Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan
penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada
sektor pertanian. Pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar
penduduk negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah suatu realitas.
Tetapi apakah kehidupan para petani menjadi semakin baik dari hari kehari,
merupakan suatu pertanyaan. Banyak pandangan yang menyatakan bahwa
kehidupan para petani di negara-negara berkembang semakin sulit karena
sebagian besar sumber kehidupan warga negara tergantung dari pertanian, maka
kesulitan tersebut menjadi tantangan utama bagi negara (Gumbira, 2001).

Untuk lebih meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, maka penting
adanya pengembangan konsep agribisnis. Peran agribisnis dalam suatu negara
agraris seperti Indoesia sangat besar. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek
agribisnis meliputi kaitan mulai dari proses produksi, pengolahan sampai pada
pemasaran termasuk didalamnya kegiatan lain yang menunjang proses produksi
pertanian serta kegiatan lain yang ditunjang oleh kegitan pertanian


Menurut Rahardi (1997), kegiatan agribisnis dimulai dari perencanaan usaha,
penyediaan sarana dan prasarana, budidaya tanaman, penanganan hasil produksi
sampai distribusi produk. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen

Universitas Sumatera Utara

(pengelolaan) yang dapat mengelola faktor alam, modal, tenaga kerja dan
teknologi dengan faktor sarana prasarana agar dapat saling menunjang.

Unsur-unsur yang menjadi sasaran analisis dalam perusahaan agribisnis, yakni
aktivitas perusahaan agroindustri yang meliputi kegiatan pengadaan input,
pengolahan, dan pemasaran. Selain itu, pada lingkup manajemen terdapat divisi
riset dan pengembangan,administrasi dan personalia, serta keuangan. Di luar
lingkup manajemen ada tenaga kerja atau serikat pekerja, sumber-sumber
pembiayaan(bank, dana ventura, investor, pasar modal, dan lain-lain),
pelanggan/konsumen, distributor, pemasok, serta karakteristik bahan baku dan
lingkungan tugas lainnya (Gumbira, 2001).

Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu dari

kata Hortus: kebun dan Cultura: budidaya/pengelolaan. Hortikultura adalah ilmu
dan seni bercocok tanam yang memerlukan pemeliharaan khusus, serta bercocok
tanam tersebut dilakukan di kebun atau pekarangan Secara umum budidaya
hortikultura meliputi tanaman sayuran (vegetable crops), tanaman buah (fruit
crops) dan tanaman hias (ornamental crops). Buah-buahan salah satu komoditas
tanaman hortikultura yang mempunyai arti strategis dalam pergizian masyarakat
dan agribisnis secara global, karena pada era globalisasi akan membawa peluang
dan juga tantangan baru bagi produsen dan agribisnis buah-buahan domestik. Sifat
produk tanaman buah adalah: mudah rusak (perishable), resiko besar, musiman,
bulky, spesialisasi geografi (Barus, 2008 ).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah
swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya
bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga pada komoditas lain yang
mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan,
sayur-sayuran

dan


bunga-bungaan,

seperti

halnya

komoditas

tomat

(Soekartawi,1994).

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran
yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah
tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit,
seperti sariawan karena mengandung vitamin C.

Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat

digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gadogado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam
bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan
konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan,
baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya. Potensi pasar
buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar
(Cahyono, 1998).

Tomat merupakan salah satu tanaman pangan karena banyak mengandung
karbohidrat sehingga tomat juga dapat dijadikan sebagai salah satu makanan
pokok. Meskipun tomat bukan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia,

Universitas Sumatera Utara

tetapi konsumennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan
karena jumlah penduduk yang semakn bertambah, taraf hidup masyarakat
meningkat, dan wisatawan asing atau orang asing yang tinggal di Indonesia juga
meningkat.

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf
hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor
pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor
dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).

Konsep agribisnis adalah suatu konsep di dalam kegiatan pertanian. Konsep
agribisnis merupakan suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi,
pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian. Seperti yang telah diuraian sebelumnya, agribisnis mencakup kegiatan
yang ditunjang dan menunjang sektor pertanian.

Untuk melihat baik buruknya kinerja sistem agribisnis tersebut maka perlu
diadakan nya evaluasi. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari suatu kegiatan
artinya menilai apakah sudah efektif dan efisien kegiatan tersebut berjalan.

Penanganan pengembangan komoditas pertanian yang terputus- putus juga
merupakan

alasan


pentingnya

mengembangkan

agribisnis.

Misalnya

pengembangan suatu komoditas yag belum diimbangi dengan kegiatan
pengoolahan dan pemasaran yang baik sehingga seringkali dijumpai kelalaian
produksi dan mengakibatkan harga produksi sangat fluktuatif. Sebaliknya ditemui

Universitas Sumatera Utara

pula adanya pabrik pengolahan hasil pertanian yang kekurangan bahan baku yang
cukup dan kontinue ( Soekartawi, 2003).

Dari penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hal yang pertama yang
dilakukan dalam kegiatan agribisnis sebuah komoditas adalah penyediaan sarana
produksi. Penyediaan sarana produksi atau input atau faktor produksi baik yang

berbentuk fisik maupun keterampilan (skill) merupakan kegiatan yang dilakukan
dalam subsistem praproduksi kegiatan agribisnis suatu komoditas. Penyediaan
sarana produksi input atau faktor produksi yang memadai sangat penting karena
diperlukan untuk menunjang ataupun memperlancar kegiatan agrbisnis.
Berikutnya yaitu subsistem produksi. Salah satu indiaktor keberhasilan kinerja
petani dalam kegiatan susbsistem praproduksi adalah dapat menyediakan sarana
produksi atau input atau faktor produksi sehingga proses produksi atau
usahataninya berjalan lancar atau tidak terputus hingga masa panen.

Kinerja yang baik oleh petani juga dapat dilihat pada kegiatan subsistem produksi.
Sebelum memulai produksinya, petani harus tahu apa yang akan dilakukan serta
bagaimana cara melakukannya. Akan lebih baik lagi jika petani membuat daftar
pekerjaan tertulis yang akan dilakukan, cara melaksanakannya dan evaluasi
berdasarkan indikator yang telah ada atau standart pekerjaan yang semestinya
dilakukan petani dalam usahataninya. Dengan adanya kinerja yang baik pada
kegiatan subsistem produksi maka diharapakan petani dapat meningkatkan
produksi/ produktivitas/hasil usahataninya (Simanjuntak, 2005) .

Selanjutnya,


keberhasilan

kinerja

agribisnis

dilakukan

dengan

kegiatan

pengolahan hasil yang merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dari

Universitas Sumatera Utara

serangkaian kegiatan agribisnis. Hal ini disebabkan kegiatan pengolahan hasil
memberikan beberapa manfaat dan keuntungan, antara lain meningkatkan nilai
tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
meningkatkan


keterampilan

produsen,

dan

meningkatkan

pendapatan

produsen(Soekartawi, 2003).

Pada akhirnya, konsep agribisnis tidak dapat dipisahkan dari sebuah kegiatan
pertanian yang menginginkan hasil yang optimal dari kegiatan pertanian tersebut.
Oleh karena itu, kinerja sistem agribisnis yang baik diperlukan didalam pertanian
tomat. Dengan diterapkannya konsep agribisnis yang baik mulai dari kegiatan
praproduksi, produksi, dan pasca produksi, serta sinergitas antara tiap subsistem
agribisnis tersebut diharapakan dapat meningkatkan pendapatan pertanian tomat,
dapat memenuhi permintaan tomat dalamnegeri dengan harga yang stabil, bahkan

dapat menambah devisa negara dengan mengekspornya keluar negeri.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarakan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perkembangan produksi tomat di daerah penelitian sebelum erupsi
gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung Sinabung (Tahun
2014) ?
2. Bagaimana kinerja sistem agribisnis tomat didaerah penelitian yang meliputi
subsistem praproduksi, subsistem produksi, dan subsistem pascaproduksi
sebelum erupsi gunung sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung
Sinabung (Tahun 2014) ?

Universitas Sumatera Utara

3. Apakah ada perbedaan pendapatan petani tomat di daerah penelitian sebelum
erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung Sinabung
(Tahun 2014) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengaetahui bagaimana perkembangan produksi tomat di daerah
penelitian sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi
gunung Sinabung (Tahun 2014).
2. Untuk menganalisis kinerja sistem agribisnis tomat yang meliputi subsistem
praproduksi, subsistem produksi, dan subsistem pascaproduksi didaerah
penelitian sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi
gunung Sinabung (Tahun 2014).
3.

Untuk menganalisis perbedaan pendapatan petani tomat di daerah penelitian
sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung
Sinabung (Tahun 2014).

1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pertanian di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2.

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi produsen atau petani tomatuntuk
bertani secara intensif agar dapat meningkatkan ekonomi keluarga mereka
dalam menjalankan usahataninya.

3.

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

15 160 96

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

1 10 91

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 11

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 2

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 11

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 2

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 40

Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 1 35

Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 1 13