Isolasi Karagenan Dari Rumput Laut Merah (Kappaphycus alvarezii) dan Pemilihan Formulasi Sebagai Pelembab

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah
Kappaphycus alvarezii yang merupakan kelas rumput laut merah (Rhodophyceae)

penghasil karagenan. Karagenan adalah galaktan tersulfatasi linear hidrofilik yang
memiliki fungsi sebagai bahan penstabil yang dapat digunakan dalam pembuatan
krim pelembab dan juga sebagai bahan pengental serta pengemulsi (Angka dan
Suhartono, 2000).
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kosmetika yang berasal dari
bahan alami memberikan peluang bagi penggunaan rumput laut sebagai bahan
baku kosmetika. Soraya (2002) menyatakan bahwa para ahli kosmetik dan
kecantikan sepakat karagenan dari rumput laut menunjukkan kompatibilitas yang
tinggi dalam sediaan kosmetik sehingga baik untuk perawatan kulit.
Pelembab

merupakan

kosmetik


perawatan

yang

bertujuan

untuk

mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara
kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit
maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit
menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).
Kulit merupakan organ esensial dan vital yang mengandung lapisan lemak
tipis yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang
menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum
untuk mempertahankan agar permukaan kulit tetap lembut, lunak, dan terlindung.
Jika sebum hilang maka permukaan kulit akan mudah pecah, kulit menjadi kering

Universitas Sumatera Utara


dan bersisik. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan yaitu dengan
cara memberikan kosmetik pelembab kulit (Ditjen POM, 1985).
Berbagai jenis bahan penstabil emulsi telah banyak digunakan dalam
formula krim untuk menghasilkan produk yang mampu mempertahankan
kestabilannya bila disimpan dalam waktu yang cukup lama. Karagenan
merupakan salah satu jenis bahan penstabil yang dapat digunakan dalam
pembuatan krim dan juga berfungsi sebagai bahan pengental serta pengemulsi
(Angka dan Suhartono, 2000).
Sediaan krim termasuk penggolongan kosmetika bagian preparat perawatan
kulit. Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM,
1985). Sediaan ini seharusnya juga mengandung minyak dan meninggalkan rasa
lembut di kulit, tetapi tidak boleh terlalu berminyak (Young, 1972).
Pada kondisi kulit tertentu, pelembab diperlukan oleh kulit untuk
mempertahankan struktur dan fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik dari luar
maupun dalam tubuh dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering akibat
kehilangan air oleh penguapan yang tidak dirasakan. Karagenan merupakan suatu
jenis galaktan yang memiliki daya ikat air yang tinggi. Karagenan juga dipercaya
dapat menghaluskan dan melembutkan kulit, sehingga baik digunakan dalam

produk perawatan kulit (Ulfah, 2009). Hal tersebut melandasi diperlukannya
penelitian mengenai penambahan karagenan pada formulasi krim pelembab
dengan bahan alami.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
a. Apakah karakteristik simplisia dari rumput laut merah jenis Kappaphycus
alvarezii sesuai dengan penelitian sebelumnya?

b. Apakah karagenan yang dihasilkan dari rumput laut merah jenis
Kappaphycus

alvarezii

memenuhi

persyaratan


United

States

Pharmacopeia XXX?

c. Apakah karagenan dapat diformulasikan dalam sediaan krim?
d. Apakah karagenan mampu melembabkan kulit dalam bentuk sediaan
krim?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah:
a. Karakteristik simplisia dari rumput laut merah jenis Kappaphycus
alvarezii sesuai dengan penelitian sebelumnya.

b. Karagenan yang dihasilkan dari rumput laut merah jenis Kappaphycus
alvarezii memenuhi persyaratan United States Pharmacopeia XXX.


c. Karagenan dapat diformulasikan dalam sediaan krim.
d. Karagenan mampu melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui karakteristik rumput laut merah jenis Kappaphycus
alvarezii.

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk mengetahui hasil identifikasi karagenan hasil isolasi dari rumput
laut merah jenis Kappaphycus alvarezii yang sesuai dengan standar United
States Pharmacopeia XXX.

c. Untuk membuat sediaan krim dengan menggunakan karagenan sebagai
pelembab.
d. Untuk mengetahui kemampuan karagenan melembabkan kulit dalam
bentuk sediaan krim.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan manfaat karagenan yang
berasal dari isolasi rumput laut merah. Selanjutnya agar dapat diolah menjadi
bahan baku kosmetik yang bernilai, sehingga dapat meningkatkan perekonomian
petani rumput laut di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara