Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsepsi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan dan Kekongruenan T1 202010107 BAB V
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
konsepsi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan dan
Kekongruenan berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya. Konsepsi
tersebut meliputi:
1.
Kesebangunan
a. Kesebangunan adalah dua bangun datar yang perbandingan sisinya
harus sama, perbandingannya sama bukan sama persis , dan sudutnya
sudah mengikuti.
b. Dua bangun datar dikatakan sebangun apabila bentuk bangun tersebut
sudah pasti sama walaupun ukurannya berbeda, dapat dibuat
perbandingan, serta sudutnya mempunyai perbandingan yang sama
c. Kesebangunan adalah dua bangun datar yang memiliki perbandingan
yang sama dan mempunyai bentuk yang sama
d. Sebangun itu apabila ada dua atau lebih bangun datar yang memiliki
sudut sama besar dan sisinya sama.
e. Sebangun merupakan dua bangun yang mempunyai bentuk yang sama
walaupun berbeda ukurannya.
f. Sebangun merupakan dua bangun datar yang memiliki sisi yang sama,
sudut sama, dan bentuk yang sama
g. Subjek mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
h. Subjek belum mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
i. Subjek mampu dalam menggambar dua bangun datar yang sebangun
dari berbagai macam bangun datar
j. Subjek belum mampu dalam menggambar dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
k. Subjek mampu dalam membedakan definisi kesebangunan dan
kekongruenan
l. Subjek belum mampu dalam membedakan definisi kesebangunan dan
kekongruenan
m. Subjek belum mampu memilih bangun yang sebangun pada gambar
yang sudah ditentukan
Kekongruenan
61
62
a. Dua bangun datar yang kongruen adalah dua bangun yang sisi dan
sudutnya sama persis
b. Dua bangun datar dikatakan kongruen adalah bangun datar yang
mempunyai ukuran sama dan panjang yang sama, serta memenuhi tiga
syarat Sd-S-Sd, Sd-Sd-S, S-Sd-S
c. Kongruen itu apabila ada dua bangun datar yang sebangun dan ukuran
sudut dan sisinya sama
d. Kongruen merupakan dua bangun yang mempunyai ukuran yang
sama, beda bentuknya, dan sudut yang sama besar
e. Kongruen merupakan dua bangun yang memiliki beda ukuran, beda
sisi, dan sudutnya berbeda
f. Subjek mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
g. Subjek belum mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
h. Subjek mampu dalam menggambar dua bangun datar yang kongruen
dari berbagai macam bangun datar
i. Subjek belum mampu dalam menggambar dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
j. Subjek belum mampu memilih bangun yang kongruen pada gambar
yang sudah ditentukan
B. SARAN
1. Implikasi Terapan
konsepsi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan
dan Kekongruenan ternyata mendapatkan hasil yang berbeda-beda antara
siswa satu dengan yang lain serta tidak semua konsepsi yang dimiliki siswa
sesuai dengan konsep yang sesungguhnya. Siswa juga kesulitan dalam
mengelompokkan bangun yang sebangun dan kongruen maka penelitian
ini dapat digunakan untuk memberi masukan kepada:
a. Guru
Guru matematika diharapkan dapat menekankan konsep
pembelajaran pada siswa sehingga konsepsi siswa dalam setiap
pembelajaran dapat sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Guru juga
dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran.
63
b. Siswa
Siswa diharapkan dalam setiap pembelajaran dapat memahami
konsep dengan baik sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan
yang benar.
2. Implikasi Penelitian Lanjutan
Penelitian konsepsi siswa kelas IX tentang kesebangunan dan
keongruenan ini menggunakan teknik tertulis dan wawancara pada
beberapa siswa terpilih yaitu dengan kemampuan tinggi, kemampuan
sedang, dan kemampuan rendah. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat dilakukan wawancara kepada semua siswa agar hasil yang diperoleh
semakin lengkap. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
penelitian tindakan selanjutnya untuk menerapkan pembelajaran baru
untuk membuat konsepsi siswa sesuai dengan konsep sebenarnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
konsepsi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan dan
Kekongruenan berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya. Konsepsi
tersebut meliputi:
1.
Kesebangunan
a. Kesebangunan adalah dua bangun datar yang perbandingan sisinya
harus sama, perbandingannya sama bukan sama persis , dan sudutnya
sudah mengikuti.
b. Dua bangun datar dikatakan sebangun apabila bentuk bangun tersebut
sudah pasti sama walaupun ukurannya berbeda, dapat dibuat
perbandingan, serta sudutnya mempunyai perbandingan yang sama
c. Kesebangunan adalah dua bangun datar yang memiliki perbandingan
yang sama dan mempunyai bentuk yang sama
d. Sebangun itu apabila ada dua atau lebih bangun datar yang memiliki
sudut sama besar dan sisinya sama.
e. Sebangun merupakan dua bangun yang mempunyai bentuk yang sama
walaupun berbeda ukurannya.
f. Sebangun merupakan dua bangun datar yang memiliki sisi yang sama,
sudut sama, dan bentuk yang sama
g. Subjek mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
h. Subjek belum mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
i. Subjek mampu dalam menggambar dua bangun datar yang sebangun
dari berbagai macam bangun datar
j. Subjek belum mampu dalam menggambar dua bangun datar yang
sebangun dari berbagai macam bangun datar
k. Subjek mampu dalam membedakan definisi kesebangunan dan
kekongruenan
l. Subjek belum mampu dalam membedakan definisi kesebangunan dan
kekongruenan
m. Subjek belum mampu memilih bangun yang sebangun pada gambar
yang sudah ditentukan
Kekongruenan
61
62
a. Dua bangun datar yang kongruen adalah dua bangun yang sisi dan
sudutnya sama persis
b. Dua bangun datar dikatakan kongruen adalah bangun datar yang
mempunyai ukuran sama dan panjang yang sama, serta memenuhi tiga
syarat Sd-S-Sd, Sd-Sd-S, S-Sd-S
c. Kongruen itu apabila ada dua bangun datar yang sebangun dan ukuran
sudut dan sisinya sama
d. Kongruen merupakan dua bangun yang mempunyai ukuran yang
sama, beda bentuknya, dan sudut yang sama besar
e. Kongruen merupakan dua bangun yang memiliki beda ukuran, beda
sisi, dan sudutnya berbeda
f. Subjek mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
g. Subjek belum mampu dalam mengelompokkan dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
h. Subjek mampu dalam menggambar dua bangun datar yang kongruen
dari berbagai macam bangun datar
i. Subjek belum mampu dalam menggambar dua bangun datar yang
kongruen dari berbagai macam bangun datar
j. Subjek belum mampu memilih bangun yang kongruen pada gambar
yang sudah ditentukan
B. SARAN
1. Implikasi Terapan
konsepsi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan
dan Kekongruenan ternyata mendapatkan hasil yang berbeda-beda antara
siswa satu dengan yang lain serta tidak semua konsepsi yang dimiliki siswa
sesuai dengan konsep yang sesungguhnya. Siswa juga kesulitan dalam
mengelompokkan bangun yang sebangun dan kongruen maka penelitian
ini dapat digunakan untuk memberi masukan kepada:
a. Guru
Guru matematika diharapkan dapat menekankan konsep
pembelajaran pada siswa sehingga konsepsi siswa dalam setiap
pembelajaran dapat sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Guru juga
dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran.
63
b. Siswa
Siswa diharapkan dalam setiap pembelajaran dapat memahami
konsep dengan baik sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan
yang benar.
2. Implikasi Penelitian Lanjutan
Penelitian konsepsi siswa kelas IX tentang kesebangunan dan
keongruenan ini menggunakan teknik tertulis dan wawancara pada
beberapa siswa terpilih yaitu dengan kemampuan tinggi, kemampuan
sedang, dan kemampuan rendah. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat dilakukan wawancara kepada semua siswa agar hasil yang diperoleh
semakin lengkap. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
penelitian tindakan selanjutnya untuk menerapkan pembelajaran baru
untuk membuat konsepsi siswa sesuai dengan konsep sebenarnya.