Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran

pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu
meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak, meningkatkan pengendalian
penyakit, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan beberapa
dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,
walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang tetap
memengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, tetap
diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan
hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antargolongan, derajat kesehatan
yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga, dan

kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan (Adisasmito, 2014).
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan dukungan
pembiayaan agar upaya kesehatan secara menyeluruh berjenjang dan terpadu

1
Universitas Sumatera Utara

2

dapat

dilaksanakan.

Upaya

yang

dilakukan


Kementerian

Kesehatan

diantaranyadengan mewujudkan pembangunan puskesmas dan jaringan.
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
jenjang tingkat pertama. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan

upaya

kesehatan

masyarakat

dan

upaya


kesehatan

perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014).
Pada tahun 2013 terdapat 9655 puskesmas dengan 54.731 poskesdes
diseluruh Indonesia. Namun, sampai dengan tahun 2013 masih banyak
permasalahan yang dihadapi, diantarnya Angka Kematian Ibu (AKI) 346/100.000
kelahiran hidup dari target 102/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi
(AKB) 32/1000 kelahiran hidup dari target 23/1000 kelahiran hidup (2015) dan
Prevalensi Balita Gizi Kurang 19,6% dari target 15,5% (2015). Dalam bidang
pemberdayaan masayarakat, persentase rumah tangga yang mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 55% dari target 70% (2014), desa siaga
aktif 67,1% dari target 70% (2014) (Kemenkes, 2013).
Bila keadaan ini terus berlanjut dikhawatirkan akan menurunkan
statuskesehatan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk
mempercepat pencapaian sasaran-sasaran pembangunan kesehatan Indonesia.
Salah satu upaya Kementerian Kesehatan untuk memantapkan pembangunan
kesehatan di daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dengan


Universitas Sumatera Utara

3

menyediakan anggaran kesehatan baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
APBN kesehatan sejak tahun 2014 sebagian besar dialokasikan untuk
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada tahun 2016 untuk
pertama kalinya pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan 5% dari total
APBN sebesar Rp 67,2 triliun.
Ketentuan APBD diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanatkan Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten,
Kota) masing-masing dapat mengalokasikan minimal 10% dari APBD nya (di luar
gaji pegawai) untuk pembangunan kesehatan. Namun demikian, pada umumnya
provinsi-provinsi baru dapat mengalokasikan dalam kisaran 2-8% dari APBD nya
untuk pembangunan kesehatan. Itu pun masih termasuk gaji pegawai. Bahkan
porsi APBD untuk operasional program kesehatan di puskesmas semakin
menurun, sehingga kinerja puskesmas cenderung statis (Kemenkes RI, 2015).
Tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa program-program kesehatan
masyarakat mendapat alokasi dana yang sangat kecil. Anggaran kesehatan di

tingkat Kabupaten/Kota sebagian besar terpakai untuk pembayaran gaji dan
belanja fisik (30-50%) dan upaya kuratif (30-40%) sedangkan untuk program
kesehatan dasar hanya sedikit (5-12%). Jika persentase tersebut dibagi ke dalam
program kesehatan yang begitu banyak maka masing-masing program akan
mendapatkan dana sangat kecil, rata-rata dibawah 1% dan dikenal dengan istilah
program 0% (Kemenkes, 2011).

Universitas Sumatera Utara

4

Permasalahan dalam penganggaran adalah alokasi anggaran untuk kuratif
dan rehabilitatif jauh lebih tinggi daripada anggaran promotif dan preventif,
padahal upaya promotif dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan
masyarakat yang sehat agar tidak jatuh sakit. Keadaan keterbatasan biaya
operasional program kesehatan, sebenarnya sudah diduga sejak lama sebagai salah
satu penyebab puskesmas belum menjalankan fungsi strategisnya secara maksimal
dan berpotensi inefisiensi dalam upaya kesehatan.
Oleh karena itu, khusus untuk membantu pemerintah kabupaten/kota
dalam meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat

melalui puskesmas, Kementerian Kesehatan menyalurkan dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Kebijakan operasional BOK mulai direalisasikan
sejak pertengahan tahun 2010. Tahun 2016, anggaran untuk dana BOK dan
Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) sebesar 4,567 triliun.
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program
kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai
bagian dari upaya kesehatan masyarakat. BOK diharapkan dapat mendekatkan
petugas kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat, melalui
mobilisasi kader kesehatan untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan,
serta mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung dengan didukung
manajemen puskesmas yang baik. Pemanfaatan dana BOK utamanya untuk
mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan dan kader dalam
menjangkau masyarakat di wilayah kerja puskesmas, sehingga terbentuk

Universitas Sumatera Utara

5

masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat agar terwujudnya keluarga dan

masyarakat yang sehat(Kemenkes RI, 2015).
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMN dan tahun
terakhir pencapaian tujuan MDGs. Saat ini MDGs telah berakhir dan dilanjutkan
dengan pembangunan berkelanjutan berupa Sustainable Development Goals
(SDGs). Pada bidang kesehatan, SDGs fokus terhadap permasalahan kesehatan
ibu dan anak, akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta status gizi.
Berdasarkan survei awal yang didapat peneliti dari Dinas Kesehatan, dana
BOK Kota Pematangsiantar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 dengan jumlah Rp.404.445.350,00. Kemudian tahun 2011 sebesar
Rp.1.275.000.000,00. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi
Rp.1.511.850.000,00. Selanjutnya meningkat lagi pada tahun 2013 sebesar
Rp.1.650.000.000,00. Tahun 2014 sebesar Rp.1.764.000.000,00. Dan tahun 2015
total yang diterima sebesar Rp.1.927.669.000,00. Dana yang diterima cenderung
mengalami peningkatan dengan trend rata-rata sebesar 0,52%.
Namun, cakupan pelayanan kesehatan dasar di Kota Pematangsiantar
hingga tahun 2014 rata-rata belum mencapai target SPM.Kunjungan ibu hamil
(K1) 91,3% dan (K4) 82,2% dari target 95%. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dengan kompetensi kebidanan 85,5% dari target 90%. Persentase
cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang ditangani 57,59% dan persentase
cakupan neonatal risti yang ditangani 24,2%. Cakupan kunjungan neonatal (KN1)

89,4% dari target 90 % dan (KN3) 80,7% dari target 88%. Cakupan pelayanan
kesehatan bayi 66,3% dari target 90%. Cakupan deteksi tumbuh kembang anak

Universitas Sumatera Utara

6

balita (prasekolah) 50,36% dari target 85%. Persentase peserta KB baru 23,1%
dari total PUS dan pencapaian pelayanan KB melalui persentase peserta KB aktif
67,4% dari total PUS. Pencapaian kelurahan UCI tahun 2014 sebesar 60,38% dari
target 100%. Persentase imunisasi lengkap pada bayi 75,8% dari target 90%.
Puskesmas Kartini yang terletak di Kecamatan Siantar Barat merupakan
puskesmas dengan standar pelayanan sesuai standar ISO 9001:2008. Puskesmas
Kartini pertama kali menerima dana BOK pada tahun 2010 dengan jumlah
Rp.18.000.000,00. Kemudian tahun 2011 sebesar Rp.63.618.000,00. Pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi Rp.57.060.000,00. Selanjutnya meningkat
lagi pada tahun 2013 sebesar Rp.76.000.000,00. Tahun 2014 sebesar
Rp.87.000.000,00. Dan tahun 2015 total yang diterima sebesar Rp.87.826.500,00.
Dana yang diterima cenderung mengalami peningkatan dengan trend rata-rata
sebesar 0,80%.Untuk realisasi penggunaan dana pada tahun 2010 sampai dengan

2015 adalah sebesar 100%.
Namun, Kecamatan Siantar Barat memiliki beberapa kasus mortalitas
terbanyak di Kota Pematangsiantar yaitu jumlah kematian neonatal 4 dari 13
kasus (30,67%) di tahun 2014, jumlah kematian bayi sebanyak 19 dari 91 kasus
(20,88%) dari tahun 2009-2014, serta jumlah BBLR 34 dari 121 kasus (28,1 %)
dari tahun 2009-2014.
Seharusnya dengan alokasi dana yang ada Puskesmas Kartini mampu
menghasilkan pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan membantu dalam upaya
pencapaian indikator SPM bidang kesehatan di Kota Pematangsiantar. Untuk
mencapai indaktor SPM tidak terlepas dari penyelenggaraan manajemen

Universitas Sumatera Utara

7

puskesmas dengan baik yang mampu menyelenggarakan Perencanaan Tingkat
Puskemas (PTP) secara terpadu mengelola tenaga dan sarana prasarana yang ada,
serta mengintegrasikan sumber dana antara dana BOK, dana kapitasi JKN, dan
sumber dana lainnya (Depkes, 2006).
Menurut Kepala Puskesmas Kartini, secara umum dana BOK memberikan

manfaat pada puskesmas, baik dari segi pelayanan dilapangan, pemberdayaan
masyarakat, manajemen puskesmas dan pemeliharaan puskesmas. Pemanfaatan
dana BOK tahun 2015 diselenggarakan untuk penghapusan kemiskinan dan
kelaparan (11%), menurunkan angka kematian balita (34%), meningkatkan
kesehatan ibu (16%), mengendalikan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya (10%), menjaga kelestarian lingkungan (3%), dan upaya kesehtan lainnya
(26%).
Namun, pelaksanaan kegiatan BOK Puskesmas Kartini masih mengalami
beberapa kendala. Proses pencairan dana masih mengalami keterlambatan.
Beberapa program kerja tidak dapat dilaksanakan secara optimal seperti
penyuluhan dan kelas ibu hamil.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan masih sebatas rutinitas dalam
penyampaian laporan bulanan sehingga kegiatan-kegiatan yang diusulkan tidak
disesuaikan dengan pencapaian program dan tidak berdasarkan skala prioritas.
Pelaksanaan lokakarya mini puskesmas juga merupakan bagian dari SPM bidang
kesehatan dan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan BOK.
Pembinaan dan pengawasan belum dilakukan secara maksimal oleh tim
verifikator BOK. Sehingga laporan tahunan BOK tidak dilengkapi dengan

Universitas Sumatera Utara


8

pencapaian SPM disebabkan kegiatan yang telah disusun dalam POA bulanan
tidak mengarah kepada pencapaian SPM sebagai output kegiatan.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2015) di
Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat dijelaskan bahwa
pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) telah sesuai dengan
Juknis BOK 2015. Penggunaan dana BOK yang dimanfaatkan puskesmas Marike
66% untuk program essensial dan 34% untuk program kesehatan lainnya dan
manjemen puskesmas. Seluruh kegiatan promotif dan preventif dilaksanakan
dengan menggunakan dana BOK. Pencapaian cakupan indikator SPM di
puskesmas menunjukkan adanya peningkatan selama adanya pemanfaatan dana
BOK dalam meningkatkan upaya promotif dan preventif. Namun belum
sepenuhnya mencapai target.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Gulo (2015) menjelaskan bahwa
pengalokasian dana BOK di UPT Puskesmas Hiliduho sudah sesuai dengan juknis
BOK 2015. Pemanfaatan dana BOK pada tahun 2015 dengan rincian 64,79%
untuk kegiatan upaya kesehatan di puskesmas, 3,82% untuk kegiatan penunjang
upaya kesehatan, dan 31,39% manajemen puskesmas. Namun, pada tahap
mekanisme penyaluran dana BOK masih sering mengalami keterlambatan karena
POA BOK yang berasal dari Puskesmas sering terlambat disampaikan ke Tim
Pengelola BOK Dinas Kesehatan Kabupaten Nias serta lamanya juga verifikasi
yang dilaksanakan oleh Tim verifikasi BOK Dinas Kesehatan Kabupaten Nias.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam

Universitas Sumatera Utara

9

Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat
Kota Pematangsiantar Tahun 2016.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka seharusnya

dana BOK yang telah diberikan pemerintah pusat kepada Puskesmas Kartini
selayaknya dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di Kota
Pematangsiantar sehingga dapat membantu pemerintah dalam melaksanakan
program pembangunan kesehatan nasional yang sesuai dengan target MDGs pada
tahun 2015 dan SPM Bidang Kesehatan. Oleh karena itu, peneliti ingin
melakukan analisis pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
dalam program promotif dan preventif di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar
Barat Kota Pematangsiantar Tahun 2016.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis pemanfaatan dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) dalam program promotif dan preventif di Puskesmas Kartini
Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar Tahun 2016.
1.3.2
1.

Tujuan Khusus
Diketahuinya

pengelolaan

dan

pemanfaatan

dana

BOK

dalam

penyelenggaraan program promotif dan preventif di Puskesmas Kartini.
2.

Diketahuinya

pengelolaan

dan

pemanfaatan

dana

BOK

dalam

penyelenggaraan fungsi manajemen untuk mendukung kinerja di
Puskesmas Kartini.

Universitas Sumatera Utara

10

3.

Diketahuinya pengaruh dana BOK terhadap capaian SPM di Puskesmas
Kartini.

1.4

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan serta
pengalaman peneliti mengenai analisis pemanfaatan dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dalam program promotif dan preventif di
Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar Tahun
2016.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan dijadikan
referensi bagi mahasiswa kesehatan masyarakat khususnya Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
meningkatkan kinerja puskesmas terhadap pemanfaatan dana BOK dalam
melaksanakan program promotif dan preventif.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
analisis pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam
program promotif dan preventif di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar
Barat Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

37 427 79

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

27 241 121

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 15

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 9

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

0 0 17

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

0 0 25

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam Program Promotif dan Preventif (Studi Kasus Di Puskesmas Kartini Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar)Tahun 2016

0 0 18