Gambaran Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi Di SMP PALAPA Binjai Tahun 2015

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesehatan

reproduksi

merupakan

masalah

yang

penting

untuk

mendapatkan perhatian terutama dikalangan masyarakat. Masa remaja diwarnai

oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali
menghadapi resiko – resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan – kegiatan seksual
menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan
reproduksi. Resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berhubungan, misalnya tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual,
akses terhadap kebersihan organ reproduksi, ketidaksetaraan gender, kekerasan
seksual, dan pengaruh media massa maupun gaya hidup (Manuaba,2003).
Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak
pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun
tindakannya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (WHO,1995 dalam
Sianturi, 2001). Kelompok remaja menjadi perhatian karena jumlah mereka yang
besar dan rentan serta mempunyai resiko gangguan terhadap kesehatan
reproduksi. Pada masa remaja, mereka mengalami berbagai macam proses
perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi. Perubahan tersebut sering dikenal
dengan istilah masa pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi
(Sianturi,2001).

Universitas Sumatera Utara

2


Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting
yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja,
pertumbuhan fisik dan seksualnya mulai berkembang dengan pesat. Remaja yang
kelak akan menikah dan menjadi orangtua sebaiknya mempunyai kesehatan
reproduksi yang prima, sehingga menghasilkan generasi yang sehat. (Proverawati,
2009).
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 241.973.879 jiwa.
Kelompok usia remaja dan dewasa muda hingga saat ini masih merupakan bagian
terbesar. Menurut sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk usia 15-24
tahun sebanyak 41,35 juta. Pemerintah menyiapkan persiapan sumber daya
manusia yang handal dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas di masa
datang harus dilakukan sejak mereka masih remaja (Pinem, 2009).
Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni
masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa reproduksi, masa klimakterium,
dan masa senelium. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dan masa dewasa. Remaja pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14
tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Kejadian yang penting dalam
remaja ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder,
menstruasi, dan perubahan psikis (Prawirohardjo, 2009).
Kenyataan lain mengungkapkan bahwa banyak perempuan Indonesia yang

tidak memperhatikan alat genetalia mereka ketika menstruasi misalnya jarang
mengganti pembalut. Berbagai masalah timbul misalnya rasa tidak nyaman dan
resah, keputihan, gatal, bau tak sedap dan lain sebagainya (Baradero, 2010).

Universitas Sumatera Utara

3

Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah
mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi
harus diganti secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apalagi
jika sedang banyak – banyaknya. Setelah mandi atau buang air, vagina harus
dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian
celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat
(BKKBN,2003).
Salah satu tanda dan gejala penyakit infeksi organ reproduksi adalah
terjadinya keputihan. Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami
keputihan. Berdasarkan data


penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita

menunjukkan 75% wanita di dunia mengalami keputihan paling tidak sekali
dalam hidupnya. Sedangkan wanita Indonesia sendiri 75% mengalami keputihan
minimal sekali dalam hidupnya. Keputihan itu disebabkan oleh jamur dan parasit.
Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab. Organ
reproduksi merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih mudah untuk
berkeringat, lembab dan kotor. Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan
genitalia dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi yang menyebabkan keputihan
tersebut. Masalah kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan kebersihan
diantaranya pruritus vulva, iritasi, inflamasi, sekresi vaginal dan rasa perih,
biasanya diakibatkan oleh salah satu organisme berikut Candida albican,
Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis. Sekitar 25% dari kasus yang

Universitas Sumatera Utara

4

ada disebabkan oleh Candida Albican, Trichomonas Vaginalis dan sisanya oleh G.
Vaginalis (Widyastuti, 2011).

Setiap wanita yang masih mengalami menstruasi pasti mengenal pembalut.
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita pada saat
menstruasi, ini berfungsi untuk menyerap darah dari vagina supaya tidak meleleh
kemana-mana. Selain saat menstruasi, perangkat ini juga digunakan setelah
pembedahan vagina, setelah melahirkan, maupun situasi lainnya

yang

membutuhkan pembalut ini untuk menyerap setiap cairan yang berupa pendarahan
pada vagina (Basmalah, 2010).
Sekarang ini begitu banyak pilihan merek pembalut wanita dengan
keunggulan masing – masing, mulai dari pembalut tradisional sampai pembalut
modern yang memiliki aroma, warna dan bentuknya beragam yang ditawarkan
melalui banyaknya iklan di media massa yang menawarkan berbagai kelebihan
pembalut wanita. Hal ini membuat konsumen khususnya remaja putri binggung
menentukan pilihan, sehingga tidak jarang orang jadi gemar berganti-ganti jenis
pembalut (Basmalah, 2010).
Pembalut tradisional merupakan pembalut yang terbuat dari kain (tentu
saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekedar potongan – potongan kain yang
disumpalkan). Kembali muncul sekitar 1970-an dan cukup populer pada tahun

1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai pembalut kain karena
memiliki kelebihan seperti alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan
dan lebih murah karena memungkinkan untuk dicuci. Namun pembalut tradisional

Universitas Sumatera Utara

5

ini sendiri juga memiliki kekurangan seperti gangguan kesehatan reproduksi jika
pembalut tidak dicuci dengan keadaan benar-benar bersih (Basmalah, 2010).
Berbeda dengan pembalut modern yang merupakan pembalut wanita
sekali pakai terbuat dari campuran-campuran bahan daur ulang dan zat-zat yang
terkandung didalamnya. Banyak wanita suka membeli pembalut biasa yang ada
dipasaran hanya memikirkan harga murah dan cukup enak dipakai, tanpa
mengetahui sedikit pun resiko kesehatan dari pemakaian pembalut atau pantyliner
biasa. Pembalut wanita termasuk klasifikasi produk konsumer cepat saji dan
produk sekali pakai. Karena itulah, para produsen pembalut biasa kerap mendaur
ulang bahan sampah kertas bekas dan menjadikan sampah kertas bekass ini
menjadi bahan dasar untuk menghemat biaya produksi. Dalam proses daur ulang
sampah kertas bekas ini, tentu banyak menggunakan bahan-bahan kimia seperti

dioxin untuk proses pemutihan kembali, menghilangkan bau sampah kertas bekas
dan proses sterilisasi bakteri yang terdapat pada sampah kertas bekas. Kertas daur
ulang yang telah diproses dengan bahan kimia inilah yang kemudian dibungkus
rapi dan siap dipasarkan sebagai pembalut biasa yang kita temukan dipasaran
(Basmalah, 2010).
Menurut sebuah penelitian (Basmalah, 2010), sebanyak 107 bakteri
ditemukan diatas pembalut wanita berkualitas buruk yang mejadi sarang
pertumbuhan bakteri merugikan walaupun hanya digunakan selama 2 jam.
Penyebab utama penyakit kewanitaan, yaitu: 10% imunitas tubuh lemah, 30%
kurang higienis, dan 50% lingkungan yang tidak bersih serta penggunaan
pembalut yang kurang sehat. 83% wanita dewasa terjangkit infeksi vagina (62%

Universitas Sumatera Utara

6

dari data disebabkan oleh pemakaian pembalut yang kurang berkualitas)
(Basmalah, 2010).
Para wanita membeli pembalut dengan harga murah dan menggunakan
tanpa perasaan was-was, namun berpotensi buruk bagi kesehatan wanita saat

sedang haid dan memakai pembalut biasa, tanpa disadari cairan yang sudah
diserap pembalut biasa yang sudah bercampur dengan kimia dan bercampur
dengan bahan yang tidak steril dari pembalut biasa. Dan saat seorang wanita
duduk tanpa disadari, cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena
terkena tekanan dan naik keatas dan masuk kembali keorgan kewanitaan. Hal ini
akan menyebabkan infeksi dan timbulnya masalah kewanitaan. Maka perlu
dikhawatirkan jika saat memakai terasa becek/ tidak kering (Basmalah, 2010).
Berbicara mengenai pembalut wanita tidak terlepas dari pembahasan
mengenai iklan dan cara pemasarannya melalui media massa dan elektonik
khususnya televisi. Iklan di televisi begitu besar pengaruhnya, sebab televisi
adalah media pandang-dengar atau audio-visual. Iklan-iklan selalu bersifat
mempromosikan produk yang dijualnya. Namun, beberapa iklan sama sekali tidak
menginformasikan atau memberi pesan tentang dampak kesehatan terhadap
penggunaan produk tersebut, diantaranya adalah iklan pembalut wanita. Tentu
saja iklan juga dapat memberikan pengaruh yang sangat negatif bagi pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian pemirsa, khususnya anak-anak remaja. Jika tidak
memiliki informasi dan pengetahuan cukup, maka tidak sedikit yang kemudian
akan menjadi korban iklan (Fikri, 2010).

Universitas Sumatera Utara


7

Hal ini sesuai pendapat Indriastuti, 2009 yang menyebutkan bahwa
pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap
tersebut positif maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang
suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu
melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negatif
justru akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut (Indriastuti, 2009).
Menurut Indriastuti, 2009 orangtua seperti ayah, kakak atau saudara
perempuan khususnya ibu diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat
dan benar apakah menstruasi itu. Jika mengetahui informasi yang benar tentang
menstruasi maka anak remaja perempuan akan merasa siap ketika mendapatkan
menstruasi. Seperti yang dikatakan Indriastuti, 2009 bahwa pendidikan seputar
menstruasi mempengaruhi kesiapan anak perempuan menjelang remaja untuk
menghadapi menstruasi. Oleh karena itu, pendidikan seputar menstruasi
disarankan untuk diterapkan bagi anak remaja perempuan yang belum mengalami
menstruasi sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesiapan menghadapi
menstruasi. Selanjutnya jika individu tahu hal apa saja yang harus dilakukan pada
saat mengalami kondisi yang sama, misalnya bagaimana cara mengatasi keluarnya

darah menstruasi yang dapat terjadi sewaktu-waktu, bagaimana cara memakai dan
mencuci pembalut, serta bagaimana cara perawatan diri pada saat menstruasi
maka dapat diharapkan individu berperilaku higienis ketika mengalami menstruasi
(Indriastuti, 2009).
Orangtua sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang
masalah dan menghadapi fase perkembangan remaja. Cara menyampaikannya

Universitas Sumatera Utara

8

tentu harus dengan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman
anak-anak. Hal ini penting, supaya pada waktunya anak tidak merasa kaget, malu,
cemas, gelisah dan tertekan. Anak akan memahami apa yang sedang terjadi pada
dirinya dan tahu bagaimana seharusnya ia bertindak (Basmalah, 2010).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Sebuah penelitian mengenai
perilaku remaja saat menstruasi menunjukkan faktor yang memiliki pengaruh
dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua,
pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman

sebaya (Suryati, 2012)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elza Tartylah, pada era globalisasi
dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan di segala aspek dalam
menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana
masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat
tubuh. Salah satu organ tubuh yang penting serta sensitif dan memerlukan
perawatan khusus adalah alat reproduksi. Pengetahuan dan perawatan yang baik
merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Apabila alat
reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi, yang
pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit (Tarwoto, 2010).
Hasil penelitian Dai‟yah di SMU Negeri 2 Medan (2004) menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (67%) memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai perawatan organ reproduksi bagian luar. Penelitian yang dilakukan di
SLTP Jakarta Timur (2003) mendapatkan hasil

bahwa sebagian besar siswi

Universitas Sumatera Utara

9

memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan organ genetalia
sebanyak 93.4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Semarang (2008),
96% siswi mengalami keputihan dan yang tidak sekitar 23 (47,9%) di akibatkan
kurangnya pengetahuan tentang merawat organ genetalia eksterna. Ketiga penelitian
tersebut telah membuktikan bahwa pengetahuan yang rendah berhubungan dengan
perilaku kebersihan genitalia yang kurang baik.

SMP PALAPA BINJAI merupakan salah satu SMP swasta yang terletak di
Kota Binjai, yang memiliki jumlah siswa 112 orang yang terdiri 3 kelas yaitu
kelas VII berjumlah 41 siswa, kelas VIII berjumlah 45 siswa dan kelas IX
berjumlah 26 siswa. Berdasarkan survey awal yang dilakukan wawancara
mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi pada 10 siswi SMP PALAPA
BINJAI didapatkan hasil pengetahuan kebersihan genitalia pada saat menstruasi
yaitu 8 dari 10 siswa putri yang tindakannya kurang tentang kebersihan genitalia.
3 siswa putri mengganti pembalut dan pakaian dalam ketika mandi saja dan tidak
mengganti pakaian dalam. Walaupun sudah basah 3 siswa putri lagi sehabis BAK
maupun BAB tidak mengeringkan genitalia dengan kering. Sedangkan 2 siswa
putri lagi tidak tahu bagaimana membersihkan genitalia dengan benar. Tindakan
itu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap karena kurangnya informasi tentang
pentingnya kebersihan genitalia pada saat menstruasi
Dari hasil wawancara kepada guru – guru di SMP PALAPA Binjai
ditemukan bahwasanya muridnya belum pernah mendapatkan informasi ataupun
penyuluhan dari universitas manapun tentang pentingnya kebersihan genetalia
pada saat menstruasi.

Universitas Sumatera Utara

10

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana “Gambaran Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia
Pada Saat Menstruasi Di SMP PALAPA BINJAI 2015”.

1.2 .Permasalahan
Bagaimana Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia Pada
Saat Menstruasi di SMP PALAPA BINJAI 2015.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku Remaja Putri Terhadap

Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA BINJAI 2015”.
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik remaja putri
Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA
BINJAI 2015.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sumber informasi remaja putri
Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA
BINJAI 2015.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengetahuan remaja putri
Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA
BINJAI 2015.
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sikap remaja putri Terhadap
Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA BINJAI
2015.
5. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tindakan remaja putri Terhadap
Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi di SMP PALAPA BINJAI
2015.

Universitas Sumatera Utara

11

1.4

Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi peneliti dan menambah
wawasan yang lebih luas serta pengalaman dalam melakukan penelitianpenelitian lain di kemudian hari.
2. Bagi Remaja Putri
Sebagai masukkan dan pengetahuan remaja putri untuk lebih mengetahui
bagaimana cara membersihkan genitalia pada saat menstruasi.
3. Bagi Lahan Peneliti di SMP PALAPA Binjai Tahun 2014.
Sebagai masukkan siswi SMP PALAPA Binjai khususnya tentang
kebersihan genitalia pada saat menstruasi.
4. Bagi Perpustakaan/ Institut
Sebagai bahan masukan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
termasuk bagaimana cara membersihan genitalia pada saat menstruasi.

Universitas Sumatera Utara