Gambaran Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi Di SMP PALAPA Binjai Tahun 2015

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan perkataan lain,
perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh
individu yang bersangkutan. Berikut merupakan definisi perilaku sebagai hasil
dari konstruksi teori-teori dan riset, sebagai berikut:
• Perilaku merupakan sesuatu yang disebabkan karena sesuatu hal
• Perilaku ditunjukan ke arah sasaran tertentu
• Perilaku yang dapat diobservasi dapat diukur
• Perilaku yang tidak langsung dapat di observasi (contoh berpikir, melaksanakan
persepsi) juga penting dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
• Perilaku dimotivasi
Skinner

(1938)


seorang

ahli

psikologi

merumuskan

bahwa

perilakumerupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar),oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organismedan kemudian organisme tersebut merespons. Respons dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu:
a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang timbulkan
olehrangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya cahaya terang

Universitas Sumatera Utara

13


menyebabkan mata tertutup. Respons ini mencakup perilaku emosional,
misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih.
b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Misalnya apabila petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik
kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya, maka petugas
kesehatan tersebut akan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat
dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
• Perilaku tertutup, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran, sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
diamati secara jelas oleh orang lain.
• Perilaku terbuka, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat
diamati dan dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2005).
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari

stimulus. Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon
akan berbeda dari setiap orang. Faktor yang membedakan respon terhadap
stimulus disebut determinan prilaku. Determinan prilaku dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:

Universitas Sumatera Utara

14

a) Faktor Internal yaitu karakteristik orang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan yaitu: umur respon, kelas
b) Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang
mewarnai prilaku seseorang. yaitu: sumber informasi yang diperoleh respon,
media massa (cetak, elektronik), teman sebaya, guru sekolah, orangtua khusus
ibu dan petugas kesehatan.
Menurut teori Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan dalam
Notoatmodjo (2007). Perilaku dibedakan dalam tiga kawasan (domain) yakni
cognitive Domain, Afektif Domain, Psycomotor Domain. Ketiga domain tersebut
diukur dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practise).

2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
(Notoatmodjo, 2007)
a. Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya, termasuk didalamnya mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu
“tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Universitas Sumatera Utara

15

b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, dan meramalkan
sebagai objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang
lain.
d. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.Penilaian itu didasarkan pada suatu


Universitas Sumatera Utara

16

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
Pengetahuan pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ketahui atau kita ukur
dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).
2.1.2. Sikap (Affective)
Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Atau dengan kata lain sikap itu merupakan kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)

Memberikan

jawaban

apabila

ditanya,

mengerjakan

dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (Responsibe)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.


Universitas Sumatera Utara

17

2.1.3. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata dilakukan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi menjadi perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan
( Notoatmodjo, 2007 ).
Tindakan dibedakan atas beberapa tindakan :
1. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai tindakan objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama
2. Respon terpimpin ( Guided Response )
Dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.
3. Mekanisme (Mecanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mudah mencapai praktek tingkat ketiga.
4. Adopsi
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

18

2.2

Remaja

2.2.1. Pengertian
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin
“adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan sosial dan psikologis.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antar usia 10-19 tahun, adalah suatu periode
masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.

Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut
Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN
adalah 10-19 tahun.
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ - organ fisik
(organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan
perubahan kejiwaan (mental emosional).Terjadinya perubahan besar ini umumnya
membingungkan remaja yang mengalaminya. Terjadinya kematangan seksuaal
atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi, merupakan
suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian
khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat akan
menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya
maka para ahli dalam bidang ini berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan
terhadap remaja pria dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja, agar dapat tertangani secara tuntas. (BKKBN, 2003).

Universitas Sumatera Utara

19


2.2.2. Perkembangan Remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu mengenal
perkemmbangan

remaja

serta

ciri-cirinya.

Berdasarkan

sifat

atau

ciri

perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu:
1. Masa Remaja Awal (10-14 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
b. Tampak dan merasa ingin bebas.
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2. Masa Remaja Tengah (14-17 tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.
d. Kemampuan, berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang.
e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
3. Masa Remaja Akhir (17-19 tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta..
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

Universitas Sumatera Utara

20

2.2.3. Tugas Setiap Perkembangan Remaja
Sesuai dengan tumbuh dan berkembangnya suatu individu, dari masa
anak-anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing-masing pada setiap
tahap

perkembangannya,

yang

dimaksud

tugas

pada

setiap

tahap

perkembangannya.
Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y.Havighurst dalam
bukunya Human Development and Education yang dikutip oleh Marvan, Morales
dan Corles (2006) ada sepuluh yaitu:
1. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, baik
dengan teman sejenis maupun dengan teman sejenis maupun dengan beda
jenis kelamin.
2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masingmasing.
3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif
mungkin dengan perasaan puas.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang tuanya. Ia
membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap orangtua atau orang
lain.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan, artinya
belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan
mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

21

7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah
tangga.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang
diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung
jawabkan.
10. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakantindakannya dan sebagai pandangan hidup.
Kesimpulan yang dipaparkan oleh Marvan, Morales dan Corles (2006)
bahwa dari sepuluh tugas perkembangan diatas, menunjukkan hubungan yang
sangat erat antara lingkungan kehidupan sosial dan tugas-tugas yang harus
diselesaikan ramaja dalam hidupnya.
Remaja demikian papar Widyastuti (2011) merupakan masa transisi dari
kanak-kanak menuju dewasa, namun tidak semua menyadari bahwa pada masa
remaja terjadi perubahan yang besar. Tugas-tugas yang harus dipenuhi
sehubungan dengan perkembangan seksualitas remaja adalah:
1. Memiliki pengetahuan yang benar tentang seks dan berbagai peran jenis
kelamin yang dapat diterima masyarakat.
2. Mengembangkan sikap yang benar tentang seks.
3. Mengenali pola-pola perilaku

hetero seksual yang dapat diterima

masyarakat.
4. Menetapkan nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam memilih pasangan
hidup.

Universitas Sumatera Utara

22

5. Mempelajari cara-cara mengekspresikan cinta
2.2.4

Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan secara keseluruhan selalu berkaitan. Bila terjadi gangguan

kesehatan pada remaja secara umum, tentu kesehatan reproduksinya juga
terganggu.
Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja
termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja :
1. Mal nutrisi atau gizi kurang
a. Anemia sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi terutama pada
wanita. Jika wanita mengalami anemia maka akan menjadi sangat
berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Hal tersebut bisa
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang dan 2500
gram). Disamping itu, anemia juga dapat mengakibatkan kematian baik
ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.
b. Kekurangan zat gizi lainnya seperti kekurangan vitamin, mineral, atau
protein, dan sebagainya yang mengakibatkan berbagai jenis penyakit dan
berujung pada gangguan kesehatan reproduksi.
2.

Pertumbuhan lambat atau terhambat pada remaja putri, menyebabkan
panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah di
kemudian hari.

3.

Penyakit-penyakit lain baik karena infeksi atau yang berkaitan dengan
keturunan, sangat mungkin berpengaruh pada kesehatan remaja yang pada
akhirnya juga berpengaruh pada kesehatan reproduksi.

Universitas Sumatera Utara

23

4.

Stres atau depresi adalah sumber segala penyakit karena stres yang berat dan
berlarut-larut menyebabkan fungsi imunitas dan lainnya terganggu, yang
berakibat menurunnya kesehatan dan mudah terserang penyakit.

2.2.5

Kesehatan Reproduksi Kaitannya dengan Lingkungan

1. Masalah Pendidikan
Buta huruf dan pendidikan rendah. Hal ini menyebabkan remaja tidak
mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi matang dan
sebagainya mengenai informasi yang dibutuhkan kaitannya dengan
masalah kesehatan reproduksi.Sebagai akibat, banyak terjadi perilaku seks
yang menyimpang pada mereka yang berpendidikan sangat rendah,
apalagi disertai kemiskinan.
2. Masalah lingkungan dan pekerjaan
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan
remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja.
b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan
merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
3. Masalah seks dan seksualitas
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
b. Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang
berkaitan dengan seksualitas.

Universitas Sumatera Utara

24

c. Penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah kepada
penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan
seks bebas. Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini.
d. Penyalahgunaan seksual.
e. Kehamilan remaja.
f. Kehamilan pranikah/diluar ikatan pernikahan.
2.3 Pembalut
2.3.1. Pengertian pembalut
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita di
saat menstruasi. Ini berfungsi untuk menyerap darah dari vagina supaya tidak
meleleh kemana-mana. Selain saat menstruasi, perangkat ini juga digunakan
setelah pembedahan vagina, setelah melahirkan, sesudah aborsi, maupun situasi
lainnya yang membutuhkan pembalut ini untuk menyerap setiap cairan yang
berupa perdarahan pada vagina (Basmalah, 2010).
Pembalut wanita adalah produk sekali pakai, karena itulah para produsen
mendaur ulang bahan baku kertas dan pulp, menjadikannya bahan dasar untuk
menghemat biaya. Bahan bakunya mulai dari kertas koran, kardus, karton bekas
penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, serta bermacam pewarna sintesis, dan
berbau. Dalam proses daur ulang, banyak zat kimia digunakan untuk proses
pemutihan kembali. Zat kimia juga digunakan untuk proses sterilisasi kumankuman pada kertas bekas serta pembuangan bau (Basmalah, 2010)
Produk pembalut yang berkualitas buruk mengandung dioxin yang sering
menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami banyak masalah,

Universitas Sumatera Utara

25

seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, serta memicu terjadinya kanker mulut rahim/
serviks. Banyak hal yang dapat menyebabkan wanita terinfeksi bakteri, khususnya
pada daerah genitalia, salah satunya adalah yang diakibatkan pembalut wanita.
Menurut penelitian Anonim, 2010, terdapat sebanyak 107 bakteri permilimeter
persegi ditemukan diatas pembalut wanita biasa. Zat dioxin itu sendiri merupakan
hasil sampingan dari proses bleaching (pemutihan) yang digunakan pada pabrik
kertas, termasuk pabrik pembalut wanita, tissue, sanitary pad dan diaper
(pembalut untuk anak-anak/ pampers) pada saat daur ulang bahan bakunya
(Basmalah, 2010).
2.3.2.

Sumber Informasi dalam Pemilihan Pembalut

a. Peran Keluarga
Pentingnya peran serta keluarga dalam memberikan informasi seputar
kebersihan genitalia kepada remaja putri dapat di pandang dari berbagai sisi yaitu:
Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungannya.
Jika keluarga dipandang sebagai satu sistem, maka masalah yang terjadi
pada salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem.
Berbagai pelayanan kesehatan reproduksi bukan tempat yang dikunjungi
hanya pada saat individu merasakan sakit atau memiliki keluhan, tetapi
juga dapat membantu individu dan keluarga memperoleh informasi
seputar kesehatan reproduksi, mengembangkan kemampuan dalam
mencegah terjadi masalah, dan menanggulangi berbagai masalah.

Universitas Sumatera Utara

26

Dari berbagai penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor penyebab
terjadinya kanker serviks, keputihan, dan gangguan kesehatan organ
reproduksi lainnya adalah keluarga yang tidak pernah memberikan
informasi seputar kesehatan reproduksi dan ikut serta menangani perilaku
pre-menstruasi individu.
Dari keempat pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
berperan penting dalam memberikan informasi seputar kesehatan reproduksi premenstruasi dan proses penyesuaian perilaku baru individu (Noor,2010)
Perilaku dan sikap anggota keluarga dibentuk oleh hubungannya dengan
anggota keluarga lain. Terdapat dua fungsi dasar keluarga yaitu guna memenuhi
kebutuhan fisik dan kesejahteraan psikososial. Kesejahteraan fisik meliputi
terpenuhinya kebutuhan makanan, pakaian, rasa aman dan kesehatan jasmani,
sedang kesejahteraan psikososial adalah bila keluarga mampu menjadi struktur
atau kerangka dasar pertumbuhan psikososial atau keluarga yang berhasil
menjalani pertumbuhan psikososial dengan baik.
Orang tua mungkin membayangkan tentang bagaimana mengajarkan
anak berjalan, bicara, membaca dan bermain. Tetapi orang tua banyak yang
terkejut menghadapi anak yang melawan, tempertantrum (mengamuk ), berkelahi,
perilaku menyimpang, keras kepala dan tuntutan-tuntutan yang tidak masuk akal.
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang tidak putus-putus dijalani oleh
orangtua.
Ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya,
khususnya pada masa balita dan beranjak dewasa. Keibuan adalah rasa yang

Universitas Sumatera Utara

27

dimiliki setiap perempuan. Anak yang merasa kehilangan perhatian atau merasa
diperlakukan tidak wajar dapat mengalami ketimpangan pribadi. Ibu mengemban
tugas yang yang sangat khusus dan mulia. Secara kodrati hanya perempuan yang
mengalami haid, mengandung dan melahirkan yang sangat mempengaruhi
perubahan hormon dan perasaannya. Ditambah dengan tugasnya merawat bayi
hingga anak tumbuh dewasa, maka perasaan keibuan tumbuh secara alami.

b. Iklan pembalut
Iklan-iklan selalu bersifat mempromosikan produk yang dijualnya. Namun
beberapa iklan sama sekali tidak menunjukan produknya atau model iklan tidak
memakai atau mengkonsumsi produk yang dipakai dalam iklan tersebut.
Beberapa iklan ini adalah iklan yang paling sering tidak menunjukan
produk yang dikonsumsi oleh model iklannya, diantaranya adalah iklan pembalut
wanita. Karena digunakan didaerah pribadi kewanitaan, jadi jangan berharap
model iklan bersedia menggunakannya secara terang-terangan. Sebagai gantinya
iklan tersebut akan mendemokan pembalut tersebut dengan menyiramkan cairan
berwarna biru (umumnya) untuk membuktikan pembalut tersebut anti bocor plus
adegan yang memperlihatkan bokong-bokong model iklannya.( Basmalah, 2010).
2.4 Kebersihan Genitalia Saat Menstruasi
2.4.1

Defenisi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Properawati, 2009).

Universitas Sumatera Utara

28

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa bersih berarti bebas dari
kotoran. Sedangkan kata kebersihan yaitu keadaan yang menurut kepercayaan,
keyakinan, akal atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda dan
kotoran. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik,
bebas dari virus, bakteri patogen dan bahan kimia berbahaya (Wiki, 2012).
Kebersihan genitalia atau personal hygiene pada saat menstruasi
merupakan komponen hygiene perorangan yang memang peran penting dalam
status perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada
fungsi alat reproduksi. Pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat
mudah terinfeksi. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga
karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan Infeksi Saluran
Reproduksi (Sujawarti, 2009).
Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga
kebersihan vagina. Vagina adalah salah satu bagian sensitif tubuh wanita yang
kerap terlupakan dalam perawatan. Hal ini terjadi mungkin karena vagina selalu
ditutupin sehingga kita sering lupa untuk memberikan perhatian khusus dan
merawatnya (Anonim, 2010). Adapun menurut Andira (2010), vagina merupakan
bagian dari organ reproduksi yang harus dijaga kesehatannya. Untuk menjaga
kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah membasuh secara teratur
bagian vulva ( bibir vagina) secara hati – hati menggunakan air bersih atau
menggunakan sabun. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan
bakteri yang ada disekitar bibir vagina. Dan untuk menampung darah menstruasi,

Universitas Sumatera Utara

29

pembalut perlu diganti sekitar 4 – 5 kali dalam sehari untuk menghindari
masuknya bakteri kedalam vagina.

2.4.2

Siklus menstruasi
Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa

proliferasi, masa ovulasi, m asa sekresi dan masa haid. Dalam proses ovulasi,
yang memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan
ovarium

(Hypothalamic

-

Pituitary

-

Ovarium

axis).

Menurut

Teori

Neurohumoral, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh
adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel
adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan
faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone
(GnRH) karena dapat merangsang pelepasan

Lutenizing Hormone (LH) dan

Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Pada hipotalamus terdapat dua
pusat, yaitu pusat tonik dibagian belakang hipotalamus di daerah nukleus
arkuatus, dan pusat siklik di bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasmatik.
Pusat siklik mengawasi lonjokan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus haid
yang munyebabkan terjadinya ovulasi.
2.4.3

Fase-fase menstruasi
Menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap

bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu:
a) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.

Universitas Sumatera Utara

30

b) Fase proliferasi/fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan
FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat
hormone estrogen diproduksi kembali.
c) Fase ovulasi/fase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi 1 sel ovum yang
matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan
berubah menjadi corpus luteum.
d) Fase pasca ovulasi/fase sekresi ditandai dengan corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi corpus albicans yang
berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron.
2.4.4

Tujuan Kebersihan Genitalia Saat Menstruasi
Sekarang ini, menstruasi bukan merupakan barang tabu untuk dibicarakan

sebagaimana pada jaman dulu. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk organorgan seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kebersihan.
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi.
Oleh karena itu kebersihan daerah genetalia harus lebih dijaga karena kuman
mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit, yaitu rasa gatal yang
disebabkan oleh jamur Candida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid.
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam
masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orang tua kita sejak kita masih kecil.
Tetapi, karena orang tua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah

Universitas Sumatera Utara

31

kesehatan dan kebersihan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal
yang umum saja (Sarwono, 2003) .
Adapun tujuan perawatan kebersihan genetalia antara lain (Andira, 2010) :
a. Menjadikan vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman.
b. Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal dan bau tidak sedap.
c. Dapat mencegah PH vagina dalam kondisi normal (3,5 – 4,5).
2.4.5

Dampak Ketidakbersihan Genitalia Saat menstruasi
Beberapa penyakit yang mudah hinggap pada wanita adalah terjangkitnya

infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita
dalam situasi menstruasi. Salah satu penyebabnya, yaitu bakteri yang ada pada
pembalut biasa atau kurang berkualitas. Pembalut tersebut menjadi wadah dan
sarana perkembangbiakan bakteri yang merugikan. Maka dari itu, wanita harus
lebih memperhatikan karena hal-hal yang dianggap mudah jika tidak dilakukan
bisa juga berdampak fatal.
Hal mudah tersebut, misalnya mencuci tangan sebelum membuka dan
memasang pembalut. Selain mudah, tampaknya hal tersebut juga dianggap
gampang. Namun, tidak ada salahnya jika hal itu bisa berdampak baik bagi
kesehatan. Jangan lupa untuk memperhatikan tanggal kadaluwarsa dan jangan
menyimpan pembalut pada tempat yang lembab.
Pemakaian pembalut yang kadaluwarsa dan menyimpan pembalut di
tempat yang lembab akan berakibat timbulnya bakteri sehingga dapat terjangkit
infeksi vagina dan jamur. Selain itu, untuk menghindar dari bakteri yang

Universitas Sumatera Utara

32

merugikan tersebut, selain melakukan hal yang telah dijelaskan di atas, hal yang
perlu dilakukan saat sedang haid datang, yaitu jangan malas untuk ganti pembalut.
Pembalut yang dipakai terlalu lama dan didiamkan akan menyebabkan
masuknya kuman ke dalam tubuh melalui vagina, lalu menjalar ke atas, melewati
mulut rahim. Saat kuman tersebut sudah berkembang, dapat menyebabkan
peradangan, perekatan, lalu menyumbat saluran telur sehingga berakibat
kemandulan (Andira, 2010).
2.4.6

Perawatan Kebersihan Genitalia Saat Menstruasi
Untuk menjaga kebersihan genitalia saat menstruasi maka harus rajin

mengganti pembalut saat menstruasi. Pada saat menstruasi, kuman-kuman lebih
mudah masuk kedalam organ reproduksi, pembalut yang mengandung banyak
gumpalan darah merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan jamur dan bakteri. Oleh karena itu, sebaiknya pada sat menstruasi
sebaikknya mengganti pembalut 4 jam sekali atau 4-5 kali sehari atau setiap saat
jika sudah merasa tidak nyaman. Sebelum mengganti pembalut, bersihkan vagina
terlebih dahulu dan jika membuang pembalut, sebaiknya sebelum dicuci, rendam
terlebih dahulu memakai sabun pada tempat tertutup (Andira, 2010).
Pada saat haid, remaja putri harus memakai pembalut wanita yang bersih.
Pilih pembalut yang tidak bewarna dan tidak mengandung parfum (pewangi). Hal
ini dilakukan untuk mengurangi paparan zat kimia pada vulva. Setelah buang air
kecil pembalut disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya pada saat menjelang
haid dan mulai terasa adanya keputihan bersifat fisiologis, bisa menggunakan
pembalut yang berukuran kecil pantyliner (Tarwoto, 2010)

Universitas Sumatera Utara

33

Selain harus sering mengganti pembalut secara teratur, kita juga perlu
menjaga kebersihan pakaian dalam yang baik. Sebaiknya mengganti pakaian
dalam dengan orang lainmeskipun dengan anggota keluarga. Ini disebabkan setiap
orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda-beda (Andira, 2010).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan vagina (Dhanardono, 2010) :
a.

Selalu menggunakan celana dalam berbahan katun.
Katun merupakan kain terbaik yang sesuai untuk semua jenis kulit. Dengan
menggunakan celana dalam katun, memungkinkan organ genital untuk
menghirup udara segar dan selalu membantunya tetap kering.

b.

Menghindari hubungan seksual bagi yang mengalami tanda-tanda infeksi
vagina.
Infeksi vagina biasanya disebabkan oleh ragi (jamur) dan menyebabkan gatal
dan sakit di vagina. Infeksi ini terkadang menimbulkan nyeri atau rasa seperti
terbakar ketika berkemih atau hubungan seksual. Untuk menghindari
penyebaran dan memperparah infeksi, sebaiknya hindari hubungan seksual
selama gejala infeksi masih terasa.

c.

Memperbanyak makan sayur dan buah untuk mencegah infeksi vagina.
Selalu menyertakan buah dan sayuran pada menu makanan harian. Sayur dan
buah yang kaya serat serta antioksidan tidak hanya membantu mencegah
infeksi ragi vagina, tetapi juga membantu menjaga kesehatan tubuh secara
keseluruhan.

d.

Menghindari penggunaan bahan kimia untuk daerah vagina.

Universitas Sumatera Utara

34

Mengusahakan untuk tidak menggunakan produk tertentu seperti sabun
deodoran, lotion atau produk kesehatan feminin lain yang dapat menyebabkan
iritasi pada organ vagina. Terlebih lagi bila memiliki alergi dengan bahanbahan kimia.
e.

Menghindari menggaruk organ intim.
Jangan pernah menggaruk organ intim bila mengalami gatal atau iritasi pada
organ vagina. Menggunakan kain katun lembut dan air hangat untuk
membuatnya lebih baik. Hal ini dapat menghindari penyebaran infeksi ke
organ lain pada vagina.

f.

Menghindari menggunakan jelly atau minyak berparfum utnuk pelumas
vagina.
Jelly petroleum atau minyak berparfum yang digunakan sebagai pelumas
vagina dapat menyebabkan perkembangbiakan bakteri di dalam dan sekitar
vagina.

g.

Menjaga kebersihan selama mentruasi.
Kebersihan pada saat siklus menstruasi sangatlah penting untuk menghindari
masalah vagina. Menghindari menggunakan pembalut yang beraroma
(parfum) dan mengandung gel, karena dapat menimbulkan iritasi dan gatal
pada vagina.
Selain itu, selalu menjaga daerah vagina tetap bersih dan kering. Ganti
pembalut jika terdapat gumpalan darah diatas pembalut, yang dapat menjadi
tempat perkembangbiakan bakteri dan jamur.

h.

Membasuh vagina dengan air bersih dan mengalir.

Universitas Sumatera Utara

35

Untuk menghindari masuknya bakteri dan jamur, basuhlah organ intim
dengan air bersih dari arah depan ke belakang (vagina ke anus). Selain itu
selalu gunakan air yang mengalir atau yang berasal dari kran berada di toilet
umum.
i.

Mengeringkan daerah vagina setelah buang air kecil atau buang air besar.
Setelah selesai buang air kecil atau buang air besar, biasakan selalu
mengeringkan organ intim dengan tisu atau handuk. Hal ini dapat
menghindari perkembangbiakan bakteri di dalam dan di sekitar vagina.

2.5 Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganilisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok.
Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan- kepercayaan, dan penilaian-penilaian
seseorang terhadap objek ( dalam hal ini adalah objek kesehatan).
a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu
c. Sikap

Universitas Sumatera Utara

36

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling
dekat.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang lebih – lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi
oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting
untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk di contoh
e. Sumber – sumber daya (resources)
Sumber daya disini mencakup fasilitas – fasilitas, uang, waktu tenaga, dan
sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau
kelompok masyarakat.
f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life)
yang pada umumnya disebut kebudayaan (Notoatmodjo, 2007)
2.6 Kerangka Konsep
2.7 Karakteristik responden
-

umur

-

kelas

● Sumber informsi
tentang kebersihan
genitalia pada saat
menstruasi
- media massa (cetak,
elektronik)

Pengetahuan

Sikap

Tindakan
remaja putri
tentang
Kebersihan
genitalia pada
saat
menstruasi

- teman sebaya

- Guru sekolah
- orangtua
- tenaga kesehatan

Universitas Sumatera Utara

37

Berdasarkan gambar diatas maka kerangka konsep ini Teori WHO mencoba
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor di
luar perilaku. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku petugas terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku. determinan perilaku yang dibedakan menjadi 2 yaitu:
faktor interinsik (umur, kelas) dan faktor eksterinsik (sumber informasi, media
massa/cetak dan elektronik, teman sebaya dan petugas kesehatan).

Universitas Sumatera Utara