Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

(1)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya Samsul Bahri (131121088) adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu hamil di Puskesmas Amplas, kecamatan Medan Amplas”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan bapak/ibu/saudara/saudari. Partisipasi bapak/ibu/saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak/ibu/saudara/saudari bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi bapak/ibu/saudara/saudari dan semua informasi yang bapak/ibu/saudara/saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu/saudara/saudari

Medan, Desember 2014

Peneliti Responden


(2)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

DAMPAK PENDIDIKAN KESEHTANA TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU

HAMIL DI PUSKESMAS AMPLAS KECAMATAN MEDAN AMPLAS

Instrumen terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Kuesioner yang berkaitan dengan Data Demografi responden / subjek yang terdiri dari 7 pernyataan yang diisi oleh peneliti

2. Kuesioner tentang pemeliharaan tekanan darah yang terdiri dari 8 pertanyaan pre test dan 8 pertenyaanpost test intervensi pada ibu hamil yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan bentuk pengisiannya dengan memberikan tanda centang (√) pada pernyataan yang dianggap benar


(3)

Lampiran 3

Kode Responden

Kuesioner “pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kecamatan Medan Amplas”

A. *Kuesioner Data Demografi No responden : 1. Nama (inisial) :

2. Umur :

3. HPHT :

4. Status Obstetri : G: Ab: P:

5. Usia kehamilan : minggu

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan (pretest) yang Anda anggap benar dan sesuai.

No.

Pertanyaan

Pernyataan

Ya Tidak 1. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tekanan darah ulang

pada awal kehamilan (< 12 minggu)

2. Apakah ibu juga melakukan pemeriksaan ulang sebelum usia kehamilan 7 bulan

3. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium seperti bayam, brokoli, ikan, daging, ceker ayam

4. Apakah ibu minum susu hamil selama kehamilan

5. Apakah ibu mengurangi asupan natrium pada makanan sehari-hari seperti garam, makanan cepat saji, bumbu penyedap makanan, munuman kaleng

6. Apakah aktivitas yang ibu lakukan sama seperti sebelum hamil

7. Apakah ibu melakukan senam hamil selama kehamilan

*sejak hamil sampai usia kehamilan 27 minggu (7 bulan), ibu telah melakukan


(4)

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan (post test) yang Anda anggap benar dan sesuai setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan.

No. Pertanyaan Pernyataan

Ya Tidak

1. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (TD) pada usia kehamilan 7 bulan

2. Apakah ibu sering melakukan pemeriksaan kehamilan (TD) pada usia kehamilan setelah 8 bulan

3. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi

kalsium seperti bayam, brokoli, ikan, daging, dan ceker ayam

4. Apakah ibu minum susu hamil selama kehamilan

5. Apakah ibu mengurangi asupan natrium pada makanan sehari-hari seperti garam, makanan cepat saji, bumbu penyedap makanan, dan minuman kaleng

6. Apakah aktivitas sehari-hari yang ibu lakukan sama seperti sebelum hamil

7. Apakah ibu melakukan senam hamil selama kehamilan

*setelah mendapatkan pendidikan kesehatan ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan sebanyak ... kali (usia kehamilan 30 minggu)


(5)

(6)

(7)

Lampiran 6

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Kode Mata Kuliah : BKM122

SKS : 2

Waktu Pertemuan : 1 x 2 x 50 menit

Pertemuan Ke : 1

A.Tujuan

1. TIU : setelah mengikuti penyuluhan ini,

diharapkan ibu hamil mengerti tentang hipertensi dalam kehamilan

2. TIK a. Peserta mampu menjelaskan tentang

hipertensi kehamilan

b. Peserta mampu menjelaskan

klasifikasi hipertensi dalam kehamilan

c. peserta mampu mengidentifikasi

tanda dan gejala yang terjadi pada hipertensi kehamilan

B.Pokok Bahasan : Hipertensi dalam Kehamilan

C.Sub Pokok Bahasan : hipertensi kronik, hipertensi gestasional

preeklamsia, eklamsia, preeklamsi yang terjadi pada hipertensi kronik dan pemeliharaan tekanan darah.

D.Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan peserta Media dan Alat

Pengajara

Waktu

Pendahuluan  Mengucapkan salam

 Memperkanalkan diri  Menjawab salam  mendengarkan 5 menit

Penyajian  Menjelaskan

hipertensi dalam kehamilan  Menjelaskan klaifikasi hipertensi dalam kehamilan  Menjelaskan  Mendengarkan dengan seksama  Mempertanyaka n hal-hal yang tidak dimengerti atau kurang dipahami Leaflet Flip card 30 menit


(8)

tentang hipertensi kronik  Menjelaskan tentang hipertensi gestasional  Menjelaskan tentang preeklamsia  Menjelaskan tentang eklamsia  Menjelaskan tentang preeklamsi pada hipertensi kronik  Menjelaskan

tentang cara yang dapat dilakukan oleh ibu hamil terhadap

pemeliharaan tekanan darah

Penutup  Memberikan

pertanyaan kepada peserta penyuluhan  Mengakhiri penyuluhan  Mengucapkan salam  Mnjawap pertannyaan yang diberikan

 Menjawab salam

25 menit

E. Referensi

Bothamley, Judy. (2011). Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Chunnigham, F. Gary. (2006). Obstetri William. Volime 1. Edisi 21. Jakarta: EGC

Chunnigham, F. Gary. (1995). Obstetri William. Edisi 18. Jakarta: EGC Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan. Edisi 14. Jakarta: EGC

Taber, Ben-zion. (1994). KedaruratanObstetridanGinekologi. Jakarta: EGC


(9)

Lampiran 7 MATERI PENYULUHAN

DEFINISI

Hipertensi didefinisikan sebagai keadaan dengan tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg, atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik minimal sebesar 30 mmHg. Tekanan darah harus diukur paling sedikit 2 kali dengan selang waktu 6 jam (Cunnigham, 1995).

A. Hipertensi Dalam Kehamilan 1. Definisi

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia subur (Bothamley & Maureen, 2011). Hipertensi didiagnosis apa bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih dengan menggunakan fase V Korotkoff untuk menentukan tekana diastolik. Berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan hipertensi dalam kehamilan, meliputi; hipertensi Kronik, hipertensi transier selama kehamilan, preeklamsia (Cunnigham, 2005). Hipertensi selama kehamilan merupakan suatu komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi saksama (Ben-zion, 1994).

2. Klasifikasi a. Hipertensi Kronik

Hipertensi yang diketahui terjadi sebelum kehamilan atau peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg sebelum usaia gestasi 20 minggu, dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan.

b. Hipertensi gestasional

Hipertensi yang terjadi tanpa tanda lain pre-eklamsia. Didiagnosis jika beristirahat, tekanan darah ibu meningkat > 140/90 mmHg pada sedikitnya dua kali pemeriksaan, tidak lebih dari 1 minggu setelah minggu ke-20 kehamilan pada wanita yang diketahui normotensive. Hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum juga diklasifikasikan sebagai hipertensi gestasional.

c. Pre-eklamsia

Merupakan hipertensi yang didiagnosis berdasarkan proteinuria, jika proteinuria > 1+ pada pemeriksaan dipstick atau > 0,3 g/L protein dalam spesimen urine tangkapan bersih yang diperiksa secara acak atau ekskresi 0,3 protein/ 24 jam. Jika tidak terdapat proteinuria, dicurigai terjadi pre-eklamsia jika hipertensi disertai dengan gejala, seperti sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri abdomen/epigastrik, atau perubahan biokimia, terutama jumlah trombosit yang rendah dan kadar enzim hati yang tidak normal (missal, alanine aminotransferase (ALT), aspartat aminotransferase (AST), dan gamma glutamil transpeptidase (GGT)). Tanda-tanda dan gejala tersebut yang disertai


(10)

tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik >110 mmHg dan proteinuria 2+ atau 3+ dengan dipstik menunjukan bentuk penyakit yang lebih berat. d. Eklamsia

Didefinisikan sebagai awitan baru konvulsi selama kehamilan atau pascapartum, yang tidak berkaitan dengan kondisi patologis serebral yang terjadi pada ibu yang menderita pre-eklamsia.

e. Pre-eklamsia yang terjadi pada hipertensi kronik

Hal ini dapat terjadi pada ibu yang mengalami hipertensi sejak sebelum kehamilan (< 20 minggu) yang menderita: proteinuria baru (> 0,3 g/24 jam); peningkatan tiba-tiba hipertensi yang sudah ada sebelumnya dan proteinuria; trombositopenia; enzim hati abnormal (Fraser & cooper, 2009).

3. Etiologi

Plasenta biasanya dianggap sebagai penyebab utama gangguan hipertensi pada kehamilan karena setelah kelahiran, penyakit ini berkurang. Pada plasenta normal, plasenta melibatkan invasi desidua oleh sinsitiotrofoblas. Selama awal kehamilan, dinding otot dan endoteliumarterial terkikis dan digantikan oleh trofoblas untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi perkembangan blastosis. Fase kedua proses invasi ini terjadi antara gestasi minggu ke-16 dan ke-20 saat trofoblas mengikis myometrium arteri spiral. Pada pre-eklamsia, invasi trofoblastik arteri spiral mengalami hambatan sehingga mengakibatkan penurunan perfusi plasenta, yang akhirnya dapat menyebabkan hipoksia plasenta (Fraser & cooper, 2009).

Plasenta abnormal dan penurunan perfusi plasenta juga dapat terjadi pada kondisi yang berhubungan dengan penyakit mikrovaskuler, misalnya diabetes, hipertensi, dan trombofilia. Hal ini dapat terjadi jika terdapat massa plasenta yang besar seperti pada kehamilan kembat atau penyakit trofoblastik gestasional. Ibu yang menderita penyakit ini berisiko tinggi mengalami pre-eklamsia (Fraser & cooper, 2009).

B.Hipertensi Kronik 1. Definisi

Hipertensi yang diketahui terjadi sebelum kehamilan atau peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg sebelum usaia gestasi 20 minggu, dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan (Rraser & Cooper, 2009). Penyakit hipertensi kronik ialah adanya hipertensi yang persisten, oleh berbagai sebab, sebelum kehamilan atau sebelum umur kehamilan 20 minggu, atau melebihi 42 hari postpartum (Ben-zion, 1994).


(11)

2. Etiologi

Hipertensi kronik diperkirakan memiliki dua kemungkinan penyebab:

a. Merupakan masalah jangka panjang, terjadi sebelum kahamilan dimulai, contohnya hipertensi esensisal yang terjadi pada 5% kasus hipertensi pada kehamilan.

b. Dapat terjadi akibat masalah medis yang sudah ada sebelumnya, misalnya: 1) Penyakit ginjal

2) SLE

3) Stenosis aorta 4) Sindrom Cushing

5) Fekromositoma, yang jarang terjadi, tetepi marupakan tumor medulla adrenal yang berbahaya.

3. Komplikasi

Hasil perinatal pada hipertensi kronik ringan cukup baik. Namun demikian, morbiditas dan ortalitas perinatal meningkat apda mereka yang menderita hipertensi kronik berat atau yang dipersulit preeklamsi. Komplikasi lain tidak berkaitan dengan kehamilan dan meliputi gagal ginjal dan perdarahan serebral. Pada 1-2% kasus, ensefalopati hipertensif dapat terjadi jika tekanan darah tiba-tiba meningkat hingga lebih dari 250/150 mmHg. Mortilitas maternal akan tinggi jiak feokromositoma tidak terobati.

4. Penatalaksanaan

a. hipertensi kronik ringan

keadaan ini didefinisiskan sebagai tekanan darah sistolik <160 mmHg dan tekanan diastolic <110 mmHg. Ibu yang menderita hipertensi kronik ringan cenderung tidak memerlukan hospitalisasi antenatal dan dapat dirawat di komunitas oleh bidan dan dokter umum. Kondisi ibu harus dipantau dengan cermat untuk mengidentifikasi jika terjadi preeklamsi.

b. Hipertensi kronik berat

Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan takan darah diastolik >110 mmHg. Idealnya, ibu harus dirawat oleh tim obstetrik dan dokter. Ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal dengan sering untuk memantau kondisinya.

C.Hipertensi gestasional 1. Definisi

Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan pada wanita yang tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan, tetapi belum mengalami proteinuria. Hipertensi gestasional disebut hipertensi transien apa bila tidak terjadi preeklamsi dan tekanan darah telah kembali normal dalam 12 minggu postpartum.


(12)

2. Tanda dan Gejala

Wanita dengan hipertensi gestasional dapat memperlihatkan tanda-tanda yang berkaitan dengan preeklamsi, misalnya; nyeri kepala, nyeri epigastrium, atau trombisitopenia yang mempengaruhi penatalaksanaan.

D.Preeklamsia 1. Definisi

Pre-eklamsia adalah sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Merupakan gangguan multisistem dengan etiologi kompleks yang khusus terjadi selama kehamilan. Milne (2005) menyatakan bahwa preeklamsia biasanya didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu (Bothamley & Maureen, 2011).

2. Etiologi

Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti. Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap benar-benar mutlak.

3. Tanda dan Gejala a. Sakit kepala b. Nyeri epigastrik c. Gangguan penglihatan d. Muntah

e. Penurunan gerakan janin

f. Ukuran janin kecil tidak sesuai dengan usia kehamilan 4. Faktor Risiko

a. Primigravida atau > 10 tahun sejak kelahiran terakhir b. Kehamilan pertama denngan pasangan baru

c. Riwayat keluarga dengan preeklamsia, khususnya pada ibu atau saudara perempuan (baik wanita hamil maupun pasangannya)

d. Kehamilan kembar

e. Kondisi medis tertentu seperti hipertensi esensial, penyakit ginjal, diabetes

f. Adanya proteinuria saat mendaftar untuk pemeriksaan (> 1+ pada lebih dari satu pemeriksaan atau > 0,3 g/24 jam)

g. Umur ≥ 40 tahun h. Obesitas (IMT > 35) i. IVF (fertilisasi in vivo)


(13)

5. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor risiko ibu terjadi preeklamsia a. Paritas

Kira-kira 85% preeklamsia terjadi pada kehamilan pertama. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari preeklamsia dan risiko meningkat lagi pada grandemultigravida (Bobak, 2005). Selain itu primitua, lama perkawinan ≥ 4 tahun juga dapat berisiko tinggi timbulnya preeklamsia (Rochjati, 2003).

b. Usia

Usia aman untuk wanita hamil dan persalinan adalah 23-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun dan setelah 35 tahun meningkat, karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun adan lebis dari 35 tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsia (Cunningham, 2006). Selain itu in=bu hamil yang berusia ≥ 35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi preeklamsia (Rochjati, 2003).

c. Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai rowayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami preeklamsia, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi (Cunningham, 2006).

d. Sosial ekonomi

Beberapa penelitian menyimpulakan bahwa wanita yang social ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsia. Secara umum preeklamsia/ekalmsia dapat dicegah dengan asuhan prenatal yang baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih rendah dan pengetahuan yang kurang seperti dinegara berkembang insiden preeklamsia/eklamsia masih sering terjadi (Cunningham, 2006).

Hiperplasentosis/kelainan trofoblas

Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor predisposisi terjadinya preeklamsia, karena trofoblas yang berlebihan dapat menurunkan perfusiuteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat mengakibatkan terjadinya vasospasme adalah dasar patofisiologi preeklamsia/ekalmsia. Hiperplasentosis tersebut misalnya; kelainan multiple, diabetes mellitus, bayi besar, 70% terjadi pada molahidatidosa (Prawiroharjo, 2008; Cunningham, 2006).


(14)

e. Genetik

Genotipibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotip janin. Telah terbukti pada ibu yang mengalami preeklamsia 26% anak perempuannya akan mengalami preeklamsia pula, sedangkan 8% anak menantunya mengalami preeklamsia. Karena biasanya kelainan genetik juga dapat mempengaruhi penurunan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat menyebabkan terjadinya vasospasme yang merupakan dasar patofiologi terjadinya preeklamsia/eklamsia (Wiknjosastro, 2008; Cunningham, 2006). f. Obesitas

Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan lemak dan protrin hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung coroner, reumatik dan berbagai macam keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain. Hubungan antara berat badan ibu denngan risiko preeklamsia bersifat progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks massa tubuh kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan menjadi 13,3% untuk mereka yang indeksnya ≥ 35 kg/m 2 6. Klasifikasi preeklamsia

(Cunnigham, 2006; Mansjoer, 2008).

Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat membahayakan kesehatan mental maupun neonatal. Gejala klinik preeklamsia dibagi menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat:

a. Preeklamsia ringan (PER) 1) Penertian PE ringan

Preeklamsia ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel (Prawirohardjo, 2008).

2) Diagnosis PE ringan

Diagnosis PE ringan menurut Prawirohardjo (2008), ditegakkan berdasarkan atas munculnya hipertensi disertai proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan ketentua sebagai berikut:

a) TD ≥ 140/90 mmHg

b) Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan kualitatif 1 atau 2+ c) Edema: edema generalisata (edema pada kaki, tangan, muka dan perut) b. Preeklamsia berat (PEB)

1) Pengertian RE berat

Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah ≥ 160/110 mmHg, disertai proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau 3+ atau lebih (Prawirohardjo,


(15)

2) Diagnosis RE berat

Diagnosis RE berat menurut Prawirohardjo (2008), ditekankan bila ditemukan bila salah satu atau lebih tanda/gejala berikut:

a) TD ≥ 160/110 mmHg

b) proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau 3+ atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif c) oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24 jam

d) kenaikan kadar kreatinin plasma

e) gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.

f) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen g) Edema paru-paru dan sianosis

h) Hemolysis mikroangiopatik

i) Trombositopenia berat < 100.000 sel/nm3

j) Gangguan fungsi hepar

atau penurunan trombosit dengan cepat

k) Pertumbuhan janin intra uteri yang terlambat l) Sindrom HELLP

7. Patologi preeklamsia

Perubahan pada sistem dan organ preeklamsia menurut Prawirohardjo (2008) adalah:

a. Perubahan kardiovaskuler

Pencerita preeklamsi sering mengalami gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah, gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan afterload jantung akibat hipertensi (Cunningham, 2006).

b. Ginjal

Terjadi perubahan fungsi ginjal disebabkan karena menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemi, kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permebelitas membrane basalis sehingga terjadikebocoran dan mengakibatkan proteinuria. Gagal ginjal akut akibat nekrosis tubulus ginjal. Kerusakan jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh darah dapat diatasi denag pemberian dopamine agar terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah ginjal.

c. Viskositas darah

Viskositas darah meningkat pda preeklamsi, hal ini mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.

d. Hematokrit

Hematokrit pada penderita preeklamsi meningkat karena hipovolemi yang menggambatkan beratnya preeklamsi.

e. Edema

Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang patologi bila terjadi pada kaki tangan/ seluruh tubuh disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.


(16)

f. Hepar

Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia dan perdarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini bisa meluas yang disebut subkapsular hematoma dan inilah yang menimbulkan nyeri pada epigastrium dan dapat menimbulkan rupture hepar.

g. Neurologik

Perubahan neurologik dapat berupa nyeri kepala disebabkan hiperfusi otak. Akibat spasme retina dan edema retina dan dapat terjandi gangguan visual.

h. Paru

Penderita preeklamsi berat mempunyai resiko terjadinya edema paru. Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapilar paru, dan menurunnya diuresis.

8. Gambaran Perburukan Preeklamsia a. Peningkatan tekanan darah b. Peningkatan proteinuria

c. Perburukan keparahan tanda dan gejala d. Tanda-tanda klonus

e. Papiloedema

f. Nyeri tekan pada hati g. Penurunan hitung trombosit h. Abnormalitas enzim hati i. Sindrom HELLP

9. Komplikasi

a. Komplikasi maternal meliputi: 1) Eklamsia

2) Solusio plasenta 3) Gagal ginjal 4) Nekrosis hepar 5) Ruptur hepar

6) Anemia hemolitik mikroangiopatik 7) Perdarahan otak

8) Edema paru

9) Dan pelepasan retina b. Komplikasi janin meliputi:

1) Prematuritas

2) Insufisiensi utero-plasental


(17)

10. Pencegahan preeklamsia

Pencegahan preeklamsia ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsia pada perempuan hamil yang memiliki resiko preeklamsia. Menurut Prawirohadjo (2008), pencegahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Pencegahan non medikal

Yaitu pencegahan dengan tidak memberikan obat, cara yang paling sederhana adalah dengan tirah baring. Kemudian diet, ditambah suplemen yang mengandung;

1) Minyak ikan yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, missal: omega-3 PUFA

2) Antioksidan: vitamin C, vitamin E, dll

3) Elemen logam besi: zinc, magnesium, kalium b. Pencegahan dengan medikal

Pemberian deuretik tidak terbukti mencegah terjadinya hipertensi bahkan memperberat terjadinya hipovolemia. Pemberian kalsium: 1500-2000 mg/hari, selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat trombotik yang dianggap dapat mencegah preeklamsi adalah aspirin dosis rendah rata-rata <100 mg/hari atau dipiridamole dan dapat juga diberikan obat antioksidan misalnya vitamin C dan vitamin E.

E. Eklamsia 1. Definisi

Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan preeklamsia yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Kejang bersifat grand mal dan mungkin timbul sebelum, selama, atau setelah persalinan. Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada mulipara, dapat dijumpai sampai 10 hari postpartum (Cunnigham, 2005).

2. Tanda dan gejala

a. Peningkatan tekanan darah yang drastis

b. Berkurangnya haluaran urine akibat vasospasme akut c. Peningkatan proteinuria

d. Sakit kepala, yang biasanya berat, persisten, dan biasanya terletak dibagian frontal.

e. Mengantuk atau konfusi akibat edema serebral

f. Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau flashing light akibat edema retina

g. Nyeri epigastrik, yang menunjukan edema hati atau kerusakan fungsi hati h. Mual dan muntah


(18)

3. Komplikasi

Meliputi solusio plasenta (abrupsio), trobosis atau perdarahan otak, kematian perinatal (10-30%), koagulasi intravascular diseminata, anemia hemolitik mikroangiopatik, nekrosis korteks ginjal, nekrosis tubular ginjal, gagal hepar dengan nekrosis periportal, ruptur hepatik, gagal jantung, edema paru, dan kematian ibu.

F. Preeklamsia pada Hipertensi Kronik (Superimposed) 1. Definisi

Semua gangguan hipertensi kronik, apapun penyebabnya, merupakan predisposisi timbulnya preeklamsia atau eklamsia. Gangguan-gangguan ini dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis dan penatalaksanaan wanita yang belum pernah diperiksa sampai pertengahan kehamilannya.

B. Pemeliharaan Tekanan Darah

Pemeliharaan tekanan darah dapat dilakukan dengan cara menngubah gaya hidup seperti diet. Makanan sehat adalah hal yang penting, terutama saat hamil. Seorang wanita hamil harus memastikan untuk selalu mengasup kalori dari makanan-makanan bergizi agar dapat menunjangpertumbuhan dan perkembangan bayi.Pada sebagian besar wanita yang sedang hamil tidak selalu mendapatkan 1.000 mg kalsium harian yang disarankan. Kebutuhan kalsium yangtinggi, untuk pembentukan tulang dan organ lain janin. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium bumil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Kekurangan kalsium yang terlalu lama, menyebabkan dikeluarkannya kalsium jaringan otot sehingga menimbulkan lemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan stroke volume, aliran darah akan menurun. kekurangan kalsium akan menimbulkan kontraksi pada otot pembuluh darah dimana terjadi vasokontriksi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Manuaba, 2001).

Pemeliharaan tekanan darah juga dapat dilakukan dengan aktivitas atau olahraga. Olahraga bagi wanita hamil harus dilakukan hati-hati sesuai anjuran dokter maupun pakar olahraga. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secarafisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Jenis olah tubuh yang paling sesuaiuntuk ibu hamil adalah senam hamil, disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti padaorgan genital, perut kian membesar dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teraturdan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal.

Olahraga secara umum memberi banyak manfaat bagi wanita hamil, diantaranya adalah menjaga kelancaran kerja jantung dan peredaran darah,


(19)

(20)

Lampiran 9 Frequencies

[DataSet1] D:\SKRIPSI\data spss samsulek.sav Statistics

umur statusobstetri usiakehamilan pendidikan pekerjaan pre post

N Valid 12 12 12 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 2 16.7 16.7 16.7

21-35 tahun 10 83.3 83.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

statusobstetri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid primigravida 3 25.0 25.0 25.0

multigravida 9 75.0 75.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

usiakehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 27 minggu 8 66.7 66.7 66.7

28 minggu 4 33.3 33.3 100.0


(21)

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 4 33.3 33.3 33.3

sma 5 41.7 41.7 75.0

perguruan tinggi 3 25.0 25.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ibu rumah tangga 9 75.0 75.0 75.0

pegawai/wiraswasta 3 25.0 25.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 6 50.0 50.0 50.0

tidak terpelihara 6 50.0 50.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 8 66.7 66.7 66.7

tidak terpelihara 4 33.3 33.3 100.0


(22)

[DataSet2] D:\SKRIPSI\data spss samsulek kontrol.sav umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 3 23.1 25.0 25.0

21-35 tahun 9 69.2 75.0 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7

Total 13 100.0

statusobstetri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid primigravida 4 30.8 33.3 33.3

multigravida 8 61.5 66.7 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7

Total 13 100.0

usiakehamila

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 27 minggu 3 23.1 25.0 25.0

28 minggu 9 69.2 75.0 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7


(23)

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 3 23.1 25.0 25.0

sma 7 53.8 58.3 83.3

perguruan tinggi 2 15.4 16.7 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7

Total 13 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ibu rumah tangga 10 76.9 83.3 83.3

pegawai/wiraswasta 2 15.4 16.7 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7

Total 13 100.0

pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 5 38.5 41.7 41.7

tidak terpelihara 7 53.8 58.3 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7


(24)

post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 4 30.8 33.3 33.3

tidak terpelihara 8 61.5 66.7 100.0

Total 12 92.3 100.0

Missing System 1 7.7

Total 13 100.0

Frequencies

Statistics

preintervensi postintervensi prekontrol postkontrol

N Valid 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

preintervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 6 50.0 50.0 50.0

tidak terpelihara 6 50.0 50.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

postintervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 8 66.7 66.7 66.7


(25)

prekontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 5 41.7 41.7 41.7

tidak terpelihara 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

postkontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid terpelihara 3 25.0 25.0 25.0

tidak terpelihara 9 75.0 75.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

preintervensi * postintervensi 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

preintervensi * postintervensi Crosstabulation

postintervensi

Total terpelihara tidak terpelihara

preintervensi terpelihara Count 6 0 6

Expected Count 4.0 2.0 6.0

tidak terpelihara Count 2 4 6

Expected Count 4.0 2.0 6.0

Total Count 8 4 12


(26)

Chi-Square Tests

Value

Exact Sig. (2-sided)

McNemar Test .500a

N of Valid Cases 12

a. Binomial distribution used.

prekontrol * postkontrol Crosstabulation

postkontrol

Total terpelihara tidak terpelihara

prekontrol terpelihara Count 3 2 5

Expected Count 1.3 3.8 5.0

tidak terpelihara Count 0 7 7

Expected Count 1.8 5.3 7.0

Total Count 3 9 12

Expected Count 3.0 9.0 12.0

Chi-Square Tests

Value

Exact Sig. (2-sided)

McNemar Test .500a

N of Valid Cases 12


(27)

Crosstabs

preintervensi * postintervensi Crosstabulation

postintervensi

Total terpelihara tidak terpelihara

preintervensi terpelihara Count 7 0 7

Expected Count 5.3 1.8 7.0

tidak terpelihara Count 2 3 5

Expected Count 3.8 1.3 5.0

Total Count 9 3 12

Expected Count 9.0 3.0 12.0

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 10.000

ln(Estimate) 2.303

Std. Error of ln(Estimate) 1.396

Asymp. Sig. (2-sided) .099

Asymp. 95% Confidence Interval

Common Odds Ratio Lower Bound .648

Upper Bound 154.397

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -.434

Upper Bound 5.040

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.


(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN

Nama : Samsul Bahri

Nim : 131121088

Judul : Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

Pembimbing : Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed

No Tanggal Materi Bimbingan Komentar/Saran Tanda Tangan Pembimbing

1. 20 Agustus 2014

BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

Perbaiki proposal BAB I, II,III dan IV

2. 2 September 2014

BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

Perbaiki BAB I, III, IV

3. 16 September 2014 Uji validitas instrumen penelitian Perbaiki kalimat pertanyaan pada kuesioner

4. 24 November 2014

Uji reliabilitas instrumen penelitian 5. 2 Desember

2014

BAB V Perbaiki BAB V

6. 16 Desember 2014

BAB V Perbaiki BAB V

7. 5 Januari 2015

BAB V dan IV Perbaiki BAB V dan


(36)

8. 14 Januari 2015

BAB V dan VI Perbaiki BAB IV

9. 19 Januari 2015

BAB VI, Lampiran dan Abstrak

Perbaiki Lampiran dan Abstrak

10. 04 Februari 2015

BAB I, II, III, IV, V, VI, Abstrak, Lampiran


(37)

Lampiran 12

TAKSASI DANA PENELITIAN

1. PROPOSAL

 Biaya rental dan print proposal Rp. 150.000

 Biaya internet Rp. 30.000

 Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

 Fotocopy sumber tinjauan kepustakaan Rp. 50.000

 Biaya transportasi Rp. 100.000

 Biaya sidang skripsi Rp. 250.000

2. PENGUMPULAN DATA

 Transportasi Rp. 100.000

 Fotocopy kuesioner Rp. 50.000

 Surat izin dari Dinkes dan Puskesmas Rp. 100.000

3. Intervensi  Median pendkes

 Leaflet Rp. 50.000

 Flipcard Rp. 20.000 +


(38)

Lampiran 13 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Samsul Bahri

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Natal, 12 September 1990

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan

1997– 2003 : SDN 142715 Natal

2003– 2006 : MTs. Natal Panggautan (Plus) Natal

2006 – 2009 : MAN Natal

2010 – 2013 : D III Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013 – 2016 : Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(1)

(2)

(3)

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN

Nama : Samsul Bahri

Nim : 131121088

Judul : Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

Pembimbing : Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed

No Tanggal Materi Bimbingan Komentar/Saran Tanda Tangan Pembimbing

1. 20 Agustus 2014

BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

Perbaiki proposal BAB I, II,III dan IV

2. 2 September 2014

BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

Perbaiki BAB I, III, IV

3. 16 September 2014 Uji validitas instrumen penelitian Perbaiki kalimat pertanyaan pada kuesioner

4. 24 November 2014

Uji reliabilitas instrumen penelitian 5. 2 Desember

2014

BAB V Perbaiki BAB V

6. 16 Desember 2014

BAB V Perbaiki BAB V

7. 5 Januari 2015

BAB V dan IV Perbaiki BAB V dan IV


(4)

8. 14 Januari 2015

BAB V dan VI Perbaiki BAB IV

9. 19 Januari 2015

BAB VI, Lampiran dan Abstrak

Perbaiki Lampiran dan Abstrak

10. 04 Februari 2015

BAB I, II, III, IV, V, VI, Abstrak, Lampiran


(5)

Lampiran 12

TAKSASI DANA PENELITIAN

1. PROPOSAL

 Biaya rental dan print proposal Rp. 150.000

 Biaya internet Rp. 30.000

 Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

 Fotocopy sumber tinjauan kepustakaan Rp. 50.000

 Biaya transportasi Rp. 100.000

 Biaya sidang skripsi Rp. 250.000

2. PENGUMPULAN DATA

 Transportasi Rp. 100.000

 Fotocopy kuesioner Rp. 50.000

 Surat izin dari Dinkes dan Puskesmas Rp. 100.000

3. Intervensi  Median pendkes

 Leaflet Rp. 50.000

 Flipcard Rp. 20.000 +

Rp. 950.000


(6)

Lampiran 13 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Samsul Bahri

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Natal, 12 September 1990

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan

1997– 2003 : SDN 142715 Natal

2003– 2006 : MTs. Natal Panggautan (Plus) Natal 2006 – 2009 : MAN Natal

2010 – 2013 : D III Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013 – 2016 : Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

9 119 109

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

4 145 167

Hubungan Tingkat Kebisingan Perusahaan Percetakan Dengan Tekanan Darah Pada Masyarakat Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas Tahun 2012

5 82 91

Jurnal kesehatan (Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil) | Makalah Dan Jurnal Gratis 2

0 0 8

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

0 0 5

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

0 0 27

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas Chapter III VI

0 0 22

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

0 0 13

Dampak Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas

0 0 2