Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi
wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa
bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan
fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembanganya
hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada
seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam
kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan,
preeklamsia (Cunnigham, 2005).
Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang yang sering kali
muncul selama kaehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 %
kehamilan.
Hipertensi
dalam
kehamilan
dapat
menyebabkan
morbiditas/kesakitan pada ibu (termasuk kejang eklamsia, perdarahan otak,
edema paru gagal ginjal akut, dan pengumpulan / pengentalan darah di dalam
pembuluh darah) serta morbiditas pada janin (termasuk pertumbuhan janin
terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio
plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran
prematur). Selain itu, hipertensi kehamilan juga masih merupakan sumber
utama penyebab kematian pada ibu (Prawihardjo, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Kehamilan
dapat
menyebabkan
hipertensi
pada
wanita
yang
sebelumnya dalam keadaan normal atau memperburuk hipertensi pada wanita
yang sebelumnya telah menderita hipertensi. Edema menyeluruh, proteinuria,
ataupun keduanya, sering menyertai hipertensi yang diinduksi atau diperberat
oleh kehamilan. Kejang-kejang dapat menyertai hipertensi, terutama bila
hipertensi tidak dapat ditangani. Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan
sering ditemukan dan merupakan salah satu dari tiga besar, selain peedarahan
dan infeksi, yang terus menjadi penyebab utama sebagian besar kematian ibu di
Amerika Serikat (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan
suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion,
1994).
Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain
1400 perempuanmeninggal setiap harinya atau lebih kurang 500.000
perempuan meninggal setiaptahun karena kehamilan dan persalinan (Sarjito,
2009). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Tinggi
rendahnya AKI di suatu wilayah dijadikan sebagai indikator yang
menggambarkan besarnya masalah kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan
dan sumber daya di suatu wilayah (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Hasil
Universitas Sumatera Utara
survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millennium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus (Haryono 2011).
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab
obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi
11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain
– lain 11 % (WHO, 2007).
Kematian ini umumnya dapat dicegah bila
komplikasi kehamilan tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat di deteksi sejak
dini, kemudian mendapatkan penanganan yang tepat adekuat pada saat yang
paling kritis yaitu pada masa sekitar persalinan. Jadi, dalam hal ini, toksomia
gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia) menempati urutan kedua penyebab
kematian ibu.
Di Sumatera Utara, dilaporkan kasus preeklampsia terjadi sebanyak
3.560 kasus dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah
Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita
preeklampsia tahun 2007- 2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak
2,1%, dan pada tahun 2009- 2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut, 2011).
Menurut hasil penelitian Sirait AM (2012), hipertensi lebih banyak
ditemukan pada ibu hamil yang berpendidikan rendah. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan
Universitas Sumatera Utara
mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan
kesehatan mereka, kesehatan orang lain, kemana harus mencari pengobatan
bilamana sakit, dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas disebut
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek
kesehatan” (healtliteracy) (Notoatmodjo, 2003).
Pada survey awal yang dilakaukan penulis di Puskesmas Amplas
didapatkan prevalensi ibu hamil yang berisiko tinggi pada tahun 2013 adalah
sebanyak 109 orang dan hampir keseluruhan ibu hamil yang berisiko dirujuk
ke Rumah Sakit.
Dilatarbelakangi masalah diatas, penulis ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan
terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas
kecamatam Medan Amplas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan
tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan kesehatan
tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu
hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan.
b.
Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan.
c.
Membandingkan gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil
sebelumdan setelah dilakaukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
dalam kehamilan.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:
1.4.1. Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat
di puskesmas, sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang hipertensi
dalam kehamilan.
1.4.2. Peneliti
Dapat menambahkan pengetahuan peneliti tentang hipertensi kehamilan
dan pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap
pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.
1.4.3. Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya
ibu hamil tentang hipertensi yang terjadi selama kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi
wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa
bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan
fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembanganya
hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada
seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam
kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan,
preeklamsia (Cunnigham, 2005).
Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang yang sering kali
muncul selama kaehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 %
kehamilan.
Hipertensi
dalam
kehamilan
dapat
menyebabkan
morbiditas/kesakitan pada ibu (termasuk kejang eklamsia, perdarahan otak,
edema paru gagal ginjal akut, dan pengumpulan / pengentalan darah di dalam
pembuluh darah) serta morbiditas pada janin (termasuk pertumbuhan janin
terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio
plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran
prematur). Selain itu, hipertensi kehamilan juga masih merupakan sumber
utama penyebab kematian pada ibu (Prawihardjo, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Kehamilan
dapat
menyebabkan
hipertensi
pada
wanita
yang
sebelumnya dalam keadaan normal atau memperburuk hipertensi pada wanita
yang sebelumnya telah menderita hipertensi. Edema menyeluruh, proteinuria,
ataupun keduanya, sering menyertai hipertensi yang diinduksi atau diperberat
oleh kehamilan. Kejang-kejang dapat menyertai hipertensi, terutama bila
hipertensi tidak dapat ditangani. Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan
sering ditemukan dan merupakan salah satu dari tiga besar, selain peedarahan
dan infeksi, yang terus menjadi penyebab utama sebagian besar kematian ibu di
Amerika Serikat (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan
suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion,
1994).
Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain
1400 perempuanmeninggal setiap harinya atau lebih kurang 500.000
perempuan meninggal setiaptahun karena kehamilan dan persalinan (Sarjito,
2009). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Tinggi
rendahnya AKI di suatu wilayah dijadikan sebagai indikator yang
menggambarkan besarnya masalah kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan
dan sumber daya di suatu wilayah (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Hasil
Universitas Sumatera Utara
survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millennium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus (Haryono 2011).
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab
obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi
11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain
– lain 11 % (WHO, 2007).
Kematian ini umumnya dapat dicegah bila
komplikasi kehamilan tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat di deteksi sejak
dini, kemudian mendapatkan penanganan yang tepat adekuat pada saat yang
paling kritis yaitu pada masa sekitar persalinan. Jadi, dalam hal ini, toksomia
gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia) menempati urutan kedua penyebab
kematian ibu.
Di Sumatera Utara, dilaporkan kasus preeklampsia terjadi sebanyak
3.560 kasus dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah
Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita
preeklampsia tahun 2007- 2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak
2,1%, dan pada tahun 2009- 2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut, 2011).
Menurut hasil penelitian Sirait AM (2012), hipertensi lebih banyak
ditemukan pada ibu hamil yang berpendidikan rendah. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan
Universitas Sumatera Utara
mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan
kesehatan mereka, kesehatan orang lain, kemana harus mencari pengobatan
bilamana sakit, dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas disebut
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek
kesehatan” (healtliteracy) (Notoatmodjo, 2003).
Pada survey awal yang dilakaukan penulis di Puskesmas Amplas
didapatkan prevalensi ibu hamil yang berisiko tinggi pada tahun 2013 adalah
sebanyak 109 orang dan hampir keseluruhan ibu hamil yang berisiko dirujuk
ke Rumah Sakit.
Dilatarbelakangi masalah diatas, penulis ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan
terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas
kecamatam Medan Amplas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan
tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan kesehatan
tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu
hamil di puskesmas amplas kecamatam Medan Amplas.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan.
b.
Mengetahui gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dalam kehamilan.
c.
Membandingkan gambaran pemeliharaan tekanan darah ibu hamil
sebelumdan setelah dilakaukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
dalam kehamilan.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:
1.4.1. Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat
di puskesmas, sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang hipertensi
dalam kehamilan.
1.4.2. Peneliti
Dapat menambahkan pengetahuan peneliti tentang hipertensi kehamilan
dan pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap
pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.
1.4.3. Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya
ibu hamil tentang hipertensi yang terjadi selama kehamilan.
Universitas Sumatera Utara