Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1.

Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel independen adalah standar akuntansi berbasis

akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas serta sistem
pengendalian intern sebagai variabel moderating. Sedangkan variabel dependen
adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kerangka konseptual
penelitian ini

digunakan untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut :
Standar Akuntansi Berbasis
Akrual (X1)

Kompetensi Sumber Daya
Manusia

(X2)

Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Medan
(Y)

Akuntabilitas
(X3)

Sistem Pengendalian Intern (Z)

Gambar 3.1.
Kerangka Konseptual

3.1.1 Standar Akuntansi Berbasis Akrual Berpengaruh Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan
Mengacu dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
keuangan negara, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan kemudian berubah

menjadi PP No. 71 Tahun 2010. Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi
yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah. Maka dari itu, SAP merupakan persyaratan sekaligus
menjadi pedoman yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan
kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia .
Standar Akuntansi Pemerintahan yang baik dan sesuai dengan aturan yang
ada akan menghasilkan kualitas laporan keuangan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan laporan keuangan yang tidak menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintah yang dianut sekarang dan
mulai diberlakukan penggunaannya di tahun 2015 adalah standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual.
Salah satu hasil studi yang dilakukan oleh IFAC Public Sector Committee
(2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan
pencapaian tujuan. Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat
mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana
pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya
sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya.

Dalam penelitian Andini (2015) dijelaskan bahwa Sistem Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal yang sama juga dijelaskan dalam penelitian Cahyani (2013) bahwa
penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh positif dan siginikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
3.1.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan
Kualitas suatu laporan keuangan juga disertai dengan sumber daya
manusia yang mampu menghasilkan laporan keuangan yang baik. Sumber daya
manusia yang berkualitas adalah orang-orang yang dapat menghasilkan laporan
keuangan yang mampu dipahami dan dimengerti banyak pihak. SDM yang baik
adalah yang mempunyai pengetahuan bagaimana cara penyusunan laporan
keuangan yang baik dan mengetahui dengan jelas standar-standar yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri.
SDM yang tidak memahami cara penyusunan dan standar penyusunan
laporan keuangan tidak akan menghasilkan laporan keuangan yang baik. Dalam
penelitian Andini (2015) djelaskan bahwa kompetensi sumber daya manusia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal yang
sama juga dijelaskan dalam penelitian Cahyani (2013) yang menyatakan bahwa
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.


3.1.3 Akuntabilitas Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Medan
Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (PP No. 24 tahun 2005).
Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan

daerah

merupakan

pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundang–undangan. Sasarannya adalah laporan keuangan
yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan instansi
pemerintah daerah.

Instrumen utama dari akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan
daerah adalah anggaran pemerintah daerah, data yang secara periodik
dipublikasikan, laporan tahunan dan hasil investigasi dan laporan umum lainnya
yang disiapkan oleh agent yang independen.
UU No. 17 Tahun 2003 menuntut agar laporan keuangan pemerintah
daerah mengandung unsur akuntabilitas. Laporan keuangan yang baik adalah
laporan keuangan yang isinya dapat dipertanggungjawabkan, tepat waktu dalam
penyusunannya serta menyajikan semua transaksi yang ada. Semua kriteria ini ada
di dalam unsur akuntabilitas. Laporan keuangan yang baik adalah laporan
keuangan yang mengandung unsur akuntabilitas di dalamnya.

3.1.4 Sistem Pengendalian Intern Mampu memoderasi Hubungan Standar
Akuntansi Berbasis Akrual, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan
Akuntabilitas dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja
dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut
beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu
bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja
sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal

control).
Masih ditemukannya penyimpangan di dalam laporan keuangan oleh BPK,
menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah belum memenuhi
karakteristik informasi yang disyaratkan. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK,
BPK memberikan opini “tidak wajar dan /atau disclaimer diantaranya disebabkan
oleh kelemahan sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh pemerintah daerah
terkait.
Dengan diterbitkannya PP Nomor 60 tahun 2008, setiap instansi
pemerintah berkewajiban menerapkan SPIP dalam kegiatannya. Penerapan SPIP
dengan baik dan benar akan meningkatkan citra instansi pemerintah karena
mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, menampilkan laporan
keuangan yang andal, serta menghindarkan negara dari kerugian karena memiliki
SDM yang taat pada peraturan.

Menurut PP No. 60 Tahun 2008 SPIP bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai terhadap empat hal, yaitu :
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Pengamanan aset negara

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa jika dilaksanakan dengan baik dan
benar, SPIP akan memberi jaminan dimana seluruh penyelenggara negara, mulai
dari pimpinan hingga pegawai di instansi pemerintah, akan melaksanakan
tugasnya dengan jujur dan taat pada peraturan. Akibatnya, tidak akan terjadi
penyelewengan yang dapat menimbulkan kerugian negara.
Keandalan dalam laporan keuangan dapat diraih apabila proses pencatatan
dilakukan dengan standar akuntansi pemerintah yang telah ditetapkan sebelumnya
yakni standar akuntansi berbasis akrual. Jika dalam pencatatan laporan
keuangannya sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka laporan
keuangan juga akan memiliki unsur akuntabilitas dan transparansi yang baik.
Jika dalam penyusunan laporan keuangan sudah menggunakan standar
yang bagus serta dirancang oleh sumber daya manusia yang baik tanpa adanya
pengendalian akan aktivitas tersebut hasil dari laporan keuangan yang dihasilkan
tidak akan maksimal. Dapat juga disimpulkan bahwa pencatatan laporan keuangan
harus diawasi dengan baik agar dapat dilihat apakah laporan keuangan sudah

dicatat menggunakan standar yang telah ditetapkan. Laporan keuangan yang
diawasi baik akan menghasilkan informasi yang lebih baik.
3.2


Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konsep yang telah dideskripsikan tersebut, maka hipotesis di dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia, dan
akuntabilitas secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.
2. Sistem pengendalian intern mampu memoderasi hubungan standar akuntansi
berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas dengan
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang


bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Penelitian ini akan menguji pengaruh standar akuntansi berbasis akrual,
kompetensi sumber daya manusia, dan akuntabilitas terhadap kualitas laporan
keuangan dengan menerapkan sistem pengendalian intern sebagai variabel
moderating di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Medan.
4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintah Kota Medan. Lama penelitian adalah tiga bulan.
4.3.

Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh entitas akuntansi di

lingkungan Pemerintah Kota Medan yang berjumlah 61 Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang terdiri dari 12 (dua belas) badan, 18 (delapan belas) dinas,
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Sekretariat Korpri, 4 (empat) Kantor dan
1(satu) RSUD, 1 Inspektorat, 1 Satuan Polisi Pamong Praja dan 21 (dua puluh

satu) Kecamatan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sensus oleh sebab itu, seluruh populasi adalah sampel penelitian. Berikut adalah
daftar-daftar sampel yang dijadikan dalam penelitian.

Tabel 4.1
Sampel Penelitian
NO

NAMA INSTANSI/ SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH

1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12

BADAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Penelitian & Pembangunan
Badan Kesatuan Bangsa Politik & Perlindungan Masyarakat
Badan Lingkungan Hidup
Badan Ketahanan Pangan
Badan Penanaman Modal
Badan Pemberdayaan Masyarakat
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Badan Pengelola Keuangan
Badan Penanggulangan Bencana

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

DINAS
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Dinas Perhubungan
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil
Dinas Budaya Pariwisata
Dinas Bina Marga
Dinas Perumahan & Pemukiman
Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Dinas Pertamanan
Dinas Kebersihan
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (P2k)
Dinas Koperasi Usaha Mikrokecil & Menengah (Kumkm)
Dinas Perindustrian & Perdagangan
Dinas Pertanian & Kelautan
Dinas Pendapatan
Dinas Pemuda & Olahraga
Dinas Komunikasi Informatika
SEKRETARIAT DAERAH KOTA MEDAN

1

SEKRETARIAT DPRD
Sekretariat DPRD

1

SEKRETARIAT KORPRI
Sekretariat Korpri

1
2
3
4

KANTOR
Kantor Perpustakaan
Kantor Diklat
Kantor Sandi Daerah
Kantor Arsip

1

RSU DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN
Rsu Daerah Dr. Pirngadi Medan

1

INSPEKTORAT
Inspektorat

1

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
Satuan Polisi Pamong Praja

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

KECAMATAN
Kecamatan Medan Kota
Kecamatan Medan Area
Kecamatan Medan Tuntungan
Kecamatan Medan Sunggal
Kecamatan Medan Amplas
Kecamatan Medan Belawan
Kecamatan Medan Johor
Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Timur
Kecamatan Medan Selayang
Kecamatan Medan Helvetia
Kecamatan Medan Denai
Kecamatan Medan Barat
Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Labuhan
Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Maimun
Kecamatan Medan Baru
Kecamatan Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Petisah
Kecamatan Medan Polonia

TOTAL SAMPEL

4.4.

61 SKPD

Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode

pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan menggunakan
instrumen kuesioner dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada
responden. Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah adopsi kuesioner dari
penelitian Evicahyani (2013) dan Anjani (2014).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah yang telah diberi skor dan data tersebut

nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner dalam penelitian ini berisi
mengenai daftar pernyataan yang ditunjukkan kepada responden yang
berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini yaitu berupa data-data tentang
penerapan standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia,
akuntabilitas, sistem pengendalian intern dan kualitas laporan keuangan.
Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada SKPD yang ada di
lingkungan pemerintah kota Medan. Kuesioner akan dibagikan kepada pihakpihak yang terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan. Peneliti akan
membagikan kuesioner kepada seluruh bendahara dan kasubag keuangan di
SKPD kota Medan.
Data yang diperoleh adalah skala interval, dan biasanya skala ini
digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai oleh
seseorang.
4.5.

Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 maka

diterbitkanlah PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP). SAP digunakan sebagai suatu standar dan prinsip yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Sistem ini harus ditaati dan
digunakan oleh semua badan dan lembaga pemerintah. Oleh sebab itu, SAP
merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat mengikat.
Pergantian sistem pencatatan akuntansi yang berawal dengan basis kas
sampai dengan basis akrual sekarang memerlukan proses yang cukup panjang.
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi
dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada

saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas
diterima atau dibayarkan.
Pemerintah dituntut tidak hanya menyajikan laporan keuangan namun
diharapkan mampu menyajikan laporan keuangan yang mempunyai kualitas yang
baik. Komponen akuntabilitas dalam suatu laporan sangatlah penting.
Akuntabilitas pemerintah memegang peranan penting dalam menjamin kualitas
laporan keuangan. Akuntabilitas juga menentukan tingkat kepercayaan pihakpihak yang menilai laporan keuangan tersebut, seperti donor, investor, dan
kreditor.
Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bahwa uang
publik

tersebut

telah

dibelanjakan

secara

ekonomis,

efisien

dan

efektif.Akuntabilitas dapat dicapai dengan menerapkan konsep ekonomis, efisien
dan efektif. Ketiga unsur tersebut berkaitan dengan bagaimana pemerintah
memanfaatkan, menggunakan dan membelanjakan uang dari berbagai sumber
untuk mendukung operasional pemerintah.
Kompetensi SDM mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang
atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk
melaksanakan fungsi- fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien.
Laporan keuangan adalah suatu produk yang dihasilkan oleh bidang atau
dari disiplin ilmu akuntansi, oleh karenanya diperlukan SDM yang berkompeten
dalam menyusun dan menghasilkan laporan Keuangan yang berkualitas. Untuk
menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah yang berkualitas diperlukan atau

dibutuhkan SDM yang memahami dan berkompeten dalam melaksanakan
akuntansi

keuangan

Pemerintah

Daerah

serta

organisasional

tentang

pemerintahan. Kompetensi SDM adalah kemampuan SDM untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai.
PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Ada lima komponen pengendalian intern menurut PP No. 60 Tahun 2008
yaitu:
1.

Lingkungan pengendalian

2.

Penilaian risiko

3.

Aktivitas pengendalian

4.

Informasi dan komunikasi

5.

Pemantauan pengendalian intern
Dalam lingkungan pengendalian pemerintah wajib menciptakan dan

memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif melalui
penegakan integritas, kepemimpinan yang kondusif, struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan serta hubungan kerja yang baik. Informasi dan
komunikasi disini maksudnya adalah pimpinan instansi pemerintah wajib

mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk
dan waktu yang tepat. Kegiatan pengendalian berupa pemeriksaan secara rutin
akan laporan keuangan yang dihasilkan beserta proses penyusunannya.
Pemantauan pengendalian intern dimaksudkan kegiatan pengendalian sudah
memang dilaksanakan untuk menghindari fraud.
Sifat kualitatif laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 di
antaranya meliputi hal-hal sebagai berikut.
h) Dapat dipahami, artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh
pemakai.
i) Relevan, artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional
perusahaan dan memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan.
j) Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila
kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan
lain sebagai bahan pertimbangan lengkap.
k) Keandalan (reliable), artinya informasi laporan keuangan harus bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya

sebagai

penyajian

yang

tulus

dan

jujur

(faithful

representation).
l) Penyajian jujur, artinya informasi akuntansi harus menggambarkan
kejujuran transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

m) Kelengkapan, artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
n) Dapat dibandingkan, artinya informasi akuntansi harus dapat dibandingkan
dengan laporan periode sebelumnya serta dapat dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis.
Tabel 4.2
Definisi Operasional Variabel penelitian
Operasional
Variabel
Standar
Akuntansi
Berbasis Akrual

Konsep

Indikator

Skala

Standar akuntansi pemerintah
berbasis akrual adalah standar
penyusunan laporan keuangan
yang sesuai dengan PP No. 71
Tahun 2010. Kecuali laporan
realisasi anggaran yang masih
menerapkan standar berbasis kas.

1. Pengakuan
2. Pencatatan
3. Pengukuran

Interval

Kompetensi
Sumber
Daya
Manusia

Kemampuan seorang pegawai
berupa pengetahuan dan pelatihan
yang diikuti dalam meningkatkan
kualitas penyusunan laporan
keuangan

1. Pemahaman terhadap peraturan
dan standar
2. Interaksi dengan sistem
3. Kontrol terhadap SDM
4. Pendidikan dan training

Interval

Akuntabilitas

Kewajiban
melaporkan
dan
bertanggungjawab
atas
keberhasilan atau pun kegagalan
pelaksanaan
kegiatan
dalam
mencapai hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya.

1.

Kepentingan publik menjadi
tujuan
utama
pertanggungjawaban
penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan yang disusun
dipublikasikan
kepada
masyarakat umum
Penyusunan laporan keuangan
sesuai dengan prinsi-prinsip
yang telah ditetapkan

Interval

Integritas Data
Ketepatan posting dan input
data
Prosedur Otorisasi dokumen
transaksi
Tersimpannya dokumen sumber
data dengan baik

Interval

2.

3.

Sistem
Pengendalian
Intern

Pengendalian intern merupakan
suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi, serta
berperan
penting
dalam
pencegahan dan pendeteksian
penggelapan (fraud). Pengendalian

1.
2.
3.
4.

Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Kota
Medan

intern terdiri atas kebijakan dan 5. Pembagian Tanggung Jawab
prosedur yang digunakan dalam
apakah sudah sesuai prosedur
mencapai sasaran dan menjamin 6. Standar penyusunan sudah
atau
menyediakan
informasi
diterapkan sesuai peraturan
keuangan yang andal, serta
yang ditetapkan
menjamin ditaatinya hukum dan
peraturan yang berlaku. (PP No.
60 Tahun 2008)
Menurut PP No. 71 Tahun 2010 1. Manfaat dari laporan
dijelaskan bahwa kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan
keuangan pemerintah terdiri atas 2. Ketepatan
waktu
pelaporan
laporan keuangan
unsur berikut yakni: relevan, andal
dapat dibandingkan dan dapat 3. Kelengkapan informasi
yang disajikan dalam laporan
dipahami.
Kualitas
laporan
keuangan
keuangan pemerintah daerah yang
baik berarti sudah mampu 4. Penyajian secara jujur
merapkan standar dan aturan yang 5. Isi laporan keuangan dapat
diverifikasi
ada sehingga akan memperoleh
6. Keakuratan informasi
opini WTP dari BPK.
yang disajikan
7. Isi laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan periode
sebelumnya
8. Kejelasan penyajian informasi
dalam laporan keuangan.

4.6

Metode Analisis Data

4.6.1

Statistik Deskriptif

Interval

Statistik deskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran
mengenai jumlah sampel, nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi dari data penelitian kita. (Gunawan, 2013: 168)
Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji
dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data
yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain
ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus
data.

4.6.2

Uji Kualitas Data

a.

Uji Validitas
Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang

akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner
dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak
diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang
menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.(Gunawan,
2013: 56)
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.
Validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara
rasional telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila
kriteria di dalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah
ada.
Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas
konstruks) dan content validity (validitisasi). Validitas konstruks adalah kerangka
dari suatu konsep.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat para
ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori
tertentu. Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misalnya
konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus
menanyakan tentang ketiga aspek tersebut.

b.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat

dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan alat ukur. Reliabilitas
lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan
homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur data penelitian. (Gunawan, 2013: 81)
4.6.3

Uji Asumsi Klasik

a.

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel independen

maupun variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Pertama sekali,
data di dalam penelitian harus memenuhi asumsi kenormalan data. (Kuncoro,
2013 : 102).
Untuk melihat apakah data normal atau tidak dari grafik histogram dan
normal probability plot. Data yang normal akan membentuk atau mengikuti garis
diagonal pada normal probability plot. Data yang normal juga akan terlihat dari
grafik histogram yang seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data
yang tidak normal tidak akan mengikuti garis diagonal pada normal probability
plot dan memiliki grafik histogram yang tidak seimbang.
b.

Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya

hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya.
Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya.
(Ghozali, 2011 : 239)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian
dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas.
c.

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan uji untuk menentukan apakah variabel

pengganggu di dalam penelitian memiliki varian yang sama atau tidak. Penelitian
yang bagus adalah penelitian yang tidak memiliki heteroskedastisitas melainkan
harus homokedastisitas.(Ghozali, 2011 : 139)
Untuk menentukan apakah data penelitian mengalami heteroskedastisitas
atau tidak dapat dilihat dari Scatterplot hasil SPSS. Apabila titik-titik di
Scatterplot menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas, dan apabila titik-titik di Scatterplot membentuk pola
tertentu, tidak menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka
terjadi heteroskedastisitas.
4.6.4

Uji Regresi Linier Berganda
Uji Analisis Regresi Linier Berganda merupakan uji yang digunakan untuk

mengetahui hubungan beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji ini dapat dilakukan apabila telah memenuhi uji asumsi klasik.
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model ini
digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua
variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen,
yaitu: standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual, kompetensi sumber daya

manusia, dan akuntabilitas terhadap suatu variabel dependen yaitu kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dan variabel moderating yakni sistem
pengendalian intern. adapun rumus yang digunakan:
Model I Analisis Regresi Linear Berganda untuk menjawab hipotesis pertama :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Model II Uji Residual untuk menjawab hipotesis kedua :
Z = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
| e | = b0 + b3Y
Dimana :
Y = Kualitas Laporan Keuangan Pmerintah Daerah
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Standar Akuntansi Berbasis Akrual
b2 = Koefisien Regresi Kompetensi Sumber Daya Manusia
b3 = Koefisien Regresi Akuntabilitas
X1 = Standar Akuntansi Berbasis Akrual
X2 = Kompetensi Sumber Daya Manusia
X3 = Akuntabilitas
Z = Pemoderasi Sistem Pengendalian Intern
| e | = Absolut Residual
e = Error
4.6.5

Uji Hipotesis Penelitian

a.

Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji Signifikansi Simultan (Uji – F) digunakan untuk mengetahui apakah

secara bersama-sama atau simultan variabel independen di dalam penelitian
mempengaruhi variabel dependen. Untuk melihat pengaruhnya dari nilai
Signifikansi F. (Gunawan, 2013: 256).
Uji Signifikansi Simultan (Uji – F) digunakan untuk menguji hipotesis
pertama dalam peneilitian ini yakni melihat apakah standar akuntansi berbasis
akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh

secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota
Medan.
Apabila nilai Signifikansi F < 0,05 maka ada pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat, dan
sebaliknya apabila nilai signifikansi F > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dan F tabel .
Jika nilai F

hitung

≤ F

tabel

maka tidak ada pengaruh variabel independen

secara simultan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai F
tabel

hitung>

F

maka ada pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen.
b.

Uji Statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) digunakan untuk mengetahui

secara parsial apakah setiap variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel bebas. (Gunawan, 2013: 255)
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) digunakan untuk menguji
hipotesis pertama dalam peneilitian ini yakni melihat apakah standar akuntansi
berbasis akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya manusia memiliki
pengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
kota Medan.
Apabila nilai signifikansi variabel independen > 0,05 maka secara parsial
tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat, dan

sebaliknya apabila nilai signifikansi variabel independen < 0,05 maka secara
parsial ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel.
Apabila nilai thitung ≤ ttabel maka secara parsial tidak ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, dan apabila nilai
thitung> ttabel maka secara parsial ada pengaruh signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
c.

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) mempunyai tujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro, 2013 : 247).
4.6.6

Uji Residual
Variabel moderating adalah variabel yang akan memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Dalam
penelitian ini pengujian terhadap variabel moderating dilakukan dengan
menggunakan uji residual. Pengujian Variabel Moderating dengan uji interaksi
maupun uji selisih nilai absolut mempunyai kecenderungan akan terjadi

multikolinearitas. Untuk mengatasi multikolinearitas ini maka dikembangkan
metode lain yang disebut uji residual (Ghozali, 2011 : 239).
Suatu variabel terbukti menjadi variabel moderating apabila nilai koefisien
parameternya bernilai negatif dan nilai signifikansi dibawah 0,05. Nilai koefisien
parameter dilihat dari nilai B dan t dalam tabel hasil uji residual menggunakan
spss.
Uji residual digunakan untuk menguji hipotesis kedua dalam penelitian ini
yakni melihat apakah sistem pengendalian intern mampu memoderasi hubungan
standar akuntansi berbasis akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya
manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1

Hasil Penelitian
Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode

sensus. Hasil penelitian ini dijabarkan berupa hasil dari statistik deskriptif,
kualitas instrument, koefisien determinasi, pengujian asumsi klasik, dan pengujian
hipotesis serta pembahasan hasil penelitian.
5.1.1

Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah bendahara dan
kassubag keuangan di setiap SKPD Kota Medan. Jumlah Populasi dalam
penelitian ini adalah 122 responden. Penggunaan kuesioner sebagai instrumen
penelitian dilakukan melalui penyampaian langsung kepada setiap bendahara dan
kassubag keuangan di masing-masing SKPD Kota Medan.
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruhnya
populasi yakni 122 responden hal ini karena teknik pengambilan sampel yang
dilakukan adalah dengan metode sensus dimana seluruh populasi akan dijadikan
sampel dalam penelitian. Dari 122 kuesioner yang disebarkan secara langsung,
keseluruhan responden menyampaikan kembali hasil jawaban kuesioner. Rincian
data dalam penelitian ini berdasarkan jawaban kuesioner yang diterima langsung
dari masing-masing responden, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1
Pengumpulan Data
No
Keterangan
Jumlah Persentase (%)
1. Kuesioner yang diserahkan
122
100%
2. Kuesioner yang tidak kembali
0
0%
3. Kuesioner yang diterima
122
100%
4. Kuesioner yang dianalisis untuk uji hipotesis
122
100%
Sumber : Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
5.1.2

Deskriptif Data
Deskripsi data dimulai dengan gambaran obyek penelitian dan deskripsi

responden. Gambaran obyek penelitian dimasukkan untuk memperoleh gambaran
utuh tentang obyek penelitian. Adapun deskripsi responden dimaksudkan untuk
menjelaskan latar belakang responden dalam penelitian ini. Data penelitian ini
dikumpulkan dengan menyebarkan 122 kuesioner secara langsung pada bendahara
dan kassubag keuangan pada masing-masing SKPD Kota Medan. Waktu
penyebaran dilakukan pada bulan Desember 2016 pengumpulan kuesioner
berlangsung selama 14 hari yaitu bulan Januari 2017 dan diperoleh 122 kuesioner.
5.1.2.1 Deskripsi Responden
Berdasarkan metode penentuan sampel yang digunakan, maka dalam
penelitian ini akan diterangkan karakteristik responden sebanyak 122 responden
yakni bendahara dan kassubag keuangan dari masing-masing SKPD Kota Medan.
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data
kuesioner yang diterima oleh peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari
jawaban kuesioner yang diterima oleh peneliti, diperoleh data karakteristik
responden berdasarkan instansi, nama responden, jenis kelamin, usia, pendidikan,
lama bekerja dan konsentrasi pendidikan.

Hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data berdasarkan instansi
menunjukkan bahwa badan sebanyak 12, dinas sebanyak 18, secretariat kota
Medan sebanyak 1, secretariat korpri sebanyak 1, kantor sebanyak 5, RSUD
sebanyak 1, inspektorat sebanyak 1, satuan polisi pamong praja sebanyak 1, dan
kecamatan sebanyak 21. Karakteristik sampel berdasarkan instansi dapat dilihat
pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik responden berdasarkan instansi
Sektor Perusahaan

Frekuensi

Badan

12

Dinas

18

Sekretariat Daerah Kota Medan

1

Sekretariat Korpri

1

Kantor

5

RSUD

1

Inspektorat

1

Satuan Polisi Pamong Praja

1

Kecamatan

21
Total

61

Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan
bahwa responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 57 orang dan wanita
sebanyak 65 orang. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 5.3. di bawah ini.

Tabel 5.3
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Keterangan

Frekuensi

Pria

57

Wanita

65

Total

122

Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan usia responden menunjukkan bahwa
responden yang berusia dibawah 30 tahun sebanyak 2 orang, usia 31-40 tahun
sebanyak 33 orang, usia 41-50 tahun sebanyak 58 orang dan usia diatas 51 tahun
sebanyak 29 orang. Karakteristik respoden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 5.4.
Tabel 5.4
karakteristik responden berdasarkan usia
Keterangan

Frekuensi

< 30 tahun

2

31-40

33

41 – 50

58

>51 tahun

29

Total

122

Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan responden menunjukkan
bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang,
Akademi (DI/DII/D3) sebanyak 3 orang, S1 sebanyak 96 orang, dan S2 sebanyak

5 orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat
dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5
karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Keterangan

Frekuensi

SMA

18

Akademi

3

S1

96

S2

5

Total

122

Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan lama bekerja responden menunjukkan
bahwa lamanya bekerja responden < 10 tahun sebanyak 18 orang, 10-30 tahun
sebanyak 93 orang dan diatas 30 tahun sebanyak 11 orang. Karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Keterangan

Frekuensi

< 10 tahun

18 orang

10-30 tahun

93 orang

Diatas 30 tahun

11 orang

Total

122

Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan latar belakang pendidikan responden
menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dari bidang akuntansi sebanyak 33

orang, sementara dari latar belakang pendidikan non akuntansi sebanyak 89 orang.
Karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada
tabel 5.7.
Tabel 5.7
karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan
Keterangan

Frekuensi

Akuntansi

33 orang

Non Akuntansi

89 orang

Total

122

5.1.2.2. Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik memberikan gambaran tentang data seperti rata-rata,
standar deviasi, dan varians data tersebut (Ghozali,2006:19). Deskripsi statistik
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N
KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN
AKRUAL
SUMBER DAYA MANUSIA
AKUNTABILITAS
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN
Valid N (listwise)

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

122

19

25

20,94

1,130

122
122
122

17
16
17

24
24
33

20,86
20,82
27,93

1,387
1,671
3,028

122

20

24

20,89

1,205

122

Dari tabel 5.8 deskripsi statistik variabel penelitian menunjukkan bahwa
jumlah responden (N) adalah 122 orang. Masing- masing variabel memiliki nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi yang
bervariasi.

1.

Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1) memiliki nilai minimum sebesar
17,00 dan nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata standar akuntansi
berbasis akrual adalah 20,86 menunjukkan bahwa standar akuntansi berbasis
akrual yang telah dilakukan Account Representative terhadap responden
sudah baik. Nilai standar deviasi standar akuntansi berbasis akrual adalah
1,387 yang berarti bahwa penyimpangan atas standar akuntansi berbasis
akrual sangat kecil.

2.

Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) memiliki nilai minimum sebesar
16,00 dan nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata kompetensi sumber
daya manusia adalah 20,82 menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya
manusia yang telah dilakukan Account Representative terhadap responden
sudah baik. Nilai standar deviasi kompetensi sumber daya manusia adalah
1,671 yang berarti penyimpangan atas kompetensi sumber daya manusia
sangat kecil.

3.

Akuntabilitas (X3) memiliki nilai minimum sebesar 17,00 dan nilai
maksimum sebesar 33,00. Nilai rata-rata akuntabilitas adalah 27,93
menunjukkan bahwa akuntabilitas yang telah diberitahukan Account
Representative terhadap responden sudah baik. Nilai standar deviasi
akuntabilitas adalah 3,028 yang berarti penyimpangan atas akuntabilitas
sangat kecil.

4.

Sistem Pengendalian Intern (Z) memiliki nilai minimum sebesar 20,00 dan
nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata sistem pengendalian intern
adalah 20,89 menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern yang telah

diberitahukan Account Representative responden sudah baik. Nilai standar
deviasi sistem pengendalian intern adalah 1,205 yang berarti penyimpangan
atas sistem pengendalian intern sangat kecil.
5.

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) memiliki nilai
minimum sebesar 19,00 dan nilai maksimum sebesar 25. Nilai rata-rata
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Account Representative adalah
20,94 menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Account Representative menurut responden sudah baik. Nilai standar deviasi
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Account Representative adalah
1,130 yang berarti penyimpangan atas kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah Account Representative sangat kecil.

5.2

Pengujian Kualitas Data
Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner diperoleh

jawaban dari 122 responden. Uji kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan
uji reliabitas pada tingkat signifikansi 5%.
5.2.1

Uji Validitas Data
Berdasarkan hasil uji validitas data, nilai corrected item-total

correlation>
119, maka

sehingga dinyatakan valid. Nilai

dilihat dari df : 122-3=

= 0,186. Hasil uji validitas data dapat dilihat pada tabel 5.9, tabel

5.10, tabel 5.11, tabel 5.12, tabel 5.13.

Tabel 5.9
Uji Validitas Variabel Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1)
Corrected item- Total
correlation
0,746
0,629
0,741
0,488
0,549

Item
Pernyataan
AKR1
AKR2
AKR3
AKR4
AKR5

Hasil uji
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 5.10
Uji Validitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2)
Corrected item- Total
correlation
0,695
0,548
0,571
0,802
0,685

Item
Pernyataan
SDM1
SDM2
SDM3
SDM4
SDM5

Hasil uji
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 5.11
Uji Validitas Variabel Akuntabilitas (X3)
Item
Pernyataan
AKUN1
AKUN2
AKUN3
AKUN4
AKUN5
AKUN6
AKUN7

Corrected itemTotal correlation
0,5
0,789
0,907
0,894
0,567
0,851
0,849

Hasil uji
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 5.12
Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Intern (Z)
Item
Pernyataan
SPIP1
SPIP2

Corrected itemTotal correlation
0,650
0,442

Hasil uji
0,186
0,186

Valid
Valid

SPIP3
SPIP4
SPIP5

0,542
0,767
0,530

0,186
0,186
0,186

Valid
Valid
Valid

Tabel 5.13
Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Medan (Y)
Item
Pernyataan
KL1
KL2
KL3
KL4
KL5
5.2.2

Corrected itemTotal correlation
0,545
0,628
0,616
0,466
0,539

Hasil uji
0,186
0,186
0,186
0,186
0,186

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Uji Reliabilitas Data
Berdasarkan uji reliabilitas data, seluruh pertanyaan-pertanyaan variabel

penelitian ini berada diatas 0,7 sehingga dapat dinyatakan reliabel. Hasil uji
reliabilitias data dapat dilihat pada tabel 5.14, tabel 5.15, tabel 5.16, tabel 5.17,
dan tabel 5.18.
Tabel 5.14
Uji Reliabilitas Variabel Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1)
Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0.731

5

Reliabel

Tabel 5.15
Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2)
Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0.785

5

Reliabel

Tabel 5.16
Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas (X3)
Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0.884

7

Reliabel

Tabel 5.17
Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Intern (Z)
Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0. 728

5

Reliabel

Tabel 5.18
Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Medan (Y)

Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0. 866

5.3

5

Reliabel

Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.
5.3.1

Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov (K-S). Hasil analisis grafik terlihat pada Gambar 5.1 dan 5.2 serta hasil
uji K-S terlihat pada Tabel 5.19 sebagai berikut :

Gambar 5.1
Histogram

Gambar 5.2
Normal P-Plot

Berdasarkan Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa
grafik histogram berbentuk lonceng sempurna dan grafik normal P-P Plot tersebar
sepanjang garis diagonal. kedua grafik ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal.
Tabel 5.19
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters

91
a,b

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

,0000000
2,83549445

Absolute

,047

Positive

,047

Negative

-,036

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

,047
,298c,d

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 5.19 nilai signifikansinya pada 0,298 dimana nilainya
lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,298 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan
data residual terdistribusi normal.
5.3.2

Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dengan grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.3
sebagai berikut :

Gambar 5.3
Grafik Scatterplot

Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada
model regresi.

5.3.3

Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor

(VIF). Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai Tolerance ≥
0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.20
sebagai berikut :

Tabel 5.20
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance
AKRUAL

VIF

,922

1,085

,925

1,082

,952

1,050

SDM
AKUNTABILITAS

a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN

Berdasarkan

Tabel

5.20

menunjukkan

bahwa

seluruh

variabel

independen memiliki Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga data
penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.
5.4

Hasil Uji Hipotesis
Sugiyono (2013) menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai

pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi (Adjusted R2),
uji simultan (uji F), uji parsial (uji t) dan uji moderating (uji residual).

5.4.1

Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien

determinasi

(Adjusted

R2)

mengukur

seberapa

jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted
R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada Tabel 5.21 sebagai
berikut :
Tabel 5.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb

Model
1

R

R Square
a

,702

,493

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
,575

2,88397

a. Predictors: (Constant), AKUNTABILITAS, AKRUAL, SDM
b. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Tabel 5.21 nilai koefisien korelasi (R) mempunyai nilai
sebesar 0.702 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara
variabel independen dengan variabel dependen sebesar 70.2%. Artinya koefisien
pengaruh standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan
akuntabilitas mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah, karena diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 70.2%.
Untuk koefisien determinasi (Adjusted R2) mempunyai nilai sebesar
0.575. Artinya sebesar 57.5% kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat
dijelaskan oleh variable standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber
daya manusia dan akuntabilitas. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 42.5%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.4.2

Hasil Uji Simultan (Uji F)
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terdahap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.22 sebagai
berikut :
Tabel 5.22
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

804,573

3

268,191

Residual

958,746

118

8,125

1763,320

121

Total

F
33,008

Sig.
,000b

a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
b. Predictors: (Constant), AKUNTABILITAS, SDM, AKRUAL

Berdasarkan Tabel 5.22 dapat dilihat nilai signifikan 0,000 < α = 0,05.
Hasil uji statistik F bahwa menunjukkan semua variabel independen (standar
akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah).
5.4.3

Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel
dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 5.23 sebagai berikut :

Tabel 5.23
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model
1

(Constant)

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
9,104
2,831
,710
,096
,356
,134

Standardized
Coefficients
Beta

AKRUAL
SDM
AKUNTABI
,160
,213
LITAS
a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

,572
,189

t
3,216
7,363
2,658

Sig.
,002
,000
,004

,059

2,752

,001

Nilai t tabel dapat dilihat melalui rumus df = n-k. Dimana n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Maka nilai df pada
penelitian ini adalah 119. Nilai t tabel dengan df 119 adalah 1,98010.
Berdasarkan Tabel 5.23 dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel
standar akuntansi berbasis akrual sebesar 0,000 dan t hitung adalah 7,363,
kompetensi sumber daya manusia sebesar 0,004 dan t hitung adalah 2,658 serta
akuntabilitas sebesar 0,001 dan nilai t hitung adalah 2,752. Nilai signifikansi
masing-masing variabel independen lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih
besar dari t tabel sehingga secara parsial standar akuntansi berbasis akrual,
kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dari nilai-nilai koefisien
tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,831 + 0,09

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 1 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

1 1 55

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 20

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 3 3

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 16