11.PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH NUNUKAN TIMUR

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENYELIDIKAN BATUBARA
DAERAH NUNUKAN TIMUR KABUPATEN NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Wawang Sri Purnomo
Kelompok Kerja Energi Fosil
SARI
Daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebuku
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis dibatasi oleh
koordinat 04o05’00’’ – 04o20’00 LU dan 116o58’00’’ – 117o16’00’’ BT. Daerah ini secara
geologi termasuk CekunganTarakan dengan stratigrafi tersusun oleh batuan
sedimen,Batuan Gunungapi dan Batuan Beku, sedangkan sebagai formasi pembawa
batubara adalah formasi Sajau, Formasi Tabul dan Formasi Meliat.
Kegiatan penyelidikan terdiri atas pemetaan geologi batubara dan batuan
lainnya Dari hasil penyelidikan potensi batubara Formasi Tabul dan Formasi Meliat
cukup besar, dengan ketebalan dari 0.20 m sampai sedang 1.50 m.
Penghitungan sumber daya batubara dibagi menjadi tiga blok, pada blok 1
adalah 5.920.652,2 ton, blok dua 2.460.463,9 ton dan blok tiga adalah 3.164.691,8
ton, secara keseluruhan sumberdaya batubara daerah unukanah dan sekitarnya
sebesar 11.545.807.9 ton

Kualitas batubara cukup baik dicerminkan dengan kandungan abu rata-rata <
3.5 %, kadar sulfur total rata – rata 2.1 % dan nilai kalori dari 6869 -7825 kal/gr
sehingga secara umum dapat digolongkan sebagai high caloric coal (batubara kalori
tinggi).

PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Seiring dengan meningkatnya
penggunaan batubara sebagai sumber
energi pengganti minyak dan gas bumi,
mengakibatkan
pemerintah
dan
sejumlah
perusahaan
mengembangkan usaha di bidang
pertambangan di Indonesia khususnya
batubara.
Penyelidikan
batubara

merupakan upaya untuk menghimpun
data potensi batubara dari beberapa
tempat yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia dalam rangka
menjalin
kerja
sama
Indonesia
Malaysia dan untuk melengkapi data
base Pusat Sumberdaya Geologi,

selain itu kegiatan ini terkait dengan
penyusunan neraca sumber daya
energi fosil sehingga diharapkan terjadi
peningkatan investasi di bidang
batubara.
Berdasarkan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral
No.0030 Tahun 2005 tersebut maka
pada tahun 2010 ini melalui Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Pusat Sumber Daya Geologi TA 2010
telah melakukan kegiatan penyelidikan
endapan batubara yang dilakukan di
Kabupaten
Nunukan
Provinsi
Kalimantan Timur.
Maksud dan Tujuan.
Tujuan
dari
inventarisasi
batubara didaerah ini adalah dalam

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

159

BUKU 1 : BIDANG ENERGI


rangka penyiapan wilayah kerjasama
Indonesia – Malaysia terutama adalah
untuk mendapatkan data geologi
meliputi tebal; arah jurus dan
kemiringan lapisan batubara dan
batuan lainnya kualitas batubara,
unsur-unsur geologi lainnya seperti
struktur geologi yang berkembang di
daerah inventarisasi dan kondisi
infrastruktur, sehingga dapat diketahui
kondisi endapan batubara di daerah ini.
Sebagai bahan pertimbangan juga
diamati keadaan sosial, ekonomi,
budaya dan keadaan alam setempat
sehingga karakteristik daerah tersebut
secara umum dapat diketahui.
Maksud dari inventarisasi ini
adalah untuk mengetahui sebaran
batubara, kualitas dan sumberdaya
batubara,

sehingga
dari
hasil
penyelidikan ini diharapkan dapat
merekontruksi keberadaan endapan
batubara dan diketahui potensinya
serta untuk melengkapi database
batubara di Pusat. Sumber Daya
Geologi dan database nasional.
1.3. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian
Daerah.
Secara administratif daerah
penyelidikan
termasuk
Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
yang meliputi Kecamatan Nunukan dan
Kecamatan Sebuku, secara geografis
dibatasi dengan koordinat. 04o05’00’’ –
04o20’00 LU dan 116o58’00’’ –

117o16’00’’ BT (Gambar 1). Daerah
penyelidikan terletak disebelah Utara
kota Samarinda, dapat dicapai dengan
mengunakan pesawat terbang dari
Jakarta menuju Balikpapan kemudian
dilanjutkan ke Tarakan, dari Tarakan
sampai Nunukan bisa mengunakan
pesawat kecil yang berpenumpang 15 (
lima belas ) orang atau mengunakan
speed boat dengan waktu tempuh 2.5
jam.

Keadaan lingkungan
Kabupaten
Nunukan
merupakan Kabupaten yang terletak
paling utara di Provinsi Kalimantan
Timur, dan posisinya berada pada
perbatasan Indonesia dan Malaysia.
sehingga Kabupaten

Nunukan
merupakan daerah yang strategis
dalam peta lalu lintas antar negara.
Wilayah Kabupaten Nunukan
di sebelah Utara
berbatasan
langsung
dengan Malaysia TimurSabah, sebelah Timur dengan Laut
Sulawesi,
sebelah
Selatan
dengan Kabupaten Bulungan dan
Kabupaten Malinau, sebelah Barat
berbatasan
langsung
dengan
Malaysia Timur-Serawak.
Kabupaten yang berdiri pada
tahun 1999 ini
merupakan

hasil
pemekaran
Kabupaten Bulungan
dengan luas wilayah 14.263,68 km2.
Kabupaten ini memiliki 10 sungai dan
17 pulau. Sungai terpanjang adalah
Sungai Sembakung dengan panjang
278 km sedangkan Sungai Tabut
merupakan sungai terpendek dengan
panjang 30 km.
Proses penggantian panas
dan uap air antara bumi dan atmosfir
dalam jangka waktu yang lama
menghasilkan suatu keadaan yang
dinamakan iklim. Iklim
merupakan
suatu
kumpulan
dari kondisi
atmosfir yang meliputi panas,

kelembaban dan gerakan udara.
Kabupaten Nunukan berada di
wilayah khatulistiwa yang memiliki iklim
tropis, sehingga mengalami 2 musim
yaitu musim kemarau dan musim
penghujan serta dipengaruhi oleh
angin muson, yaitu Muson Barat
pada bulan Nopember - April dan
angin Muson Timur pada bulan MeiOktober.
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan di Stasiun Meteorologi

160 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Nunukan pada tahun 2006, Nunukan
mengalami iklim panas dengan suhu
udara rata-rata 27,50C. Suhu udara
terendah 22,00C terjadi pada bulan

September dan tertinggi 34,40C pada
bulan
Desember.Suhu
udara
Nunukan yang cenderung panas
dipengaruhi oleh topografi Pulau
Nunukan yang dikelilingi laut.Walaupun
mengalami suhu udara yang cukup
panas, namun karena diimbangi
oleh wilayah hutan yang cukup luas,
Pulau
Nunukan
mempunyai
kelembaban udara dan curah hujan
yang relatif tinggi. Pada tahun 2006
kelembaban udara berkisar antara
62,0% - 86,0%. Sedangkan ratarata
curah
hujan mencapai
168,7 mm, dengan curah

hujan tertinggi 248,6 mm pada bulan
mm
Januari dan terendah 98,9
pada
bulan
April
dan
November.Rata-rata kecepatan angin
cenderung stabil.
Penduduk
Kabupaten
Nunukan pada tahun 2006 berjumlah
118.707
jiwa
dengan
padatan
penduduk mencapai 8,32 jiwa/km2.
Dibandingkan dengan tahun 2005,
penduduk
mengalami
jumlah
3,04%.
pertumbuhan
sebesar
Pertumbuhan penduduk yang terjadi
juga merupakan dampak keberhasilan
yang
terjadi
di
pembangunan
Kabupaten
Nunukan
sehingga
menarik minat pendatang baru untuk
tinggal dikabupaten ini. Faktor lain
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
penduduk
adalah
semakin lengkapnya
berbagai
fasilitas
publik
yang dibutuhkan
masyarakat, kemudian dibukanya
lapangan
kerja
disektor
kelapa
perkebunan, khususnya
sawit
dan
industri pengolahan
kayu serta sektor jasa.
Penduduk yang menempati

wilayah Kabupaten sebagian adalah
penduduk asli setempat yaitu suku
Dayak sedangkan penduduk mayoritas
di Kabupaten Nunukan adalah suku
Bugis pendatang dari daerah lain
seperti suku Jawa, Sunda, Batak. Mata
pencaharian
penduduk
setempat
umumnya
petani
(perladangan
berpindah),
berkebun,
pedagang,
pegawai
Pemerintah
/
Swasta.
Sedangkan penduduk daerah sekitar
penyelidikan
mayoritas
memeluk
agama agama Islam.
Mata uang yang beredar di
Kabupaten Nunukan bukan hanya
rupiah saja melainkan mata uang
Ringit Malaysia, Tingkat perekonomian
penduduk daerah penyelidikan cukup
baik,
namun
demikian
hal
ini
mengakibatkan pula
pada harga
kebutuhan sehari - hari dan biaya
hidup yang relatif lebih mahal
dibandingkan dengan daerah lain.
Sarana dan pra sarana kesehatan,
sekolah, perhubungan dan komonikasi
rumah sakit, kantor pos dan lain-lain
sudah cukup memadai.
Lahan di daerah ini sebagian
merupakan hutan belukar dan hutan
tanaman industri lahan pemukiman
dan pertanian milik penduduk. Satwa
yang hidup di sini antara lain kera, babi
hutan, rusa dan berbagai jenis unggas,
ikan dan lain-lain.
Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan inventarisasi ini
dilaksanakan oleh satu tim lapangan
yang
terdiri
dari
6
personil
seluruhannya berasal dari staf Pusat
Sumber Daya Geologi, Badan Geologi,
Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Kegiatan lapangan dilakukan
selama + 45 hari kerja mulai tanggal 05
Oktober 2010 sampai dengan 18
Nopember 2010, kemudian dilanjutkan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

161

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

pekerjaan
kantor
yang
meliputi
pengolahan data lapangan, analisis
conto di laboratorium, pembuatan petapeta dan penyusunan laporan akhir.
Pelaksanaan
penyelidikan
dilaksanakan pada awal bulan Oktober
sampai sedang pertengahan bulan
Nopember 2010,
Jadwal
pelaksanaan
kegiatan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Pelaksanaan Kegiatan di bawah ini :
Penyelidik Terdahulu.
Daerah ini sebelumnya pernah
di selidiki oleh beberapa instansi
dengan keperluan yang berlainan,
tetapi data yang didapat bisa di
gunakan
sebagai
acuan
dalam
penyelidikan ini, penyelidikan pernah di
lakukan oleh :
- Robertson Research (Australia)
PTY.Limited,
1984,Report
No.1175.
Recent
Coal
Developments
in
East
Kalimantan,Indonesia
and
Potential Markets in The West
Pacific. Laporan ini membahas
secara
sekilas
mengenai
cekungan batubara di wilayah
Kalimantan
Timur
serta
potensinya secara garis besar.
- S.Hidayat,Amirudin dan
D.Satrianas,1995, Geologi
Lembar Tarakan dan Sebatik,
Kalimantan Timur, Puslitbang
Geologi
Bandung,
membahas
kondisi geologi serta
Potensi berbagai formasi yang
ada di daerah ini.
Triono Untung dkk, 2005,
Inventarisasi Batubara Marginal di
Daerah Simenggaris,
Kabupaten Nunukan provinsi
Kalimantan Timur, Direktorat
Inventarisaasi
Sumberdaya
Mineral.

GEOLOGI UMUM
Secara
regional,
daerah
penyelidikan merupakan bagian dari
cekungan Tarakan, dimana cekungan
ini pada bagian utara dibatasi oleh
tinggian Sempurna dan dibagian
Selatan oleh Pegunungan Mangkaliat,
dan dibagian barat dibatasi oleh
tinggian Kuching
Stratigrafi Regional
Secara
regional
daerah
penyelidikan berada dalam peta
geologi lembar Tarakan dan Sebatik,
Kalimantan Skala 1 : 250.000 ( S.
Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995
) dengan urutan batuan penyusun
terlihat pada ( gambar 2.2)
Sedangkan
Formasi tertua pada
daerah penyelidikan berdasarkan Peta
Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik (
Hidayat , Amirudin dan Satrianus, 1995
) adalah Formasi Bengara yang terdiri
dari
perselingan
batulempung,
batulanau dan serpih sangat keras
dengan sisipan tuf yang umumnya
terkersikkan,
sedangkan
runtutan
stratigrafinya adalah sebagai berikut
mulai dari muda ke tua:
Alluvium ( Qa ) tersusun oleh
litologi lumpur,lanau,pasir,kerikil dan
koral yang
merupakan
endapan
pantai,sungai dan rawa.
- Formasi Sajau ( Tqps ),yang
tersusun oleh batupasir
kuarsa,batulempung, batulanau
dan batubara,lignit dan
konglomerat, perlapisan
sedimen silang siur planar dan
mangkok, bioturbasi,perarian
sejajar, nodul besi dan fosil
kayu formasi ini berumur Plio –
Plistosen dan diendapkan pada
lingkungan fluviatil dengan
ketebalan 600 – 2000 m..

162 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Formasi Sinjin ( Tps ) Tersusun
oleh perselingan tuf, aglomerat
dan lava andesit
piroksen
Formasi
ini
diperkirakan
berumur
pliosen
formasi ini terletak tidak selaras
diatas Formasi Tabul dan
menjemari dengan Formasi Sajau
bagian Bawah.
- Formasi Tabul ( Tmt ) tersusun
oleh litologi perselingan
batulempung,batulumpur,
batupasir,
batubara
dan
batugamping fosil petunjuk tidak
ditemukan kecuali pecahan
foram besar Cyccloclypeus sp
dan Operculia sp. Yang berumur
Miosen Tengah
berdasarkan
kedudukannya
dan
adanya
pecahan
fosil
diperkirakan umur formasi ini
adalah Miosen akhir dan
diendapkan dilingkungan delta
sampai laut dangkal dengan
ketebalan diperkirakan 600 m.
Formasi Tabul ( Tmt ) tertindih
tidak selaras oleh endapan
gunung api Formasi Sinjin.
- Formasi Meliat ( Tmm )
tersusun oleh perselingan
batupasir, batulempung, dan
serpih dengan sisipan batubara,
berstruktur
lapisan
bersusun,
bioturbasi dan
mengandung
bintal
batugamping, formasi ini berumur
Miosen Tengah (
Purnamaningsih, 1990 ).dan di
duga diendapkan pada lingkungan
laut dangkal
sampai delta atau paralik, tebal
formasi ini 800-1000m, diatas
formasi ini secara selaras
endapkan formasi Tabul.
Formasi Naintupo ( Tomn )
yang berumur Oligosen - Miosen
Awal,yang tersusun
-

oleh litologi perselingan napal,
batupasir dan batulempung dengan
sisipan
batugamping dan konglomerat,
formasi ini diendapkan dilaut dangkal,
tebal endapan
500-700m, diatas formasi ini
secara selaras diendapkan formasi
Meliat.
- Formasi Jelai (Tomj ) tersusun
oleh perselingan breksi gunung
api dan tuf dengan sisipan lava
andesit. Umur pasti tidak di
ketahu. Formasi Jelaimenindih
tidak selaras
Formasi sembakung sedangkan
hubungan dengan formasi lainnya tidak
diketahui
Formasi Sembakung ( Tes )
tersusun
oleh
perselingan
batupasir,batugamping,
batulanau,
batulempung,
serpih, dan batugamping fpraminifera .
struktur batupasir
silang siur. Formasi ini berumur
Eosen dengan dengan lingkungan
pengendapan
dekat pantai , laut dangkal
sampai laut dalam ( Bucham, 1971 ).
Formasi iniditindih
tidak selaras oleh Formasi
Naintupo.
- Formasi Bengara ( Mzb ) yang
terdiri
dari
perselingan
batulempung, batulanau
dan serpih sangat keras
dengan sisipan tuf. Formasi ini
adalah batuan alas yang
berumur Mesozoikum yang
merupakan endapan turbidit
distal dilaut dalam.satuan ini
ditutupi secara tidak selaras
Formasi Sembakung
- Sumbat dan Retas tersusun
atas andesit ( an ), basal ( b )
dan dasit. Andesit

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

163

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

porfiris
dengan
finokris
plagioklas, kuarsa, piroksen,dalam
masa dasar halus
mengandung plagiokla. Batuan
tersebut
menerobos
batuan
Formasi Sinjin yang
diduga berumur Pliestosen.
- Batuan Terobosan Granitan (
Tomi ) granodiorit ( gdy ), tolanit ( tn )
dan diorit ( di ).
Gronodiorit
berbutir sedang – kasar mengandung
plagioklas, kalium felspar, kuarsa,
hornblenda, biotit, klorit, kalsit,
epidot dan bijih. Batuan ini menerobos
Formasi Jelai
sehingga
diduga
berumur
Oligosen – Miosen Akhir.
Struktur dan Tektonika Regional
Secara
regional
daerah
penyelidikan berada dalam peta
geologi lembar Tarakan dan Sebatik,
Kalimantan Skala 1 : 250.000 ( S.
Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995
) stuktur geologi yang berkembang
didaerah lipatan, sesar dan kelurusan.
Lipatan berupa antiklin dan sinklin
dengan sumbu lipatan berarah barat
laut – tenggara yang melibatkan semua
formasi batuan di lembar ini. Sesar
yang dijumpai berupa pada umumnya
berupa sesar normal yang sebagian
merupakan hasil pengaktifan kembali
sesar – sesar yang telah terbentuk
sebelunya. Sesar dan kelurusan arah
umumnya
adalah
baratlaut

tenggaradan
beberapa
berarah
baratdaya – timurlaut. Di beberapa
tempat ditempati sesar – sesar ini
ditempati batuan beku. Sebagian dari
struktur yang ditemukan di lembar ini
ditafsirkan dari citra Sar ( Synthetic
Aperture Radar ). Dari pengamatan
struktur sedimen dan komposisi batuan
tersier, pada umumnya diduga daerah
lembar Tarakan dan Sebatik telah
mengalami beberapa kali tektonika.

Pengendapan pada kala Tersier
diawali
oleh
pengendapan
batugamping foraminifera dan sedimen
turbidit dari formasi sembakung pada
lingkungan laut dangkal sampai laut
dalam. Pengendapan “ Daratan Sunda
“ yang berlangsung pada akhir Eosen
telah diikuti oleh penurunan cekungan
secara perlahan lahan mulai dari kala
Oligosen – Miosen Akhir. Periode ini
merupakan masa pengendapan dalam
pola
regresi
hampir
diseluruh
Cekungan Tarakan yang menghasilkan
endapan paralik – laut dalam yang
membentuk reruntuhan batuan dari
Formasi Naintopo, Meliat dan Tabul.
Bersama periode ini di daerah daratan
terjadi
kegiatan
gunungapi
dan
magmatik yang menghasilkan batuan
gunung api Formasi Jelai dan
terobosan batuan beku granitan.
Periode
tektonik
selanjutnya
berlangsung pada akhir Miosen atau
awal Pliosen sampai kala Plistosen.
Fase ini merupakan masa terjadinya
pengangkatan kembali tepi cekungan
yang ditanai dengan pembentukan
endapan paralik – flufiatil delta delta
seperti
batupasir,
batubara
dan
batulempung dari Formasi Sajau. Pada
masa ini juga di darah daratan terjadi
kegiatan
gungungapi
yang
menghasilkan batuan gunungapi dari
Formasi Sinjin dan terobosan andesit,
dasir dan basalt yang berupa Sumbat
dan Retas. Kegiatan tektonika terakhir
terjadi
pada
kala
Plistosen
menghasilkan perlipatan dan sesar
yang
membentuk
struktur
geologiseperti sekarang ini.
Indikasi Endapan Batubara.
Berdasarkan data sekunder
yang diperoleh dari peta geologi
lembar
Tarakan
dan
Sebatik,
penyebaran
Formasi
pembawa
batubara ( Coal Bearing Formation ) di

164 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

daerah penyelidikan cukup luas.
Penyebaran
endapan
batubara
tersebut terdapat pada 3 ( tiga )
Formasi pembawa batubara ( Coal
Bearing Formation ) yaitu Formasi
Sajau berumur Plio – Plistosen,
Formasi Tabul yang diperkirakan
berumur Miosen Akhir dan Formasi
Meliat yang berumur Miosen Tengah.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan Lapangan
Pengumpulan data sekunder
Di samping peta geologi lembar
Tarakan dan Sebatik data – data yang
berhubungan dengan batubara di
daerah penyelidikan sudah sebagian
didapat dari dinas pertambangan dan
energi Kabupaten Nunukan Provinsi
Kalimantan Timur.
Pemetaan Geologi
Pemetaan
geologi
di
permukaan dilakukan untuk mencari
singkapan – singkapan batubara dan
non batubara berdasarkan informasi
baik dari masyarakat maupun dari data
sekunder dengan menelusuri jalan
setapak ataupun menyusuri sungai
yang
diperkirakan
akan
muncul
batubara, setelah ditemukan satu
singkapan kemudian di telusuri searah
jurus dan kemudian memotong jurus
untuk kemungkinan ditemukan lapisan
yang lain..
Pekerjaan yang dilakukan
adalah pengumpulan data singkapan
batubara dengan mencatat posisi
koordinat singkapan dari gps, arah dan
kemiringan
perlapisan,
ketebalan,
deskripsi batuan, batuan pengapit
bagian atas bawah, dan terakhir
pengambilan conto batubara untuk
analisis laboratorium.

Analisis Laboratorium
Tidak
semua
singkapan
batubara yang ditemukan dianalisa,
batubara yang dianggap mewakili saja
yang dianalisa. Analisa yang dilakukan
pada kegiatan ini adalah analisis kimia
fisika dan petrografi, sedangkan conto
batubara yang diambil berasal dari
singkapan lapangan dengan metode
grab
sampling
ataupun
Chanel
Sampling.
Analisis
kimia
proximate
berupa kelembaban (Free Moisture,
Total Moisture, Moisture), jat terbang
(Volatile Matter), karbon tertambat
(Fixed Carbon), abu (Ash), sulpur
(Total Sulphur). Untuk ultimate berupa
kandungan
Carbon,
Hydrogen,
Nitrogen, Sulphur, Oxygen.
Analisis fisika yang dilakukan
adalah tingkat berat jenis (SD),
kekerasan penggerusan (HGI), nilai
kalori (CV).
Analisis petrografi terhadap
conto batubara dimaksudkan untuk
mengetahui komposisi maseral dan
nilai reflektan vitrinit.
Pengolahan Data
Kegiatan
ini
merupakan
penggabungan dari hasil pengumpulan
data
primer
maupun
analisis
laboratorium serta ditunjang dengan
data sekunder penunjang lainnya.
Data-data singkapan yang ditemukan
di daerah penyelidikan dikorelasikan
satu dengan yang lainnya sehingga
akan menjadi pola jurus batubara,
sehingga
didapatkan
gambaran
mengenai bentuk sebaran, jumlah
lapisan, kualitas batubara dan potensi
sumberdaya
batubara
daerah
penyelidikan. Data – data yang didapat
selama pekerjaan di lapangan dan
pekerjaan studio dikompilasikan untuk
kemudian digabungkan dengan data
sekunder. Hasil dari kompilasi tersebut

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

165

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

kemudian di evaluasi dan di kaji
sehingga akan diperoleh kesimpulan
tentang daerah yang di selidiki.
HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi Daerah Penyelidikan
Daerah penyelidikan secara
umum dikelompokan menjadi 2 ( dua
)satuan morfologi yaitu :
1. Satuan Morfologi perbukitan
bergelombang sedang - terjal
yang menempati sebelah utara
daerah penyelidikan menempati
+ 30 % daerah penyelidikan
yang didominasi oleh batupasir.
Daerah
penyelidikan
ini
merupakan lahan perkebunan
sawit
dan
HPH
(
hak
Pengelolaan hutan ) yang
sampai
saat
ini
masih
beroperasi mengeluarkan kayu.
2. Satuan Morfologi bergelombang
landai yang menempati + 70
% daerah penyelidikan yang
terdapat di sebelah selatan
Daerah ini merupakan lahan
perkebunan sawit dan Hutan
Tanaman Industri ( HTI )
sedang identifikasi dan analisa
yang baik terhadap pola
pengaliran
sungai
akan
membawa ke suatu informasi
mengenai struktur dan proses
yang
terjadi
yang
mengendalikan suatu bentang
alam.
Stratigrafi Daerah Penyelidikan
Daerah Inventarisasi masuk
kedalam Cekungan Tarakan, cekungan
ini pada bagian utara dibatasi oleh
tinggian Sempurna dan dibagian
Selatan oleh Pegunungan Mangkaliat,

dan dibagian barat serta barat daya
oleh tinggian Kuching
Sedangkan urutan stratigrafi
daerah penyelidikan berurutan dari
endapan paling muda ke yang tua
adalah sebagai berikut :
.
Alluvium ( Qa ) tersusun oleh
litologi lumpur,lanau,pasir,kerikil dan
koral yang
merupakan
endapan
pantai,sungai dan rawa.
- Formasi Sajau ( Tqps ),yang
tersusun
oleh
batupasir
kuarsa,batulempung, batulanau
dan
batubara,lignit
dan
konglomerat,
perlapisan
sedimen silang siur planar dan
mangkok,
bioturbasi,perarian
sejajar, nodul besi dan fosil
kayu formasi ini berumur Plio –
Plistosen dan diendapkan pada
lingkungan
fluviatil
dengan
ketebalan 600 – 2000 m..
- Formasi Sinjin ( Tps ) Tersusun
oleh perselingan tuf, aglomerat
dan lava andesit
piroksen
Formasi
ini
diperkirakan berumur pliosen
formasi ini terletak tidak selaras
diatas Formasi Tabul dan
menjemari dengan Formasi
Sajau bagian Bawah.
- Formasi Tabul ( Tmt ) tersusun
oleh
litologi
perselingan
batulempung,batulumpur,
batupasir,
batubara
dan
batugamping
fosil petunjuk
tidak
ditemukan
kecuali
pecahan
foram
besar
Cyccloclypeus sp dan Operculia
sp. Yang berumur Miosen
Tengah
.
berdasarkan
kedudukannya dan adanya
pecahan fosil diperkirakan umur
formasi ini adalah Miosen akhir
dan diendapkan dilingkungan
delta sampai laut dangkal
dengan ketebalan diperkirakan

166 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

600 m. Formasi Tabul ( Tmt )
tertindih tidak selaras oleh
endapan gunung api Formasi
Sinjin.
- Formasi Meliat ( Tmm )
tersusun
oleh
perselingan
batupasir, batulempung, dan
serpih dengan sisipan batubara,
berstruktur lapisan bersusun,
bioturbasi
dan
mengandung
bintal
batugamping,
formasi
ini
berumur Miosen Tengah (
Purnamaningsih, 1990 ).dan di
duga
diendapkan
pada
lingkungan laut dangkalsampai
delta atau paralik, tebal formasi
ini 800-1000m, diatas formasi
ini secara selaras endapkan
formasi Tabul.
Formasi Naintupo ( Tomn )
yang berumur Oligosen Miosen
Awal,yang
tersusun
oleh
litologi
perselingan napal, batupasir
dan
batulempung
dengan
sisipan
batugamping
dan
konglomerat,
formasi
ini
diendapkan dilaut dangkal,
tebal
endapan
500-700m,
diatas formasi ini secara
selaras diendapkan formasi
Meliat.
Formasi Sembakung ( Tes )
tersusun
oleh
perselingan
batupasir,batugamping,
batulanau,
batulempung,
serpih, dan batugamping fpraminifera .
struktur batupasir
silang siur. Formasi ini berumur
Eosen dengan dengan lingkungan
pengendapan
dekat pantai , laut dangkal
sampai laut dalam ( Bucham,
1971 ). Formasi ini ditindih tidak
selaras oleh Formasi Naintupo.

-

Formasi Bengara ( Mzb ) yang
terdiri
dari
perselingan
batulempung, batulanau
dan serpih sangat keras
dengan sisipan tuf. Formasi ini
adalah batuan alas yang
berumur Mesozoikum yang
merupakan endapan turbidit
distal dilaut dalam.satuan ini
ditutupi secara tidak selaras
Formasi Sembakung.

Struktur Geologi Daerah Penyelidikan
Struktur
geologi
yang
berkembang di daerah penelitian
berupa struktur lipatan dan sesar.
Struktur lipatan berupa sinklin yang
berarah hampir Utara - Selatan dan
antiklin Barat laut– tenggara dengan
arah kemiringan lapisan 5o – 65o.
Struktur sesar berupa sesar naik
dengan relatif sama dengan utama.
Potensi Endapan Batubara
Lokasi dan sebaran batubara
Dari hasil pemetaan geologi di
daerah penyelididikan di temukan 45 (
empat puluh lima ) singkapan batubara
dan singkapan non batubara ( tabel
4.1). Batubara yang ditemukan adalah
masuk ke dalam Formasi Tabul dan
Formasi Meliat ( foto 4.3, foto.4.4 , foto
4.5 dan Foto 4.6 adalah singkapan
batulempung di Formasi Sembakung )
batubara dengan ketebalan yang
bervariasi antara 0.10 m sampai
sedang 1. 50 m dengan penyebaran
yang
cukup
luas.
Untuk
mempermudah
perhitungan
sumberdaya batubara maka dibagi
menjadi empat blok yaitu :
- Blok Tabul terdapat disebelah barat
laut daerah penyelidikan yang di
temukan pada Formasi Meliat yang
berumur Miosen Tengah, dapat dicapai
dengan mengikuti jalan tran Kaltim
kemudian mengikuti jalan setapak.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

167

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

- Blok Simenggaris tersebar disebelah
utara daerah penyelidikan, singkapan –
singkapan ditemukan dikanan kiri jalan
tran kaltim pada Formasi Meliat.
sedangkan diselatan blok simenggaris
ini
tidak
ditemukan
batubara
dikarenakan sungai – sungainya sudah
tertimbun oleh kayu akibat dari
perkebunan sawit yang membuang
sampah kayunya ke sungai.
- Blok Bukit Menangis tersebar di
sebelah timur daerah penyelidikan
Formasi Tabul yang berumur Miosen
Atas yag yang tersingkap dikanan kiri
jalan Menuju perbatasan Indonesia –
Malaysia.
Blok
Sebakis
memempati
tenggara
daerah
penyelidikan,
singkapan ditemukan di hulu - hulu
anak sungai sebakis pada Formasi
Meliat, sedang untuk pembagian blok
dapat dilihat di tabel ( 4.3 )

tinggi yaitu 48,85.sedangkan kualitas
batubara berdasarkan lapisan dan blok
dapat dilihat ditabel
( 4.4 ). dengan demikian batubara
daerah Nunukan dan sekitarnya
secara umum dapat digolongkan
sebagai high rank coal
(batubara
peringkat tinggi).
Tidak
semua
singkapan
dianalisa petrografinya hanya lima
singkapan yang dianggap mewakili
yaitu NNK.01, NNK.02, NNK.11A,
NNK.14 dan NNK.15 dari hasil analisis
petrografi ( lampiran ) yang terdiri dari
tiga kelompok maseral; vitrinit, inertinit
dan liptinit. Vitrinit merupakan maseral
yang dominan yaitu antara 89,9% –
97,3 %, diikuti inertinit0,2% – 1.6 %
dan liptinit.0,1% – 0,6 %. Nilai reflektan
vitrinit batubara didaerah Nunukan dan
sekitarnya berkisar 0,46 % sampai 0,57
%.

Kualitas batubara
Conto batubara yang dianalisa
baik proksimat, ultimat dan petrografi
tidak semua disingkapan di ambil akan
tetapi hanya yang dianggap mewakili
saja dan dapat memberi gambaran
mengenai batubara di daerah Nunukan
dan dan sekitarnya.
Kandungan air bebas (FM,ar)
berkisar antara 1,32 % - 6,11 %;
Kandungan air total (TM, ar) berkisar
antara 3,09 % - 10,79 %, Kandungan
air terikat (M, adb) antara 1,79 % - 5,37
%, Kandungan gas terbang (VM, adb)
antara 29,10 % - 51,83 %, Karbon
tertambat (FC, adb) antara 20,26 % 52,27 %, Kandungan abu (Ash, adb)
antara 0,78 % - 48,85 %, Kadar sulfur
total (ST, adb) antara 1,03 % - 3,72 %,
Berat jenis (RD, adb) antara 1,29 –
1,83, Nilai kalori (CV, adb) antara 6869
kal/gr – 7825 kal/gr dan HGI 41- 57.
Untuk NNK.11A nilai kalori tidak
dimasukkan karena kandungan abunya

Sumberdaya Batubara.
Karena singkapan batubara
yang
ditemukan
terdistribusi
di
beberapa tempat dan berkelompak
maka untuk membahas sebaran
batubara
daerah
penyelidikan
dikelompokkan menjadi 4 ( empat )
blok,
pengelompokan
blok
di
kombinasikan berdasarkan singkapan
baik singkapan hasil data lapangan
maupun data sekunder . Penamaanya
blok di hubungkan dengan daerah
yang terkenal didaerah itu juga yaitu :
Blok Tabul, Blok Simenggaris, Blok
Bukit Menanggis dan Blok Sebakis.
Blok Tabul terdapat lima ( 5 )
lapisan yaitu lapisan 1 dengan kode
singkapan NNK.10 dengan ketebalan
0.10 m, lapisan 2 dengan ketebalan
0.50 m dengan kode singkapan
NNK.14, lapisan 3 dengan kode
singkapan adalah NNK.11 dengan
ketebalan > 1.00 m, lapisan 4 dengan
ketebalan 0.50 m dengan kode

168 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

singkapan NNK.13 dan lapisan 5
dengan kode singkapan NNK.12
dengan ketebalan 1.00 m untuk Blok
Tabul ini singkapan ditemukan di
sebelah utara di hulu sungai Tabul
pada bekas jalan setapak . Blok
Simenggaris terbagi menjadi 5 lapisan
yaitu lapisan F,G, H, I, dan J. Dengan
ketebalan untuk lapisan F dengan
ketebalan 0.10 m dengan kode
singkapan SG.19, lapisan G dengan
ketebalan dengan ketebalan yang
bervariasi antara 0.50 m - 1.10 m,
lapisan H dengan ketebalan 0.20 m
dengan kode singkapan SG. 23 dan
SG.24 untuk lapisan I tebal 1.80 m
dengan kade singkapan SG.25 dan
lapisan J kode singkapan adalah
SG.26 dengan tebal 0.50 m hampir
semua singkapan di blok Simenggaris
ini ditemukan di sebelah kanan dan kiri
jalan tran KalTim serta kupasan jalan
logging kayu. Untuk blok Gunung
Menangis hanya ada dua lapisan
batubara yaitu lapisan 1 dan lapisan 2
dengan ketebalan 0.10 m untuk NNK.
09 dan NNK.08 adalah 0.80 m di
temukan disepanjang jalan menuju
perbatasan antara Inbonesia dan
Malaysia dan untuk Blok Sebakis
ditemukan 8 ( delapan ) singkapan
antara lain SG.01, SG.02, SG.03,
SG.04, SG.34, NNK.01, NNK.02 dan
NNK.03 dengan ketebalan bervariasi
antara 0.80 – 1.50 m tersingkap di
anak –anak sungai sebakis dan
kupasan – kupasan jalan.
Penghitungan
sumberdaya
batubara berdasarkan acuan Klasifikasi
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Amandemen I – SNI No. 13-50141998, disebutkan bahwa kriteria
ketebalan minimum yang dihitung
adalah
lapisan
batubara
yang
mempunyai ketebalan lebih dari 1
meter akan tetapi mengingat untuk

daerah Kalimantan Timur khususnya di
daerah penyelidikan batubara yang
mempunyai ketebalan 0.50 m oleh
perusahaan diambil ( PT. Dewa Ruci
Mandiri ), maka dalam perhitungan
sumberdaya untuk daerah nunukan
dan sekitarnya di kombinasikan antara
kenyataan
dilapangan
dan
berdasarkan
Standar
Nasional
Indonesia ( SNI ) dengan kedalaman
hingga 100 m
Perhitungan sumberdaya batubara
dibatasi dengan kriteria, sebagai
berikut :
Penyebaran
kearah
jurus
(panjang) lapisan dibatasi dengan jarak
yang bervariasi dari singkapan kearah
kanan dan kekiri ( lihat tabel
sumberdaya batubara ).
1) Penyebaran kearah kemiringan
(lebar) lapisan dibatasi sampai
interval kedalaman 100 m,
dihitung
tegaklurus
dari
permukaan
singkapan,
sehingga lebar singkapan :L = (
batas kedalaman / sin α ),
dimana α = sudut kemiringan
lapisan batubara.
2) Tebal
lapisan
singkapan
batubara
3) Berat Jenis adalah Berat Jenis
rata-rata adalah 1.37
4) Sumberdaya batubara dihitung
dengan rumus :
Sumberdaya = P ( m ) x L ( m ) x Tebal
Batubara( m ) x Bj ton/m³
Dalam
penghitungan
sumberdaya batubara, didapatkan total
sumberdaya
batubara
sebesar
11.545.807.9 ton ( lihat tabel 4.1, tabel
4.2 dan tabel 4.3 ) dengan batasan
kedalaman
mencapai100
meter.
Dengan panjang lapisan searah strike
( jurus ).
4.3.
Prospek
Pemanfaatan
dan
Pengembangan Batubara

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

169

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Batubara daerah
Nunukan
mempunyai kalori tinggi
dan
mempunyai potensi batubara yang
cukup
melimpah
apalagi
untuk
mengembangkan daerah perbatasan
antara Indonesi dan Malaysia sehingga
bisa dikembangkan lebih lanjut serta
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pula,

3.

4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
uraian
yang
telah
dijelaskan diatas kesimpulan dan saran
yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
Kesimpulan :
1. Secara regional daerah
penyelidikan
berada
dalam
peta
geologi
lembar Tarakan dan
Sebatik,
Kalimantan
Skala 1 : 250.000 ( S.
Hidayat, Amirudin dan
Satrianas, 1995 )
2. Cekungan Tarakan ini
dibagian utara dibatasi
oleh tinggian Sempurna
dan dibagian Selatan
oleh
Pegunungan

5.
6.

Mangkaliat,
dan
dibagian barat serta
barat daya oleh tinggian
Kuching .
Formasi
pembawa
batubara ( coal bearing
formation
)
adalah
Formasi
Tabul
dan
Formasi Meliat.
Sumber daya batubara
daerah
penelitian
sebesar
11.545.807.9
ton
Kandungan abu rata –
rata adalah 3.5 %
Dari hasil analisa kimia
didapakan
bahwa
batubara
di
daerah
penyelidikan merupakan
katagori batubara kalori
tinggi dengan nilai kalori
sebesar 6869 – 7825
kal/gr (adb )

Saran :
Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengembangkan
daerah
perbatasan Indonesia dan
Malaysia.

DAFTAR PUSTAKA
S.Hidayat,Amirudin dan D.Satrianas,1995, Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik,
Kalimantan Timur, Puslitbang Geologi Bandung.
.Robertson Research (Australia) PTY.Limited, 1984,Report No.1175. Recent Coal
evelopments in East Kalimantan,Indonesia and Potential Markets in The West Pacific.
Triono Untung dkk, 2005, Inventarisasi Batubara Marginal di Daerah
Simenggaris,Kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Timur, Direktorat Inventarisaasi
Sumberdaya Mineral.
Kabupaten Nunukan Dalam Angka, 2008

170 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Daerah Penyelidikan
Gambar 1.1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

171

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 2.2. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan
( S. Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995 )

172 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

173

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

FORMASI

HOLOSEN

PLISTOSEN

PLISTOSEN

MIOSEN

T E R S I E R

KUARTER

UMUR

ALUVIUM
SAJAU

Lumpur, lanau, pasir, kerikil, koral

Bt.pasir kuarsa, bt.lempung, bt.lanau,
batubara, lignit dan konglomerat

LINGKUNGAN
PANTAI, RAWA,
SUNGAI

FLUVIAL DELTA

ATAS

TENGAH

BAWAH

Perselingan bt.lempung, bt.lumpur, bt.pasir,
bt.gamping, batubara dibagian atas

DELTA LAUT
DANGKAL

MELIAT

Perselingan napal, bt.pasir, bt.gamping, serpih
bersisipan batubara

Laut dangkal - delta

NAINTUPO

Perselingan napal, batupasir dan batulempung
dengan sisipan batugamping dengan
konglomerat

Laut dangkal

Perselingan batupasir, batugamping, batulanau,
batulempung, serpih dan batugamping.

Laut dangkal - Laut dalam

Perselingan batulempung, batuglanau dan
serpih dan sangat keras dengan sisipan tuf
umumnya terkersikkan dan setempat
termalihkan

Laut dalam

ATAS

TABUL

TENGAH

OLIGOSEN
EOSEN

SEMBAKUNG

ATAS

BENGARA
BAWAH

Perselingan tuf, breksi tuf,
aglomerat, lava andesit
piroksen umunya
gampingan

SINJIN

BAWAH

KAPUR

LITOLOGI

Gambar 4.1. Stratigrafi Daerah Nunukan Dan Sekitarnya
( S. Hidayat, Amirudin dan Satrianas, 1995 )

174 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Inventarisasi Batubara
Daerah Nunukan dan Sekitarnya
No

Kegiatan

1

Studi Pustaka

2

Proposal

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Agt Sep Okt Nov Des

Pemaparan
3

Rencana
Kerja

4

Kegiatan
Lapangan
Penyusunan

5

Laporan
Pendahuluan

6

Pengolahan
Data
Analisa

7
Laboratorium
8

Laporan Akhir

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

175

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 4.1. Singkapan Batubara Dan Non Batubara DaerahNunukan Dan Sekitarnya, Kab. Nunukan, Prov. Kalimantan Timur
KOORDINAT
No.

Dip O

Kode
Conto

Strike/

X

Y

O

N..... E /

Tebal

Elevasi

(m)

(m)

Deskripsi

.....O
1

NNK-1

523237

451968

345 / 30

> 1,00

30

2

NNK-2

521497

452643

25 /15

1,50

44

3

NNK-3

520948

453705

18 / 23

4

NNK-4

522660

465106

335 /10

0,20 ;
1,20
0,43

52
39

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori
tangan, terdapat getah damar, britle, keras.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori
tangan, keras, bagian atas ditutupi soil.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori
tangan, terdapat getah damar.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis,mudah hancur.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, tidak mengotori

5

NNK-5

518358

469832

5 / 15

0,20

61

tangan, keras, bagian atas batulempung karbonan dan floor
batulempung.

6

NNK-6

528787

473463

110 / 30

0,15

209

7

NNK-7

525875

471633

105 / 65

0,70

72

8

NNK-8

525501

471935

160 / 60

0,80

64

176 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Batubara, hitam, agak keras, banyak pengotor.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,
britle, keras.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, , britle, keras.

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

9

NNK-9

525208

472334

105 / 60

0,10

100

Batubara, hitam, kusam, berlapis, mudah hancur.

10

NNK-10 511987

471981

35 / 42

0,10

300

Batubara, hitam, kusam, berlapis, mudah hancur.

11

NNK-11 511399

473487

96 / 12

> 1,00

453

12

NNK-12 511192

474241

110 / 10

1,00

479

13

NNK-13 511141

474031

110 / 20

0,50

495

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, keras.

14

NNK-14 511405

472575

50 / 15

0,50

340

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, britle, keras.

0,60 ;
15

NNK-15 518701

471206

50 / 15

0,40 ;

75

0,25

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, banyak ditemukan
rekahan - rekahan, tidak mengotori tangan, britle, keras.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, banyak ditemukan
rekahan - rekahan, britle, keras.

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,
britle, keras, ekah - rekah.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, britle, keras, parting

16

NNK-16 516181

472764

75 / 23

0,30

125

batu lempung dengan ketebalan 0.10 cm warna abu abu kehitaman.

17

NNK-17 511609

476426

115 / 30

0,6

524

18

Btlp 01

520695

467000

338/26

-

27

19

Btlp 02

522589

472499

162/10

-

80

Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,
britle, keras.
Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna abuabu - kehitaman.
Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna abu-

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

177

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

abu - kehitaman, agak keras.
20

Btlp 03

516071

474150

135/10

-

270

Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

21

Btlp 04

510917

471178

135/10

-

199

Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

22

Btlp 05

503215

464265

010/12

-

77

Batulempung abu-abu - kehitaman.

23

Btlp 06

508945

469311

330/5

-

453

24

Btlp 07

516483

475337

40/15

-

230

Batulempung abu-abu - kehitaman.

25

Btlp 08

498352

459208

229/30

-

65

Batulempung,abu-abu - kehitaman, agak keras.

26

Btlp 09

498422

458049

220/28

-

54

27

Btlp 10

498680

456188

199/25

-

56

28

Btlp 11

498695

453715

225/24

-

48

29

Btlp 12

510467

469937

230/29

-

328

30

Btps 01

526073

452853

126/30

-

44

31

Btps 02

525181

464851

295/12

-

22

178 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna abuabu - kehitaman.

Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna abuabu - kehitaman, agak keras.
Batulempung sisipan batupasir, batulempung warna abuabu - kehitaman.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,
britle, keras.
Batubara, hitam, mengkilap, berlapis, terdapat getah damar,
britle, keras.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, abu-abu - kecoklatan, porositas baik
, pemilahan sedang.
Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

32

Btps 03

521261

468495

15/10

-

78

Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

33

Btps 04

522300

461933

324/15

-

80

Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

34

Btps 05

530711

474413

115/28

-

312

35

Btps 06

532790

475574

120/30

-

130

36

Btps 07

527825

472610

65/45

-

190

Batupasir, abu-abu sampai coklat, halus sampai sedang,berlapis.

37

Btps 08

527069

472160

105/50

-

152

Batupasir, abu-abu sampai coklat, halus sampai sedang,berlapis.

38

Btps 09

526242

471596

110/40

-

82

39

Btps 10

523869

472537

105/55

-

122

40

Btps 11

518949

474123

80/27

-

256

41

Btps 12

515626

476257

100/12

-

293

42

Btps 13

511379

473262

65/45

-

413

43

Btps 14

507525

468433

340/20

-

187

44

Btps 15

505157

467617

310/25

-

90

45

Btpsl 07

508628

468184

162/10

-

293

Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.

Batupasir, abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, kecoklatan, porositas baik ,
pemilahan sedang.
Batupasir,coklat,pasir halus sampai sedang, abu-abu - kecoklatan,porositas baik
, pemilahan sedang.
Perselingan batupasir dengan batulempung kecoklatan.
Batupasir selang seling batulempung, batupasir warna kecoklatan, batulempung
warna abu-abu sampai coklat, batupasir halus sampai sedang,berlapis.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

179