20.PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH SAMBOJA KUALA

(1)

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH SAMBOJA KUALA KABUPATEN KUTAI

KARTANEGARAKALIMANTAN TIMUR

UNTUNG TRIONO

ENERGI FOSIL

SARI

Daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan kutai bagian selatan,

dengan formasi pembawa batubara adalah sebagai berikut, formasi Pamaluan,

Formasi Pulubalang, Formasi Balikpapan, Formasi Kampungbaru

Morfologi daerah penyelidikan terdiri dari dua satuan morfologi, masing-masing

adalah MorfologiSatuan Morfologi Perbukitan bergelombang.Satuan ini menempati

hampir di semua lokasi penyelidikan.Satuan Morfologi Dataran .Satuan dataran ini

menempati daerah antara perbukitan bergelombang, disusun oleh litologi lempung dan

serpih.

Struktur Geologi .Struktur geologi yang berkembang di lokasi penyelidikan

adalah struktur perlipatan, baik struktur antiklin maupun struktur sinklin dengan arah

relatif utara selatan.

Formasi Pembawa batubara.Formasi Pamaluan : Pada Formasi ini dijumpai 2

lapisan batubara dengan kualitas, kandungan Free Moisture 7,98 %, total moisture

14,60 % analisa ini berbasis as receives (ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 7,19 % , Volatile matter 43,65%, fixed carbon 46,72%,

kandungan abu (ash) 2,44 %, total sulfur 2,47%, nilai HGI 48, berat jenis (Specific

Grafity) 1,35 dan nilai kalori 6702 cal/gr, analisa diatas brbasis a db (air dry basis).

Untuk analisa Ultimate, diketahui kandungan Carbon 77,80%, Hidrogen 5,48%,

Nitrogen 1,61 % , sulfur 2,73 % , oxygen 12,38 %, analisa Ultimate ini dengan dasar

daf.

Formasi Pulubalang, Pada Formasi ini dijumpai adanya 7 lapisan batubara

dengan kualitas sebagai berikut Free Moisture 11,93 – 11,54 %, total moisture

177,99-16,09 % analisa ini berbasis as receives (ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 7,03 – 7,29 % , Volatile matter 45,25-46,77%, fixed carbon

45,66 – 43,57%, kandungan abu (ash) 2,63 – 1,80 %, total sulfur 0,75 – 0,91%, nilai

HGI 30-40, berat jenis (Specific Grafity) 1,32-1,29 dan nilai kalori 6461-6509 cal/gr,

analisa diatas brbasis a db (air dry basis). Untuk analisa Ultimate, diketahui

kandungan Carbon 76,60-76,99%, Hidrogen 5,64-5,59%, Nitrogen 1,51 – 1,68 % ,

sulfur 2,73 % , oxygen 12,38 %, analisa Ultimate ini dengan dasar daf, diketahui

kandungan karbonnya 76,60-76,99 %, hidrogen 5,59-5,64 %, nitrogen 1,51-1,68%,

kandungan sulfur 0,83-1%, oksigen 15,42-14,74 %.:

Formasi Balikpapan. Pada Formasi Balikpapan ini dijumpai 9 lapisan batubara,

dengan kualitas sbb : Free Moisture 13,70 %, total moisture 19,96 % analisa ini

berbasis as receives (ar), sedangkan untuk analisa proximate memperlihatkan

moisture 7,25 % , Volatile matter 46,47%, fixed carbon 43,827%, kandungan abu (ash)

2,46 %, total sulfur 0,83%, nilai HGI 44, berat jenis (Specific Grafity) 1,35 dan nilai

kalori 6377 cal/gr, analisa diatas brbasis a db (air dry basis). Untuk analisa Ultimate,

diketahui kandungan Carbon 76,31%, Hidrogen 5,51%, Nitrogen 1,57 % , sulfur 0,91 %

, oxygen 15,70 %, analisa Ultimate berikut ini ini dengan dasar daf, diketahui


(2)

kandungan karbonnya 76,31 %, hidrogen 5,51 %, nitrogen 1,57%, kandungan sulfur

0,91%, oksigen 15,70 %.

Formasi Kampung baru, pada Formasi ini dijumpai 13 lapisan batubara dengan

kualitas sbb, kandungan Free Moisture 5,17-7,37 %, total moisture 14,85-16,09 %

analisa ini berbasis as receives (ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 9,26 – 10,21 % , Volatile matter 45,78- 47,71%, fixed carbon

40,88 – 41,69%, kandungan abu (ash) 2,07-2,32 %, total sulfur 0,65-2,08%, nilai HGI

34, berat jenis (Specific Grafity) 1,48 dan nilai kalori 5336 - 5398 cal/gr, analisa diatas

brbasis a db (air dry basis). Untuk analisa Ultimate, diketahui kandungan Carbon

68,68-70,42%, Hidrogen 4,75-4,91%, Nitrogen 1, 16- 1,64 % , sulfur 0,74-3,33 % ,

oxygen 22,83-22,91 %.

Total sumber daya batubara pada lokasi penyelidikan = 25.081.646 ton.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan lajunya

pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun

terakhir ini, kebutuhan energi semakin

meningkat juga, oleh sebab itu sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya,

kelompok kerja Energi Fosil Pusat

Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

mempunyai tugas melakukan

penyelidikan untuk menambah

sumberdaya energi Fosil, dimana salah

satunya adalah endapan lapisan

batubara, sebagai cadangan energi yang

akan digunakan kelak, selain itu juga

untuk memperbarui neraca sumberdaya

batubara Nasional.

Lokasi Kegiatan dan Kesampaian

Daerah .

Lokasi penyelidikan terletak di

daerah Kuala Samboja, secara

administrasi merupakan wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara yang

berbatasan dengan Kabupaten Penajam

Paser Utara, secara geografis

merupakan suatu kawasan dalam

koordinat. 0

˚

50

΄

00

˝

- 1

˚

05

΄

00

˝

LS -

116˚ 50΄ 00˝ - 117˚05΄00˝ BT

Lokasi ini dapat di capai dari B alikpapan

– Samboja lokasi, maupun dari

Balikpapan – Tenggarong – Loa kulu –

Lokasi, dengan kendaraan bermotor

roda empat.

GEOLOGI UMUM

Stratigrafi.

Secara umum lokasi penyelidikan

merupakan bagian dari cekungan kutai,

dimana menurut Umar, dkk (1994) dalam

Geologi Lembar Balikpapan skala 1:

250.000 menyatakan bahwa lokasi

penyelidikan merupakan bagian dari

cekungan Kutai bagian Selatan yang

tersusun oleh batuan dasar Pratersier

dan batuan Tersier (Tabel 1)

Batuan dasar Pra tersier,

tersingkap disebelah Selatan dan

Baratdaya Balikpapan. Batuan dasar ini

terdiri dari batuan beku Ultrabasa dan

batuan sedimen Formasi Pitap yang

diduga berumur Kapur Awal sampaiu

Kapur Tengah yang terdapat

disepanjang pegunungan Meratus.

Batuan Ultrabasa, terdiri dari

Harzburgit dan serpentinit, sedangkan

Formasi Pitap terdiri dari dua fasies yaitu

sedimen dan volkanik. Fasies sedimen

merupakan perselingan dari batupasir,

graywacke, batulempung dan

konglomerat. Fasies vulkanik

meempunyai hubungan menjemari

dengan fasies sedimen yang merupakan

Anggota Haruyan, terdiri dari lava, breksi


(3)

dan tufa bersusunan andesit – basalt.

Diatas kedua fasies ini diendapkan

Anggota Batununggal yang berupa

lensa-lensa gamping.

Batuan sedimen Tersier, terletak

diatas Formasi Pitap secara tidak

selaras, yaitu terdiri dari formasi-formasi

Kuaro, Telakai, Tuyu, Berai, Pamaluan,

Pulubalang, Balikpapan dan

Kampungbaru yang merupakan endapan

delta sampai laut dalam.

Formasi Kuaro, tersusun oleh

batupasir dan konglomerat dibagian

bawah, sedangkan batugamping, napal,

konglomerat, batulempung dan serpih

lempungan terdapat dibagian atas.

Formasi ini diendapkan dilingkungan laut

dangkal, dengan ketebalan sekitar 700

m, Formasi ini berumur Eosen awal dan

menindih tidak selaras Formasi Pitap.

Formasi Telakai, formasi ini terdiri

dari batulempung, batupasir lempungan,

serpih dengan sisipan batugamping dan

napal. Formasi ini berumur Eosen akhir

diendapkan pada lingkungan yang lebih

dalam dari pada Formasi Kuaro. Formasi

ini menindih secara selaras Formasi

Kuaro, ketebalannya sekitar 1700 m.

Formasi Tuyu, terdiri dari

perselingan antara batupasir graywacke,

serpih dan batulempung. Formasi ini

berumur Oligosen akhir, diendapkan

dilingkungan laut dalam, diendapkan

secara selaras diatas Formasi Telakai.

Formasi Pamaluan, tersusun oleh

batulempung dan Serpih dengan sisipan

napal, batupasir dan batugamping.

Formasi ini berumur Oligosen Akhir

sampai Miosen Tengah, diendapkan

dilingkungan laut dalam, ketebalan

berkisar antara 1500 – 2500 m dan

secara selaras menindih Formasi Tuyu.

Formasi Bebulu, terdiri dari

batugamping dengan sisipan

batulempung lanauan dan sedikit napal.

Batugamping terumbu dan batugamping

tebar merupakan ciri khusus formasi ini.

Formasi ini berumur Miosen Awal,

diendapkan pada lingkungan laut

dangkal, ketebalannya mencapai 1900

m, diendapkan secara selaras diatas

formasi Pamaluan.

Formasi Pulubalang, tersusun

oleh perselingan antara batupasir

kuarsa, batupasir, batulempung dan

batulanau, dengan sisipan batugamping

dan batubara. Formasi ini berumur

Miosen Tengah dan merupakan endapan

sublitoral, ketebalannya sekitar 900 m,

diendapkan secara selaras diatas

formasi Pamaluan.

Formasi Balikpapan, tersusun

oleh perselingan antara batupasir kuarsa

dengan batulempung lanauan, serpih

dengan sisipan napal, batugamping dan

batubara. Formasi ini berumur Miosen

Tengah bagian atas, dengan lingkungan

pengendapan mulai dari litoral sampai

laut dangkal. Ketebalan mencapai 800 m

dan diendapkan secara selaras diatas

formasi Pulubalang.

Formasi Kampungbaru, terdiri

dari batulempung pasiran, batupasir,

batulanau dengan sisipan batubara,

napal dan batugamping. Formasi ini

berumur Miosen Akhir sampai Pliosen,

diendapkan pada lingkungan delta – laut

dangkal, ketebalan berkisar 700 – 800

m, diendapkan secara tidak selaras

diatas formasi Balikpapan.

Endapan Alluvium, terdiri dari

kerakal, kerikil, pasir, lempung dan

lumpur, endapan ini terbentuk pada

lingkungan sungai, rawa, pantai dan

delta.

Struktur Geologi

Struktur geologi pada daerah ini

hampir mempengaruhi seluruh batuan,

mulai dari batuan Pra Tersier sampai

Tersier akhir, struktur yang dijumpai

membentuk antiklin, sinklin dan sesar,

pada batuan Tersier membentuk sudut


(4)

kemiringan antara 10

˚

- 40

˚

, bentuk

lipatan pada umumnya tidak setangkup,

dengan kemiringan lapisan bagian barat

lebih terjal dari pada bagian Timur. Arah

sumbu lipatan umumnya Utara – Selatan

sampai timurlaut-baratdaya. Struktur

Sesar daerah ini terdiri dari sesar turun,

sesar naik dan sesar geser.

Hal ini menunjukkan bahwa gaya

tektonik yang bekerja pada daerah ini

mempunyai

σ

1 yang berarah relatif

Barat – Timur yang menyebabkan

terjadinya perlipatan batuan membentuk

struktur Sinklin dan Antiklin, dimana σ1

yang terjadi berlangsung cukup lama, hal

ini melebihi elastisitas batuan yang ada,

sehingga menyebabkan terjadinya

struktur sesar naik dengan arah relatif

Utara – Selatan, sementara gaya

tektonik terus berlangsung menyebabkan

terjadinya sesar geser dibeberapa

tempat.

Indikasi Endapan batubara

Endapan batubara dilokasi

penyelidikan di indikasikan bisa dijumpai

pada Formasi Pamaluan, Formasi

Pulubalang dan Formasi Balikpapan dan

kampung baru, sebagai mana

disebutkan oleh penyelidik terdahulu,

disekitar lokasi penyelidikan diketahui

bahwa

Pada Formasi Pamaluan.

Batubara dijumpai dengan ciri fisik,

hitam berkilat, dengan pecahan

concoidal, berlapis, diharapkan batubara

pada formasi ini di lokasi penyelidikan

mempunyai tebal lebih dari 3 m,

Mengingat formasi ini cukup tua

umurnya, maka diharapkan kualitas yang

dimilikinya cukup baik. Berdasarkan peta

geologi ,singkapan batubara pada

formasi ini mempunyai kedudukan relatif

berarah Timur Laut Barat daya antara N

250

˚

- 275

˚

E/ 10, membentuk sudut

kemiringan yang relatif datar antara 5˚ -

15

˚

, miring ke arah Barat.

Formasi Pulubalang. Pada

Formasi ini, di sekitar lokasi penyelidikan

lapisan batubara dijumpai dalam bentuk

multi seam, mempunyai arah

penyebaran dengan arah relatif Timur

laut Baratdaya dan miring ke arah Timur,

singkapan batubara pada formasi ini

mempunyai variasi kemiringan antara 9˚

- 79

˚

.

Formasi Balikpapan. Pada

formasi ini lapisan batubara diperkirakan

mempunyai penyebaran membentuk

struktur sinklin pada bagian Baratlaut

peta dan membentuk struktur Homoklin

pada daerah tengah peta membujur

dengan arah Timurlaut – Barat daya,

miring kearah Timur.

Formasi Kampungbaru.

Penyebaran formasi ini relatif

menyerupai formasi Balikpapan,

menempati wilayah tengah dan pojok kiri

bawah daerah penyelidikan, dengan

variasi kemiringan antara 10

˚

-72

˚

HASIL PENYELIDIKAN

Geologi Daerah Penyelidikan

Morfologi

Dari pengamatan lapangan,

lokasi daerah penyelidikan dapat dibagi

atas dua satuan morfologi,

masing-masingnya adalah.

Satuan Morfologi Perbukitan

bergelombang.

Satuan ini menempati hampir di

semua lokasi penyelidikan, namun

undulasi yang relatif tinggi menempati

bagian utara dengan litologi berupa

batulempung pasiran dan pola aliran

dendritik, dijumpai lembah-lembah

sempit dan curam, aliran sungai yang

terbentuk mengalir ke tengah daerah

penyelidikan untuk selanjutnya bermuara

ke teluk Balikpapan.


(5)

Satuan Morfologi Dataran

Satuan dataran ini menempati

daerah antara perbukitan bergelombang,

disusun oleh litologi lempung dan serpih,

tersebar di sebelah selatan dan barat

lokasi penyelidikan

Pola aliran trellis mendominasi

satuan morfologi ini, oleh penduduk

biasanya di jadikan lahan produksi

pertanian, berupa perkebunan dan

persawahan

Stratigrafi

Secara stratigrafi lokasi

penyelidikan di tempati oleh beberapa

formasi antara lain dengan urutan dari

formasi yang paling tua ke formasi yang

paling muda adalah sebagai berikut.

Formasi Pamaluan

Merupakan Formasi tertua yang

tersingkap di lokasi penyelidikan,

berumur Oligosene akhir – Miosen

Tengah, diendapkan pada lingkungan

laut dalam(Umar dkk), tebal formasi ini

pada lokasi tipe 1500- 2500 m, tersusun

oleh litologi batulempung dengan sisipan

serpih dan batugamping.

Di daerah penyelidikan

penyebaran formasi ini membentuk

suatu struktur antiklin yang memanjang

relatif Timur laut – Barat Daya,

menempati daerah tepi barat lembar

peta, merupakan kawasan binaan

kehutanan, pada lokasi ini sebagian

besar di tanami kelapa sawit dan pohon

akasia oleh beberapa kelompok tani

binaan kehutanan.

Selaras di atas Formasi ini, di

endapkan formasi Pulubalang

Formasi Pulubalang

Formasi ini tersusun oleh litologi

perselingan antara batupasir kuarsa dan

batulempung dengan sisipan batubara,

formasi ini diendapkan pada lingkungan

sub litoral dangkal dengan ketebalan

900m (Umar dkk), berumur Miosen

Tengah. Pada formasi ini singkapan

batubara yang dijumpai tipis – tipis dan

terdiri dari banyak lapisan membentuk

sayap antiklin dalam hubungannya

dengan Formasi Pamaluan, dengan

kemiringan kearah timur, namun pada

sisi lain merupakan suatu Homoklin

membentuk sayap sinklin dalam

hubungannya dengan formasi

Pulubalang itu sendiri.

Ketebalan antara 0,1 m – 1 m

kemiringan lapisan dari landai sampai

terjal, membentuk sudut antara 20˚ -79 ˚

Kondisi ini diperkirakan karena

material pembentuk lapisan batubara

tidak bisa di endapkan dengan baik,

akibat dari proses pengangkatan

berulang dan dalam kurun waktu yang

tidak terlalu lama, sehingga kesempatan

untuk terendapkannya material

pembentuk batubara menjadi tebal

terhambat.

Formasi Balikpapan

Formasi ini tersusun oleh litologi

perselingan antara batupasir kuarsa ,

batulempung lanauan dan serpih dengan

sisipan napal, batugamping dan

batubara, formasi ini berumur Miosen

tengah diendapkan dalam lingkungan

delta dan laut dangkal (Umar dkk) .

Penyebaran batubara pada Formasi ini

membentuk suatu sinklin menunjam

pada kedua ujungnya, ketebalan

singkapan yang dijumpai berkisar antara

0,1 m – 0,5 m, diperkirakan membentuk

lensa – lensa yang terputus-putus,

kemiringan lapisan landai – sedang,

membentuk sudut antara 5

˚

-30

˚

Formasi Kampungbaru

Formasi ini tersusun oleh litologi

berupa batulempung pasiran, batupasir

kuarsa, batulanau sisipan batubara,

napal batugamping, batubara dan lignit,

formasi ini berumur Miosene akhir –


(6)

Pliosen di endapkan pada lingkungan

delta sampai laut dangkal.(Umar,dkk)

Batubara yang tersingkap berwarna

coklat, dengan tekstur kayu masih

terlihat, lunak

Endapan Alluvial

Endapan alluvial pada lokasi

penyelidikan menempati daerah-daerah

bantaran sungai dan tempat-tempat yang

relatif rendah, tersusun oleh litologi

berupa batuan lepas yang belum

mengalami kompaksi, seperti kerakal,

kerikil, pasir . Sebagian merupakan

endapan rawa dan sungai.

Struktur Geologi .

Berdasarkan pengukuran arah

jurus dan kemiringan dilapangan, dimana

dijumpai arah jurus dan kemiringan yang

berlawanan, serta arah jurus dan

kemiringan yang acak dengan

kemiringan yang tinggi, atas dasar data

ini maka dapat di simpulkan bahwa

Struktur geologi yang berkembang di

lokasi penyelidikan adalah struktur

perlipatan, baik struktur antiklin maupun

struktur sinklin dengan arah relatif utara

selatan. Struktur geologi antiklin

melibatkan formasi Pamaluan, dimana

pada formasi Pamaluan membentuk

struktur antiklin menujam kearah timur

laut, pada formasi Pulubalang struktur

sinklin yang dijumpai menujam dengan

arah relatif ke Timur laut – Barat daya,

dengan penyebaran menempati wilayah

bagian ditengah daerah penyelidikan,

sedangkan Formasi Balikpapan

membentuk struktur Homoklin yang

miring ke arah Timur. Formasi

Kampungbaru membentuk struktur

Sinklin dengan penujaman di kedua

ujungnya.

Potensi Endapan Batubara

Formasi Pamaluan.

Pada formasi ini singkapan

batubara dijumpai pada lahan sawit di

kawasan Binaan kehutanan, tebal

lapisan terukur 3m, dijumpai dua seam

dengan ketebalan 3 m dan 0,1m dengan

kedudukan berkisar antara N 235 E/ 15

sampai dengan N 210 E/ 10.

Interpretasi dari penyebaran batubara

pada formasi pamaluan ini adalah

membentuk suatu lapisan Homoklin atau

sayap antiklin yang melampar dengan

arah relatif Timur laut – Barat daya.

Secara megaskopis

memperlihatkan warna hitam berkilat,

rapuh, pecahan concoidal, lapisan

batubara bersih tidak terlihat adanya

sisipan mineral pengotor, singkapan ini

diapit oleh litologi batulempung.

Pada

formasi

pamaluan

ini

dijumpai 6 singkapan batubara, yang

sangat berdekatan, dengan ketebalan

antara 0.1 m – 3 m, dari rekonstruksi

diketahui merupakan 2 lapisan,

masing-masingnya adalah lapisan 1 dan lapisan

2, dimana lapisan 1 mempunyai

ketebalan 3 m yang merupakan lapisan

bawah, dan lapisan 2 punya ketebalan

0,1m, merupakan lapisan atas.

Singkapan yang merupakan

masuk pada Formasi Pamaluan ini dapat

dilihat pada tabel singkapan, tidak

semua singkapan diplot dalam peta

mengingat adakalanya singkapan

tersebut sangat berdekatan sehingga

dalam penggambaran terlihat

berhimpitan satu sama lain.

Dari analisa kimia batubara,

didapat data kualitas sebagai berikut,

dari conto SK.01 yang merupakan conto

singkapan SBJ 06, diketahui kandungan

Free Moisture 7,98 %, total moisture

14,60 % analisa ini berbasis as receives

(ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 7,19 % ,

Volatile matter 43,65%, fixed carbon


(7)

46,72%, kandungan abu (ash) 2,44 %,

total sulfur 2,47%, nilai HGI 48, berat

jenis (Specific Grafity) 1,35 dan nilai

kalori 6702 cal/gr, analisa diatas brbasis

a db (air dry basis). Untuk analisa

Ultimate, diketahui kandungan Carbon

77,80%, Hidrogen 5,48%, Nitrogen 1,61

% , sulfur 2,73 % , oxygen 12,38 %,

analisa Ultimate ini dengan dasar daf.

Sedangkan hasil analisa

Petrografi menunjukkan nilai reflektan (%

Rv max) 0,42, dan dengan komposisi

maseral 97,8 Vitrinit, 1,4 Inertinit dan 0,3

% Leptinit.

Dari rekonstruksi yang dilakukan

diketahui singkapan-singkapan tersebut

membentuk 2 lapisan, dimana lapisan 1

tersingkap pada lokasi SBJ.1, SBJ.2,

SBJ.3, SBJ.4 dan SBJ.5, sedangkan

lapisan 2 tersingkap pada lokasi SBJ.06.

Lapisan 1, tebal 3m, diperkirakan

mempunyai lamparan sejauh 3000 m

kearah kiri dan kanan singkapan,

mempunyai sumberdaya sebesar

1.338.921,494 ton, sedangkan lapisan 2.

mempunyai ketebalan 0,6 m, melampar

sepanjang 3000 m arah kiri dan kanan

dari singkapan, mempunyai sumberdaya

sebesar 308.021,223 ton.

Formasi Pulubalang

Pada Formasi Pulubalang,

singkapan batubara dijumpai dengan

arah jurus relatif Timur laut – Barat daya,

dengan kemiringan dari landai sampai

terjal, membentuk sudut antara 10

˚

- 80

˚

,

batubara yang dijumpai relatif tipis-tipis

dengan ketebalan antara 0,1m – >1 m.

Secara megaskopis batubara terlihat

hitam kusam, dengan pecahan datar,

adakalanya memperlihatkan striasi, pada

bagian atas diapit oleh litologi

batulempung pasiran yang

memperlihatkan orientasi struktur silang

siur

Dari analisa kimia batubara,

didapat data kualitas sebagai berikut,

dari conto SK.05 DAN SK.04 yang

merupakan conto dari lokasi singkapan

NT 43 dan N 26 , diketahui kandungan

Free Moisture 11,93 – 11,54 %, total

moisture 177,99-16,09 % analisa ini

berbasis as receives (ar), sedangkan

untuk analisa proximate memperlihatkan

moisture 7,03 – 7,29 % , Volatile matter

45,25-46,77%, fixed carbon 45,66 –

43,57%, kandungan abu (ash) 2,63 –

1,80 %, total sulfur 0,75 – 0,91%, nilai

HGI 30-40, berat jenis (Specific Grafity)

1,32-1,29 dan nilai kalori 6461-6509

cal/gr, analisa diatas brbasis a db (air

dry basis). Untuk analisa Ultimate,

diketahui kandungan Carbon

76,60-76,99%, Hidrogen 5,64-5,59%, Nitrogen

1,51 – 1,68 % , sulfur 2,73 % , oxygen

12,38 %, analisa Ultimate ini dengan

dasar daf, diketahui kandungan

karbonnya 76,60-76,99 %, hidrogen

5,59-5,64 %, nitrogen 1,51-1,68%,

kandungan sulfur 0,83-1%, oksigen

15,42-14,74 %.

Sedangkan hasil analisa

Petrografi menunjukkan nilai reflektan

rata-rata (%Rv max) 0,42), dengan

komposisi maseral vitrinit 97,2%, inertinit

1,2% dan leptinit 0,1%

Pada Formasi ini di lokasi penyelidikan

dijumpai sebanyak 6 seam batubara,

dimana

Lapisan 1. Tersusun oleh

singkapan –singkapan , N.43, N.40,

mempunyai ketebalan rata-rata 1,14 m,

panjang lapisan 2500 m dan kemiringan

maksimum 75

˚

Sumberdaya

204.068,0671 ton

Lapisan 2. Tersusun oleh

singkapan SH.02, N51 dengan rata-rata

ketebalan 0,82 m dan kemiringan

65˚,serta panjang penyebaran 3500 m.

Sumberdaya 331.671,6555 ton

Lapisan 3. Tersusun oleh singkapan

N.50 dan N.42, dengan ketebalan

rata-rata 0,8 m


(8)

Melampar sepanjang 3500 m,

dengan kemiringan rata-rata 63

˚

,

mempunyai sumberdaya 184.603,541

ton

Lapisan.4. Tersusun oleh

singkapan-singkapan N 44, N.45, N46

dan N 47, dengan panjang pelamparan

sekitar 4500 m dan tebal rata-rata 0,61

dan kemiringan rata-rata 42

˚

,

sumberdaya batubara = 446.078,87 ton

Lapisan 5. Tersusun oleh

singkapan N56 dan N57 dengan

ketebalan rata-rata 0,37 m.

Lapisan 6 . Tersusun oleh

singkapan N58 dengan ketebalan 0,27

m.

Sesuai dengan kriteria

sumberdaya maka lapisan 5 dan 6 ini

tidak dilakukan perhitungan sumberdaya.

Lapisan 7. Lapisan ini mempunyai

pelamparan sejauh 3500 m, dengan

kemiringan rata-rata 65

˚

dan ketebalan

1,5 m, sumberdaya batubara lapisan ini

sebesar 606.716 ton

Total sumberdaya batubara

Formasi Pulubalang adalah 2.884.339

ton

Formasi Balikpapan.

Pada Formasi Balikpapan,

lapisan batubara menunjukkan

penyebarannya relatif membentuk

suatu struktur sinklinal menujam,

merupakan multiseam dengan ketebalan

antara 1 – 3 m. Batubara berwarna hitam

kecoklatan, dengan struktur kayu masih

terlihat kesannya, pada bagian atas

dijumpai pengapit batupasir halus,

demikian juga pada bagian bawahnya.

Kondisi ini ditafsirkan sebagai bagian

pinggiran dari cekungan Kutai, dimana

influk material pembentuk batubara

sebagian besar di endapkan ditengah

cekungan, sehingga pada lokasi ini

endapan batubara tidak bisa

berkembang dengan baik.

Dari analisa kimia batubara,

didapat data kualitas sebagai berikut,

dari conto SK.03 yang merupakan conto

dari lokasi singkapan AF.35 , diketahui

kandungan Free Moisture 13,70 %, total

moisture 19,96 % analisa ini berbasis as

receives (ar), sedangkan untuk analisa

proximate memperlihatkan moisture 7,25

% , Volatile matter 46,47%, fixed carbon

43,827%, kandungan abu (ash) 2,46 %,

total sulfur 0,83%, nilai HGI 44, berat

jenis (Specific Grafity) 1,35 dan nilai

kalori 6377 cal/gr, analisa diatas brbasis

a db (air dry basis). Untuk analisa

Ultimate, diketahui kandungan Carbon

76,31%, Hidrogen 5,51%, Nitrogen 1,57

% , sulfur 0,91 % , oxygen 15,70 %,

analisa Ultimate berikut ini ini dengan

dasar daf, diketahui kandungan

karbonnya 76,31 %, hidrogen 5,51 %,

nitrogen 1,57%, kandungan sulfur

0,91%, oksigen 15,70 %.

Sedangkan hasil analisa Petrografi

menunjukkan, nilai Reflektan 0,43 %

Rvmax, dan kandungan maseral vitrinit

97,3%, Inertinit 1,6%, leptinit 0,1%.

Pada lokasi penyelidikan, dijumpai 3

lapisan batubara, dengan penyebaran

membentuk sinklin yang menujam

kearah barat daya. Masing-masing

lapisan adalah sebagai berikut :

Lapisan 1. Lapisan ini melampar

membentuk sinklin menujam, dengan

panjang pelamparan 21.500 m dan

ketebalan rata-rata 2,35m, terdiri dari

singkapan-singkapan, NT.07, NT.08,

NT.32, AF.11, AF.29, dengan rata-rata

kemiringan 25

˚

. Sumberdaya

.3.313.272,481 ton

Lapisan 2. Lapisan 2 pada

Formasi Balikpapan ini terdiri dari

singkapan-singkapan NT.02,

NT.03,NT.31,NT.33,AF.32,AF.35,TK.11,

dengan ketebalan rata-rata 1,7 m dan

kemiringan rata-rata 25

˚

, serta panjang

lapisan 17.000 m


(9)

Lapisan 3. Lapisan ini terbentuk

oleh singkapan-singkapan NT.06 dengan

ketebalan 1m dan panjang penyebaran

diperkirakan 3000 m, kemiringan 30

˚

.

Sumberdaya 1.264.169 ton

Lapisan.4.

Lapisan

ini

merupakan gabungan dari

singkapan-singkapan NT.22 dan AF.30 mempunyai

panjang penyebaran 5.500m dan

ketebalan 3m, serta kemiringan 15,

sumberdaya 2.823.527 ton

Lapisan.5.

Diwakili

oleh

singkapan AA91, dengan ketebalan 2m

dan mempunyai kemiringan 10˚ panjang

singkapan 2000 m, sumberdaya

619.732,6235 ton

Lapisan

6.

Diwakili

oleh

singkapan AA93 dengan kemiringan 12

˚

dan penyebaran secara lateral 3000m,

ketebalan lapisan 5,5m, sumberdaya

2.541.909,033 ton

Lapisan 7. Lapisan ini diwakili

oleh singkapan AA.94 dengan ketebalan

6m dan kemiringan 12

˚

, pelamparan

sejauh 3000 m, sumberdaya

2.772.991,672 ton.

Lapisan 8. Lapisan ini diwakili

oleh singkapan AA 34, yang mempunyai

kemiringan 15˚ dan tebal 1,5m ,secara

lateral penyebaran lapisan ini 3500 m,

Sumberdaya batubara 385.026,528 ton.

Lapisan

9.

Penyebaran

batubara lapisan ini secara lateral

3500m, dengan ketebalan 0,8 m dan

diwakili oleh singkapan AA.95 dan AA.95

dengan kemiringan lapisan 32

˚

.

Sumberdaya batubara. 218.166,990 ton

4.2.4 Formasi Kampungbaru

Formasi Kampungbaru pada lokasi

penyelidikan dijumpai penyebarannya

terpusat di tengah – tengah lokasi

penyelidikan, tersusun oleh batupasir

lempungan memperlihatkan resistensi

yang tinggi, dilapangan kondisi ini

diwujudkan dengan bentuk morfologi

yang menonjol.

Pada lokasi penyelidikan dijumpai

banyak singkapan berupa pita-pita

lapisan karbonan membentuk struktur

paralel lamination, dan batubara yang

berwarna kecoklatan

Dari analisa kimia batubara,

didapat data kualitas sebagai berikut,

dari conto SK.07, SK.09 dan SK.10

yang merupakan conto batubara formasi

Kampungbaru , diketahui kandungan

Free Moisture 5,17-7,37 %, total

moisture 14,85-16,09 % analisa ini

berbasis as receives (ar), sedangkan

untuk analisa proximate memperlihatkan

moisture 9,26 – 10,21 % , Volatile matter

45,78- 47,71%, fixed carbon 40,88 –

41,69%, kandungan abu (ash) 2,07-2,32

%, total sulfur 0,65-2,08%, nilai HGI 34,

berat jenis (Specific Grafity) 1,48 dan

nilai kalori 5336 - 5398 cal/gr, analisa

diatas brbasis a db (air dry basis).

Untuk analisa Ultimate, diketahui

kandungan Carbon 68,68-70,42%,

Hidrogen 4,75-4,91%, Nitrogen 1, 16-

1,64 % , sulfur 0,74-3,33 % , oxygen

22,83-22,91 %.

Pada Formasi Kampungbaru ini,

di jumpai 13 lapisan batubara,

masing-masing adalah sebagai berikut :

Lapisan.1. Lapisan ini terindikasi

mempunyai penyebaran lateral sejauh

3000 m, dengan ketebalan lapisan 2m

dan kemiringan lapisan 12

˚

, diwakili oleh

singkapan TK.13, sumberdaya batubara

924.330,55 ton

Lapisan 2. Lapisan 2 ini diwakili

oleh singkapan IS 147, A 26 B, dengan

kemiringan lapisan 30

˚

dan tebal 1,5 m,

dan pelamparan secara lateral sejauh

4500 m,sumberdaya batubara

2.844.381,69 ton

Lapisan 3. Lapisan ini

mempunyai panjang penyebaran secara

lateral sejauh 6000 m, dengan ketebalan

1 m dan kemiringan lapisan 24

˚

, diwakili

oleh singkapan AA 26 DAN AA 148.

sumberdaya 919.423,1521ton


(10)

Lapisan 4. Lapisan ini

mempunyai arah penyebaran sejauh

3000m dan tebal batubara 2m dan

kemiringan 25

˚

, diwakili oleh singkapan

AA.25. sumberdaya batubara

393.461,353 ton.

Lapisan 5. Mempunyai

penyebaran secara lateral sejauh 3000m

dan ketebalan 2m, kemiringan lapisan ini

30˚, diwakili oleh singkapan AF.24,

Sumberdaya batubara 2.528.339,28 ton

Lapisan 6. Lapisan ini

mempunyai penyebaran lateral sejauh

7000m dan ketebalan 2m, serta

kemiringan 30

˚

, diwakili oleh singkapan

AF.23, Sumberdaya batubara

5.899.458,32 ton

Lapisan 7. Diwakili oleh

singkapan AF.21,AF.22 dan IS 125,

melampar sejauh 8500m dan

mempunyai ketebalan 2m, kemiringan

37

˚

, sumber daya 1.443.663,07 ton.

Lapisan 8. Lapisan ini

mempunyai pelamparan sejauh 8000m,

dan ketebalan 1,5m dengan kemiringan

30

˚

, diwakili oleh singkapan TK.01 dan

IS.100, mempunyai sumberdaya

5.056.678,563

ton

Lapisan 9. Penyebaran lapisan ini

secara lateral sejauh 3000m dan

mempunyai ketebalan 2,2m, kemiringan

lapisan 32

˚

, sumberdaya 474.719,155

ton

Lapisan 10. Lapisan ini

mempunyai pelamparan sepanjang

5000m dan ketebalan 0,5m, kemiringan

55

˚

, diwakili oleh singkapan AA.91 dan

AA 96, sumberdaya batubara

7.344.049,804 ton

Lapisan 11. Pelamparan lapisan

ini sejauh 7500 m, dengan ketebalan 1,8

m, kemiringan 22˚, diwakili oleh

singkapan AA-98, AA-99,AA – 87 dan

IS.100.

Sumberdaya batubara

877.543,37 ton.

Lapisan.12. Lapisan ini

mempunyai pelamparan sejauh 4000 m

dan tebal 5m, kemiringan lapisan 45

˚

.

Sumberdaya batubara 2.474.672,73 ton.

Lapisan 13. Lapisan ini

mempunyai panjang pelamparan 4000

m, serta tebal lapisan 5m, dan

kemiringan 45˚, diwakili oleh singkapan

AA.49 dan AA 40, sumberdaya batubara

2.474.672,73 ton

Lapisan 14. Mempunyai

pelamparan sejauh 3000 m, dan

ketebalan 4,3 m dan kemiringan 60

˚

,

diwakili oleh singkapan AA.51.

sumberdaya 880.395,392 ton

Lapisan 15. Lapisan ini

mempunyai panjang pelamparan 4000 m

, dan kemiringan 80

˚

, ketebalan 3,2 m,

diwakili oleh singkapan AA.47.

sumberdaya batubara 7.537.102,758 ton

Potensi Endapan Batubara.

Sesuai dengan SNI Klasifikasi

Sumberdaya dan Cadangan Batubara,

maka untuk menghitung potensi

endapan batubara yang ada dilokasi

penyelidikan dihitung dengan ketentuan

antara lain.

1. Tebal batubara yang dihitung punya

ketebalan 1 m

2. Perhitungan dilakukan dengan asumsi

daerah penyelidikan mempunyai kondisi

geologi Sederhana

3. Lebar batubara yang dihitung 100 m

searah dip bila kemiringan lapisan landai

Dengan kemiringan maksimum 15

˚

,

sedangkan untuk kemiringan yang relatif

terjal

dihitung 50 m searah kemiringan

lapisan.

4. Jarak perhitungan dari lokasi

singkapan 1500 m secara lateral ke arah

kiri dan kanan untuk singkapan tunggal.

5. Perhitungan sumberdaya dilakukan

dengan menggunakan persamaan :


(11)

Sumberdaya = Tebal (m) x Panjang (m)

x Lebar/Cos

α

x BJ

Keterangan ,

α

= kemiringan lapisan

BJ = Berat Jenis.

Dari perhitungan yang dihasilkan

memakai cara di atas, maka diketahui

potensi sumberdaya

1.Formasi Pamaluan : 1.646.942,77 ton

2.Formasi Pulubalang : 1.773.136 ton

3.Formasi Balikpapan : 13.013.263 ton

4.Formasi Kampungbaru.

:39.652.213

ton

Total sumber daya batubara =

25.081.646 ton.

Prospek Pemanfaatan dan

Pengembangan Batubara

Melihat besarnya sumberdaya

pada lokasi penyelidikan, maka batubara

pada lokasi penyelidikan bisa

dimanfaatkan untuk pertambangan, dan

pada lokasi penyelidikan sudah ada

beberapa penambang berupa badan

usaha berbentuk koperasi yang telah

melakukan penambangan, dimana

batubara high kalori bisa untuk keperluan

eksport sementara yang low kalori bisa

untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri.

Mengingat lokasi penyelidikan

tidak terlalu jauh dari pemukiman, maka

untuk batubara low rank yang dijumpai

pada formasi Kampungbaru bisa

diusahakan dengan cara underground

gassification, mengingat lokasi terletak

dekat taman nasional, sehingga tidak

perlu banyak merusak hutan, selain itu

infrastruktur perpipaan Pertamina sudah

terpasang di sekitar lokasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.

Morfologi

Daerah penyelidikan terdiri dari

dua satuan morfologi, masing-masing

adalah Morfologi

Satuan Morfologi Perbukitan

bergelombang.

Satuan ini menempati hampir di semua

lokasi penyelidikan, namun undulasi

yang relatif tinggi menempati bagian

utara dengan litologi berupa

batulempung pasiran dan pola aliran

dendritik, dijumpai lembah-lembah

sempit dan curam, aliran sungai yang

terbentuk mengalir ke tengah daerah

penyelidikan untuk selanjutnya bermuara

ke teluk Balikpapan.

Satuan Morfologi Dataran

Satuan dataran ini menempati daerah

antara perbukitan bergelombang,

disusun oleh litologi lempung dan serpih

2.Struktur Geologi .

Struktur geologi yang

berkembang di lokasi penyelidikan

adalah struktur perlipatan, baik struktur

antiklin maupun struktur sinklin dengan

arah relatif utara selatan. Struktur

geologi antiklin melibatkan formasi

Pamaluan, dimana pada formasi

Pamaluan membentuk struktur antiklin

menujam kearah timur laut, pada formasi

Pulubalang struktur sinklin yang dijumpai

menujam dengan arah relatif ke Timur

laut – Barat daya, dengan penyebaran

menempati wilayah bagian ditengah

daerah penyelidikan, sedangkan Formasi

Balikpapan membentuk struktur

Homoklin yang miring ke arah Timur.

Formasi Kampungbaru membentuk

struktur Sinklin dengan penujaman di

kedua ujungnya.

3.Formasi Pembawa batubara

Formasi Pamaluan : Pada Formasi ini

dijumpai 2 lapisan batubara dengan

kualitas, kandungan Free Moisture 7,98

%, total moisture 14,60 % analisa ini

berbasis as receives (ar), sedangkan

untuk analisa proximate memperlihatkan

moisture 7,19 % , Volatile matter


(12)

43,65%, fixed carbon 46,72%,

kandungan abu (ash) 2,44 %, total sulfur

2,47%, nilai HGI 48, berat jenis (Specific

Grafity) 1,35 dan nilai kalori 6702 cal/gr,

analisa diatas brbasis a db (air dry

basis). Untuk analisa Ultimate, diketahui

kandungan Carbon 77,80%, Hidrogen

5,48%, Nitrogen 1,61 % , sulfur 2,73 % ,

oxygen 12,38 %, analisa Ultimate ini

dengan dasar daf. Total sumberdaya

Formasi Pamaluan : 1.646.942,77 ton

Formasi Pulubalang, Pada Formasi ini

dijumpai adanya 7 lapisan batubara

dengan kualitas sebagai berikut Free

Moisture 11,93 – 11,54 %, total moisture

177,99-16,09 % analisa ini berbasis as

receives (ar), sedangkan untuk analisa

proximate memperlihatkan moisture 7,03

– 7,29 % , Volatile matter 45,25-46,77%,

fixed carbon 45,66 – 43,57%, kandungan

abu (ash) 2,63 – 1,80 %, total sulfur 0,75

– 0,91%, nilai HGI 30-40, berat jenis

(Specific Grafity) 1,32-1,29 dan nilai

kalori 6461-6509 cal/gr, analisa diatas

brbasis a db (air dry basis). Untuk

analisa Ultimate, diketahui kandungan

Carbon 76,60-76,99%, Hidrogen

5,64-5,59%, Nitrogen 1,51 – 1,68 % , sulfur

2,73 % , oxygen 12,38 %, analisa

Ultimate ini dengan dasar daf, diketahui

kandungan karbonnya 76,60-76,99 %,

hidrogen 5,59-5,64 %, nitrogen

1,51-1,68%, kandungan sulfur 0,83-1%,

oksigen 15,42-14,74 %.

Total sumberdaya batubara

Formasi Pulubalang adalah 2.884.339

ton

Formasi Balikpapan. Pada

Formasi Balikpapan ini dijumpai 9

lapisan batubara, dengan kualitas sbb :

Free Moisture 13,70 %, total moisture

19,96 % analisa ini berbasis as receives

(ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 7,25 % ,

Volatile matter 46,47%, fixed carbon

43,827%, kandungan abu (ash) 2,46 %,

total sulfur 0,83%, nilai HGI 44, berat

jenis (Specific Grafity) 1,35 dan nilai

kalori 6377 cal/gr, analisa diatas brbasis

a db (air dry basis). Untuk analisa

Ultimate, diketahui kandungan Carbon

76,31%, Hidrogen 5,51%, Nitrogen 1,57

% , sulfur 0,91 % , oxygen 15,70 %,

analisa Ultimate berikut ini ini dengan

dasar daf, diketahui kandungan

karbonnya 76,31 %, hidrogen 5,51 %,

nitrogen 1,57%, kandungan sulfur

0,91%, oksigen 15,70 %.

Total sumberdaya Formasi Balik

papan. : 13.013.263 ton

Formasi Kampung baru, pada

Formasi ini dijumpai 13 lapisan batubara

dengan kualitas sbb, kandungan Free

Moisture 5,17-7,37 %, total moisture

14,85-16,09 % analisa ini berbasis as

receives (ar), sedangkan untuk analisa

proximate memperlihatkan moisture 9,26

– 10,21 % , Volatile matter 45,78-

47,71%, fixed carbon 40,88 – 41,69%,

kandungan abu (ash) 2,07-2,32 %, total

sulfur 0,65-2,08%, nilai HGI 34, berat

jenis (Specific Grafity) 1,48 dan nilai

kalori 5336 - 5398 cal/gr, analisa diatas

brbasis a db (air dry basis). Untuk

analisa Ultimate, diketahui kandungan

Carbon 68,68-70,42%, Hidrogen

4,75-4,91%, Nitrogen 1, 16- 1,64 % , sulfur

0,74-3,33 % , oxygen 22,83-22,91 %.

Total sumberdaya pada Formasi ini

adalah sumberdaya batubara

7.537.102,758 ton

4. Total sumber daya batubara pada

lokasi penyelidikan = 25.081.646 ton.

Saran

Saran.Dengan dijumpainya

batubara kalori tinggi di lokasi

penyelidikan, maka untuk batubara

dengan kalori tinggi bisa dijadikan

komoditas ekspor, sedangkan batubara

low kalori bisa di manfaatkan untuk

kebutuhan dalam negeri.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Addison, Haryoko dan Dh. Land, 1982; The East Kalimantan Coal Project Report On

The Coal Geology of Badak Syncline, Coal Inventory and Exploration

Project, DMR, Bandung.

Hidayat dan Umar, 1994; Peta Geologi Lembar Balikpapan, skala 1 : 250.000,

Kalimantan,

PPPG, Bandung.

Jones, CM, 1982; The Coal Geology of South Sakakanan, Kutai Basin, East

Kalimantan, DMR, Bandung.

Gambar.1. Peta Lokasi dan kesampaian daerah Penyelidikan


(14)

FOTO.1.Kenampakan morfologi perbukitan bergelombang lokasi penyelidikandilihat

ke arah Selatan

Foto. 2. Kenampakan morfologi dataran pada lokasi penyelidikan dilihat dari selatan


(15)

Foto 4 Kenampakan singkapan batubara pada Formasi Balikpapan pada lokasi N1

Foto.5. Singkapan batubara Formasi Balikpapan dengan kedudukan N 35

˚

E/30

˚

,

terlihat batuan pengapit bagian bawah berupa lempung karbonan.


(16)

Gambar 3. Kolom Stratigrapi daerah Penyelidikan (Umar dkk,1994)

UMUR

LITO

LOGI

KETERANGAN

TEBA

L

(M)

LINGKUNGAN

PENGENDAPAN

K

U

A

R

T

E

R

HOLOSEN Qa

Aluvial (Qa)

,

berupa hasil pelapukan

batuan yang lebih tua dan endapan

sungai; terdiri dari kerakal, kerikil,

pasir, lempung dan lumpur.

- Sungai

PLISTOSEN

Tpkb

Formasi Kampungbaru (Tpkb),

terdiri dari batupasir kuarsa dengan

sisipan batulempung, serpih, batulanu

dan batu bara dengan tebal dari

beberapa cm sampai 6,00 meter.

500

Delta – Laut

Dangkal

T

E

R

S

I

E

R

PLIOSEN

M

I

O

S

E

N

Akhir

Tmbp

Formasi Balikpapan (Tmbp), terdiri

dari perselingan antara batupasir dan

batulempung dengan sisipan

batulanau, batugamping dan batubara

dengan tebal dari beberapa cm

sampai 11,00 meter.

1200

-

2000

Dataran Delta

Tengah

Tmpb

Formasi Pulubalang (Tmpb), terdiri

dari perselingan antara greywake dan

batupasir kuarsa, dengan sisipan

batugamping, batulempung dan

batubara dengan tebal dari beberapa

cm sampai 5,00 meter.

2750 Laut

Dangkal

Awal

Tomp

Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri

dari batupasir kuarsa dengan sisipan

batulempung, serpih, batugamping

dan batulanau.

2000 Laut

Dangkal


(17)

(1)

43,65%, fixed carbon 46,72%,

kandungan abu (ash) 2,44 %, total sulfur

2,47%, nilai HGI 48, berat jenis (Specific

Grafity) 1,35 dan nilai kalori 6702 cal/gr,

analisa diatas brbasis a db (air dry

basis). Untuk analisa Ultimate, diketahui

kandungan Carbon 77,80%, Hidrogen

5,48%, Nitrogen 1,61 % , sulfur 2,73 % ,

oxygen 12,38 %, analisa Ultimate ini

dengan dasar daf. Total sumberdaya

Formasi Pamaluan : 1.646.942,77 ton

Formasi Pulubalang, Pada Formasi ini

dijumpai adanya 7 lapisan batubara

dengan kualitas sebagai berikut Free

Moisture 11,93 – 11,54 %, total moisture

177,99-16,09 % analisa ini berbasis as

receives (ar), sedangkan untuk analisa

proximate memperlihatkan moisture 7,03

– 7,29 % , Volatile matter 45,25-46,77%,

fixed carbon 45,66 – 43,57%, kandungan

abu (ash) 2,63 – 1,80 %, total sulfur 0,75

– 0,91%, nilai HGI 30-40, berat jenis

(Specific Grafity) 1,32-1,29 dan nilai

kalori 6461-6509 cal/gr, analisa diatas

brbasis a db (air dry basis). Untuk

analisa Ultimate, diketahui kandungan

Carbon 76,60-76,99%, Hidrogen

5,64-5,59%, Nitrogen 1,51 – 1,68 % , sulfur

2,73 % , oxygen 12,38 %, analisa

Ultimate ini dengan dasar daf, diketahui

kandungan karbonnya 76,60-76,99 %,

hidrogen 5,59-5,64 %, nitrogen

1,51-1,68%, kandungan sulfur 0,83-1%,

oksigen 15,42-14,74 %.

Total sumberdaya batubara

Formasi Pulubalang adalah 2.884.339

ton

Formasi Balikpapan. Pada

Formasi Balikpapan ini dijumpai 9

lapisan batubara, dengan kualitas sbb :

Free Moisture 13,70 %, total moisture

19,96 % analisa ini berbasis as receives

(ar), sedangkan untuk analisa proximate

memperlihatkan moisture 7,25 % ,

Volatile matter 46,47%, fixed carbon

jenis (Specific Grafity) 1,35 dan nilai

kalori 6377 cal/gr, analisa diatas brbasis

a db (air dry basis). Untuk analisa

Ultimate, diketahui kandungan Carbon

76,31%, Hidrogen 5,51%, Nitrogen 1,57

% , sulfur 0,91 % , oxygen 15,70 %,

analisa Ultimate berikut ini ini dengan

dasar daf, diketahui kandungan

karbonnya 76,31 %, hidrogen 5,51 %,

nitrogen 1,57%, kandungan sulfur

0,91%, oksigen 15,70 %.

Total sumberdaya Formasi Balik

papan. : 13.013.263 ton

Formasi Kampung baru, pada

Formasi ini dijumpai 13 lapisan batubara

dengan kualitas sbb, kandungan Free

Moisture 5,17-7,37 %, total moisture

14,85-16,09 % analisa ini berbasis as

receives (ar), sedangkan untuk analisa

proximate memperlihatkan moisture 9,26

– 10,21 % , Volatile matter 45,78-

47,71%, fixed carbon 40,88 – 41,69%,

kandungan abu (ash) 2,07-2,32 %, total

sulfur 0,65-2,08%, nilai HGI 34, berat

jenis (Specific Grafity) 1,48 dan nilai

kalori 5336 - 5398 cal/gr, analisa diatas

brbasis a db (air dry basis). Untuk

analisa Ultimate, diketahui kandungan

Carbon 68,68-70,42%, Hidrogen

4,75-4,91%, Nitrogen 1, 16- 1,64 % , sulfur

0,74-3,33 % , oxygen 22,83-22,91 %.

Total sumberdaya pada Formasi ini

adalah sumberdaya batubara

7.537.102,758 ton

4. Total sumber daya batubara pada

lokasi penyelidikan = 25.081.646 ton.

Saran

Saran.Dengan dijumpainya

batubara kalori tinggi di lokasi

penyelidikan, maka untuk batubara

dengan kalori tinggi bisa dijadikan

komoditas ekspor, sedangkan batubara

low kalori bisa di manfaatkan untuk


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Addison, Haryoko dan Dh. Land, 1982;

The East Kalimantan Coal Project Report On

The Coal Geology of Badak Syncline

, Coal Inventory and Exploration

Project, DMR, Bandung.

Hidayat dan Umar, 1994;

Peta Geologi Lembar Balikpapan, skala 1 : 250.000

,

Kalimantan,

PPPG, Bandung.

Jones, CM, 1982;

The Coal Geology of South Sakakanan, Kutai Basin, East

Kalimantan

, DMR, Bandung.

Gambar.1. Peta Lokasi dan kesampaian daerah Penyelidikan


(3)

FOTO.1.Kenampakan morfologi perbukitan bergelombang lokasi penyelidikandilihat

ke arah Selatan

Foto. 2. Kenampakan morfologi dataran pada lokasi penyelidikan dilihat dari selatan


(4)

Foto 4 Kenampakan singkapan batubara pada Formasi Balikpapan pada lokasi N1

Foto.5. Singkapan batubara Formasi Balikpapan dengan kedudukan N 35

˚

E/30

˚

,

terlihat batuan pengapit bagian bawah berupa lempung karbonan.


(5)

Gambar 3. Kolom Stratigrapi daerah Penyelidikan (Umar dkk,1994)

UMUR

LITO

LOGI

KETERANGAN

TEBA

L

(M)

LINGKUNGAN

PENGENDAPAN

K

U

A

R

T

E

R

HOLOSEN Qa

Aluvial (Qa)

,

berupa hasil pelapukan

batuan yang lebih tua dan endapan

sungai; terdiri dari kerakal, kerikil,

pasir, lempung dan lumpur.

- Sungai

PLISTOSEN

Tpkb

Formasi Kampungbaru (Tpkb),

terdiri dari batupasir kuarsa dengan

sisipan batulempung, serpih, batulanu

dan batu bara dengan tebal dari

beberapa cm sampai 6,00 meter.

500

Delta – Laut

Dangkal

T

E

R

S

I

E

R

PLIOSEN M I O S E N Akhir Tmbp

Formasi Balikpapan (Tmbp), terdiri

dari perselingan antara batupasir dan

batulempung dengan sisipan

batulanau, batugamping dan batubara

dengan tebal dari beberapa cm

sampai 11,00 meter.

1200

-

2000

Dataran Delta

Tengah

Tmpb

Formasi Pulubalang (Tmpb), terdiri

dari perselingan antara greywake dan

batupasir kuarsa, dengan sisipan

batugamping, batulempung dan

batubara dengan tebal dari beberapa

cm sampai 5,00 meter.

2750 Laut

Dangkal

Awal

Tomp

Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri

dari batupasir kuarsa dengan sisipan

batulempung, serpih, batugamping

dan batulanau.

2000 Laut

Dangkal

OLIGOSEN


(6)