat.com. [21 April
2016].
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 78.
Universitas Sumatera Utara
Ulfah M. 2009. Pemanfaatan Iota Keragenan (Eucheuma spinosum) dan Kappa
Keragenan (Kappaphycus alvarezii) sebagai Sumber Serat untuk
Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering [skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
United
States Pharmaucopeia Convention Inc. (2007). United States
Pharmaucopeia XXX- NF XXV. New York: Mack Printing Company.
Halaman 1091.
Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Penerjemah:
Soendani Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman
36.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. Halaman 62-63.
Widodo, Hendra.(2013). Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker . Yogyakarta: DMedika. Halaman 167-172
Winarno, F.G., (1990). Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. Halaman 72-85.
World Health Organization.(1992). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Materials. Hongkong: Printed in England. Halaman 36.
Young, A. (1972). Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited.
Halaman 40.
Universitas Sumatera Utara