presenkul 13 akt keuda
(2)
1. Sistem akuntansi harus dirancang untuk memenuhi persyaratan UUD, UU, dan peraturan lainnya dari negara
2. Sistem Akuntansi harus dikaitkan dengan klasifikasi anggaran. Fungsi anggaran dan akuntansui saling melengkapi dalam manajemen keuangan dan harus diintegrasikan
3. Perkiraan-perkiraan harus diselenggarakan dengan suatu cara yang menunjukkan secara jelas objek dan tujuan penerimaan dan penggunaan dana serta penjabat yang bertanggungjawab atas penyimpanan dan penggunaannya
4. Sistem akuntansi harus diselenggarakan dengan cara yang memungkinkan pemeriksaan oleh aparat pengawasan ekstern, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
(3)
5.
Sistem akuntansi harus dikembangkan dengan cara yang memungkinkan pengawasan administratif yang efektiv6. Perkiraan-perkiraan harus dikembangkan sehingga secara efektif mengungkapkan hasil ekonomi dan keuangan dari pelaksanaan program, termasuk pengukur pendapatan, identifikasi belanja serta penetapan hasil operasi (surplus / defisit) pemerintah dan program-programnya serta unit-unit organisasinya.
7. Sistem akuntansi harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuan gan untuk pengembangan rencana dan program, meneliti dan menilai kinerja dalam bentuk fisik maupun keuangan 8. Perkiraan-perkiraan harus diselenggarakan dengan cara yang akan
memungkinkan data keuangan berguna untuk analisis ekonomi dan reklasifikasi transaksi-transaksi pemerintah, dan membantu pengembangan perkiraan-perkiraan nasional
(4)
Suatu proses identifikasi, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi(keuangan) dari suatu
daerah (propinsi,kabupaten, atau kota) yang dijadikan
informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan dan
menggunakan sistem pencatatan dasar akuntansi
tertentu.
(5)
•
Single entry
•
Double entry
(6)
•
Sistem tata buku tunggal
Sistem tata buku tunggal
•
Pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
Pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
mencatat satu kali
mencatat satu kali
–
Pertambahan kas dicatat sisi penerimaan
Pertambahan kas dicatat sisi penerimaan
–
Pengurangan kas dicatat sisi pengeluaran
Pengurangan kas dicatat sisi pengeluaran
Contoh Transaksi : tanggal 1 Oktober 2002
1. diterima SPMU.BS (surat perintah mengeluarkan uang
beban sementara) dalam bentuk giro bank sbs. Rp.
2.500.000
2. Bendaharawan membayar kuitansi untuk suatu Mata
pengeluaran anggaran (MAK) sbs. Rp. 2.000.000
(7)
Buku-Buku Pengeluaran Per Pasal
Tahun Anggaran
Tahun Anggaran
Pasal
Pasal
Jumlah Kredit APBD
Jumlah Kredit APBD
: 2002/2003
: 1016 (biaya pakaian dinas) : Rp. 3.000.000
No.
Urut Tanggal/ bulan No Buku Kas Uraian Penerimaan Pengeluaran
1. 1/10-2002 3 Diterima SPMU-BS Giro tgl.
20/9-07 no.10235/S 2.500.000
Jumlah 2.500.000
Jumlah Pindahan 2.500.000
2. 1/10-2002 20 Dibayar kuitansi 2.000.000
Jumlah bulan Oktober 2002 2.500.000
Jumlah sd bulan Sept. 2002
-Jumlah sd. bulan Okto. 2002 2.500.000 2.000.000
(8)
•
Transaksi dicatat dua kali
Transaksi dicatat dua kali
•
Transaksi dicatat dalam jurnal
Transaksi dicatat dalam jurnal
Aktiva + Belanja = Utang + Ekuitas Dana
+ Pendapatan
Aktiva + : Debit
Aktiva - : Kredit
Utang + : Kredit
Utang - : Debit
Belanja + : Debit
Belanja - : Kredit
(9)
Double Entry ditambah
Pencatatan dalam Buku
Anggaran
(10)
Sederhanan : Penentuan Kapan suatu
transaksi dicatat
IASC Frame Work : proses memasukan ke
neraca / laporan laba rugi (lap Keu. Daerah :
Laporan
Surplus
defisit),
item
yang
memenuhi definisi elemen dan kriteria
laporan
(11)
Adanya kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan pos
(baguan dari elemen) tersebut akan
mengalir dari/kedalam entitas(PEMDA)
Post tersebut memiliki nilai/biaya yang
dfapat diukur dengan andal
(12)
Himpunan standar-standar akuntansi
yang menetapkan kapan dampak
keuangan dari transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain harus diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan
(13)
•
Cash Basic
•
Acrual basic
•
Modified Cash Basic
•
Modified Acrual
Basic
(14)
Bukt i
Infut
Proses
Outpu
t
Jurna l
BB
BP
Lap. Keu
(15)
1. Analisa Transaksi Keuangan
9. Neraca Saldo Setelah Penutupan
5. Jurnal Penyesuaian 4. Neraca Saldo
3. Posting Ke Buku Besar 2. Jurnal Transaksi
8. Jurnal Penutup
7. Laporan Keuangan
• Lap Surplus/Defisit Anggaran
• Lap. Perubahan Ekuitas Dana
• Neraca
(16)
Kelompok
Dasar Kelompok Terjabar Kelompok Terjabar selanjutnya Rupa-rupa rekening Aktiva Aktiva Lancar Deposito berjangka
Piutang Pajak
Bank A Bank B
Piutang DAU Piutang DAK
Belanja Belanja Adm Umum Belanja Pegawai Belanja Barang
Gaji pokok
Tunjangan Keluarga Biaya ATK
Biaya Alat Kebersihan
Utang Utang Lancar Utang
Utang Pajak
Utang belanja pegawai Utang belanja Listrik
Utang pemotongan PPH Psl 21 Utang pemotongan PPH Psl 22 Ekuitas dana cadangan pelunasan obligasi
(17)
(1)
Akuntansi Keuang an Daerah
12
Himpunan standar-standar akuntansi
yang menetapkan kapan dampak
keuangan dari transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain harus diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan
(2)
Akuntansi Keuang 13
•
Cash Basic
•
Acrual basic
•
Modified Cash Basic
•
Modified Acrual
Basic
(3)
Akuntansi Keuang an Daerah
14
Bukt
i
Infut
Proses
Outpu
t
Jurna l
BB
BP
Lap. Keu
(4)
Akuntansi Keuang 15
1. Analisa Transaksi Keuangan
9. Neraca Saldo Setelah Penutupan
5. Jurnal Penyesuaian 4. Neraca Saldo
3. Posting Ke Buku Besar 2. Jurnal Transaksi
8. Jurnal Penutup 7. Laporan Keuangan
• Lap Surplus/Defisit Anggaran
• Lap. Perubahan Ekuitas Dana
• Neraca
• Lap. Arus Kas
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
(5)
Akuntansi Keuang an Daerah
16
Kelompok
Dasar Kelompok Terjabar Kelompok Terjabar selanjutnya Rupa-rupa rekening
Aktiva Aktiva Lancar Deposito berjangka Piutang Pajak
Bank A Bank B
Piutang DAU Piutang DAK
Belanja Belanja Adm Umum Belanja Pegawai Belanja Barang
Gaji pokok
Tunjangan Keluarga Biaya ATK
Biaya Alat Kebersihan
Utang Utang Lancar Utang
Utang Pajak
Utang belanja pegawai Utang belanja Listrik
Utang pemotongan PPH Psl 21 Utang pemotongan PPH Psl 22
Ekuitas Dana Dana cadangan
Ekuitas dana cadangan pelunasan obligasi
Ekuitas dana cadangan pelunasan utang bank
(6)