T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potensi Pemanfaatan Media Sosial Instagram sebagai Media Pembelajaran untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA): Study Kasus di SMA Negeri 1 Bergas T1 Full text

POTENSI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
(Study Kasus di SMA Negeri 1 Bergas)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:
AGNISA RIA LINDANI
NIM: 702012102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016

2


3

4

5

6

1. Pendahuluan
Penemuan di bidang Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) dewasa
ini berkembang sangat pesat dan jauh melampaui penemuan teknologi-teknologi
lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih
akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa
dekade mendatang. Kemampuannya dalam mengolah dan menyebarluaskan
infomasi tanpa kendala ruang dan waktu, menjadikannya pengaruh besar dalam
berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Pembangunan
pendidikan berbasis TIK setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama,
sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif
dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan

kesempatan luas kepada peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang
ada, yang dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas [1].
Salah satu bidang TIK yang berkembang pesat saat ini yaitu Internet.
Seperti yang kita ketahui, saat ini, warnet (warung internet) mulai tergeser dengan
adanya wifi id corner, yaitu tempat yang memungkinkan pengguna untuk
menikmati internet dengan harga yang relatif lebih murah dibanding warnet.
Tentunya dengan adanya wifi id corner ini akan lebih memudahkan kita dalam
menikmati internet sebagai alat untuk mencari informasi, berbisnis, bersosialisasi
lewat dunia maya, bertukar data serta informasi dan masih banyak lagi yang
tentunya juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna itu sendiri.
Teknologi internet di kalangan pelajar juga dapat memberikan dampak positif dan
negatif bagi penggunanya. Salah satu dampak positif yang telah pengguna ketahui
dari teknologi internet untuk pelajar adalah kesempatan untuk mengeksplor
banyak informasi yang menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Disisi lain,
terdapat dampak negatifnya yakni dengan adanya internet, pelajar dapat
menikmati jejaring sosial apa saja yang mereka inginkan dengan waktu yang tak
terbatas. Memang sekilas tidak tampak dampak negatifnya, tetapi coba kita
analisis kembali. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dalam Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Bergas, mengenai pembelajaran yang
mereka lakukan di rumah, tidak sedikit siswa yang menjawab bahwa mereka

hampir tidak pernah belajar di rumah, dan justru lebih sering menggunakan waktu
mereka di luar jam sekolah untuk mengakses media sosial dengan kepentingan di
luar pendidikan menggunakan smartphone yang telah dimiliki oleh kebanyakan
siswa.
Salah satu media sosial yang banyak diminati siswa adalah Instagram.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Markplus Insight bertajuk menunjukkan
bahwa dari 2.150 Netizen yang disurvei, aplikasi Instagram menjadi aplikasi baru
yang cukup popular di kalangan anak muda. Sebanyak 5,9% responden usia 1522 tahun mengakses Instagram yang menjadi tempat bertukar gambar dan juga
bisa mengunggah video [2]. Media sosial Instagram juga dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih tertarik
7

belajar menggunakan gambar/video. Gambar/foto merupakan sebuah sarana yang
sangat baik untuk situasi dunia luar ke dalam ruang kelas dan memanfaatkan
minat untuk melihat gambar-gambar yang menjadikan siswa lebih fokus atau
tertarik dalam belajar [3].
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
potensi pemanfaatan media sosial Instagram dapat digunakan sebagai media
pembelajaran untuk siswa SMA Negeri 1 Bergas, khususnya media sosial
Instagram sebagai media untuk menyajikan materi dan sharing antara guru

dengan siswa. Penelitian ini bertujuan agar siswa tidak hanya memanfaatkan
media sosial hanya untuk kepentingan-kepentingan pribadi, tetapi juga dapat
memanfaatkannya lebih maksimal di dalam bidang pendidikan dengan
menjadikannya sebagai media pembelajaran.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang membahas mengenai media gambar untuk
pembelajaran dilakukan oleh Alkhalim, mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi
Koperasi dari Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya dengan jurnal yang
berjudul “Penerapan Media Gambar atau Foto dengan Metode Diskusi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok
Bahasan Uang di SMA Negeri 4 Sidoarjo” [3]. Dalam jurnal tersebut dijelaskan
bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam KBM Ekonomi
guru di SMA Negeri 4 Sidoarjo lebih banyak berceramah sehingga siswa
mengalami kejenuhan dan kurang aktif. Hal ini menyebabkan aktifitas belajar
siswa rendah dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah pula. Upaya untuk
menanggulangi masalah tersebut adalah dengan penerapan media gambar atau
foto dengan metode diskusi yang diharapkan dapat meningkatan hasil belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mampu menerapkan pembelajaran
melalui penerapan media gambar atau foto dengan metode diskusi dengan baik.
Penelitian lain dilakukan oleh Isma Afriyanti, Fadillah, dan Sukmawati,

mahasiswa PGSD FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak dengan jurnal yang
berjudul “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar
Negeri” [4]. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan fakta yang objektif
mengenai penggunaan media gambar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam mengenal anggota tubuh dan kegunaannya pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 39 Sungai Raya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan penelitian tindakan kelas, sedangkan teknik dan alat pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik observasi dengan alat pengumpulan data
berupa lembar observasi bagi guru dan siswa serta tes akhir sebagai evaluasi bagi
siswa. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan mean menunjukkan
hasil aktivitas dan hasil belajar setelah menggunakan media meningkat.
8

Perbedaan antara kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu
terletak pada media sosial Instagram dan metode pembelajaran. Kedua penelitian
yang telah dijelaskan tersebut tidak menggunakan media sosial Instagram,
melainkan hanya menggunakan media gambar. Selain itu, penelitian ini tidak
menggunakan metode penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) seperti pada

penelitian terdahulu, karena pada penelitian ini hanya ingin mengetahui seberapa
besar potensi pemanfaatan media sosial Instagram sebagai media pembelajaran,
sehingga tidak memerlukan metode pembelajaran yang digunakan dikelas, seperti
pada penelitian terdahulu. Acuan yang digunakan dari kedua penelitian terdahulu
yang telah dijelaskan adalah menggunakan media gambar/foto sebagai media
pembelajaran.
Kedua penelitian terdahulu yang telah dijelaskan membahas mengenai
media gambar untuk pembelajaran dan tidak membahas mengenai media sosial,
sedangkan penelitian terdahulu yang ketiga ini membahas mengenai media sosial,
namun perbedaannya adalah penelitian terdahulu yang ketiga ini membahas
mengenai media sosial facebook bukan media sosial instagram. Penelitian yang
dilakukan oleh Sri Rahayuningsih ini berjudul “Potential Use of Facebook as
Learning Media for High School Students” [5]. Hasil dari penelitian ini yaitu
jejaring sosial facebook bukan lagi merupakan hal baru bagi siswa. Rata-rata
siswa memiliki facebook lebih dari satu tahun. Facebook merupakan suatu
kebutuhan bagi mereka agar dapat memperoleh informasi dan berkomunikasi
dengan sesama. Hasil deskriptif didapatkan bahwa seluruh responden atau 100%
responden yang merupakan siswa kelas IPA 3-2 SMA Negeri 1 Salatiga
mempunyai facebook. Kegiatan mengakses facebook ini rata-rata mereka online
setiap harinya 1 – 2 kali, setiap online rata-rata 30 – 60 menit. Dari hasil tersebut,

dikumulatif satu hari total rata-rata mereka online sekitar 2 jam. Tujuan siswa
dalam mengakses facebook paling banyak digunakan sebagai hiburan, bermain
game atau quiz serta berkomunikasi dengan teman. Media yang paling banyak
digunakan adalah komputer dan handphone, sedangkan mengenai potensi
facebook yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 70% responden
menjawab setuju dan sangat setuju jika facebook dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran TIK, mereka juga sangat setuju jika facebook dijadikan media
pembelajaran, karena dengan menggunakan facebook pembelajaran menjadi
efektif, materi pembelajaran lebih mudah diterima dan dipahami oleh siswa, dan
siswa dapat belajar secara mandiri di rumah dan kapan saja, fleksibilitas waktu
dan tempat. Hal-hal yang sering dilakukan oleh guru mata pelajaran TIK dengan
facebook adalah untuk diskusi, sharing, komunikasi, chatting, berbagi informasi
dan pengetahuan dengan teman maupun siswanya. Potensi facebook sebagai
media pembelajaran cukup besar. Jejaring sosial ini dapat digunakan untuk
menampilkan tugas-tugas, sharing materi pembelajaran baik berbentuk teks
maupun berbentuk video, dan dapat digunakan untuk berkonsultasi dengan guru
jika mengalami kesulitan dengan mudah. Perbedaan penelitian terdahulu tersebut
9


dengan penelitian ini adalah terletak pada media sosial yang akan diteliti. Acuan
yang digunakan dari penelitian terdahulu adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif dan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
Media Sosial
Di jaman teknologi ini, penggunaan media sosial mulai dimanfaatkan
dalam segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pada dasarnya
media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi
perkembangan web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk
dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah
jaringan secara online, sehingga dapat menyebar luaskan konten mereka sendiri.
Media jejaring sosial adalah situs yang menjadi tempat orang-orang
berkomunikasi dengan teman-teman mereka, yang mereka kenal di dunia nyata
dan dunia maya [6].
Adapun ciri-ciri media sosial yaitu pesan yang disampaikan tidak hanya
untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang contohnya pesan
melalui SMS ataupun internet, pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus
melalui suatu Gatekeeper, pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat
dibanding media lainnya, serta penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Instagram
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi

ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada
masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja
telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan
cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram.
Fitur-fitur dalam media sosial Instagram ini adalah indikator yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Bambang dalam bukunya
Instagram Handbook menyatakan indikator dari media sosial Instagram yaitu
Hastag, Geotag, follow, share, like, komentar dan mention [6].
Para guru dapat menggunakan media sosial instagram untuk
mengumumkan pekerjaan rumah secara kreatif, berbagi pengalaman dengan
murid di kelas dengan bantuan gambar dan hal lain yang berhubungan dengan
pendidikan [7]. Terkadang teknologi dapat menjadi sarana kreatif bagi guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa, namun bukan berarti guru harus
meninggalkan buku pelajaran, karena teknologi akan lebih baik digunakan
sebagai pendukung kegiatan pengajaran, dan bukan sebagai kendaraan utama [8].
10


Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang cukup berperan
penting dalam menyampaikan materi pelajaran, karena media inilah yang akan
menentukan menyenangkan atau tidaknya proses belajar mengajar, yang dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yang dapat
meningkatkan keinginan dan minat murid, membangkitkan motivasi murid, serta
memberikan rangsangan dan juga pengaruh psikologis kepada para siswa yang
menggunakannya [9]. Pendapat lain mengatakan, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik [10]. Ada pendapat lain yang menyebutkan
bahwa media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran [11].
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru
dalam bentuk stimulus untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa
sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengajaran akan tercapai.
3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Alasan menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan seberapa besar potensi pemanfaatan media sosial instagram
sebagai media pembelajaran untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penelitian ini menggunakan sampel 3 kelas dari keseluruhan populasi 30
kelas. Menurut pendapat Gay dan Diehl, sampel minimum untuk penelitian yang
bersifat deskriptif yaitu 10% dari populasi [12]. Sedangkan populasi di SMA
Negeri 1 Bergas yaitu terdapat 30 kelas, sehingga 10% dari keseluruhan populasi
yaitu 3 kelas. Total sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 99 siswa, yang
diambil pada kelas X IPS 6 sebanyak 32 siswa, kelas XI IPS 5 sebanyak 36 siswa,
dan kelas XII IPA 2 sebanyak 31 siswa.

11

Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1.Kisi-kisi Uji Kuesioner Penggunaan Jejaring Sosial Instagram
Variabel
Indikator
Sub Indikator
No
Jumlah
Kepemilikan instagram
5,6
2
Tempat mengakses
7
1
instagram
Frekuensi mengakses
8,9,10
3
Penggunaan
instagram
instagram
Tujuan mengakses
11,12,13,14
4
instagram
Mengakses
Media untuk mengakses
15
1
instagram
instagram
Anggaran yang digunakan
16
1
untuk mengakses instagram
Instagram
Instagram untuk
17,18,19,20,
8
dalam
pembelajaran
23,24,25,26
pembelajaran Pengaruh waktu dan
21,22
2
kebiasaan
Jumlah
22
Data-data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis untuk mendapatkan
jawaban dari pertanyaan penelitian. Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner
diolah menjadi bentuk prosentase dengan menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
F
P =

x

100%

N
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
Untuk menentukan kriteria dari prosentase tersebut, perlu adanya
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan prosentase tertinggi = 100%
b. Menentukan prosentase terendah = 0%
c. Menghitung rentang prosentase = 100% - 0% = 100%
d. Menentukan kelas interval = 5

12

e. Menghitung interval = 100% : 5 = 20
Berdasarkan perhitungan di atas, dihasilkan kriteria pada Tabel 2.

Tabel 2.Kriteria Penilaian
No
1.
2.
3.
4.
5.

Interval
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%

Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup tinggi
Rendah
Sangat rendah

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini merupakan hasil dari data kuesioner yang telah diperoleh dari
penelitian yang berjudul “Potensi Pemanfaatan Media Sosial Instagram sebagai
Media Pembelajaran untuk Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Bergas”. Adapun kisi-kisi untuk capaian pada penelitian ini adalah: 1) potensi
dari segi karakteristik responden, 2) potensi dari segi aktivitas responden dalam
mengakses instagram, dan 3) potensi instagram sebagai media pembelajaran
menurut responden.
Hasil kuesioner yang pertama adalah berdasarkan potensi dari segi
karakteristik responden. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai
gambaran umum 99 responden berdasarkan usia dan jenis kelamin yang
mendukung dan melengkapi hasil analisis dan penelitian.
Tabel 3. Jumlah responden
Usia
Jumlah
Jumlah
14
15
16
17
18
tahun
tahun
tahun
tahun
tahun
Responden
1
15
24
19
59 orang
Putri
orang orang
orang
orang
Responden
14
17
7 orang
2
40 orang
Putra
orang
orang
orang
Total
1
29
41
26
2
99 orang
orang orang
orang
orang orang
Berdasarkan hasil kuesioner 99 responden yang terdiri dari 59 responden
putri dan 40 responden putra, diperoleh hasil bahwa terdapat 82 responden atau
sebesar 82,8% yang memiliki akun instagram, dan hanya 17 responden atau
sebesar 17,2% yang tidak memiliki akun instagram. Dari data tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden telah mengenal bahkan telah
13

menggunakan media sosial instagram. Dengan demikian, jika media sosial
instagram digunakan sebagai media pembelajaran, maka guru tidak perlu lagi
menjelaskan mengenai cara penggunaan media sosial tersebut. Bagi siswa yang
belum menggunakan media sosial instagram, guru dapat meminta siswa yang
telah menggunakannya untuk menjelaskan cara penggunaan media sosial
instagram, sehingga dapat memungkinkan terjadinya pembelajaran secara
mandiri antar siswa. Kepemilikan jumlah akun instagram dari 99 responden akan
dipaparkan dalam tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Akun Instagram yang Dimiliki oleh Responden
Jumlah akun yang dimiliki
Keterangan
0
1
2
>2
Jumlah Responden
17
64
10
8
Dari tabel 4, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki 1 (satu) akun
instagram dan minoritas responden memiliki akun instagram lebih dari 2 (dua).
Sedangkan tempat yang paling sering digunakan responden untuk mengakses
instagram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Tempat Mengakses Instagram
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1
a. Rumah atau Kos
82
73
89%
b. Sekolah
5
6,1%
c. Warnet
0
0%
d. Public Hot Spot
4
4,9%
Jumlah
82
82
100%
Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa tempat yang paling sering digunakan
responden untuk mengakses instagram adalah di rumah atau kos, dengan rincian
sebagai berikut : responden yang mengakses instagram di rumah atau kos sebesar
89%, responden yang mengakses instagram di sekolah sebesar 6,1%, responden
yang mengakses instagram di warnet 0%, dan responden yang mengakses
instagram di Public Hot Spot sebanyak 4,9%. Disini dapat ditarik kesimpulan
bahwa instagram dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di rumah.
Untuk jangka waktu kepemilikan akun instagram dapat dilihat pada tabel berikut:

No
1

Tabel 6. Jangka Waktu Menggunakan Instagram
Alternatif Jawaban
N
F
a. 1 minggu
82
2
b. 1 bulan
16
c. 1 tahun
23
d. > 1 tahun
41
Jumlah
82
82

14

%
2,4%
19,5%
28,1%
50%
100 %

Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa jangka waktu responden memiliki akun
instagram rata-rata lebih dari 1 (satu) tahun adalah sebanyak 41 orang atau
sebesar 50% dari keseluruhan responden yang memiliki akun instagram,
sedangkan responden yang memiliki akun instagram selama 1 minggu sebesar
2,4%, responden yang memiliki akun instagram selama 1 bulan sebesar 19,5%,
dan responden yang memiliki akun instagram selama 1 tahun sebesar 28,1%.
Dengan melihat jawaban responden mengenai jangka waktu menggunakan
instagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa instagram bukan lagi hal baru bagi
responden, dengan demikian, tentunya bukanlah hal yang sulit untuk menjelaskan
kepada responden mengenai fitur-fitur instagram yang mungkin dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Untuk banyaknya frekuensi
mengakses instagram dalam sehari dapat dilihat pada tabel 7.

No
1

Tabel 7. Frekuensi Kegiatan Mengakses Instagram
Alternatif Jawaban
N
F
a. 1 – 2 kali
82
37
b. 3 – 4 kali
21
c. 5 – 6 kali
10
d. > 6 kali
14
Jumlah
82
30

%
45,1%
25,6%
12,2%
17,1%
100 %

Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa frekuensi responden dalam mengakses
instagram dalam sehari mayoritas menjawab sebanyak 1-2 kali adalah terdapat 37
orang atau sebesar 45,1%, selanjutnya yang menjawab 3-4 kali sebesar 25,6%, 56 kali sebesar 12,2%, dan lebih dari 6 kali sebesar 17,1%. Melihat hasil dari tabel
5 dan 7, dapat disimpulkan bahwa jika instagram dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, maka potensi responden belajar di rumah dalam sehari adalah 1-2
kali. Adapun frekuensi mengakses instagram dalam setiap online dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 8. Frekuensi Kegiatan Mengakses Instagram Setiap Online
No
Alternatif Jawaban
N
F
1
a. < 15 menit
82
38
b. 15 – 30 menit
24
c. 30 – 60 menit
11
d. 1-3 jam
4
e. selalu conect
5
Jumlah
82
82

%
46,4%
29,3%
13,4%
4,8%
6,1%
100%

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa frekuensi responden mengakses
instagram dalam setiap online mayoritas responden menjawab < 15 menit yakni

15

sebanyak 38 orang atau sebesar 46,4%, lalu yang menjawab 15 sampai 30 menit
sebesar 29,3%, 30 sampai 60 menit sebesar 13,4%, 1-3 jam sebesar 4,8%, dan
yang menjawab selalu connect sebesar 6,1%. Jika hasil dari tabel 8 digabung
dengan hasil tabel 5 dan 7, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa potensi
responden memanfaatkan instagram untuk belajar di rumah dalam sehari adalah
1-2 kali walaupun hanya kurang dari 15 menit saja.
Hasil kuesioner yang kedua adalah berdasarkan potensi dari segi aktivitas
responden dalam mengakses instagram. Dalam pembahasan ini yang pertama
adalah tujuan responden dalam mengakses instagram, akan dipaparkan dalam
tabel berikut :

No
1

Tabel 9. Tujuan Mengakses Instagram
Alternatif Jawaban
N F
a. Mencari Teman
82 5
b. Mencari Pacar
0
c. Hiburan
62
d. Berbisnis
2
e. Lainnya (Mencari Informasi dan
1
Menambah Wawasan)
f. Mencari Teman dan Hiburan
8
g. Mencari Teman dan Lainnya
1
(Mencari Informasi dan
Menambah Wawasan)
h. Hiburan dan Lainnya (Mencari
1
Informasi dan Menambah
Wawasan)
i. Mencari Teman, Pacar, dan
1
Hiburan
j. Mencari Teman, Pacar, Hiburan
1
dan Berbisnis
Jumlah
82 82

%
6,2%
0%
75,7%
2,4%
1,2%
9,7%
1,2%

1,2%

1,2%
1,2%
100%

Berdasarkan tabel 9, didapatkan data bahwa tujuan responden dalam mengakses
instagram berbeda-beda. Dari alternatif jawaban yang disediakan, tujuan yang
paling banyak adalah untuk hiburan yakni sebanyak 62 orang atau sebesar 75,7%,
tujuan terbanyak kedua adalah untuk mencari teman dan hiburan yakni sebanyak
8 orang atau sebesar 9,7%, tujuan terbanyak ketiga adalah untuk mencari teman
sebanyak 5 orang atau sebesar 6,2%, dan tujuan yang tidak dipilih oleh responden
adalah mencari pacar. Pemanfaatan media sosial instagram dapat dioptimalkan
dalam bidang pendidikan yakni dengan mendesain khusus agar dapat digunakan
sebagai media pembelajaran.

16

Sedangkan fitur yang sering digunakan responden dalam mengakses
instagram, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Fitur yang Sering Digunakan dalam Mengakses Instagram
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1 a. Upload Foto / Video
82
24
29,4%
b. Comment atau like
23
28,2%
c. Share
9
10,9%
d. Caption
2
2,4%
e. Inbox
1
1,2%
f. Lainnya (melihat kiriman terkini)
3
3,7%
g. Upload Foto / Video dan Comment
atau Like
11
13,4%
h. Upload Foto / Video dan Inbox
i. Upload Foto / Video dan Lainnya
1
1,2%
(melihat kiriman terkini)
1
1,2%
j. Upload Foto / Video, Comment
atau like, dan Share
2
2,4%
k. Upload Foto / Video, Comment
atau like, dan Caption
1
1,2%
l. Upload Foto / Video, Comment
atau like, dan Inbox
2
2,4%
m. Upload Foto / Video, Comment
atau like, Share, dan Inbox
1
1,2%
n. Upload Foto / Video, Comment
atau like, Share, Caption dan Inbox
1
1,2%
Jumlah
82
82
100%
Berdasarkan tabel 10, didapatkan data bahwa fitur instagram yang sering
digunakan responden dalam mengakses instagram berbeda-beda. Dari alternatif
jawaban yang disediakan, fitur instagram yang paling sering digunakan
responden yang pertama adalah upload foto / video yaitu sebanyak 24 orang atau
sebesar 29,4%, fitur instagram yang paling sering digunakan responden yang
kedua adalah comment atau like yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 28,2%, dan
fitur instagram yang paling sering digunakan responden yang ketiga adalah
comment atau like yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 13,4%. Fitur yang paling
banyak digunakan oleh responden adalah upload foto / video, jika instagram di
desain untuk media pembelajaran, maka fitur ini dapat dimanfaatkan guru untuk
memberi tugas yang disertai dengan gambar/video, lalu fitur lain yang sering
digunakan responden adalah comment atau like, fitur ini dapat dimanfaatkan guru
untuk berdiskusi melalui instagram serta dapat dimanfaatkan guru untuk menilai
siswa yang aktif dan yang kurang aktif dalam berdiskusi.

17

Foto yang sering diupload oleh responden di instagram dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 11. Foto yang Sering Diupload
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1
a. Foto Selfie
82
45
54,8%
b. Foto Pemandangan
12
14,7%
c. Meme
4
4,8%
d. Barang dagangan / jasa
1
1,2%
e. Lainnya (Foto bersama teman7
8,6%
teman, Foto resmi, Foto olahraga)
f. Foto Selfie dan Foto
Pemandangan
7
8,6%
g. Foto Pemandangan dan Meme
h. Foto Pemandangan dan Lainnya
1
1,2%
(Foto bersama teman-teman, Foto
resmi, Foto olahraga)
1
1,2%
i. Foto Selfie, Foto Pemandangan,
dan Meme
j. Foto Selfie, Foto Pemandangan,
dan Lainnya (Foto bersama
1,2%
1
teman-teman, Foto resmi, Foto
olahraga)
3,7%
3
Jumlah
82
82
100%
Berdasarkan tabel 11, dihasilkan data bahwa foto yang sering diupload responden
di instagram berbeda-beda. Hasil dari tabel 9 adalah mayoritas responden
menggunakan instagram hanya untuk mencari hiburan. Hasil tersebut diperkuat
dengan hasil dari tabel 11 bahwa foto yang sering diupload responden di
instagram yang paling banyak adalah foto selfie yaitu sebanyak 45 orang atau
sebesar 54,8%, dan foto yang sering diupload responden di instagram yang paling
banyak kedua adalah foto pemandangan yaitu sebanyak 12 orang atau sebesar
14,7%.
Caption yang sering ditulis oleh responden di instagram dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 12. Caption yang Sering Ditulis
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1
a. Berbagi Informasi
82
8
9,7%
b. Kata-kata bijak
28
34,2%
c. Kata-kata lucu
10
12,2%
d. Menawarkan barang/jasa
0
0%
e. Lainnya (lirik lagu, ungkapan
23
28,1%
perasaan dan sindiran)

18

f.

Berbagi Informasi dan Kata-kata
bijak
g. Berbagi Informasi dan Kata-kata
lucu
h. Kata-kata bijak dan Kata-kata
Lucu
i. Kata-kata bijak dan Lainnya (lirik
lagu, ungkapan perasaan dan
sindiran)
j. Berbagi Informasi, Kata-kata
bijak, dan Kata-kata lucu
k. Kata-kata bijak, Kata-kata lucu,
dan Lainnya (lirik lagu, ungkapan
perasaan dan sindiran)
l. Berbagi Informasi, Kata-kata
bijak, Kata-kata lucu, dan
Lainnya (lirik lagu, ungkapan
perasaan dan sindiran)
Jumlah

82

1

1,2%

1

1,2%

5

6,1%

1

1,2%

3

3,7%

1

1,2%

1
82

1,2%
100%

Berdasarkan tabel 12, didapatkan data bahwa caption yang sering ditulis
responden di instagram bermacam-macam. Dari alternatif jawaban yang
disediakan, caption yang sering ditulis responden di instagram yang paling
banyak adalah kata-kata bijak yakni sebanyak 28 orang atau sebesar 34,2%,
caption yang sering ditulis responden di instagram yang paling banyak kedua
adalah lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran) yakni sebanyak 23
orang atau sebesar 28,1%, dan caption yang sering ditulis responden di instagram
yang paling banyak ketiga adalah lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan
sindiran) yakni sebanyak 10 orang atau sebesar 12,2%. Fitur caption dalam
instagram ini dapat dimanfaatkan guru untuk berbagi materi dengan cara
menjelaskan setiap foto/video yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain
itu, fitur ini tidak memiliki batasan jumlah font, sehingga guru dapat menulis
materi atau penjelasan dari gambar / video yang diunggah dengan bebas.
Media yang digunakan responden dalam mengakses instagram dapat
dilihat pada tabel 13.

19

No
1

Tabel 13. Media dalam Menggunakan Instagram
Alternatif Jawaban
N
F
a. Mobile
82
74
b. PC
0
c. Laptop
2
d. Lainnya
3
e. Mobile dan Laptop
2
f. Mobile, PC, dan Laptop
1
Jumlah

82

82

%
90,3%
0%
2,4%
3,7%
2,4%
1,2%
100%

Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa media yang digunakan responden
dalam mengakses instagram paling banyak adalah menggunakan mobile yaitu
sebanyak 74 orang atau sebesar 90,3%, dan media yang tidak pernah digunakan
responden untuk mengakses instagram adalah PC. Dengan menggunakan mobile
dalam mengakses instagram tentunya akan lebih efisiensi waktu dan biaya,
karena mobile dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Jika instagram
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan memanfaatkan fitur-fitur yang
ada, maka akan memungkinkan siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja
tanpa harus bertatap muka dengan guru.
Sumber anggaran biaya yang digunakan untuk mengakses instagram dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Sumber Anggaran Biaya dalam Menggunakan Instagram
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1
a. Uang saku
82
62
75,6%
b. Meminta orang tua
13
15,9%
c. Pendapatan sendiri
1
1,2%
d. Lainnya (menabung dan free
1
1,2%
hotspot)
e. Uang saku dan meminta orang tua
2
2,4%
f. Uang saku dan Lainnya
(menabung dan free hotspot)
3
3,7%
Jumlah
82
82
100%
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa sumber anggaran biaya yang digunakan
responden untuk mengakses instagram yang terbanyak memilih jawaban uang
saku. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menggunakan uang
saku untuk mengakses instagram adalah sebanyak 62 orang atau sebesar 75,6%.
Disini dapat disimpulkan, jika instagram dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, maka secara tidak langsung siswa ikut berkontribusi dalam
memenuhi sarana dan prasarana untuk belajar.

20

Hasil kuesioner yang ketiga yaitu mengenai potensi instagram sebagai
media pembelajaran menurut responden. Aspek-aspek yang terdapat dalam
kuesioner mengenai potensi instagram sebagai media pembelajaran meliputi : 1)
instagram sebagai media untuk mendiskusikan tugas sekolah, 2) instagram
sebagai media untuk sharing interest atau komunitas, 3) instagram sebagai media
untuk berkonsultasi dengan guru, 4) instagram sebagai media guru untuk berbagi
referensi materi, 5) instagram tidak mempengaruhi waktu belajar, 6) instagram
tidak membuat responden kecanduan, 7) instagram sebagai media guru untuk
memberi pengumuman, 8) instagram sebagai media untuk berbagi video materi
pembelajaran, 9) instagram sebagai media guru untuk membuat kuis atau tes
sederhana, dan 10) instagram sebagai media pembelajaran bagi guru dan siswa.
Hasil dari aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15. Instagram untuk Mendiskusikan Tugas Sekolah
No
Alternatif Jawaban
N
F
1

a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

23
30
22
7
0

28,1%
36,6%
26,8%
8,5%
0%

Jumlah

82

82

100%

Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa sebanyak 36,6% responden
menjawab setuju jika instagram digunakan untuk mendiskusikan tugas sekolah,
28,1% menjawab sangat setuju, 26,8% menjawab ragu-ragu, 8,5% menjawab
tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan
menggunakan fitur comment yang ada di dalam instagram, tentunya akan lebih
mempermudah guru dan siswa dalam mendiskusikan tugas sekolah.
Tabel 16. Instagram untuk Sharing Interest atau Komunitas
No
Alternatif Jawaban
N
F
1

a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

11
63
8
0
0

13,4 %
76,8%
9,8%
0%
0%

Jumlah

82

82

100%

Selain untuk mendiskusikan tugas sekolah, instagram juga dapat dimanfaatkan
untuk media sharing tentunya dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada seperti

21

mengupload foto / video dan share. Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa
sebanyak 76,8% responden menjawab setuju jika instagram digunakan untuk
sharing interest atau komunitas, 13,4% menjawab sangat setuju, 9,8% menjawab
ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
Tabel 17. Instagram untuk Berkonsultasi dengan Guru
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1

a.
b.
c.
d.
e.

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

6
29
29
16
2

7,3%
35,4%
35,4%
19,5%
2,4%

Jumlah

82

82

100%

Fitur lain instagram yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan guru
adalah fitur inbox. Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa sebanyak 35,4%
responden menjawab setuju dan dengan jumlah yang sama yaitu 35,4% menjawab
ragu-ragu jika instagram digunakan untuk berkonsultasi dengan guru, 19,5%
menjawab tidak setuju, 7,3% menjawab sangat setuju, serta 2,4% menjawab
sangat tidak setuju. Dengan adanya fitur inbox, maka akan memudahkan siswa
untuk berkonsultasi dengan guru melalui instagram dan juga terjamin
kerahasiaannya karena hanya guru dan siswa yang berkonsultasi saja yang bisa
membacanya.
Tabel 18. Instagram untuk Berbagi Referensi Materi
No
Alternatif Jawaban
N
F
1

a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

11
38
12
19
2

13,4%
46,4%
14,6%
23,2%
2,4%

Jumlah

82

82

100%

Selain memanfaatkan fitur upload foto / video, comment, dan inbox untuk
berdiskusi, sharing, dan berkonsultasi, guru juga dapat memanfaatkan fitur share
dan caption untuk berbagi referensi materi. Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui
bahwa sebanyak 46,4% responden menjawab setuju jika instagram digunakan
untuk berbagi referensi materi, 23,2% menjawab tidak setuju, 14,6% menjawab
ragu-ragu, 13,4% menjawab sangat setuju dan 2,4% menjawab sangat tidak
setuju. Dengan menggunakan fitur share dan caption di dalam instagram, guru

22

dapat memanfaatkannya sebagai media untuk berbagi referensi materi dengan
bebas karena tidak ada batasan jumlah font.

No
1

Tabel 19. Instagram Tidak Mempengaruhi Waktu Belajar
Alternatif Jawaban
N
F
%
a.
b.
c.
d.
e.

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

5
46
17
14
0

6,1%
56,1%
20,7%
17,1%
0%

Jumlah

82

82

100%

Meskipun di awal hasil kuesioner menjelaskan bahwa mayoritas responden
menggunakan instagram hanya untuk hiburan, tetapi berdasarkan tabel 19, dapat
diketahui sebanyak 56,1% responden menjawab setuju bahwa instagram tidak
mempengaruhi waktu belajar, 20,7% menjawab ragu-ragu, 17,1% menjawab tidak
setuju, 6,1% menjawab sangat setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju. Jika instagram dimanfaatkan untuk media pembelajaran,
maka instagram tidak lagi mempengaruhi waktu belajar namun justru menjadi
waktu belajar bagi siswa.

No
1

Tabel 20. Instagram Tidak Membuat Kecanduan
Alternatif Jawaban
N
F
a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

5
33
12
30
2

6,1%
40,3%
14,6%
36,6%
2,4%

Jumlah

82

82

100%

Dari tabel 19 dikatakan bahwa instagram tidak mempengaruhi waktu belajar
siswa, hal ini dapat diperkuat dengan hasil tabel 20, yang diketahui sebanyak
40,3% responden menjawab setuju bahwa instagram tidak membuat kecanduan
maka tidak mempengaruhi waktu belajar. Selain itu sebanyak 36,6% responden
menjawab tidak setuju, 14,6% menjawab ragu-ragu, 6,1% menjawab sangat
setuju, dan 2,4% menjawab sangat tidak setuju.

23

No
1

Tabel 21. Instagram untuk Memberi Pengumuman
Alternatif Jawaban
N
F
a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

8
38
13
22
1

9,8%
46,3%
15,9%
26,8%
1,2%

Jumlah

82

82

100%

Selain untuk berbagi referensi materi, fitur upload foto / video , share dan caption
juga dapat dimanfaatkan guru untuk memberi pengumuman kepada siswa.
Berdasarkan tabel 21, dapat diketahui bahwa sebanyak 46,3% responden
menjawab setuju jika instagram digunakan untuk memberi pengumuman, 26,8%
menjawab tidak setuju, 15,9% menjawab ragu-ragu, 9,8% menjawab sangat setuju
dan 1,2% menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 22. Instagram untuk Sharing Video Materi Pembelajaran
No
Alternatif Jawaban
N
F
%
1

a.
b.
c.
d.
e.

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

17
40
16
9
0

20,7%
48,8%
19,5%
11%
0%

Jumlah

82

82

100%

Fitur instagram yang paling sering digunakan oleh responden dari tabel 10 adalah
upload foto / video. Fitur ini dapat dimanfaatkan guru untuk berbagi materi
melalui video singkat, dan disertai caption yang berisi penjelasan dari video.
Selain itu, guru juga dapat memanfaatkan fitur share untuk membagikan video
tersebut. Berdasarkan tabel 22, dapat diketahui bahwa sebanyak 48,8% responden
menjawab setuju jika instagram digunakan untuk sharing video materi
pembelajaran, 20,7% menjawab sangat setuju, 19,5% menjawab ragu-ragu, 11%
menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju.

24

Tabel 23. Instagram untuk Membuat Kuis atau Tes Sederhana
No
Alternatif Jawaban
N
F
1

a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

6
40
14
21
1

7,3%
48,8%
17,1%
25,6%
1,2%

Jumlah

82

82

100%

Dengan memanfaatkan fitur-fitur instagram, guru dapat mendesain instagram
untuk membuat kuis atau tes sederhana. Misal, guru meminta siswa untuk
membuat video tutorial sebagai tes sederhana. Berdasarkan tabel 23, dapat
diketahui bahwa sebanyak 48,8% responden menjawab setuju jika instagram
digunakan untuk membuat kuis atau tes sederhana, 25,6% menjawab tidak setuju,
17,1% menjawab ragu-ragu, 7,3% menjawab sangat setuju dan 1,2% menjawab
sangat tidak setuju.

No
1

Tabel 24. Instagram sebagai Media Pembelajaran
Alternatif Jawaban
N
F
a.
b.
c.
d.
e.

%

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju

82

27
28
3
24
0

32,9%
34,2%
3,6%
29,3%
0%

Jumlah

82

82

100%

Fitur-fitur yang ada dalam instagram seharusnya dapat dioptimalkan guru untuk
mendesain suatu media pembelajaran. Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui
bahwa terdapat sebanyak 67,1% responden menjawab sangat setuju dan setuju
jika instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 29,3% menjawab tidak
setuju, 3,6% menjawab ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju.
Analisis Potensi Media Sosial Instagram sebagai Media Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam mengakses instagram ternyata media sosial instagram bukan hal baru lagi
bagi siswa. Rata-rata siswa telah memiliki instagram lebih dari satu tahun. Hasil
deskriptif didapatkan bahwa dari 99 responden di SMA Negeri 1 Bergas, hanya
17 responden yang tidak mempunyai instagram. Kegiatan mengakses instagram

25

ini rata-rata mereka online setiap harinya 1 – 2 kali, setiap online rata-rata hanya
beberapa menit saja. Tujuan siswa dalam mengakses instagram paling banyak
digunakan sebagai hiburan dan mencari teman. Media yang paling banyak
digunakan yaitu mobile. Fitur-fitur instagram seperti mengupload foto / video,
comment, share, caption, dan inbox dapat dimanfaatkan guru untuk berdiskusi,
sharing, konsultasi, berbagi referensi materi, berbagi pengumuman, membuat
kuis atau tes sederhana, serta dimanfaatkan secara optimal sebagai media
pembelajaran bagi siswa. Pendapat responden mengenai potensi instagram yang
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 67,1% responden menjawab
setuju dan sangat setuju jika instagram dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, 3,6% menjawab ragu-ragu, 29,3% menjawab tidak setuju, dan 0%
menjawab sangat tidak setuju.
Desain pembelajaran di rumah yang dapat di desain menggunakan media
sosial instagram adalah guru mengunggah foto / video materi beserta caption
sebagai penjelasan dari foto / video materi tersebut. Lalu guru meminta siswa
untuk mendiskusikan materi tersebut dengan cara mengomentari foto / video
tersebut. Dengan demikian, guru dan siswa dapat berdiskusi mengenai suatu
materi tanpa harus bertatap muka dan dalam waktu yang bersamaan.
Diskusi
Pada penelitian ini, ditemukan hasil bahwa siswa yang menjawab sangat
setuju dan setuju jika media sosial instagram digunakan sebagai media
pembelajaran sebanyak 67,1% atau dapat dikatakan berpotensi tinggi berdasarkan
Tabel 2. Sisanya, siswa yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju jika media
sosial instagram digunakan sebagai media pembelajaran sebanyak 32,9% atau
sekitar 27 siswa. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu adanya
penjelasan mengenai desain pembelajaran menggunakan media sosial instagram
kepada siswa. Dengan demikian siswa akan memiliki gambaran mengenai
pembelajaran menggunakan media sosial instagram.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan telah dianalisis, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa instagram sebagai salah satu media sosial yang
sedang popular saat ini berpotensi tinggi (Tabel 2) jika dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran di SMA Negeri 1 Bergas, karena sebagian besar siswa yang
menjadi subjek penelitian telah memiliki akun instagram, dan berdasarkan data
kuesioner dapat diketahui bahwa 67,1% siswa setuju dan sangat setuju jika media
social instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Selain itu, rata-rata
siswa mengakses instagram setiap hari walau hanya beberapa menit saja. Jika
instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, maka siswa akan belajar
secara rutin.

26

Daftar Pustaka
[1] Darmawan, Deni. 2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
[2] Qashmal,Zaim., Ahmadi,Dadi. 2015. “Hubungan Penggunaan Media Sosial
Instagram terhadap Pembentukan Citra Diri”,
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=32j3VtH4McXD0gSJk6iQCg#,
diakses pada tanggal 22 Maret 2015.
[3] Alkhalim. 2013. “Penerapan Media Gambar atau Foto dengan Metode
Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Uang di SMA Negeri 4 Sidoarjo”. Jurnal
Pendidikan
Ekonomi
(JUPE).
Vol
1,
No.
3,
(2013),
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/3744/baca-artikel,
diakses pada 22 Maret 2016.
[4] Afriyanti, I. 2012. “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Di Sekolah Dasar Negeri”,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c
ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj0iqSsjeDLAhXJipQKHUNTCt0QFggjMAA
&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjpdpb%2Farticle
%2FviewFile%2F1049%2Fpdf&usg=AFQjCNHPts6CXXSTj4z11D57dqqx5
UnjlQ&bvm=bv.117868183,d.dGY, diakses pada 22 Maret 2016.
[5] Rahayuningsih, Sri. 2014. “Potential Use Of Facebook As Learning Media
For High School Students (Case Study In Sma Negeri 1 Salatiga)”.
[6] Aditya, R. Oktober 2015. “Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Minat
Fotografi pada Komunitas Fotografi Pekanbaru”. Jom FISIP. Volume 2, No.
2, https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=32j3VtH4McXD0gSJk6iQCg#,
diakses pada 22 Maret 2016.
[7] Sentosa, Albert. 2014. “Penggunaan Media Sosial dalam Pendidikan yang
Tepat di Sekolah”. http://www.kesekolah.com/solusi-pendidikan/penggunaanmedia-sosial-dalam-pendidikan-yang-tepat-di-sekolah.html, diakses pada
tanggal 24 Juli 2016.
[8] Watson, Roy. 2010. Strategi Pengajaran Kreatif. Penerbit Erlangga.
[9] Anonim. Pengertian Media Pembelajaran dan Fungsinya.
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-media-pembelajaran-dan-fungsinya/,
diakses pada tanggal 6 Oktober 2016.
[10] Anonim. Pengertian Media Pembelajaran.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/, diakses pada
tanggal 6 Oktober 2016.

27

[11] Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer
Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
[12] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

28

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25