Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Menggunakan Biosolar di Kota Medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Biosolar
Biosolar adalah jenis bahan bakar nabati yang memiliki kandungan B-20 dengan
kandungan 80% minyak Solar dan 20% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang
saat ini adalah hasil dari pencampuran CPO kelapa sawit yang akan terus
berkembang setiap tahunnya sampai tahun yang telah ditetapkan oleh pihak SPBU
yang mengacu pada peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 (Haryono dan
Marliani, 2014).
Tanggal 20 Mei 2006 merupakan hari yang bersejarah. Pada hari kebangkitan
Nasional ini, Pertamina telah meluncurkan biosolar. Saat itu, biosolar baru
tersedia di Jakarta. Itu pun baru tersedia di empat SBPU (stasiun pengisian bahan
bakar umum). Sampai bulan Agustus 2006, di Jakarta biosolar sudah tersedia di
46 SBPU. Padahal, semula rencananya sampai akhir tahun 2006 biosolar baru
tersedia di sepuluh SPBU. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
menggalakkan penggunaan bahan bakar nabati.
Biosolar diluncurkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang
penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar
lain. Pertimbangan utamanya adalah semakin menipisnya cadangan minyak dalam
perut bumi Indonesia dan pencemaran udara yang kian memprihatinkan
(Prihandana,dkk. 2006).
Produk-produk turunan minyak sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
6
Universitas Sumatera Utara
7
baku biosolar, antara lain CPO-Crude Palm Oil, hasil olahan daging buah kelapa
sawit. CPO membutuhkan proses pemurnian yang disebut degumming. Proses ini
bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa pengotor yang terdapat dalam
minyak, seperti gum dan fosfatida. (Kong, 2010).
Salah satu jenis energi terbarukan tersebut adalah biodiesel. Sebagai bagian dari
salah satu paket kebijakan ekonomi, pemerintah akan berusaha meningkatkan
porsi biodiesel dalam penjualan biosolar. Pemerintah akan merevisi peraturan
Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang pemanfaatan, penyediaan, dan tata
niaga bahan bakar nabati, dengan tujuan untuk meningkatkan kadar campuran
biodiesel di dalam biosolar sebesar 20% dari yang sebelumnya 15%.
Pertamina sebagai perusahaan perminyakan Indonesia yang telah bekerja sama
dengan pemerintahan mengupayakan untuk dapat memberikan bahan bakar yang
lebih ramah lingkungan dan juga memiliki kualitas lebih baik, serta untuk
mengantisipasi akan adanya krisis energi. Oleh karena itu saat ini Pertamina
menawarkan produk Biosolar sebagai bahan bahar yang merupakan campuran dari
hasil pengolahan tanaman dicampurkan dengan solar murni. Dan telah dipasarkan
melalui seluruh SPBU yang yang tersedia di dalam negeri adapun produk solar
lainnya adalah Dexlite dan Pertamina DEX sebagai bahan bakar diesel. Namun
masih menggunakan solar murni.
Pada umumnya biodiesel tidak bisa digunakan secara langsung sebagai bahan
bakar pada sarana transportasi, atau bisa digunakan langsung tetapi perlu
dilakukan modifikasi mesin. Penggunaan biodiesel murni (B100) berdampak
negatif pada beberapa hal, seperti: korosi pada injektor dan tangki bahan bakar,
Universitas Sumatera Utara
8
pelunakan
karet-karet
seal,
peningkatan
kebutuhan
daya
pemompaan,
penyumbatan injektor bahan bakar, dan penyumbatan pipa/filter bahan bakar
akibat pertumbuhan bakteri. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah melakukan blending antara biodiesel dengan minyak solar.
Blending adalah suatu proses pencampuran untuk mendapatkan produk atau
umpan yang memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang diperlukan. Untuk
blending di Indonesia baru ada B5 atau yang biasa kita kenal dengan biosolar.
Sampai saat ini formulasi terbaik yang dapat diterapkan dengan kondisi mesin
yang sudah ada dibanyak mesin transportasi yang digunakan adalah melakukan
blending dengan formulasi blending mencapai 20%. istilah B20 ini merujuk atas
20% biodiesel dan 80% solar. Begitu juga dengan B5 yang berarti 5% biodiesel
dan 95% solar. Istilah lain seperti B10, B20 dan B25 adalah mengikuti sesuai
konsentrasi biodisel yang ditambahkan (Haryono dan Marliani, 2014).
Secara umum biosolar lebih baik karena ramah lingkungan, pembakarannya
bersih, biodegradable, mudah dikemas dan disimpan, serta merupakan bahan
bakar yang dapat diperbaharui. Selain itu, mesin atau alat yang menggunakan
biosolar tidak perlu dimodifikasi. Biosolar juga dapat memperpanjang umur mesin
dan menjamin keandalan mesin dengan lubrisitas atau pelumas maksimum 400
mikron (Prihandana, 2006).
Minyak hayati non-fosil yang ditambahkan dalam solar lebih dikenal dengan
nama biodiesel ataupun Biosolar. Penambahan biodiesel pada bahan bakar solar
ini dilakukan karena biodiesel memiliki beberapa keunggulan. keunggulan
biodiesel meliputi angka setana yang lebih tinggi dari bahan bakar diesel, tidak
Universitas Sumatera Utara
9
mengandung senyawa aromatik, hampir tidak mengandung sulfur, dan memiliki
kandungan oksigen 10-11%. Selain itu emisi karbon monoksida (CO),
hidrokarbon (HC), dan senyawa partikulat (PM) yang dihasilkan dalam
pembuangan gasnya lebih sedikit dibandingkan dengan petroleum diesel
(Nugraheni, 2014).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Keputusan Konsumen
Dalam istilah umum, membuat keputusan adalah proses memilih tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya
jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka
tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan
membuat keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan,
antara lain: input, proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi
terhadap kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha
pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh
sosioekternal konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya).
Tahapan proses fokus terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang
mencakup faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap)
yang mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum
pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan
perilaku setelah pembelian (Schiffman, 2004).
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Stanton (1997), mengemukakan keputusan membeli sebagai proses dalam
Universitas Sumatera Utara
10
pembelian nyata setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. Setelah melakukan
evaluasi atas sejumlah alternatif maka konsumen dapat memutuskan apakah suatu
produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali.
Menurut Setiadi (2003), keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut
sebagai sebuah pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan,
konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan.
Selanjutnya, konsumen membuat keputusan mengenai perilaku yang ingin
dilakukan untuk dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa
pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan
di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari empat tahapan. Pada tahap pertama
merupakan pemahaman akan adanya masalah. Tahap berikutnya, terjadi evaluasi
terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Selanjutnya,
pembelian diwujudkan dalam bentuk tindakan. Pada akhirnya barang yang telah
dibeli akan digunakan dan konsumen melakukan evaluasi ulang terhadap
keputusan yang telah diambilnya.
Menurut Engel (1994), proses keputusan konsumen merupakan hal penting yang
dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk. Proses keputusan konsumen
merupakan suatu kegiatan yang penting karena dalam proses tersebut memuat
berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil
keputusan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
membeli merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam
pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan
Universitas Sumatera Utara
11
dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
2.2.2. Karakteristik yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pembelian konsumen sangat dipengaruhi
oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Berikut adalah pengaruh
dari keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam dalam perilaku
konsumen. Faktor budaya dibagi atas:
1. Budaya
Budaya, adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar.
Perilaku manusia dipelajari secara luas. Tumbuh di dalam suatu masyarakat,
seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari
keluarga
dan
institusi
lainnya.
Setiap
kelompok
atau
masyarakat
mempunyai budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa
sangat bervariasi dari yang Negara yang satu dengan Negara yang lain.
2. Sub Budaya
Sub budaya, merupakan bagian budaya yang lebih kecil atau kelompok orang
yang berbagi system nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi umum.
Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang
dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial
Universitas Sumatera Utara
12
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, antara lain:
1. Kelompok
Perilaku
seseorang
dipengaruhi
oleh
banyak
kelompok
(group)
kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang
menjadi anggotanya disebut keanggotaan. Sebaliknya, kelompok referensi
bertindak sebagai titik pebandingan atau titik referensi langsung atau tidak
langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Kelomok referensi
memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi
sikap
dan
konsep
diri
seseorang,
dan
menciptakan
tekanan untuk
menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek
seseorang. Arti penting kelompok mempengaruhi berbagai produk dan merek.
Pengaruh ini berdampak paling kuat ketika produk itu dapat dilihat orang lain
yang dihormati pembeli.
2. Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga
adalah
organisasi
pembelian
konsumen
yang
paling
penting
dalam
masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasar tertarik pada peran suami,
istri, serta anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda. Keterlibatan
suami-istri dalam kategori produk dan tahap proses pembelian sangat beragam.
Universitas Sumatera Utara
13
Peran pembelian berubah sesuai dengan gaya hidup konsumen yang berubah.
Anak-anak juga mempunyai pengaruh kuat dalam keputusan pembelian keluarga.
3. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefenisikan dalam
peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang
sesuai dengan orang-orang yang disekitarnya. Masing-masing peran membawa
status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat. Orang biasanya memilih produk sesuai dengan peran dan status
mereka.
Faktor Pribadi
Menurut Ildrakasih (2013), keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi dari konsumen, antara lain:
1. Umur
Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi
pemasaran, semua penduduk berpapun usianya adalah konsumen. Namun pemasar
perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi
pasar produknya. Para pemasar juga harus memahami apa kebutuhan dari
konsumen dari berbagai usia tersebut, kemudian membuat berbagai beragam
produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut (Ildrakasih, 2013).
2. Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
14
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
Pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat
mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompok pekerjaan
tertentu.
3. Situasi Ekonomi/Pendapatan
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barangbarang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan
pribadi, tabungan dan suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukkan resesi,
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi,
dan menetapkan harga kembali untuk produk mereka secara seksama. Beberapa
pemasar menargetkan konsumen yang mempunyai banyak uang dan sumber daya,
menetapkan harga yang sesuai.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
keadaan psikografisnya. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar
kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh
pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Jika digunakan secara cermat,
konsep gaya hidup dapat membantu para pemasar memahami nilai konsumen
yang berubah dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian.
Dua orang dengan usia, pendapatan, pendidikan bahkan pekerjaan yang sama
tidak perlu menjalani kehidupan dengan cara yang sama. Mereka bisa memiliki
opini, minat, dan kegiatan yang berbeda. Termasuk membeli produk dan merek
Universitas Sumatera Utara
15
yang berbeda. Pola kegiatan. Minat, dan opini yang luas ini dan perilaku yang
muncul disebut gaya hidup (lifestyle). Untuk memeperoleh data gaya hidup,
konsumen ditanya untuk menindikasi apakah merekah setuju/tidak setuju dengan
serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan kepedulian harga, kegiatan
keluarga, olahraga yang disukai, nilai-nilai tradisional, kesukaan berpetualang dan
pakaian.
5. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian
setiap
orang
berbeda-beda
dalam
mempengaruhi
perilaku
pembeliannya. Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang
menyebabkan respon relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan
orang itu sendiri, kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku
seperti kepercayaan diri, domonasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara
mempertahankan
diri,
kemampuan
beradaptasi,
dan
sifat-sifat
agresif.
Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk
produk atau pilihan merek tertentu.
Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama
yaitu:
1. Motivasi
Keutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapa tingkat intensitas yang
kuat. Motif atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan meninterpretasikan
informasi untuk membentuk gambaran dunia berarti. Orang yang termotivasi
pasti siap beraksi. Cara orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi
dirinya tentang situasi, kita semua mempelajari aliran informasi melalui lima
indera kita: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa. Meskipun
demikian, masing-masing diri kita menerima, mengatur dan menginterpretasikan
informasi sensorik dalam caranya sendiri. Orang juga dapat membentuk persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses persepsual
(berhubungan dengan rangsangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan
retensi selektif (Kotler dan Armstrong, 2008).
Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi
pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi
yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan
memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen tertarik dan
membeli. Dua produk yang bentuk, rasa, dan kandungannya sama dapat di
persepsikan berbeda, begitu konsemen melihat mereknya berbeda.
Jika konsumen mempresepsikan bahwa produk A memiliki keunggulan yang
berbeda dengan produk lain dan keunggulan itu sangat berarti bagi konsumen,
maka konsumen akan memilih produk A tersebut yang sebenarnya relatif
mirip dengan produk lainnya. Suatu proses presepsi akan diawali oleh suatu
stimuli yang mengenai indera kita. Stimuli yang menimbulkan presepsi bisa
bermacam-macam bentuknya, asal merupakan sesuatu yang langsung mengenai
indera kita. Stimuli ini akan mengenai organ yang disebut sebagai sencory
Universitas Sumatera Utara
17
receptor (organ manusia yang menerima input stimuli atau indera). Adanya
stimulus yang mengenai sencory receptor mengakibatkan individu merespon.
Respon langsung atau segera dari organ sencory receptor tersebut dinamakan
sensasi. Tingkat kepekaan dalam sensasi antara individu satu dengan yang lain
juga berbeda-beda.
3. Pengalaman membeli
Pengalaman membeli menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pengalaman membeli terjadi melalui interaksi dorongan,
rangsangan pertanda, respons, dan penguatan.
4. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman
yang bisa membawa muatan emosi atau tidak. Keyakinan akan menbentuk
citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap
menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari
seseorang terhadap sebuah objek atau ide (Ildrakasih, 2013).
2.3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinurat (2012) mengenai “Sikap
Masyarakat Kota Medan Mengenai Biosolar Sebagai Energi Alternatif” yang
bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar
sebagai energi alternatif dan mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur,
pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap
masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
Universitas Sumatera Utara
18
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap masyarakat Kota Medan
mengenai Biosolar sebagai energi alternatif adalah positif. Hasil penelitian juga
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yang
diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama
menggunakan biosolar dan pendapatan responden terhadap sikap mereka
mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2015) mengenai “Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Melakukan Usahatani
Kedelai (Studi Kasus : Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang).” bertujuan
untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi petani dalam memutuskan
melakukan usahatani kedelai. Metode penentuan sampel menggunakan rumus
Slovin dan dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan petani untuk melakukan usahatani kedelai adalah faktor Harga dan
Pendapatan Petani. Sedangkan faktor Umur, Tingkat Pendidikan Petani,
Pengalaman Berusahatani, Jumlah Tanggungan, Luas Lahan, dan Tingkat
Kosmopolitan tidak mempengaruhi keptusan petani dalam melakukan usahatani
kedelai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ildrakasih (2013) mengenai “Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Beras
Organik di Kota Medan” yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan
permintaan konsumen beras organik di daerah penelitan dan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
19
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras
organik di daerah penelitan.
Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: permintaan konsumen akan beras
organik berfluktasi tiap bulannya, dan keputusan pembelian beras organik
dipengaruh oleh pendapatan dan persepsi konsumen akan beras organik.
2.4. Kerangka Pemikiran
Biosolar ialah suatu bahan bakar nabati (BBN) yang dihasilkan dari pencampuran
antara minyak Solar dengan minyak nabati yang berasal dari tanaman dalam hal
ini minyak nabati yang digunakan banyak berasal dari tumbuhan jarak atau
minyak kelapa sawit (CPO) atau lemak hewani yang telah diproses. Adapun
kelebihan dari BBN Biosolar ini ialah dapat mengurangi emisi gas buang pada
kenderaan dikarenakan pembakarannya yang lebih sempurna sehingga dapat
mengurangi polusi udara jika digunakan secara berkelanjutan. Selain itu Biosolar
juga
mampu
memperpanjang
umur
mesin
karena
memiliki
sifat
detergensi/pembersih.
Oleh karena itu, ada berbagai faktor sosial ekonomi masyarakat seperti umur,
pendidikan, pendapatan, jumlah pengeluaran, pengalaman membeli dan jenis
kendaraan yang mempengaruhi faktor-faktor pendorong keputusan konsumen
dalam menggunakan biosolar di kota Medan yang sedang berkembang saat ini.
Universitas Sumatera Utara
20
Untuk lebih mempermudah di dalam mengarahkan penelitian ini, maka disusun
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Jumlah Pengeluaran
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Dalam
Menggunakan Biosolar Di
Kota Medan
Pengalaman membeli
Jenis Kendaraan
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan skema:
: Mempengaruhi
2.5. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka di ambil hipotesis penelitian yaitu:
umur, pendidikan, pendapatan, jumlah pengeluaran, pengalaman membeli dan
jenis kendaraan mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan
biosolar di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Biosolar
Biosolar adalah jenis bahan bakar nabati yang memiliki kandungan B-20 dengan
kandungan 80% minyak Solar dan 20% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang
saat ini adalah hasil dari pencampuran CPO kelapa sawit yang akan terus
berkembang setiap tahunnya sampai tahun yang telah ditetapkan oleh pihak SPBU
yang mengacu pada peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 (Haryono dan
Marliani, 2014).
Tanggal 20 Mei 2006 merupakan hari yang bersejarah. Pada hari kebangkitan
Nasional ini, Pertamina telah meluncurkan biosolar. Saat itu, biosolar baru
tersedia di Jakarta. Itu pun baru tersedia di empat SBPU (stasiun pengisian bahan
bakar umum). Sampai bulan Agustus 2006, di Jakarta biosolar sudah tersedia di
46 SBPU. Padahal, semula rencananya sampai akhir tahun 2006 biosolar baru
tersedia di sepuluh SPBU. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
menggalakkan penggunaan bahan bakar nabati.
Biosolar diluncurkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang
penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar
lain. Pertimbangan utamanya adalah semakin menipisnya cadangan minyak dalam
perut bumi Indonesia dan pencemaran udara yang kian memprihatinkan
(Prihandana,dkk. 2006).
Produk-produk turunan minyak sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
6
Universitas Sumatera Utara
7
baku biosolar, antara lain CPO-Crude Palm Oil, hasil olahan daging buah kelapa
sawit. CPO membutuhkan proses pemurnian yang disebut degumming. Proses ini
bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa pengotor yang terdapat dalam
minyak, seperti gum dan fosfatida. (Kong, 2010).
Salah satu jenis energi terbarukan tersebut adalah biodiesel. Sebagai bagian dari
salah satu paket kebijakan ekonomi, pemerintah akan berusaha meningkatkan
porsi biodiesel dalam penjualan biosolar. Pemerintah akan merevisi peraturan
Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang pemanfaatan, penyediaan, dan tata
niaga bahan bakar nabati, dengan tujuan untuk meningkatkan kadar campuran
biodiesel di dalam biosolar sebesar 20% dari yang sebelumnya 15%.
Pertamina sebagai perusahaan perminyakan Indonesia yang telah bekerja sama
dengan pemerintahan mengupayakan untuk dapat memberikan bahan bakar yang
lebih ramah lingkungan dan juga memiliki kualitas lebih baik, serta untuk
mengantisipasi akan adanya krisis energi. Oleh karena itu saat ini Pertamina
menawarkan produk Biosolar sebagai bahan bahar yang merupakan campuran dari
hasil pengolahan tanaman dicampurkan dengan solar murni. Dan telah dipasarkan
melalui seluruh SPBU yang yang tersedia di dalam negeri adapun produk solar
lainnya adalah Dexlite dan Pertamina DEX sebagai bahan bakar diesel. Namun
masih menggunakan solar murni.
Pada umumnya biodiesel tidak bisa digunakan secara langsung sebagai bahan
bakar pada sarana transportasi, atau bisa digunakan langsung tetapi perlu
dilakukan modifikasi mesin. Penggunaan biodiesel murni (B100) berdampak
negatif pada beberapa hal, seperti: korosi pada injektor dan tangki bahan bakar,
Universitas Sumatera Utara
8
pelunakan
karet-karet
seal,
peningkatan
kebutuhan
daya
pemompaan,
penyumbatan injektor bahan bakar, dan penyumbatan pipa/filter bahan bakar
akibat pertumbuhan bakteri. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah melakukan blending antara biodiesel dengan minyak solar.
Blending adalah suatu proses pencampuran untuk mendapatkan produk atau
umpan yang memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang diperlukan. Untuk
blending di Indonesia baru ada B5 atau yang biasa kita kenal dengan biosolar.
Sampai saat ini formulasi terbaik yang dapat diterapkan dengan kondisi mesin
yang sudah ada dibanyak mesin transportasi yang digunakan adalah melakukan
blending dengan formulasi blending mencapai 20%. istilah B20 ini merujuk atas
20% biodiesel dan 80% solar. Begitu juga dengan B5 yang berarti 5% biodiesel
dan 95% solar. Istilah lain seperti B10, B20 dan B25 adalah mengikuti sesuai
konsentrasi biodisel yang ditambahkan (Haryono dan Marliani, 2014).
Secara umum biosolar lebih baik karena ramah lingkungan, pembakarannya
bersih, biodegradable, mudah dikemas dan disimpan, serta merupakan bahan
bakar yang dapat diperbaharui. Selain itu, mesin atau alat yang menggunakan
biosolar tidak perlu dimodifikasi. Biosolar juga dapat memperpanjang umur mesin
dan menjamin keandalan mesin dengan lubrisitas atau pelumas maksimum 400
mikron (Prihandana, 2006).
Minyak hayati non-fosil yang ditambahkan dalam solar lebih dikenal dengan
nama biodiesel ataupun Biosolar. Penambahan biodiesel pada bahan bakar solar
ini dilakukan karena biodiesel memiliki beberapa keunggulan. keunggulan
biodiesel meliputi angka setana yang lebih tinggi dari bahan bakar diesel, tidak
Universitas Sumatera Utara
9
mengandung senyawa aromatik, hampir tidak mengandung sulfur, dan memiliki
kandungan oksigen 10-11%. Selain itu emisi karbon monoksida (CO),
hidrokarbon (HC), dan senyawa partikulat (PM) yang dihasilkan dalam
pembuangan gasnya lebih sedikit dibandingkan dengan petroleum diesel
(Nugraheni, 2014).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Keputusan Konsumen
Dalam istilah umum, membuat keputusan adalah proses memilih tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya
jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka
tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan
membuat keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan,
antara lain: input, proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi
terhadap kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha
pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh
sosioekternal konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya).
Tahapan proses fokus terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang
mencakup faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap)
yang mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum
pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan
perilaku setelah pembelian (Schiffman, 2004).
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Stanton (1997), mengemukakan keputusan membeli sebagai proses dalam
Universitas Sumatera Utara
10
pembelian nyata setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. Setelah melakukan
evaluasi atas sejumlah alternatif maka konsumen dapat memutuskan apakah suatu
produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali.
Menurut Setiadi (2003), keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut
sebagai sebuah pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan,
konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan.
Selanjutnya, konsumen membuat keputusan mengenai perilaku yang ingin
dilakukan untuk dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa
pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan
di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari empat tahapan. Pada tahap pertama
merupakan pemahaman akan adanya masalah. Tahap berikutnya, terjadi evaluasi
terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Selanjutnya,
pembelian diwujudkan dalam bentuk tindakan. Pada akhirnya barang yang telah
dibeli akan digunakan dan konsumen melakukan evaluasi ulang terhadap
keputusan yang telah diambilnya.
Menurut Engel (1994), proses keputusan konsumen merupakan hal penting yang
dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk. Proses keputusan konsumen
merupakan suatu kegiatan yang penting karena dalam proses tersebut memuat
berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil
keputusan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
membeli merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam
pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan
Universitas Sumatera Utara
11
dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
2.2.2. Karakteristik yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pembelian konsumen sangat dipengaruhi
oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Berikut adalah pengaruh
dari keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam dalam perilaku
konsumen. Faktor budaya dibagi atas:
1. Budaya
Budaya, adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar.
Perilaku manusia dipelajari secara luas. Tumbuh di dalam suatu masyarakat,
seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari
keluarga
dan
institusi
lainnya.
Setiap
kelompok
atau
masyarakat
mempunyai budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa
sangat bervariasi dari yang Negara yang satu dengan Negara yang lain.
2. Sub Budaya
Sub budaya, merupakan bagian budaya yang lebih kecil atau kelompok orang
yang berbagi system nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi umum.
Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang
dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial
Universitas Sumatera Utara
12
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, antara lain:
1. Kelompok
Perilaku
seseorang
dipengaruhi
oleh
banyak
kelompok
(group)
kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang
menjadi anggotanya disebut keanggotaan. Sebaliknya, kelompok referensi
bertindak sebagai titik pebandingan atau titik referensi langsung atau tidak
langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Kelomok referensi
memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi
sikap
dan
konsep
diri
seseorang,
dan
menciptakan
tekanan untuk
menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek
seseorang. Arti penting kelompok mempengaruhi berbagai produk dan merek.
Pengaruh ini berdampak paling kuat ketika produk itu dapat dilihat orang lain
yang dihormati pembeli.
2. Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga
adalah
organisasi
pembelian
konsumen
yang
paling
penting
dalam
masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasar tertarik pada peran suami,
istri, serta anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda. Keterlibatan
suami-istri dalam kategori produk dan tahap proses pembelian sangat beragam.
Universitas Sumatera Utara
13
Peran pembelian berubah sesuai dengan gaya hidup konsumen yang berubah.
Anak-anak juga mempunyai pengaruh kuat dalam keputusan pembelian keluarga.
3. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefenisikan dalam
peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang
sesuai dengan orang-orang yang disekitarnya. Masing-masing peran membawa
status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat. Orang biasanya memilih produk sesuai dengan peran dan status
mereka.
Faktor Pribadi
Menurut Ildrakasih (2013), keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi dari konsumen, antara lain:
1. Umur
Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi
pemasaran, semua penduduk berpapun usianya adalah konsumen. Namun pemasar
perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi
pasar produknya. Para pemasar juga harus memahami apa kebutuhan dari
konsumen dari berbagai usia tersebut, kemudian membuat berbagai beragam
produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut (Ildrakasih, 2013).
2. Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
14
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
Pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat
mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompok pekerjaan
tertentu.
3. Situasi Ekonomi/Pendapatan
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barangbarang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan
pribadi, tabungan dan suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukkan resesi,
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi,
dan menetapkan harga kembali untuk produk mereka secara seksama. Beberapa
pemasar menargetkan konsumen yang mempunyai banyak uang dan sumber daya,
menetapkan harga yang sesuai.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
keadaan psikografisnya. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar
kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh
pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Jika digunakan secara cermat,
konsep gaya hidup dapat membantu para pemasar memahami nilai konsumen
yang berubah dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian.
Dua orang dengan usia, pendapatan, pendidikan bahkan pekerjaan yang sama
tidak perlu menjalani kehidupan dengan cara yang sama. Mereka bisa memiliki
opini, minat, dan kegiatan yang berbeda. Termasuk membeli produk dan merek
Universitas Sumatera Utara
15
yang berbeda. Pola kegiatan. Minat, dan opini yang luas ini dan perilaku yang
muncul disebut gaya hidup (lifestyle). Untuk memeperoleh data gaya hidup,
konsumen ditanya untuk menindikasi apakah merekah setuju/tidak setuju dengan
serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan kepedulian harga, kegiatan
keluarga, olahraga yang disukai, nilai-nilai tradisional, kesukaan berpetualang dan
pakaian.
5. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian
setiap
orang
berbeda-beda
dalam
mempengaruhi
perilaku
pembeliannya. Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang
menyebabkan respon relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan
orang itu sendiri, kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku
seperti kepercayaan diri, domonasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara
mempertahankan
diri,
kemampuan
beradaptasi,
dan
sifat-sifat
agresif.
Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk
produk atau pilihan merek tertentu.
Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama
yaitu:
1. Motivasi
Keutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapa tingkat intensitas yang
kuat. Motif atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan meninterpretasikan
informasi untuk membentuk gambaran dunia berarti. Orang yang termotivasi
pasti siap beraksi. Cara orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi
dirinya tentang situasi, kita semua mempelajari aliran informasi melalui lima
indera kita: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa. Meskipun
demikian, masing-masing diri kita menerima, mengatur dan menginterpretasikan
informasi sensorik dalam caranya sendiri. Orang juga dapat membentuk persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses persepsual
(berhubungan dengan rangsangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan
retensi selektif (Kotler dan Armstrong, 2008).
Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi
pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi
yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan
memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen tertarik dan
membeli. Dua produk yang bentuk, rasa, dan kandungannya sama dapat di
persepsikan berbeda, begitu konsemen melihat mereknya berbeda.
Jika konsumen mempresepsikan bahwa produk A memiliki keunggulan yang
berbeda dengan produk lain dan keunggulan itu sangat berarti bagi konsumen,
maka konsumen akan memilih produk A tersebut yang sebenarnya relatif
mirip dengan produk lainnya. Suatu proses presepsi akan diawali oleh suatu
stimuli yang mengenai indera kita. Stimuli yang menimbulkan presepsi bisa
bermacam-macam bentuknya, asal merupakan sesuatu yang langsung mengenai
indera kita. Stimuli ini akan mengenai organ yang disebut sebagai sencory
Universitas Sumatera Utara
17
receptor (organ manusia yang menerima input stimuli atau indera). Adanya
stimulus yang mengenai sencory receptor mengakibatkan individu merespon.
Respon langsung atau segera dari organ sencory receptor tersebut dinamakan
sensasi. Tingkat kepekaan dalam sensasi antara individu satu dengan yang lain
juga berbeda-beda.
3. Pengalaman membeli
Pengalaman membeli menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pengalaman membeli terjadi melalui interaksi dorongan,
rangsangan pertanda, respons, dan penguatan.
4. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman
yang bisa membawa muatan emosi atau tidak. Keyakinan akan menbentuk
citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap
menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari
seseorang terhadap sebuah objek atau ide (Ildrakasih, 2013).
2.3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinurat (2012) mengenai “Sikap
Masyarakat Kota Medan Mengenai Biosolar Sebagai Energi Alternatif” yang
bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar
sebagai energi alternatif dan mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur,
pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap
masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
Universitas Sumatera Utara
18
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap masyarakat Kota Medan
mengenai Biosolar sebagai energi alternatif adalah positif. Hasil penelitian juga
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yang
diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama
menggunakan biosolar dan pendapatan responden terhadap sikap mereka
mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2015) mengenai “Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Melakukan Usahatani
Kedelai (Studi Kasus : Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang).” bertujuan
untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi petani dalam memutuskan
melakukan usahatani kedelai. Metode penentuan sampel menggunakan rumus
Slovin dan dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan petani untuk melakukan usahatani kedelai adalah faktor Harga dan
Pendapatan Petani. Sedangkan faktor Umur, Tingkat Pendidikan Petani,
Pengalaman Berusahatani, Jumlah Tanggungan, Luas Lahan, dan Tingkat
Kosmopolitan tidak mempengaruhi keptusan petani dalam melakukan usahatani
kedelai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ildrakasih (2013) mengenai “Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Beras
Organik di Kota Medan” yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan
permintaan konsumen beras organik di daerah penelitan dan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
19
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras
organik di daerah penelitan.
Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: permintaan konsumen akan beras
organik berfluktasi tiap bulannya, dan keputusan pembelian beras organik
dipengaruh oleh pendapatan dan persepsi konsumen akan beras organik.
2.4. Kerangka Pemikiran
Biosolar ialah suatu bahan bakar nabati (BBN) yang dihasilkan dari pencampuran
antara minyak Solar dengan minyak nabati yang berasal dari tanaman dalam hal
ini minyak nabati yang digunakan banyak berasal dari tumbuhan jarak atau
minyak kelapa sawit (CPO) atau lemak hewani yang telah diproses. Adapun
kelebihan dari BBN Biosolar ini ialah dapat mengurangi emisi gas buang pada
kenderaan dikarenakan pembakarannya yang lebih sempurna sehingga dapat
mengurangi polusi udara jika digunakan secara berkelanjutan. Selain itu Biosolar
juga
mampu
memperpanjang
umur
mesin
karena
memiliki
sifat
detergensi/pembersih.
Oleh karena itu, ada berbagai faktor sosial ekonomi masyarakat seperti umur,
pendidikan, pendapatan, jumlah pengeluaran, pengalaman membeli dan jenis
kendaraan yang mempengaruhi faktor-faktor pendorong keputusan konsumen
dalam menggunakan biosolar di kota Medan yang sedang berkembang saat ini.
Universitas Sumatera Utara
20
Untuk lebih mempermudah di dalam mengarahkan penelitian ini, maka disusun
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Umur
Pendidikan
Pendapatan
Jumlah Pengeluaran
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Dalam
Menggunakan Biosolar Di
Kota Medan
Pengalaman membeli
Jenis Kendaraan
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan skema:
: Mempengaruhi
2.5. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka di ambil hipotesis penelitian yaitu:
umur, pendidikan, pendapatan, jumlah pengeluaran, pengalaman membeli dan
jenis kendaraan mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan
biosolar di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara