Partai Politik: Studi Deskriptif Proses Pendirian Partai Solidaritas Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Partai politik memunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam
setiap negara yang menerapkan sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran
penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan
warga negara. Partai politik merupakan salah satu bentuk pelembagaan sebagai
wujud ekspresi ide-ide, pikiran-pikiran, pandangan, dan keyakinan bebas dalam
masyarakat demokratis. Di samping partai politik, bentuk ekspresi lainnya juga
terwujud dalam bentuk kebebasan pers, kebebasan berkumpul, ataupun kebebasan
berserikat melalui organisasi-organisasi non-partai politik seperti lembaga
swadaya masyarakat, organisasi-organisasi kemasyarakatan, organisasi non
pemerintah, dan lain sebagainya. Reformasi pasca orde baru telah menghidupkan
kembali demokrasi, pertumbuhan partai politik pada masa ini tidak terhindarkan
lagi sebab partai politik merupakan pilar dari demokrasi yang harus ada di dalam
suatu negara modern.
Di Indonesia, eksistensi partai politik mulai bergeliat kembali sejak
bergulirnya reformasi pada tahun 1998, dimulailah geliat politik di Indonesia yang
ditandai dengan munculnya partai‐partai politik baru di Indonesia yang mana hal
tersebut adalah hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa Orde Baru. Hal
tersebut menyebabkan Pemilu 1999 diikuti oleh 48 peserta partai politik. Di satu

sisi, hal ini merupakan euforia demokrasi, di sisi lain timbul kebingungan publik
akan preferensi politiknya. Publik yang telah terbiasa diarahkan pada partai politik
tertentu di masa Orde Baru menjadi kaget karena harus berhadapan dengan
1
Universitas Sumatera Utara

sedemikian banyaknya pilihan partai politik. Tampil sebagai pemenang pada saat
itu adalah PDI‐Perjuangan dengan 33,74% suara.1
Pada tahun 2004, publik dihadapkan dengan masalah yang sama.
Kebingungan akan menentukan preferensi politiknya. Walaupun pada Pemilu
Legislatif kali ini jumlah partai politik peserta menurun hingga 50%, menjadi
tinggal

24

partai

peserta.

Namun


publik

tetap

dibingungkan

oleh

kesamaan‐kesamaan platform pada partai‐partai tersebut. Di tahun yang sama,
publik mengikuti pemilihan presiden secara langsung, babak baru demokrasi di
Indonesia yang selama ini presidennya dipilih melalui Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Pada Pemilu Legislatif 2004 tersebut, Partai Golkar tampil menjadi
pemenang dengan 21,58% suara yang diikuti oleh PDI‐Perjuangan dengan
18,53% suara dan Partai Kebangkitan Bangsa dengan 10,57% suara. Partai
Demokrat sendiri yang mengusung pasangan SBY‐JK sebagai capres‐
cawapresnya (yang kemudian menang) hanya menempati urutan ke‐5 dengan
perolehan 7,45% suara. Kemenangan pasangan SBY‐JK merupakan hal yang sulit
dicapai jika pemilihan presiden tidak dilakukan secara langsung.
Reformasi membawa tiga perubahan mendasar dalam sistem pemilihan

umum di Indonesia. Pertama; kembalinya sistem multi‐partai seperti tahun 1955
dari sebelumnya hanya tripartai di masa Orde Baru. Kedua; mulai tahun 2004
dilakukan dua kali yaitu untuk memilih wakil‐ wakil rakyat melalui Pemilu
Legislatif dan selanjutnya Pemilu Presiden secara langsung. Ketiga; sesuai dengan
PP No.6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan dan

1

Sigit Pamungkas, 2011, Partai politik Teori dan Praktik di Indonesia, Yogyakarta; Institute of
Democracy and Welfarism (IDW), Hal; 183

2
Universitas Sumatera Utara

pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) maka dilangsungkanlah
Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) sesuai dengan yang diamanatkan
oleh UU No.32 tahun 2004.2
Pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, tercatat 44 partai mengikuti pemilu
tersebut yang dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan merebut 20,85% dari
suara yang dianggap sah. Hal tersebut mengubah peta perpolitikan di Indonesia, di

mana Partai Demokrat adalah partai yang lahir pada masa reformasi. Partai Golkar
dan PDI‐Perjuangan yang menempati urutan ke‐2 dan ke‐3 merupakan partai yang
lahir dan besar pada masa Orde Baru.3
Selanjutnya pada pemilu 2014, ini akan menjadi pemilihan umum anggota
DPR, DPD, dan DPRD langsung ketiga di Indonesia. Perubahan peraturan Dalam
undang-undang pemilihan umum terbaru yaitu UU Nomor 8 TahunTahun 2012,
ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan sebesar 3,5%, naik dari Pemilu
2009 yang sebesar 2,5%. Peserta Pada tanggal 7 September 2012, Komisi
Pemilihan Umum mengumumkan daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan
diri untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai diantaranya merupakan
partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti
namanya.Sembilan partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2009 yang berhasil
mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014. Padatanggal 10 September 2012,
KPU meloloskan 34 partai yang memenuhi syarat pendaftaran minimal 17 buah
dokumen. Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 2012, KPU mengumumkan 16
partai yang lolos verifikasi administrasi dan akan menjalani verifikasi faktual.

2
3


Ibid, Hal; 192
Ibid, Hal; 201

3
Universitas Sumatera Utara

Pada

perkembangannya,

sesuai

dengan

keputusan

Dewan

Kehormatan


Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual juga dilakukan terhadap 18
partai yang tidak lolos verifikasi administrasi. Hasil dari verifikasi faktual ini
ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, dimana KPU mengumumkan 10 partai
sebagai peserta Pemilu 2014.4 Pemenang pemilu pada tahun 2014 ini adalah PDIP
dengan persentase suara sah 18,95%, Partai Golkar 14,75% dan di posisi 3 yaitu
Partia Gerindra 11,81%. serta presiden dan wakil presiden yang terpilih dari
pemilu 2014 yakni Jokowi dengan Jusuf Kalla yang berasal dari Koalisi Partai
PDIP, PKB, Parati NASDEM, Partai HANURA dan PKPI.5 Dari beberapa pemilu
pasca reformasi dapat dilihat bahwa tidak ada lagi partai politik yang benar-benar
dominan seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.
Menjelang pemilu 2019 nanti sudah bermunculan partai-partai politik baru
yang ingin bersaing. Pada Selasa, 24 Mei 2016 lalu Kementerian Hukum dan
HAM resmi membuka pendaftaran partai politik berbadan hukum calon peserta
Pemilihan Umum 2019. Di hari tersebut ada 6 partai politik yang mendaftar,
yaitu: Partai Rakyat, Partai Pribumi, Partai Idaman, Partai Indonesia Kerja, Partai
Beringin Karya, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keenam partai tersebut
tentu punya program dan visi misi masing-masing yang membedakan dengan
partai politik yang lain. Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Partai Politik, agar lolos verifikasi badan hukum maka partai politik harus
memiliki kepengurusan pada setiap provinsi, dan paling sedikit 75 persen dari


Ferdy Setiawan. 2013. „‟Pemilihan Umum 2014”. (blog Online). Dikutip melalui http://ferdykreasiku.blogspot.co.id/2013/10/pemilihan-umum-2014.html Pada tanggal 20-4-2017; 15:25 WIB
5
Komisi Pemilhan Umum Republik Indonesia ( KPU RI). “Hasil Rekapitulasi Suara Nasional”.
Dikutip melalui http://kpu.go.id/index.php/searching?cx=008990468370182569680%3Amz1ac1l5
5hq&cof=FORID%3A11&q=pemenang+pemilu+2014&saPada tanggal 20-4-2017; 15:55 WIB
4

4
Universitas Sumatera Utara

jumlah kabupaten/kota yang bersangkutan. Selain itu, paling sedikit 50 persen dari
jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) menjadi satu-satunya partai politik yang lolos dalam verifikasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) 2016. Ada enam
parpol yang mengikuti proses verifikasi tersebut, namun hanya PSI yang lolos,
tepatnya pada 7 Oktober 2016.6
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai sebuah partai politik,
menawarkan kebaruan dalam politik Indonesia dengan kepengurusan yang
umurnya di bawah 45 tahun dan belum pernah menjadi anggota partai politik

mana pun sebelumnya. Artinya, PSI menginginkan anak-anak muda yang benarbenar baru di dalam dunia politik. Di samping itu, PSI juga menggunakan istilahistilah anak muda dalam setiap kegiatannya seperti “Kopi Darat Nasional” yang
merujuk pada istilah Musyawarah Nasional yang kerap digunakan partai politik
lain, seperti PDI Perjuangan, Golkar, dan partai politik lainnya.
Kepengurusan yang lengkap di seluruh wilayah Indonesia hanyalah
segelintir tantangan partai politik dan tentu belum cukup untuk bertarung dengan
partai politik lain. Partai politik harus punya identitas dalam menghadapi pemilu.
Kita tahu pemilih di Indonesia kini semakin cerdas dan semakin rasional.
Identitas merupakan hal yang sangat penting dalam memperkenalkan
sebuah partai politik ke masyarakat. Visi-misi, ideologi, dan program partai yang

Republika.co.id. 2016.“Ini Satu-Satunya Partai Baru yang Lolos Verifikasi Kemenkumham”
(Berita Online). Dikutip melalui http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/10/11/oe
vft9330-ini-satusatunya-partai-baru-yang-lolos-verifikasi-kemenkumhamPada tanggal 20-4-2017;
16:20 WIB

6

5
Universitas Sumatera Utara


pro-rakyat menjadi sebuah keharusan di era reformasi ini demi memenangkan hati
masyarakat.
Partai Solidaritas Indonesia yang didirikan pada 15 November 2015 lalu
menawarkan trilogi perjuangan PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman,
dan Mengukuhkan Solidaritas. Hal yang menjadi identitas PSI adalah menjaga
keragaman. “Tidak dapat dipungkiri, permasalahan yang paling utama bangsa ini,
di samping krisis ekonomi dan korupsi, adalah krisis keragaman.” (Kutipan Pidato
Ketua Umum PSI Grace Natalie, Kopdarnas, Jakarta, 16 November 2015).7

I.2. Perumusan Masalah
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi satu-satunya partai politik yang
lolos dalam verifikasi Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia

(Kemenkumham) 2016 sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Partai Politik. Selain telah lolos dari verifikasi yang telah ditentukan, agar sautu
partai politik dapat memenangkan pemilu maka partai politik tersebut harus dapat
membuat pemilih berpihak dan memberikan suaranya. Hal tersebut membutuhkan
metode tertentu untuk memperoleh dukungan yang luas dari pemilih. Masalah

yang dihadapi adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang merupakan partai
politik baru. Partai Solidaritas Indonesia muncul untuk memberikan nuansa baru
dalam perpolitikan Indonesia, Sesuai dengan ideologi partai bahwa harusnya
muncul generasi-generasi baru dalam menciptakan iklim politik yang lebih segar
maka PSI berani untuk merekrut anggota-anggota baru di setiap daerahnya untuk
Anwar Saragih. 2016. “PSI, Anak Muda, dan Keragaman” (artikel online). Dikutip dari
http://psi.id/berita/2016/06/21/psi-anak-muda-dan-keragaman/Pada tanggal 20-4-2017; 16:25 WIB

7

6
Universitas Sumatera Utara

memberikan pengalaman baru terhadap orang-orang yang belum memiliki partai
sebelumnya. Generasi baru tersebut diharapakan untuk memunculkan generasi
milenial baru yang bisa dipercaya, berintegritas, peduli kepada rakyat, dan
kompeten. Kepemimpinan PSI bertumpu pada prinsip kepemimpinan demokarasi
yang realistik, yakni poliarki atau kemimpinanan oleh banyak orang. Ketua partai
tidak diberi insentif untuk menjadi pemimpin nasional demi menghindari
politisasi partai untuk kepentingan ketua partai.8

Selama setahun lebih Partai Solidaritas Indonesia melakukan perekrutan
anggota-anggota baru baik di tiap provinsi maunpun tingkat kabupaten kota.
Setelah diadakannya Kopdarnas (Kopi Darat Nasional) pada bulan November
2015. Partai PSI mulai melakukan konsolidasi kepada tiap-tiap dewan pengurus
provinsi dalam upaya memberikan arahan kepada tiap-tiap kepengurusan di tiap
daerah agar kemudian melakukan tanggung jawabnya dengan merekrut anggotaanggota baru di tiap-tiap kabupaten/kota sehingga mampu lolos verifikasi yang
telah ditentukan oleh Kemntrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan syarat
75% dari jumlah kabupaten/ kota yang bersangkutan dan memenuhi 50% dari
jumlah dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota. Pada tanggal 1-15 Agustus
2016 Kemenhunkam melakukan verifikasi admistrasi dan faktual tahap pertama
dan kemudian dilakukan verifikasi keabsahan dokumen pada tahap kedua pada
tanggal 18 Agustus-23 Sepetember 2016, PSI menjadi satu-satunya partai yang

PSI.id. 2016. “Cita-cita PSI”. dikutip melalui https://psi.id/cita-cita-psi/Pada tanggal 20-4-2017;
16:30 WIB

8

7
Universitas Sumatera Utara

lolos dari verifikasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dari 6 Partai
yang mencalonkan diri.9

I.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut pertanyaan yang muncul bagaimana strategi
Partai Solidaritas Indonesia dalam menghadapi proses verifikasi administrasi dan
faktual serta verifikasi keabsahan dokumen dari Kementrian Hukum dan HAM
sebagai syarat untuk menjadi sebuah partai politik?

I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian antara lain:
1.

Mendeskripsikan profil Partai Solidaritas Indonesi , Latar Belakang,
Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas Indonesia.

2.

Menganalisis strategi Partai Solidaritas Indonesia dalam menghadapi
proses verifikasi administrasi dan faktual serta verifikasi keabsahan
dokumen dari Kementerian Hukum dan HAM.

Vivanews. 2016. “Dari Lima Partai Baru Hanya PSI Yang Lolos Verifikasi “ (Berita Online).
Dikutip melalui http://nasional.news.viva.co.id/news/read/831842-dari-lima-partai-baru-hanya-psiyang-lolos-verifikasi diakses Pada tanggal 20-4-2017; 16:40 WIB

9

8
Universitas Sumatera Utara

I.5. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, khususnya
untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk
memperkaya analisis teori di bidang ilmu sosial dan ilmu politik,
khususnya dalam studi Partai Politik.
2. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang
lain untuk memahami politik khususnya terkait pada partai politik atau
kelembagaan politik.
3. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
tentang strategi dalam mendirikan sebuah Partai politik

I.6. Kerangka Teori
I.6.1. Teori Partai Politik
Secara umum, dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu organisasi
yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki cita-cita, tujuan, dan orientasi
politik yang sama. Dalam partai politik, mereka berusaha memperoleh kekuasaan,
menguasai sumberdaya dan mengendalikan serta mengontrol proses pemerintahan
9
Universitas Sumatera Utara

sebagai basis dalam merealisir atau melaksanakan program-program yang telah
ditetapkan. Menurut Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama.10
Sartori mendefinisikan partai politik adalah satu kelompok politik yang mengikuti
Pemilu dan melalui Pemilu itu mampu menempatkan calonnya untuk
mendudukijabatan publik.11 Sementara itu, Carl J. Friedrich menyatakan bahwa
partai politik adalah kelompok orang yang terorganisir secara stabil dengan tujuan
merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin
partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan ideal maupun
material kepada anggota partainya.12 Pengertian tersebut menunjukkan partai
politik pada dasarnya terdiri dari sekelompok orang dengan cita-cita dan orientasi
politik yang serupa, memiliki tujuan merebut dan mempertahankan kekuasaan,
dan berusaha untuk mengontrol jalannya pemerintahan demi kepentingan anggota
partainya.
Di Indonesia, pengertian partai politik dapat ditemukan dalam UU No. 2/
2008 tentang Partai Politik, yaitu organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keuntungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
setiap kelompok masyarakat yang ingin mendirikan partai politik baru harus

10

MiriamBudiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1998, hal 160.
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2008, hal 404.
12
Haryanto, drs. Partai Politik Suatu Tinjauan Umum, Liberty, Yogyakarta, 1984, hal 7
11

10
Universitas Sumatera Utara

selalu mempertimbangkan persyaratan pokok yang termuat dalam pengertian dari
partai politik dalam konteks perpolitikan nasional tersebut, khususnya tentang
dasar pembentukan partai politik.
Untuk memahami partai politik, La Palombara dan Weiner mengatakan
bahwa partai politik memiliki empat karakteristik yang menjadi ciri khas partai
politik, yaitu:13
a. Organisasi jangka panjang. Partai politik memiliki organisasi yang bersifat
jangka panjang. Diharapkan organisasi ini dapat terus hadir dalam arena
politik walau pendirinya sudah tidak ada lagi. Partai politik bukan hanya
gabungan dari para pendukung yang setia dengan pemimpin kharismatik.
Partai politik hanya akan berfungsi dengan baik sebagai organisasi bila ada
sistem dan prosedur yang mengatur aktivitas organisasi, dan ada sebuah
mekanisme suksesi yang stabil yang mampu menjamin keberlangsungan
partai politik untuk jangka waktu yang lama.
b. Struktur organisasi. Partai politik hanya akan dapat menjalankan fungsi
politiknya apabila didukung oleh struktur organisasi, mulai dari tingkat
lokal sampai nasional, dan ada pola interaksi teratur di antara keduanya.
Partai politik kemudian dilihat sebagai organisasi yang meliputi wilayah
teritorial tertentu serta dikelola secara prosedural dan sistematis. Struktur
organisasi partai politik yang sistematis dapat menjamin aliran informasi
dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah, sehingga ke depannya akan

13

Firmanzah, 2008, Mengelola Partai Politik: Komunikasidan Positioning Ideology Politik di Era
Reformasi, Yayasan Obor, Jakarta, hal 67-68

11
Universitas Sumatera Utara

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi kontrol dan
koordinasi internal partai.
c. Tujuan berkuasa. Partai politik didirikan untuk mendapatkan sekaligus
mempertahankan kekuasaan, baik lokal maupun nasional. Tujuan berkuasa
inilah yang membedakan antara partai politik dengan organisasi lain yang
terdapat dalam masyarakat.
d. Dukungan publik luas. Partai politik bertujuan memperoleh dukungan
yang

luas dari

masyarakat

dalam rangka

mencapai

kekuasaan.

Dukunganini menjadi sumber legitimasi untuk berkuasa, yang berarti
bahwa partai politik harus mampu memobilisasi sebanyak mungkin
elemen masyarakat dan akhirnya mereka menerima eksistensi kekuatan
politik tersebut dalam kehidupan mereka. Semakin besar dukungan publik
yang didapatkan oleh partai politik, semakin besar pula legitimasi yang
diperolehnya.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa partai politik memang merupakan
organisasi yang berbeda dari organisasi yang lain, karena fokus utama organisasi
ini adalah berjuang untuk bisa eksis dalam periode waktu lama, memiliki struktur
organisasi yang kuat dari pusat sampai daerah, berusaha mendapatkan kekuasaan,
dan membangun legitimasinya dengan melakukan mobilisasi dukungan publik
yang luas di arena politik. Jika keempat karakteristik tersebut melekat pada partai
politik, maka kekuatan politik ini akan mampu mencapai tujuan-tujuan politiknya.

12
Universitas Sumatera Utara

I.6.1.1. Fungsi Partai Politik
Dalam kehidupan politik kenegaraan modern, kehadiran partai politik pada
awalnya menjadi unsur pendukung pembentukan sistem demokrasi, serta proses
demokratisasi yang berlangsung di dalamnya. Idealnya, kehadiran partai politik di
suatu negara dapat mendukung berlangsungnya proses sosialisasi dan pendidikan
politik, yang memungkinkan terciptanya perpolitikan nasional yang demokratis.
Mengingat partai politik adalah sekelompok orang dengan cita-cita dan orientasi
politik yang berbeda, bahkan berlawanan satu sama lain, interaksi politik di antara
partai-partai politik di negara yang bersangkutan perlu diatur sedemikian rupa,
sehingga banyaknya jumlah partai politik yang berdiri tidak memunculkan
konflikdan perpecahan di kalangan masyarakat, yang umum di dalam model
demokrasi parlementer dalam masyarakat yang majemuk dan belum dewasa
secara politik. Kondisi ini tentunya akan berakibat buruk pada proses
demokratisasi.
Menurut Cheppy Haricahyono, partai politik mempunyai beberapa fungsi
utama sebagai berikut:
a. Sarana komunikasi politik, yaitu sebagai jembatan arus informasi
antara orang yang memerintah (pemerintah) dan orang yang
diperintah (rakyat).
b. Sarana

sosialisasi

politik,

yaitu proses

dimana

seseorang

memperoleh pandangan, orientasi, dan nilai-nilai kemasyarakatan
dimana ia berada dan mewariskan nilai-nilai sosial tadi ke generasi
berikutnya.

13
Universitas Sumatera Utara

c. Sarana rekruitmen politik, yaitu proses mencari dan mengajak
anggota baru untuk ikut dalam proses politik.
d. Sarana pengatur konflik, yaitu mengatasi konflik yang disebabkan
oleh perbedaan sosial dan budaya di masyarakat agar dampak
negatif dapat diminimalisir sekecil mungkin.
e. Pembinaan dan pengembangan integritas sosial, yaitu sebagai
perekat dari berbagai corak daerah, golongan dan budaya agar
mempunyai pandangan hidup yang menjadi satu bangsa.
Menurut Budiarjo, ada beberapa fungsi yang harus dimaksimalisasi dari
sebuah partai politik, yaitu:14
a. Partai politik berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Dalam
hal ini, partai politik merumuskan usulan-usulan kebijakan yang
bertumpu padaaspirasi dari masyarakat. Rumusan ini kemudian
diartikulasikan kepada pemerintah agar bisa dijadikan sebagai
kebijakan.

Proses

ini

menunjukkan

bahwa

komunikasi

antarpemerintah dengan masyarakat dapar dijembatani partai
politik. Bagi partai politik, mengartikulasikasi aspirasi rakyat
adalah kewajiban yang tidak dapat dielakkan, terutama bila partai
politik tersebut ingin tetap eksis dalam kancah politik nasional.
Selain itu, partai politik berfungsi untuk memperbincangkan dan
menyebarluaskan rencana serta kebijakan pemerintah, sehingga
terjadi arus informasi serta dialog dari atas ke bawah dan dari

14

Miriam Budiarjo, op cit. Hal: 404

14
Universitas Sumatera Utara

bawah ke atas. Di sini, partai politik memainkan peran sebagai
penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
b. Partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan
politik. Dalam hal ini, partai politik berkewajiban untuk
mensosialisasikan wacana politiknya kepada masyarakat. Wacana
politik partai politik dapat dilihat melalui visi, misi, platform dan
program partai tersebut. Dengan sosialisasi wacana politik ini
diharapkan masyarakat menjadi semakin dewasa dan terdidik
dalam politik. Sosialisasi dan pendidikan politik ini memposisikan
masyarakat sebagai subyek, tidak lagi sebagai obyek. Selain itu,
sosialisasi

politik

juga

mencakup

proses

masyarakat

menyampaikan norma dan nilainilai dari satu generasi kegenerasi
berikutnya. Dalam hubungan ini partai politik berfungsi sebagai
salah satu sarana sosialisasi politik. Dalam usaha menguasai
pemeritah melalui kemenangan dalam pemilu, partai politik harus
memperoleh dukungan seluas mungkin. Untuk itu partai berusaha
menciptakan

citra

bahwa

ia

memperjuangkan

kepentingan

umum.Selainmenanamkan solidaritas dengan partai, partai politik
juga perlu mendidik anggotanya menjadi manusia yang sadar
tanggungjawabnya sebagai warga negara dan menempatkan
kepentingannya di bawah kepentingan nasional.
c. Partai politik, berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik. Partai
politik berkewajiban melakukan seleksi dan rekruitmen dalam
mengisi posisi dan jabatan politik tertentu. Dengan rekruitmen

15
Universitas Sumatera Utara

politik, dimungkinkan terjadi rotasi dan mobilitas politik. Tanpa
rotasi dan mobilitas politik pada sistem politik, maka akan muncul
diktatorisme dan stagnasi politik di dalamnya.
d. Partai politik berfungsi sebagai sarana peredam dan pengatur
konflik. Dengan fungsi sebagai penyerap aspirasi masyarakat,
partai politik harus peka dan tanggap terhadap potensi konflik yang
ada dalam masyarakat. Karena partai politik cenderung inklusif,
menjadi kewajiban partai politik untuk meredam dan mengatur
potensi konflik tersebut agar tidak meledak menjadi sebuah
kerusuhan.
Di Indonesia, fungsi partai politik dijelaskan dalam ketentuan Pasal 11 UU
No. 2/2008 tentang Partai Politik sebagai berikut:
a. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi
warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.
c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
d. Partisipasi warga negara Indonesia.
e. Rekrutmen politik dalam pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan
keadilan gender.

16
Universitas Sumatera Utara

Beberapa hal tersebut sangat penting dilaksanakan partai politik. Jika
partai politik tidak berhasil menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, maka proses
demokratisasi dalam suatu negara tidak akan berjalan dengan baik.

I.6.1.2 Studi Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang relevan untuk dijadikan rujukan dalam
penelitian ini. Pertama, penelitian Pelaksanaan Verifikasi Partai Politik Peserta
Pemilu Tingkat Provinsi Di Sumatera Barat Dalam Pemilihan Umum Periode
2009-2014 oleh Riendy Rudagi. Penulis menjelaskan bagaimana proses verifikasi
partai politik oleh komisi pemilihan umum provinsi Sumatera Barat tahun 2009
dan apa saja kendala yang dihadapi KPU Sumatera Barat dalam proses verifikasi.
Penulis menggunakan metode yuridis sosiologis yaitu, pembahasan yang
dititikberatkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta melihat
bagaimana pelaksanaannya dilapangan kemudia dianalisis secara kualitatif dan
dipaparkan secara deskriptif. Dari hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahawa
keberadaan dan kepengurusan sebuah partai politik di Provinsi Sumatera Barat
belum menjalankan secara baik dan benar fungsi dari partai politik tersebut,
dengan keberadaan kantor dan kepengurusan yang tidak benar atau tidak lolos
verifikasi bagaimana tujuan sebuah partai politik itu mewakili kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara.15

15

Reindy Rudagi. 2011. Pelaksanaan Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu Tingkat Provinsi Di
Sumatera Barat Dalam Pemilihan Umum Periode 2009-2014. Skripsi. Padang: Fakultas Hukum
Reguler Mandiri Universitas Andalas

17
Universitas Sumatera Utara

Studi yang kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah studi yang
ditulis oleh Nanda Harda (2015) yang berjudul Anak Muda dan Partai Politik
(Studi mengenai latar belakang dan strategi anak muda untuk bertahan serta
membangun karir politik di dalam partai PDI-P dan PKB pada Pemilu Legislatif
2014) dalam penilitian ini penulis menjelaskan Hubungan antara anak muda dan
partai politik saling membutuhkan satu sama lain. Partai memerlukan anak muda
dalam proses regenerasi sekaligus pengumpul suara dan massa. Sementara anak
muda membutuhkan partai politik sebagai wadah berekspresi sekaligus
meningkatkan karir politik mereka di masa depan. Oleh sebab itu tidak sedikit
pula anak muda yang berpartisipasi dengan cara bergabung langsung di partai
politik. Mereka berusaha untuk membangun trajektori fase perjalanan hidupnya
dengan bergabung di partai. Begitu pula yang terjadi di Kota Malang, dimana dua
partai besar yakni PDI-P dan PKB memiliki beberapa kader muda yang
berpartisipasi langsung di dalamnya.16
Tujuan penelitian kali ini untuk melihat latar belakang anak muda
bergabung di PDI-P dan PKB. Selain itu juga melihat strategi yang mereka
gunakan selama kampanye pemilu legislatif 2014 sebagai bagian wujud
pertahanan mereka di partai. Dalam penelitian ini juga berusaha mengkaji sisi lain
dalam partai yakni kuasa simbolik yang terdapat dalam tubuh partai baik PDI-P
maupun PKB kepada kader-kader muda. Kajian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan biografis untuk melihat fenomena tersebut. Melalui
pendekatan biografis diharapkan dapat membedah dan menganalisa narasi
16

Nanda Harda. 2015. Anak Muda dan Partai Politik (Studi mengenai latar belakang dan strategi
anak muda untuk bertahan serta membangun karir politik di dalam partai PDI-P dan PKB pada
Pemilu Legislatif 2014).Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Gajah Mada

18
Universitas Sumatera Utara

perjalanan kader muda PDI-P dan PKB selama berpartisipasi dan mengikuti
pemilu legislatif 2014. Selain itu melalui penggunaan metode ini juga diharapkan
dapat membedah situasi dinamika kehidupan kader muda dengan lingkungan
sosial di sekitarnya. Penelitian yang mengambil 8 orang informan utama ini
berusaha untuk menelaah narasi yang diceritakan oleh kader-kader muda dengan
menggunakan konsep strategi Pierre Bourdieu.
Berdasarkan data yang diolah dari narasi para informan didapatkan strategi
yang berbeda beda untuk bertahan ataupun meraih posisi di PDI-P dan PKB. Data
narasi yang dijabarkan oleh para informan ditelaah menggunakan konsep modal,
habitus, dan ranah dalam melihat strategi mereka selama masa pemilu legislatif
2014. Selain melihat strategi yang kader muda gunakan di PDI-P dan PKB, juga
didapatkan data bagaimana mereka berada dalam kuasa simbolik kader dan elit
senior yang dominan di partai. Posisi anak muda yang relatif rendah membuat
mereka hanya menjadi sekedar penggembira yang diberdayakan untuk
mengumpulkan suara partai. Para kader muda tersebut seakan mengalami
kekerasan simbolik di tengah keinginan dan strategi mereka untuk tetap bertahan
sekaligus memantapkan posisi di partai, baik PDI-P maupun PKB.

Selanjutnya studi yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian
Pembentukan Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
Tentang Partai Politik oleh Fadli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimanakah pembentukan partai politik menurut undang-undang nomor 2 tahun
2011 tentang partai politik dan mengetahui bagaimana verifikasi partai politik
untuk memperoleh badan hukum di Kementrian Hukum dan Ham. Penelitian ini

19
Universitas Sumatera Utara

dilaksanakan di Kanwil Hukum dan Ham Makassar yang merupakan perwakilan
dari kementrian hukum dan ham tempat partai politik baru mendaftarkan diri
untuk menjadi badan hukum tentunya untuk mengikuti pemilihan umum
sementara metode penelitian yang digunakan yaitu teknik pustaka. Dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa (1) Syarat-syarat pendirian partai politik
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik yaitu:
Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang
warga negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah
menikah dari setiap provinsi, Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang
merangkap sebagai anggota Partai Politik lain, Pendirian dan pembentukan Partai
Politik menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan, Akta
notaris harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat
pusat, dan Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan
paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. (2) Proses
verifikasi Partai Politik untuk memperoleh badan hukum yaitu di tingkat
kecamatan, semua pengurus ditingkat kecamatan akan melaporkan diri dengan
membawa susunan kepenguruan yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara 3 orang dan membawa surat keterangan lurah atas domisili kantor dan
surat keterangan yang sah terkait status kantor. Camat akan mengeluarkan
keterangan soal laporan ini, di tingkat kabupaten, pengurus partai politik
kabupaten akan membawa semua Surat Keterangan Camat (50 persen dari jumlah
yang ada pada kabupaten tersebut) ke kantor kesbang Kabupaten. Termasuk
pengurusan parpol kabupaten. Bupati atau pejabat yang disepakati akan
mengeluarkan surat ini, di tingkat provinsi pengurus Partai Politik akan

20
Universitas Sumatera Utara

melakukan hal yang telah dilakukan ditingkat kabupaten, dan Terakhir pengurus
DPP akan membawa semua dokumen dari daerah ke Kementrian Hukum dan
Ham beserta dokumen yang disyaratkan dalam Undang-Undang.17

I.7. Kerangka Operasional Pendirian Partai Politik
Eksistensi partai politik di arena politik merupakan representasi ekspresi
kebebasan berorganisasi untuk mencapai kekuasaan dengan melakukan mobilisasi
kekuatan di antara kelompok-kelompok kepentingan maupun penekan yang ada di
tengah masyarakat. Namun, partai politik harus memiliki badan hukum apabila
ingin terlibat menjadi salah satu kontestan yang sah dalam mekanisme perebutan
kekuasaan di suatu negara. Di negara demokratis, mekanisme perebutan kekuasan
itu adalah pemilu. Artinya, untuk dapat menjadi salah satu peserta pemilu, partai
politik, baik lama maupun baru, harus didirikan secara resmi dan telah memenuhi
persyaratan administratif berupa kepengurusan dan kantor yang tetap serta
mempunyai dukungan yang kuat dan luas dari masyarakat untuk menjadi badan
hukum publik dan dapat bertindak sebagai badan yang transparan kepada publik.
Di Indonesia, partai politik juga harus didirikan secara resmi dan menjadi
badan hukum yang nantinya sah menjadi salah satu peserta pemilu. Pasal 3 UU
No. 2/2011 tentang Partai Politik menjelaskan:
a. Partai politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan
hukum.
17

Fadli.2012. Pembentukan Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 2Tahun 2011 Tentang
Partai Politik.Skripsi. Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

21
Universitas Sumatera Utara

b. Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai
politik harus mempunyai:
1. Akta notaris pendirian partai politik.
2. Nama, lambang atau tanda gambar yang tidak mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama,
lambang atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh
Partai Politik lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Kepengurusan pasa setiap provinsi paling sedikit 75% (tujuh puluh
lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang
bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari
jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan
4. Kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
sampai tahapan terakhir pemilihan umum
5. Rekening atas nama partai politik.
Status badan hukum partai politik diperoleh melalui sebuah mekanisme
yang diatur dalam Pasal 4 UU No. 2/2011 tentang Partai Politik.
a. Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/atau
verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 dan Pasal 3 ayat (2).
b. Penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lama 45 hari sejak diterimanya dokumen persyaratan
secara lengkap.

22
Universitas Sumatera Utara

c. Pengesahan partai politik menjadi badan hukum dilakukan dengan
Keputusan Menteri paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian
dan/atau verifikasi.
d. Keputusan Menteri mengenai pengesahan partai politik sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 37
tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Pendirian Badan Hukum, Perubahan
Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga, Serta Pergantian Kepengurusan
Partai Politik dalam pasal 3 dijelaskan tentang tata cara pendaftaran partai politik:
1. Permohonan pendaftaran partai politik diajukan kepada Menteri oleh
ketua umum dan sekretaris jendral atau sebutan lain pada
kepengurusan partai politik.
2. Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengisi formulir yang paling sedikit memuat:
a. nama pemohon/kuasanya;
b. waktu dan tanggal permohonan;
c. nama partai politik;
d. nama pengurus/pimpinan pusat partai politik; dan
e. alamat tetap sekretariat Partai Politik.
3. Selain mengisi formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pemohon juga harus melampirkan dokumen:
a. akta Notaris pendirian Partai Politik yang bermaterai cukup;

23
Universitas Sumatera Utara

b. nama, lambang, atau tanda gambar Partai Politik sebanyak 2
rangkap asli dan 5 rangkap fotokopi;
c. daftar

kepengurusan

pada

tingkat

provinsi

dan

tingkat

kabupaten/kota disertai dengan fotokopi kartu tanta penduduk yang
telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
d. surat keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi
dan surat keterangan dari Bbadan Kesatuan Bangsa dan Politik
kabpaten/kota yang menyatakan kepengurusan tersebut telah
dilaporkan keberadaannya;
e. surat keterangan domisili kantor Partai Politik baik yang berada di
tingkat pusat, ptovinsi, dan kabupaten/kota yang diterbitkan oleh
Lurah/Kepala desa atau dengan nama lainnya;
f. bukti sah status kantor berupa sertifikat, perjanjian sewa menyewa,
perjanjian pinjam pakai, atau perjanjian lain yang berlaku sampai
dengan tahapan pemilihan umur terakhir;
g. surat pernyataan dari pendiri atau pengurus Partai Politik yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan benar sebagai pendiri atau
pengurus Partai Politik dan tidak menjadi pendiri, pengurus, atau
anggota dari Partai Politik lain;
h. surat keterangan dari bank yang membuktikan rekening Partai
Politik; dan
i. bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak.
4. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi milik negara
dan dikelola oleh Menteri serta diperlakukan secara rahasia.

24
Universitas Sumatera Utara

5. Permohonan yang telah diajukan kepada Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali.
Dengan menjadi badan hukum, partai politik dapat berkontestasi di arena
politik untuk berjuang meraih kekuasaan. Tanpa ada status badan hukum, partai
politik tidak dapat menjadi salah satu peserta pemilu. Diharapkan dengan status
badan hukum yang jelas, partai politik benar-benar sudah siap dengan berbagai
infrastruktur, sumberdaya manusia, dan sumberdaya strategis lain yang sangat
diperlukan untuk melakukan mobilisasi dukungan publik yang luas secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan politiknya melalui kontestasi dalam pemilu.
Kejelasan ini dimaksudkan agar partai politik tidak hanya berjuang untuk meraih
kepentingannya sendiri, melainkan untuk mengurus kesejahteraan dari masyarakat
banyak dengan lingkup yang jauh lebih luas.
I.8. Metode Penelitian
Penelitian

ini

memiliki

tujuan

metodologis

yaitu

deskriptif

(menggambarkan). Penelitian deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dan data –
data yang ada. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail
mengenai suatu gejala atau fenomena.18

18

Bambang Prasetyo dkk, Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005, hal 42.

25
Universitas Sumatera Utara

I.8.1. Jenis Penelitian
Studi ini pada dasarnya bertumpu pada penelitian kualitatif. Aplikasi
penelitian kualitatif ini adalah konsekuensi metodologi dari penggunaan metode
deskriptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa “metodologi kualitatif”
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata
tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.19
1.8.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis
mengambil lokasi di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PSI SUMUT.
I.8.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder. Dimana data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui
wawancara mendalam kepada sumbernya, adapun yang menjadi narasumber :
a. Sekjen DPP PSI: Raja Juli Antoni
b. Ketua DPW PSI SUMUT: Fuad Ginting S. Sos
c. Sekretaris DPW PSI SIMUT: Delia Ulfa
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui berbagai sumber seperti
buku, majalah, laporan, jurnal, dokumen lainnya.

19

Mohammad,Natsir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 105.

26
Universitas Sumatera Utara

I.8.4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis data deskiptif kualitatif, dimana teknik ini
melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran jelas
tentang objek yang akan diteliti dan kemudian akan dilakukan penarikan
kesimpulan.
I.9. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan lebih terperinci serta
untuk mempermudah isi, maka penelitian ini terdiri kedalam 4 (empat) bab, yakni:
BAB I

: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan menguraikan dan menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika
penelitian.

BAB II

: DESKRIPSI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA
Dalam bab ini akan menggambarkan segala sesuatu mengenai
objek penelitian yaitu deskripsi profil Partai Solidaritas Indonesi
(PSI), Latar Belakang, Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas
Indonesi (PSI)

BAB III

: STRATEGI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA DALAM
VERIFIKASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

27
Universitas Sumatera Utara

Bab ini nantinya akan berisikan tentang penyajian data dan fakta
yang diperoleh dari wawancara buku – buku, jurnal, majalah,
koran, serta internet dan juga akan menyajikan pembahasan dan
analisis data dan fakta tersebut.

BAB IV

: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari hasil analisa data pada bab – bab sebelumnya serta
berisi kemungkinan adanya saran – saran yang peneliti peroleh
serta melakukan penelitian.

28
Universitas Sumatera Utara