Analisis Pemasaran Kue Bawang Mangrove di Kampung Nelayan, Lingkungan 12, Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Belawan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508
pulau dan panjang pantai kurang lebih sekitar 81.000 km, memiliki sumber daya
pesisir yang sangat besar baik sumber daya alam hayati maupun non hayati.
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang
unik namun juga statusnya rawan dari pengerusakan. Ekosistem ini mempunyai
fungsi secara ekologis maupun biologis (Suryono, 2013).
Berdasarkan FAO (2007), perkiraan luas hutan mangrove dunia pada tahun
2005 sekitar 15,2 juta hektar. Asia mempunyai ekosistem mangrove terluas
dengan luas sekitar 5,86 juta ha, diikuti Afrika (3,16 juta ha), Amerika Utara dan
Amerika Tengah (2,26 juta ha), Amerika Selatan (1,98 juta ha), dan Oceania (1,97
juta ha). Proporsi sebaran hutan mangrove menurut benua dapat dilihat pada
gambar 1.

Sebaran Luas Hutan Mangrove Dunia
2005
8%

Asia


8%

9%

Afrika
13%

62%

Amerika Utara dan
Amerika Tengah
Amerika Selatan

Gambar 1.1 Sebaran Luas Hutan Mangrove 2005

Universitas Sumatera Utara

Di tengah banyaknya persaingan yang semakin padat dan lapangan kerja
yang semakin sedikit membuat orang berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan

hidupnya dengan cara membuat suatu usaha yang menguntungkan ditengah
kerasnya persaingan. Dengan memakai prinsif ekonomi yakni membuka usaha
dengan modal tertentu dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.
Di provinsi Sumatera Utara daerah-daerah yang sudah memanfaatkan
tanaman mangrove menjadi berbagai bentuk olahan makanan dan minuman
adalah daerah Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Medan Belawan.
Peluang bisnis berbahan dasar mangrove semakin banyak yang melirik, termasuk
kelompok perempuan Tunas Muda, istri-istri nelayan di Kampung Nelayan,
Lingkungan 12, Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Belawan. Dengan
bentuk olahan mangrove yang diproduksi adalah kue bawang mangrove.
Dengan modal awal Rp 5.000.000- dengan hasil produksi 2 kg seminggu
dan harga kue bawang mangrove yang dijual Rp 7.000-/ons. Dengan adanya usaha
industri produk pengolahan mangrove di Medan Belawan diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan setempat khususnya masyarakat
kampung nelayan.
Tabel 1.1 Perbandingan Tingkat Harga di Produsen dan Konsumen
No Bentuk olahan
Harga
Konsumen
Perbedaan

Produsen
(Rp/@bks)
(Rp/@bks)
(Rp/@bks)
1
Kue Bawang Mangrove
5.000
7.000
2.000
2
Kue Bawang Mangrove
7.000
12.000
7.000
Sumber:Analisis Data Primer, 2014
Perbandingan tingkat harga antara yang ditetapkan produsen dan yang
dibayarkan konsumen cukup jauh, sehingga untuk tingkat efisien dari proses
pemasaran kue bawang mangrove belum dapat dipastikan apakah efisien atau

Universitas Sumatera Utara


tidak disebabkan adanya juga perbedaan proses pemasaran yang terjadi di dalam
pemasaran kue bawang mangrove tersebut.
Industri Rumah Tangga (IRT) Tunas Muda yang mengolah mangrove
menjadi kue bawang mangrove sampai saat ini bisa memenuhi kebutuhan
pedagang dari aspek jumlah yang diminta dan letak lokasi produksi berbeda
dengan lokasi konsumen sehingga terjadi perbedaan harga di tingkat produsen dan
di tingkat konsumen. Kegiatan pemasaran dalam menyampaikan barang dari
produsen ke konsumen akan membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga akan
berpengaruh terhadap harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang ada
pada tingkat produsen.
Kue bawang mangrove diharapkan mempunyai potensi dan peluang pasar
yang besar untuk dikembangkan dibagian pemasarannya. Namun perlu disadari
masih banyak kendala terhadap pengembangan kue bawang mangrove baik dari
aspek produksi maupun pemasaran. Beberapa kendala diantaranya mencakup pola
saluran pemasaran yang digunakan, fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukuan
oleh setiap lembaga pemasaran, besar biaya pemasaran yang dikeluarkan, besar
marjin pemasaran, sebaran harga, share margin, keuntungan yang diperoleh
masing-masing lembaga pemasaran, dan biaya pemasaran yang dikeluarkan
masing-masing lembaga pemasaran dan efisiensi pemasaran dalam pemasaran kue

bawang mangrove.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Identifikasi Masalah
Dari hasil uraian latar belakang tersebut dapat diperoleh identifikasi masalah
apa saja yang akan diteliti:
1. Berapa jenis pola saluran pemasaran kue bawang mangrove di Medan
Belawan?
2. Bagaimana fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan disetiap saluran
pemasaran?
3. Bagaimana perbedaan marjin pemasaran, keuntungan, dan biaya pada
masing-masing saluran pemasaran?
4. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran pada masing-masing saluran
pemasaran?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengetahui berapa jenis pola saluran pemasaran kue bawang mangrove di
Medan Belawan.

2. Mengetahui fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan disetiap saluran
pemasaran.
3. Menganalisis marjin pemasaran, keuntungan, dan biaya pada masingmasing saluran pemasaran.
4. Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran pada masing-masing saluran
pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha yang ingin membuka usaha
berbahan dasar mangrove khusunya kue bawang mangrove.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak pengambil keputusan untuk
meningkatkan pemasaran kue bawang mangrove.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara