T1 702012602 BAB III

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Tempat Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara berkolaborasi bersama guru
mata pelajaran yang bersangkutan. Metode ini digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah yang timbul di dalam kelas atau untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di dalam kelas, karena
permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa diperoleh dari
kegiatan proses belajar mengajar di kelas.
Solusi pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah tindakan berupa penerapan model Project Based Learning
(PjBL) untuk meningkatkan kreativitas siswa.

3.1.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI G semester 2 tahun
ajaran 2014/2015.


3.2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas
XI G SMK Telekomunikasi Tunas Harapan tahun ajaran 2014/2015 yang
berjumlah siswa sebanyak 29 siswa, dimana jumlah siswa laki-laki sebanyak
21 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 8 orang.

26

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1. Variabel Penelitian
Variabel

penelitian

yang

digunakan

untuk


menjawab

permasalahan pada penelitian ini adalah:
1) Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang
merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan
model Project Based Learning (X).
2) Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu suatu jawaban atau
hasil dari perilaku yang dirangsang. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kreativitas (Y).

3.3.2. Definisi Operasional
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kreativitas siswa.
Kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mencari
pemecahan masalah yang lebih efisien dalam proses belajar.
Sedangkan variabel independennya adalah penerapan model Project
Based

Learning.


Project

Based

Learning

merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Melalui pembelajaran kerja proyek ini, kreativitas dan motivasi siswa
akan meningkat (Linda dkk).

3.4. Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis
dan Taggart (dalam Sutrisna, 1998), penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan

dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik
itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.

27

Tim Pelatih Proyek PGSM menyimpulkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sebagai berikut: Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk kajian yang besifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktikpraktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri
dari empat tahap: MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN --MENGAMATI – MEREFLEKSI.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,
sistesis dan penilaian terhadap hasil terhadap proses serta hasil tindakan tadi,
biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat
perhatian, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi
ulang. Demikianlah tahap-tahap ini diikuti berulang-ulang, sampai suatu
permasalahan dianggap teratasi, untuk kemudian – biasanya – diikuti oleh
kemunculan permasalahan lain yang juga harus diperlalukan serupa. Keempat

fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK biasanya digambarkan dengan
sebuah spriral PTK seperti berikut ini:
PLAN
ANALYSIS &

SIKLUS I

REFLECTION
ACTION &
OBSERVATION
REVISED PLAN
ANALYSIS &
REFLECTION

SIKLUS II
ACTION &
OBSERVATION
REVISED PLAN

Gambar 3.1 Model PTK Mcel Kemmis dan Mc Taggart


28

Tabel 3.1 Desain Pembelajaran
Langkah-langkah
PjBL
- Tahap 1
Penentuan
pertanyaan
mendasar
- Tahap 2
Mendesain
perencanaan
proyek
- Tahap 3
Menyusun
jadwal
- Tahap 4
Memonitor
siswa dan

kemajuan
proyek
- Tahap 5
Menguji hasil

- Tahap 6
Evaluasi
pengalaman

Guru
Memberikan proyek tentang
administrasi server dan
membagi kelompok yang
terdiri dari 5-6 siswa.
Membantu siswa dalam
mengorganisasikan proyek
tentang administrasi server

Siswa
Menganalisa proyek dan

menyiapkan perlengkapan
selama pengerjaan proyek
Berdiskusi, mengumpulkan
informasi dari internet atau
buku

Memberikan batas waktu
pengerjaan proyek (selama ±
200 menit)
Mengamati siswa selama
pengerjaan proyek

Berdiskusi dengan
kelompok dan konsultasi
dengan guru
Mengerjakan proyek dengan
kelompok masing-masing,
konsultasi dengan guru
tentang proyek yang
dikerjakan

Menganalisis hasil proyek yang Membuat laporan dan
dikerjakan oleh siswa
presentasi di powerpoint
terhadap proyek yang sudah
dikerjakan
Melakukan evaluasi terhadap
Mempresentasikan hasil
aktivitas dan hasil proyek yang proyek yang sudah
sudah dikerjakan
dikerjakan dengan
menggunakan powerpoint
Memberikan
latihan
soal Mengerjakan latihan soal
tentang materi administrasi dari guru di Edmodo.
server di Edmodo.

Tabel 3.1 adalah desain pembelajaran, kegiatan guru dan siswa saat
melakukan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II. Pemberian
perlakuan pada siklus adalah sama di setiap pertemuannya. Proyek yang

dilakukan oleh siswa terkait dengan materi administrasi server, yaitu layanan
jaringan dan backup and recovery. Pada akhir tiap-tiap siklus ini dilakukan
evaluasi dalam bentuk latihan soal uraian untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, latihan soal ini dilakukan
di kelas setelah pembahasan materi selesai dengan memberikan 5 butir soal
uraian dengan menggunakan media Edmodo. Pemanfaatan media Edmodo ini
untuk pengumpulan laporan proyek para siswa dan pengerjaan latihan soal
uraian.

29

3.5. Prosedur Penelitian
Empat tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflecting). Prosedur tindakan penelitian ini
dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap perencanan tindakan dan pelaksanan
tindakan.
3.5.1. Perencanaan Tindakan
1) Pra-survei dan observasi masalah pembelajaran
Pra-survei dilakukan secara langsung untuk mengetahui

kesediaan sekolah untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
Tempat penelitian yaitu di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
yang telah bersedia untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan identifikasi mengenai
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran TIK di kelas.
2) Penyusunan proposal
Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah permasalahan
diidentifikasi dengan arahan dari dosen pembimbing.
3) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
4) Mempersiapkan lembar kegiatan untuk model Project Based
Learning.

5) Pembuatan akun dan grup di media Edmodo untuk siswa.

3.5.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus.
a) Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan atau
8 jam pelajaran dengan alokasi waktu 8 x 45 menit.
1) Perencanaan
a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
sesuai dengan materi yang akan dilakukan untuk
penelitian.

30

b. Menyiapkan kelengkapan yang akan dibutuhkan
dalam pembelajaran.
c. Membuat materi pelajaran.
d. Merancang lembar pengamatan atau observasi siswa.
2) Tindakan
a. Proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang
telah disusun.
b. Siswa dibagi ke dalam kelompok heterogen dengan
jumlah anggota tiap kelompoknya sebanyak lima atau
enam siswa, dengan total 6 kelompok.
c. Pada awal pertemuan penelitian ini, guru menjelaskan
materi kemudian memberikan tugas kepada tiap-tiap
kelompok untuk saling berdiskusi.
d. Selama proses berdiskusi, setiap kelompok dikontrol
dan diarahkan oleh guru.
e. Hasil diskusi di upload ke Edmodo supaya guru bisa
melihat hasil diskusi tiap-tiap kelompok.
f. Setelah berdiskusi, perwakilan tiap-tiap kelompok
mempresentasikan hasil dari diskusinya, anggota
kelompok lain boleh menambahkan hasil diskusinya
dan kelompok lain boleh memberikan pendapat.
g. Guru memberikan quiz atau tes kecil secara online di
Edmodo.

3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan secara bersama
dengan

pelaksanaan

tindakan.

Observer

mengamati

aktivitas para siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung melalui lembar pengamatan yang telah disusun.
Tahap

terakhir

guru

melakukan

evaluasi

dengan

memberikan latihan soal uraian untuk mengukur kreativitas

31

para siswa dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan.
4) Refleksi
Hasil

observasi

atau

pengamatan

terhadap

pelaksanaan tindakan dijadikan bahan analisis (refleksi)
untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa. Hasil
analisis siklus I dijadikan acuan untuk merencanakan siklus
II, sehingga hasil yang dicapai pada siklus II atau siklus
berikutnya sesuai dengan harapan untuk lebh baik dari
siklus sebelumnya.
b) Siklus II
Pelaksanaan siklus II juga dilakukan 1 kali pertemuan atau
8 jam pelajaran dengan alokasi waktu 8 x 45 menit. Kegiatan
yang dilaksanakan pada siklus II relatif sama dengan siklus I.
Refleksi pada siklus I sangat menentukan perencanaan
tindakan pada siklus II. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai
dengan ketercapaian indikator keberhasilan, siklus ke dua hanya
sebagai pemantapan pada siklus I. Namun, jika peningkatan
belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilakukan
siklus II dimana tahap kerjanya seperti siklus I. Siklus ini juga
dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I. Siklus ini berakhir apabila pada tahap ke dua kriteria
yang dimunculkan sudah terpenuhi, namun apabila pada siklus II
kriteria yang diajukan belum terpenuhi maka siklus dilanjutkan
pada siklus III.

3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
3.6.1. Observasi
Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan (2011) menurut
Mahmud dikatakan bahwa observasi merupakan teknik pengamatan

32

dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki.
Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala
atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan.
Pada penelitian dengan menggunakan observasi dilakukan untuk
mengetahui aktivitas para pelaku pembelajaran selama proses belajar
mengajar, mengetahui keaktifan siswa secara berkelompok dengan
lembar observasi. Pengisian dilakukan dengan membubuhkan check
list (√) pada pilihan yang tepat.

3.6.2. Angket atau Kuesioner
Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data,
instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk
lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya
untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami
dan diketahuinya.
Angket berisi daftar pernyataan yang nantinya akan diisi oleh
siswa berdasarkan respon siswa selama penerapan model Project
Based Learning berlangsung. Angket diberikan kepada siswa kelas XI

G SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk mengukur kreativitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Nur Aedi, 2010) dan
efektifitas penggunaan model Project Based Learning dengan
menggunakan Edmodo.
3.6.3. Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Nur, 2010).
Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengambil gambar para
siswa pada saat proses belajar mengajar.

33

3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1. Lembar Observasi atau Pengamatan
Lembar observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Di bawah ini kisi-kisi kreativitas.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kreativitas

No.
Indikator
1. Berpikir lancar

2.
3.

4.

Aspek
- Mengajukan banyak
pertanyaan
- Lancar mengungkapkan
gagasan-gagasan atau
ide-ide
Memperinci
- Mampu mengembangkan
(mengelaborasi)
suatu gagasan
Berani
- Berani memberikan
mengambil
jawaban dan berani
resiko
mempertahankan
jawabannya
- Tidak takut gagal atau
mendapat kritik
- Pantang menyerah
- Percaya diri
Rasa ingin tahu - Bertanya pada saat
yang tinggi
berdiskusi
- Dorongan untuk
mengetahui lebih banyak

Ya
1

Tidak
0

1

0

1

0

1

0
0

1

0

1
1
1

0
0
0

1

0

Keterangan:
Penilaian indikator kreativitas pada skala diatas dengan jawaban
“Ya” dan “Tidak”. Pernyataan dengan jawaban “Ya” akan mendapat
skor 1 (satu) dan pernyataan dengan jawaban “Tidak” akan mendapat
0 (nol).

3.7.2. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner ini dimaksudkan untuk menganalisis
kreativitas siswa selama pembelajaran. Bentuk lembaran angket
dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk

34

memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan
ketahuinya (Nur Aedi, 2010) dan efektifitas penggunaan model
Project Based Learning dengan memanfaatkan Edmodo. Aspek yang

ada dalam angket adalah kreativitas pemecahan masalah dalam
pembelajaran administrasi server. Aspek tersebut dicirikan dengan
adanya beberapa indikator, kemudian indikator-indikator tersebut
dijabarkan ke dalam butir-butir item pernyataan dengan 2
kemungkinan jawaban yaitu ya dan tidak. Angket yang diberikan
terdiri dari 13 butir pernyataan, 11 butir pernyataan dengan jawaban
tertutup dan 2 butir pernyataan dengan jawaban terbuka yang dapat
diisi oleh siswa sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Angket Kreativitas
Nomor Butir
Pernyataan

Indikator

1

Berpikir lancar

2

Memperinci
(mengelaborasi)

3, 4

Menilai
(mengevaluasi)

5, 6

Rasa ingin tahu

7

Merasa
tertantang oleh
kemajemukan

8, 9, 10

Berani
mengambil
resiko

35

Pernyataan

Skala
Pengukuran

Siswa mengajukan banyak
pertanyaan dalam
pembelajaran dengan
Project Based Learning.
Siswa mengembangkan
gagasan orang lain.
Siswa menentukan
pendapat dan
mempertahankan pendapat
tersebut.
Siswa menganalisis
masalah dengan selalu
menanyakan “Mengapa?”.
Siswa tidak takut untuk
menjajaki bidang-bidang
baru.
Siswa terdorong untuk
mengetahui lebih banyak.
Siswa berusaha terus
menerus dalam
menyelesaikan suatu
masalah agar berhasil.
Siswa berani
mempertahankan pendapat
walaupun mendapat kritik.
Siswa tidak takut gagal
atau mendapat kritik dari

Ya = 1,
Tidak = 0.

11

Menghargai

12, 13

Efektif dan
efisien

orang lain.
Siswa berani mengakui
kegagalan dan ingin
berusaha lagi.
Siswa menghargai
kesempatan yang diberikan
oleh orang lain.
Menurut siswa apakah
pembelajaran
menggunakan Project
Based Learning membantu
dalam memahami materi
ajar? Jelaskan!
Menurut siswa apakah
pembelajaran
menggunakan media
Edmodo membantu untuk
berkomunikasi dengan
teman kelas dan guru?
Jelaskan!

Pertanyaan
terbuka

Tabel 3.3 menunjukkan kisi-kisi lembar angket kreativitas,
indikator untuk mengetahui ketrampilan berpikir kreatif siswa
terhadap penerapan model Project Based Learning. Ketrampilan
berpikir kreatif siswa ditunjukkan dari aspek berpikir lancar,
memperinci (mengelaborasi), menilai (mengevaluasi), rasa ingin
tahu, merasa tertantang oleh kemajemukan, berani mengambil resiko,
dan menghargai. Dan aspek efektif dan efisien untuk menunjukkan
efektivitas penerapan model Project Based Learning dengan
memanfaatkan media Edmodo untuk meningkatkan kreativitas siswa.

3.7.3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa fotofoto pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana proses pembelajaran ini berlangsung, selain
itu dokumentasi ini sebagai dokumentasi bagi peneliti.

36

Pada penelitian ini juga diberikan latihan soal untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, latihan soal ini berupa
uraian.
Tabel 3.4 Indikator Latihan Soal

Aspek
Berpikir lancar

Berpikir luwes
Memperinci
(mengelaborasi)

Deskripsi
Siklus I
Siklus II
Siswa mampu mencetuskan
Siswa mampu mencetuskan
banyak jawaban dari berbagai
banyak jawaban dari backup
layanan jaringan
and recovery
Siswa mampu menghasilkan
Siswa mampu menghasilkan
jawaban yang bervariasi
jawaban yang bervariasi
Siswa mampu mengembangkan Siswa mampu
gagasan dari orang lain
mengembangkan gagasan dari
orang lain

Pada latihan soal ini dikerjakan oleh setiap individu dengan mengacu
pada ketrampilan berpikir kreatif (aptitude), karena berhubungan dengan
proses berpikir siswa. Dalam ketrampilan berpikir kreatif ini menggunakan
kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, dan memperinci (mengelaborasi),
karena diharapkan siswa dapat memberikan banyak jawaban dan bervariasi.
Dengan diberikan latihan soal yang berupa soal uraian ini setiap individu
dapat mencetuskan jawaban yang berbeda-beda, akan tetapi menghasilkan
jawaban yang sama.

3.8. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil observasi
kreativitas siswa dan hasil belajar siswa yang sudah terkumpul kemudian
dianalisis. Analisa ini dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
(Muniroh, 2010) yaitu:
P=





× 100%

Keterangan :
f : frekuensi yang sedang dicari presentasenya.
N : number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P : angka presentase.

37

3.9. Indikator Keberhasilan
Menurut Marinda (2013), pembelajaran dikatakan tuntas apabila peserta
didik telah memenuhi KKM individual dan KKM klasikal. Peserta didik
dikatakan tuntas secara individual apabila peserta didik tersebut memperoleh
nilai ≥75, dan peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal apabila sekurangkurangnya 75% dari peserta didik yang berada pada kelas tersebut
memperoleh nilai ≥75. Dalam penelitian ini kriteria persentase kreativitas
siswa adalah sebagai berikut (Fadilah, dkk):
Tabel 3.5 Kriteria Persentase Kreativitas [menurut Fadilah, dkk]

Persentase (%)
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20

Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Tabel 3.5 menunjukkan kriteria ketuntasan persentase kreativitas siswa.
Kreativitas siswa dikatakan berhasil jika ≥75% siswa memiliki kreativitas
pada kategori tinggi.

38