Analisis Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Yang Dibiayai Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan 2015-2016 Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan suatu langkah yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesis penelitian. Penelitian Berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Research”
atau riset adalah suatu pengumpulan data.pengolahan, penyajian, dan analisa data
yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efesien dan sistematis dan hasilnya
berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan dalam suaha pengembangan ilmu dan
pengetahuan untuk membuat keputusan dalam pemecahan masalah.(J.Supranto,1986)
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluasi yang berfungsi untuk
menjelaskan fenomena dalam sutu kejadian yang akan dijelaskan secara deskriptif
dengan metode kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini (1994), metode deskriptif
adalah metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian
diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta
historis tersebut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang menggunakan proyek bantuan dari
Keuangan Dana Desa Dalam Pembangunan seperti dranase, jembatan dan jalan di
29
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan.Waktu Penelitian ini dilakukan pada
bulan Februari 2017.
3.3 Batasan Operasional
Dalam Penelitian ini, batasan masalah yang akan diteliti mencakup tentang
tingkat partisipasi masyarakat pada 3 tahapan pembangunan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam pembangunan di Kecamatan Sei Dadap dan
hubungan sosial ekonomi masyarakat(jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
penghasilan) terhadap tahapan partisipasi masyarakat.
3.4 Defenisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini yaitu partisipasi masyarakat dan variabel sosial
ekonomi masyarakat pada pembangunan di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten
Asahan. Variabel partisipasi masyarakat dalam penelitian ini menggunakan
indikator pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sebagai berikut:
1. Perencanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten
Asahan dalam merencanakan pemangunan,seperti keaktifan dalam
mengikuti pertemuan, menyampaikan saran atau usulan dalam keterlibatan
dalam pengambilan keputusan.
2. Pelaksanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten
Asahan dalam memberikan kontibusi guna menunjang pelaksanaan
pembangunan yang berwujud tenaga,uang,tanah ataupun keahlian.
30
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawasan, berupa kegiatan untuk melihat kesesuaian prasarana dengan
yang telah direncanakan,serta mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi selama proses pembangunan di Desa Sei Dadap Kabupaten
Asahan.
4. Sosial Ekonomi Masyarakat, terdiri dari jenis kelamin,usia,pendidikan,dan
penghasilan masyarakat Sei Dadap Kabupaten Asahan.
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
mempelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Sugiyono
(2008:115) .
Pemangunan yang dilakukan menggunakan Keungan Dana Desa Berupa
dranase,jembatan dan pembangunan di kecamatan sei dadap. Maka populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang telah mengunakan
proyek pembangunan melalui keuangan dana pedesaan di kecamatan sei
Dadap Kab.Asahan. Berikut jumlah rumah tangga dari tiap-tiap desa di
Kecamatan sei Dadap.
31
Universitas Sumatera Utara
No
Tabel 3.5
Jumlah Rumah Tangga di Kecamatan Sei Dadap
Desa
Jumlah Rumah Tangga
1
Tanjung Alam
1.232
2
Perk.Sei Dadap ¾
457
3
Bahung Sibatu-batu
803
4
Sei Halim Hassak
1.448
5
Perk. Sei Dadap ½
461
6
Sei Kamah 2
712
7
Sei Kamah 1
523
8
Tanjung Asri
348
9
Sei Kamah Baru
822
10
Pasiran
468
Jumlah
7.274
Sumber : BPS Asahan
Daritabel 3.5 dapat dilihat bahwa dari Setiap Desa mempunyai jumlah rumah tangga
masing-masing sehingga didapatkan jumlah populasi sebesar 7.274 rumah tangga.
3.5.2
Sampel
Menurut Sugiyono(2008:116),sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
32
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive Sampling. Metode ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel
itu.(Nasution,2006).
Dalam penelitian ini, kriteria masyarakat yang dapat dijadikan responden
adalah masyarakat yang terdaftar sebagai penduduk kecamatan Sei Dadap.untuk
mengetahui jumlah sampel, teknik yang pertama digunakan adalah menggunakan
rumus Slovin ( Husein,2008 ) yaitu :
�=
dimana:
�
� (�)2 + 1
n = jumlah responden
N = ukuran populasi
d = persentase kelonggaran karena ketidaktelitian dan kesalahan dalam
pengambilan sampel 10%
Dengan menggunakan rumus slovin tersebut maka diperoleh :
�=
�=
�
� (�)2 + 1
7.274
7.274 (0,1)2 + 1
33
Universitas Sumatera Utara
�=
7.274
73,74
� = 99 �����
Dari perhitungan diatas, sampel yang akan diambil sebanyak 99 responden.
Setelah jumlah responden diketahui, pengambilan responden akan dibagi-bagi
berdasarkan jumlah masyarakat masing-masing kelurahan yang ada di Kecamatan
Sei Dadap. Untuk menentukan jumlah responden,peneliti terlebih dahulu
mengelompokkan jumlah masyarakat berdasarkan desa masing-masing.
Peneliti menggunakan rumus pengambilan jumlah responden yang kedua yaitu
Probability Sampling dengan menggunakan rumus Proportionate Stratified
Random Sampling (sujarweni,2014) yaitu :
n=
����� ℎ ��������� ������ ���������
�������� ���������
× �����ℎ ���������
dimana :
n = Jumlah Responden yang diperoleh
34
Universitas Sumatera Utara
Desa
Tabel 3.6
Daftar Desa Kecamatan Sei Dadap
Jumlah Rumah Tangga
Tanjung Alam
1.232
Perk.Sei Dadap ¾
457
Bahung Sibatu-batu
803
Sei Halim Hassak
1.448
Perk. Sei Dadap ½
461
Sei Kamah 2
712
Sei Kamah 1
523
Tanjung Asri
348
Sei Kamah Baru
822
Pasiran
468
Jumlah
7.274
Responden
����
x 99 = 17
����
���
x 99 = 6
����
���
x 99 = 11
����
����
x 99 = 20
����
���
x 99 = 6
����
���
x 99 = 10
����
���
x 99 = 7
���
x 99 = 5
����
����
���
x 99 = 11
����
���
x 99 = 6
����
99
Sumber : BPS Asahan, diolah
Berdasarkan tabel 3.6, penelitiakan mengambil responden di Desa tanjung alam
sebanyak 17 responden,perk.sei dadap ¾ sebanyak 6 responden,bahung sibatu-batu
sebanyak 11 responden,sei halim hassak sebanyak 20 responden,perk.sei dadap ½
sebanyak 6 responden,Sei kamah 2 sebanyak 10 responden,Sei kamah 1 sebanyak 7
35
Universitas Sumatera Utara
responden,Tanjung asri sebanyak 5 responden,Sei kamah baru sebanyak 11
responden dan Pasiran sebanyak 6 responden.
3.6 Jenis Penelitian dan Analisis Pengumpulan Data
3.6.1
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara/kuesioner yang dilakukan peneliti
(Husein,2008). Dalam penelitian ini,data primer diperoleh dengan cara
memberikan kuesioner kepada masyarakat Kecamatan Sei Dadap yang diambil
sebagai responden sebanyak 99 orang.
2. Data Sekunder
datasekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misal dalam bentuk tabeltabel atau digram-diagram ( Husein,2008). Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik,jurnal-jurnal penelitian
terdahulu,data kantor camat sei dadap,buku-buku pendukung dan penelusuran
internet.
36
Universitas Sumatera Utara
3.6.2
Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data yang digunkan penulis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Studi Lapangan
Studi Lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh
secara langsung oleh peneliti yang datang langsung ke lapangan
terhadap
objek
yang
diteliti
dengan
mempergunakan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
. Kuesiner
Menurut sugiyono (2008:119), kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner
juga cocok digunakan bila responden yang cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka,dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau internet.
Penulis menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yaitu
dengan cara memberikan kuesioner secara langsung kepada 17
37
Universitas Sumatera Utara
responden di desa tanjung alam, 6 responden di desa perk. sei dadap
¾, 11 responden di desa bahung sibatu-batu, 20 responden di desa sei
halim hassak, 6 responden di desa perk. sei dadap ½, 10 responden di
desa sei kamah 2, 7 responden di desa sei kamah 1, 5 responden di
desa tanjung asri, 11 responden di desa sei kamah baru dan 6
responden di desa pasiran.
. Wawancara (interview)
Menurut Sugiono (2008:194), wawancara adalah teknik pengumpulan
data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.
penulis menggunakan metode ini untuk pengumpulan data dan
informasi yang langsung penulis amati terhadap penelitian, yang
terkait dengan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa
di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengamati,membaca,dan menulis data-data dari literatur yang
berkaitan dengan topik penulisan. Metode ini digunakan untuk
38
Universitas Sumatera Utara
menggali dasar-dasar teori yang terkait dengan konsep partisipasi
masyarakat desa dalam pembbangunan yang dibiayai oleh keuangan
dana desa di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.
3.7 Teknis Analisis Data
Menurut Sujarweni (2014),analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah
tersedia kemudian diolah dengan statistic sehingga dapat digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Teknik analisis deskriptif dapat
diartikan sebagai teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan data-data yang sudah dikumpulkan kemudian disajikan dalam
bentuk tabel,grafik,persentase,frekuensi ataupun diagram. Adapun cara yang akan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah :
1. masalah pertama,tingkat partisipasi masyarakat(perencanaan,pelaksanaan,dan
pengawasan)dalam pembangunan yang dibiayai oleh keuangan Dana Desa di
kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan. Pada tahap ini akan dilakukan
dengan teknik deskriptif kualitatif berdasarkan data dari masyarakat. Dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi,maka dapat diketahui persentase
tingkat partisipasi masyarakat.
2. masalah
kedua,hubungan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat(jenis
kelamin,usia,pendidikan,dan penghasilan) terhadap partisipasi masyarakat
39
Universitas Sumatera Utara
pada tahap perencanaan,pelaksaan,pengawasan pembangunan di Kecamatan
Sei Dadap.
Untuk mengetahui hubugan ini,dapat dilakukan dengan menggunakan model
tabulsi silang. tabulasi silang adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui
kombinasi nilai-nilai yang bebeda dari dua variabel atau lebih dengan menghitung
harga-harga statistik beserta ujinya. Data dari tiap varibel dikelompokkan dalam
beberapa kategori,dimana dari setiap kategori tersebut diberi skor untuk
mempermudah perhitungan. Kemudian variabel-variabel yang akan diidentifikasi
hubugannya disusun dalam baris dan kolom. Selanjutya dilakukan perhitungan
koefesien kontingensi (contingency coefficient)yaitu koefesien yang digunakan
untuk melihat ada atau tidak,kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel.
Metode tabulasi silang yang akan mentabulasikan beberapa variabel yag
berbeda ke dalam suatu matriks,hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu
tabel dengan variabel-variabel yang terusun sebagai kolom dan baris tabel
tersebut. Untuk mengamati dan menganalisa variabel-variabel tersebut dipakai
dengan tabel dua dimensi yang merupakan cara termudah. Selanjutnya dicari nilai
chi-square.
Chi
squaredapat
dicari
dengan
menggunakan
rumus
atau
menggunkan SPSS :
40
Universitas Sumatera Utara
�2 = ∑
(0−E)²
E
Dimana :
X² = Nilai Chi kuadrat
O = Frekuensi yang di observasi
E = Frekuensi yang diharapkan
Selanjutnya nilai Chi Square akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t
tabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nilai t tabel dengan df – 2,
pada tingkat kepercayaan 95% = 5,991. Adapun ketentuan/kriteria dalam
pembuktian adanya hubunan kondisi sosial ekonomi (jenis kelamin, usia,
pedidikan
dan
penghasilan)
terhadap
partisipasi
masyarakat(tahap
perencanaan,pelaksanaan,dan pengawasan). Adalah jika X² hitung < X² tabel
maka (df k-1 x k-1) = 2, H0 diterima,dan jika X² hitung > X² tabel (df k-1 x k-1)
= 2, H1diterima (H0 ditolak) pada tingkat kepercayaan 95% = 5,991.
41
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Kecamatan Sei Dadap
Kecamatan Sei Dadap adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara. Kecamatan Sei Dadap mempunyai lus wilayah 6.581 Ha
(65,81 Km²). Alamnya berupa dataran rendah dengan keadaan iklim tropis yang
dipengaruhi dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Jarak dari kecamatan ke ibukota kabupaten ±19,2 km dengan waktu tempuh ±
47 menit. Kecamatan Sei dadap terdiri dari 10 desa, yaitu Tanjung alam Perk. Sei
dadap ¾, Bahung sibatu-batu, Sei halim hassak, Perk. Sei dadap ½, sei Kamah 2, sei
kamah 1, Tanjung Asri, Sei kamah baru dan Pasiran. Luas kecamatan Sei dadap dapat
dilihat pada tabel 4.1 :
No
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan Sei Dadap
Desa
Luas (Km²)
Tanjung Alam
Perk. Sei Dadap ¾
Bahung Sibatu-batu
Sei Alim Hassak
Perk. Sei Dadap ½
Sei Kamah 2
Sei Kamah 1
Tanjung Asri
Sei Kamah Baru
Pasiran
SEI DADAP
Sumber: BPS Asahan 2016
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
02,85
19,47
04,66
08,44
20,32
02,10
02,50
01,12
02,05
02,30
65,81
42
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui luas masing-masing desa yang
ada di kecamatan Sei dadap yaitu Tanjung alam memiliki luas 02,85 Km², Perk. Sei
dadap¾ memiliki luas 19,47Km², Bahung sibatu-batu memiliki luas 04,66 Km², Sei
halim hassak memiliki luas 08,44 Km², Perk. Sei dadap ½ memiliki luas 20,32 Km²,
Sei kamah 2 memiliki luas 02,10 Km², Sei kamah 1 memiliki luas 02,50 Km², Tanjung
asri memiliki luas 01,12 Km², Sei kamah baru memiliki luas 02,05 Km², dan Pasiran
memiliki luas 02,30 Km². Total luas keseluruhan Kecamatan Sei Dadap adalah 65,81
Km². Kecamatan Sei dadap secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air joman dan Kisaran
Timur
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Air Batu
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tinggi Raja dan Kisaran
Barat
4.2Kependudukan
4.2.1 Jumlah Penduduk
Dari Hasil Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Kecamatan Sei dadap
berjumlah 32.566 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk berjumlah 4,75,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sei Dadap
Luas
No
Desa
Km²
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanjung alam
02,85
Perk.Sei Dadap ¾
19,47
Bahung Sibatu batu 04,66
Sei Halim Hssak
08,44
Perk. Sei Dadap ½
20,32
Sei Kamah 2
02,10
Sei Kamah 1
02,50
Tanjung Asri
01,12
Sei Kamah Baru
02,05
Pasiran
02,30
SEI DADAP
65,81
Sumber: Kantor BPS ASAHAN
Penduduk (orang)
%
Jumlah
%
04,33
29,59
07,08
12,82
30,88
03,91
03,80
01,70
03,12
03,49
100,00
5650
1987
3354
6473
1921
3298
2399
1457
3933
2094
32566
17,34
6,10
10,3
19,88
5,90
9,43
10,13
4,47
12,07
6,42
100,00
Kepadatan
penduduk
(orang/Ha)
19,82
00,98
06,90
07,37
00.91
15,10
09,23
12,50
18,44
08,74
4,75
4.3 Kondisi Sarana Dan Lingkungan
4.3.1 Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kecamatan Sei Dadap pada saat ini masihterbatas,
seperti Fasilitas kesehatan berupa 1 unit Rumah Sakit Pemerintah, 1 unit puskesmas,
4 unit pustu, 3 unit balai pengobatan, dan 3 unit klinik yang terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Fasilitas
Jumlah
Persen ( % )
1 Rumah sakit Pemerintah
1
8,3
2 Puskesmas
1
8,3
3 Pustu
4
33,3
4 Balai Pengobatan
3
25
5 Klinik
3
25
Jumlah
12
100
Sumber: Puskesmas Sei Dadap
44
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Tempat Ibadah
Sementara itu, untuk tempat ibadah di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari
mesjid, langgar, gereja, vihara seperti tersaji pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Tempat Ibadah di Kecamatan Sei Dadap
No Tempat ibadah
Jumlah
Persen (%)
1
Mesjid
30
40
2
Langgar
37
49,3
3
Gereja
8
10,6
Jumlah
75
100
Sumber: Kantor Camat Sei dadap
4.3.3 Inustri
Industri yang ada di Kecamatan Sei Dadap berupa industri kecil dan kerajinan
Rumah Tangga, dan Perindustrian Besar/Sedang. Jumlah industri yang ada dapat
diihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Industri Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Industri
Jumlah Persen (%)
1
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga
18
85,7
2
Perusahaan Industri Besar/Sedang
3
14,2
Jumlah
21
100
Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap
4.3.4 Pasar
Jenis pasar yang ada di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari Pasar Pekan, Toko
dan Kios seperti terlihat pada tabel berikut :
45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6
Jumlah Pasar Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Pasar
Jumlah
Persen (%)
1
Pasar Pakan
6
2,4
2
Toko
22
8,9
3
Kios
218
88,6
Jumlah
246
100
Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap
4.4 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akan dianalisis dalam penelitian ini
terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan penghasilan. Hasil perhitungan
frekuensi selengkapnya tentang kondisi sosial ekonomi berdasarkan sampel di
Kecamatan Sei Dadap dapat di jelaskan sebagai berikut :
4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang di biayai keuangan dana desa, dapat
dilihat jenis kelamin yang paling dominan berpartisipasi yaitu jenis kelamin laki-laki
sebanyak 76 orang, sedangkan perempuan sebanyak 23 orang. Berikut adalah tabel
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persen (%)
1
Laki-Laki
76
77,7
2
Perempuan
23
23,3
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
46
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi pada tabel diatas, terlihat
bahwa persentase jenis kelamin pria sebanyak 77,7% dan wanita sebanyak 23,3%.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah partisipan laki-laki lebih banyak dari
perempuan.Hal ini disebabkan adanya system pelapisan sosial yang terbentuk dalam
masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara laki-laki dan
perempuan. Perbedaan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu, ada kecenderungan
kelompok laki-laki lebih banyak berpartisipasi daripada kelempok perempuan.
4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Hasil kuesioner yang di kategorikan dalam lima bagian,
diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut :
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Jumlah
Persen (%)
1
< 20
1
1
2
21 – 30
8
8
3
31 – 40
33
33,3
4
41 – 50
44
40,4
5 > 50
17
17,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada perhitungan distribusi frekuensi usia responden di atas, diperoleh bahwa
responden berusia 41 – 50 tahun mendominasikan dalam pelaksanaan partisipasi
pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa. Dari perhitungan ini terlihat pula
bahwa masyarakat yang berpartisipasi tergolong dalam usia produktif. Begitu juga
47
Universitas Sumatera Utara
partisipan terbanyak pada urutan kedua adalah pada golongan responden berusia 31 –
40.Hal ini menunjukkan adanya junior dalam berpartisipasi. Perbedan usia ini
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, karena dalam masyarakat terdapat
perbedaan kedudukan antara rentang usia, sehingga akan memunculkan golongan tua
dan muda. Menurut Slamet (1994), usia berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk
bepartisipasi. Dalam hal ini golongan tua dianggap lebih berpengalaman daripada
yang muda, dan akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal menetapkan
keputusan.
4.4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Bardasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang
partisipasi pembangunan, terlihat bahwa tingkat pendidikan responden yang paling
banyak adalah SMA berjumlah 54 orang.sementara yang paling kecil adalah pada
tingat Akademi berjumlah 3 orang.
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
Persen (%)
1
SD
11
11,1
2
SMP
13
13,1
3
SMA
54
54,5
4
Akademi
3
3
5
Sarjana
18
18,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa persentase tingkat
pendidikan responden paling tinggi adalah SMA sebanyak 54,5%, disusul oleh
48
Universitas Sumatera Utara
Sarjana 18,1%, SMP sebanyak 13,1%, SD sebanyak 11,1% dan Akademi sebanyak
3%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Sei
Dadap sangat bervariasi, timgkat pendidikan di desa ini tergolong baik dengan
mayoritas penduduknya menyelesaikan pendidikan dengan hingga jenjang yang
cukup tinggi yaitu SMP dan SMA, disamping itu banyak pula yang berpendidikan
hingga sarjana walaupun masih banyak juga yang hanya sampai tingkat SD.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tinggi rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat tidak memiliki hubungan dengan partisipasi
masyarakat, khususnya dalam ketiga tahapan partisipasi.
4.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Berdasarkan hasil kuesioner yang dikategorikan dalam tiga bagian, sehingga
diperoleh distribusi penghasilan responden sebagai berikut :
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
No
Penghasilan
Jumlah
Persen (%)
1
< Rp 1.000.000
24
24,2
2
Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
71
71,7
3
> Rp 5.000.000
4
4
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada perhitungan distribusi frekuensi penghasilan responden, diperoleh
informasi bahwa partisipasi responden paling tinggi adalah responden yang
mempunyai penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 perbulan sebanyak 71,7%,
diikuti dengan golongan responden yang berpenghasilan < Rp 1.000.000 sebanyak
49
Universitas Sumatera Utara
24,2%, sedangkan golongan yang berpenghasilan lebih tinggi yaitu > Rp 5.000.000
hanya sebesar 4%.
Menurut Turner dalam Panudju (1999), tingkat penghasilan ini akan
mempengaruhi kemampuan financial masyarakat untuk memberikan sumbangan.
Masyarakat hanya akan bersedia untuk mengerahkan semua kemampuannya apabila
hasil yang dicapaiakan sesuai dengan kenginan dan prioritas kebutuhan mereka.
4.5 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Pembnagunan Yang dibiayai
oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap
4.5.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat desa berkaitan
dengan partisipasi pada tahap perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh
keuangan dana desa,dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
No Partisipasi Pada TahapPerencanaan
Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
89
89,9
2
Tidak ikut berpartisipasi
10
10,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada tabel diatas, dapat diliha persentase masyarakat yang berpartisipasi pada
tahap perencanaan adalah sebesar 89,9% atau sebanyak 89 orang, sedangkan yang
tidak ikut berpartisipasi sebesar 10,1% atau sebanyak 10 orang.
50
Universitas Sumatera Utara
Ada beragam alasan responden mengapa mereka tidak ikut berpartisipasi
diantaranya adalah cenderung masyarakat untuk melimpahkan kewenagan dengan
anggapan bahwa lebih baik program tersebut ditanganin oleh pihak-pihak yang terkait
saja, yaitu pemerintah melalui perangkat desa,fasilitator,kepala dusun ataupun ketua
kelompok masyarakat setempat didalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasannya. Masyarakat hanya memberikan persetujuan saja dengan sosialisasi
program dan tinggal menunggu hasilnya.Sementara ada beberapa responden yang
tidak ikut berpartisipasi dengan alasan sibuk bekerja.
Menurut Slamet (1992), ada dua faktor yang menyebabkan orang kurang
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, yaitu karena mereka mengetahui bahwa final
decision bukan pada mereka tetapi ada pada orang-orang yang mempunyai
kekuasaan,
serta
memperngaruhinya
mereka
tidak
mempunyai
secara
langsung.
Bentuk
kepentingan
partisipasi
khusus
yang
masyarakat
dalam
perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa dapat dilihat pada
tabel 4.12.
Tabel 4.12
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
No Partisipasi Pada Tahap Perencanaan Jumlah Persen (%)
1
Aktif mengikuti Pertemuan
63
63,6
2
Aktif menyampaikan usulan/saran
18
18,1
3
Terlibat dalam mengambil keputusan
8
8
4
Tidak ikut berpartisipasi
10
10,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
51
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa bentuk partisipasi dengan aktif
mengikuti pertemuan adalah 63 responden.ke 63 responden ini adalah mereka yang
selalu hadir mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan. Dari 63 responden
tersebut yang aktif menyampaikan usulan/saran ada 18 responden dan 8 responden
yang terlibat dalam pengambilan keputusan.Tingginya bentuk partisipasi responden
ini disebabkan pendapat bahwa kehadiran dalam mengikuti pertemuan dipandang
penting dalam tahap perencanaan.
Dalam penelitian ini, bentuk partisipasi responden dalam menyampaikan
usulan/saran dalam pertemuan hanya 18,1% saja. Angka ini menunjukkan bahwa
tidak semua responden yang mengikuti pertemuan ikut juga dalam pengambilan
keputusan.Hal ini disebabkan karena masyarakat banyak yang melimpahkan atau
memberikan kewenangan kepada golongan tertentu, yang dalam hal ini adalah
pimpinan kelompok ataupun para kepala dusun untuk diajukan dalam rapat.
menurut Slamet (1994), ada 3 kepemimpinan yang mempengaruhi
penyampaian usul/saran dalam sebuah program yaitu :
1. Kepemimpinan yang bersifat koordinatif, yaitu kepemimpinan yang lebih
memberikan kemungkinan kepada warga untuk lebih banyak berpartisipasi.
2. Kepemimpinan yang bersifat oligarcy, yaitu kepemimpinan dengan sifat
terbatas, dimana keputusan-keputusan yang diambil bukan merupakan
keputusan rakyat bersama, tetapi merupakan keputusan dari para oligarcy. Hal
52
Universitas Sumatera Utara
ini bukan merupakan kesalahan dari pimpinan tetapi memang keadaan
masyarakat sendiri yang memberikan kemungkinan untuk terjadinya system
ini.
3. Kepemipinan yang bersifat Paternalistis. Pada tipe kepemimpinan ini, bahwa
segalanya diserahkan kepada kehendak pimpinan. Keputusan tentang
perencanaan pembangunan tidak dicetuskan melalui rapat-rapat,tetapin rakyat
sudah menyerahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pimpinan
setempat.
4.5.2 Analisis Bentuk Partisipsi Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan
Jawaban
dari
responden
berkaitan
dengan
pertanyaan
apakah
ikut
berpartisipasi pada tahap pembnagunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di
desa mereka, total jawaban menunjukkan bahwa 81% masyarakat terlibat dalam
kegiatan pelaksanaan pembangunan,selengkapnya dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan
No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
83
83,8
2
Tidak ikut berpartisipasi
16
16,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Bila dibandingkan dengan persentase partisipasi pada tahap perencanaan yaitu
53
Universitas Sumatera Utara
sebesar
89,9%,
maka
pada
tahap
pelaksanaan,
partisipasi
masyarakat
sedikitberkurang, terlihat dari banyaknya jumlah responden yang ikut berpartisipasi
sebesar
83,8% atau 83 orang. Hal ini disebabkan oleh anggapan masyarakat yang menyatakan
bahwa pada tahap pelaksanaan adalah urusan yang dominan dilakukan bagi
yangwarga di pilih atau duduk sebagai dewan kelurahan, namun dalam proses
pelaksanaannya merupakan kerja sama yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat
desa.
Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan yang di biayai
oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap berupa tenaga, sumbangan uang
yang dalam hal ini untuk konsumsi pada proses pembnagunan, tanah/pasir yang
diberikan masyarakat secara Cuma-Cuma untuk tempat pembangunan, dan keahlian
dalam membangun infrastruktur seperti masyarakat yang biasnya bekerja sebagai
tukang bangunan dan lainnya. Untuk golongan perempuan, sumbangan keahlian
ditunjukkan
dengan
kesediaan
menjadi
bendahara
dalam
mencatat
dalam
pelaksanaan.
Bedasarkan hasil jawab para respoden, diketahui bahwa 56,5% responden
memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga, 4% dalam bentuk uang, 2% dalam
bentuk tanah, dan 21,1% dala bentuk keahlian. Dari 83 responden tersebut, yang ikut
berpartisipasi dalam bentuk uang hanya 4 responden seperti terlihat pada tabel, dan
54
Universitas Sumatera Utara
responden lain dalam bentuk lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan dari
warga bahwa pembangunan prasarana tersebut berasal dari dana yang diberikan
pemerintah dan warga tidak perlu membayar apapun.
Tabel 4.14
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan
No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)
1
Tenaga
56
56,5
2
Uang
4
4
3
Tanah
2
2
4
Keahlian
21
21,1
5
Tidak ikut berpartisipasi
16
16,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Tingginya tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan menunjukkan
bahwa dana yang berasal dari bantuan langsung dari pemerintah benar-benar
direalisasikan agar dapat disampaikan kepada masyarakat untuk pembangunan
infrastruktur yang memberikan manfaat sehingga memotivasi masyarakat semakin
kuat untuk berpartisipasi.
4.5.3 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pengawasan
Dalam konsep partisipasi masyarakat, tidak hanya perencanaan dan
pelaksanaan dalam pembangunan saja yang dilakukan oleh masyarakat, namun harus
berlanjut keproses pengawasan/monitoringnya. Sehingga dalam pembangunan
infrastruktur, hasil yang diperoleh akan sesuai dengan apa yang diinginkan
masyarakat. Kegiatan pada tahap pengawasan ini penting sekali untuk memandu
55
Universitas Sumatera Utara
apakah proyek tersebut udah sesuai dengan model (blue print) yang telah di tetapkan
(soekartawi,1990).
Jawaban dari responden berkaitan dengan keaktifan mereka dalam melakukan
kegiatan pengawasan menunjukkan bahwa 90,9% responden aktif dan yang tidak
aktif 9%
Tabel 4.15
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan
No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan
Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
90
90,9
2
Tidak ikut berpartisipasi
9
9
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa rersponden yang aktif berpartisipasi
mengalmi peningkatan, yaitu dari 83 orang menjadi 90 orang pada tahap
pengawasan.Kenaikan
ini
disebabkan
setelah
pembangunan
telah
selesai
dilaksanakan, yang melakukan pengawasan hampir semua responden.
Pada tabel yang terlihat tidak aktif dalam tahap pengawasan beralasan bahwa
pengawasan sudah bukan tugas wajib lagi, melainkan merupakan tugas pihak-pihak
terkait yang biasanya dilakukan oleh pihak seperti camat,kepala desa,kepala
dusun,perangkat desa dan sebagainya. Sementara itu, bentuk partisipasi masyarakat
dalam pengawasan pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa sebagai berikut:
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan
No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan
Jumlah Persen (%)
1
Kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana
35
35,3
2
Daya guna
15
15,1
3
Hasil guna
40
40,4
4
Tidak ikut berpartisipasi
9
9
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa kesesuaian bentuk
prasarana dengan rencana yaitu 35,3%. Penentuan jenis atau bentuk prasarana dan
lokasi didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang dihimpun dan ditetapkan melalui
system perkumpulan yang ada pada masyarakat.Angka itu menunjukkan bahwa
masih ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat beranggapan bahwa bentuk
prasana tidak terlalu sesuai dengan yang diinginkan.Namun, hal ini sepenuhnya
disadari oleh masyarakat, bahwa dari banyaknya keinginan yang disampaikan
masyarakat memang tidak semuanya dapat ditampung dan direalisasikan dengan
sempurna. Pendapat Conyers (1994), yang menyatakan bahwa memang skala
prioritas masyarakat mungkin saja sangat berbeda dari skala prioritas yang dimiliki
oleh perencana itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pula bahwa 15,1% dan 40,4%
responden telah merasakan daya guna dan hasil guna dari hasil pelaksanaan
pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa.
57
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Yang di Biayai
Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap
Berdasarkan tabel-tabel diatas, diperoleh informasi bahwa pendapat
responden tentang partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh
keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap, semua berada diatas 50%. Tingginya
keikutsertaan responden dalam pembangunan ini dikarenakan bahwa infrastruktur
yang dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi. Persentase
partisipasi pada tahap perencanaan sebesar 89,9%, pada tahap pelaksanaan sebesar
83,8% dan pada tahap pengawasan sebesar 90,9%.
Pendapat Sherry Arnstein (1969), pada makalahnya yang termuat di journal of
the American Institute of Planners berjudul “A Ladder of Citizen Partisipation”,
bahwa terdapat delapan anak tangga tingkat partisipasi berdasarkan kadar kekuatan
masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan. Untuk itu, penulis akan
menganalisis bagaimana sebenarnya partisipasi masyarakat yang terjadi dan pada
tingkatan yang mana partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh
keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap ini berada.
58
Universitas Sumatera Utara
4.7 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Bentuk Partisipasi Pada
Tahapan Pembangunan Yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa
Sebelum melakukan uji statistic tentang hubungan sosial ekonomi,makaakan
di jelaskan terlebih dahulu perbandingan antara komdisi sosial ekonomi dengan
tahapan-tahapan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan
Sei Dadap.
4.7.1Perbandingan
Kondisi
Sosial
Ekonomi
Responden
pada
Tahap
Perencanaan
Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada
tahap perencanaan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di
Kecamatan Sei Dadap:
Tabel 4.17
Perbandingan Jenis Kelamin Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada
Tahap Perencanaan
No
1
2
3
4
Bentuk Partisipasi
Aktif mengikuti Pertemuan
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
51
Perempuan
12
63
11
6
8
76
7
2
2
23
18
8
10
99
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahap perencanaan, lakilaki lebih mendominasi dibandingkan dengan perempuan. Telihat dari masing-masing
59
Universitas Sumatera Utara
bentuk partisipasi yang ada, sebanyak 51 orang lakilaki aktif mengikuti pertemuan,
11 orang aktif menyampaikan usulan, 6 orang terlibat dalam pengambilan keputusan,
dan 8 orang yang tidak memberikan pilihan. Sementara, sebanyak 12 orang
perempuan aktif mengikuti pertemuan, 7 orang aktif menyampaikan usulan, 2 orang
terlibat dalam pengambilan keputusan dan hanya 2 orang yang tidak memberikan
pilihan:
Tabel 4.18
Perbandingan Usia Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap
Perencanaan
No
Usia
Bentuk Partisipasi
1
Aktif mengikuti Pertemuan
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Jumlah
< 20
1
21-30
5
31-40
23
41-50
22
>50
12
63
1
2
1
8
6
4
33
9
4
5
40
1
3
1
17
18
8
10
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan direntang usia 31-40 sebanyak 23 orang, usia 41-50 sebanyak 22 orang,
usia >50 sebanyak 12 orang, usia 21-30 sebanyak 5 orang dan usia 50 hanya
1 orang. Respoden yang terlibat dalam pengambilan keputusan di usia 21-30 hanya 1
orang, usia 41-50 sebanyak 4 orang, dan usia >50 sebanyak 3 orang. Usia 41-50
tahun lebih mendominasikan pada tahap perencanaan.
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Bentuk Partisipasi
Pada Tahap Perencanaan
No
Tingkat Pendidikan
Bentuk Partisipasi
1
Aktif mengikuti Pertemuan
SD
7
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
1
3
11
Jumlah
SMP
9
SMA
36
Akd
2
Sarjana
9
63
2
1
1
13
13
3
2
54
1
3
3
2
4
18
18
8
10
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan yang berpendidikan SD sebanyak 7 orang, SMP sebanyak 9 orang, SMA
sebanyak 36 orang, Akademi sebanyak 2 orang, dan Sarjana sebanyak 9 orang.
Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran yang berpendidikan SMP hanya 2
orang, SMA sebanyak 13 orang, dan Sarjana sebanyak 3 orang. Reesponden yang
terlibat dalam pengambilan keputusan yang berpendidikan SD,SMP,Akademi hanya
1 orang, SMA sebanyak 3 orang dan Sarjana sebanyak 2 orang. Pada Tahap
perencanaan ini, responden yang lebih banyak berpartisipasi adalah yang
berpendidikan SMA.
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden Dengan Bentuk Partisipasi
Pada Tahap Perencanaan
No
1
Jenis Kelamin
Bentuk Partisipasi
Aktif mengikuti Pertemuan
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Jumlah
5 Juta
1
63
2
3
4
24
14
5
5
71
2
1
4
18
8
10
99
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan yang mempunyai penghasilan 5 juta hanya 1 orang. Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran
yang mempunyai penghasilan 5 juta sebanyak 2 orang. Responden yang terlibat dalam pengambilan keputusan
yang mempunyai penghasilan 50
12
56
1
1
8
1
1
4
7
33
1
1
13
7
40
1
3
1
17
4
2
21
16
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
63
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi
melalui keahlian di umur
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan suatu langkah yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesis penelitian. Penelitian Berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Research”
atau riset adalah suatu pengumpulan data.pengolahan, penyajian, dan analisa data
yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efesien dan sistematis dan hasilnya
berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan dalam suaha pengembangan ilmu dan
pengetahuan untuk membuat keputusan dalam pemecahan masalah.(J.Supranto,1986)
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluasi yang berfungsi untuk
menjelaskan fenomena dalam sutu kejadian yang akan dijelaskan secara deskriptif
dengan metode kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini (1994), metode deskriptif
adalah metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian
diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta
historis tersebut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang menggunakan proyek bantuan dari
Keuangan Dana Desa Dalam Pembangunan seperti dranase, jembatan dan jalan di
29
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan.Waktu Penelitian ini dilakukan pada
bulan Februari 2017.
3.3 Batasan Operasional
Dalam Penelitian ini, batasan masalah yang akan diteliti mencakup tentang
tingkat partisipasi masyarakat pada 3 tahapan pembangunan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam pembangunan di Kecamatan Sei Dadap dan
hubungan sosial ekonomi masyarakat(jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
penghasilan) terhadap tahapan partisipasi masyarakat.
3.4 Defenisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini yaitu partisipasi masyarakat dan variabel sosial
ekonomi masyarakat pada pembangunan di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten
Asahan. Variabel partisipasi masyarakat dalam penelitian ini menggunakan
indikator pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sebagai berikut:
1. Perencanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten
Asahan dalam merencanakan pemangunan,seperti keaktifan dalam
mengikuti pertemuan, menyampaikan saran atau usulan dalam keterlibatan
dalam pengambilan keputusan.
2. Pelaksanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten
Asahan dalam memberikan kontibusi guna menunjang pelaksanaan
pembangunan yang berwujud tenaga,uang,tanah ataupun keahlian.
30
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawasan, berupa kegiatan untuk melihat kesesuaian prasarana dengan
yang telah direncanakan,serta mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi selama proses pembangunan di Desa Sei Dadap Kabupaten
Asahan.
4. Sosial Ekonomi Masyarakat, terdiri dari jenis kelamin,usia,pendidikan,dan
penghasilan masyarakat Sei Dadap Kabupaten Asahan.
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
mempelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Sugiyono
(2008:115) .
Pemangunan yang dilakukan menggunakan Keungan Dana Desa Berupa
dranase,jembatan dan pembangunan di kecamatan sei dadap. Maka populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang telah mengunakan
proyek pembangunan melalui keuangan dana pedesaan di kecamatan sei
Dadap Kab.Asahan. Berikut jumlah rumah tangga dari tiap-tiap desa di
Kecamatan sei Dadap.
31
Universitas Sumatera Utara
No
Tabel 3.5
Jumlah Rumah Tangga di Kecamatan Sei Dadap
Desa
Jumlah Rumah Tangga
1
Tanjung Alam
1.232
2
Perk.Sei Dadap ¾
457
3
Bahung Sibatu-batu
803
4
Sei Halim Hassak
1.448
5
Perk. Sei Dadap ½
461
6
Sei Kamah 2
712
7
Sei Kamah 1
523
8
Tanjung Asri
348
9
Sei Kamah Baru
822
10
Pasiran
468
Jumlah
7.274
Sumber : BPS Asahan
Daritabel 3.5 dapat dilihat bahwa dari Setiap Desa mempunyai jumlah rumah tangga
masing-masing sehingga didapatkan jumlah populasi sebesar 7.274 rumah tangga.
3.5.2
Sampel
Menurut Sugiyono(2008:116),sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
32
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive Sampling. Metode ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel
itu.(Nasution,2006).
Dalam penelitian ini, kriteria masyarakat yang dapat dijadikan responden
adalah masyarakat yang terdaftar sebagai penduduk kecamatan Sei Dadap.untuk
mengetahui jumlah sampel, teknik yang pertama digunakan adalah menggunakan
rumus Slovin ( Husein,2008 ) yaitu :
�=
dimana:
�
� (�)2 + 1
n = jumlah responden
N = ukuran populasi
d = persentase kelonggaran karena ketidaktelitian dan kesalahan dalam
pengambilan sampel 10%
Dengan menggunakan rumus slovin tersebut maka diperoleh :
�=
�=
�
� (�)2 + 1
7.274
7.274 (0,1)2 + 1
33
Universitas Sumatera Utara
�=
7.274
73,74
� = 99 �����
Dari perhitungan diatas, sampel yang akan diambil sebanyak 99 responden.
Setelah jumlah responden diketahui, pengambilan responden akan dibagi-bagi
berdasarkan jumlah masyarakat masing-masing kelurahan yang ada di Kecamatan
Sei Dadap. Untuk menentukan jumlah responden,peneliti terlebih dahulu
mengelompokkan jumlah masyarakat berdasarkan desa masing-masing.
Peneliti menggunakan rumus pengambilan jumlah responden yang kedua yaitu
Probability Sampling dengan menggunakan rumus Proportionate Stratified
Random Sampling (sujarweni,2014) yaitu :
n=
����� ℎ ��������� ������ ���������
�������� ���������
× �����ℎ ���������
dimana :
n = Jumlah Responden yang diperoleh
34
Universitas Sumatera Utara
Desa
Tabel 3.6
Daftar Desa Kecamatan Sei Dadap
Jumlah Rumah Tangga
Tanjung Alam
1.232
Perk.Sei Dadap ¾
457
Bahung Sibatu-batu
803
Sei Halim Hassak
1.448
Perk. Sei Dadap ½
461
Sei Kamah 2
712
Sei Kamah 1
523
Tanjung Asri
348
Sei Kamah Baru
822
Pasiran
468
Jumlah
7.274
Responden
����
x 99 = 17
����
���
x 99 = 6
����
���
x 99 = 11
����
����
x 99 = 20
����
���
x 99 = 6
����
���
x 99 = 10
����
���
x 99 = 7
���
x 99 = 5
����
����
���
x 99 = 11
����
���
x 99 = 6
����
99
Sumber : BPS Asahan, diolah
Berdasarkan tabel 3.6, penelitiakan mengambil responden di Desa tanjung alam
sebanyak 17 responden,perk.sei dadap ¾ sebanyak 6 responden,bahung sibatu-batu
sebanyak 11 responden,sei halim hassak sebanyak 20 responden,perk.sei dadap ½
sebanyak 6 responden,Sei kamah 2 sebanyak 10 responden,Sei kamah 1 sebanyak 7
35
Universitas Sumatera Utara
responden,Tanjung asri sebanyak 5 responden,Sei kamah baru sebanyak 11
responden dan Pasiran sebanyak 6 responden.
3.6 Jenis Penelitian dan Analisis Pengumpulan Data
3.6.1
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara/kuesioner yang dilakukan peneliti
(Husein,2008). Dalam penelitian ini,data primer diperoleh dengan cara
memberikan kuesioner kepada masyarakat Kecamatan Sei Dadap yang diambil
sebagai responden sebanyak 99 orang.
2. Data Sekunder
datasekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misal dalam bentuk tabeltabel atau digram-diagram ( Husein,2008). Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik,jurnal-jurnal penelitian
terdahulu,data kantor camat sei dadap,buku-buku pendukung dan penelusuran
internet.
36
Universitas Sumatera Utara
3.6.2
Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data yang digunkan penulis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Studi Lapangan
Studi Lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh
secara langsung oleh peneliti yang datang langsung ke lapangan
terhadap
objek
yang
diteliti
dengan
mempergunakan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
. Kuesiner
Menurut sugiyono (2008:119), kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner
juga cocok digunakan bila responden yang cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka,dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau internet.
Penulis menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yaitu
dengan cara memberikan kuesioner secara langsung kepada 17
37
Universitas Sumatera Utara
responden di desa tanjung alam, 6 responden di desa perk. sei dadap
¾, 11 responden di desa bahung sibatu-batu, 20 responden di desa sei
halim hassak, 6 responden di desa perk. sei dadap ½, 10 responden di
desa sei kamah 2, 7 responden di desa sei kamah 1, 5 responden di
desa tanjung asri, 11 responden di desa sei kamah baru dan 6
responden di desa pasiran.
. Wawancara (interview)
Menurut Sugiono (2008:194), wawancara adalah teknik pengumpulan
data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.
penulis menggunakan metode ini untuk pengumpulan data dan
informasi yang langsung penulis amati terhadap penelitian, yang
terkait dengan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa
di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengamati,membaca,dan menulis data-data dari literatur yang
berkaitan dengan topik penulisan. Metode ini digunakan untuk
38
Universitas Sumatera Utara
menggali dasar-dasar teori yang terkait dengan konsep partisipasi
masyarakat desa dalam pembbangunan yang dibiayai oleh keuangan
dana desa di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.
3.7 Teknis Analisis Data
Menurut Sujarweni (2014),analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah
tersedia kemudian diolah dengan statistic sehingga dapat digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Teknik analisis deskriptif dapat
diartikan sebagai teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan data-data yang sudah dikumpulkan kemudian disajikan dalam
bentuk tabel,grafik,persentase,frekuensi ataupun diagram. Adapun cara yang akan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah :
1. masalah pertama,tingkat partisipasi masyarakat(perencanaan,pelaksanaan,dan
pengawasan)dalam pembangunan yang dibiayai oleh keuangan Dana Desa di
kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan. Pada tahap ini akan dilakukan
dengan teknik deskriptif kualitatif berdasarkan data dari masyarakat. Dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi,maka dapat diketahui persentase
tingkat partisipasi masyarakat.
2. masalah
kedua,hubungan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat(jenis
kelamin,usia,pendidikan,dan penghasilan) terhadap partisipasi masyarakat
39
Universitas Sumatera Utara
pada tahap perencanaan,pelaksaan,pengawasan pembangunan di Kecamatan
Sei Dadap.
Untuk mengetahui hubugan ini,dapat dilakukan dengan menggunakan model
tabulsi silang. tabulasi silang adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui
kombinasi nilai-nilai yang bebeda dari dua variabel atau lebih dengan menghitung
harga-harga statistik beserta ujinya. Data dari tiap varibel dikelompokkan dalam
beberapa kategori,dimana dari setiap kategori tersebut diberi skor untuk
mempermudah perhitungan. Kemudian variabel-variabel yang akan diidentifikasi
hubugannya disusun dalam baris dan kolom. Selanjutya dilakukan perhitungan
koefesien kontingensi (contingency coefficient)yaitu koefesien yang digunakan
untuk melihat ada atau tidak,kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel.
Metode tabulasi silang yang akan mentabulasikan beberapa variabel yag
berbeda ke dalam suatu matriks,hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu
tabel dengan variabel-variabel yang terusun sebagai kolom dan baris tabel
tersebut. Untuk mengamati dan menganalisa variabel-variabel tersebut dipakai
dengan tabel dua dimensi yang merupakan cara termudah. Selanjutnya dicari nilai
chi-square.
Chi
squaredapat
dicari
dengan
menggunakan
rumus
atau
menggunkan SPSS :
40
Universitas Sumatera Utara
�2 = ∑
(0−E)²
E
Dimana :
X² = Nilai Chi kuadrat
O = Frekuensi yang di observasi
E = Frekuensi yang diharapkan
Selanjutnya nilai Chi Square akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t
tabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nilai t tabel dengan df – 2,
pada tingkat kepercayaan 95% = 5,991. Adapun ketentuan/kriteria dalam
pembuktian adanya hubunan kondisi sosial ekonomi (jenis kelamin, usia,
pedidikan
dan
penghasilan)
terhadap
partisipasi
masyarakat(tahap
perencanaan,pelaksanaan,dan pengawasan). Adalah jika X² hitung < X² tabel
maka (df k-1 x k-1) = 2, H0 diterima,dan jika X² hitung > X² tabel (df k-1 x k-1)
= 2, H1diterima (H0 ditolak) pada tingkat kepercayaan 95% = 5,991.
41
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Kecamatan Sei Dadap
Kecamatan Sei Dadap adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara. Kecamatan Sei Dadap mempunyai lus wilayah 6.581 Ha
(65,81 Km²). Alamnya berupa dataran rendah dengan keadaan iklim tropis yang
dipengaruhi dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Jarak dari kecamatan ke ibukota kabupaten ±19,2 km dengan waktu tempuh ±
47 menit. Kecamatan Sei dadap terdiri dari 10 desa, yaitu Tanjung alam Perk. Sei
dadap ¾, Bahung sibatu-batu, Sei halim hassak, Perk. Sei dadap ½, sei Kamah 2, sei
kamah 1, Tanjung Asri, Sei kamah baru dan Pasiran. Luas kecamatan Sei dadap dapat
dilihat pada tabel 4.1 :
No
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan Sei Dadap
Desa
Luas (Km²)
Tanjung Alam
Perk. Sei Dadap ¾
Bahung Sibatu-batu
Sei Alim Hassak
Perk. Sei Dadap ½
Sei Kamah 2
Sei Kamah 1
Tanjung Asri
Sei Kamah Baru
Pasiran
SEI DADAP
Sumber: BPS Asahan 2016
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
02,85
19,47
04,66
08,44
20,32
02,10
02,50
01,12
02,05
02,30
65,81
42
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui luas masing-masing desa yang
ada di kecamatan Sei dadap yaitu Tanjung alam memiliki luas 02,85 Km², Perk. Sei
dadap¾ memiliki luas 19,47Km², Bahung sibatu-batu memiliki luas 04,66 Km², Sei
halim hassak memiliki luas 08,44 Km², Perk. Sei dadap ½ memiliki luas 20,32 Km²,
Sei kamah 2 memiliki luas 02,10 Km², Sei kamah 1 memiliki luas 02,50 Km², Tanjung
asri memiliki luas 01,12 Km², Sei kamah baru memiliki luas 02,05 Km², dan Pasiran
memiliki luas 02,30 Km². Total luas keseluruhan Kecamatan Sei Dadap adalah 65,81
Km². Kecamatan Sei dadap secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air joman dan Kisaran
Timur
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Air Batu
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tinggi Raja dan Kisaran
Barat
4.2Kependudukan
4.2.1 Jumlah Penduduk
Dari Hasil Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Kecamatan Sei dadap
berjumlah 32.566 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk berjumlah 4,75,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sei Dadap
Luas
No
Desa
Km²
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanjung alam
02,85
Perk.Sei Dadap ¾
19,47
Bahung Sibatu batu 04,66
Sei Halim Hssak
08,44
Perk. Sei Dadap ½
20,32
Sei Kamah 2
02,10
Sei Kamah 1
02,50
Tanjung Asri
01,12
Sei Kamah Baru
02,05
Pasiran
02,30
SEI DADAP
65,81
Sumber: Kantor BPS ASAHAN
Penduduk (orang)
%
Jumlah
%
04,33
29,59
07,08
12,82
30,88
03,91
03,80
01,70
03,12
03,49
100,00
5650
1987
3354
6473
1921
3298
2399
1457
3933
2094
32566
17,34
6,10
10,3
19,88
5,90
9,43
10,13
4,47
12,07
6,42
100,00
Kepadatan
penduduk
(orang/Ha)
19,82
00,98
06,90
07,37
00.91
15,10
09,23
12,50
18,44
08,74
4,75
4.3 Kondisi Sarana Dan Lingkungan
4.3.1 Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kecamatan Sei Dadap pada saat ini masihterbatas,
seperti Fasilitas kesehatan berupa 1 unit Rumah Sakit Pemerintah, 1 unit puskesmas,
4 unit pustu, 3 unit balai pengobatan, dan 3 unit klinik yang terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Fasilitas
Jumlah
Persen ( % )
1 Rumah sakit Pemerintah
1
8,3
2 Puskesmas
1
8,3
3 Pustu
4
33,3
4 Balai Pengobatan
3
25
5 Klinik
3
25
Jumlah
12
100
Sumber: Puskesmas Sei Dadap
44
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Tempat Ibadah
Sementara itu, untuk tempat ibadah di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari
mesjid, langgar, gereja, vihara seperti tersaji pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Tempat Ibadah di Kecamatan Sei Dadap
No Tempat ibadah
Jumlah
Persen (%)
1
Mesjid
30
40
2
Langgar
37
49,3
3
Gereja
8
10,6
Jumlah
75
100
Sumber: Kantor Camat Sei dadap
4.3.3 Inustri
Industri yang ada di Kecamatan Sei Dadap berupa industri kecil dan kerajinan
Rumah Tangga, dan Perindustrian Besar/Sedang. Jumlah industri yang ada dapat
diihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Industri Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Industri
Jumlah Persen (%)
1
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga
18
85,7
2
Perusahaan Industri Besar/Sedang
3
14,2
Jumlah
21
100
Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap
4.3.4 Pasar
Jenis pasar yang ada di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari Pasar Pekan, Toko
dan Kios seperti terlihat pada tabel berikut :
45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6
Jumlah Pasar Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap
No
Jenis Pasar
Jumlah
Persen (%)
1
Pasar Pakan
6
2,4
2
Toko
22
8,9
3
Kios
218
88,6
Jumlah
246
100
Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap
4.4 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akan dianalisis dalam penelitian ini
terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan penghasilan. Hasil perhitungan
frekuensi selengkapnya tentang kondisi sosial ekonomi berdasarkan sampel di
Kecamatan Sei Dadap dapat di jelaskan sebagai berikut :
4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang di biayai keuangan dana desa, dapat
dilihat jenis kelamin yang paling dominan berpartisipasi yaitu jenis kelamin laki-laki
sebanyak 76 orang, sedangkan perempuan sebanyak 23 orang. Berikut adalah tabel
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persen (%)
1
Laki-Laki
76
77,7
2
Perempuan
23
23,3
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
46
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi pada tabel diatas, terlihat
bahwa persentase jenis kelamin pria sebanyak 77,7% dan wanita sebanyak 23,3%.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah partisipan laki-laki lebih banyak dari
perempuan.Hal ini disebabkan adanya system pelapisan sosial yang terbentuk dalam
masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara laki-laki dan
perempuan. Perbedaan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu, ada kecenderungan
kelompok laki-laki lebih banyak berpartisipasi daripada kelempok perempuan.
4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Hasil kuesioner yang di kategorikan dalam lima bagian,
diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut :
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Jumlah
Persen (%)
1
< 20
1
1
2
21 – 30
8
8
3
31 – 40
33
33,3
4
41 – 50
44
40,4
5 > 50
17
17,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada perhitungan distribusi frekuensi usia responden di atas, diperoleh bahwa
responden berusia 41 – 50 tahun mendominasikan dalam pelaksanaan partisipasi
pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa. Dari perhitungan ini terlihat pula
bahwa masyarakat yang berpartisipasi tergolong dalam usia produktif. Begitu juga
47
Universitas Sumatera Utara
partisipan terbanyak pada urutan kedua adalah pada golongan responden berusia 31 –
40.Hal ini menunjukkan adanya junior dalam berpartisipasi. Perbedan usia ini
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, karena dalam masyarakat terdapat
perbedaan kedudukan antara rentang usia, sehingga akan memunculkan golongan tua
dan muda. Menurut Slamet (1994), usia berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk
bepartisipasi. Dalam hal ini golongan tua dianggap lebih berpengalaman daripada
yang muda, dan akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal menetapkan
keputusan.
4.4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Bardasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang
partisipasi pembangunan, terlihat bahwa tingkat pendidikan responden yang paling
banyak adalah SMA berjumlah 54 orang.sementara yang paling kecil adalah pada
tingat Akademi berjumlah 3 orang.
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
Persen (%)
1
SD
11
11,1
2
SMP
13
13,1
3
SMA
54
54,5
4
Akademi
3
3
5
Sarjana
18
18,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa persentase tingkat
pendidikan responden paling tinggi adalah SMA sebanyak 54,5%, disusul oleh
48
Universitas Sumatera Utara
Sarjana 18,1%, SMP sebanyak 13,1%, SD sebanyak 11,1% dan Akademi sebanyak
3%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Sei
Dadap sangat bervariasi, timgkat pendidikan di desa ini tergolong baik dengan
mayoritas penduduknya menyelesaikan pendidikan dengan hingga jenjang yang
cukup tinggi yaitu SMP dan SMA, disamping itu banyak pula yang berpendidikan
hingga sarjana walaupun masih banyak juga yang hanya sampai tingkat SD.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tinggi rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat tidak memiliki hubungan dengan partisipasi
masyarakat, khususnya dalam ketiga tahapan partisipasi.
4.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Berdasarkan hasil kuesioner yang dikategorikan dalam tiga bagian, sehingga
diperoleh distribusi penghasilan responden sebagai berikut :
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
No
Penghasilan
Jumlah
Persen (%)
1
< Rp 1.000.000
24
24,2
2
Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
71
71,7
3
> Rp 5.000.000
4
4
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada perhitungan distribusi frekuensi penghasilan responden, diperoleh
informasi bahwa partisipasi responden paling tinggi adalah responden yang
mempunyai penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 perbulan sebanyak 71,7%,
diikuti dengan golongan responden yang berpenghasilan < Rp 1.000.000 sebanyak
49
Universitas Sumatera Utara
24,2%, sedangkan golongan yang berpenghasilan lebih tinggi yaitu > Rp 5.000.000
hanya sebesar 4%.
Menurut Turner dalam Panudju (1999), tingkat penghasilan ini akan
mempengaruhi kemampuan financial masyarakat untuk memberikan sumbangan.
Masyarakat hanya akan bersedia untuk mengerahkan semua kemampuannya apabila
hasil yang dicapaiakan sesuai dengan kenginan dan prioritas kebutuhan mereka.
4.5 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Pembnagunan Yang dibiayai
oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap
4.5.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat desa berkaitan
dengan partisipasi pada tahap perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh
keuangan dana desa,dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
No Partisipasi Pada TahapPerencanaan
Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
89
89,9
2
Tidak ikut berpartisipasi
10
10,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Pada tabel diatas, dapat diliha persentase masyarakat yang berpartisipasi pada
tahap perencanaan adalah sebesar 89,9% atau sebanyak 89 orang, sedangkan yang
tidak ikut berpartisipasi sebesar 10,1% atau sebanyak 10 orang.
50
Universitas Sumatera Utara
Ada beragam alasan responden mengapa mereka tidak ikut berpartisipasi
diantaranya adalah cenderung masyarakat untuk melimpahkan kewenagan dengan
anggapan bahwa lebih baik program tersebut ditanganin oleh pihak-pihak yang terkait
saja, yaitu pemerintah melalui perangkat desa,fasilitator,kepala dusun ataupun ketua
kelompok masyarakat setempat didalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasannya. Masyarakat hanya memberikan persetujuan saja dengan sosialisasi
program dan tinggal menunggu hasilnya.Sementara ada beberapa responden yang
tidak ikut berpartisipasi dengan alasan sibuk bekerja.
Menurut Slamet (1992), ada dua faktor yang menyebabkan orang kurang
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, yaitu karena mereka mengetahui bahwa final
decision bukan pada mereka tetapi ada pada orang-orang yang mempunyai
kekuasaan,
serta
memperngaruhinya
mereka
tidak
mempunyai
secara
langsung.
Bentuk
kepentingan
partisipasi
khusus
yang
masyarakat
dalam
perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa dapat dilihat pada
tabel 4.12.
Tabel 4.12
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan
No Partisipasi Pada Tahap Perencanaan Jumlah Persen (%)
1
Aktif mengikuti Pertemuan
63
63,6
2
Aktif menyampaikan usulan/saran
18
18,1
3
Terlibat dalam mengambil keputusan
8
8
4
Tidak ikut berpartisipasi
10
10,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
51
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa bentuk partisipasi dengan aktif
mengikuti pertemuan adalah 63 responden.ke 63 responden ini adalah mereka yang
selalu hadir mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan. Dari 63 responden
tersebut yang aktif menyampaikan usulan/saran ada 18 responden dan 8 responden
yang terlibat dalam pengambilan keputusan.Tingginya bentuk partisipasi responden
ini disebabkan pendapat bahwa kehadiran dalam mengikuti pertemuan dipandang
penting dalam tahap perencanaan.
Dalam penelitian ini, bentuk partisipasi responden dalam menyampaikan
usulan/saran dalam pertemuan hanya 18,1% saja. Angka ini menunjukkan bahwa
tidak semua responden yang mengikuti pertemuan ikut juga dalam pengambilan
keputusan.Hal ini disebabkan karena masyarakat banyak yang melimpahkan atau
memberikan kewenangan kepada golongan tertentu, yang dalam hal ini adalah
pimpinan kelompok ataupun para kepala dusun untuk diajukan dalam rapat.
menurut Slamet (1994), ada 3 kepemimpinan yang mempengaruhi
penyampaian usul/saran dalam sebuah program yaitu :
1. Kepemimpinan yang bersifat koordinatif, yaitu kepemimpinan yang lebih
memberikan kemungkinan kepada warga untuk lebih banyak berpartisipasi.
2. Kepemimpinan yang bersifat oligarcy, yaitu kepemimpinan dengan sifat
terbatas, dimana keputusan-keputusan yang diambil bukan merupakan
keputusan rakyat bersama, tetapi merupakan keputusan dari para oligarcy. Hal
52
Universitas Sumatera Utara
ini bukan merupakan kesalahan dari pimpinan tetapi memang keadaan
masyarakat sendiri yang memberikan kemungkinan untuk terjadinya system
ini.
3. Kepemipinan yang bersifat Paternalistis. Pada tipe kepemimpinan ini, bahwa
segalanya diserahkan kepada kehendak pimpinan. Keputusan tentang
perencanaan pembangunan tidak dicetuskan melalui rapat-rapat,tetapin rakyat
sudah menyerahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pimpinan
setempat.
4.5.2 Analisis Bentuk Partisipsi Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan
Jawaban
dari
responden
berkaitan
dengan
pertanyaan
apakah
ikut
berpartisipasi pada tahap pembnagunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di
desa mereka, total jawaban menunjukkan bahwa 81% masyarakat terlibat dalam
kegiatan pelaksanaan pembangunan,selengkapnya dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan
No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
83
83,8
2
Tidak ikut berpartisipasi
16
16,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Bila dibandingkan dengan persentase partisipasi pada tahap perencanaan yaitu
53
Universitas Sumatera Utara
sebesar
89,9%,
maka
pada
tahap
pelaksanaan,
partisipasi
masyarakat
sedikitberkurang, terlihat dari banyaknya jumlah responden yang ikut berpartisipasi
sebesar
83,8% atau 83 orang. Hal ini disebabkan oleh anggapan masyarakat yang menyatakan
bahwa pada tahap pelaksanaan adalah urusan yang dominan dilakukan bagi
yangwarga di pilih atau duduk sebagai dewan kelurahan, namun dalam proses
pelaksanaannya merupakan kerja sama yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat
desa.
Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan yang di biayai
oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap berupa tenaga, sumbangan uang
yang dalam hal ini untuk konsumsi pada proses pembnagunan, tanah/pasir yang
diberikan masyarakat secara Cuma-Cuma untuk tempat pembangunan, dan keahlian
dalam membangun infrastruktur seperti masyarakat yang biasnya bekerja sebagai
tukang bangunan dan lainnya. Untuk golongan perempuan, sumbangan keahlian
ditunjukkan
dengan
kesediaan
menjadi
bendahara
dalam
mencatat
dalam
pelaksanaan.
Bedasarkan hasil jawab para respoden, diketahui bahwa 56,5% responden
memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga, 4% dalam bentuk uang, 2% dalam
bentuk tanah, dan 21,1% dala bentuk keahlian. Dari 83 responden tersebut, yang ikut
berpartisipasi dalam bentuk uang hanya 4 responden seperti terlihat pada tabel, dan
54
Universitas Sumatera Utara
responden lain dalam bentuk lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan dari
warga bahwa pembangunan prasarana tersebut berasal dari dana yang diberikan
pemerintah dan warga tidak perlu membayar apapun.
Tabel 4.14
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan
No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)
1
Tenaga
56
56,5
2
Uang
4
4
3
Tanah
2
2
4
Keahlian
21
21,1
5
Tidak ikut berpartisipasi
16
16,1
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Tingginya tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan menunjukkan
bahwa dana yang berasal dari bantuan langsung dari pemerintah benar-benar
direalisasikan agar dapat disampaikan kepada masyarakat untuk pembangunan
infrastruktur yang memberikan manfaat sehingga memotivasi masyarakat semakin
kuat untuk berpartisipasi.
4.5.3 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pengawasan
Dalam konsep partisipasi masyarakat, tidak hanya perencanaan dan
pelaksanaan dalam pembangunan saja yang dilakukan oleh masyarakat, namun harus
berlanjut keproses pengawasan/monitoringnya. Sehingga dalam pembangunan
infrastruktur, hasil yang diperoleh akan sesuai dengan apa yang diinginkan
masyarakat. Kegiatan pada tahap pengawasan ini penting sekali untuk memandu
55
Universitas Sumatera Utara
apakah proyek tersebut udah sesuai dengan model (blue print) yang telah di tetapkan
(soekartawi,1990).
Jawaban dari responden berkaitan dengan keaktifan mereka dalam melakukan
kegiatan pengawasan menunjukkan bahwa 90,9% responden aktif dan yang tidak
aktif 9%
Tabel 4.15
Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan
No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan
Jumlah Persen (%)
1
Ikut berpartisipasi
90
90,9
2
Tidak ikut berpartisipasi
9
9
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa rersponden yang aktif berpartisipasi
mengalmi peningkatan, yaitu dari 83 orang menjadi 90 orang pada tahap
pengawasan.Kenaikan
ini
disebabkan
setelah
pembangunan
telah
selesai
dilaksanakan, yang melakukan pengawasan hampir semua responden.
Pada tabel yang terlihat tidak aktif dalam tahap pengawasan beralasan bahwa
pengawasan sudah bukan tugas wajib lagi, melainkan merupakan tugas pihak-pihak
terkait yang biasanya dilakukan oleh pihak seperti camat,kepala desa,kepala
dusun,perangkat desa dan sebagainya. Sementara itu, bentuk partisipasi masyarakat
dalam pengawasan pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa sebagai berikut:
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16
Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan
No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan
Jumlah Persen (%)
1
Kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana
35
35,3
2
Daya guna
15
15,1
3
Hasil guna
40
40,4
4
Tidak ikut berpartisipasi
9
9
Jumlah
99
100
Sumber: Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa kesesuaian bentuk
prasarana dengan rencana yaitu 35,3%. Penentuan jenis atau bentuk prasarana dan
lokasi didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang dihimpun dan ditetapkan melalui
system perkumpulan yang ada pada masyarakat.Angka itu menunjukkan bahwa
masih ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat beranggapan bahwa bentuk
prasana tidak terlalu sesuai dengan yang diinginkan.Namun, hal ini sepenuhnya
disadari oleh masyarakat, bahwa dari banyaknya keinginan yang disampaikan
masyarakat memang tidak semuanya dapat ditampung dan direalisasikan dengan
sempurna. Pendapat Conyers (1994), yang menyatakan bahwa memang skala
prioritas masyarakat mungkin saja sangat berbeda dari skala prioritas yang dimiliki
oleh perencana itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pula bahwa 15,1% dan 40,4%
responden telah merasakan daya guna dan hasil guna dari hasil pelaksanaan
pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa.
57
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Yang di Biayai
Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap
Berdasarkan tabel-tabel diatas, diperoleh informasi bahwa pendapat
responden tentang partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh
keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap, semua berada diatas 50%. Tingginya
keikutsertaan responden dalam pembangunan ini dikarenakan bahwa infrastruktur
yang dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi. Persentase
partisipasi pada tahap perencanaan sebesar 89,9%, pada tahap pelaksanaan sebesar
83,8% dan pada tahap pengawasan sebesar 90,9%.
Pendapat Sherry Arnstein (1969), pada makalahnya yang termuat di journal of
the American Institute of Planners berjudul “A Ladder of Citizen Partisipation”,
bahwa terdapat delapan anak tangga tingkat partisipasi berdasarkan kadar kekuatan
masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan. Untuk itu, penulis akan
menganalisis bagaimana sebenarnya partisipasi masyarakat yang terjadi dan pada
tingkatan yang mana partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh
keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap ini berada.
58
Universitas Sumatera Utara
4.7 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Bentuk Partisipasi Pada
Tahapan Pembangunan Yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa
Sebelum melakukan uji statistic tentang hubungan sosial ekonomi,makaakan
di jelaskan terlebih dahulu perbandingan antara komdisi sosial ekonomi dengan
tahapan-tahapan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan
Sei Dadap.
4.7.1Perbandingan
Kondisi
Sosial
Ekonomi
Responden
pada
Tahap
Perencanaan
Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada
tahap perencanaan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di
Kecamatan Sei Dadap:
Tabel 4.17
Perbandingan Jenis Kelamin Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada
Tahap Perencanaan
No
1
2
3
4
Bentuk Partisipasi
Aktif mengikuti Pertemuan
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
51
Perempuan
12
63
11
6
8
76
7
2
2
23
18
8
10
99
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahap perencanaan, lakilaki lebih mendominasi dibandingkan dengan perempuan. Telihat dari masing-masing
59
Universitas Sumatera Utara
bentuk partisipasi yang ada, sebanyak 51 orang lakilaki aktif mengikuti pertemuan,
11 orang aktif menyampaikan usulan, 6 orang terlibat dalam pengambilan keputusan,
dan 8 orang yang tidak memberikan pilihan. Sementara, sebanyak 12 orang
perempuan aktif mengikuti pertemuan, 7 orang aktif menyampaikan usulan, 2 orang
terlibat dalam pengambilan keputusan dan hanya 2 orang yang tidak memberikan
pilihan:
Tabel 4.18
Perbandingan Usia Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap
Perencanaan
No
Usia
Bentuk Partisipasi
1
Aktif mengikuti Pertemuan
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Jumlah
< 20
1
21-30
5
31-40
23
41-50
22
>50
12
63
1
2
1
8
6
4
33
9
4
5
40
1
3
1
17
18
8
10
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan direntang usia 31-40 sebanyak 23 orang, usia 41-50 sebanyak 22 orang,
usia >50 sebanyak 12 orang, usia 21-30 sebanyak 5 orang dan usia 50 hanya
1 orang. Respoden yang terlibat dalam pengambilan keputusan di usia 21-30 hanya 1
orang, usia 41-50 sebanyak 4 orang, dan usia >50 sebanyak 3 orang. Usia 41-50
tahun lebih mendominasikan pada tahap perencanaan.
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Bentuk Partisipasi
Pada Tahap Perencanaan
No
Tingkat Pendidikan
Bentuk Partisipasi
1
Aktif mengikuti Pertemuan
SD
7
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
1
3
11
Jumlah
SMP
9
SMA
36
Akd
2
Sarjana
9
63
2
1
1
13
13
3
2
54
1
3
3
2
4
18
18
8
10
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan yang berpendidikan SD sebanyak 7 orang, SMP sebanyak 9 orang, SMA
sebanyak 36 orang, Akademi sebanyak 2 orang, dan Sarjana sebanyak 9 orang.
Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran yang berpendidikan SMP hanya 2
orang, SMA sebanyak 13 orang, dan Sarjana sebanyak 3 orang. Reesponden yang
terlibat dalam pengambilan keputusan yang berpendidikan SD,SMP,Akademi hanya
1 orang, SMA sebanyak 3 orang dan Sarjana sebanyak 2 orang. Pada Tahap
perencanaan ini, responden yang lebih banyak berpartisipasi adalah yang
berpendidikan SMA.
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden Dengan Bentuk Partisipasi
Pada Tahap Perencanaan
No
1
Jenis Kelamin
Bentuk Partisipasi
Aktif mengikuti Pertemuan
2
3
4
Aktif menyampaikan usulan/saran
Terlibat dalam pengambilan keputusan
Tidak memberikan pilihan
Jumlah
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Jumlah
5 Juta
1
63
2
3
4
24
14
5
5
71
2
1
4
18
8
10
99
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti
pertemuan yang mempunyai penghasilan 5 juta hanya 1 orang. Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran
yang mempunyai penghasilan 5 juta sebanyak 2 orang. Responden yang terlibat dalam pengambilan keputusan
yang mempunyai penghasilan 50
12
56
1
1
8
1
1
4
7
33
1
1
13
7
40
1
3
1
17
4
2
21
16
99
Sumber : Diolah dari Kuesioner
63
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi
melalui keahlian di umur