RANCANGAN PELATIHAN SELF EFFICACY

RANCANGAN PELATIHAN
DASAR-DASAR INTERVENSI
Dosen Pengampu :

RANCANGAN PELATIHAN DASAR-DASAR INTEVENSI

Disusun Oleh :
Andi Sri Wahyuni

(1571040072)

Ketut Budiani

()

Annisa Suci Rahmadani

()

Siti Maryam Ramadani


()

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017

RANCANGAN PELATIHAN
1. Tema Pelatihan
Tema pelatihan yaitu mengenai kepercayaan diri (self efficacy) .
2. Subjek Pelatihan
Subjek pelatihan yaitu melibatkan remaja atau siswa sekolah.
3. Tujuan Pelatihan
Tujuan diadakannya pelatihan yaitu untuk memberikan pengalaman
langsung pada peserta bahwa mereka sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang
tadinya dipikir sulit untuk dilakukan, dan mengajarkan peserta untuk melihat
potensi kemampuan yang dimiliki.

4. Materi Self Efficacy
a. Pengertian self efficacy
Self efficacy dinyatakan sebagai kepercayaan seseorang bahwa dia

dapat menjalankan sebuah tugas pada tingkat tertentu, merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi aktivitas pribadi terhadap pencapaian
tugas (Bandura, 1997). Secara umum self efficacy adalah penilaian orang
terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar
kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai
hasil tertentu. Bandura (1997), mendefinisikan self efficacy sebagai
keyakinan diri seseorang akan kemampuan-kemampuannya untuk
mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu hal. Keyakinan akan seluruh kemampuan ini meliputi
kerpercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif,
kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh tekanan.
Self efficacy tidak merefleksikan kemampuan seseorang tetapi lebih
pada penilaian mengenai apa yang seseorang dapat lakukan dengan
kemampuan yang dimiliki (Bandura, 1997), Selain itu bandura (1997),
juga menjelaskan bahwa self efficacy memiliki pengaruh secara langsung
terhadap perilaku manusia. Menurut Baron & Byrne (2004) self efficacy
diartikan sebagai evaluasi diri tentang kemampuan dan kompetensi dirinya
untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kemampuan untuk mencapai
suatu tujuan dan kemampuan individu dalam menghadapi hambatan yang

ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa self efficacy merupakan tingkat
keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya
dalam mengerjakan tugas untuk mencapai suatu tujuan.
b. Faktor-faktor yang memengaruhi self efficacy
Menurut Bandura (Alwisol, 2004), self efficacy dapat ditumbuhkan
dan dipelajari melalui empat sumber informasi utama yaitu :
1) Pengalaman keberhasilan (mastery experience), yaitu merupakan
pengalaman-pengalaman sukses yang dialami individu sebelumnya.
Menurut Bandura (1997), pengalaman keberhasilan sebelumnya
dianggap sebagai sumber yang paling berpengaruh terhadap self
2) Pengalaman orang lain (vicarious experience), individu yang melihat
orang lain berhasil dalam melakukan aktivitas yang sama dan memiliki

kemampuan yang sebanding akan meningkatkan self efficacy. Sumber
yang kedua ini berhubungan dengan model sosial. Melihat orang yang
sama dengan dirinya berhasil melakukan sesuatu dengan usaha yang
gigih maka dapat meningkatkan keyakinan dari orang yang
mengamatinya bahwa mereka bisa dan memiliki kemampuan yang
sama seperti yang dimiliki role modelnya (Bandura, 1997)
3) Persuasi verbal, persuasi verbal yang dialami individu yang berisi

nasihat dan bimbingan yang realistis dapat membuat individu semakin
yakin bahwa ia memiliki kemampuan yang dapat membantunya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Bentuk nyata persuasi sosial adalah
umpan balik yang disampaikan secara verbal, membangkitkan
semangat, pujian, komentar terhadap pencapaian suatu prestasi yang
tentunya dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang
mendukung. Persuasi sosial juga bisa dalam bentuk social support
yang dianggap sebagai peredam stres kerja yang utama (Bandura,
1997).
4) Keadaan fisiologis dan emosional, situasi-situasi psikologis dimana
individu harus menilai kemampuan, kekuatan dan ketentraman
terhadap kegagalan atau keberhasilan individu masing-masing.
Seseorang juga bergantung pada kondsi fisiologis dan emosional
dalam menilai kemampuan mereka. Emreka mengintrepetasireaksi
stres dan rasa tegang sebagai tanda-tanda performa yang buruk . mood

atau suasana hati juga berpengaruh pada penilaian sesorang akan self
efficacy yang dimiliki.
c. Dimensi self efficacy
Menurut Bandura (1997), terdapat tiga dimensi self efficacy, yaitu :

1) Level/ Magtitude
Berkaitan dengan tingkat kesulitaan tugas yang diyakini seseorang
dapat mencapainya, dimana individu akan memilih tugas berdasarkan
tingkat kesulitannya. Individu yang memiliki level/ magtitude self
efficacy yang tinggi, akan melihat dirinya mampu untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang sulit sementara itu individu yang memiliki level/
magtitude yang rendah akan memandang dirinya hanya mampu untuk
menyelesaikan tugas yang mudah atau sederhana.
2) Strength
Berkaitan dengan sampai sejauh mana individu dapat berhasil dan
bertahan mengatasi hambatan yang dihadapi saat menyelesaikan suatu
tugas. Mereka yang memiliki strength self efficacy yang tinggi akan
terus bertahan dalam mengatasi masalah dan hambatan. Sebaliknya
mereka yang rendah strenght self efficacy-nya akan mudah frustasi
dalam menghadapi hambatan/ kesulitan dalam menjalankan tugasnya.
3) Generality
Berkaitan dengan seberapa individu percaya bahwa mereka hanya
mempu menghasilkan beberapa perilaku tertentu dalam keadaan

tertentu saja, sementara itu ada indvidu yang mampu beradaptasi pada

berbagai kondisi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sesi pelatihan
self efficacy ini merupakan usaha berencana dalam waktu singkat yang
diselenggarakan secara sistematis guna mempelajari aspek self efficacy
sehingga tercapai tujuan dari self efficacy yaitu memiliki keyakinan
terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan tertentu.

5. Metode pelatihan dan mekanisme pelaksanaan


Waktu Sesi :100 Menit



Rundown Kegiatan

Waktu
10.55-11.05

Kegiatan

Ice breaking (balon

pecah?)
11.05-11.35
I Can Do It!
11.35-11.50
Debriefing
11.50-12.20
Materi
 Mekanisme Pelaksanaan

Peralatan

Pensil kayu
White board, spidol
Power point, materi

1) Kegiatan Pertama : Ice breaking
 Tujuan : Mencairkan suasana dan mengantisipasi rasa kantuk
setelah makan siang

 Waktu : 10 menit
 Cara penyampaian :
o Fasilitator meminta peserta untuk membuat 4 kelompok dan
berbaris rapih.

o Fasilitator akan memberikan instruksi dan peraturannya
peserta harus menconcat ke arah yang diinstruksikan oleh
fasilitor.
o Fasilitator mulai memberikan rumus (benar-salah) untuk
kemudian diterapkan dalam permainan. Ketika peserta
melompat harus didasarkan pada rumus yang diberikan.
o Kelompok peserta yang tiga kali salah akan dikeluarkan dari
permainan, sehingga hanya akan ada satu kelompok
pemenang.
2)

Kegiatan Kedua : I Can Do It (game mematahkan pensil dengan
telunjuk)
 Tujuan : Memberikan pengalaman langsung pada peserta bahwa
mereka sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang tadinya dipikir

sulit untuk dilakukan, dan mengajarkan peserta untuk melihat
potensi kemampuan yang dimiliki.
 Waktu : 25 Menit
 Peralatan : Pensil kayu
 Cara penyampaian :
o Fasilitator

memberikan

tantangan

pada

peserta

untuk

mematahkan pensil dengan telunjuk (satu atau dua orang
diminta menjadi volunteer).
o Memfasilitasi semua peserta untuk mencoba permainan.

3) Kegiatan Ketiga : Debriefing

 Tujuan : Refleksi mengenai kegiatan yang baru dilaksanakan
(mematahkan pensil dengan telunjuk)

dan membangun dasar

proses konseptualisasi atau proses pemahaman prinsip-prinsip
yang mendasari

pengalaman yang dialami (aspek-aspek self

efficacy : magtitude, strenght, generality).
 Waktu : 15 Menit
 Peralatan : Whiteboard, spidol
 Cara penyampaian :
o Fasilitator memfasilitasi peserta untuk melakukan observasi
secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya melalui
games tersebut (memberikan pertanyaan-pertanyaan atau
meminta perserta untuk menceritakan pengalaman dalam

menyelesaikan games tersebut)
o Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti :
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan
permainan tadi? Apa yang teman-teman pikirkan saat di
awal dan saat di akhir permainan/ sudah melakukan? Apa
yang peserta pelajari dari permainan yang baru dilakukan?
o Melalui pengalaman yang dialami peserta, fasilitator
mengembangkan evaluasi pada aspek-aspek self efficacy
(magtitude, strenght, generality)
4) Kegiatan Keempat : Materi
 Tujuan :

o Untuk memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai
pentingnya keyakinan bahwa ia mampu mencapai tujuan atau
keberhasilan.
o Memberikan gambaran mengenai tokoh sukses dan cara
pencapaiannya
o Membangkitkan optimisme sehingga mampu menumbuhkan
keyakinan individu mengenai kemampuan dalam mencapai
suatu tujuan
 Waktu : 60 Menit
 Peralatan : Power point materi meningkatkan self efficacy
 Cara penyampaian :
o Fasilitator memberikan materi terkait self efficacy
o Fasilitator menayangkan video/ tayangan yang terkait aspek
self efficacy
o Fasilitator menayangkan cerita beberapa tokoh sukses &
perjuangannya dalam meraih sukses
o Fasilitator meminta pandangan peserta mengenai video dan
tokoh tersebut
o Fasilitator memfasilitasi peserta untuk membuat kesimpulan
dari serangkaian kegiatan selama dua hari ini (yang didapat,
yang dipikirkan, yang dirasakan, rencana yang akan dilakukan
setelah ini).

DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UM Press.
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H
Freeman and Company.
Baron, R. A.& Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.