Perilaku Remaja Putri dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Asahan Tahun 2010

(1)

PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERAWATAN

KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT

MENSTRUASI DI SMP NEGERI 3

PULAU RAKYAT KABUPATEN

ASAHAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh

Maya Ardani 091121004

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Perilaku Remaja Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu dekan I.

2. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns selaku Dosen pembimbing I, Ibu Jenny Purba S.Kp, MNS selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan serta bimbingan dengan penuh kesabaran demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku penguji yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

4. Orang tua Ayahanda Sugimin dan Ibunda Nurbaiti. Terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan kalian, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa menjadi inspirasi yang


(4)

5. Terima kasih juga kepada abang saya Deddy Wahyudi S.Kom dan adik saya Donny Noveri atas dukungan, semangat yang selalu kalian berikan. Buat yang ku sayang Deddy Syahputra, ST.

6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaikku serta teman-teman Fakultas Keperawatan 09 Jalur B semoga persahabatan ini selalu terjalin selamanya.

Semoga ALLAH SWT selalu mencurahkan berkah dan anugerah kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pengetahuan keperawatan.

Medan, Januari 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJUAAN PUSTAKA 1. Perilaku ... 7

1.1Pengertian Perilaku... 7

1.2Domain Perilaku ... 9

1.2.1 Pengetahuan ... 9

1.2.2 Sikap ... 14

1.2.3 Praktek atau Tindakan ... 18

2. Remaja ... 20

3.1 Pengertian Remaja ... 20

3.2 Tahap-Tahap Perkembangan Remaja ... 21

3.3 Remaja dan Ciri Khasnya ... 22

3. Menstruasi ... 23

3.1 Pengertian Menstruasi ... 23

3.2 Proses Terjadi Menstruasi ... 23

3.3 Siklus Menstruasi ... 24

3.4 Durasi Perdarahan Menstruasi ... 26

3.5 Perawatan Pada Saat Menstruasi ... 26

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 30

2. Definisi Operasional ... 31

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 34

2. Populasi dan Sampel ... 34

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35


(6)

5. Instrumen Penelitian ... 36

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

7. Pengumpulan Data... 39

8. Analisa Data ... 39

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 41

2. Pembahasan ... 44

2.1. Perilaku Remaja ... 44

2.1.1. Pengetahuan ... 44

2.1.2. Sikap ... 46

2.1.3. Tindakan ... 48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 51

2. Saran ... 51

2.1Bagi Praktek Keperawatan ... 51

2.2 Pendidikan Keperawatan ... 51

2.3 Tempat Penelitian ... 52

2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Surat Penelitian

2. Lembar Persetujuan Responden 3. Instrumen Penelitian

4. Hasil Penelitian dan Reliabilitas 5. Riwayat Hidup


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan

pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 ... 41 Tabel 1.2 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan

sikap remaja putri dalam perawatan kebersihan alat

kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 ... 42 Tabel 1.3 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan

pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 ... 43 Tabel 1.4 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan

perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 ... 43


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman Kerangka konsep penelitian remaja putri dalam perawatan kebersihan

alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat


(9)

Judul : Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Asahan Tahun 2010

Nama : Maya Ardani Nim : 091121004

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2011

Abstrak

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. Perawatan selama menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama menstruasi sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 263 remaja putri. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel 133 remaja putri yang sudah menstruasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2010. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94 responden (70,7%) memiliki perilaku baik secara keseluruhan. Berdasarkan pengetahuan remaja putri 93 orang (69,9%) memiliki pengetahuan baik, 39 orang (29,3%) memiliki pengetahuan cukup (75,2%) dan 1 orang (0,8%) memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan sikap remaja putri 100 orang (75,2%) memiliki sikap baik, 31 orang (23,3%) memiliki sikap cukup dan 2 orang (1,5%) memiliki sikap kurang. Sedangkan berdasarkan tindakan remaja 57 orang (42,9%) memiliki tindakan baik dan 76 orang (57,1%) memiliki tindakan cukup. Disarankan agar perawat tetap memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga mereka mendapat informasi yang benar khususnya tindakan dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga perilaku remaja semakin baik.


(10)

Judul : Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Asahan Tahun 2010

Nama : Maya Ardani Nim : 091121004

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2011

Abstrak

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. Perawatan selama menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama menstruasi sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 263 remaja putri. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel 133 remaja putri yang sudah menstruasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2010. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94 responden (70,7%) memiliki perilaku baik secara keseluruhan. Berdasarkan pengetahuan remaja putri 93 orang (69,9%) memiliki pengetahuan baik, 39 orang (29,3%) memiliki pengetahuan cukup (75,2%) dan 1 orang (0,8%) memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan sikap remaja putri 100 orang (75,2%) memiliki sikap baik, 31 orang (23,3%) memiliki sikap cukup dan 2 orang (1,5%) memiliki sikap kurang. Sedangkan berdasarkan tindakan remaja 57 orang (42,9%) memiliki tindakan baik dan 76 orang (57,1%) memiliki tindakan cukup. Disarankan agar perawat tetap memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga mereka mendapat informasi yang benar khususnya tindakan dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga perilaku remaja semakin baik.


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis (Hurlock 1992 dalam Utama, 2009). Masa pubertas pada wanita biasanya terjadi antara usia 13 hingga 16 tahun. Masa ini terjadi perubahan pada sistem reproduksi wanita. Organ reproduksi menunjukkan perubahan yang dramatis pada saat pubertas. Dimulainya pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen, yaitu hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda seks sekunder yaitu salah satunya terjadinya pengeluaram darah menstruasi pertama yang disebut dengan menarche. Menarche, yaitu mulainya menstruasi biasanya pada kisaran usia rata-rata 9 tahun hingga 17 tahun (Price, 2005).

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi juga


(12)

mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka terjadi menstruasi (Bobak, 2004).

Kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat higienitas selama periode menstruasi. Higiene pada saat menstruasi merupakan komponen higiene perorangan yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi (Nilna, 2009).

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. Salah satu keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid. Jika hal ini terjadi maka ekosistem di alat kelamin akan terganggu. Untuk itu perlu menjaga keimbangan ekosistem di alat kelamin, agar merasa lebih bersih dan segar serta lebih nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Kissanti, 2009).

Dalam masyarakat kita sering menemukan berbagai pandangan, pendapat, persepsi, dan kepercayaan tentang suatu hal yang dipercaya oleh masyarakat karena dianggap benar, padahal belum tentu benar. Pandangan yang sering muncul dan berkembang dalam masyarakat karena beberapa hal, yaitu penyampaian informasi yang kurang tepat atau kurang lengkap, penyampaian


(13)

remaja atau masyarakat terhadap berbagai masalah, salah satu diantaranya mengenai masalah menstruasi. Sangat banyak sekali cerita yang berkembang dikalangan masyarakat sehubungan dengan menstruasi sedangkan kebenarannya belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Salah satu mitos yang sering terdengar diantaranya adalah bahwa remaja yang sedang mens dianggap kotor dan sakit. Sebenarnya, menstrusi tidak membuat remaja perempuan menjadi kotor dan sakit. Namun memang benar jika sedang haid remaja putri harus menjaga kebersihan, seperti mengganti pembalut (Sarwono, 2006).

Menstruasi dipandang dan ditangani secara berbeda dalam budaya yang berbeda. Beberapa wanita percaya bahwa tidak baik untuk mengganti pembalut atau tampon terlalu sering. Mereka percaya bahwa dengan membiarkan keluaran darah untuk menumpuk akan meningkatkan aliran darah. Kepercayaan lain yang dipengaruhi oleh budaya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai contoh, beberapa wanita percaya bahwa mereka rentan terhadap penyakit selama menstruasi. Beberapa wanita percaya bahwa selama periode ini berbahaya untuk berenang, mandi pancuran, menambal gigi atau makan-makanan tertentu (Suddart, 2001).

Tujuan dari perawatan selama menstruasi adalah untuk pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat higienitas selama periode menstruasi. Mengganti pembalut yang digunakan, rutin tiap waktu tertentu, tergantung pada sedikit atau banyaknya darah yang keluar.


(14)

Cara ini membantu meminimalisir bau tidak sedap dan infeksi akibat tidak dijaganya kebersihan alat kelamin

Dari survey awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 pada tanggal 22 Maret 2010 terhadap 50 orang siswa bahwa siswa mengatakan belum mengerti dan tidak mengetahui cara melakukan kebersihan dan menjaga kebersihan organ seksual atau reproduksi. Saat menstruasi 30 orang remaja putri hanya mengganti pembalut sebanyak 2 kali saja dalam sehari, 5 orang remaja putri yang lain menggunakan pembalut lain (kain) dan menggantinya 2 kali saja dalam sehari. Berdasarkan latar belakang tersebut dan karena belum dilakukannya penelitian tentang perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

(Nilna, 2009).

2. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian adalah:

1. Bagaimana pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi?

2. Bagaimana sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi?

3. Bagaimana tindakan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi?


(15)

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: Tujuan Umum:

1. Mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

Tujuan Khusus:

1. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

2. Mengidentifikasi sikap remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

3. Mengidentifikasi tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

4. Manfaat Penelitian 1. Pendidikan

Untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan yang lebih komprehensif pada remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

2. Praktek Keperawatan

Sebagai informasi bagi perawat dalam meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan pada remaja putri tentang pentingnya dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi agar terhindar dari infeksi.


(16)

3. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan untuk menambah pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

4. Peneliti

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber penelitian selanjut khususnya tentang masalah dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku

1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku Tertutup

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan


(18)

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan.

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan.

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut


(19)

1.2 Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu didalam 3 domain (ranah/kawasan) yakni: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pangetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni:

1. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan perubahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.


(20)

3. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

5. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi oleh penilaian terhadap suatu materi objek (Notoadmodjo, 2003).

Menurut Lukman (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1. Umur

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

2. Intelegensi

Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan.

3. Lingkungan

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang


(21)

akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

4. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

5. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

6. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

7. Pengalaman

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.


(22)

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

1. Faktor internal meliputi : a. Kesehatan

Sehat berarti keadaan fisik, mental dan sosial seseorang berfungsi secara optimal dan seimbang.

b. Intelegensi

Orang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi rendah.

c. Perhatian

Jika perhatian seseorang rendah/kurang terhadap suatu materi, maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurang/menurun.

d. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang berbeda dengan perhatian yang sifatnya sementara.

e. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih.


(23)

2. Faktor eksternal meliputi : a. Keluarga

Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.

b. Metode pembelajaran

Untuk menghindari pelaksanaan cara belajar yang salah perlu suatu pembinaan. Dengan metode belajar yang tepat dan efektif, akan efektif pula hasil belajar seseorang.

c. Masyarakat

Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. Adapun bentuk kegiatan seseorang dalam masyarakat adalah berhubungan dengan media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat (Adin, 2008).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan.

(Arikunto 1998 dalam Wibowo, 2008) mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :

1. Tingkat pengetahuan baik 2. Tingkat pengetahuan cukup 3. Tingkat pengetahuan kurang.


(24)

1.2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka . Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: 1. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).


(25)

2. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

4. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.

2. Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan.

3. Orang lain yang dianggap penting

Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti


(26)

khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin.

4. Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik (Rahayuningsih, 2008). Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa teknik pengukuran sikap: antara lain: Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measures, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling.

1. Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)

Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari yang sangat unfavorabel hingga sangat favorabel terhadap suatu obyek sikap. Caranya dengan memberikan orang tersebut sejumlah item sikap yang telah ditentukan derajad favorabilitasnya. Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap pernyataan sikap dan penghitungan ukuran yang mencerminkan derajad favorabilitas dari masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai skala.

Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap sekitar lebih 100 buah atau lebih. Penrnyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada beberapa orang penilai (judges). Penilai ini bertugas untuk menentukan derajat favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11.


(27)

2. Skala Likert (Method of Summateds Ratings)

Likert (1932) mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorabel dan yang unfavorabel. Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan egreement atau disegreemen-nya untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 point ( Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju). Semua item yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk item yang unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama.

3. Unobstrusive Measures.

Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang berhubungan sikapnya dalam pertanyaan.

4. Multidimensional Scaling.

Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensional. Namun demikian, pengukuran ini kadangkala menyebabkan asumsi-asumsi mengenai stabilitas


(28)

struktur dimensinal kurang valid terutama apabila diterapkan pada lain orang, lain isu, dan lain skala item (Suryanto, 2009).

1.2.3 Praktek atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan :

1. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

4. Adopsi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(29)

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

1. Kesadaran

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Tertarik

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus 3. Evaluasi

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Mencoba

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Menerima

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


(30)

2. Remaja

2.1 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut (Zakiah 1990 dalam Utama, 2009) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut, dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi maka secara lengkap definisi tersebut berbunyi:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ini mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial, ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2006).


(31)

2.2 Tahap-tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga proses perkembangan remaja:

1. Remaja Awal

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. 2. Remaja Madya

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan, ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan ”narcistic” yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.

3. Remaja Akhir

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.


(32)

e. Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum (Sarwono, 2006).

2.3 Remaja dan Ciri Khasnya

2.3.1 Ciri yang ada pada remaja jika dihubungkan dengan seks sekunder adalah:

1. Pada Perempuan

a. Buah dada sudah nampak menonjol

b. Mulai tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu c. Bentuk panggul mulai terjadi

d. Jerawat mulai sering tumbuh, perubahan ini terjadi juga pada kulit e. Mulai aktifnya kelenjar keringat dan perubahan pada suara. 2. Pada Laki-laki

a. Makin menguatnya otot-otot

b. Mulai tumbuhnya rambut di daerah kelamin, betis dan dada c. Suara pun mengalami perubahan

d. Keringat makin bertambah banyak.

2.3.2 Untuk seks primer, ciri yang dapat diketahui adalah : 1. Pada perempuan: ditandai dengan keluarnya darah haid 2. Pada laki-laki : mulai bermimpi basah (Ghozally, 2007). Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan:

1. Mulai menstruasi.


(33)

4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat. 5. Vagina mengeluarkan cairan.

6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina. 7. Tubuh bertambah tinggi (Irawan, 2008).

3. Menstruasi

3.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala (Cuningham, 2005).

Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi (Llewellyn, 2001)

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004).

3.2 Proses Terjadi Menstruasi

Pada tiap siklus haid FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, kadang-kadang juga lebih dari satu, berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormone gonadotropin yang kedua, yakni LH (luteinising hormone). Seperti telah diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (FSH dan LH) adalah di bawah pengaruh releasing hormones (RH) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyaluram RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.


(34)

Bila penyaluran releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi.

Di bawah pengaruh LH folikel de Graff menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium). Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum, yang akan menjadi korpus luteum di bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (luteotropic hormones), suatu hormon gonadotropin. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan bersekresi (masa sekresi).

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini sssmengakibatkan bahwa kadar estrogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid atau mensis (Wiknjosastro, 2006).

3.3 Siklus Menstruasi


(35)

1. Siklus Ovarium a. Fase Folikular

Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Didalam folikel , oosit primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. b. Fase Luteal

LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat.

2. Siklus Endometrium a. Fase Proliferasi

Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan


(36)

merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah menjadi banyak sekali.

b. Fase Menstruasi

Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari, dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesterone dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi (Price, 2005).

3.4 Durasi Perdarahan Menstruasi

Durasi pengeluaran darah juga bervariasi, paling sering adalah 4 sampai 6 hari. Perdarahan 2 sampai dengan 8 hari mungkin normal untuk seorang wanita, tetapi pada wanita tersebut durasi pengeluaran darah biasanya relatif sama dari siklus ke siklus. Jumlah darah yang keluar selama periode menstruasi normal telah dipelajari oleh beberapa kelompok peneliti yang menemukan bahwa jumlahnya berkisar antara 25ml sampai 60ml (Cuningham, 2005).

3.5 Perawatan Pada Saat Menstruasi

Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk alat kelamin. Perawatan yang dapat dilakukan pada saat menstruasi adalah:


(37)

yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Seandainya alergi dengan sabun yang lembut sekalipun bisa membasuhnya dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di luar alat kelamin.

2. Cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada disekitar anus terbawa masuk ke alat kelamin. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tapi jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah alat kelamin melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana lagi, keringkan dulu menggunakan handuk atau tissue yang tidak berparfum. Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan. Karena dapat merusak keseimbangan yang ada sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.

3. Kebersihan daerah alat kelamin juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali disaat mandi. Apalagi, kalau termasuk wanita yang aktif dan mudah berkeringat. 4. Pada saat menstruasi, gunakan pembalut berbahan yang lembut,

menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bisa membuat alergi (misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana


(38)

dalam. Pembalut ini perlu diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari atau 4 jam sekali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang baik pada pembalut tersebut, dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam alat kelamin.

Pilihlah pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa nyaman selama menggunakannya. Penggantian pembalut yang tepat adalah apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya (pembalut kain) sebaiknya direndam memakai sabun di tempat tertutup terlebih dahulu sebelum dicuci. Adapun kesalahan yang sering dilakukan saat pemakaian pembalut:

a. Membuka dan memasang pembalut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

b. Menyimpan pembalut di tempat lembab seperti kamar mandi. c. Menggunakan pembalut yang telah kadaluarsa.

d. Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas pembalut (tidak memiliki daya serap yang tinggi).


(39)

5. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin.

6. Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun (100%). Bahan lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah dan panas sehingga alat kelamin menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

7. Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin kita.

8. Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan didaerah alat kelamin.

9. Penggunaan produk pembersih daerah intim wanita. Untuk menjaga kebersihan pada saat menstruasi dan mematikan bakteri jahat yang ada didalam alat kelamin memang tersedia produk pembersih daerah intim wanita. Ada beberapa hal yang perlu perhatikan antara lain apa saja keluhan yang dirasakan saat ini dan sebisa mungkin memilih produk yang isinya mengandung zat-zat yang baik, untuk pemakaian jangka panjang sebaiknya memilih produk yang bisa memelihara ekosistem alami alat kelamin. Produk yang mengandung pembunuh bakteri sebaiknya hanya digunakan untuk jangka pendek atau ketika ada masalah saja (Kissanti, 2009).


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengambarkan perilaku remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Perilaku menjadi variabel bebas (independen). Sedangkan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi menjadi variabel terikat (dependen). Dengan ketegori baik, cukup, dan kurang.

Perilaku Remaja Putri:

- Pengetahuan - Sikap

- Tindakan

Perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi yang meliputi pengertian menstruasi, siklus menstruasi, cara membersihkan alat kelamin, cara membasuh alat kelamin, penggunaan sabun antiseptik, penggunaan pembalut, penggantian pembalut dan pakaian dalam, penggunaan handuk/waslap.

- Baik - Cukup - Kurang


(41)

2. Defenisi Operasional N

O

Variabel Defenisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

1 Perilaku remaja put ri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Pengetahuan, sikap, dan tindakan

remaja put ri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 dalam perawatan

kebersihan pada saat menstruasi.

Mengisi Kuesioner

Kuesioner untuk perilaku sebanyak 39 pertanyaan yang terdiri dari: 1. Pengetahuan

soal nomor 1-15 dengan penilaian jawaban: ya 1, tidak 0.

2. Sikap

soal nomor 16-27 dengan penilaian jawaban: sangat setuju, setuju 1, tidak setuju, sangat tidak setuju, tidak tahu 0.

3. Tindakan

soal nomor 28-39 dengan penilaian jawaban: ya 1, tidak 0.

- Baik (27-39) - Cukup (14-26) - Kurang (1-13) Ordinal

2 Pengetahun remaja putridalam perawatan kebersihan Alat kelamin pada saat

Apa saja yang diketahui remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 dalam perawatan kebersihan alat

Mengisi Kuesioner

Kuesioner - Baik

(11-15) - Cukup (6-10) - Kurang (0-5) Ordinal


(42)

menstruasi. kelamin pada saat menstruasi yang meliputi pengertian menstruasi, siklus menstruasi, cara membersihkan alat kelamin, cara membasuh alat kelamin, penggunaan sabun antiseptik, penggunaan pembalut, penggantian pembalut dan pakaian dalam, penggunaan handuk/waslap. 3 Sikap

remaja put ri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

Apa saja yang dilakukan remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi yang meliputi, pengertian

Mengisi Kuesioner

Kuesioner - Baik

(33-48) - Cukup (17-32) - Kurang (0-16) Likert


(43)

membersihkan alat kelamin, cara membasuh alat kelamin,

penggunaan sabun antiseptik,

penggunaan pembalut, penggantian pembalut dan pakaian

dalam,penggunaan handuk/waslap. 4 Tindakan

remaja put ri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

Kegiatan remaja put ri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

Mengisi Kuesioner

Kuesioner - Baik

(9-12) - Cukup (5-8) - Kurang (0-4)


(44)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010. Dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 263 orang.

2.2 Sampel

Untuk menentukan besar sampel untuk populasi lebih kecil dari 10.000 dapat menggunakan rumus:

n =

) ( 1 N d2

N + Keterangan:

N = Besar populasi n = Besar sampel


(45)

Maka untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti adalah:

n =

) 05 , 0 ( 200 1

200 2 +

n = 75 , 1

200

n = 133 (Notoadmodjo, 2005).

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 133 orang, dengan kriteria responden sebagai subjek penelitian antara lain:

a. Remaja putri yang sudah menstruasi. b. Bersedia menjadi responden penelitian.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (Hidayat, 2007).

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010. Dengan pertimbangan masih belum pernah dilakukan penelitian tentang kesehatan dan populasi mencukupi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Desember 2010.

4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat surat pengantar dari Fakultas Keperawatan USU, kemudian mengajukan surat permohonan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010


(46)

untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian maka responden dapat menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner), hanya nomor kode yang digunakan sehingga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner perilaku berisikan pertanyaan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu kuesioner pengetahuan, kuesioner sikap, dan kuesioner tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

5.1 Kuesioner Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi terdiri dari 15 pertanyaan yang menggunakan jawaban multiple choice . Jawaban benar (skor 1) dan salah (skor 0). Total skor terendah 0 dan tertinggi 15.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002), adalah: Rentang


(47)

Maka kategori pengetahuannya yaitu: 1. Pengetahuan baik : 11-15 2. Pengetahuan cukup : 6-10 3. Pengetahuan kurang : 0-5 5.2 Kuesioner Sikap

Kuesioner sikap remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi terdiri dari dari 12 pertanyaan. Penilaian menggunakan Skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan positif yaitu sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1), tidak tahu (skor 0). Total skor diperoleh terendah 0 dan tetinggi 48.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002), adalah: Rentang

P =

Banyak Kelas

Maka kategori sikapnya yaitu: 1. Sikap baik : 33-48 2. Sikap cukup : 17-32 3. Sikap kurang : 0-16 5.3 Kuesioner Tindakan

Kuesioner tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi terdiri dari dari 12 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan cara menetapkan skor jawaban terhadap tiap-tiap item dengan skor jawaban ya (skor 1) tidak (skor 0).


(48)

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002), adalah: Rentang

P =

Banyak Kelas

Maka kategori tindakannya yaitu: 1. Tindakan baik :9-12 2. Tindakan cukup : 5-8 3. Tindakan kurang : 0-4 6. Uji Validitas dan Reliabilitas 6.1 Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain, secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang diukur. Untuk menguji validitas isi yaitu validitas berdasarkan tinjauan pustaka. Selanjutnya dikonsultasikan kepada yang berkompeten dibidang tersebut.

6.2 Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003).

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang subjek yang sesuai dengan kriteria dan diluar sampel yang ditentukan sebagai subjek studi. Instrumen untuk pengetahuan menggunakan metode Kurder Richardson-20 dengan hasil 0,96 dan


(49)

Sedangkan untuk sikap uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha dengan hasil 0,72. Metode ini mencari reabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan, 2009). 7. Pengumpulan Data

Peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada instansi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera, kemudian mengajukan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pulau Rakyat-Asahan. Menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden dan jika calon responden setuju menjadi sampel penelitian, peneliti mengajukan informed consent untuk ditandatangani. Selanjutnya menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden. Mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang dirasakan/dialami/dilakukan oleh responden dan harus diisi sendiri, dalam pengisian kuesioner waktu yang diberikan selama 10-15 menit. Pada saat pengisian kuesioner peneliti mendampingi responden. Setelah pengisian kuesioner selasai lalu dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada yang tidak lengkap, diselesaikan saat itu juga.

8. Analisa Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya: Memeriksa kembali semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, dengan tujuan untuk memeriksa apakah


(50)

setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk (editing). Memberian kode tertentu pada kuesioner yang telah dikumpulkan untuk memepermudah sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data (coding). Dan mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan melakukan tabulasi (tabulating). Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan dan secara komputerisasi.

Dari pengolahan data statistik deskriptif, hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.


(51)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data mulai bulan Juli sampai Oktober 2010 di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juli s/d 31 Juli 2010 di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 dengan jumlah responden 133 orang remaja putri. Hasi penelitian ini akan dijabarkan mulai dari gambaran dan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

1.1 Pengetahuan Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Pengetahuan baik (11-15) 93 69,9

Pengetahuan cukup (6-10) 39 29,3

Pengetahuan kurang (0-5) 1 0,8


(52)

Pengetahuan responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dinilai berdasarkan kemamapuan responden menjawab benar kuesioner yang meliputi 15 bagian pertanyaan, pengetahuan responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 memiliki pengetahuan baik yaitu 93 responden (69,9%).

1.2 Sikap Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi

Tabel 1.2 Distribuisi frekuensi dan persentasi total berdasarkan sikap remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

Sikap Frekuensi Persentase

Sikap baik (33-48) 100 75,2

Sikap cukup (17-32) 31 23,3

Sikap kurang (0-16) 2 1,5

Sikap responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dinilai berdasarkan kemamapuan responden menjawab benar kuesioner yang meliputi 12 bagian pertanyaan, sikap responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan


(53)

1.3 Tindakan Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi

Tabel 1.3 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

Tindakan Frekuensi Persentase

Tindakan baik (9-12) 57 42,9

Tindakan cukup (5-8) 76 57,1

Tindakan kurang (0-4) 0 0,0

Tindakan responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dinilai berdasarkan kemamapuan responden menjawab benar kuesioner yang meliputi 12 bagian pertanyaan, tindakan responden mengenai perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 memiliki tindakan cukup yaitu 76 responden (57,1%).

1.4 Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi

Tabel 1.4 Distribusi frekuensi dan persentasi total berdasarkan perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.


(54)

Perilaku Frekuensi Persentase

Perilaku baik (9-12) 94 70,7

Perilaku cukup (5-8) 39 29,3

Perilaku kurang (0-4) 0 0,0

Perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dinilai berdasarkan kemamapuan responden menjawab benar kuesioner yang meliputi 39 bagian pertanyaan, perilaku responden dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 memiliki perialaku baik yaitu 94 responden (70,7%).

2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan, mendapatkan gambaran sikap remaja dan mengetahui tindakan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010.

2.1 Perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi

2.1.1 Pengetahuan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi yaitu sebanyak 93 responden (69,9%) memiliki pengetahuan baik, 39 responden (29,3%) memiliki


(55)

Tingkat pengetahuan remaja putri yang bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat. Sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, metode pembelajaran, masyrakat. Dari hasil penelitian diatas salah satu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja putri yaitu pendidikan, dinama remaja putri mendapatkan pelajaran biologi disekolahnya.

Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi, hal ini sesuai dengan pendapat Lukman (2007) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar remaja putri 121 responden ( 91,0%) menjawab benar tentang penggunaan sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin, ini dapat diasumsikan bahwa sebagian besar dari remaja berpengetahuan baik, karena responden mengetahui tentang penggunaan sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin.

Menurut Lukman (2007), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri, dimana dari hasil penelitian 126 responden (94,7%) menjawab benar, hal ini menggambarkan sebagian besar


(56)

responden berpengetahuan baik dan memahami bahwa membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dapat dilakukan setiap sehabis buang air kecil, buang air besar maupun ketika mandi (Kissanti, 2009).

Dari hasil penelitian pada pernyataan penggantian pembalut pada saat menstruasi, 71 responden (53,4%) menjawab salah ini diasumsikan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan kurang baik dan belum memahami serta kurangnya informasi remaja putri bahwa penggunaan pembalut pada saat menstruasi diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari atau 4 jam sekali dalam sehari (Kissanti, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian 84 responden (63,2%) menjawab benar pada pernyataan pemakian pembalut yang terlalu lama pada saat menstruasi. 116 responden (87,2%) menjawab benar pada pernyataan tujuan mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin pada saat menstruasi. Dari hasil ini terlihat bahwa lebih dari 50% remaja putri menjawab benar dan memiliki pengatahuan yang baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sari (2010), tentang Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMA Al-Washliyah 3 Medan Tahun 2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 93 orang (91,2 %) mempunyai pengetahuan dalam kategori baik dan 9 orang (8,8 %) mempunyai pengetahuan dalam kategori cukup.

2.1.2 Sikap


(57)

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka . sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar remaja putri 100 responden (75,2%) memiliki sikap baik, 31 responden (23,3%) memiliki sikap cukup, 2 responden (0,8%) memiliki sikap kurang.

Menurut Rahayuningsih (2008), pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. Dari hasil penelitian dapat terlihat 81 responden (60,9%) menjawab sangat setuju, tingginya persentase ini dapat diasumsikan bahwa sikap responden baik memahami bahwa membersihkan alat kelamin dengan cara membasuh bagian diantara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun (Kissanti, 2009).

Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain media massa yaitu berupa media cetak dan elektronik, dari hasil penelitian dari 55 responden (41,4%) menjawab setuju tentang cara membasuh alat kelamin yang benar, ini dapat dikategorikan baik karena lebih dari 50% responden telah memahami bahwa cara membasuh alat kelamin yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).


(58)

Dari hasil penelitian untuk sikap 76 responden (57,1%) menjawab sangat setuju tentang mencuci tangan saat menyentuh atau membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi. 74 responden (55,6%) menjawab sangat setuju tentang menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin pada saat menstruasi. Dari hasil diatas bahwa remaja putri telah memahami dan memiliki sikap yang baik.

Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Selain itu sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain. Hal ini dapat terlihat yang memiliki sikap positif dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Kemudian sikap juga dipengaruhi oleh nilai dalam suatu masyarakat, misalnya : seorang remaja putri yang tinggal di masyarakat yang telah mengikuti norma-norma hidup sehat, akan mengikuti kebiasaan masyarakat disekitarnya (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3 Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).


(59)

0 responden (0,0%) memiliki tindakan kurang. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan yang baik akan menghasilkan suatu tindakan yang baik pula. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kurang optimalnya remaja putri dalam mengaplikasikan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya dalam bentuk tindakan.

Dari hasil penelitian untuk tindakan diperoleh bahwa 19 responden (14,3%) menjawab tidak membasuh vagina dengan cara dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), ini artinya 19 responden ini membasuh vagina dengan cara dari arah belakang (anus) ke depan (vagina).

Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 106 responden (79,7%) menjawab tidak pada pernyataan apakah anda mencukur sebagian rambut alat kelamin pada saat menstruasi, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% responden belum mengetahui bahwa mencukur sebagian dari rambut alat kelamin pada saat menstruasi dapat menghindari kelembaban yang berlebihan didaerah alat kelamin.

Penggunaan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin harus dihindari kerena dapat menyebabkan pindahnya penyakit kelamin tertentu yang diderita oleh seseorang (Nilna, 2008). Sebanyak 126 responden (94,7%) menjawab tidak. Dapat disimpulkan bahwa dari 126 responden 7 responden belum memahami tindakan menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin.

Kalau dilihat secara menyeluruh perilaku responden 70% baik yaitu pengetahuan responden 70% baik, sikap seluruh responden 75% baik dan 57%


(60)

tindakan responden cukup. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan diantaranya tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor terjadinya pengetahuan beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu dan sebagian besar pengetahuan, sikap dan tindakan diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2003).


(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010 diperoleh bahwa sebagian besar remaja memiliki perilaku baik. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, sikap responden baik dan tindakan responden cukup.

2. Saran

2.1Bagi Praktek Keperawatan

Disarankan kepada perawat agar tetap memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga mereka mendapat informasi yang benar khususnya tindakan dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sehingga perilaku remaja semakin baik.

2.2Pendidikan Keperawatan

Disarankan kepada tim keperawatan maternitas untuk menambah mata kuliah kesehatan reproduksi khususnya konsep tentang perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi agar para mahasiswa ilmu keperawatan dapat mengetahui perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, serta perannya sebagai seorang perawat yaitu memberikan pendidikan kesehatan dan


(62)

promosi tentang cara perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi khususnya pada remaja putri.

2.3Tempat Penelitian

Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya kepada perawat di puskesmas untuk bekerja sama dan lebih mengaktifkan pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja, sehingga perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin semakin lebih baik.

2.4Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah saja dengan sampel 133 responden. Oleh sebab itu pada peneliti selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk mengambil variabel dari beberapa sekolah, sehingga hasilnya lebih baik dan datanya lebih respentatif.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Adin, S.S. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Dibuka pada webside

Bobak. (2004). Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta. EGC. Cunningham, F.G. (2005). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta. EGC. Ghozally, R.F. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta. Prestasi Pustakaraya.

Hidayat. A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika.

Irawan, H. (2008). Kesehatan Reproduksi Remaja. Dibuka pada webside

Jones, K. (2006). Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kissanti, A. (2008). Kesehatan&Kecantikan. Jakarta. Araska Printika. Llewellyn, D. (2001). Obstetri&Ginekolaogi. Edisi 6. Jakarta. Hipokrates.

Machfoedz, I. (2008). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian. Yogyakarta. Fitramaya.

Nilna. (2009). Higiene Menstruasi. Dibuka pada webside April 2010.

Notoatmodjo. S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo. S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka

Cipta.

Notoatmodjo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika. Price, S.A. (2005). Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta. EGC.


(64)

Rahayuningsih, S.U. (2008). Sikap (Attitude). Dibuka pada webside

Riduan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Sarwono, W.S. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Smeltzer. S.C. (2001). Keperawatan Maedikal Bedah. Volume 2. Jakarta. EGC. Suryanto. (2009). Sikap, Pengukuran dan Prediksi Perilaku. Dibuka pada webside

Utama, A. (2009). Pengertian Remaja Menurut Para Ahli. Dibuka pada webside Pada tanggal 10 April 2010.

Wibowo, H.A. (2008). Pengetahuan. Dibuka pada webside


(65)

(66)

(67)

(68)

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada

Saat Menstruasi di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2010

Saya yang bernama Maya Ardani adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

Saya mengharapkan jawaban/tanggapan yang Saudara berikan adalah berdasarkan pendapat Saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Saudara. Informasi yang Saudara berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.

Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, Saudara dipersihlakan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sangsi apa pun. Jika Saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Saudara menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.

Tanda Tangan :

Tanggal :


(69)

Lampiran 3

KUESIONER PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERAWATAN KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI a) Kuesioner Pengetahuan

I. Kode Responden:

II. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang menurut anda benar. 1. Pengertian menstruasi (haid) adalah:

a. Perdarahan secara periodik (setiap bulan) yang bersumber dari uterus (rahim) b. Perdarahan yang terjadi selama 2 minggu

c. Perdarahan yang terjadi terus-menerus dan dialami oleh wanita d. Tidak tahu

2. Lamanya satu siklus menstruasi (haid) berkisar antara: a. 20 hari

b. 21 sampai 42 hari c. 45 hari

d. Tidak tahu

3. Membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dengan menggunakan: a. Air yang bersih dan sabun yang lembut

b. Air yang panas c. Air yang keruh d. Tidak tahu

4. Membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dapat dilakukan setiap: a. Sehabis buang air kecil

b. Ketika mandi saja

c. Sehabis buang air kecil, buang air besar maupun ketika mandi d. Tidak tahu

5. Cara membasuh alat kelamin yang benar adalah: a. Dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) b. Dari belakang (anus) kearah depan (vagina) c. Dari arah depan (vagina) saja

d. Tidak tahu

6. Penggunaan sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin merupakan tindakan yang:

a. Aman untuk kebersihan alat kelamin

b. Tidak baik, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan. c. Tindakan yang bijaksana

d. Tidak tahu

7. Kebersihan daerah alat kelamin juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam sebanyak:

a. Sehari dua kali saja b. Sehari satu kali saja c. Dua hari sekali d. Tidak tahu

8. Pemakaian pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan: a. Keputihan


(70)

b. Perkembangan bakteri dan jamur c. Kelembaban

d. Tidak tahu

9. Penggunaan pembalut pada saat menstruasi diganti sekitar: a. 6 jam sekali dalam sehari

b. 7 jam sekali dalam sehari c. 4 jam sekali dalam sehari d. Tidak tahu

10.Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin pada saat menstruasi bertujuan untuk mencegah terjadinya:

a. Gatal-gatal

b. Pertumbuhan bakteri pada alat kelamin serta menghindari masuknya bakteri ke dalam vagina.

c. Keputihan d. Tidak tahu

11.Pakaian dalam yang berbahan tidak menyerap (nylon/polyester) akan membuat gerah dan panas serta lembab pada alat kelamin apalagi pada saat menstruasi. Seharusnya pakaian dalam yang digunakan adalah:

a. Pakaian dalam yang ketat

b. Pakaian dalam yang berbahan tipis

c. Pakaian dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun (100%). d. Tidak tahu

12.Penggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan alat kelamin harus dihindari kerena dapat menyebabkan:

a. Pindahnya penyakit kelamin tertentu yang diderita oleh seseorang b. Iritasi pada alat kelamin

c. Peningkatan kelembaban di alat kelamin d. Tidak tahu

13.Mencukur sebagian dari rambut alat kelamin pada saat menstruasi yaitu bertujuan untuk:

a. Mencegah rasa gatal b. Kebersihan

c. Menghindari kelembaban yang berlebihan didaerah alat kelamin d. Tidak tahu

14.Pembuangan pembalut sekali pakai sebaiknya:

a. Dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah b. Tidak dibersihkan dan langsung dibuang

c. Langsung dibuang kedalam kloset/WC d. Tidak tahu

15.Penggunaan pembalut kain yang digunakan pada saat menstruasi sebaiknya: a. Langsung dicuci

b. Direndam tanpa menggunakan sabun


(71)

KUESIONER PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERAWATAN KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI b) Kuesioner Tindakan

Petunjuk pengisian: Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan apa yang anda lakukan.

No .

Pernyataan Ya Tidak

1

2

3

4

5

6

7

8

Apakah anda mengganti pembalut pada saat menstruasi 4 jam sekali dalam sehari.

Apakah anda membasuh vagina dengan cara dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).

Apakah anda mencuci dengan bersih pembalut sekali pakai atau pembalut kain yang digunakan pada saat menstruasi.

Apakah anda membersihkan vagina pada saat

menstruasi dengan menggunakan air yang bersih dan sabun yang lembut.

Apakah anda menggunakan sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau didaerah kewanitaan pada saat menstruasi.

Apakah anda mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali dalam sehari.

Apakah anda mencuci tangan saat menyentuh atau membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi.


(72)

9

10

11

12

orang lain untuk mengeringkan alat kelamin.

Apakah anda mencukur sebagian rambut alat kelamin pada saat menstruasi.

Apakah anda menggunakan pakaian dalam yang bersih dan terbuat dari bahan yang mudah menyerap (katun) pada saat menstruasi.

Apakah anda terlebih dahulu membersihkan pembalut sekali pakai (softex/laurier) sebelum dibuang ketempat sampah.

Apakah anda membersihkan alat kelamin apabila selesai buang air kecil, buang air besar maupun saat mandi.


(73)

KUESIONER PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERAWATAN KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI c) Kuesioner Sikap

Petunjuk pengisian: Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan apa yang anda lakukan.

Keterangan:

SS: Sangat Setuju TS: Tidak Setuju

S: Setuju STS: Sangat Tidak Setuju TT: Tidak Tahu

No. Pernyataan SS S TT TS STS

1

2

3

4

5

6

7

Saya membersihkan alat kelamin dengan air yang bersih dan sabun yang lembut pada saat menstruasi. Saya membersihkan alat kelamin apabila selesai buang air kecil, buang air besar maupun saat mandi. Saya mengganti pakaian dalam dua kali dalam sehari pada saat menstruasi.

Saya mencuci tangan saat membuka dan memasang pembalut.

Saya mencukur sebagian dari rambut alat kelamin pada saat menstruasi.

Saya menggunakan produk pembersih daerah intim wanita pada saat merasa gatal pada daerah alat kelamin.

Saya terlebih dahulu membersihkan pembalut sekali (softex/laurier) pakai sebelum dibuang ketempat sampah.


(74)

8

9

10

11 12

Saya mencuci dengan sabun hingga bersih saat menggunakan pembalut kain.

Saya menggunakan pakaian dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun.

Saya menggunakan handuk/washlap milik orang lain pada saat menstruasi.

Saya menganti pembalut 4 jam sekali dalam sehari. Saya membasuh alat kelamin dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).


(1)

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid TH 15 11,3 11,3 11,3

STS 64 48,1 48,1 59,4

TS 43 32,3 32,3 91,7

S 6 4,5 4,5 96,2

SS 5 3,8 3,8 100,0

Total 133 100,0 100,0

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid TH 22 16,5 16,5 16,5

STS 5 3,8 3,8 20,3

TS 21 15,8 15,8 36,1

S 53 39,8 39,8 75,9

SS 32 24,1 24,1 100,0

Total 133 100,0 100,0

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid TH 14 10,5 10,5 10,5

STS 4 3,0 3,0 13,5

TS 6 4,5 4,5 18,0

S 55 41,4 41,4 59,4

SS 54 40,6 40,6 100,0


(2)

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES

VARIABLES=Pengetahuan

/ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

Pengetahuan N Valid 133

Missing 0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik(11-15) 93 69,9 69,9 69,9

cukup(6-10) 39 29,3 29,3 99,2

kurang(0-5) 1 ,8 ,8 100,0


(3)

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES

VARIABLES=Tindakan

/ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

Tindakan

N Valid 133 Missing 0

Tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik(9-12) 57 42,9 42,9 42,9

cukup(5-8) 76 57,1 57,1 100,0 Total 133 100,0 100,0


(4)

\

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES

VARIABLES=Sikap

/ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

Sikap

N Valid 133 Missing 0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik(33-48) 100 75,2 75,2 75,2

cukup(17-32) 31 23,3 23,3 98,5 kurang(0-16) 2 1,5 1,5 100,0


(5)

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

RELIABILITY

/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

VAR00006 VAR00007

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet1]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0 Excluded(

a) 0 ,0

Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(6)

Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Nama

: Maya Ardani

Tempat tanggal lahir : Binjai, 21 Mei 1987

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Komplek PT.Telkom NO.64

Pulau Rakyat-Asahan.

Riwayat Pendidikan :

1.

TK Aisyiyah Bustanul Athfal Gunung Sitoli

2.

SD Negeri 0101015 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan

3.

SMP Negeri 4 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan

4.

SMA Negeri 1 Kisaran Kabupaten Asahan