Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Simuntu Pada Pokok Bahasan Pernapasan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) | Agustina | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4058 13004 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Simuntu Pada
Pokok Bahasan Pernapasan Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
Agustina, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V pada
pembelajaran IPA masih sangat rendah yaitu dibawah nilai KKM yaitu 70. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Simuntu Kec. Dampal Selatan Kab. Toli-toli. Pada pokok bahasan proses
pernapasan melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL). Desain penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan
oleh kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dua siklus dan setiap siklus
terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3)
Observasi, dan 4) Refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Simuntu dengan jumlah siswa 14 orang. 8 Orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa
perempuan. Dari hasil tindakan pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa 65
serta ketuntasan klasikal siswa 35,72 Aktivitas guru 76,66%. Aktivitas siswa
65,00%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa 80, dengan ketuntasan
klasikal siswa 92.85%. aktivitas guru 95%. Dan aktivitas siswa 93,33%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN
Simuntu.
Kata Kunci: Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Belajar
I.
(CTL), Hasil
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling
berinteraksi (Wina Sanjaya, 2010). Keberhasilan pembelajaran antara lain
ditentukan oleh keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang
tepat dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik. Belajar
adalah proses berpengalaman secara langsung, melalui proses berpengalaman itu
diharapkan berkembang siswa secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam
aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik.
Faktor yang paling menentukan keberhasilan pendidikan atau pengajaran
adalah guru, pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan sendirinya
109
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal, sehingga guru sangat
dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa
dengan baik. Darmaningtias dalam (Kartono, 2006) menyatakan bahwa guru
adalah sosok yang luhur, dia dapat memberikan inspirasi kepada siswa untuk
mencari kebenaran sekaligus memperjuangkan kebenaran itu sendiri.
Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator
yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola dalam pembelajaran yang bertugas
menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal (Sardiman, 2006).
Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan
kemudian dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata (Wina Sanjaya, 2010). Sebagaimana hasil belajar siswa yang
dilakukan selama pembelajaran, sebelumnya di SDN Simuntu kelas V pada mata
pelajaran IPA masih di bawah standar hasil penilaian yang berkisar 50-60% dari
jumlah siswa yang ada sebanyak 14 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 6
orang perempuan sebagaimana standar dari ketuntasan belajar minimal nilai 65.
Sehingga memberikan tugas kepada guru untuk lebih bisa menggunakan pola
pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan efektif sehingga mampu
memberikan peningkatan hasil belajar terhadap siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN
Simuntu Pada Pokok Bahasan Proses Pernapasan Melalui Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL)”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian Model
Kemmis dan Mc Taggart (Wardani, 2006), model ini menggunakan empat tahap
penelitian yaitu: 1) Perencanaan (Plan), 2) Tindakan (Action), 3) Pengamatan
110
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
(observasi), 4) Pencerminan pada siklus selanjutnya (Refleksi), dalam satu sistem
siklus alur penelitian. Adapun siklus alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi
Gambar 1. Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Wardani, (2006).
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mimbala dan yang dijadikan sebagai
subyek penelitian adalah siswa kelas V yang mengikuti mata pelajaran IPA
dengan jumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 8 orangs iswa laki-laki dan 6
orang siswa perempuan.
Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan oktober 2014
minggu ke 2 sampai dengan bulan januari 2015
Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri
siswa dan guru.
Daya serap individu siswa
Kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA SDN simuntu adalah 70
maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dapat
diuraikan dengan rumus sebagai berikut:
Daya Serap Individual ( DSI )=
x
x 100%
Y
Dengan:
X
= Skor yang diperoleh siswa
Y
= Skor maksimal soal
111
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
DSI
= Daya serap individu
Suatu individu dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap individu
sekurang-kurangnya 65%
Ketuntasan Belajar klasikal
Ketuntasan Belajar (KB)
= Banyaknya siswa yang tuntas x 100%
Skor Maksimal Seluruh Tes
suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekurangkurangnya 70%.
Daya Serap Klasikal
Daya Serap kelasikal =
SkorTotal Peserta Tes
x 100%
Skor Maksimal Seluruh Tes
Suatu kelas dikatakan tuntas daya serap klasikal jika persentase yang dicapai
sekurang-kurangnya 70%.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalaah apabila
persentase daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar IPA/sains
secara klasikal mencapai 70% dari jumlah siswa yang ada dikelas V SDN
Simuntu. maka data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
selama penelitian.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Contextual Teaching and learning pada mata
pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Simuntu digunakan lembar observasi yang
didalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan pedoman bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang diobservasi langsung oleh
teman sejawat
Deskripsi Siklus I
Setelah diketahui hasil penilaian pada pra tindakan , pemberian tes awal
di mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70 % dan
ketuntasa klasikal 35,72 %. Maka dari hasil tersebut di adakan tes perbaikanperbaiakan strategi penganjaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar.
112
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil dari pengamatan terhadap observasi aktifitas guru pada siklus I
dengan nilai persentase baik. Aspek yang perlu ditingkatkan pada siklus I adalah
cara siswa dalam memberikan kesimpulan terhadap hasil kegiatan pembelajar dan
guru dalam pemberian pujian terhadap setiap usaha siswa belum maksimal dan
perlu ditingkatkan.
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh
peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan 65%.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I, tentang observasi aktivitas
siswa berada pada kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa dari
aspek yang diamati masih pada penilaian cukup, karena masih banyak siswa yang
belum percaya diri terutama dalam aspek tanya jawab dengan guru.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 76,66%.
3) Hasil Tes akhir Siklus I
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 65
4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 35,72%
Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar berlangsungdiperoleh kekurangan-kekurangan yang direflesikan pada
siklus II sebagai berikut.
1. Kurangnya kesiapan dan kesanggupan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang
3. Sebahagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan
4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan
harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
113
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Setelah diketahui hasil penilaian pada Siklus I, pemberian tes awal di
mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70 % dan ketuntasa
klasikal 35,72 %. Maka peneliti kemudian melanjutkan pada siklus II
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh
peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan
93,33%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, tentang observasi
aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 95%.
3) Hasil Tes akhir Siklus II
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 80
4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 92,85%
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi melalui tes akhir dan lembar observasi guru
dan siswa pada siklus II, bahwa tindakan pada siklus II dengan penerapan
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah dilaksanakan
dengan maksimal, adapun refleksi setelah melaksanakan siklus II yaitu:
1. Sebagian besar siswa telah memiliki motivasi belajar yang tinggi
2. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II mencapai 92,85% mengalami
peningkatan hasil belajar yang sebelumnya hanya mencapai 64,28% pada
siklus I. Ini menandakan bahwa semakin banyak siswa yang tuntas sehingga
mengambarkan bahwa hasil belajar siswa semakin baik.
3. Penerapan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA telah
terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru telah
mempersiapkan diri dengan baik, peningkatan itu dapat dilihat pada aktivitas
siswa meningkat dari 65,00% pada siklus I dan menjadi 93,33% pada siklus
II, dengan kategori sangat baik.
Memperhatkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan siklus II dimana ratarata siswa sudah mencapai ketuntasan individual serta secara klasikal sudah
114
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan
model Contextual Teaching and Learning tidak lagi dilanjutka pada siklus
berikutnya.
Pembahasan
Kegiatan penelitian ini diawali dengan membuat rencana tindakan,
kemudian pelaksanaan tindakan, pengamatan dan repleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi
dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN
Simuntu. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, diantaranya:
1. Siswa lebih tertarik (memberikan respon posititif) terhadap apersepsi yang
diberikan oleh guru
2. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan benar
4. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dengan baik.
5. Kemampuan siswa mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru meningkat
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus pada
pembelajaran IPA di kelas V SDN Simuntu Kecamatan Dampal Selatan
Kabupaten Toli-Toli dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching end Learning, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70
keatas terdapat 5 orang siswa dengan nilai rata-rata 65 dan persentase ketuntasan
belajar klasikalnya sebesar 35,72 %. Berdasarkan ketetapan di SDN Simuntu
Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli yang menyatakan bahwa hasil
belajar siswa dapat dinyatakan tuntas apabila 75 % siswa mendapat nilai 70.
Oleh karena itu, hasil belajar pada siklus I dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
pada siklus II, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas terdapat 13 orang
siswa dengan nilai rata-rata 80 dan persentase ketuntasan belajar klasikalnya
sebesar 92,85%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA di SDN
Simuntu Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli pada siklus II telah
mencapat ketuntasan.
115
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Meningkatnya ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Contextual teaching and Learning dikarenakan pada pembelajaran
ini siswa lebih termotivasi untuk belajar karena siswa dapat bekerja sama dalam
mendapatkan pengetahuan melalui tahap alami di mana dapat mengubah teori
yang ada menjadi pengalaman yang nyata atau konkret bersama teman
sekelompoknya yang memiliki kemampuan
yang beragam atau heterogen,
sehingga mereka dapat bekerja sama untuk menuntaskan bahan ajar yang mereka
pelajari pada saat itu. Selain itu, adanya proses penamaan terhadap konsep yang
dipelajari dapat membuat siswa tertarik dengan materi pembelajaran dan dapat
membantu siswa agar tidak kesulitan dalam memahami materi pembelajaran pada
saat itu. Karena penamaan akan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa
penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas,
menguatkan
dan
mendefinisikan
materi
yang
didapatkan
pada
proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan pernapasan di SDN Simuntu. Hal ini berdasarkan hasil
penelitian pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa adalah 65 serta ketuntasan
belajar klasikal siswa 35,72, hasil observasi kegiatan guru 76,66 % dan hasil
observasi kegiatan siswa 65% sedangkan pada siklus II Nilai rata-rata siswa 80
dengan ketuntasan belajar klasikal siswa 92,85%, hasil kegiatan observasi guru
95% dan hasil observasi kegiatan siswa 93,33%.
116
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Saran
Pembelajaran dengan menerapkan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk meningkatkan
pembelajaran baik pada mata pelajaran IPA maupun pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Strategi Pembelajaran Kontekstual. (http://.wordpress.com
/2010/03/10/ strategi-pembelajaran kontekstual/ di Akses 13 Agustus
2014).
Budiman Nandang, (2000). Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Kartono. (2006). Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV. Citra Praya.
Sanjaya, Wina, (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada..
Sulistyanto, Heri, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5 SD/MI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Wardani, I,G,A,K, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka,
Jakarta.
117
ISSN 2354-614X
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Simuntu Pada
Pokok Bahasan Pernapasan Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
Agustina, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V pada
pembelajaran IPA masih sangat rendah yaitu dibawah nilai KKM yaitu 70. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Simuntu Kec. Dampal Selatan Kab. Toli-toli. Pada pokok bahasan proses
pernapasan melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL). Desain penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan
oleh kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dua siklus dan setiap siklus
terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3)
Observasi, dan 4) Refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Simuntu dengan jumlah siswa 14 orang. 8 Orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa
perempuan. Dari hasil tindakan pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa 65
serta ketuntasan klasikal siswa 35,72 Aktivitas guru 76,66%. Aktivitas siswa
65,00%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa 80, dengan ketuntasan
klasikal siswa 92.85%. aktivitas guru 95%. Dan aktivitas siswa 93,33%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN
Simuntu.
Kata Kunci: Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Belajar
I.
(CTL), Hasil
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling
berinteraksi (Wina Sanjaya, 2010). Keberhasilan pembelajaran antara lain
ditentukan oleh keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang
tepat dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik. Belajar
adalah proses berpengalaman secara langsung, melalui proses berpengalaman itu
diharapkan berkembang siswa secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam
aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik.
Faktor yang paling menentukan keberhasilan pendidikan atau pengajaran
adalah guru, pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan sendirinya
109
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal, sehingga guru sangat
dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa
dengan baik. Darmaningtias dalam (Kartono, 2006) menyatakan bahwa guru
adalah sosok yang luhur, dia dapat memberikan inspirasi kepada siswa untuk
mencari kebenaran sekaligus memperjuangkan kebenaran itu sendiri.
Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator
yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola dalam pembelajaran yang bertugas
menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal (Sardiman, 2006).
Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan
kemudian dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata (Wina Sanjaya, 2010). Sebagaimana hasil belajar siswa yang
dilakukan selama pembelajaran, sebelumnya di SDN Simuntu kelas V pada mata
pelajaran IPA masih di bawah standar hasil penilaian yang berkisar 50-60% dari
jumlah siswa yang ada sebanyak 14 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 6
orang perempuan sebagaimana standar dari ketuntasan belajar minimal nilai 65.
Sehingga memberikan tugas kepada guru untuk lebih bisa menggunakan pola
pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan efektif sehingga mampu
memberikan peningkatan hasil belajar terhadap siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN
Simuntu Pada Pokok Bahasan Proses Pernapasan Melalui Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL)”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian Model
Kemmis dan Mc Taggart (Wardani, 2006), model ini menggunakan empat tahap
penelitian yaitu: 1) Perencanaan (Plan), 2) Tindakan (Action), 3) Pengamatan
110
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
(observasi), 4) Pencerminan pada siklus selanjutnya (Refleksi), dalam satu sistem
siklus alur penelitian. Adapun siklus alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi
Gambar 1. Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Wardani, (2006).
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mimbala dan yang dijadikan sebagai
subyek penelitian adalah siswa kelas V yang mengikuti mata pelajaran IPA
dengan jumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 8 orangs iswa laki-laki dan 6
orang siswa perempuan.
Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan oktober 2014
minggu ke 2 sampai dengan bulan januari 2015
Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri
siswa dan guru.
Daya serap individu siswa
Kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA SDN simuntu adalah 70
maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dapat
diuraikan dengan rumus sebagai berikut:
Daya Serap Individual ( DSI )=
x
x 100%
Y
Dengan:
X
= Skor yang diperoleh siswa
Y
= Skor maksimal soal
111
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
DSI
= Daya serap individu
Suatu individu dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap individu
sekurang-kurangnya 65%
Ketuntasan Belajar klasikal
Ketuntasan Belajar (KB)
= Banyaknya siswa yang tuntas x 100%
Skor Maksimal Seluruh Tes
suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekurangkurangnya 70%.
Daya Serap Klasikal
Daya Serap kelasikal =
SkorTotal Peserta Tes
x 100%
Skor Maksimal Seluruh Tes
Suatu kelas dikatakan tuntas daya serap klasikal jika persentase yang dicapai
sekurang-kurangnya 70%.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalaah apabila
persentase daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar IPA/sains
secara klasikal mencapai 70% dari jumlah siswa yang ada dikelas V SDN
Simuntu. maka data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
selama penelitian.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Contextual Teaching and learning pada mata
pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Simuntu digunakan lembar observasi yang
didalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan pedoman bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang diobservasi langsung oleh
teman sejawat
Deskripsi Siklus I
Setelah diketahui hasil penilaian pada pra tindakan , pemberian tes awal
di mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70 % dan
ketuntasa klasikal 35,72 %. Maka dari hasil tersebut di adakan tes perbaikanperbaiakan strategi penganjaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar.
112
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil dari pengamatan terhadap observasi aktifitas guru pada siklus I
dengan nilai persentase baik. Aspek yang perlu ditingkatkan pada siklus I adalah
cara siswa dalam memberikan kesimpulan terhadap hasil kegiatan pembelajar dan
guru dalam pemberian pujian terhadap setiap usaha siswa belum maksimal dan
perlu ditingkatkan.
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh
peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan 65%.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I, tentang observasi aktivitas
siswa berada pada kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa dari
aspek yang diamati masih pada penilaian cukup, karena masih banyak siswa yang
belum percaya diri terutama dalam aspek tanya jawab dengan guru.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 76,66%.
3) Hasil Tes akhir Siklus I
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 65
4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 35,72%
Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar berlangsungdiperoleh kekurangan-kekurangan yang direflesikan pada
siklus II sebagai berikut.
1. Kurangnya kesiapan dan kesanggupan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang
3. Sebahagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan
4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan
harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
113
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Setelah diketahui hasil penilaian pada Siklus I, pemberian tes awal di
mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70 % dan ketuntasa
klasikal 35,72 %. Maka peneliti kemudian melanjutkan pada siklus II
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aktivitas siswa selama dalam kegiatan pembelajaran yang diamati oleh
peneliti dengan menggunakan lembar instrument observasi siswa didapatkan
93,33%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, tentang observasi
aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh persentase sebanyak 95%.
3) Hasil Tes akhir Siklus II
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 80
4) Ketuntasan belajar klasikal siklus I
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 92,85%
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi melalui tes akhir dan lembar observasi guru
dan siswa pada siklus II, bahwa tindakan pada siklus II dengan penerapan
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah dilaksanakan
dengan maksimal, adapun refleksi setelah melaksanakan siklus II yaitu:
1. Sebagian besar siswa telah memiliki motivasi belajar yang tinggi
2. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II mencapai 92,85% mengalami
peningkatan hasil belajar yang sebelumnya hanya mencapai 64,28% pada
siklus I. Ini menandakan bahwa semakin banyak siswa yang tuntas sehingga
mengambarkan bahwa hasil belajar siswa semakin baik.
3. Penerapan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA telah
terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru telah
mempersiapkan diri dengan baik, peningkatan itu dapat dilihat pada aktivitas
siswa meningkat dari 65,00% pada siklus I dan menjadi 93,33% pada siklus
II, dengan kategori sangat baik.
Memperhatkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan siklus II dimana ratarata siswa sudah mencapai ketuntasan individual serta secara klasikal sudah
114
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan
model Contextual Teaching and Learning tidak lagi dilanjutka pada siklus
berikutnya.
Pembahasan
Kegiatan penelitian ini diawali dengan membuat rencana tindakan,
kemudian pelaksanaan tindakan, pengamatan dan repleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi
dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN
Simuntu. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, diantaranya:
1. Siswa lebih tertarik (memberikan respon posititif) terhadap apersepsi yang
diberikan oleh guru
2. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan benar
4. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dengan baik.
5. Kemampuan siswa mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru meningkat
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus pada
pembelajaran IPA di kelas V SDN Simuntu Kecamatan Dampal Selatan
Kabupaten Toli-Toli dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching end Learning, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70
keatas terdapat 5 orang siswa dengan nilai rata-rata 65 dan persentase ketuntasan
belajar klasikalnya sebesar 35,72 %. Berdasarkan ketetapan di SDN Simuntu
Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli yang menyatakan bahwa hasil
belajar siswa dapat dinyatakan tuntas apabila 75 % siswa mendapat nilai 70.
Oleh karena itu, hasil belajar pada siklus I dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
pada siklus II, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas terdapat 13 orang
siswa dengan nilai rata-rata 80 dan persentase ketuntasan belajar klasikalnya
sebesar 92,85%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA di SDN
Simuntu Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli pada siklus II telah
mencapat ketuntasan.
115
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Meningkatnya ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Contextual teaching and Learning dikarenakan pada pembelajaran
ini siswa lebih termotivasi untuk belajar karena siswa dapat bekerja sama dalam
mendapatkan pengetahuan melalui tahap alami di mana dapat mengubah teori
yang ada menjadi pengalaman yang nyata atau konkret bersama teman
sekelompoknya yang memiliki kemampuan
yang beragam atau heterogen,
sehingga mereka dapat bekerja sama untuk menuntaskan bahan ajar yang mereka
pelajari pada saat itu. Selain itu, adanya proses penamaan terhadap konsep yang
dipelajari dapat membuat siswa tertarik dengan materi pembelajaran dan dapat
membantu siswa agar tidak kesulitan dalam memahami materi pembelajaran pada
saat itu. Karena penamaan akan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa
penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas,
menguatkan
dan
mendefinisikan
materi
yang
didapatkan
pada
proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan pernapasan di SDN Simuntu. Hal ini berdasarkan hasil
penelitian pada siklus I nilai rata-rata perolehan siswa adalah 65 serta ketuntasan
belajar klasikal siswa 35,72, hasil observasi kegiatan guru 76,66 % dan hasil
observasi kegiatan siswa 65% sedangkan pada siklus II Nilai rata-rata siswa 80
dengan ketuntasan belajar klasikal siswa 92,85%, hasil kegiatan observasi guru
95% dan hasil observasi kegiatan siswa 93,33%.
116
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Saran
Pembelajaran dengan menerapkan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk meningkatkan
pembelajaran baik pada mata pelajaran IPA maupun pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Strategi Pembelajaran Kontekstual. (http://.wordpress.com
/2010/03/10/ strategi-pembelajaran kontekstual/ di Akses 13 Agustus
2014).
Budiman Nandang, (2000). Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Kartono. (2006). Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV. Citra Praya.
Sanjaya, Wina, (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sardiman, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada..
Sulistyanto, Heri, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5 SD/MI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Wardani, I,G,A,K, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka,
Jakarta.
117