T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Cara Perawatan Pengguna Narkoba Selama Proses Rehabilitasi T1 BAB IV

33

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Setting Penelitian
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Sidorejo Lor
terletak di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan batas wilayah
sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Pabelan dan Kecamatan Tuntang, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran,
dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan
Kecamatan Getasan. Secara keseluruhan mencapai luas wilayah
16.427 km2, terdiri dari Kelurahan Sidorejo Lor 2.716 km2, Kelurahan
Salatiga 2.020 km2, Kelurahan Blotongan 4.238 km2, Kelurahan
Pulutan 2.371 km2, Kelurahan Bugel 2.944 km2, dan Kelurahan
Kauman Kidul 1.958 km2.
Puskemas Sidorejo Lor berdiri pada tanggal 25 April 1976.
Pada awalnya Puskesmas Sidorejo Lor mempunyai wilayah kerja di
4 kelurahan, yaitu Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Salatiga,

Kelurahan Kutowinangun, dan Kelurahan Nggendongan, serta
memliki bebarapa layanan kesehatan jejaring, Antara lain Balai

34

Pengobatan Jetis, BKIA, BP Mata, dan Balai Pengobatan Nyai
Kopek.
Pada tahun 1985, puskesmas Sidorejo Lor mengalami
pengembangan, baik secara fisik, dengan rehabilitasi bangunan
Puskesmas, maupun penambahan layanan jejaring, antara lain
Pustu Banyu Putih, Pustu Domas, Pustu Ngentak, dan Pudstu
Blotongan.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 2006, yaitu dengan
penambahan bangunan Puskesmas bagian belakang menjadi 2
lantai, serta penambahan Pustu Pulutan, Pustu Kauman Kidul, dan
Pustu Bugel. Selain penambahan bangunan, pada tahun ini juga ada
penambahan

program


unggulan

Puskesmas,

yaitu

dengan

dibukanya layanan pemeriksaan IMS dan HIV/ AIDS di Puskesmas
Sidorejo Lor.
Pada tahun 2011, bangunan depan Puskesmas mengalami
perkembangan dengan rehabilitasi gedung utama menjadi 2 lantai.
Pada tahun ini pula, Puskesmas Sidorejo Lor juga dipercaya oleh
Kementerian Kesehatan untuk menjadi layanan IPWL (Institusi
Penerima Wajib Lapor).
a.

Visi
Puskesmas Sidorejo Lor mempunyai visi yang merupakan
penjabaran dari visi kementrian Kesehatan RI dan juga visi


35
pembangunan Kota Salatiga yaitu “ Terwujudnya Masyarakat
Kecamatan Sidorejo Sehat dan Mandiri ”
b.

Misi
Sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan, maka

Puskesmas Sidorejo Lor dalam menjalankan tugasnya harus selalu
mengutamakan

kepentingan

pelayanan

kepada

masyarakat.


Pelaksanaan pelayanan harus direncanakan secara efektif dan
efisien dan didukung oleh SDM yang bermutu. Untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan maka ditetapkan misi sebagai berikut :



Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu
Meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat untuk
hidup sehat


c.

Menjalin kerja sama lintas sektoral yang harmonis
Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Puskesmas Sidorejo Lor adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan

Kota


Salatiga

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan
Sidorejo. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan
sebagian tugas Dinas Kesehatan Kota Salatiga
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128
tahun 2004, Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Fungsi penting tersebut antara lain:

36



Puskesmas

berfungsi

pembangunan

sebagai

berwawasan

pusat

kesehatan.

penggerak

Dalam

hal


ini

puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia
usaha

di

wilayah

kerjanya

agar

menyelenggarakan

pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas harus
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan

pemulihan.


Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat.
Dalam hal ini puskesmas berupayaagar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan

kepentingan

kesehatan

termasuk

pembiayaan serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.



Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama. Dalam hal ini puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan

37

kesehatan

perorangan

dan

pelayanan

kesehatan

masyarakat.
4.2 Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 1 Agustus –

30 Agustus 2016. Sebelum melakukan melakukan penelitian, peneliti
melakukan pengurusan surat ijin di Fakultas guna mendapatkan ijin
untuk

melakukan

penelitian.

Selanjutnya

peneliti

melakukan

pengurusan surat ijin diKepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Daerah. Kemudian, peneliti bertemu dan
menjelaskan tujuan penelitian kepada dr. Benita selaku Kepala
Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Setelah mendapatkan ijin dari
Kepala


Puskesmas,

peneliti

langsung

bertemu

dan

diberi

pengarahan dari pengurus rahabilitasi. Setelah itu peneliti langsung
melihat jadwal untuk bertemu dengan pasien ini dikarenakan
beberapa pasien mendapat penghargaan atas perlakuan baik,
keteraturan minum obat dalam menjalani rehabilitasi sehingga bisa
membawa pulang obat sesuai dengan dosis masing-masing 1
diminum di puskesmas didepan perawat dan yang 3 dibawa pulang.
Setelah pasien meminum obat dan sambil menunggu obat yang
dibawa pulang peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan
meminta waktu 10 – 15 menit untuk melakukan wawancara. Peneliti
melakukan observasi dan wawancara agar data yang didapatkan
lengkap dan bisa digunakan dalam penelitian.

38

4.3 Gambaran Umum Riset Partisipan
Tabel 4.3 Gambaran Umum Riset Partisipan
No

Nama

L/P

Pendidikan

Agama

Pekerjaan
orang tua

Hobi

Umur

Pekerjaan

1

Tn. Y

L

STM

Islam

Pensiunan
PNS

Mancing

39
tahun

Karyawan
swasta

2

Tn. A

L

SMA

Kristen

Menjaga rumah
orang

Otomotif

35
tahun

Montir
bengkel

3

Tn. C

L

D1
perhotelan

Islam

Guru SD

Nonton

23
tahun

Pelayan
Hotel

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa kriteria riset partisipan yang peneliti
ambil adalah para pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di
Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Pengguna narkoba yang masuk di
Puskesmas Sidorejo Lor berjumlah 5 orang, semuanya berjenis kelamin
laki-laki. Setelah melakukan beberapa pertimbangan seperti, kesulitan
dalam membuat kontrak waktu karena harus mengantar anak ke sekolah
dan tidak menemukan data yang benar sehingga peneliti memilih 3 orang
untuk menjadi riset pasrtisipan. Usia ketiga riset partisipan yang masuk di
Puskesmas Sidorejo Lor yakni, Tn.Y 39 tahun, Tn.A 35 tahun dan Tn.C 23
tahun. Tn.Y berkerja sebagai karyawan Swasta, Tn.A montir bengkel dan
Tn.C sebagai Waiter disalah satu hotel di Salatiga.
Ketiga riset partisipan memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda, Tn.Y lulusan dari sekolah Teknik Mesin (STM), Tn.A lulusan

39

Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan Tn.C lulusan D1 Perhotelan.
Latar belakang pekerjaan orang tua Tn.Y adalah sebagai pensiunan PNS,
Tn.A menjaga rumah orang dan Tn.C sebagai Guru SD. Data umum
partisipan secara lengkap dapat dilihat di tabel bawah ini :
4.4 Profil Riset Partisipan yang direhabilitasi
No

Nama

L/P

Jenis Narkoba
yang dipakai

Latar belakang
pemakaian

1

Tn. Y

L

Putaw

Teman
dilingkungan

Lama di
rehabilitasi
hingga sekarang
1 tahun

rumah
2

Tn. A

3

Tn. C

L

L

Putaw

Teman main

1 tahun

Putaw

Teman main

1 tahun

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa ketiga riset partisipan menggunakan narkoba
jenis putaw. Hingga saat ini ketiga riset partisipan sudah menjalani
rehabilitasi selama 1 tahun.

40

4.5 Hasil dan Pembahasan
Metadon merupakan golongan narkotika yang cara kerjanya
sama dengan putaw, tetapi perbedaannya metadon itu legal dan masa
kerjanya lebih lama (20 – 22 jam). Metadon fungsinya bukan untuk
menghentikan ketergantungan putaw, tetapi tujuan utama dari metadon ini
ialah untuk mengurangi efek buruk dari penggunaan jarum suntik bergantigantian. Karena putaw biasanya dipakai menggunakan jarum suntik
berganti-ganti tiap pengguna sehingga timbul efek buruknya yaitu penyakit
HIV.
Metadon harus diberikan dalam bentuk

cair dan diencerkan

dengan air dan larutan sirup. Pasien harus hadir setiap hari, metadon akan
diberikan oleh perawat atau dokter yang bertugas. Pasien harus menelan
metadon tersebut didepan perawat atau dokter yang bertugas. Setelah itu
pasien harus menandatangani buku yang tersedia, sebagai bukti bahwa
pasien sudah menerima dosis metadon hari itu.

41

4.5.1 Kasus Tn.Y
Tabel 4.5.1 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.Y

Tanggal

Dosis

Campuran

Catatan

15 – 7 – 2016
16 – 7 – 2016
17 – 7 – 2016
18 – 7 – 2016
19 – 7 – 2016
20 – 7 – 2016
21 – 7 – 2016
22 – 7 – 2016
23 – 7 – 2016
24 – 7 – 2016
25 – 7 – 2016
26 – 7 – 2016
28 – 7 – 2016
29 – 7 – 2016
30 – 7 – 2016

140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml

THD

31 – 7 – 2016
1 – 8 – 2016
2 – 8 – 2016
3 – 8 – 2016
4 – 8 - 2016

140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml

5 – 8 – 2016
6 – 8 – 2016
7 – 8 – 2016
8 – 8 – 2016
9 – 8 – 2016

140 ml
140 ml
140 ml
140 ml
140 ml

Air + Sirup
Air
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air
Air

THD

THD

THD

THD

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor,
Tn.Y mengikuti layanan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan
menjalani beberapa tes darah untuk memastikan jenis narkoba yang

42

digunakan oleh Tn.Y hanya putaw, karena obat yang diberikan dari
Puskesmas Sidorejo Lor adalah metadon.
Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor
Tn.Y diberikan dosis 15 ml. setiap hari Tn.Y datang ke Puskesmas untuk
meminum obat. Tn.Y harus meminum obat ditempat dan didepan perawat
atau dokter yang bertugas. Setiap 3 hari atau lebih dosis yang diberikan
naik 5 ml sesuai dengan permintaan dan kebutuhan Tn.Y sampai Tn.Y
menjapai dosis enak. Saat ini dosis yang diterima oleh Tn.Y 140 ml.
Tn.Y di nilai berkelakuan baik, menjalani pengobatan rutin dan
saat di cek urin Tn.Y bersih dari penggunaan obat diluar dari pengobatan di
Puskesmas sehingga Tn.Y mendapat THD (Take Home dose) yakni Tn.Y
bisa membawa pulang obat untuk di minum di rumah. Hal ini sebagai
penghargaan atas hasil penilaian dari petugas Puskesmas.. Hingga saat ini
Tn.Y membawa pulang obat untuk 4 hari kedepan. Saat peneliti melakukan
penelitian Tn.Y saat itu sudah mendapatkan THD 5, 1 di minum ditempat
dan 4 dibawa pulang.
Pemberian obat metadon di campur dengan air bertujuan untuk
mengencerkan, karena sangat pekat dan ditambah dengan sirup untuk
mengurangi rasa pahitnya. Penambahan air dan sirup hanya disaat Tn.Y
meminum obat ditempat dan untuk dibawa pulang hanya ditambahkan air.
obat yang dibawa pulang harus ditambah dengan air karena petugas
mengkhawatirkan Tn.Y menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi
obat tersebut karena menghindari rasa dari obat yang tidak enak. Obat yang

43

dibawa pulang juga hanya ditambahkan dengan air karena permintaan Tn.Y
karena Tn.Y ingin mencampurkan minumannya dengan sesuatu yang
diinginkan seperti madu.
Penyalahgunaan narkoba oleh Tn.Y bukan karena latar belakang
keluarga yang tidak harmonis, bukan juga karena adanya konflik dalam
keluarga tetapi karena kurangnya pengetahuan tentang narkoba dan efek
sampingnya. Awalnya Tn.Y dikenalkan oleh teman-teman dilingkungan
tempat tinggal. Karena Tn.Y melihat teman-temannya menggunakan
narkoba dan teman-temannya mengatakan bahwa narkoba itu enak maka
Tn.Y menjadi penasaran dan akhirnya mencoba. Sejak saat itu Tn.Y
menjadi kecanduan narkoba dan terus menggunakannya dalam jangka
waktu yang lama.

4.5.2 Kasus Tn.A
Tabel 4.5.2 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.A
Tanggal

Dosis

Campuran

Catatan

19 – 7 – 2016
20 – 7 – 2016
21 – 7 – 2016
22 – 7 – 2016

120 ml
120 ml
120 ml
120 ml

Air + Sirup
Air
Air
Air

THD

23 – 7 – 2016
24 – 7 – 2016
25 – 7 – 2016
26 – 7 – 2016

120 ml
120 ml
120 ml
120 ml

Air + Sirup
Air
Air
Air

THD

44
27 – 7 – 2016
28 – 7 – 2016
29 – 7 – 2016
30 – 7 – 2016
31 – 7 – 2016
1 – 8 – 2016
2 – 8 – 2016
3 – 8 – 2016
6 – 10 – 2016
7 – 10 – 2016
8 – 10 – 2016
9 – 10 – 2016

120 ml
120 ml
120 ml
120 ml
120 ml
120 ml
120 ml
120 ml
15 ml
15 ml
15 ml
15 ml

Air + Sirup
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air
Air + Sirup
Air
Air
Air

THD

THD

THD

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor
Tn.A mengikuti konseling oleh dokter yang bertugas. Konseling dilakukan
bertujuan untuk mengetahui latar belakang Tn.A dalam mengikuti program
rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor. Selain itu konseling juga bertujuan
untuk mengetahui jenis narkoba aja yang dipakai oleh Tn.A dan melakukan
tes darah untuk mendapatkan hasil yang benar. Karena program rehabilitasi
ini diberikan obat khusus untuk pengganti putaw.
Hari pertama mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas
Sidorejo Lor Tn.A setiap hari datang ke Puskesmas untuk meminum obat.
Obat di minum ditempat di depan petugas kesehatan yang sedang
bertugas. Dosis awal yang diberikan adalah 15 ml. dosis biasanya naik
setiap 3 hari sesuai permintaan Tn.A. setelah dosis Tn.A mencapai 120 ml,
Tn.A menurunkan dosisnya menjadi 15 ml.

45

Saat

peneliti

bertanya

tentang

apa

yang

dirasakan

saat

menurunkan dosis hingga setengahnya Tn.A menjawab rasanya sangat
tidak enak, gelisah, mengantuk, emosian. tetapi Tn.A mengalihkan semua
rasa tidak enak itu dengan berolahraga, membersihkan halaman, yang
terpenting bagi Tn.A bergerak agar rasa tidak enaknya bisa teralihkan.
sesuai dengan hasil penilaian para petugas kesehatan di
Puskesmas Sidorejo Lor, Tn.A diberikan THD (Take Home Dose) sebagai
penghargaan atas kelakuan baik selama mengikuti rehabilitasi, rutin
menjalani rehabilitasi dan sudah bekerja sehingga Tn.A boleh membawa
pulang obat sesuai dosis yang sudah ditentukan. Saat ini Tn.A sudah
mendapatkan THD 4, 1 diminum ditempat dan 3 dibawa pulang.
Pemberian

obat

metadon

di

campur

dengan

air

untuk

mengencerkan karena sangat pekat dan ditambah dengan sirup untuk
mengurangi rasa pahitnya. Penambahan air dan sirup hanya disaat Tn.A
meminum obat ditempat dan untuk dibawa pulang hanya ditambahkan air.
obat yang dibawa pulang harus ditambah dengan air karena Tn.A ingin
mengganti campuran pemanis sesuai dengan selera Tn.A dan petugas di
Puskesmas Sidorejo Lor juga mengkhawatirkan Tn.A menggunakan jarum
suntik untuk mengkonsumsi obat tersebut karena menghindari rasa dari
obat yang tidak enak.
Penyalahgunaan narkoba oleh Tn.A karena pengaruh yang besar
dari teman main Tn.A. selain dari pengaruh teman main Tn.A, kurangnya
pengetahuan tentang narkoba dan efek sampingnya juga menjadi faktor

46

penyabab Tn.A menggunakan narkoba. Tn.A mengatakan saat melihat
teman-temannya menggunakan narkoba,Tn A bertanya itu apa dan rasanya
bagaimana, teman-temannya mengatakan coba sendiri nanti akan tau
bagaimana

rasanya.

Tn.A

juga

melihat

semua

teman-temannya

menggunakan narkoba sehingga menimbulkan rasa penasaran dan ingin
mencoba. Setelah Tn.A mencoba Tn.A merasakan kalau narkoba itu enak.

4.5.3 kasus Tn.C
Tabel 4.5.3 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.C
Tanggal

Dosis

Campuran

Catatan

31 – 7 – 2016
1 – 8 – 2016
2 – 8 – 2016
3 – 8 – 2016
4 – 8 – 2016
5 – 8 – 2016
6 – 8 – 2016
7 – 8 – 2016
8 – 8 – 2016
9 – 8 – 2016
10 – 8 – 2016
11 – 8 – 2016
12 – 8 – 2016
13 – 8 – 2016
14 – 8 – 2016
5 – 10 – 2016
6 – 10 – 2016
7 – 10 – 2016

55 ml
55 ml
55 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
70 ml
70 ml
70 ml
80 ml
80 ml
80 ml

Air + sirup
Air
Air

THD

Air + sirup
Air
Air

THD

Air + sirup
Air
Air

THD

Air + sirup
Air
Air

THD

Air + sirup
Air
Air
Air + sirup
Air
Air

THD

THD

47

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor,
Tn.C mengikuti konseling oleh dokter yang bertugas. Konseling dilakukan
bertujuan untuk latar belakang Tn.C dalam mengikuti program rehabilitasi di
Puskesmas Sidorejo Lor. Konseling juga bertujuan untuk mengetahui jenis
narkoba apa saja yang dipakai oleh Tn.C dan melakukan tes darah untuk
mendapatkan hasil yang benar.
Hari pertama mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas
Sidorejo Lor Tn.C setiap hari datang ke Puskesmas untuk meminum obat.
Obat diminum ditempat didepan petugas kesehatan yang sedang bertugas.
Dosis awal yang diberikan adalah 15 ml. Dosis biasanya naik setiap 3 hari
sesuai permintaan Tn.C. saat peneliti melakukan penelitian dosis Tn.C
sudah mencapai 80 ml.
Saat peneliti melakukan penelitian Tn.C sudah menerima THD 3, 1
diminum ditempat dan 2 dibawa pulang. Pemberian obat metadon di
campur dengan air untuk mengencerkan karena sangat pekat dan ditambah
dengan sirup untuk mengurangi rasa pahitnya. Penambahan air dan sirup
hanya disaat Tn.C meminum obat ditempat dan untuk dibawa pulang hanya
ditambahkan air. obat yang dibawa pulang harus ditambah dengan air
karena Tn.C ingin mengganti campuran pemanis sesuai dengan selera
Tn.C dan petugas di Puskesmas Sidorejo Lor juga mengkhawatirkan Tn.C
menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi obat tersebut karena
menghindari rasa dari obat yang tidak enak.

48

Penyebab Tn.C menggunakan narkoba karena pengaruh dari
teman main Tn.C. kurangnya pengetahuan tentang narkoba juga menjadi
faktor pendukung ternyadinya penyalahgunaan narkoba pada Tn.C. saat
ditanyakan apakah Tn.C tau apa itu narkoba, Tn.C menjawab tidak tau,
hanya tau kalo kata teman narkoba itu enak. Saat itu Tn.C juga sedang
mengalami masalah sehingga Tn.C memutuskan untuk mencoba.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Gambaran Persepsi Petugas Kesehatan dan Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Pada Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan

0 24 95

Analisis Wacana Hijab Dalam Buku “Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw

7 79 112

Tinjauan Tata Cara Penjualan Pupuk Urea Bersubsidi Pada PT. Pupuk Kujang Cikampek

3 56 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

Uji Efek Antibakteri Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Kapsul yang Dijual Bebas Selama Tahun 2012 di Kota Padang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro

0 7 5