LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PERCOBAAN II

MENENTUKAN pH LARUTAN ASAM BASA
dan
GARAM TERHIDROLISIS

Disusun oleh

: Rizqi Yanuar Pauzi

Nim

: 063101211009

Dosen Pengampu

: Ramlan Munawar S.Si

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2012

Hari/tanggal

: selasa/30-10-2012

Nama Dosen : Ramlan Munawar S.Si
Asisten Dosen : A.Kurnia Jaka Octavian

MENENTUKAN pH LARUTAN ASAM BASA dan GARAM TERHIDROLISIS
1. LATAR BELAKANG
Asam dan Basa merupakan zat kimia yang sering kita temukan dalam kehidupan seharihari. Misalnya di dalam kebutuhan rumah tangga detergen yang sering kita pakai untuk mencuci
merupakan zat yang bersifat basa sedangkan zat yang bersifat asam ialah asam cuka/asam asetat
(CH3COOH) dan sebagainya. Baahan-bahan tersebut yang sering kita pakai umumnya tidak
diketahui kadar keasamannya. Maka dari untuk mengetahui pH ( derajat keasaman) biasanya
digunakan beberapa indicator asam dan basa diantaranya indicator fenolftalein (PP), metil merah,
metil orange, bromtimol, kertas lakmus dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena tingkat keasaman
suatu larutan asam-basa mempengaruhi kemampuan berionisasi.

Garam ialah senyawa yang sering juga kita temui bahkan kita konsumsi , garam yang kita
konsumsi pada umumnya merupakan senyawa NaCl hasil persenyawaan dari ion natrium (Na+) dan
ion klorida (Cl-). Banyak sekali jenis garam yang ada di muka bumi ini namun garam-garam
tersebut terbentuk berdasarkan jenis reaksi yang berbeda-beda dan berdasarkan sifat keasaman dan
kebasaannya. Dari sekian banyak jenis garam yang ada tentunya ada yang terhidrolisis dan tidak
tergantung dari jenis reaksinya. Pada garam yang mengalami hidrolisis terdapat pH yang berbedabeda , dan ini perlu diketahui pHnya karena akan berpengaruh terhadap kemampuan berionisasinya.
2. TUJUAN

Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat asam atau basa dari
berbagai jenis larutan dan garam yang terhidrolisis, mengetahui pH dari berbagai jenis larutan asam
dan basa serta garam yang terhidrolisis serta dapat mengetahui cara menentukan sifat dan pH dari
berbagai jenis larutan asam dan basa serta garam yang terhidrolisis.
3. PROSEDUR KERJA
.1. Alat dan Bahan
Alat : cekungan droplet plat porselin
Kertas lakmus biru dan merah
Pipet tetes
Indicator PP
Bahan : Larutan NaCl 0,1M
Larutan Na2CO3 0,1 M

Larutan NH4Cl 0,1 M
Larutan CuSO4 0,1 M
Larutan NaNO3 0,1 M

Indicator Metil merah
Indicator Metil Orange
Indikator Universal
Larutan CH3COOH 0,1 M
Larutan CH3COONa 0,1 M
Larutan HCL 0,1 M
Larutan NaOH 0,1M
Larutan NH4OH 0,1M

3.1.2.
Prosedur kerja
A. Pengukuran pH, sifat asam dan basa pada garam yang terhidrolisis
1. Mengisi 6 cekungan droplet plat porselin dengan NaCl 0,1 M sebanyak ¾ cekungan. Masingmasing cekungan diberi tanda nomor 1 s/d 6.
 Cekungan 1 : memasukan sepotong kertas lakmus biru, mengamati warna kertas



lakmus.
Cekungan 2 : memasukan sepotong kertas lakmus merah, mengamati warna kertas

lakmus.
Cekungan 3 : memasukan 2 tetes Indikator PP, mengamati warna larutan.
Cekungan 4 : memasukan 2 tetes indicator Metil merah, mengamati warna larutan.
Cekungan 5 : memasuka 2 tetes indicator Metil orange, mengamati warna larutan.
Cekungan 6 : mengukur pH larutan dengan indicator PP.
Kemudian mencatat pada data pengamatan
2. Mengulangi langkah no 1 , dengan mengganti larutan berturut-turut nomor :
1. Larutan Na2CO3 0,1 M
2. Larutan NH4Cl 0,1 M
3. Larutan CuSO4 0,1 M
4. Larutan NaNO3 0,1 M
5. Larutan CH3COONa 0,1 M
B. Pengukuran pH,sifat asam dan basa pada larutan asam dan basa
1. Mengisi 6 cekungan droplet plat porselin dengan HCL 0,1 M sebanyak ¾ cekungan. Masing





masing cekungan diberi tanda nomor 1 s/d 6.
 Cekungan 1 : memasukan sepotong kertas lakmus biru, mengamati warna kertas


lakmus.
Cekungan 2 : memasukan sepotong kertas lakmus merah, mengamati warna kertas

lakmus.
Cekungan 3 : memasukan 2 tetes Indikator PP, mengamati warna larutan.
Cekungan 4 : memasukan 2 tetes indicator Metil merah, mengamati warna larutan.
Cekungan 5 : memasuka 2 tetes indicator Metil orange, mengamati warna larutan.
Cekungan 6 : mengukur pH larutan dengan indicator PP.
Kemudian mencatat pada data pengamatan.
2. Mengulangi langkah no 1 , dengan mengganti larutan berturut-turut nomor :
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan CH3COOH 0,1 M
3. Larutan NH4OH 0,1 M






4. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
.1 Hasil Pengamatan
 Pengukuran pH, sifat asam dan basa pada garam yang terhidrolisis

No.

Larutan

Lakmus

Lakmus

biru

merah
tetap


1.

NaCl

tetap

2.

Na2Co3

tetap

3.

NH4Cl

tetap

4.


CuSO4

merah

5.

NaNO3

tetap

6.

CH3COONa

tetap

fenolftalein
tetap

Metil


Metil

merah
kuning

orange
Orange

biru

merah muda

kuning

Orange

tetap

tetap


merah

Orange

tetap

tetap

merah
muda

Orange

tetap

tetap

Orange


Orange

tetap

tetap

kuning

Orange

pH

Sifat

7

netral

11

basa
asam

6

asam

3

asam

6
8

basa

 Pengukuran pH, sifat asam dan basa pada larutan asam dan basa
No.
1.
2.
3.
4.

.2

Larutan
HCL
NaOH
CH3COOH
NH4OH

Lakmus

Lakmus

biru
merah

merah
tetap

tetap
merah
tetap

biru
tetap
biru

fenolftalein
tetap

Metil

Metil

merah
merah

orange
merah

merah muda kuning
tetap
merah
merah muda kuning

Orange
Orange
Orange

pH

Sifat

1

asa

13
4

m
basa
asa

10

m
basa

Pembahasan
Asam dan Basa didefinisikan oleh para ahli seagai berikut :
 Cairan yang berasa masam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam,
sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa (Syukri, 1999:387).
 Asam dan basa sudah dikenal sejak jaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama
mereka. Istilah asam berasal dari bahasa latin, acetum yang berarti cuka. Unsur pokok
cuka adalah asam asetat CH3COOH. Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu.
Diketahui bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci,
R. H. dan Suminar, 1987).
 Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen
(H+), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan hidroksida (OH -).
Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H +), sedangkan basa adalah
akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah penerima/akseptor pasangan elektron,
sedangkan basa adalah pemberi/donor pasangan elektron.

 Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air, tetapi juga dalam
larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat
asam dan basa larutan yang sesungguhnya.
 Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan ini dengan

berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang
baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387).
Menurut Oxtobi, D. W. dkk (1998) indikator adalah zat warna larut yang perubahan
warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah
asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konyugasinya.

Secara umum asam dan basa memiliki sifat yang berbeda dan berlawanan.
Sifat-sifat asam:
1. Rasanya masam ketika dilarutkan dalam air
2. Asam terasa menyengat saat disentuh, terutama bila asam tersebut adalah asam kuat
3. Dari segi reaktivitasnya, asam bereaksi kuat dengan kebanyakan logam, atau bersifat korosif
terhadap logam
4. Dari segi daya hantar listriknya, asam walaupun tidak selalu ionik, ia bersifat elektrolit atau
dapat menghantarkan arus listrik.
Sifat-sifat basa:
1. Rasanya pahit
2. Terasa licin seperti sabun saat disentuh
3. Dari segi reaktivitasnya, senyawa basa bersifat kaustik yaitu dapat merusak kulit jika
senyawa basa tersebut berkadar tinggi
4. Basa juga merupakan senyawa elektrolit atau dapat menghantarkan arus listrik
Berkaitan dengn asam basa ini, suatu larutan dapat dikelompokan menjadi larutan asam, basa dan
netral. Meskipun larutan asam dan basa memiliki rasa yang sangat berbeda, namun membedakan
senyawa asam dan basa dengan cara mencicipinya, bukanah cara yang bijaksana dan sanga tidak
dianjurkan. Karena banyak senyawa asam atau basa tersebut yang akan menimbulkan efek
merugikan yang berarti terhadap kesehatan. Sebagai contoh asam sulfat (H2SO4) dapat
menyebabkan luka bakar yang serius. Penggunaan indikator asam basa adalah cara terbaik saat ini
yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam, basa, atau netral.
Sifat asam dan basa suatu larutan juga dapat ditunjukan dengan mengukur PHnya. PH merupakan
suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
mempunyai PH yang lebih kecil dari 7, larutan basa mempunya PH lebih dari 7 dan larutan netral
memiliki PH 7. Untuk mengukur PH dapat digunakan alat PH meter atau indikator PH (indikator
universal).

Pada percobaan ini kita mengunakan indicator asam dan basa diantaranya :


Indicator fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan
fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.Pada kasus ini, asam lemah tidak
berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih
menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak
berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan
yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah
muda.Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah muda dan
tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk
mendeteksinya dengan akurat. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna tetap dan dalam
larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna tetap .



Kertas Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan
kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan
yang ada. Ada dua kertas lakmus yang kita gunakan yakni lakmus merah dan lakmus biru.

Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru
dan dalam larutan netral berwarna merah sedangkan Lakmus biru dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna
biru.


Metil Merah (Methyl Red ) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2,
senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada pH
dibawah 4.4 dan berwarna kuning diatas 6.2. Warna transisinya menghasilkan warna orange artinya

metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning
dan dalam larutan netral berwarna kuning.




Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan
biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator MO ini berubah warna dari
merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya
adalah orange artinya metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan

basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
Indikator Universal

Pada percobaan ini kita telah malakukan :
 Pengukuran pH, sifat asam dan basa pada garam yang terhidrolisis
Garam adalah elektrolit kuat yang terurai sempurna menjadi ion. Anion dan kation dari garam atau
kedua-duanya dapat bereaksi dengan air . reaksi ini disebut hidrolisis.
1. Garam yang menghsilkan larutan netral
Pada umumnya garam-garam yang mengandung ion-ion logam alakali atau alkali tanah
(kecuali Be2+) dan basa konjugasi asam kuat seperti Cl-, Br-,NO2- dan NO3- tidak
mengalami hidrolisis.
NaCl (aq) -> Na+ + ClLarutan garam – garam ini bersifat netral . Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa
lemah yang mengalami hidrolisis , bersifat netral jika Ka = Kb. Berdasarkan hasil
pengamatan garam yang bersifat netral yakni NaCl.
2. Garam yang menghasilkan larutan basa
Garam yang terjadi dari asam lemah dan basa kuat (misalnya , CH3COONa) mengalami
dissosiasi sebagai berikut ,

CH3COONa (s) -> Na+ = CH3COO-(aq)
Ion asetat yang merupakan basa konjugasi dari asam CH3COOH mengalami hidrolisis
CH3COO- (aq) + H2O ->CH3COOH (aq) + OH-(aq). Reaksi ini menghasilkan OH- ; oleh
karena itu natrium asetat bersifat basa. Berdasarkan hasil pengamatan garam yang bersifat
basa diantaranya : Na2Co3 dan CH3COONa.
3. Garam yang menghasilkan larutan asam
Garam yang terbentuk dari basa lemah dan asam kuat misalnya NH4CL , mengalami
dissosiasi sebagai berikut :
NH4Cl (s)-> NH4+(aq) + Cl-(aq)
Ion NH4+ yang merupakan asam konjugasi darii basa lemah NH3, mengalami hidrolisis ,
NH4+ (aq)+ H2O (l) -> NH3 (aq) + H3O (aq). Berdasarkan hasil pengamatan garam yang bersifat
netral diantaranya : NH4Cl, CuSO4 serta NaNO3.
 Pengukuran pH, sifat asam dan basa pada larutan asam dan basa

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan , dari percobaan yang telah dilakukan pada
larutan asam dan basa diketahui beberapa larutan ada yang bersifat asam dan bersifat basa.
1. Larutan yang bersifat asam
Beberapa larutan bersifat asam diantaranya HCL dan NH4Cl ,hal ini berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan dengan menguji larutan tersebut dengan beberapa indicator asam dan
basa. Jika ditinjau dari teori arhinus asam menghasilkan ion hydrogen dalam air dan basa
menghasilkan ion hidroksida. Reaksinya :
HCL --> H+ + ClCH3COOH (aq) --> CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Ditinjau dari reaksinya larutan ini menghasilkan ion hydrogen maka akan bersifat asam.
2. Larutan yang bersifat basa
Basa menurut Arrhenius ialah larutan yang menghasilkan ion hidroksida (OH-). Berdasarkan
percobaan larutan yang bersifat basa yaitu NaOH dan NH4OH. Reaksinya :
NaOH --> Na+ + OHNH4OH --> NH3+ + OHDitinjau dari reaksinya larutan ini menghasilkan ion hidroksida dan diketahui dari beberapa
indicator asam dan basa.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Asam menghasilkan ion hydrogen dalam air sedangkan basa menghasilkan ion hidroksida
dalam air.
2. pH larutan baik dari garam terhidrolisis maupun asam basa mempengaruhi kemampuan dalam
berionisasi.

6. DAFTAR PUSTAKA
Achmad Hiskia.1996.Kimia Larutan.Bandung;PT Citra Aditya Bakti
http://ebenbohr.wordpress.com/24-indikator-buffer-h-roult/
http://arikfebri.wordpress.com/2011/03/04/metil-orange-methyl-orange/
http://arikfebri.wordpress.com/2011/03/04/metil-merah-methyl-red/