T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kemandirian Belajar dengan Kesiapan Menjadi Guru Profesional Dikalangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW Salatiga T1 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Kesiapan Guru profesional
2.1.1 Pengertian Kesiapan
Menurut Slameto (2003: 113), “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di
dalam cara tertentu terhadap situasi”.
Menurut

Dalyono

(2005:

52)

mengartikan

“kesiapan

adalah


kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti
tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental
berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu
kegiatan”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2001:54), ”kesiapan adalah suatu
kompetensi berarti sehingga seseorang yang mempunyai kompetensi
berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat
sesuatu”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
kesiapan merupakan keadaan individu maupun suatu kelompok yang siap
secara fisik maupun mental untuk melaksanakan sesuatu untuk
dikerjakanya.
Dalam peraturan Undang – Undang No 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen dijelaskan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

8

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
sedangkan.

Profesi menurut Kenneth Lynn yang dikutip oleh Wakhid
Akhdinirwanto (2009: 13) adalah “A profession deliversesoteric service
based on esoteric knowledge systemic ally formulated and applied to

need of a client”. (Sebuah profesi adalah memberikan jasa dengan
berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang dipahami oleh orang tertentu
secara sistematik yang diformulasikan dan diterapkan oleh seorang klien)
Jadi, kesiapan menjadi guru profesional adalah keadaan yang
menunjukkan bahwa mahasiswa sudah memenuhi persyaratan yang
diwajibkan untuk menjadi guru yang profesional.
Sedangan menurut Mulyasa guru professional tidak hanya dituntut
untuk menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode pembelajaran,
memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan
wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga harus
memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia dan
masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
kesiapan menjadi guru professional adalah keadaan dari seseorang baik
secara fisik maupun mental untuk menjadi pendidik pada anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah
serta memiliki pemahaman mendalam tentang hakikat manusia dan

masyarakat. untuk menjadi professional, seorang guru dituntut memiliki
lima hal sebagai berikut (Mulyasa 2006:11) :

9

a. Memiliki komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.
b. Menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang akan
diajarkan serta cara mengajarnya kepada peserta didik.
c. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi.
d. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukanya dan belajar
dari pengalamanya.
e. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
2.1.2 Aspek-Aspek Kesiapan
Suatu kondisi dikatakan siap setidak tidaknya mencakup
beberapa aspek, menurut slameto (2010 : 14)” ada tiga aspek yang
mempengaruhi kesiapan yaitu
1) Kondisi fisik, mental dan emosional
2) Kebutuhan atau motif tujuan

3) Keterampilan. Pengetahuan yang lain yang telah di pelajari”.

2.1.3 Indikator Kesiapan Menjadi Guru Professional
Pada buku Materi Pembekalan Pengajaran Mikro (PPL) dijelaskan
empat jenis kompetensi guru yang harus dimiliki oleh setiap guru maupun
calon guru. Kompetensi tersebut menjadi penentu siap tidaknya mahasiswa
menjadi guru yang profesional. Subkompetensi dan indikator esensialnya
dijabarkan sebagai berikut :

10

1) Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,

dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional
adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Kompetensi
Nasional.
4)

Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

11

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik,dan masyarakat sekitar.
Mahasiswa sebagai calon guru professional harus dapat menguasai empat
kompetensi guru professional tersebut yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Dengan menguasai ke empat kompetensi tersebut
seorang guru dapat dikatakan sebagai guru professional.
2.2. Hakikat Teknologi
Teknologi telah merupakan instrumen utama dari masyarakat dalam
mencapai kesejahteraan melalui penciptaan nilai tambah. Kajian
mendalam telah menemukan discover bahwa teknologi sebenarnya
merupakan hasil akhir dari suatu proses yang terdiri dari rangkaian sub
proses penelitian dan pengembangan, invensi, rekayasa dan diseain,
manufaktur dan pemasaran. Kebutuhan teknologi pada setiap organisasi
akan berbeda sesuai dengan interpretasi dari visi yang dimiliki para
pimpinan.
Menurut(Albarda, 2006). Perkembangan teknologi berdampak luas pada
aktivitas organisasi terutama organisasi bisnis.
Indriasari dan Ertambang (2007).Menyatakan teknologi dalam
hal ini merupakan pemampu (enabler) keberhasilan praktik bisnis
tersebut Disini teknologi modern didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan

yang ditransformasikan kedalam produk, proses, jasa dan struktur
organisasi. Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan exercise
budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya, teknologi

12

berdasarkan ratio (nalar) dankemudian membuatnya, misalnya, menjadi
suatu produk yang kongkrit. Teknologi selalu disandingkan dengan
istilah ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia
untuk memahami gejala dan fakta alam, dan melestarikan pengetahuan
tersebut secara konseptional dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah
usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk
kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut maka
perkembangan ilmupengetahuan selalu terkait dengan perkembangan
teknologi, demikian pula sebaliknya.

2.3. Pengertian Teknologi
Lestari dan Zulaikha (2007). Menyatakan bahwa perkembangan teknologi
saat ini banyak memberikan kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis.
Secara Etimologi teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang berarti seni

dan logika (logos) yaitu berarti ilmu, teori.
Menurut Jack febrian (2000). Teknologi adalah aplikasi ilmu dan
Engineering untuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan
memperbaiki kondisi manusia, atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia
pada berbagai aspek. secara luas teknologi merupakan semua manifestasi dalam
arti material yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu
yang bermanfaat guna mempertahankan kehidupanya.

13

2.4 Fungsi Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran
Istilah pemanfaatan berasal dari kata faedah atau guna dan mendapat
imbuhan pe-an.
Menurut Bambang Warsita (2008: 37). pemanfaatan adalah tindakan
menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk
meningkatkan suasana pembelajaran. Hal yang sama disampaikan oleh Seel dan
Richey (2005: 50). bahwa pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses
dan sumber untuk belajar.
1. Pertama dapat kita lihat bahwa teknologi berfungsi sebagai gudang ilmu
pengetahuan, dapat berupa refrensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan

dapat diakses melalu fasilitas tik, pengelolahan, pengetahuan, jaringan pakar,
jaringan antara instistusi pendidikan dll.
2. Kedua, fungsi teknologi sebagai alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu
belajar bagi siswa serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa.
3. Ketiga, fungsi teknologi sebagai fasilitas pendidikan disekolah dapat berupa
pojok internet, perpustakan digital, kelas virtual, lab multimidia, papan eletronik
dan dll.
2.5. Jenis-Jenis Perangkat Teknologi
Setelah membicarakan perubahan paradigma

di bidang pendidikan

pembelajaran, maka pembahasan berikutnya adalah jenis-jenis perangkat
Teknologi Informasi.

14

2.5.1 Komputer
Pengertian Komputer menurut Robert H. Blissmer Komputer ialah suatu
alat elektronik yg mampu melakukan beberapa tugas seperti menerima input,

memroses input, menyimpan perintah-perintah dan menyediakan output dalam

bentuk informasi.”13
Pengertian Komputer menurut V.C. Hamacher et al Komputer
merupakan mesin penghitung elektronik yg dengan cepat dapat menerima
informasi input digital, memrosesnya sesuai dengan program yg tersimpan di

memorinya dan menghasilkan output informasi.”14
Perkembangan

IPTEK

terhadap

proses

pembelajaran

adalah


diperkayanya sumber belajar dan media pembelajaran. Media komputer
dimanfaatkan dalam pembelajaran karena memberikan keuntungan-keuntungan
yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lainnya yaitu kemampuan
komputer
Model

untuk

berinteraksi

pembelajaran

yang

secara

diterapkan

individu
dalam

dengan

mahasiswa.

pembelajaran berbantuan

komputer secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat model, yaitu :
1) tutorial,
2) drill and practice,
3) simulation, dan
4) problem-solving.
Dalam

model

1

dan

2,

komputer

berperan sebagai pengajar, sedangkan model 3 dan 4, untuk mengembangkan
penggunaan kemampuan memecahkan masalah melalui pendekatan discover

15

y atau exploratory. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran

ini dapat meningkatkan motifasi belajar, media pembelajaran yang efektif, tidak
adanya batas ruang dan waktu belajar.
2.5.2 Printer
Fungsi printer bagi guru profesional Printer termasuk kedalam kelompok
hadware atau disebut juga dengan perangkat keras. Yang dapat berfungsi
mencetak data apabila sudah terhubung ke komputer. Ketika printer tidak
terkoneksi dengan komputer fitur yang dapat dimanfaatkan hanyalah foto copy
dan fasilitas fax.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, fungsi printer adalah untuk
mencetak data berupa gambar, teks maupun grafik dari laptop atau komputer
kedalam media sesuai dengan jenis printer tersebut. Bahwa kita ketahui media
yang digunakan dalam mencetak teks gambar maupun hasil design tidak hanya
berupa kertas saja, akan tetapi dalam pembuatan sablon kaos pada zaman
sekarang ini menggunakan printer adalah alternatif penyablonan system cepat.
Melihat perkembangan saat ini, printer juga dapat dijadikan sebagai alat
foto copy walaupun kemampuannya tidak akan dapat menandingi mesin khusus
foto copy. Fungsi scanning yang ditanamakan juga dapat digunakan untuk
memindahkan gambar atau teks dokumen kedalam komputer dengan mudah.
Serta fasilitas fax yang dapat mengirim data dengan sangat cepat

16

2.5.3 Projector
LCD proyektor paling sering kita temukan di banyak sekolah dan
kampus. Zaman sekarang, banyak guru maupun dosen mengandalkan alat
elektronik yang cara kerjanya adalah dengan membuat sumber cahaya, display,
elektronik dan sistem optik terintegrasi supaya gambar dan video dapat
diproyeksikan ke layar maupun dinding ini.
Masa sekarang, tampaknya kurang lengkap jika sebuah proses belajarmengajar tidak menggunakan sebuah LCD proyektor. Alat ini bisa digunakan
untuk:
1.

Telekonferensi langsung tepat di depan kelas.

2.

Menampilkan segala materi pelajaran yang sudah disiapkan dalam
bentuk Microsoft Power Point (untuk dosen menjelaskan ke muridmuridnya dan untuk murid yang berpresentasi).

3.

Menampilkan film DVD baik yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran maupun untuk sekadar intermezzo.

4.

Untuk mengoneksikan proyektor ke komputernya sendiri kini lebih
mudah untuk dipelajari sehingga tidak heran bila para guru dan dosen
bisa dengan gampang mengoperasikannya. Bahkan saat muncul
masalah teknis, mereka bisa mengatasi semuanya secara sempurna.

5.

Kelebihan lainnya yang bisa didapat dengan menggunakan LCD
proyektor adalah bahwa cara penyampaian materi lebih praktis dan
langsung mengena ke para murid. Para murid pun pasti setuju bahwa

17

mereka lebih mengerti apabila guru/dosen mereka memanfaatkan media
elektronik ini daripada memberi penjelasaan secara lisan dan manual.
6.

Ada beragam presentasi yang bisa ditampilkan melalui LCD proyektor,
mulai dari video, grafis, audio dan teks. Dengan persiapan yang kreatif
juga oleh para guru/dosen, murid menjadi lebih jelas akan materi
pelajaran yang disampaikan. Cara ini lebih baik daripada guru/dosen
bicara di depan kelas dari awal sampai akhir kelas. Selain itu,
menyediakan gambar maupun video tentunya lebih menarik perhatian
para murid agar tidak merasa bosan selama pelajaran. LCD proyektor
membantu guru/dosen untuk memberikan sedikit hiburan dengan tidak
melupakan fokus dari inti materi pelajaran tersebut.

Keuntungan pembelajaran menggunakan media Informasi Dan
Teknologi (IT) LCD Proyektor antara lain :
a. Menimbulkan motifasi dalam menekuni materi yang disajikan
b. Kemampuan untuk mengingat secara cepat dan tepat dalam
merencanakan langkah selanjutnya.
c. Dengan adanya warna, music dan grafik yang dianimasi dapat
merangsang untuk latihan, kegunaan laboraturium dan simulasi
d. Kecepatan dalam menanggapi respon peserta didik atau siswa
e. Kemampuan untuk menyimpan dokumen secara aman

18

2.5.4 Internet
Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu
bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide ared network) dan
komputer pribadi (standalone), yang memungkinkan setiap
komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi
satu sama lain,
Brace menyebutkan internet sebagai suatu kesepakatan ,
karena untuk dapat saling berhubungan dan berkomunikasi setiap
komputer harus menggunakan protokol standar yaitu TPC/IP
(Transmission Control Protocol/interent protocol).
Manfaat Internet sekarang sudah dapat dirasakan olehberbagai
kalangan. Manfaat Internet sebagai salah satu media terbesar di
duniabisa digunakan sebagai pendoronga majunya pendidikan masa
depan.Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang
sangatbesar. Ada duaperanan internet yang sangat penting, yakni:
1.

Menambah dan meningkatkan pengetahuan

2.

Sharing ilmu, cerita dan pengalam kepada rekan-rekan guru yang
lain yang ada di dalam negeri ataupun di luar negeri

3.

Bekerjasama dengan guru-guru lain

4.

Segala ide atau hasil karya bisa langsung di publikasikan dengan
cepat

5.

Dengan memiliki situs atau blog bisa mengasah kemampuan
menulis agar lebih baik lagi

6.

Membuat forum konsultasi dengan teman sejawat

19

7.

Mendapatkan informasi dengan cepat

8.

Bisa memilih dan mendapatkan bahan ajar

9.

Menjalin tali silatuhrahmi dengan guru-guru lain melewati
jejaring sosial, contoh facebook, twitter, yahoo masenger dan
email.

10. Mudah mendapatkan informasi-informasi penting seputar dunia
pendidikan.
2.5.5 Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang
monokrom (hitam putih) maupun berwarna. Kata televisi merupakan
gabungan dari Bahasa Yunani yaitu tele yang artinya jauh dan dari
bahasa latin yaitu visio yang artinya penglihatan. sehingga televisi
dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual/penglihatan. Televisi adalah sistem elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui
kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peratalan yang mengubah
cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat
didengar.
Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang
memberikan informasi dan hiburan secara audio dan visual. Sejak
ditemukannya sejak abad sembilan belas, kini manusia dapat menikmati
hanya

dengan

memencet
20

tombol-tombol

pada

alat

canggih

tersebut.Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan
efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang
disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau
saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai sarana
pembelajaran kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif,
sebagai media pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai
media bahan kajian ilmiah, dokumentasi, dan lain sebagainya.
Televisi Pendidikan adalah penggunaan program video yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat
siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekadar
menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu,
ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
1. Dituntun oleh instruktur, yakni seorang guru atau instruktur
menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual.
2. Sistematis, yakni siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan
silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3.

Teratur dan berurutan, yakni siaran disajikan dengan selang
waktu yang beraturan secara berurutan di mana

satu siaran

dibangun atau mendasari siaran lainnya.
4. Terpadu, yakni siaran berkaitan dengan pengalamn belajar
lainnya

seperti

latihan,

membaca,

diskusi,

laboratorium,

percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
5. Pemanfaatan media televisi secara umum melibatkan dua unsur
yaitu peralatan dan programnya. Peralatan televisi atau biasa
21

dikenal dengan istilah pesawat televisi telah berkembang
sedemikian rupa dari waktu ke waktu, demikian juga program
atau siarannya.
2.5.6

Handpone

Teknologi Komunikasi semakin Berkembang Dan semakin
Canggih. Dimulai Dari penggunan HT (Hand talce), paper , telpon
rumah, hingga saat ini muncul ini handpone dengan berbagai macam
versi dan yang biasa hingga yang berlabel smart pone, handpone
menjadi barang yang telah dimiliki oleh semua kalangan masyarakat.
Jika dulu handpone dianggap sebagai barang elektronik yang mewah
kini keberadanya sudah tidak sulit

lagi untuk didapat karena

harganya yang semakin murah.
Handpone disebut juga dengan telpon seluler (ponsel) atau
telpon genggam (telgam) merupakan sebuah alat komunikasi
eletronik

yang memiliki kemampuan dasar sama dengan telpon

konvesional saluran tetap, tetapi bersifiat portabel atau mobile (dapat
dibawa ke mana-mana) sehingga tidak perlu diambungkan dengan
jaringan telpon kabel , sampai saat ini diindonesia sudah terdapat
dua jenis jaringan nirikabel atau wireles atau telpon seluler, yakni
gsm

global syistem for mobile telecommunication dan cdma

multiple access. Kegugunan ponsel sangatlah beragam tidak hanya

untuk melakukan pengiriman dan penerimaan pesan singkat atau
sms shutmessage service) semakin berkembang handpone semakin
dilengkapi dengan berbagai kecangihan fitur yang menarik dan

22

membuat penggunanya bertambah pesat , yakni menangkap siaran
radio dan televisi pemutar videos dan audio Kamera, game dari
sekarang semakin diperlengkapi dengan jaringan internet.
Di Indonesia, terdapat sistem komunikasi satelit domestik
(SKSD) yang dikelola oleh indonesia satelit corporation (Indosat)
merupakan badan usaha milik negara. Untuk melayani pelanggan.
Indosat memakai satelit dan melalui kabel laut yang disebut sitem
komunikasi kabel laut (skkl). Satelit palapa berfungsi sebagai satelit
pengulang (reparter) komunikasi

bagi berrbagai media termasuk

telpon, televisi, faksimili, komputer dan lain-lain.
2.6 Hakikat Informasi
Berbicara mengenai informasi, tidak dapat dipisahkan dengan
yang namanya data. Sebelum memahami konsep informasi dalam hal
ini akan dibahas sepintas tentang data.
Menurut Susanto (2002). data adalah fakta atau apapun yang
dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Data
dapat berupa bahan untuk diskusi, pengambilan keputusan,
perhitungan, atau pengukuran. Saat ini data tidak harus selalu dalam
bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat, tetapi
dapat juga dalam bentuk suara, gambar diam dan bergerak, baik
dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Bahkan sekarang mulai banyak
berkembang data virtual/maya yang merupakan hasil rekayasa
komputer. Jelasnya

23

Menurut Siagian (2002). data merupakan bahan ”mentah”.
Sebagai bahan mentah, data merupakan input yang setelah diolah
berubah bentuknya menjadi output yang disebut informasi. Setelah
Anda mengenal sepintas tentang data, maka marilah kita bicarakan
apa yang dimaksud dengan informasi. Menurut Susanto (2002).
informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak
semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Hasil
pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi
orang tersebut. Dari uraian tentang informasi ada tiga hal penting
yang harus di perhatikan.
Selain

dari

pengertian

informasi

tersebut

Mc.

Leod

(Susanto,2002). mengemukakan bahwa suatu informasi yang
berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akurat,

artinya

informasi

mencerminkan

keadaan

yang

sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan
melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
berbeda-beda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan
hasil yang sama, maka dianggap data tersebut akurat.
2. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada
saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak
beberapa jam lagi.
3. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan
yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu

24

organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan bagian yang ada
dalam organisasi tersebut.
4. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
a.

Komponen-komponen Informasi Dengan fenomena yang multidimensional, kita dapat mengenal enam komponen informasi yang
masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan kekhasan masingmasing. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut
adalah sebagai berikut.

b.

Absolute information, merupakan ’pohonnya’ informasi, yaitu jenis
informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak
membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

c.

Sustitutional informasionyaitu jenis informasi yang merujuk
kepada kasus di mana konsep informasi digunakan untuk sejumlah
informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala diganti
dengan istilah ’komunikasi’

d.

Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan
dengan konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada
pengetahuan dan kebijakan.

e.

Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan
dengan perasaan dan emosi manusia. Kehadiran informasi ini
bergantung pada orang yang menyajikannya.

f.

Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada
karakter logis informasi-informasi tertentu.

25

g.

Cultural information, yaitu informasi yang memberikan tekanan
pada dimensi kultural.
Kelima komponen informasi tersebut, satu dengan yang lainnya
saling berhubungan dan memiliki unsur ketergantungan. Dalam
memberikan pemahaman terhadap suatu komponen, informasi
tidak terlepas dari pengetahuan unsur budaya seseorang dan
pemahaman seseorang terhadap suatu komponen informasi yang
merupakan alat bagi pemahaman komponen-komponen lainnya.
Sehubungan dengan pemahaman Anda tentang informasi, sudah
tentu Anda sering mendengar ungkapan bahwa saat ini kita sudah
memasuki ”era informasi”. Artinya semakin disadari oleh banyak
pihak bahwa informasi merupakan sumber daya yang makin
penting perannya dalam kehidupan dan penghidupan manusia.
Bahkan dapat dikatakan bahwa informasi telah menyentuh seluruh
kehidupan manusia, meskipun teknologi yang menghasilkannya
mungkin tidak dipahami, apalagi dikuasainya.
Informasi diperlukan bukan hanya oleh individu dan berbagai
kelompok dalam masyarakat, akan tetapi juga oleh semua jenis
organisasi, termasuk organisasi bisnis, organisasi sosial, organisasi
politik, birokrasi pemerintahan dan organisasi nirlaba, termasuk
organisasi keagamaan. Pentingnya peranan informasi terlihat baik
oleh perorangan, kelompok, maupun semua jenis organisasi yang
dalam menjalani kehidupan dan penghidupan ini selalu dihadapkan
kepada keharusan mengambilberbagai keputusan, baik yang

26

sifatnya rutin, sederhana, dan repetitif maupun yang insidental,
episodik, kritikal, rumit, dan strategis. Informasi yang mampu
mendukung proses pengambilan keputusan adalah yang memenuhi
paling sedikit lima persyaratan. Kelima persyaratan ini terkait
dengan yang telah dikemukakan di atas, yaitu berkenaan dengan
informasi yang berkualitas, yaitu lengkap, mutakhir, akurat, dapat
dipercaya, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses
pengambilan keputusan apabila diperlukan (Siagian, 2002). Faktor
kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap
dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar yang pada
gilirannya bermuara pada keputusan yang tidak tepat. Faktor
kemutakhiran tidak kalah pentingnya, karena seperti dimaklumi,
suatu keputusan adalah upaya sadar dan sistematis untuk mengatasi
suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan
masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang
dan masa depan. Informasi yang sudah kadaluarsa tidak akan
mendukung proses pengambilan keputusan. Akurasi informasi
merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat justru
akan mempersulit proses pengambilan keputusan terutama dalam
menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian memilih salah
satu di antaranya yang diyakini merupakan alternatif terbaik.
Berkaitan dengan akurasinya, informasi harus dapat dipercaya.
Artinya, data tidak dimanipulasi dalam pengolahannya yang

27

apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya. Seluruh
informasi yang telah terkumpul dan terolah harus disimpan
sedemikian rupa sehingga siapa pun yang memerlukannya dan
memang berhak untuk itu dapat memperolehnya.
2.7

Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Bambang Warsita (2008:135). Teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) Sudah sering digunakan didalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya

masih

terjadi pemahaman yang berebedah mengenai istilah (TIK).
Bahkan, ada sebagian orang yang mengidentikan Teknologi
informasi itu dengan komputer atau internet saja, akibatnya setiap
ada pembicaraan mengenai tik, maka yang terlintas didalam
pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau intenet.
Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware,
software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh,
mengirimkan,

mengolah,menafsirkan,

menyimpan,

mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Hal
yang sama juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4)
Teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam
bidang informasi yang berbasis komputer dan perkembanganya
sangat pesat
Dilingkungan pendidikan atau pembelajaran apabila ada topik
pembicaraan mengenai Teknologi Informasi , ternyata masih ada

28

sebagian guru yang pemahamanya langsung mengarah atau
terpusat pada komputer atau internet . pemahaman demikian ini
mengakibatkan bervariasinya sikap guru dalam pemanfaatan tik
untuk pembelajaran. Ada sebagai guru yang secara spontan
mengemukakan bahwa belum saatnya dilalakukan pemanfaatan
tik dalam pembelajaran.
2.8 Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Menurut Haris Mudjiman (2011:9) belajar mandiri

adalah

kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh niat atau motif untuk
menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki. Beberapa penjelasan yang terkait dengan batasan belajar
mandiri antara lain :

a) Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri
keaktifan pembelajar, persistensi, keterarahan, dan kreativitas untuk
mencapai tujuan.
b) Motif atau niat untuk menguasai sesuatu kompetensi adalah
kekuatan pendorong kegiatan belajar secara intensif, persisten,
terarah dan kreatif.
c) Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah.

29

d) Dengan pengetahuan yang telah dimiliki pembelajar mengolah
informasi yang diperoleh dan sumber belajar, sehingga menjadi
pengetahuan ataupun keterampilan baru yang dibutuhkannya.
e) Dalam status pelatihan dalam sistem pendidikan formal tradisional
tujuan belajar, khususnya tujuan-tujuan antara hingga evaluasi hasil
belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar. Tujuan akhir dari setiap
unit penugasan dapat ditetapkan oleh guru.
Pengertian tersebut, dapat menjelaskan bahwa seseorang yang
sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai oleh motif
yang mendorongnya untuk belajar, bukan dari kenampakan fisik kegiatan
belajarnya.
Kegiatan belajar mandiri diawali dengan adanya kesadaran
adanya masalah, kemudian diikuti dengan timbulnya niat untuk
melakukan kegiatan belajar secara sengaja untuk menguasai suatu
kompetensi guna memecahkan suatu permasalahan yang ada. Jadi,
dengan kata lain kegiatan belajar mandiri ini tidak akan tercipta bila
terdapat unsur pemaksaan dari pihak lain, melainkan timbulnya
kesadaran dan niat yang timbul dengan sendirinya dalam pribadi individu
itu sendiri. Belajar mandiri bermanfaat di masa depan untuk menghadapi
tantangan kehidupan yang semakin lama semakin keras, serta masalah
yang dihadapi juga semakin banyak.
Kemandirian belajar (dalam scribd.com) adalah kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak
tergantung pada orang lain serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi

30

dalam menyelesaikan tugasnya.Menurut Poerwadarminta (2003:23)
(dalam id.shvoong.com) aktivitas adalah kegiatan .”23.

Jadi, aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang
menunjang keberhasilan belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah
seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik
sampai kegiatan psikis
Menurut Paul B. Diedrich (dalam id.shvoong.com) ada 177
macam aktivitas siswa antara lain

1)

Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,
memperhatikan demonstrasi percobaan pekerjaan orang lain.

2)

Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan

wawancara, diskusi, interupsi.
3)

Listening activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.

4)

Writing activities seperti menulis: cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.

5)

Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.

6)

Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, mereparasi model, bermain, berkebun, berternak.

7)

Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

31

8)

Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.”
berdasarkan uraian, maka dapat diketahui aktivitas siswa
terdiri dari :
1) Bertanggung jawab terhadap tugas
2) Menemukan penyelesaian masalah
3) Pemahaman isi materi
4) Kemampuan menjawab pertanyaan
5) Menghindarkan perilaku yang tidak sesuai dengan proses belajar
6) Melakukan kegatan yang berhubungan dengan proses belajar
7) Sistem pengerjaan tugas
8) Keberanian bertanya
9) Keberanian mengajukan pendapat
10) Kegiatan berdiskusi

2.9 Ciri-Ciri Kemandirian
Menurut Chabib Thoha (1996:123-124.) dalam
(subliyanto.blogspot.com) mengemukakan ciri-ciri kemandirian antara
lain :
a) Mampu berpikir secara kritis
b) Tidak mudah terpegauh oleh pendapat orang lain
c) Tidak lari dan menghindari masalah
d) Memecahkan maslaah dengan berfikir yang mendalam
e) Apabila menjumpai maslaah dipecahkan sendiri tanpa meminta
bantuan orang lain

32

f) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain
g) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan
h) Bertanggung jawab atas tindakanya sendiri

2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
Menurut Masrun (1986:4) (dalam tugasavan.blogspot.com) faktor-faktor
yang mempengaruhi kemandirian dibedakan menjadi dua antara lain :

1) Faktor Dari Dalam
Faktor dari dalam yang mempengaruhi kemandirian seseorang antara lain :
a.

Usia
Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada

saat anak menginjak usia lebih tinggi. Pada usia remaja mereka lebih
berorientasi internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam
hidupnya ditentukan oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih
tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu lambat laun akan
semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia seseorang. Anakanak usia muda merasa belum mampu untuk melakukan sesuatu secara
sendiri karena kemampuan yang dimiliki masih terbatas. Sebaliknya,
anak dengan usia yang semakin dewasa merasa sudah mempunyai
kemampuan yang cukup, maka secara pelan-pelan akan dapat melakukan
semuanya secara sendiri. Anak semakin tua usia cenderung semakin
mandiri.

33

b.

Jenis Kelamin
Keinginan untuk berdiri sendiri dan mewujudkan dirinya sendiri
merupakan kecenderungan yang ada pada setiap remaja. Perbedaan sifatsifat yang dimiliki oleh pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan
pribadi individu yang diberikan pada anak pria dan wanita. Perbedaan
jasmani yang menyolok antara pria dan wanita secara psikis
menyebabkan orang beranggapan bahwa perbedaan kemandirian antara
pria dan wanita. Seorang anak perempuan memiliki dorongan untuk
melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, tetapi dengan
statusnya sebagai seorang perempuan, maka dituntut untuk bersikap
pasif, berbeda dengan anak lelaki yang agresif dan ekspansif, akibatnya
anak perempuan berada lebih lama dalam ketergantungan daripada anak
laki-laki.

c. Konsep diri
Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten
pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Cara individu
tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan
kepibadian individualnya. Individu yang memandang dan menilai dirinya
mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya individu yang
memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung tidak
mampu, maka akan menggantungkan dirinya pada orang lain.
Kemampuan bertindak dan mengambil keputusan tanpa bantuan orang
lain hanya dapat dimiliki oleh orang yang mampu berpikir dengan
seksama tentang tindakannya.

34

1.

Faktor Dari Luar
Faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian seseorang antara lain:
a. Pendidikan
Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang,
kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga
orang akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar
seseorang dapat mewujudkan dirinya sendiri, sehingga orang memiliki
keinginan sesuatu secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.
Menurut Thoha (1996) sistem pendidikan yang diterapkan disekolah
yang dalam prosesnya tidak dapat mengembangkan demokrasi
pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi
juga akan menghambat perkembangan kemandirian remaja sebagai
siswa.
b. Keluarga
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan
dasar-dasar

kepribadian

seorang

anak.

Demikian

juga

dalam

pembentukan kemandirian anak berupa aktivitas pendidikan dalam
keluarga, kecenderungan dalam mendidika anak, cara memberikan
penilaian terhadap anak bahkan sampai pada cara hidup orang tua.
Keluarga berperan dalam penanaman nilai-nilai pada diri seorang anak,
termasuk niali kemandirian. Penanaman nilai kemandirian tidak lepas
dari peran orang tua dan cara asuh orang tua ke anak. Apabila sejak kecil
seorang anak sudah dilatih mandiri, maka ketika harus keluar dari asuhan

35

orang tua untuk dapat mandiri, tidak akan mengalami kesulitan dalam
hidup.
Pengaruh keluarga terhadap kemandirian anak terkait dengan
peranan orang tua. Dalam hal ini, ayah dan ibu mempunyai peran nyata
bahwa dari rasa kasih sayang dan rasa kuatirnya seorang ibu tidak berani
melepaskan anaknya untuk berdiri sendiri sehingga menjadikan anak
tersebut untuk selalu ditolong, selalau tergantung kepada ibu karena
selalu dimanjakan mengakibatkan tidak dapat menyesuaikan diri dan
perkembangan watak mengarah pada keragu-raguan. Sikap ayah yang
keras menjadikan anak kehilangan rasa percaya diri sementara
kemanjaan yang diberikan ayah menjadikan anak kurang berani
menghadapai masyarakat luas. Pemanjaan yang berlebihan dan
pengabaian sikap orang tua terhadap anak mengakibatkan terhambatnya
perkembanagan anak.
c. Interaksi sosial
Kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial
serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung
perilaku remaja yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan
mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik,
tidak mudah menyerah, maka akan mendukung untuk dapat berperilaku
mandiri. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan
pentingnya hirarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam
serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan

36

produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian
remaja atau siswa.
2.11 Aspek-Aspek Kemandirian
Menurut Steinbergh (1999:289) dalam
(adwintaactivity.blogspot.com)mengemukakan tiga aspek kemandirian
antara lain :
a) Emotional autonomy
Kemandirian emosional adalah seberapa besar individu tidak
tergantung kepada dukungan emosional orang lain, terutama orang tua
dalam mengelola dirinya sendiri. Memudarnya hubungan emosional anak
dengan orang tua pada masa remaja terjadi sangat cepat. Kecepatan
memudarnya hubungan itu terjadi seiring dengan semakin mandirinya
remaja dalam mengurus diri sendiri. Proses ini secara tidak langsung
memberikan peluang bagi remaja untuk mengembangkan kemandirian
emosional.

Proses

psikososial

yang

menuntut

remaja

untuk

mengembangkan kemandirian emosional antara lain:
1) Perubahan pengungkapan kasih saying
2) Meningkatkan pendistribusian kewenangan dan tanggung jawab
3) Menurunnya interaksi verbal dan kesempatan bertemu dengan orang
tua.
4) Semakin larutnya remaja dalam pola-pola hubungan antar teman
sebaya untuk menyelami hubungan kehidupan yang baru di luar
keluarga. Individu yang mampu memutuskan ikatan emosionalmya,
maka ia akan melakukan pemisahan diri dari keluarga (sparasi).

37

Keberhasilan dalam melakukan sparasi ini merupakan dasar bagi
pencapaian kemandirian terutama kemandirian yang bersifat
independency, sehingga ini menjadi awal untuk terbentuknya
kemandirian.
b)Kemandirian Perilaku (behavioural autonomy
Kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan
dan mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya. Ciri-ciri individu
yang mempunyai kemandirian dalam perilaku antara lain:
1)

Memiliki kemampuanmengambil keputusan, yang ditandai oleh:
a. Menyadaru adanya resiko dari tingkah laku
b. Memilih alternatif pemecahan masalah yang didasarkan atas
pertimbangn diri sendiri dan orang lain
c. Bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang
diambil.

2) Memiliki kekuatan terhadap penaruh pihak lain, yang ditandai oleh:
a. Tidak mudah terpengauh dalam situasi yang menuntut konformitas
b. Tidak mudah terpengaruh oleh tekanana teman sebaya dan orang
tua dalam mengambil keputusan
c. Memasuiki kelompok sosial tanpa tekanan.
3) Memiliki rasa percaya diri (self reliance), yang ditandai oleh:
a. Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
b. Dapat memenuhi tanggung jawab
c. Dapat mengatasi sendiri masalahnya
d. Berani mengemukakan ide atau gagasan

38

c) Kemandirian nilai (values autonomy)
Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak
tekanan atau tuntutan dari orang lain yang berkaitan dengan keyakinan
dalam bidang nilai. Seorang individu memiliki seperangkat prinsip
tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting dalam
memandang sesuatu yang dilihat dari sisi nilai. Terdapat tiga perubahan
kemandirian nilai yang terjadi pada masa remaja antara lain :
1) Keyakinan akan nilai-nilai semakin abstrak (abstrak belief)
Perilaku yang dapat terlihat dari semakin abstraknya keyakinan akan
nilai-nilai adalah mampu menimbang berbagai kemungkinan dalam
bidang nilai.
2) Keyakinan akan nilai-nilai yang semakin bersifat prinsip (principle
belief). Perilaku yang muncul antara lain:
a. Berpikir sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggung jawabkan
dalam bidang nilai
b. Bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam bidang nilai
3) Keyakinan akan nilai-nilai yang terbentuk dalam diri remaja bukan
hanya dalam sistem nilai yang diberikan oleh orang tua atau orang dewasa
lainnya tetapi lebih pada keyakinan yang dimilikinya sendiri (independent
belief). Perilaku yang muncul antara lain :
a. Individu memulai mengevaluasi kembali keyakinan dan nilai-nilai
yang diterimanya dari orang lain
b. Berfikir sesuai dengan keyakinan dan nilainya sendiri

39

c. Bertingkah laku sesuai dengan keyakinan dan nilainya sendiri
1. Komponen Kemandirian Belajar
Siswa yang mandiri dapat menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk
mengejar prestasi, menunjukkan rasa percaya diri yang besar, dan jarang
mencari perlindungan dari orang lain serta mempunyai rasa ingin tahu yang
besar.
Menurut Haris Mudjiman (2011:15) terdapat empat komponen dalam
belajar mandiri antara lain :
a. Konstruktivisme

yaitu

paradigma

yang

meyakini

bahwa

pembelajaran adalah penambahan pengetahuan baru hasil
olahan pembelajar sendiri, atas dasar rangsangan yang berupa
informasi dari sumber belajar.
b. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong kegiatan belajar
secara intensif, persistensi, terarah dan kreatif
c. Kegiatan aktif adalah kegiatan belajar yang ditandai dengan
melakukan tindakan, dan memiliki ciri-ciri efektif, persisiten,
terarah dan kreatif.
d. Kompetensi / tujuan belajar mandiri yang mengarah ke
penguasaan kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan
tindakan secara profesional

40

2.12 Penelitian Relevan
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada penelitian yang relevan
sebagai berikut :
a. Penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Onya Arilia dengan
judul

“Hubungan

pemanfaatan

teknologi

infromasi

dengan

Kompetensi Profesional, Kompetensi dan pedagogik Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa UNY sampel penelitian berjumlah
317 mahasiswa. Data dikumpulkan menggunakan angket. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi product-moment untuk
menguji hipotesis pertama, dan kedua Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa, ada hubungan yang positif dan signifikan
antara

pemanfaatan

teknologi

informasi

dengan

kompetensi

profesional guru, kompetensi pedagogik dengan hubungan yang
positif dan signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi tentang
pemanfaatan teknologi informasi disiplin guru
b. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Icha Dengan Judul “kemandirian
belajar dengan Kompetensi Profesional Guru Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiwa UNES penelitian ini sebanyak 140
mahasiswa, diambil sampel secara proportional random sampling
sebanyak 110 siswa. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi
dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi berganda.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa kemandirian belajar mengenai kompetensi profesional guru

41

2.13 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konsepetual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Struktur kurikulum (PROGDI) FKIP
UKSW Pendidikan Ekonomi, merupakan sala satu faktor yang
berhubungan dengan kesiapan menjadi guru profesional. Karena struktur
kurikulum merupakan proses perkuliahan yang menekankan pada nilai
pembentukan profesional guru yang dijiwai sikap wirausaha pada setiap
diri mahasiswa, dan didukung dengan sarana-prasarana yaitu teknologi
informasi, sehingga dapat membuat mahasiswa memudahakan dalam
mencari sumber informasi dalam berbagai hal, Dengan menggunakan
aplikasi-aplikasi, Intrnet, whatsAap, Bbm, line, facebok dan lain-lain dan
bertukar informasi, dengan mahasiswa lain maupun dosen, hal ini perlu
adanya kemandirian belajar Mahasiswa yang mampu menggunakan
waktu diluar jam kuliah, namun hal ini perlu didukung dengan empat
kompetensi untuk mendukung kesiapan menjadi guru profesional, namun
jika mahasiwa belum menguasai empat kompetensi tersebut makan dia
belum bisa dikatakan siap menjadi guru profesional.

42

2.14. Model Hipotesis
Hubungan ketiga variabel digambarkan melalui model hipotitis
sebagai berikut :
X1

Y
X2

Keterangan :
X1 = Pemanfatan Teknologi Informasi
X2 = Kemandirian Belajar
Y = Kesiapan Menjadi Guru Profesional
= Korelasi\Hubungan variabel x dengan y
2.15. Hipotesis penelitian
Menurut sugiono (2010:96) hipotesis merupakan jawaban sementara
rumusan penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”terdapat hubungan yang positif dan signifikian
antara pemanfaatan teknologi informasi dan kemandirian belajar dengan
kesiapan menjadi guru profesional di kalangan mahasiswa Fkip Pendidikan
Ekonomi Uksw Salatiga

43

Hipotesis kerja 1 :
1. Ada Hubungan Positif dan signifikan antara pemanfaatan Teknologi
informasi dengan kesiapan menajadi guru profesional
Hipotesis statistik 1:
Ho : px1y = 0
H1 : rx1y > 0
Hipotesis kerja 2:
2.

Ada Hubungan Positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan
kesiapan menjadi Guru profesional.

Hipotesis statistik 2:
Ho : px2y = 0
H1 : rx2y > 0
Hipotesis 3 :
3.

Ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan teknologi
informasi dan kemandirian belajar terhadap kesiapan menjadi guru
profesional
Hipotesis 3 :
Ho : px1x2y = 0
H1 : px1x2y > 0

44

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24