LAPORAN PRAKTIKUM PEMANENAN HUTAN ACARA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMANENAN HUTAN
ACARA III
PEMBUATAN RENCANA TRASE JALAN SARAD DAN JALAN
ANGKUTAN

Nama

: Setyarini Warah Dewi

NIM

: 12/334196/KT/07347

Shift

: Rabu, 15.30 WIB

Co Ass

: Denni Susanto


LABORATORIUM PEMANENAN HASIL HUTAN
BAGIAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA III
Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad dan Jalan Angkutan
A. TUJUAN




Mempelajari cara – cara pembuatan rencana trase jalan angkutan dengan peta topografi
Membuat rencana trase jalan angkutan diatas peta topografi
Mempelajari cara – cara pembuatan rencana trase jalan sarad dengan peta potensi




tegakan.
Membuat trase jalan sarad di atas peta potensi tegakan

B. DASAR TEORI
Pembukaan wilayah hutan adalah kegiatan penyediaan prasarana bagi kegiatan
produksi kayu dan pembinaan hutan. Jalan hutan adalah jalan agkutan yang diperlukan untuk
mengengkut hasil hutan ketempat pengumpulan hasil hutan (TPN/TPK) atau tempat
pengolahan hasil hutan. Jalan induk adalah jalan yang dapt digunakan 5-20 tahun secara terus
menerus. Jalan cabang adalah jalan hutan yang dapt dipergunakan untuk penyandaran kayu
bulat (log) selama 1 tahun secara terus menerus.
Pengangkutan dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu

pengangkutan lewat darat,

pengangkutan lewat air, dan pengangkutan lewat udara.
1. Pengangkutan Lewat Daratan
Secara garis besar pengangkutan lewat daratan dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu
dengan jalan rel (kereta api, dengan jalan mobil (trek) dan dengan kereta luncur es.
2. Pengangkutan lewat air
Hampir didapati diseluruh dunia, pada awalnya pengangkutan kayu selalu

menggunakan jasa sungai atau Laut, yang berarti pengangkutan lewat air. Mengapa
demikian, karena sampai sekarangpun pengangkutan dengan memanfaatkan air, masih
merupakan pengangkutan kayu yang biayanya paling murah dibanding dengan sistem
pengangkutan kayu yang lain (Elias, 1997).
Jalan diperlukan untuk hampir semua operasi penebangan kayu, pelaksanaan
penebangan

komersial

biasanya

dirancang

oleh

ahli

kehutanan

yang


harus

mempertimbangkan sistem silvikulturis apa yang dipakai. Kebutuhan uintuk membersihkan
bekas tebangan serta persiapan lahan dan metode pelaksanaannya dan cara penebangan kayu
yang akan dicapai. Pembuatan jaringan jalan sarad dibuat seperti percabangan pohon untuk

memperkecil jumlah pohon cacat. Arah jalan sarad diberi tanda dengan cat dipohon, jalan
sarad tertentu menelusuri punggung, panjangnya 100-700 m dari TPK jaln sarad bermuara di
TPK dan TPK berada ditepi jalan (Elias, 1997).
Perencanaan pembukaan wilayah hutan yang baik akan mengakibatkan kegiatan yang
akan dilakukan berjalan dengan baik mulai dari awal sampai dengan akhir jalan hutan yang
membuka wilayah hutan secara merata dan menyeluruh sehingga menghasilkan pembukaan
wilayahyang tinggi dengan kerapatan wilayah jalan optimal. Kegaitan pemanenan hutan
adalah kegiatan yang mengeploitasi hasil hutan berupa kayu maupun bukan kayu. Kegiatan
ini akan sangat memberikan keuntungan ekonomi yanmg sangat besar. Tetapi jika kegiatan
ini dilakukan dengan satu perencanaan yang tidak baik, maka akan berdampak ekologis
dikawasan hutan tersebut (Warpani, 1998).
Perencanaan jalan sarad hutan adalah salah satu titik vital pembukaan wilayah hutan.
Hal ini jelas karena pembukaan wilayah hutan pada dasarnya adalah pembangunan saranasarana dan prasarana dari dalam hutan keluar kawasan dan selanjutnya dimanfaatkan. Salah

satu sarana yang penting adalah jalan sarad hutan yang akan dibuat merupakan hasil
perhitungan agar jalan yang akan direncanakan dibangun dapat memenuhi persyaratan dan
dinilai cukup optimal untuk jumlah total luas kawasan yang dibuka (Meyer, 1981).

C. Alat dan Bahan





Topografi dengan skala tertentu
Peta Potensi Tegakan
Kertas Kalkir
Penggaris

D. CARA KERJA
Pembuatan Rencana Trase Jalan Angkutan dengan Peta Topografi
Data berupa Peta Kontur dan peta Potensi Hutan dengan Skala yang telah ditentukan

Peta potensi terbagi mejadi 12 petak dari A hingga L

Salin gambar Peta Potensi Hutan diatas Peta Kontur dengan menggunakan kertas Kalkir

Pada peta hasil salinan diberi warna yang berbeda-beda tiap wilayah agar
lebih jelas terlihat.
Gambar Jalan Angkutan termasuk jalan utama, jalan cabang dan jalan ranting, berdasarkan
syarat – syarat pembuatan jalan anguktan pada peta.

Pemberian gambar untuk masing-masing jalan dibedakan antara satu dengan
yang lainnya.
Hitung nilai jalan angkutan di lapangan berdasarkan segmen – segmen jalan angkutan
pada peta.

Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad dengan Peta Potensi Pohon
Data berupa Peta Persebaran Pohon dengan Skala yang telah ditentukan

Buat Blok Peta Persebaran Pohon dengan besarnya setiap blok 2x2 c.

Pemberian nama tiap koordinat, untuk horizontal dengan huruf abjad
dan vertical dengan angka.
Hitung jumlah pohon yang masuk pada setiap blok dan kemudian hitung titik

beratnya.

Menghitung titik berat dengan mempertimbangkan jumlah pohon dan
nomor blok
Gambar Trase Jalan Sarad pada kertas milimeter block berdasarkan besarnya titik
berat yang telah ditentukan

LAPORAN PRAKTIKUM PEMANENAN HUTAN
ACARA III
PEMBUATAN RENCANA TRASE JALAN SARAD DAN JALAN
ANGKUTAN

Nama

: Asep Rahmat Hidayat

NIM

: 12/330338KT/07138


Shift

: Rabu, 15.30 WIB

Co Ass

: Yeni Fatmadewi

LABORATORIUM PEMANENAN HASIL HUTAN
BAGIAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA III
Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad dan Jalan Angkutan
E. TUJUAN





Mempelajari cara – cara pembuatan rencana trase jalan angkutan dengan peta topografi
Membuat rencana trase jalan angkutan diatas peta topografi
Mempelajari cara – cara pembuatan rencana trase jalan sarad dengan peta potensi



tegakan.
Membuat trase jalan sarad di atas peta potensi tegakan

F. DASAR TEORI
Pembukaan wilayah hutan adalah kegiatan penyediaan prasarana bagi kegiatan
produksi kayu dan pembinaan hutan. Jalan hutan adalah jalan agkutan yang diperlukan untuk
mengengkut hasil hutan ketempat pengumpulan hasil hutan (TPN/TPK) atau tempat
pengolahan hasil hutan. Jalan induk adalah jalan yang dapt digunakan 5-20 tahun secara terus
menerus. Jalan cabang adalah jalan hutan yang dapt dipergunakan untuk penyandaran kayu
bulat (log) selama 1 tahun secara terus menerus.
Pengangkutan dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu


pengangkutan lewat darat,

pengangkutan lewat air, dan pengangkutan lewat udara.
2. Pengangkutan Lewat Daratan
Secara garis besar pengangkutan lewat daratan dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu
dengan jalan rel (kereta api, dengan jalan mobil (trek) dan dengan kereta luncur es.
2. Pengangkutan lewat air
Hampir didapati diseluruh dunia, pada awalnya pengangkutan kayu selalu
menggunakan jasa sungai atau Laut, yang berarti pengangkutan lewat air. Mengapa
demikian, karena sampai sekarangpun pengangkutan dengan memanfaatkan air, masih
merupakan pengangkutan kayu yang biayanya paling murah dibanding dengan sistem
pengangkutan kayu yang lain (Elias, 1997).
Jalan diperlukan untuk hampir semua operasi penebangan kayu, pelaksanaan
penebangan

komersial

biasanya

dirancang


oleh

ahli

kehutanan

yang

harus

mempertimbangkan sistem silvikulturis apa yang dipakai. Kebutuhan uintuk membersihkan
bekas tebangan serta persiapan lahan dan metode pelaksanaannya dan cara penebangan kayu
yang akan dicapai. Pembuatan jaringan jalan sarad dibuat seperti percabangan pohon untuk

memperkecil jumlah pohon cacat. Arah jalan sarad diberi tanda dengan cat dipohon, jalan
sarad tertentu menelusuri punggung, panjangnya 100-700 m dari TPK jaln sarad bermuara di
TPK dan TPK berada ditepi jalan (Elias, 1997).
Perencanaan pembukaan wilayah hutan yang baik akan mengakibatkan kegiatan yang
akan dilakukan berjalan dengan baik mulai dari awal sampai dengan akhir jalan hutan yang
membuka wilayah hutan secara merata dan menyeluruh sehingga menghasilkan pembukaan
wilayahyang tinggi dengan kerapatan wilayah jalan optimal. Kegaitan pemanenan hutan
adalah kegiatan yang mengeploitasi hasil hutan berupa kayu maupun bukan kayu. Kegiatan
ini akan sangat memberikan keuntungan ekonomi yanmg sangat besar. Tetapi jika kegiatan
ini dilakukan dengan satu perencanaan yang tidak baik, maka akan berdampak ekologis
dikawasan hutan tersebut (Warpani, 1998).
Perencanaan jalan sarad hutan adalah salah satu titik vital pembukaan wilayah hutan.
Hal ini jelas karena pembukaan wilayah hutan pada dasarnya adalah pembangunan saranasarana dan prasarana dari dalam hutan keluar kawasan dan selanjutnya dimanfaatkan. Salah
satu sarana yang penting adalah jalan sarad hutan yang akan dibuat merupakan hasil
perhitungan agar jalan yang akan direncanakan dibangun dapat memenuhi persyaratan dan
dinilai cukup optimal untuk jumlah total luas kawasan yang dibuka (Meyer, 1981).

G. Alat dan Bahan





Topografi dengan skala tertentu
Peta Potensi Tegakan
Kertas Kalkir
Penggaris

H. CARA KERJA
Pembuatan Rencana Trase Jalan Angkutan dengan Peta Topografi
Data berupa Peta Kontur dan peta Potensi Hutan dengan Skala yang telah ditentukan

Peta potensi terbagi mejadi 15 petak dari A hingga O
Salin gambar Peta Potensi Hutan diatas Peta Kontur dengan menggunakan kertas Kalkir

Pada peta hasil salinan diberi warna yang berbeda-beda tiap wilayah agar
lebih jelas terlihat.
Gambar Jalan Angkutan termasuk jalan utama, jalan cabang dan jalan ranting, berdasarkan
syarat – syarat pembuatan jalan anguktan pada peta.

Pemberian gambar untuk masing-masing jalan dibedakan antara satu dengan
yang lainnya.
Hitung nilai jalan angkutan di lapangan berdasarkan segmen – segmen jalan angkutan
pada peta.

Pembuatan Rencana Trase Jalan Sarad dengan Peta Potensi Pohon
Data berupa Peta Persebaran Pohon dengan Skala yang telah ditentukan

Buat Blok Peta Persebaran Pohon dengan besarnya setiap blok 2x2 c.

Pemberian nama tiap koordinat, untuk horizontal dengan huruf abjad
dan vertical dengan angka.
Hitung jumlah pohon yang masuk pada setiap blok dan kemudian hitung titik
beratnya.

Menghitung titik berat dengan mempertimbangkan jumlah pohon dan
nomor blok
Gambar Trase Jalan Sarad pada kertas milimeter block berdasarkan besarnya titik
berat yang telah ditentukan