LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR ASAM CUKA BASA

AMY SARINAH
11 MIA 2

LABORATORIUM KIMIA
SMA HARAPAN BANGSA
2015/2016

I.

II.

III.

JUDUL
Titrasi asam dan basa
Penentuan kadar asam cuka dapur
TUJUAN

 Mementukan konsentrasi asam klorida dengan larutan NaOH melalui
titrasi asam basa
 Menentukan kadar asam cuka dapur dengan titrasi
DASAR TEORI
i.

Titrasi asam dan basa

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar
(pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan
asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah
diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi
volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan
menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.
Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu
erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan
ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi
ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan

dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam
kuat oleh basa kuat.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit
demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan
dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus
sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan
berubahnya warna indikator.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi,
yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa.
Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung
pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna
indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama
dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah

penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi
berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan
titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi
ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat,
maka kesalahan titrasinya kecil.

Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara
drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen.
Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang
ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda
tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan
sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi
asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9.
Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada
pH asam.
A. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH
lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Masam ketika dilarutkan dalam air.

2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan
dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan
logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan cairan
elektrolit.
Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasi
dalam larutan. Tidak banyak asam kuat di dunia. Beberapa
contoh asam kuat adalah asam sulfat, asam klorida, asam
bromida dan asam nitrat.
Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara
signifikan dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam
dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih terdapat
sejumlah besar HA yang belum terdisosiasi/terionisasi.
B. Basa

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara
kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut
dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion
hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini

basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa di
larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida
(OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion
hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH)
mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara
umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
ii.
Larutan cuka
Larutan cuka merupakan larutan yang memiliki kandungan asam
asetat 3% sampai 8% yang diencerkan bersama air, dan yang merupakan
larutan asam yang dibuat dari reaksi etanol: CH3CH2OH. Larutan cuka
umumnya dipakai untuk keperluan rumah tangga seperti pelengkap
masakan dan lain – lain. Komponen kimia utama cuka adalah asam asetat
atau disebut juga asam etanoat (CH3COOH).

Asam asetat atau asam etanoat adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka ataupun asam asetat memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7°C.
Asam asetat juga merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COOH. . Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam setahun,
kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari
industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat tidak hanya berguna sebagai bahan penyedap
masakan saja, tetapi juga diproduksi dalam jumlah besar untuk berbagai
kegunaan lain. Asam organik ini bisa diproduksi dalam berbagai


konsentrasi. Dalam bentuk murni, asam asetat dikenal sebagai asam
asetat glasial karena mengkristal dalam suhu dingin. Bentuk asam ini
sangat korosif dan bisa berbahaya jika mengenai kulit sehingga orang
yang bekerja menggunakan senyawa ini harus menggunakan alat
pelindung.
Terdapat beberapa cara pembuatan asam asetat. Salah satu metode
adalah fermentasi bakteri, teknik yang digunakan untuk membuat cuka,
di mana asam asetat dihasilkan sebagai produk sampingan dari
penguraian bakteri. Teknik lain melibatkan reaksi kimia yang
menghasilkan asam ini, seperti yang dilakukan dalam pemb
uatan untuk penggunaan industri.
Ketika digunakan untuk keperluan makanan, asam asetat biasanya
diproduksi secara biologis karena memerlukan label keamanan makanan.
Senyawa berwarna bening ini memiliki rasa asam yang khas, meskipun
mencicipi langsung tidak dianjurkan kecuali jika secara jelas
diperuntukkan bagi konsumsi manusia. Asam asetat juga memiliki bau
yang kuat dan tajam.Selain sebagai penyedap makanan, asam ini juga
digunakan sebagai pengawet. Kondisi asamakan menghambat
pertumbuhan bakteri, menjaga makanan aman dari kontaminasi. Dalam
industri, asam asetat digunakan dalam berbagai proses.


IV.

ALAT DAN BAHAN
 Alat: pipet tetes, pipet ukur 10 ml, buret, gelas beker 250ml, gelas
beker 100ml, gelas ukur 100ml, gelas ukur 100ml, labu
erlenmeyer 250ml , labu ukur 100ml
 Bahan: HCl, NaOH0,1M, indikator PP, akuades, larutan NaOH
0,2M

V.

CARA KERJA
i.
Titrasi Asam Basa

Buret

Larutan Standar


Larutan yang dicari
Konsentrasiny

 Buret diisi larutanNaOH 0,1 M dan
pembacaan skala buret di catat
 10 ml larutan asam klorida ke dalam
erlenmeyer
 2 tetes indikator pp ditambahkan
 Larutan asam klorida denganNaOH
dititrasi sampai larutan berubah warna
konstan
 Volume NaOH yang dibutuhkan dicatat
 Percobaan di ulangi sampai tiga kali
ii.

Penentuan kadar asam cuka dapur

 10ml asam cuka dapur merek A dtuangkan ke dalam labu
ukur 100ml
 Akuades ditambahkan ke dalam labu ukur hingga tanda

batas kemudian dikocok hingga homogen
 5ml asam cuka yang telah diencerkan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 100ml
 2 tetes indikator pp ditambahkan
 Larutan standar NaOH 0,1 M dimasukkan ke dalam buret
 Larutan asam cuka encer dititrasi dengan NaOH 0,1
sampai terjadi perubahan warna konstan
 Volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan dicatat
 Percobaan diulangi

VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN
i.
Hasil
1. Percobaan pertama: titrasi asam basa
Percobaan
1.
2.
3.


V NaOH awal
50 mL
50 mL
50 mL

V NaOH akhir
24,5 mL
21,5 mL
22 mL

V NaOH (awal-akhir)
25,5 mL
29 mL
28 mL

2. Percobaan kedua: Penentuan Kadar Asam Cuka Dapur\

Konsentrasi NaOH yang diketahui adaalh 0,2 M
Cuka Merek A
V NaOH
22,5 mL
21 mL
20,5 mL

V NaOH (akhir-awal)
27 mL
29 mL
29,5 mL

Cuka Merek B
V NaOH
54 mL
50 mL
49,5 mL

ii.

V NaOH (akhir-awal)
46 mL
50 mL
50,5 mL

Pembahasan
HCL + NaOH -> NaCl + H2O
a. Perhitungan percobaan titrasi asam basa
Vasam klorida.Nasam klorida = VNaoH. NNaOH
Volume rata-rata NaOH yang digunakan =22,6 mL
Volume asam klorida yang digunakan = 10 mL
Vasam klorida.Masam klorida = VNaoH. MNaOH
10. MHCl = 22,6. 0,1
M HCl=0,226
CH3COOH + NaOH -> NaCH3COO+H20
b. Perhitungan cuka merek A
Vasam cuka.Nasam cuka = VNaoH. NNaOH
Volume rata-rata NaOH yang digunakan =21,3 mL
Volume asam cuka yang digunakan = 5 mL
n. Vcuka. Mcuka= n.VnaOH. MnaOH
1.5 M cuka=1.21,3.0,2
M Cuka= 0,852 M
V1.M1=V2.M2
100. M1= 5. 0,852
M1=0,0426 M

ρ.10 . Kadar
Mr
M . Mr
Kadar= ρ.10
Kadar=24,6%
M=

c. Perhitungan cuka merek B
Vasam cuka.Nasam cuka = VNaoH. NNaOH
Volume rata-rata NaOH yang digunakan =51,2 mL
Volume asam cuka yang digunakan = 10 mL
n. Vcuka. Mcuka= n.VnaOH. MnaOH
1.5 M cuka=1.51,2.0,2
M Cuka= 6,8 M
V1.M1=V2.M2
100. M1= 10. 6,8
M1=0,68 M
ρ.10 . Kadar
M=
Mr
M . Mr
Kadar= ρ.10
Kadar=39,2%

Percobaan ini terlihat bahwa kadar cuka tidak sesuai dan jauh
berbeda, karena faktor yang menyebabkan kesalahan pada percobaan
titrasi ini seperti tetesan yang hanya dengan mengira-ngira dan yang
dapat saja berbeda-beda berdasarkan beda orang.
Dengan menghitung tetesan atau berapa tetes yang keluar dari
buret itu sangat tidak akurat. Oleh karena itu percobaan ini saya tetapkan
gagal.
VII.

KESIMPULAN

 Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi) suatu larutan
berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya.
 Sebaiknya saat melakukan titras, keran dibuka secara perlahansehingga
larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data
percobaan

DAFTAR PUSAKA

INTERNET

 Askrawati, Asni.2013.menentukan kadar cuka pedagangan.[online].tersedia:
http://asniaskariawati.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-kimiamenentukan.html#.[27 Februari 2016]
 Kimia math.2014. Titrasi asam basa.[online].tersedia:
https://kimiamath.wordpress.com/2015/05/26/laporan-praktikum-kimiatitrasi-asam-basa/[28 Februari 2016]
 Seorang pelajar.2013. Titrasi asam basa.[oneline].tersedia:
http://www.seorangpelajar.com/2015/10/laporan-praktikum-titrasi-asambasa.html [28 februari 2016]