PARTAI DAN KOMUNIS DI INDONESIA

TUGAS PENGANTAR SOSIOLOGI
PARTAI KOMUNIS INDONESIA

PENYUSUN : Ajihuddin Alantaqi / 20170510178
DOSEN : Dr. Sidik Jatmika, M.Si

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

Pengantar
Indonesia telah melalui banyak peristiwa setelah kemerdekanya pada 17 Agustus
1945 sampai saat ini, banyak terbentuknya kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan
seperti partai politik, organisasi masyarakat, komunitas minat bakat dan sebagainya. Dalam
topik pembahasan kali ini saya ingin memaparkan aspek-aspek partai politik yang pernah
eksis di indonesia, yaitu partai komunis indonesia , dan fokus pembahasan akan mengarah ke
konteks sosial, leadership, dan sistem nilai partai komunis indonsia.
PKI merupakan partai politik di Indonesia yang telah bubar dan merupakan partai
komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok, sebelum akhirnya PKI
dibubarkan dan dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada

tahun-tahun berikutnya.1

A. Konteks Sosial
1. Awal Mula Pembentukan Dan Pergerakan Pada Masa Hindia Bealanda
Pada awalnya partai ini merupakan organisasi perlawanan yang bersifat nonkomperatif, yang banyak tidak setuju dengan kebijakan pemerintah hindia belanda yang
semena-mena mengenai kebijakan perdanganan kepada rakya, yang membuat henk sneevlit
berinisiatif mempelopori gerakan anti pemerintah pada saat itu. Setelah berjalan lama partai
ini banyak merencanakan pemberonakan

Sehingga pemerintah Hindia Belanda

membubarkan partai ini tahun 1927, yang kemudian partai ini bergerak di bawah tanah.
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914,
dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (Persatuan Sosial
Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota
dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP
(Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda Pada Oktober 101 SM ISDV mulai
aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka).
Editornya adalah Adolf


Baars. Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut

kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari
1

"Akhir Tragis Republik Komunis". www.historia.co.id. Diakses tanggal 30
September 2008.

semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian,
partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis.2

2. Lahirnya PKI
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan
yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya, terutama di Semarang
dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang
anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan
tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai
dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei
1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen
diangkat sebagai ketua partai. PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi

bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya
kedua Komunis Internasional pada 1920. Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali
ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).3
Setelah berkembang pesat, komunisme di Indonesia semakin menjamur dan telah
banyak mengembangkat sayapnya ke seluruh pelosok indonesia, sehingga lahirlah banyak
tokoh-tokoh komunis Indonesia, seperi Musso yang setelah kembalinya dari Uni Sovie, dia
memberi usulan agar Indonesia berkiblat pada komunis dan berhaluan kepada Uni Soviet.
Usulan itu banyak di tentang dan merupakan awal mula pemberontakan 1927.

3. Kemunculan PKI Setelah Kemerdekaan
PKI muncul kembali di panggung politik setelah Jepang menyerah pada tahun 1945,
dan secara aktif mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dari Belanda. Banyak unit
bersenjata berada di bawah kontrol atau pengaruh PKI. Meskipun milisi PKI memainkan
peran penting dalam memerangi Belanda, Presiden Soekarno khawatir bahwa semakin
kuatnya pengaruh PKI akhirnya akan mengancam posisinya. Selain itu, pertumbuhan PKI
2

“ Indonesian Communist Party ”, www.marxist.com. Diakses tahun 2000.
Janto T, Kumar, Komunisme di Indonesia Jilid I: Perkembangan Gerakan dan
Pengkhianatan Komunisme di Indonesia (1913-1948), ( Jakarta: Pusjarah TNI, 1999).

3

bermasalah sektor sayap kanan lebih dari pemerintahan Indonesia serta beberapa kekuatan
asing, khususnya semangat penuh anti-komunis dari Amerika Serikat. 4
Tak semudah itu memberantas komunisme di Indonesia. Setelah kemerdekan, PKI
malah semakin menjadi untuk melancarkan gerakanya setelah memiliki banyak masa di
seluruh pelosok Indonesia. Yang mengusulkan adar Indonesia berhaluan pada Uni Sovie
dalam sistem pemerintahanya, dan usulan tersebut banyak di tolah oleh kalangan agamis,
sehingga memicu pemberontakan PKI di Madiun 1948.

B. Leadership
1. Idiologi Komunis PKI
Partai Komunis Indonesia tentu saja memiliki faham komunis dalam idiologi
keorganisasianya, dalam pengertiannya komunisme merupakan sebuah paham yang
memusatkan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi yang dimiliki perorangan ada
seperti modal, tanah, tenaga kerja. Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya masyarakat
komunis yang makmur, tanpa kelas dan sama rata. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap
gerakan kapitalisme pada abad ke-19, ketika pemilik modal hanya mementingkan dirinya
sendiri dan mengesampingkan kesejahteraan kaum buruh dan petani. Ini berakibat semakin
lebarnya jurang perbedaan antar golongan yang kaya dan miskin.5

Penggagas ideologi komunis adalah Karl Marx, seorang filsuf asal Jerman. Acap kali
orang menyebut komunisme sebagai “Marxisme”. Namun komunisme yang berkembang
kini, merupakan elaborasi antara gagasan Marx pikiran para tokoh lain seperti Friedrich
Engles, Karl Kautsky dan Vladimir Lenin. Lenin yang merupakan seorang tokoh politik
Rusia juga berhasil mengaplikasikan pemikiran-pemikiran Marx dalam sebuah gerakan
politik sehingga muncul istilah ah “Marxisme-Leninisme”. Ia bahkan diklaim berhasil
membawa pikiran Marx menjadi realitas. Puncaknya, Lenin mendirikan negara Uni Soviet
yang menjadi pusat gerakan komunisme internasional, sekaligus negara adikuasa kedua di
dunia selama hampir seluruh abad XX.6

4

Soe, Hok Gie, Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan. ( Jakarta: Yayasan Bentang
Budaya,1997 ).
5
Kahin, George (1970). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornel University.
6
Poeze, H. A., Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia.( Jakara: Yayasan Obor
Indonesia, 2018 ).


2. Tonggak Kepemimpinan PKI
a. Henk Sneevlit Sebagai Penggagas Komunisme Indonesia
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV (cikal bakal PKI) yakin
bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Uni Soviet harus
diikuti di Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di
antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia
Belanda. Dibentuklah 'Pengawal Merah' dan dalam waktu tiga bulan
jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para
tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan
angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para
penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin
ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di
kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun, karena menerbitak surat
kabar yang menyuarakan agar rakya tidak percaya lagi terhadap pemerintah.7
b. Kepemimpinan Musso
Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia
adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di
Moskwa. Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat
rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926,
meskipun ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti

Tan Malaka. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia
menerima perintah langsung dari Moskwa untuk melakukan
pemberontakan kepada pemerintahan kapitalis Belanda. Musso dan
pemimpin PKI lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin,
dan menerima perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai
menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Akan tetapi
pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI
di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat
dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Setelah keluar dari penjara
Musso pergi ke Moskwa, tetapi kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan

7

“ The declaration of the four”. www.marxists.org. diakses tanggal 13 Agustus 2008.

"barisan populer" yang dipimpin oleh 7 anggota Kongres Komintern. Akan tetapi dia dipaksa
untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Soviet pada tahun 1936.
Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia lewat Yogyakarta. Pada tanggal 5
September 1948 dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada
Uni Soviet. Pemberontakan terjadi di Madiun, Jawa Timur ketika beberapa militan PKI

menolak untuk dilucuti. Pihak militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan
"Republik Soviet Indonesia" pada tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso
sebagai presiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan
dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September 1948, Madiun direbut oleh
TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang
dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal 31 Oktober, ketika
rombongannya bertemu dengan pasukan TNI yang memburunya.8

c. Kepemimpinan Aidit
Pada 1954, Aidit terpilih terpilih menjadi anggota Central
Comitee (CC) PKI pada Kongres PKI. Kemudian, Aidit terpilih juga
menjadi Sekretaris Jenderal PKI. Di Bawah kepemimpinan Aidit, PKI
menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan
Cina. Pada masa Aidit juga, PKI mempunyai program untuk segala
lapisan masyarakat seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani
Indonesia (BTI) dan Lekra.9
Pada 30 September 1965 terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan

yang


dilakukan suatu kelompok militer pimpinan Let. Kol. Untung. Peristiwa yang dikenal dengan
istilah Peristiwa G-30-S menuduh PKI di balik peristiwa tersebut dan Aidit sebagai
dalangnya. Akibatnya, Aidit diburu oleh tentara. Penangkapan serta kematian Aidit pun
terdapat banyak versi. Salah satu versi mengatakan bahwa Aidit tertangkap di Jawa Tengah,
lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Kemudian Aidit dibunuh di dekat
sebuah sumur.
8

Nafi, M., Perlawanan Terakhir di Semanding. Tempo, 8-14 November 2010, hal. 102103.
9

Zulkifli & Hidayat, Dipa Nusantara Aidit, 2010.

C. Sistem Nilai
Selama masa aktifnya Partai Komunis Indonesia tercatat telah tiga kali melakukan
pemberontakan, diataranya pemberontakan tahun 1926, pendeklarasian Republik
Komunis yang terjadi di Jawa Barat dan Sumatra, kemudian pemberontakan tahun 1948
juga di kenal sebagai peristiwa Madiun, pada peristiwa ini PKI banyaak membantai para
kiai di Jawa Timur. Dan pemberontakan terakhir tahun 1965 di sebut juga sebagai
Gerakan 30 September yang menjadi akhir dari pergerakan PKI.

1. Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial
di Jawa Barat dan Sumatera Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik.
Bersama Alimin, Musso yang merupakan salah satu pemimpin PKI di era tersebut sedang
tidak berada di Indonesia. Ia sedang melakukan pembicaraan dengan Tan Malaka yang tidak
setuju dengan langkah pemberontakan tersebut. Pemberontakan ini akhirnya dihancurkan
dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang
ditahan, 4.500 dipenjara, sejumlah 1.308 yang umumnya kader-kader partai diasingkan, dan
823 dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua.10
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di dalam
perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka,
salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Tan
Malaka memprediksi bahwa pemberontakan akan gagal, karena menurutnya basis kaum
proletar Indonesia adalah rakyat petani bukan buruh seperti di Uni Soviet. Penolakan tersebut
membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral
perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah
pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.11

10


Pinardi (1966). Peristiwa Coup Berdarah P.K.I. September 1948 di Madiun. InkopakHazera.
11

“Communism and Stalinism in Indonesia”, www.marxists.org. diakses tanggal 28 April
2008

2. Peristiwa Madiun
Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia
pada tanggal 18 September 1948 di Kota Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis
Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin. Pada
saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan tidak pernah
disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru
peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan itu terjadi
penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun,baik itu tokoh sipil maupun militer
di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Masih ada kontroversi
mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi
peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde
Lama).12
3. Gerakan 30 September PKI
Pada malam 30 September dan 1 Oktober 1965, enam jenderal senior Indonesia
dibunuh dan mayat mereka dibuang ke dalam sumur Oleh para pasukan pro PKI. Pembunuh
para jenderal mengumumkan keesokan harinya bahwa Dewan Revolusi baru telah merebut
kekuasaan, yang menyebut diri mereka "Gerakan 30 September (G30S). Dengan banyaknya
jenderal tentara senior yang mati atau hilang, Jenderal Suharto mengambil alih
kepemimpinan tentara dan menyatakan kudeta yang gagal pada 2 Oktober. Tentara dengan
cepat menyalahkan upaya kudeta PKI dan menghasut dengan kampanye propaganda antiKomunis di seluruh Indonesia. Dengan demikin Jendral Suharo menyerukan pembersihan
pada anggoa PKI, dalam pembersihan anggota komunis diperkirakan 500.000 komunis (atau
dicurigai) dibunuh, dan PKI secara efektif dihilangkan. Jenderal Suharto kemudian
mengalahkan Sukarno secara politik dan diangkat menjadi presiden pada tahun 1968, karena
mengkonsolidasikan pengaruhnya atas militer dan pemerintah. 13

12

Pudjomartono, S., Peristiwa madiun , TEMPO, diakses tanggal 29 Desember 2008
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia (G.30 SIPKI), Jakarta, 1995, hal. 9-18.
13

DAFAR PUSTAKA
"Akhir Tragis Republik Komunis". www.historia.co.id. Diakses tanggal 30 September 2008.
“ Indonesian Communist Party ”, www.marxist.com. Diakses tahun 2000.
Janto T, Kumar, Komunisme di Indonesia Jilid I: Perkembangan Gerakan dan Pengkhianatan
Komunisme di Indonesia (1913-1948), ( Jakarta: Pusjarah TNI, 1999).
Soe, Hok Gie, Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan. ( Jakarta: Yayasan Bentang
Budaya,1997 ).
Kahin, George (1970). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornel University.
Poeze, H. A., Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia.( Jakara: Yayasan Obor
Indonesia, 2018 ).
“ The declaration of the four”. www.marxists.org. diakses tanggal 13 Agustus 2008.
Nafi, M., Perlawanan Terakhir di Semanding. Tempo, 8-14 November 2010, hal. 102-103.
Zulkifli & Hidayat, Dipa Nusantara Aidit, 2010.
Pinardi (1966). Peristiwa Coup Berdarah P.K.I. September 1948 di Madiun. Inkopak-Hazera.
“Communism and Stalinism in Indonesia”, www.marxists.org. diakses tanggal 28 April 2008.
Pudjomartono, S., Peristiwa madiun , TEMPO, diakses tanggal 29 Desember 2008.
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia (G.30 SIPKI), Jakarta, 1995, hal. 9-18.