10.PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH MENAMANG KANAN

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH MENAMANG KANAN DAN SEKITARNYA
KABUPATEN KUTAI TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Agus Maryono, ST
Kelompok Kerja Energi Fosil
SARI
Penyelidikan batubara di daerah Menamang Kanan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk mengetahui aspek-aspek geologi umum yang
menunjang kegiatan penyediaan data potensi sumberdaya batubara serta dalam
upaya penyiapan Wilayah Pencadangan Nasional (WPN).
Geologi regional daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai,
Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh batuan Tersier berumur mulai Oligosen
Akhir – Miosen Akhir yaitu dari tua ke muda Formasi Maau, Formasi Pamaluan,
Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan yang ditutupi di bagian atas oleh
Endapan Aluvium berumur Kuarter.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lapisan batubara ditemukan pada Fm.
Balikpapan dimana penyebaran endapan lapisan batubara mengikuti sayap sinklin
dengan arah Utara – Selatan menempati + 25% lokasi penyelidikan dengan ketebalan
bervariasi antara 0,40 – 5.0 meter.

Hasil analisis kimia, kualitas batubara di daerah penyelidikan menunjukan
Kandungan air bebas (FM,ar) berkisar antara 13,29 % - 19,06 %; Kandungan air total
(TM, ar) berkisar antara 17,76 % - 25, 45%; Kandungan air terikat (M, adb) antara 3,89
% - 8,29 %; Kandungan gas terbang (VM, adb) antara 20,67 % - 46,78 %; Karbon
tertambat (FC, adb) antara 44,53 % - 76,74 %; Kandungan abu (Ash, adb) antara 0,84
% - 4,51 %; Kadar sulfur total (St, adb) antara 0,14 % - 3,18 %; Indeks kekerasan
(HGI, adb) anatara 37 – 46; Berat jenis (SG, adb) antara 1,31 – 1,40 dan Nilai kalori
(CV, adb) antara 6110 kal/gr – 7154 kal/gr.
Kualitas batubara batubara di daerah penyelidikan umumnya termasuk dalam
jenis batubara kalori menengah.
Total sumber daya batubara hipotetik di daerah penyelidikan adalah
32.429.915,8 ton.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyelidikan
batubara
di
daerah Menamang Kanan, Kab. Kutai
Timur, Prop. Kalimantan Timur adalah

dalam rangka pelaksanaan program
kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
2010, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.

Selama
ini
minyak
bumi
merupakan produk andalan guna
memenuhi kebutuhan energi nasional,
mengingat
minyak
bumi
sangat
terbatas dan merupakan bahan yang
tidak
dapat
diperbaharui

maka
pemerintah berupaya untuk mencari
energi alternatif pengganti minyak
bumi.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

145

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Maksud Dan Tujuan
Kegiatan penyelidikan batubara
ini adalah untuk mengetahui aspekaspek geologi umum yang menunjang
kegiatan penyediaan data potensi
sumberdaya batubara, yang tujuannya
untuk
mengetahui
kualitas
dan

kuantitas batubara serta penyebaran
dan
pola
penyebarannya,
guna
mendukung program pemerintah dalam
upaya
penyiapan
Wilayah
Pencadangan Nasional (WPN).
Lokasi Daerah Penyelidikan
Daerah penyelidikan terletak
pada wilayah Menamang Kanan,
tepatnya Kecamatan Rantau Pulung.
Secara geografis terletak antara 00025’
- 00040’ LU dan 117008’ – 117023’ BT,
Daerah penyelidikan tercakup dalam
peta-peta Bakosurtanal lembar 191613 Menamang Kanan, lembar 1916-14
Sungai Nyudan, lembar 1916-41
Sungai Benumuda dan lembar 191642 Sungai Sangata.

PENYELIDIK TERDAHULU
Daerah
sekitar
lokasi
penyelidikan telah diselidiki oleh
beberapa penyelidik terdahulu, baik
penyelidikan geologi secara umum
maupun
penyelidikan
khusus
mengenai potensi endapan batubara.
Sukardi,
dkk.,
(Puslitbang
Geologi
Bandung,
1994)
dalam
publikasi
Peta

Geologi
Lembar
Sangatta,
Kalimantan
telah
menginformasikan beberapa formasi
pembawa batubara di daerah ini yaitu
Formasi Pulubalang berumur Miosen
Awal – Miosen Tengah, Formasi
Balikpapan berumur Miosen Tengah –
Miosen Akhir dan Formasi Pamaluan
berumur Miosen Awal. Namun formasi
pembawa endapan batubara yang
cukup potensial adalah
Formasi

Balikpapan dan Formasi Pulaubalang,
sedangkan lapisan batubara pada
Formasi Pamaluan biasanya berupa
sisipan-sisipan tipis.

Sumarna, N., dkk., 2002, telah
memetakan
konfigurasi
sebaran
lapisan batubara dan menghitung
potensi endapan batubara di daerah
Sungai Santan yang terletak di sebelah
selatan daerah penyelidikan. Hasil
penyelidikan dimuat pada publikasi
Laporan Pemetaan Endapan Batubara
Bersistem di Daerah Sungai Santan,
Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten
Kukar, Provinsi Kaltim, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral
(DIM), Bandung
Ilyas, S., dkk., 2005, dalam
Laporan Pemboran Dalam Batubara
Daerah Sungai Santan, Bontang, Kab.
Kutai Timur dan Kab. Kukar, Prov.
Kalimantan Timur, DIM, Bandung.

Penyelidikan yang meliputi pemetaan
endapan batubara permukaan dan
pemboran dalam telah melengkapi
konfigurasi sebaran endapan batubara
di daerah Sungai Santan dan
sekitarnya.
Kedua penyelidik terdahulu
tersebut (Sumarna, N., dan Ilyas, S.,)
menginformasikan
bahwa
formasi
pembawa batubara yang cukup
potensial adalah Formasi Balikpapan.
GEOLOGI REGIONAL
Geologi daerah penyelidikan
meliputi tektonik dan fisiografi, struktur
geologi
dan
stratigrafi
regional

termasuk penamaan formasi mengacu
pada Peta Geologi Lembar Sangatta
dengan sekala 1 : 250.000 ( Sukardi,N.
Sikumbang,I. Umar dan R.Sunaryo,
1995 ), Publikasi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,
Fisiografi Lembar Sangatta
secara
umum
termasuk
dalam

146 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Cekungan Kutai yang dibatasi oleh
Cekungan Tarakan di bagian Utara,
Cekungan Pasir di bagian Selatan
Cekungan Barito di bagian Barat dan di

bagian Timur dibatasi oleh Selat
Makasar. Secara fisiografi dicirikan
oleh dataran dan kelompok perbukitan
bergelombang sampai pegunungan.
Morfologi
Secara umum morfologi daerah
penyelidikan dapat dibedakan atas
dua
satuan
morfologi,
satuan
perbukitan bergelombang sedang dan
satuan
pegunungan,
dengan
perbedaan ketinggian antara lembah
dan puncak bukit berkisar antara 40 –
180 meter dpl dengan kemiringan
lereng 100 - 450 ketebalan soil relatif
tebal 1 – 5 m, sedangkan di bagian

tengah lokasi penyelidikan merupakan
perbukitan yang mendekati pedataran
dengan ketinggian sekitar 10 – 30
meter di atas muka laut. Pada wilayah
sebelah barat merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian
sekitar 50 m dpl yang ditempati oleh
endapan aluvium dan hutan belukar.
Perbedaan
ketinggian
lebih
mencerminkan
tingkat
resistensi
batuan terhadap erosi dibandingkan
dengan pengaruh struktur geologi,
sungai dan anak sungai umumnya
memperlihatkan pola dendritik
Stratigrafi
Stratigrafi daerah penyelidikan
tersusun oleh batuan Tersier berumur
mulai Oligosen Akhir – Miosen Akhir
yaitu dari tua ke muda Formasi Maau,
Formasi
Pamaluan,
Formasi
Pulaubalang dan Formasi Balikpapan
yang ditutupi di bagian atas oleh
Endapan Aluvium berumur Kuarter.

Formasi Maau (Tomm) terdiri
dari batulempung, batulanau dan
batupasir, kearah atas selang – seling
batupasir
dan
batulanau,
memperlihatkan
struktur
sedimen
seperti
perairan
sejajar
atau
menggelombang. Batupasir berwarna
kelabu, halus – sedang, terpilah buruk,
menyudut tanggung – membundar.
Pada
batupasir
sering
dijumpai
struktur-struktur turbidit seperti lapisan
bersusun, perairan sejajar dan struktur
lengser, tikas seruling dan gelembur
gelombang. Makin keatas perselingan
batupasir dan betulumpur makin rapat,
tebal lapisan bervariasi, berkisar
beberapa cm sampai puluhan cm.
Lingkungan pengendapan laut dalam
dengan sistim kipas laut dalam
proksimal.
Formasi
Pamaluan
(Tmp)
tersusun dari batulempung dengan
sisipan tipis napal, batupasir dan
batubara. Pada bagian atas terdiri dari
batulempung
pasiran
yang
mengandung sisa tumbuhan. Formasi
ini dapat dikorelasikan dengan bagian
atas dari Formasi Lembak (Toml).
Lingkungan pengendapannya berkisar
dari neritik dalam sampai neritik
dangkal.
Formasi Pulaubalang (Tmpb)
Perselingan
batupasir
dengan
batulempung dan batulanau, setempat
bersisipan lignit, batugamping atau
batupasir gampingan. Berumur Miosen
Awal bagian atas – Miosen Tengah
bagian bawah (Koesdarsono dan
Tahalele 1975). Sedimentasi nya
diperkirakan terjadi di daerah Prodelta,
dengan tebaran terumbu di bebera
tempat
Formasi Balikpapan (Tmbp)
Tersusun oleh pasir (lepas), lempung,
lanau, tuf dan batubara. Pada
perselingan batupasir kuarsa, lempung
dan lanau memperlihatkan struktur

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

147

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

silang-siur dan perairan. Setempat
mengandung sisipan batubara dengan
ketebalan antara 20 – 40 cm. Lempung
berwarna kelabu, getas, mengandung
muskovit, bitumen dan oksida besi.
Kandungan
fosil
terdiri
dari
Cycloclypeus annulatus, C. Innornatus,
C. Communis, Cycloclypeus sp,
Lepidoclyclina
rutteni,
L.
Sumateraensis, Miogypsina irregulasis,
Operculina dan Operculinella, yang
menunjukan umur Miosen Tengah –
Miosen Akhir. Tebal formasi + 2000 m,
dengan
lingkungan
pengendapan
muka-dataran delta. Formasi ini
tertindih
selaras
oleh
Formasi
Kampungbaru.
Struktur Geologi
Struktur yang berkembang di
daerah penyelidikan berupa perlipatan
dan sesar naik. Struktur lipatan berupa
sinklin dan antiklin berarah Utara Selatan begitupun dengan sesar naik
berarah utara-selatan juga. Adapun
sesar-sesar
lain
yang
terjadi
disekelilingnya yang dimensinya lebih
kecil disimpulkan sebagai sesar lokal
yang terbentuk akibat adanya sesarsesar yang utama dan terbentuk
kemudian.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan Lapangan
Kegiatan
penyelidikan
diutamakan pada pemetaan geologi
permukaan dengan cara mencari
singkapan-singkapan
batuan,
khususnya batubara. Kegiatan ini
dilakukan dengan menyusuri sungai,
menyusuri jalan setapak, merintis serta
memanfaatkan akses jalan yang sudah
ada bila memang pencapaiannya dapat
memperingan
pekerjaan.
Semua
temuan singkapan diukur kedudukan

lapisan nya dan diplot pada peta dasar
sekala 1:50.000.
Pengumpulan Data Primer
Penyelidikan
batubara
dilakukan
melalui
pemetaan
permukaan (surface mapping) yaitu
dengan mengamati ciri-ciri fisik batuan
(batubara khususnya), Floating lokasi
singkapan, pengukuran kedudukan
lapisan, ketebalan, penyebaran, dan
tebal tanah penutup overburden (OB),
juga dilakukan penelitian roof, floor,
parting dan key bed untuk mengetahui
pelamparan
batubara
serta
pengambilan conto (sampling). Survei
dilakukan dengan menyusuri aliranaliran sungai dan jalan untuk mencari
singkapan-singkapan
batubara
(outcrop), yang kelak data-data ini
akan digunakan dalam penentuan
seam dan korelasi singkapan batubara.
Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan
guna mengetahui kualitas batubara.
Metode Analisis yang dilakukan adalah
analisis kimia dan analisis fisika,
Analisis Kimia meliputi : Analisis
Proksimat
ini
dilakukan
untuk
menentukan kandungan air, zat
terbang, karbon padat, dan kadar abu,
sedangkan Analisis Ultimat dilakukan
untuk menentukan kandungan unsur
kimia pada batubara seperti : karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,
unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Analisis Fisika yang dilakukan
adalah Petrografi. Analisis petrografi ini
dilakukan melalui sayatan poles di
bawah mikroskop sinar fluorescence.
Hasil analisa ini digunakan untuk
mengetahui
kelimpahan
material
organik dan kelompok maseralnya.
Berdasarkan analisa ini dapat diketahui
apakah batubara tersebut memiliki
kandungan organik yang banyak dan

148 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

apakah
kandungan
organiknya
tersebut sesuai. Selain itu analisa ini
juga
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
kematangan
batuan melalui reflektansi vitrinit.
Conto yang dianalisa adalah
conto-conto yang diambil dari daerah
Menamang Kanan dan sekitarnya,
yang di anggap cukup mewakili
keberadaan conto batubara di daerah
penyelidikan.
HASIL PENYELIDIKAN
Potensi Endapan Batubara
Indikasi batubara di daerah
penyelidikan ini di tunjukkan oleh
adanya formasi pembawa batubara
yang cukup luas, diantaranya adalah
formasi Pulaubalang dan Formasi
Balikpapan, dengan melihat beberapa
hasil penyelidikan terdahulu baik itu
yang
dilakukan
oleh
Pusat
Sumberdaya Geologi (dulu : Direktorat
Inventarisasi Sumberdaya Mineral)
ataupun dari hasil publikasi Puslitbang
Geologi Bandung, 1995 Peta Geologi
Lembar Sangatta oleh Sukardi, dkk.,
telah menginformasikan beberapa
formasi pembawa batubara di daerah
ini yaitu Formasi Pulaubalang berumur
Miosen Awal – Miosen Tengah,
Formasi Balikpapan berumur Miosen
Tengah – Miosen Akhir dan Formasi
Pamaluan berumur Miosen Awal.
Namun formasi pembawa endapan
batubara yang cukup potensial adalah
Formasi Balikpapan dan Formasi
Pulaubalang,
sedangkan
lapisan
batubara pada Formasi Pamaluan
biasanya berupa sisipan-sisipan tipis,
hal ini diharapkan penyebaran lapisan
batubaranya akan menerus ke daerah
penyelidikan.
Sebaran Batubara

Penafsiran dari data yang
didapat di lapangan baik berdasarkan
korelasi singkapan batubara maupun
aspek geologi lainnya pada Formasi
Balikpapan di lokasi penyelidikan
terdapat 5 (lima) lapisan batubara
masing-masing diberi notasi lapisan
01, 02, 03 sampai 05. Lapisan-lapisan
tersebut memanjang berarah hampir
Utara – Selatan dengan kemiringan
hampir ke arah Barat – Timur sehingga
membentuk sinklin, ketebalan masingmasing lapisan adalah sekitar 0,40 - 5
m.
Pada
Formasi
Pamaluan
ditemukan
beberapa
singkapan
batubara, salah satunya diberi kode
MG-26, namun sangat tipis dan lebih
menyerupai serpih. Dilokasi lain masih
pada
Formasi
Pamaluan
juga
ditemukan batubara berupa serpih,
tipis terdapat di bagian selatan tengah
daerah penyelidikan.
Kualitas Batubara
Berdasarkan
hasil
analisis
kimia, kualitas batubara tersebut di
atas menunjukan Kandungan air bebas
(FM,ar) berkisar antara 13,29 % 19,06 %; Kandungan air total (TM, ar)
berkisar antara 17,76 % - 25, 45%;
Kandungan air terikat (M, adb) antara
3,89 % - 8,29 %; Kandungan gas
terbang (VM, adb) antara 20,67 % 46,78 %; Karbon tertambat (FC, adb)
antara 44,53 % - 76,74 %; Kandungan
abu (Ash, adb) antara 0,84 % - 4,51 %;
Kadar sulfur total (St, adb) antara 0,14
% - 3,18 %; Indeks kekerasan (HGI,
adb) anatara 37 – 46; Berat jenis (SG,
adb) antara 1,31 – 1,40 dan Nilai kalori
(CV, adb) antara 6110 kal/gr – 7154
kal/gr.
Didalam hasil analisis ada satu
conto batubara, yaitu MG-08 memiliki
kalori yang sangat tinggi mencapai

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

149

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

7154 kal/gram, sedangkan conto-conto
yang lain dilihat dari hasil analisis
hanya mencapai kualitas menengah
atau
Sub-bituminus,
hal
ini
kemungkinan akibat adanya sesar.
(tabel 7).
Sumber Daya Batubara
Berdasarkan Klasifikasi Sumber
daya dan Cadangan Batubara Standar
Nasional Indonesia (SNI) amandemen
1–SNI 13–5014–1998 dari Badan
Standarisasi Nasional, sumber daya
batubara di daerah Menamang Kanan
dapat dikelompokan kedalam sumber
daya hipotetik dengan
kriteria
perhitungan adalah sebagai berikut :
• Tebal lapisan batubara yang
dihitung adalah tebal terukur
dari lokasi batubara pada titik
koordinat singkapan dengan
kriteria untuk batubara energi
rendah ketebalan minimal 1 m
dan untuk batubara energi
tinggi ketebalan minimal 0.4 m.
• Panjang sebaran ke arah jurus
atau jarak terjauh dari titik
singkapan
dibatasi
sampai
1.000 m, sehingga total panjang
sebaran kedua arah yang
berlawanan dari satu titik
informasi mencapai 2.000 m.
• Besar sudut kemiringan lapisan
yang dipakai adalah besar
sudut kemiringan yang terukur
pada
masing-masing
singkapan.
• Apabila besar sudut kemiringan
pada lokasi singkapan kurang
jelas maka digunakan sudut
kemiringan dari titik informasi
lain yang terdekat.
• Lebar yang dihitung kearah
kemiringan dibatasi sampai
kedalaman 100 m, rumus yang
digunakan untuk menghitung

lebar adalah L = 50, 100 atau
150/sinα ( L = lebar; = batas
kedalaman sampai 100 m; α =
besar sudut kemiringan lapisan
batubara ).
• Berat jenis yang digunakan
adalah berat jenis dari hasil
analisis,
dengan
catatan
apabila berat jenis di titik
informasi
tidak
diketahui,
digunakan berat jenis dari titik
informasi lain yang terdekat.
• Rumus
untuk
menghitung
sumber daya adalah :
Sumber Daya = Panjang (m) x
Tebal (m) x Lebar (m) x Berat Jenis
( ton/m3).
Atau
dirumuskan
sebagai
berikut ;
C = P x t x Dd x Bj
Keterangan :
C : Cadangan batubara
P : Panjang strike penyebaran
batubara (m)
T : Tebal Batubara
Bj : Berat jenis batubara (1,3)
Dd : Down dip / Lebar batubara
kearah
kemiringannya
berdasarkan
cross section
Berdasarkan
rumus
perhitungan di atas maka sumber daya
batubara daerah Menamang Kanan
dan sekitarnya dapat dilihat pada tabel
11. Lapisan-lapisan batubara ini
terdapat pada Formasi Balikpapan dan
membentuk struktur sinklin yang
memiliki kemiringan antara 70 - 400,
dengan arah lembah hampir Utara –
Selatan.
Prospek
Pemanfaatan
Pengembangan Bahan Galian

150 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Dan

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Batubara di daerah Menamang
Kanan dan sekitarnya dilihat dari segi
kuantitas mempunyai sumberdaya
dengan jumlah yang cukup banyak,
yaitu sebesar 32.429.915,8
ton yang tersebar pada enam lapisan.
Dilihat
dari
segi
kualitas
batubara tersebut cukup baik, maka
dengan jumlah dan kualitas yang ada
daerah penyelidikan sangat potensial
untuk dikembangkan lebih lanjut, hal
tersebut penting untuk dilakukan guna
mendukung program pemerintah yang
berkaitan dengan upaya konservasi
Wilayah Pencadangan Nasional.





KESIMPULAN DAN SARAN
Dari semua hasil penyelidikan
yang telah dikerjakan, maka diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Secara geologi daerah penyelidikan
termasuk ke dalam Cekungan Kutai.
• Formasi pembawa batubara
yang potensial di daerah
penyelidikan adalah Formasi
Balikpapan
yang
berumur
Miosen Akhir, pada Formasi
Pamaluan
yang
berumur
Miosen Awal terdapat juga
batubara namun hanya berupa
sisipan.
• Terdapat lima lapisan batubara
yang ditemukan pada formasi
balikpapan membentuk sinklin
dengan sumbu berarah hampir
Utara - Selatan, besar sudut
kemiringan lapisan berkisar
antara 4o – 40o.
• Kualitas
batubara
daerah
penyelidikan khususnya untuk
nilai kandungan air total (TM),
kandungan abu (Ash), kadar
Belerang total (St) dan nilai
kalori (CV) rata-rata adalah :

(TM) = 22,82%, (Ash) = 2,34%,
(St) = 0,72% dan (CV) = 6423
kal/gr.
Sumberdaya batubara hipotetik
daerah Manamang Kanan dan
Sekitarnya secara keseluruhan
adalah sebesar 32.429.915,8
ton yang digolongkan sebagai
sumberdaya hipotetik yang
terbagi dalam lima lapisan
batubara.
Prospek dan pengembangan
batubara
di
wilayah
penyelidikan ini cukup baik,
untuk batubara di luar area
Taman
Nasional
sangat
potensial untuk di kembangkan
lebih
lanjut,
sedangkan
batubara yang diperkirakan
berada di dalam area Taman
Nasional sangat mendukung
untuk upaya penyiapan Wilayah
Pencadangan Nasional (WPN).

SARAN :


Penyelidikan-penyelidikan
untuk
mengetahui
potensi
endapan batubara di seluruh
Indonesia, khusus nya di
wilayah
kawasan
Taman
Nasional
atau
Kawasan
Konservasi merupakan hal
yang wajib dilakukan guna
mendukung program penyiapan
Wilayah
Pencadangan
Nasional, hal ini sangat penting
dilakukan untuk mengetahui
sumberdaya batubara yang
masih terkandung di dalam
area-area yang menjadi daerah
perlindungan/pengelolaan
pemerintah.

Koordinasi
lintas
departemen
merupakan hal yang harus di

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

151

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

laksanakan guna kelancaran pekerjaan
dan tercapainya tujuan penyelidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R.P., dan Hardjono., 1977; Kerangka sedimenter endapan batubara
Tersier Indonesia. Pertemuan Ilmiah Tahunan ke VI, IAGI.
Addison dan Herudiyanto, 1982., The Coal Geology of south Prangat Area,
Kutai Basin, East Kalimantan, DMR, Bandung.
Geoservice Report No.10.151, 1980; Recent Development in Indonesia Coal Geology,
(Unpublished).
Badan Standarisasi Nasional, 1998., Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara , Standar Nasional Indonesia Amandemen 1-SNI 13-5014-1998, ICS
73.020.
Sukardi, N. Sikumbang, I.Umar dan R. Sunaryo, 1995, Peta Geologi Lembar Sangata
Sekala 1 : 250.000, Kalimantan - PPPG, Bandung.
Ir. Nanan S. Kartasumantri, 2002 ; Inventarisasi Batubara Bersistim Daerah Sungai
Santan Dan Sekitarnya Kabupaten Kutai Timur Dan Kutai Kartanegara Propinsi
Kalimantan Timur.
Ir. Syufra Ilyas, 2005 ; Pemboran Dalam Batubara Daerah Sungai Santan-Bontang,
Kabupaten Kutai Timur Dan Kabupaten Kutai Kertanegara Propinsi Kalimantan Timur.
Ir. Dahlan Ibrahim, 2010 ; Penyelidikan Endapan Batubara Daerah Belimbing Dan
Sekitarnya
Kabupaten
Kutai
Timur

Provinsi
Kalimantan
Timur.

152 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

LOKASI
PENYELIDIKAN

Gbr 1. Lokasi Penyelidikan Daerah Menamang Kanan Dan Sekitarnya

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

153

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tomm

Tomm

Tmp
LOKASI
PENYELI DI KAN

Tmbp

Tmp

Lbr Sangatta ( Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar dan R. Sunaryo, 1995).

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan.

KETERANGAN :

SIMBOL FORMASI

NAMA FORMASI

Tmbp

Formasi Balikpapan

Tmpb

Formasi Pulaubalang

Tmp

Formasi Pamaluan

Tomm

Formasi Maau

154 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

UMUR
Akhir
MIOSEN

Tengah
Awal

OLIGOSEN AKHIR –
MIOSEN AWAL

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 1. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan Menamang Kanan (penulis 2010).

ZAMAN

UMUR
KALA

(JT THN)

Tmbp

Fm Balikpapan (Tmbp) : batupasir, lpg, lanau, tuf,
batubara, pslgn btpasir kuarsa, lpg dan lanau, terlihat
struktur silang siur dan perairan stpt, batubara + 0,20 4 m keras, mengkilap, getas, lpg kelabu, bitumen dan
oksida besi.

Tmpb

Formasi Pulaubalang (Tmpb) : Batupasir berselingan
dengan batulempung dan batulanau, setempat
bersisipan tipis lignit, batugamping atau batupasir
gampingan.

5,1

Akhir

LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

KETERANGAN

LITOLOGI

Muka - Dataran delta

MIOSEN

TERSIER

11,2

Tengah

Prodelta

16,6

Tmp

Awal

Formasi Pamaluan (Tmp) : Batulempung dgn sisipan
tipis napal, batupasir , bagian atas terdiri dari batu
lempung pasiran mengandung tumbuhan, pasir
gampingan.

Neritik - Neritik dangkal

OLIGOSEN

23,7

Tomm

Akhir

Formasi Maau (Tomm) : Batulanau dan batupasir ;
ke arah atas seling-seling batupasir dan batulanau,
memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan
sejajar atau menggelombang. Batupasir warna
kelabu, halus - sedang, terpilah buruk, menyudut
tanggung - membundar.

30,0

Laut dalam

Disederhanakan dari kolom stratigrafi regional lembar sangatta
(Sukardi, N. Sikumbang, I.Umar dan R. Sunaryo, 1995)

Tabel 2. Hasil Analisis Petrografi.
Komp.

Material Mineral

Revlektan

Kisaran

Maceral (%)

(%)

Vitrinit

(%)

LITOLOGI

Mean

(%Rvmax)

1

MG-01

BB

0,35

0,32-0,39

97,1

1,5

0,7

0,5

0,1

0,1

2

MG-02

BB

0,32

0,27-0,35

96,4

1,7

0,6

1,1

0,1

0,1

3

MG-04

BB

0,36

0,33-0,42

95,7

2,1

0,6

1,4

0,1

0,1

4

MG-06

BB

0,36

0,32-0,44

94,3

2,3

1,2

0,9

0,2

1,1

5

MG-08

BB

0,82

0,65-0,93

74,3

24,6

0,5

0,4

0,1

0,1

No

Kode
Conto

V

I

L

CLAY

OX B

PY

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

155

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 3. Hasil analisis kimia batubara Daerah Menamang Kanan dan sekitarnya.

A N A L I S I S
KODE

FM

TM

IM

VM

FC

Ash

TS

SG

HGI

CV

CONTO

%

%

%

%

%

%

%

Ton/m3

%

Kal/gr

(ar)

(ar)

(adb)

(adb)

(adb)

(adb)

(adb)

(adb)

(adb)

1

MG-01

17,79

21,46

7,47

45,59

46,10

0,84

0,15

1,36

41

6438

2

MG-02

17,33

23,89

7,94

46,07

44,56

1,43

0,14

1,36

45

6329

3

MG-03

17,20

23,54

7,66

44,65

45,75

1,94

0,23

1,40

39

6263

4

MG-04

13,29

19,52

7,18

46,78

44,53

1,51

0,20

1,32

42

6591

5

MG-05

19,06

25,45

3,89

41,46

47,12

3,53

0,21

1,40

46

6123

6

MG-06

17,92

23,58

6,89

43,34

47,72

2,05

2,32

1,38

41

6565

7

MG-07

16,52

21,75

6,26

44,61

46,13

3,00

3,18

1,35

43

6597

8

MG-08

13,58

17,76

4,84

20,67

69,98

4,51

0,20

1,40

37

7154

9

MG-10

18,27

24,41

7,51

42,78

47,34

2,37

0,88

1,40

45

6110

10

MG-16

18,04

24,50

7,88

44,46

46,18

1,48

0,28

1,31

46

6395

11

MG-23

18,41

25,17

8,29

41,89

76,74

3,08

0,21

1,40

44

6094

NO

Tabel 4. Perhitungan Sumber Daya Batubara Daerah Menamang Kanan dan sekitarnya.

Lap. Batubara

Panjang

Tebal (m)

Lebar (m)

BJ

SD (ton)

(m)
LAP –I

5.500

1

833,33

1,3

5.958.309,5

LAP – II

4.000

4

588,23

1,3

12.235.184

LAP – III

4.000

3

294,11

1,3

4.588.116

LAP – IV

4.000

3

285,71

1,3

4.457.076

LAP – V

4.500

2

294,11

1,3

3.441.087

2.000

0,40

238,10

1,3

190.143,3

4.000

1

200

1,3

1.040.000

4.000

0,5

200

1,3

520.000

LAP – V
Sayap kiri
LAP – IV
Sayap kiri
LAP –III
Sayap kiri

Total Sumber Daya Hipotetik

156 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

32.429.915,8

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 3. Peta Geologi dan Sebaran Batubara.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

157