hubungan tujuan intruksional dengan desa
MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah desain pembelajaran
Dosen : Dr. Crist. Ismaniani, M.Pd
Disusun Oleh:
Adrie Satrio, S.Pd
Azizah, S.Pd
Ence Surahman, S.Pd
Galih Widiatmojo, S.Pd
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
0
1
KATA PENGANTAR
Segala puji beserta syukur kita panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang dengan nikmatNya, makalah yang berjudul “Hubungan Antara
Tujuan
Pembelajaran
dengan
Desain
Pembelajaran”
ini
tersaji
untuk
dipresentasikan dan bisa dibaca oleh para pembaca yang budiman.
Dalam makalah ini, kami tim penyusun mencoba menggali dan
memaparkan penjelasan tentang konsep dasar tujuan pembelajaran, meliputi
definisi, manfaat dan taksonomi tujuan pembelajaran, kemudian konsep dasar
desain pembelajaran meliputi defisini, model-model yang populer dan pembasan
tentang hubungan tujuan pembelajaran dengan desain pembelaran meliputi
pemaparan tentang urgensi, manfaat dan contoh pemilihan desain pembelajaran
yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran.
Demikian pengantar dari penyusun, semoga makalah singkat ini
bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang kuliah desain pembelajaran
umumnya bagi semua pembaca makalah ini.
Yogyakarta, 7 Maret 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................... 5
PENDAHULUAN....................................................................................... 5
A.
Latar Balakang.................................................................................. 5
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 7
C.
Tujuan............................................................................................. 7
BAB II..................................................................................................... 8
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN...................................................................................... 8
A.
Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran........................................................8
1.
Definisi Tujuan Intruksional..............................................................8
2.
Manfaat dari Tujuan Intruksional.......................................................10
3.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran.......................................................11
B.
Konsep Dasar Desain Pembelajaran......................................................17
1.
Definisi desain pembelajaran............................................................17
2.
Model desain yang populer..............................................................19
C.
Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran dengan Desain Pembelajaran............20
1.
Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran...............................20
2.
Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara simultan..........21
3.
Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran................22
BAB III.................................................................................................. 23
PENUTUP............................................................................................... 23
3.1 Simpulan........................................................................................ 23
3.2
Saran......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 25
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,
dan
menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab (UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3).
Guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut maka semua
elemen yang terlibat didalamnya khususnya pasa pendidikan formal sudah
semestinya memahami hakikat dan prinsip-prinsip dasar berkaitan dengan
8 standar yang telah ditetapkan undang-undang.
Salah satu standar
penting dari 8 standar pendidikan tersebut adalah standar proses.
Didalam standar proses pembelajaran, elemen yang penting untuk
memahaminya
secara
mendalam
salahsatunya
adalah
guru yang
melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran. guru sebagai pendidik
dan pengajar idealnya memahami betul bagaimana menurunkan tujuan
pendidikan nasional tujuan institusional pendidikan, tujuan mata pelajaran
dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya.
5
Terlebih ketika dipahami bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen penting di dalamnya, maka guru
benar-benar harus memahami bagaimana memadukan semua komponen
tersebut. Dua komponen diantaranya adalah komponen tujuan dan desain
pembelajaran yang kemudian dituruntukan menjadi pemilihan metode,
media, bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. sebagaimana yang terlihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1.1 Komponen-komponen pembelajaran
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilakukan
terlaksana dengan efektif dan efesien. Hal ini dapat diwujud apa bila
sebelum pembelajaran terlaksana sang guru terlebih dahulu membuat
perencanaan atau rancangan yang disebut dengan desain pembelajaran.
6
Desain pembelajaran merupakan ranjangan pembelajaran yang
disusun oleh pendidik dangan tujuan agar proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efesien.
Untuk memwujudkan tujuan ini, tentu saja di dalam desain
pembelajaran harus ada tujuan pembelajar, karena tanpa tujuan pembelajar
yang jelas, maka proses pembelajaran yang berlangsung tidak terarah.
Sehingga materi yang disampaikan akan berkemungkinan kurang
dipahami oleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas, rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana konsep dasar tujuan pembelajaran?
2. Bagaimana konsep dasar desain pembelajaran?
3. Bagimana hubungan antara tujuan pembelajaran dengan desain
pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu.
1. Untuk
mengetahui
bagaimana
konsep
dasar
tujuan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui
bagaimana
konsep
dasar
desain
3.
pembelajaran.
Untuk mengetahui dan mampu menerapkan tentang hubungan
tujuan pembelajaran dengan desain pembelajaran.
7
8
BAB II
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN
A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran
1. Definisi Tujuan Intruksional
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu
dicantumkan dalam sebuah desain pembelajaran. Sebab, kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran semuanya menganrah
kepada ketercapaiannya tujuan pembelajaran.
Sebelum disahkan kurikulum berbasi kompetensi, yaitu sejak
diberlakukannya kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum 1994,
tujuan pembelajaran dikenal dengan istilah tujuan instruksionak khusus.
Jika dikaji lebih jauh kedua istilah ini sama yaitu keduanya sama-sama
merupakan pernyataan untuk menggambarkan apa yang akan pesrta didik
mampu lakukan setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran.
Yaumi (2013) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus
dipahami sebagai deskripsi dari suatu kinerja yang diinginkan untuk
mampu ditunjukkan oleh peserta didik sebelum guru, dosen, atau
instruktur menganggap mereka berkomputen. Tujuan pembelajaran khusus
menjelaskan hasil yang diinginkan, daripada proses itu sendiri. Yaumi
9
(2013) mengutip dari Theacher and Education Defelopment of Unifersity
of New Mexico yang mengemukakan tentang definisi tujuan pembelajaran
khusus, yaitu tujuan pembelajaran khusus adalah pernyataan hasil yang
secara khusus menangkap bagaimana pengetahuan, keterampilan, sikap
yang harus peserta didik dapat tunjukkan dalam mengikuti pembelajaran.
Yaumi (2013) juga mengutip dari Gordon yang menyatakan bahwa,
instructional objective describe the skills, knowledge, abilities or attitudes
students should prosess or demonstraste after they complete the training.
Dari beberapa definisi tersebut Yaumi menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran khusus merupakan pernyataan khusus yang mencangkup
pengetahuan, kenterampilan dan sikap berdasarkan standar tertentu yang
hendak dicapai.
Adapun isi dari tujuan pembelajaran adalah Atwi (2012)
kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik setela menyelesaikan
proses pembelajaran. kompetensi itu berbentuk kinerja atau unjuk kerja
yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan. Kinerja yang baik itu
dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku. Bila digambarkan dalam bentuk bagan hubungan antara
kompetensi, kemampuan, dan pengetahuan itu tampak sebagai berikut:
10
Kompetensi
ditunjukan dengan
kinerja yang minimal
baik
Kompetensi dicapai sebagai hasil
penggunaan kapabilitas atau
kemampuan dalam pemecahan
masalah aktual.
Kapabilitas atau
kemampuan sebagai
hasil penerapan
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap perilaku
Kapabilitas atau kemampuan
disebut kompetensi dasar yang
diperoleh sebagai hasil perpaduan
bakat, pengalaman, dan
pendidikan.
Ia menjadi
untuk
Diperoleh
sebagai
hasil dasar
belajar
dari
mencapai kompetensi.
pengalaman
dan pendidikan serta
menjadi kemampuan
dasar untuk
mencapai
Gambar : hubungan antara komputensi,
atau
kapabilitas
kapabilitas
&
kompetensi,
dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan disebut
sikap
juga kompetensi dasar.
Perubahan
2.
Manfaat dari Tujuan Intruksional
pengetahuan,
keterampilan dan
Hamzah, Nina dan Satria mengemukakan bahwa keuntungan yang
sikap perilaku.
dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi
pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang
dapat/sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran
secara tepat, artinya perletakan masing-masing materi pelajaran
akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
11
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan
strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar.
h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
daripada dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan,
keterampilan dan sikap yang ada pada peserta didik. Atwi (2012) menulis
dalam bukunya yang dikutip dari Bloom (1956) yang menyatakan bahwa
tujuan pendidikan/pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga kawasan,
yaitu:
a. Kawasan kognitif
Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan
ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan
kemampuan intelektual
dan keterampilan berpikir. Wilayah
kognitif ini terdiri atas 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut
dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling
tinggi (evaluasi). Secara singkat enam tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
Pengetahuan
12
Yang dimaksud mengingat yaitu perilaku-perilaku yang
berfokus
pada
mengingat
atau
menghafal,
seperti
mengingat peristiwa, menghafal rumus, menghafal isi
peraturan perundangan, dan lain-lain.
Contoh:
Siswa dapat menyebutkan kembali
geometris yang berdimensi tiga.
Pemahaman
Pemahaman yaitu perilaku yang
bangun-bangun
berkaitan
dengan
menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan konsep yang
diungkapkan kembali dengan gaya bahasanya sendiri.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri
tentang
perbedaan
bangun-bangun
geometri
yang
berdimensi dua dan berdimensi tiga.
Penerapan
Penerapan merupakan kemampuan dalam penggunaan
konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur, atau metode yang
telah dipahami oleh peserta didik dalam menyelesaikan
masalah atau melakukan suatu pekerjaan.
Contoh:
Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga
jika diketahui sudut-sudut lainnya.
Analisis
Analisis merupakan kemampuan peserta didik dalam
mendeskribsikan bagian-bagian yang lebih terinci dan
menjelaskan keterkaitan atau hubungan antar bagianbagiain tersebut.
Contoh:
13
Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistika
sehingga dapat diperoleh nilai range, inteval kelas, panjang
kelas, rata-rata, dan standar deviasinya.
Sintesis
Sintesis yaitu kemampuat atau keterampilan siswa dalam
menyatukan bagian-bagian secara terintergrasi menjadi
suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
Contoh:
Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing
sesuai dengan kebijakan yang berlaku disekolah.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan dalam membuat perkiraan
atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan miliknya.
Contoh:
Siswa dapat menilai unsur kepadatan isi, cangkupan materi,
kualitas analisis, dan gaya bahasa yang dipakai oleh
seorang penulis makalah tertentu.
b. Kawasan Afektif
Wilayah afektif merupakan suatu domain yang berkaitan
dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi (penghargaan) dan
penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif terdiri atas lima
tahapan berikut ini :
Kemauan menerima
Kemauan
menerima
merupakan
keinginan
untuk
memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu. Seperti
keinginan membaca buku, mendengar musik, atau bergaul dengan
orang yang mempunyai ras berbeda.
Kemauan menanggapi
14
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk
pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. Contohnya seperti
menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti
diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong
orang lain.
Berkeyakinan
Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan
menerima sistem nilai tertentu pada diri individu seperti
menunjukkan
kepercayaan
terhadap
sesuatu,
apresiasi
(penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah, atau kesungguhan
(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.
Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap
berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu
sistem nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh menyadari
pentingnya
keselarasan
antara
hak
dan
tanggung
jawab,
bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami
menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri atau menyadari
peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Ketekunan dan Ketelitian
Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi
yang tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem
nilai, selalu menyelaraskan perilakunya sesuai sistem nilai yang
dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
c. Wilayah Psikomotor
Wilayah psikomotor mencangkup tujuan yang berkaitan
dengan ketrampilan (skill) dan bersifat manual (motorik)
15
sebagaiman kedua wilayah yang lain, wilayah ini juga memiliki
berbagai tingkatan. Urutan tingkatan yang paling sederhana sampai
ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah sebagai berikut:
Persepsi
Persepsi
berkenaan
dengan
penggunaan
indra
dalam
melakukan kegiatan. Sebagai contoh, mengenal kerusakan mesin
dari suara deru mesin yang sumbang atau menghubungkan suara
musik dengan tarian tertentu.
Kesiapan melakukan kegiatan
Kesiapan berkenaan dengan melakukan suatu kegiatan.
Termasuk didalamnya kesiapan mental, kesiapan fisik, atau
kesiapan emosi untuk melakuan suatu tindakan.
Mekanisme
Mekanisme dalam wilayah psikomotorik berkenaan dengan
penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi
kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu
kemahiran. Seperti menulis halus, menari atau mengatur/menata
laboratorium.
Respon terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh
orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerak motorik dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya
cepat, dengan hasil yang baik, tetapi menggunakan sedikit tenaga.
Seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.
Adaptasi
16
Adaptasi biasanya berkenaan dengan keterampilan yang
sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan
mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti
pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan
dengan kebutuhan pemain lawan.
Organisasi
Organisasi menunjukan pada penciptaan pola gerakan baru
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya
hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai
keterampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, komposisi
musik atau menciptakan tarian.
B. Konsep Dasar Desain Pembelajaran
1. Definisi desain pembelajaran
Ada beberapa kata terkait dengan kata 'Instruction'. Yang paling
umum yaitu intructional science, intructional technology, and intructional
design. Menurut Mukopadhyay (2001) intructional science menyediakan
konstruk teoritis untuk proses pembelajaran'. Instructional Technology
adalah aspek terapan dari Instructional science berdasarkan Instructional
design '.
Makna Instructional design ditandai dengan kata 'desain' sendiri.
Desain telah diklaim sebagai ilmu dengan sendirinya. (Van Patten, 1989).
Dalam bahasa awam, 'Instructional design berarti rencana tindakan dengan
17
tujuan'.
Desain instruksional sebagai kesatuan yang terpisah, yang
terpisah dari instruksional sains dan teknologi. Instructional design adalah
disiplin belajar dan telah berkembang selama empat puluh tahun terakhir
sebagai sebuah ilmu. Ini adalah profesi baru yang diturunkan dari bidang
komunikasi, psikologi, media dan lain-lain untuk membentuk teori sendiri.
Berbagai penulis telah menetapkan definisi desain instructional. Beberapa
definisi instructional design sebagaimana berikut ini.
Menurut McAdrle (Madhu, 2003) Instructional design berarti
menggunakan proses yang sistematis untuk memahami masalah kinerja
manusia, mencari tahu apa yang harus dilakukan tentang hal itu dan
kemudian melakukan sesuatu tentang hal itu.
Sementara menurut Richey (Madhu, 2003) instructional design
adalah ilmu menciptakan spesifikasi rinci untuk pengembangan, evaluasi
dan pemeliharaan situasi yang memfasilitasi belajar.
Briggs (Madhu, 2003) berpendapat bahwa instructional design
adalah seluruh proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
sistem pengiriman untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Dengan kata sederhana, desain instruksional adalah perangkat
pedagogik atau pengajaran yang membuat instruksi serta materi
pembelajaran lebih menarik, efektif dan efisien.
18
2. Model desain yang populer
Madhu (2003:33) meramu beberapa model desain pembelajaran yang
populer yang bisa menjadi rujukan dalam menyusun rancangan
pembelajaran. Sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini:
Model desain intruksional
Gagne-Briggs Model
David Merrill
Dick and Carey
Hannafin and Peck
Gerlach and Ely
Keterangan
Untuk merancang pembelajaran
Mengkategorikan hasil belajar
Mengatur aktivitas pembelajaran untuk setiap
jenis hasil belajar
Ada sembilan kegiatan pembelajaran
kegiatan adalah sesuatu yang disesuaikan
dengan jenis hasil akhir yang akan dicapai
Model disesuaikan dengan Instruksi Berbasis
Web
Model David Merrill (Komponen Display
Theory) didasarkan pada asumsi-asumsi berikut
Kelas yang berbeda dari hasil pembelajaran
memerlukan prosedur yang berbeda untuk
mengajar dan penilaian
Mengajar konsep individu
Mengklasifikasikan tujuan pada dua dimensi
pembelajaran format memberikan arah
pengajaran siswa.
Model ini
Menggunakan pendekatan sistem untuk
merancang pembelajaran
mengidentifikasi tujuan instruksional pada
awal dan berakhir dengan evaluasi sumatif
berlaku untuk K-12 untuk bisnis pada
pemerintah
Model ini memilili 3 fase
Membutuhkan pengkajian yang dilakukan
pada tahap pertama
Kedua adalah tahap desain
pembelajaran
dikembangkan
dan
diimplementasikan pada tahap terakhir
Semua tahapan melibatkan proses evaluasi dan
revisi
Model ini
Termasuk strategi untuk memilih dan
19
termasuk media dalam pembelajaran
Cocok untuk pendidikan tinggi
C. Hubungan
Antara
Tujuan
Pembelajaran
dengan
Desain
Pembelajaran
1. Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran
Memahami tujuan dan desain pembelajaran merupakan hal
mendasar yang harus dikuasai oleh para pendidik. Karena penentuan
tujuan dan desain pembelajaran merupakan bagian dari langkahlangkah dalam menyusun rancangan sistem pembelajaran yang akan
dilakukan oleh pendidik.
Ketidaktahuan pendidik dalam mengombinasikan antara tujuan
dengan desain pembelajaran akan berdampak pada kurang terarahnya
proses dan kegiatan pembelajaran, kurang jelasnya tujuan yang hendak
dicapai, kurang maksimalnya pemilihan bahan ajar dan media yang
digunakan. Serta hilangnya ruh inti dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Kecakapan pendidik dalam mengombinasikan tentang tujuan
dengan desain pembelajaran meliputi dua dimensi baik dimensi yang
lahir, maupun batin, artinya baik pada dimensi randangan konseptual
maupun implementasi aktual yang praktis dan konkrit dalam kegiatan
pembelajaran.
20
Dengan begitu desain pembelajaran yang dikembangkan oleh
pendidik agar dikemas seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
menghilangkan
Pendidik
akan
meminimalisir
rancangan-rancangan
yang
bahkan
tidak
idealnya
mendukung
pencapain tujuan pembelajaran maupun akan menghambat percepatan
pencapaian tujuan yang diharapkan.
2. Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara
simultan
Beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh pendidik yang
memahami dengan betul antara tujuan dan desain pembelajaran
diantaranya:
1. Konsistensi arah dan upaya pencapaian tujuan pembelajaran, baik
tujuan umum maupun kompetensi inti.
2. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif, karena rancangan
yang dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Memudahkan pendidik, pengawas bahkan peserta didik dalam
rangka melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan
4. Terjadinya proses belajar yang bermakna, karena semua upaya dan
faktor pendukung yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan sangat efektif.
21
3. Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam
mengemas desain pembelajaran yang seiraham dengan tujuan
pembelajaran diantaranya:
1. Pendidik harus menentukan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapainya dengan kriteria dan indikator yang jelas terukur.
2. Pendidik menyiapkan beberapa model desain pembelajaran yang
relavan dengan tujuan yang sudah ditentukan
3. Pendidik memilih salah satu model desain yang akan digunakan
dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yan
sudah ditetapkannya.
4. Pendidik mencancang dan mendeskripsikan dengan jelas desain
pembelajaran yang akan dilakukannya
5. Pendidik memilih dan menentukan
komponen-komponen
pendukung desain pembelajannya, baik pemilihan media, bahan
ajar, sarana, alat, lingkungan dan lain sebagainya secara efektif
untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penentuan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik maupun perancang kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan salahsatu inti dari komponen-komponen
pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik apabila didukung
dengan kecermatan analisi pendidik dalam memilih dan menentukan model,
media, bahan ajar, alat dan lingkungan pembelajaran.
Desain pembelajaran berperan sangat besar dalam mensukseskan tujuan
pembelajaran, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh
pendidik. Maka dari itu kemampuan memilih, merancang dan mengembangkan
desain yang efektif merupakan hal penting bagi pendidik.
Beberapa langkah dalam memilih dan menentukan desain yang padu
dengan tujuan pembelajaran diantaranya (1) penentuan tujuan pembelajaran, (2)
pemunculan beberapa alternatif desain pembelajaran, (3) menentukan model
desain yang akan digunakan, (4) merancang dan mengembangkan model desain
yang sudah dipilih, (5) memilih dan menentukan komponen pendukung model
desain yang dipilih.
23
3.2
Saran
Pemahaman
pendidik
tentang
hubungan
antara
tujuan
pembelajaran dengan desain pembelajaran merupakan kebutuhan prinsip
dalam pengembangan sistem pembelajaran yang berkualitas untuk
menghasilkan tujuan yang sesuai dengan harapan. Untuk itu, setiap calon
pendidik selayaknya memahami secara mendalam tentang hubungan
antara desain dengan tujuan pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT
Rosda Karya.
KEMP, Jerrold E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan Asril
Marjohan. Bandung. Penerbit ITB.
Redi. (2003). Educational Multimedia, a Handbook for Teacher and Develloper.
New Delhi. Cemca.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan
dengan Kurikulum 13. Jakarta: Kencana
25
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah desain pembelajaran
Dosen : Dr. Crist. Ismaniani, M.Pd
Disusun Oleh:
Adrie Satrio, S.Pd
Azizah, S.Pd
Ence Surahman, S.Pd
Galih Widiatmojo, S.Pd
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
0
1
KATA PENGANTAR
Segala puji beserta syukur kita panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang dengan nikmatNya, makalah yang berjudul “Hubungan Antara
Tujuan
Pembelajaran
dengan
Desain
Pembelajaran”
ini
tersaji
untuk
dipresentasikan dan bisa dibaca oleh para pembaca yang budiman.
Dalam makalah ini, kami tim penyusun mencoba menggali dan
memaparkan penjelasan tentang konsep dasar tujuan pembelajaran, meliputi
definisi, manfaat dan taksonomi tujuan pembelajaran, kemudian konsep dasar
desain pembelajaran meliputi defisini, model-model yang populer dan pembasan
tentang hubungan tujuan pembelajaran dengan desain pembelaran meliputi
pemaparan tentang urgensi, manfaat dan contoh pemilihan desain pembelajaran
yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran.
Demikian pengantar dari penyusun, semoga makalah singkat ini
bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang kuliah desain pembelajaran
umumnya bagi semua pembaca makalah ini.
Yogyakarta, 7 Maret 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................... 5
PENDAHULUAN....................................................................................... 5
A.
Latar Balakang.................................................................................. 5
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 7
C.
Tujuan............................................................................................. 7
BAB II..................................................................................................... 8
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN...................................................................................... 8
A.
Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran........................................................8
1.
Definisi Tujuan Intruksional..............................................................8
2.
Manfaat dari Tujuan Intruksional.......................................................10
3.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran.......................................................11
B.
Konsep Dasar Desain Pembelajaran......................................................17
1.
Definisi desain pembelajaran............................................................17
2.
Model desain yang populer..............................................................19
C.
Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran dengan Desain Pembelajaran............20
1.
Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran...............................20
2.
Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara simultan..........21
3.
Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran................22
BAB III.................................................................................................. 23
PENUTUP............................................................................................... 23
3.1 Simpulan........................................................................................ 23
3.2
Saran......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 25
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,
dan
menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab (UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3).
Guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut maka semua
elemen yang terlibat didalamnya khususnya pasa pendidikan formal sudah
semestinya memahami hakikat dan prinsip-prinsip dasar berkaitan dengan
8 standar yang telah ditetapkan undang-undang.
Salah satu standar
penting dari 8 standar pendidikan tersebut adalah standar proses.
Didalam standar proses pembelajaran, elemen yang penting untuk
memahaminya
secara
mendalam
salahsatunya
adalah
guru yang
melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran. guru sebagai pendidik
dan pengajar idealnya memahami betul bagaimana menurunkan tujuan
pendidikan nasional tujuan institusional pendidikan, tujuan mata pelajaran
dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya.
5
Terlebih ketika dipahami bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen penting di dalamnya, maka guru
benar-benar harus memahami bagaimana memadukan semua komponen
tersebut. Dua komponen diantaranya adalah komponen tujuan dan desain
pembelajaran yang kemudian dituruntukan menjadi pemilihan metode,
media, bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. sebagaimana yang terlihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1.1 Komponen-komponen pembelajaran
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilakukan
terlaksana dengan efektif dan efesien. Hal ini dapat diwujud apa bila
sebelum pembelajaran terlaksana sang guru terlebih dahulu membuat
perencanaan atau rancangan yang disebut dengan desain pembelajaran.
6
Desain pembelajaran merupakan ranjangan pembelajaran yang
disusun oleh pendidik dangan tujuan agar proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efesien.
Untuk memwujudkan tujuan ini, tentu saja di dalam desain
pembelajaran harus ada tujuan pembelajar, karena tanpa tujuan pembelajar
yang jelas, maka proses pembelajaran yang berlangsung tidak terarah.
Sehingga materi yang disampaikan akan berkemungkinan kurang
dipahami oleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas, rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana konsep dasar tujuan pembelajaran?
2. Bagaimana konsep dasar desain pembelajaran?
3. Bagimana hubungan antara tujuan pembelajaran dengan desain
pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu.
1. Untuk
mengetahui
bagaimana
konsep
dasar
tujuan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui
bagaimana
konsep
dasar
desain
3.
pembelajaran.
Untuk mengetahui dan mampu menerapkan tentang hubungan
tujuan pembelajaran dengan desain pembelajaran.
7
8
BAB II
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN
PEMBELAJARAN
A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran
1. Definisi Tujuan Intruksional
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu
dicantumkan dalam sebuah desain pembelajaran. Sebab, kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran semuanya menganrah
kepada ketercapaiannya tujuan pembelajaran.
Sebelum disahkan kurikulum berbasi kompetensi, yaitu sejak
diberlakukannya kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum 1994,
tujuan pembelajaran dikenal dengan istilah tujuan instruksionak khusus.
Jika dikaji lebih jauh kedua istilah ini sama yaitu keduanya sama-sama
merupakan pernyataan untuk menggambarkan apa yang akan pesrta didik
mampu lakukan setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran.
Yaumi (2013) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus
dipahami sebagai deskripsi dari suatu kinerja yang diinginkan untuk
mampu ditunjukkan oleh peserta didik sebelum guru, dosen, atau
instruktur menganggap mereka berkomputen. Tujuan pembelajaran khusus
menjelaskan hasil yang diinginkan, daripada proses itu sendiri. Yaumi
9
(2013) mengutip dari Theacher and Education Defelopment of Unifersity
of New Mexico yang mengemukakan tentang definisi tujuan pembelajaran
khusus, yaitu tujuan pembelajaran khusus adalah pernyataan hasil yang
secara khusus menangkap bagaimana pengetahuan, keterampilan, sikap
yang harus peserta didik dapat tunjukkan dalam mengikuti pembelajaran.
Yaumi (2013) juga mengutip dari Gordon yang menyatakan bahwa,
instructional objective describe the skills, knowledge, abilities or attitudes
students should prosess or demonstraste after they complete the training.
Dari beberapa definisi tersebut Yaumi menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran khusus merupakan pernyataan khusus yang mencangkup
pengetahuan, kenterampilan dan sikap berdasarkan standar tertentu yang
hendak dicapai.
Adapun isi dari tujuan pembelajaran adalah Atwi (2012)
kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik setela menyelesaikan
proses pembelajaran. kompetensi itu berbentuk kinerja atau unjuk kerja
yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan. Kinerja yang baik itu
dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku. Bila digambarkan dalam bentuk bagan hubungan antara
kompetensi, kemampuan, dan pengetahuan itu tampak sebagai berikut:
10
Kompetensi
ditunjukan dengan
kinerja yang minimal
baik
Kompetensi dicapai sebagai hasil
penggunaan kapabilitas atau
kemampuan dalam pemecahan
masalah aktual.
Kapabilitas atau
kemampuan sebagai
hasil penerapan
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap perilaku
Kapabilitas atau kemampuan
disebut kompetensi dasar yang
diperoleh sebagai hasil perpaduan
bakat, pengalaman, dan
pendidikan.
Ia menjadi
untuk
Diperoleh
sebagai
hasil dasar
belajar
dari
mencapai kompetensi.
pengalaman
dan pendidikan serta
menjadi kemampuan
dasar untuk
mencapai
Gambar : hubungan antara komputensi,
atau
kapabilitas
kapabilitas
&
kompetensi,
dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan disebut
sikap
juga kompetensi dasar.
Perubahan
2.
Manfaat dari Tujuan Intruksional
pengetahuan,
keterampilan dan
Hamzah, Nina dan Satria mengemukakan bahwa keuntungan yang
sikap perilaku.
dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi
pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang
dapat/sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran
secara tepat, artinya perletakan masing-masing materi pelajaran
akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
11
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan
strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar.
h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
daripada dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan,
keterampilan dan sikap yang ada pada peserta didik. Atwi (2012) menulis
dalam bukunya yang dikutip dari Bloom (1956) yang menyatakan bahwa
tujuan pendidikan/pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga kawasan,
yaitu:
a. Kawasan kognitif
Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan
ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan
kemampuan intelektual
dan keterampilan berpikir. Wilayah
kognitif ini terdiri atas 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut
dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling
tinggi (evaluasi). Secara singkat enam tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
Pengetahuan
12
Yang dimaksud mengingat yaitu perilaku-perilaku yang
berfokus
pada
mengingat
atau
menghafal,
seperti
mengingat peristiwa, menghafal rumus, menghafal isi
peraturan perundangan, dan lain-lain.
Contoh:
Siswa dapat menyebutkan kembali
geometris yang berdimensi tiga.
Pemahaman
Pemahaman yaitu perilaku yang
bangun-bangun
berkaitan
dengan
menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan konsep yang
diungkapkan kembali dengan gaya bahasanya sendiri.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri
tentang
perbedaan
bangun-bangun
geometri
yang
berdimensi dua dan berdimensi tiga.
Penerapan
Penerapan merupakan kemampuan dalam penggunaan
konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur, atau metode yang
telah dipahami oleh peserta didik dalam menyelesaikan
masalah atau melakukan suatu pekerjaan.
Contoh:
Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga
jika diketahui sudut-sudut lainnya.
Analisis
Analisis merupakan kemampuan peserta didik dalam
mendeskribsikan bagian-bagian yang lebih terinci dan
menjelaskan keterkaitan atau hubungan antar bagianbagiain tersebut.
Contoh:
13
Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistika
sehingga dapat diperoleh nilai range, inteval kelas, panjang
kelas, rata-rata, dan standar deviasinya.
Sintesis
Sintesis yaitu kemampuat atau keterampilan siswa dalam
menyatukan bagian-bagian secara terintergrasi menjadi
suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
Contoh:
Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing
sesuai dengan kebijakan yang berlaku disekolah.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan dalam membuat perkiraan
atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan miliknya.
Contoh:
Siswa dapat menilai unsur kepadatan isi, cangkupan materi,
kualitas analisis, dan gaya bahasa yang dipakai oleh
seorang penulis makalah tertentu.
b. Kawasan Afektif
Wilayah afektif merupakan suatu domain yang berkaitan
dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi (penghargaan) dan
penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif terdiri atas lima
tahapan berikut ini :
Kemauan menerima
Kemauan
menerima
merupakan
keinginan
untuk
memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu. Seperti
keinginan membaca buku, mendengar musik, atau bergaul dengan
orang yang mempunyai ras berbeda.
Kemauan menanggapi
14
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk
pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. Contohnya seperti
menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti
diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong
orang lain.
Berkeyakinan
Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan
menerima sistem nilai tertentu pada diri individu seperti
menunjukkan
kepercayaan
terhadap
sesuatu,
apresiasi
(penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah, atau kesungguhan
(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.
Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap
berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu
sistem nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh menyadari
pentingnya
keselarasan
antara
hak
dan
tanggung
jawab,
bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami
menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri atau menyadari
peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Ketekunan dan Ketelitian
Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi
yang tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem
nilai, selalu menyelaraskan perilakunya sesuai sistem nilai yang
dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
c. Wilayah Psikomotor
Wilayah psikomotor mencangkup tujuan yang berkaitan
dengan ketrampilan (skill) dan bersifat manual (motorik)
15
sebagaiman kedua wilayah yang lain, wilayah ini juga memiliki
berbagai tingkatan. Urutan tingkatan yang paling sederhana sampai
ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah sebagai berikut:
Persepsi
Persepsi
berkenaan
dengan
penggunaan
indra
dalam
melakukan kegiatan. Sebagai contoh, mengenal kerusakan mesin
dari suara deru mesin yang sumbang atau menghubungkan suara
musik dengan tarian tertentu.
Kesiapan melakukan kegiatan
Kesiapan berkenaan dengan melakukan suatu kegiatan.
Termasuk didalamnya kesiapan mental, kesiapan fisik, atau
kesiapan emosi untuk melakuan suatu tindakan.
Mekanisme
Mekanisme dalam wilayah psikomotorik berkenaan dengan
penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi
kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu
kemahiran. Seperti menulis halus, menari atau mengatur/menata
laboratorium.
Respon terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh
orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerak motorik dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya
cepat, dengan hasil yang baik, tetapi menggunakan sedikit tenaga.
Seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.
Adaptasi
16
Adaptasi biasanya berkenaan dengan keterampilan yang
sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan
mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti
pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan
dengan kebutuhan pemain lawan.
Organisasi
Organisasi menunjukan pada penciptaan pola gerakan baru
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya
hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai
keterampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, komposisi
musik atau menciptakan tarian.
B. Konsep Dasar Desain Pembelajaran
1. Definisi desain pembelajaran
Ada beberapa kata terkait dengan kata 'Instruction'. Yang paling
umum yaitu intructional science, intructional technology, and intructional
design. Menurut Mukopadhyay (2001) intructional science menyediakan
konstruk teoritis untuk proses pembelajaran'. Instructional Technology
adalah aspek terapan dari Instructional science berdasarkan Instructional
design '.
Makna Instructional design ditandai dengan kata 'desain' sendiri.
Desain telah diklaim sebagai ilmu dengan sendirinya. (Van Patten, 1989).
Dalam bahasa awam, 'Instructional design berarti rencana tindakan dengan
17
tujuan'.
Desain instruksional sebagai kesatuan yang terpisah, yang
terpisah dari instruksional sains dan teknologi. Instructional design adalah
disiplin belajar dan telah berkembang selama empat puluh tahun terakhir
sebagai sebuah ilmu. Ini adalah profesi baru yang diturunkan dari bidang
komunikasi, psikologi, media dan lain-lain untuk membentuk teori sendiri.
Berbagai penulis telah menetapkan definisi desain instructional. Beberapa
definisi instructional design sebagaimana berikut ini.
Menurut McAdrle (Madhu, 2003) Instructional design berarti
menggunakan proses yang sistematis untuk memahami masalah kinerja
manusia, mencari tahu apa yang harus dilakukan tentang hal itu dan
kemudian melakukan sesuatu tentang hal itu.
Sementara menurut Richey (Madhu, 2003) instructional design
adalah ilmu menciptakan spesifikasi rinci untuk pengembangan, evaluasi
dan pemeliharaan situasi yang memfasilitasi belajar.
Briggs (Madhu, 2003) berpendapat bahwa instructional design
adalah seluruh proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
sistem pengiriman untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Dengan kata sederhana, desain instruksional adalah perangkat
pedagogik atau pengajaran yang membuat instruksi serta materi
pembelajaran lebih menarik, efektif dan efisien.
18
2. Model desain yang populer
Madhu (2003:33) meramu beberapa model desain pembelajaran yang
populer yang bisa menjadi rujukan dalam menyusun rancangan
pembelajaran. Sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini:
Model desain intruksional
Gagne-Briggs Model
David Merrill
Dick and Carey
Hannafin and Peck
Gerlach and Ely
Keterangan
Untuk merancang pembelajaran
Mengkategorikan hasil belajar
Mengatur aktivitas pembelajaran untuk setiap
jenis hasil belajar
Ada sembilan kegiatan pembelajaran
kegiatan adalah sesuatu yang disesuaikan
dengan jenis hasil akhir yang akan dicapai
Model disesuaikan dengan Instruksi Berbasis
Web
Model David Merrill (Komponen Display
Theory) didasarkan pada asumsi-asumsi berikut
Kelas yang berbeda dari hasil pembelajaran
memerlukan prosedur yang berbeda untuk
mengajar dan penilaian
Mengajar konsep individu
Mengklasifikasikan tujuan pada dua dimensi
pembelajaran format memberikan arah
pengajaran siswa.
Model ini
Menggunakan pendekatan sistem untuk
merancang pembelajaran
mengidentifikasi tujuan instruksional pada
awal dan berakhir dengan evaluasi sumatif
berlaku untuk K-12 untuk bisnis pada
pemerintah
Model ini memilili 3 fase
Membutuhkan pengkajian yang dilakukan
pada tahap pertama
Kedua adalah tahap desain
pembelajaran
dikembangkan
dan
diimplementasikan pada tahap terakhir
Semua tahapan melibatkan proses evaluasi dan
revisi
Model ini
Termasuk strategi untuk memilih dan
19
termasuk media dalam pembelajaran
Cocok untuk pendidikan tinggi
C. Hubungan
Antara
Tujuan
Pembelajaran
dengan
Desain
Pembelajaran
1. Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran
Memahami tujuan dan desain pembelajaran merupakan hal
mendasar yang harus dikuasai oleh para pendidik. Karena penentuan
tujuan dan desain pembelajaran merupakan bagian dari langkahlangkah dalam menyusun rancangan sistem pembelajaran yang akan
dilakukan oleh pendidik.
Ketidaktahuan pendidik dalam mengombinasikan antara tujuan
dengan desain pembelajaran akan berdampak pada kurang terarahnya
proses dan kegiatan pembelajaran, kurang jelasnya tujuan yang hendak
dicapai, kurang maksimalnya pemilihan bahan ajar dan media yang
digunakan. Serta hilangnya ruh inti dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Kecakapan pendidik dalam mengombinasikan tentang tujuan
dengan desain pembelajaran meliputi dua dimensi baik dimensi yang
lahir, maupun batin, artinya baik pada dimensi randangan konseptual
maupun implementasi aktual yang praktis dan konkrit dalam kegiatan
pembelajaran.
20
Dengan begitu desain pembelajaran yang dikembangkan oleh
pendidik agar dikemas seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
menghilangkan
Pendidik
akan
meminimalisir
rancangan-rancangan
yang
bahkan
tidak
idealnya
mendukung
pencapain tujuan pembelajaran maupun akan menghambat percepatan
pencapaian tujuan yang diharapkan.
2. Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara
simultan
Beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh pendidik yang
memahami dengan betul antara tujuan dan desain pembelajaran
diantaranya:
1. Konsistensi arah dan upaya pencapaian tujuan pembelajaran, baik
tujuan umum maupun kompetensi inti.
2. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif, karena rancangan
yang dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Memudahkan pendidik, pengawas bahkan peserta didik dalam
rangka melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan
4. Terjadinya proses belajar yang bermakna, karena semua upaya dan
faktor pendukung yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan sangat efektif.
21
3. Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam
mengemas desain pembelajaran yang seiraham dengan tujuan
pembelajaran diantaranya:
1. Pendidik harus menentukan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapainya dengan kriteria dan indikator yang jelas terukur.
2. Pendidik menyiapkan beberapa model desain pembelajaran yang
relavan dengan tujuan yang sudah ditentukan
3. Pendidik memilih salah satu model desain yang akan digunakan
dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yan
sudah ditetapkannya.
4. Pendidik mencancang dan mendeskripsikan dengan jelas desain
pembelajaran yang akan dilakukannya
5. Pendidik memilih dan menentukan
komponen-komponen
pendukung desain pembelajannya, baik pemilihan media, bahan
ajar, sarana, alat, lingkungan dan lain sebagainya secara efektif
untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penentuan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik maupun perancang kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan salahsatu inti dari komponen-komponen
pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik apabila didukung
dengan kecermatan analisi pendidik dalam memilih dan menentukan model,
media, bahan ajar, alat dan lingkungan pembelajaran.
Desain pembelajaran berperan sangat besar dalam mensukseskan tujuan
pembelajaran, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh
pendidik. Maka dari itu kemampuan memilih, merancang dan mengembangkan
desain yang efektif merupakan hal penting bagi pendidik.
Beberapa langkah dalam memilih dan menentukan desain yang padu
dengan tujuan pembelajaran diantaranya (1) penentuan tujuan pembelajaran, (2)
pemunculan beberapa alternatif desain pembelajaran, (3) menentukan model
desain yang akan digunakan, (4) merancang dan mengembangkan model desain
yang sudah dipilih, (5) memilih dan menentukan komponen pendukung model
desain yang dipilih.
23
3.2
Saran
Pemahaman
pendidik
tentang
hubungan
antara
tujuan
pembelajaran dengan desain pembelajaran merupakan kebutuhan prinsip
dalam pengembangan sistem pembelajaran yang berkualitas untuk
menghasilkan tujuan yang sesuai dengan harapan. Untuk itu, setiap calon
pendidik selayaknya memahami secara mendalam tentang hubungan
antara desain dengan tujuan pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT
Rosda Karya.
KEMP, Jerrold E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan Asril
Marjohan. Bandung. Penerbit ITB.
Redi. (2003). Educational Multimedia, a Handbook for Teacher and Develloper.
New Delhi. Cemca.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan
dengan Kurikulum 13. Jakarta: Kencana
25