IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HALAQAH PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 11 SURABAYA.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HALAQAH
PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 11 SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:
ROZY SAHPUTRI
NIM. D71212145

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JANUARI 2016

ABSTRAK

Rozy Sahputri (D71212145), Implementasi Model Pembelajaran Halaqah Pada Mata
Pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya, Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Keyword: Implementasi, Model Pembelajaran, Halaqah.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa model pembelajaran
halaqah yang merupakan model tertua dalam Islam, namun tetap eksis diterapkan oleh
beberapa sekolah termasuk SMA Negeri 11 Surabaya yang merupakan sekolah umum
dan tidak memiliki latar belakang sekolah Islam.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11
Surabaya, apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran halaqah
pada amata pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya, serta apa saja faktor yang
menghambat pelaksanaan model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI di
SMAN 11 Surabaya.
Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan reduksi data, sajian data
dan verifikasi data. Mengecek keabsahan data tersebut dilakukan melalui ketentuan
pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran
halaqah tidak dapat berdiri sendiri melainkan divariasikan dengan metode lain, seperti

metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi dan metode diskusi. Faktor
yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran halaqah adalah metode yang
disesuaikan dengan materi pembelajaran, karakteristik guru, tersedianya sarana dan
prasarana serta minat dan motivasi siswa. Sedangkan faktor yang menghambat
pelaksanaan model pembelajaran halaqah adalah siswa pasif dalam bertanya ketika guru
menggunakan metode ceramah dan siswa sering sering berbicara dengan temannya
diluar pembahasan materi dikarenakan posisi duduk dalam halaqah yang berdekatan
satu sama lain.
Berdasarkan hasil analisis kajian skripsi ini, maka dapat penulis simpulkan
bahwa pelaksanaan model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA
Negeri 11 Surabaya telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah yang
ada. Banyak faktor yang mendukung terlaksanya model pembelajaran halaqah pada
mata pelajaran PAI sehingga membuat proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
adanya faktor penghambat yang masih bisa teratasi tetap membuat tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran halaqah.

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ....................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...........................................

ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI .............................................

iii

MOTTO ......................................................................................................

iv

PERSEMBAHAN ......................................................................................


v

ABSTRAK ..................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ................................................................................

vii

DAFTAR ISI...............................................................................................

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ...............................................................

xiii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................

1

B. Pembatasan Masalah ................................................................

7

C. Rumusan Masalah ..................................................................

7

D. Tujuan Penelitian ....................................................................

8

E. Kegunaan Penelitian ...............................................................


8

F. Definisi Operasional ...............................................................

9

G. Penelitian Terdahulu ...............................................................

12

H. Sistematika Pembahasan ........................................................

14

KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................

16


2. Fungsi Model Pembelajaran ..............................................

18

3. Ciri Model Pembelajaran ...................................................

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Tinjauan Halaqah
1. Pengertian Model Halaqah.................................................

19

2. Sejarah Penggunaan Model Halaqah .................................

27


3. Metode yang Digunakan dalam Model Halaqah ...............

30

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Halaqah ......................

41

C. Tinjauan Mata Pelajaran PAI
1. Pengertian Mata Pelajaran PAI ............................................

45

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran PAI .............................

46

3. Karakteristik Mata Pelajaran PAI ......................................

48


4. Urgensi Mata Pelajaran PAI Bagi Peserta Didik ...............

49

D. Implementasi Model Halaqah Pada Mata Pelajaran PAI .......

51

E. Urgensi Model Pembelajaran Halaqah Terhadap PAI ...........

53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................

56

B. Lokasi Penelitian ....................................................................


58

C. Kehadiran Peneliti ..................................................................

59

D. Sumber Data ...........................................................................

60

E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................

62

F. Teknik Analisis Data ..............................................................

65

G. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................


68

H. Tahap-Tahap Penelitian ...............................................................

69

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah .....................................

72

2. Letak Geografis dan lokasi Sekolah .....................................

74

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Profil sekolah ...........................................................................

75

4. Visi , Misi dan Tujuan SMA Negeri 11 Surabaya............

76

5. Program Ekstrakurikuler ........................................................

78

6. Struktur Organisasi .................................................................

80

7. Data keadaan guru dan siswa ................................................

82

8. Sarana dan Prasarana ..............................................................

87

B. Deskripsi Data
1. Implementasi Model Pembelajaran Halaqah pada Mata
Pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya ................................

91

2. Faktor Pendukung Pelaksanaan Model Pembelajaran
Halaqah pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya
............................................................................................

98

3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Model Pembelajaran
Halaqah pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya
............................................................................................

107

C. Analisis Hasil Penelitian .........................................................

108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................

114

B. Saran .......................................................................................

115

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PERNYATAAN KEABSAHAN
BIOGRAFI PENULIS

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia
agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya.. Dalam menanamkan keyakinan terhadap Allah dapat dilakukan melalui
proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan.1
Dalam konteks pendidikan, hampir semua aktivitas yang dilakukan
adalah aktivitas belajar. Aktivitas tersebut dilakukan kapanpun dan
dimanapun, baik secara formal ataupun nonformal. Belajar merupakan sebuah
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Setiap
saat dalam kehidupan selalu terjadi suatu proses belajar, baik disengaja atau
tidak, disadari maupun tidak. Dari proses inilah diperoleh suatu hasil, yang
pada umumnya disebut sebagai hasil belajar. Untuk memperoleh hasil yang
optimal, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta
terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam proses belajar haruslah
disusun secara modelatik dan menarik agar dapat menghasilkan pembelajaran
yang efektif.
Pembelajaran menurut Trianto merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara
1

Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran (Pendidikan Agama Islam), (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 11.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.2 Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan pembelajaran efektif yang tidak terlepas dari peran guru, model
pembelajaran yang digunakan serta sarana dan prasarana yang mendukung.
Apabila seseorang telah melalui proses pembelajaran maka terjadi
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku menyangkut
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa aktivitas belajar dilakukan untuk memperoleh kesuksesan
dalam pengembangan potensi-potensi seseorang.3
Dalam hal ini, Islam menginginkan perubahan tingkah laku manusia
kearah yang sesuai dengan ajaran islam, termasuk dengan adanya pendidikan
Islam yang bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing manusia untuk
berperilaku sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.
Upaya membimbing dan mengarahkan seseorang tidak hanya menjadi
kewajiban keluarga. Instansi pendidikan Islam yaitu sekolah juga merupakan
sarana untuk membentuk kepribadian seseorang. Di sekolah, Pendidikan
Agama Islam (PAI) muncul sebagai usaha sadar dan terencana dalam
2

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.

3

Eveline Siregar, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 3.

17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahamai, menghayati, hingga
mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam.
Pendidikan agama Islam tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis
keagamaan, namun diharapkan mampu mengubah pengetahuan yang bersifat
teori (kognitif) tersebut menjadi nilai- nilai keagamaan yang dapat diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. 4
Sekolah berupaya untuk menjadikan peserta didik mempunyai moral
yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Dalam menunjang hal tersebut guru,
khususnya guru PAI dituntut untuk dapat menciptakan pembelajaran yang
membuat peserta didik bermoral yang baik. Karena dalam pendidikan Islam,
tidak hanya menyentuh perkembangan dimensi intelektual saja, akan tetapi
lebih menyentuh dimensi emosional dan spiritual para peserta didik.
Selain di dalam kelas, pembelajaran PAI juga bisa dilakukan di luar
kelas contohnya di dalam masjid. Hal tersebut dilakukan agar para peserta
didik tidak mengalami kejenuhan dan bisa lebih leluasa dalam bertukar
pengetahuan keagamaan yang mereka miliki.
Pada masa permulaan Islam, masjid mempunyai fungsi yang sangat
agung, termasuk berfungsi sebagai markas pendidikan.5 Dan hingga saat ini,
masjid masih menunjukkan eksistensinya dalam dunia pendidikan. Banyak
guru khususnya pendidikan agama Islam yang menggunakan masjid sebagai
sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
4

Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran, h. 10-11.

5

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:

Diponegoro, 1998), h. 190.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

SMA Negeri 11 Surabaya adalah salah satu sekolah yang menggunakan
masjid sebagai sarana belajar mengajar. Kegiatan tersebut dipimpin oleh
seorang guru yang menyampaikan materi terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan oleh para anggota dengan berdiskusi tentang materi yang telah
disampaikan oleh gurunya. Para anggota atau peserta didik duduk di dalam
masjid dengan posisi membentuk lingkaran. Kegiatan mengkaji pengetahuan
Islam biasa disebut sebagai kegiatan halaqah.
Halaqah merupakan model pembelajaran yang telah diterapkan sejak
zaman nabi Muhammad SAW. Istilah halaqah (lingkaran) biasanya digunakan
untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji
ajaran Islam. Saat itu nabi menggunakan masjid untuk menghimpun kaumnya
agar dapat menerima materi yang disampaikan oleh beliau. Jumlah anggota
dalam kegiatan halaqah tidak memiliki batasan resmi. Namun biasanya sebuah
halaqah terdiri dari 20 orang siswa. Meskipun hal tersebut tidak terorganisir,
kelompok yang disebut halaqah ini seringkali menjadi formal.6
Meskipun kegiatan halaqah sudah terlaksana sejak zaman nabi
Muhammad, namun sampai saat ini banyak forum-forum atau sekolahsekolah yang masih melaksanakan kegiatan halaqah, contohnya di SMA
Negeri 11 Surabaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa halaqah merupakan
salah satu kegiatan yang sangat efektif untuk mengkaji pengetahuan
keislaman. Bila ditinjau lebih lanjut, model halaqah yang seperti demikian
adalah bentuk pendidikan yang tidak hanya menyentuh perkembangan
6

Baharuddin, Dikotomi Pendidikan Islam (Historitas Dan Implikasi Pada Masyarakat

Islam), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 216.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dimensi intelektual, akan tetapi lebih menyentuh dimensi emosional dan
spiritual para peserta didik. Karena dalam kegiatan halaqah terdapat proses
bertukar pendapat yang menuntut adanya rasa menghormati dan menghargai
antar anggota. Sehingga tidak hanya pengetahuan secara teori yang
didapatkan, namun juga dapat membiasakan diri untuk bersikap lebih baik
sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk saat ini dan insya Allah di masa datang halaqah menjadi
alternatif model pembelajaran Islam yang cukup efektif untuk membentuk
muslim berkepribadian Islami (syakhsiyah Islamiyah) yang sesuai dengan
ajaran Islam. Keberadaan halaqah sangat penting untuk keberadaan umat
Islam itu sendiri. Dengan terbentuknya kader-kader Islami melalui halaqah,
maka di dalam tubuh umat akan lahir orang-orang yang senantiasa berdakwah
kepada

kebenaran.

Dengan

berkembangnya

model

halaqah,

proses

pembentukan umat yang Islami (takwinul ummah) akan mengalami akselarasi.
Hal ini akan berdampak pada kehidupan manusia secara menye1uruh yang
lebih berpihak pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan.7
Berkembangnya halaqah juga bermanfaat bagi pengembangan pribadi
(self development) para pesertanya. Halaqah yang berlangsung secara rutin
dengan peserta

yang tetap biasanya berlangsung dengan semangat

kebersamaan (ukhuwwah Islamiyah). Dengan nuansa semacam itu, peserta
belajar bukan hanya tentang nilai-nilai Islam, tapi juga belajar untuk

7

Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), (Bogor:

Kencana, 2003), h. 29.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

bekerjasama, saling memimpin dan dipimpin, belajar disiplin terhadap aturan
yang mereka buat bersama, belajar berdiskusi, menyampaikan ide, belajar
mengambil keputusan dan juga belajar berkomunikasi. Semua itu sangat
penting bagi kematangan pribadi seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya,
yakni sukses di dunia dan akhirat.8
Umat Islam akan mengalami kerugian yang besar jika sistern halaqah
tidak berkembang dan terjadi kepunahan. Hal ini karena halaqah merupakan
sarana yang efektif untuk melahirkan kader-kader Islam yang tangguh dan
siap berkorban memperjuangkan Islam. Oleh karena itu, model pembelajaran
halaqah merupakan model pembelajaran yang sangat penting untuk dikaji
lebih mendalam, agar masyarakat khsusnya para guru dapat memahami akan
pentingnya model pembelajaran halaqah di dunia pendidikan. Meskipun
halaqah merupakan model pendidikan tradisional, namun banyak sekolahsekolah yang masih menggunakan model tersebut, salah satunya adalah SMA
Negeri 11 Surabaya. Hal tersebut membuat penulis penasaran apa yang
membuat model halaqah masih eksis di dunia pendidikan padahal
keberadaannya dimulai sejak zaman nabi. Oleh karena itu, penulis ingin
membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Halaqah pada
Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya. Dan kemudian akan
penulis bahas dalam pembahasan berikutnya.

8

Ibid., h. 29-30.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Pembatasan Masalah
Dalam hal ini, penulis membatasi masalah tentang Implementasi Model
Pembelajaran Halaqah, dengan mengambil sumber dari beberapa siswa dan
guru PAI yang menerapkan model pembelajaran tersebut di SMA Negeri 11
Surabaya.
Mengingat luasnya pembahasan, maka untuk lebih memperjelas dan
memberi arah yang tepat dalam penulisan skripsi ini perlu adanya pembatasan
masalah dalam pembahasannya. Maka penulis membatasi permasalahan
dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Implementasi model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI di
SMA Negeri 11 Surabaya.
2. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran halaqah
pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya.
3. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan model pembelajaran halaqah
pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya.

C. Rumusan Masalah
Dari kerangka penelitian, latar belakang masalah di atas dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran halaqah di SMA Negeri 11
Surabaya?
2. Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran
halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

3. Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan model pembelajaran
halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini tidak lepas dari pokok permasalahan di
atas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran halaqah pada
mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan model pembelajaran
halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan model pembelajaran
halaqah pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11 Surabaya.

E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberi
manfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan teori
model pembelajaran halaqah
b. Penelitian ini sebagai evaluasi pembelajaran agar para guru dapat
menerapkan pembelajaran yang efektif dengan halaqah.
2. Manfaat Praktis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan
pengetahuan mengenai model pembelajaran halaqah yang kemudian
bisa ditransformasikan kepada masyarakat.
b. Bagi penulis yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
menyelesaikan program sarjana di jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). UIN Sunan Ampel
Surabaya.
c. Adapun penelitian ini dapat dijadikan bahan literatur atau referensi baru
untuk memberi wawasan tambahan bagi peneliti selanjutnya.

F. Definisi Operasional
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih mengarah dan terfokus pada
permasalahan yang akan dibahas, sekaligus untuk menghindari terjadinya
persepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan
mengenai definisi istilah. Hal itu sangat diperlukan agar tidak terjadi
kesamaan penafsiran dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok
pembahasan ini.
Oleh karena itu, untuk lebih mudah dalam memahami judul skripsi ini,
penulis akan menjelaskan tentang definisi operasionalnya sebagai berikut:
1. Implementasi
Definisi implementasi dalam kamus besar bahasa indonesia, berarti
pelaksanaan.9 Kata ini sangat dekat kaitannya dengan kata penerapan.
9

Gornat Abi Manyu, Kamus Populer, (Yogyakarta: Pan Utama, 2005), h. 279.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Yang berarti pemasangan, pengenaan, dan mempraktekkan.10 Dalam
konteks pendidikan maka implementasi berarti pelaksanaan pendidikan
atau

pelaksanaan

pembelajaran.

Implementasi berarti suatu proses

Sedangkan

menurut

Mulyasa,

penerapan ide, konsep kebijakan/

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberi dampak, baik
berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
2. Model pembelajaran
Sedangkan definisi dari model pembelajaran merupakan sebuah pola
atau kerangka terstruktur yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.11 Oleh sebab itu, dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, seorang guru harus menyiapkan
rancangan atau rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
3. Halaqah
Halaqah yaitu suatu kelompok murid atau kelompok orang yang
berkumpul di sebuah masjid (majelis ta’lim) dengan mengelilingi seorang
guru atau syeikh dan mengkaji tentang ilmu-ilmu Islam.12 Halaqah
merupakan model pendidikan yang telah diterapkan sejak zaman nabi
Muhammad SAW. Istilah halaqah (lingkaran) biasanya digunakan untuk
menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji
10

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 377.

11

Trianto, Mendesain Model, h. 17.

12

Baharuddin, Dikotomi Pendidikan, h. 215.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

ajaran Islam. Saat itu nabi menggunakan masjid untuk menghimpun
kaumnya agar dapat menerima materi yang disampaikan oleh beliau.
4. Mata pelajaran PAI
Mata pelajaran PAI atau bisa disebut juga bidang studi PAI
merupakan satuan pelajaran yang memuat tentang pendidikan agama Islam
yang diajarkan oleh guru kepada siswanya sesuai dengan tuntunan Islam.
Mata pelajaran PAI secara keseluruhan meliputi ruang lingkup Al-Qur’an
dan Al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ ibadah, dan sejarah, sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
mencakup

perwujudan

keserasian,

keselarasan

dan

keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya. (hablun minallah wa hablun
minannas).13
Dalam proses belajar mengajar PAI, guru diharapkan tidak hanya
sebatas menyampaikan materi kepada siswa tanpa mengetahui nilai-nilai
Islam yang tertanam dalam diri siswa. Siswa tidak hanya memahami
konsep atau teori saja, melainkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
5. SMA Negeri 11 Surabaya
SMA Negeri 11 Surabaya merupakan sekolah umum tanpa memiliki
latar belakang sekolah Islam yang menerapakan model pembelajaran
halaqah di dalam pembelajarannya khususnya mata pelajaran PAI.
13

Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Dari beberapa definisi diatas, maka penulis mengambil judul dalam
skripsi ini yaitu “Implementasi Model Pembelajaran Halaqah Pada Mata
Pelajaran PAI Di SMAN 11 Surabaya”, dengan maksud untuk membahas
tentang penerapan atau pelaksanaan suatu model pembelajaran yaitu halaqah
yang diterapkan pada mata pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya. Penulis
ingin meneliti sejauh mana pelaksanaan model pembelajaran halaqah di
sekolah tersebut. Sekolah yang tanpa latar belakang Islam tetapi melaksanakan
model halaqah yang merupakan model tertua dalam pendidikan Islam dan
sudah ada sejak zaman nabi. Hal tersebut menunjukkan bahwa halaqah
merupakan salah satu kegiatan yang sangat efektif untuk mengkaji
pengetahuan keislaman. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk menulis skripsi
dengan judul tersebut.

G. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak serta merta menuangkan
pikiran ke dalam sebuah tulisan ilmiah begitu saja. Penulis masih harus
melakukan pengkajian terhadap beberapa karya yang menginspirasi penulis,
sehingga terciptalah judul implementasi model pembelajaran halaqah pada
mata pelajaran PAI di SMAN 11 Surabaya.
Beberapa karya tersebut diantaranya adalah “Implementasi Model
Halaqah Dan Peranannya Dalam Pembentukan Religiusitas Anggota Jamaah
Masjid Manarul Ilmi (JMMI) Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya”. Dalam penelitian tersebut berisi tentang peran halaqah dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

membentuk religiusitas anggota jamaah, penelitian tersebut adalah jenis
penelitian kuantitatif yang ingin mengetahui sejauh mana pengaruh model
halaqah tersebut terhadap tingkat religiusitas anggota jamaah masjid yang ada
di ITS Surabaya, sehingga dalam penelitian tersebut membahas tentang sikap
keagamaan (religiusitas) para anggota setelah mengikuti kegiatan halaqah .
Kemudian karya yang kedua dengan judul “Pelaksanaan Halaqoh
(Kajian Keislaman) Di SMA Mujahidin Perak Surabaya” membahas tentang
pelaksanaan halaqoh di SMA Mujahidin Perak Surabaya. Penelitian tersebut
merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menggambarkan tentang
pelaksanaan halaqah dan perannya bagi pembentukan kepribadian muslim.
Judul tersebut hampir sama dengan judul yang penulis ambil, namun
perbedaannya terletak pada sasaran penelitiannya. Jika penelitian yang
terdahulu tersebut membahas tentang kajian keislaman halaqah sebagai
rutinitas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pelaksanaan
model halaqah jika diterapkan pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 11
Surabaya.
Kedua karya diatas menjadi rujukan bagi penulis untuk menulis skripsi
dengan judul “implementasi model pembelajaran h\alaqah pada mata pelajaran
PAI di SMA Negeri 11 Surabaya. Penelitian ini lebih menekankan proses
pelaksanaan model halaqah pada mata pelajaran PAI. Dengan demikian, yang
membedakan skripsi ini dengan yang lainnya adalah terletak pada pelaksanaan
model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

H. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami maksud yang
diinginkan oleh penulis, maka sistematika penulisan penelitian ini sengaja
disusun sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, dan sistematika pemahasan.
Bab kedua adalah kajian teori, berisi yang pertama memaparkan
tentang tinjauan model pembelajaran, dengan sub pokok bahasan yang
meliputi pengertian model pembelajaran, fungsi model pembelajaran dan ciri
model pembelajaran. Kedua, menjelaskan tentang model halaqah, yang terdiri
dari sub pokok bahasan pengertian model halaqah, sejarah penggunaan model
halaqah, metode yang digunakan dalam model halaqah, serta kelebihan dan
kekurangan model halaqah. Ketiga berisi tentang tinjauan mata pelajaran PAI
yang meliputi pengertian mata pelajaran PAI, fungsi dan tujuan mata pelajaran
PAI, karakteristik mata pelajaran PAI, urgensi mata pelajaran PAI bagi peserta
didik, Keempat implementasi model pembelajaran halaqah pada mata
pelajaran PAI. Kelima berisi tentang urgensi model pembelajaran halaqah
terhadap PAI.
Bab ketiga adalah metodologi penelitian, bab ini berisi tentang
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
data, dan tahap-tahap penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Bab keempat adalah analisa hasil penelitian. Pada bab empat ini berisi
tentang sejarah berdirinya SMAN 11 Surabaya, Letak Geografis, Profil
sekolah, Tujuan, Visi, dan Misi SMAN 11 Surabaya, stuktur organisasi
sekolah,

keadaan

guru

dan

karyawan,

keadaan siswa, Sarana

dan

prasarana, penyajian data dan analisis hasil penelitian tentang implementasi
model pembelajaran halaqah pada mata pelajaran PAI.
Bab terakhir adalah penutup. Bab kelima ini merupakan rangkaian
terakhir dari penulisan skripsi yang memuat simpulan dan saran-saran. Penulis
memberikan kesimpulan dan saran-saran yang konstruktif bagi perkembangan
dan perbaikan nanti.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai

dari

penerapan

suatu

pendekatan,

metode,

dan

teknik

pembelajaran.14
Menurut Arend, model pembelajaran mengacu pada pendekatan
yang akan digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajarann,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.15
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
14

Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2010), h. 57.
15

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), h. 54-55.

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikannya.16
Sedangkan Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah kerangka atau pola yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam merencanakan aktivitas
belajar-mengajar. 17
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, maka model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas dan
untuk menentukan komponen-komponen atau perangkat-perangkat di
dalam pembelajaran. Setiap model pembelajaran mengarahkan pendidik
dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran berkaitan dengan pemilihan strategi dan
pembuatan struktur metode, keterampilan dan aktivitas peserta didik.18
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
yang luas dan menyeluruh. Dalam model pembelajaran ini guru memandu
siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap
16

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 136.

17

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan Dan

Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media,
2011), h. 22.
18

Ridwan Abdullah, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 89.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan
strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan.
Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada
upaya penyelidikan oleh siswa.19
Oleh karena itu, istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas dibandingkan dengan strategi atau metode pembelajaran. Di
dalam model pembelajaran dibutuhkan komponen-komponen atau
perangkat pembelajaran lain seperti metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, media pembelajaran, dan materi pembelajaran. Karena
model pembelajaran merupakan sebuah pola atau kerangka, maka
kerangka tersebut harus disusun secara sistematis agar pada saat proses
pembelajaran berlangsung dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
2. Fungsi Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai fungsi diantaranya adalah:
a. Guru dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.
b. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.20

19

Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Model Paikem, (Jakarta:PT. Prestasi Pustakarya, 2011),

20

Agus Suprijono, Cooperatif Learning, h. 46.

h. 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

3. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu,
model pembelajaran dirancang untuk melatih partisipasi dalam
kelompok secara demokratis.
b. Model pembelajaran mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu,
misalnya

dalam

model

berpikir

induktif

dirancang

untuk

mengembangkan proses berpikir induktif.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar
di kelas, sehingga model pembelajaran dapat dirancang untuk
memperbaiki hasil belajar mengajar dalam mata pelajaran apapun.
d. Model pembelajaran memiliki dampak sebagai akibat terapan suatu
model di dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut meliputi
dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, serta
dampak pengiring, yaitu hasil belajar dalam jangka panjang.
e. Dapat digunakan untuk membuat persiapan mengajar (desain
intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.21

B. Model Halaqah
1. Pengertian Halaqah
Secara

bahasa

kata

halaqah

berasal

dari

bahasa

arab yaitu halaqah atau halqah yang berarti lingkaran. Kalimat halqah min
21

Rusman, Model-model, h. 136.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

al-nas artinya kumpulan orang yang duduk.22 Sedangkan secara istilah,
halaqah adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan murid-murid
dengan melingkari guru yang bersangkutan. Biasanya duduk dilantai serta
berlangsung

secara

kontinu

untuk

mendengarkan

seorang

guru

membacakan dan menerangkan kitab karangannya atau memberi komentar
atas karya orang lain.23 Halaqah merupakan kelompok pengajian Islam
dengan jumlah anggota terbatas (biasanya tidak lebih dari 12 orang).
Sehingga halaqah biasa disebut dengan istilah pengajian kelompok,
mentoring, ta’lim, tarbiyah, dan lain-lain.24 Dalam hadits juga dijelaskan
tentang halaqah, yaitu:

ِ
‫ِ ﱠ‬
‫ﻮل ا ﱠِ َ ﱠ‬
‫ﺲ ِﰲ‬
َ ‫َﻋ ْﻦ أَِﰊ َواﻗِ ٍﺪ اﻟﻠﱠْﻴﺜِ ِّﻲ أَ ﱠن َر ُﺳ‬
ٌ ‫ﺻﻠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﺑَـْﻴـﻨَ َﻤﺎ ُﻫ َﻮ َﺟﺎﻟ‬

ِِ
ِ ِ
ِ
‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬
َ ‫ﱠﺎس َﻣ َﻌﻪُ إِ ْذ أَﻗْـﺒَ َﻞ ﺛََﻼﺛَﺔُ ﻧَـ َﻔ ٍﺮ ﻓَﺄَﻗْـﺒَ َﻞ اﺛْـﻨَﺎن إِ َﱃ َر ُﺳﻮل ا ﱠ‬
ُ ‫اﻟْ َﻤ ْﺴﺠﺪ َواﻟﻨ‬
ِ ِ
ِ
ِ ‫وﺳﻠﱠﻢ و َذﻫﺐ و‬
‫َﺣ ُﺪ ُﳘَﺎ‬
َ َ‫اﺣ ٌﺪ ﻗ‬
َ ‫ﺎل ﻓَـ َﻮﻗَـ َﻔﺎ َﻋﻠَﻰ َر ُﺳﻮل ا ﱠ‬
َ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻓَﺄَﱠﻣﺎ أ‬
َ َ َ ََ ََ
ِ
ِ َ‫اﳊ ْﻠ َﻘ ِﺔ ﻓَﺠﻠ‬
ِ
‫ﺚ ﻓَﺄ َْدﺑَـَﺮ‬
ُ ‫ﺲ َﺧ ْﻠ َﻔ ُﻬ ْﻢ َوأَﱠﻣﺎ اﻟﺜﱠﺎﻟ‬
َ َ‫ﺲ ﻓ َﻴﻬﺎ َوأَﱠﻣﺎ ْاﻵ َﺧ ُﺮ ﻓَ َﺠﻠ‬
َ َ َْ ‫ﻓَـَﺮأَى ﻓُـ ْﺮ َﺟﺔً ﰲ‬
ِ
ِ ُ ‫غ رﺳ‬
‫ُﺧِﱪُُﻛ ْﻢ َﻋ ْﻦ اﻟﻨﱠـ َﻔ ِﺮ اﻟﺜ َﱠﻼﺛَِﺔ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗ‬
ْ ‫ﺎل أََﻻ أ‬
َ ‫ﻮل ا ﱠ‬
ُ َ َ ‫َذاﻫﺒًﺎ ﻓَـﻠَ ﱠﻤﺎ ﻓَـَﺮ‬

22

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, (Kamus Arab – Indonesia), (Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan), h. 290.
23

Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 290.

24

Satria Hadi Lubis, Solusi Problematika Halaqah, (Jakarta: Misykat Publication, 2003), h.

137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

ِ ِ
‫ﺎﺳﺘَ ْﺤﻴَﺎ ا ﱠُ ِﻣْﻨﻪُ َوأَﱠﻣﺎ‬
ْ َ‫ﺎﺳﺘَ ْﺤﻴَﺎ ﻓ‬
ْ َ‫ﺂواﻩُ ا ﱠُ َوأَﱠﻣﺎ ْاﻵ َﺧ ُﺮ ﻓ‬
َ ‫أَﱠﻣﺎ أ‬
َ َ‫َﺣ ُﺪ ُﻫ ْﻢ ﻓَﺄ ََوى إ َﱃ ا ﱠ ﻓ‬
َ ‫ض ﻓَﺄ َْﻋَﺮ‬
َ ‫ْاﻵ َﺧ ُﺮ ﻓَﺄ َْﻋَﺮ‬
ُ‫ض ا ﱠُ َﻋْﻨﻪ‬
Dari
Abu
Waqid
al-Laitsi radhiyallohu’anhu, ketika
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sedang duduk dalam masjid
bersama para sahabat, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang
menghampiri Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan yang seorang
pergi. Orang yang pertama melihat ada celah pada halaqah lalu duduk
disana. Orang yang kedua duduk di belakang mereka (di belakang
halaqoh). Sedangkan orang yang ketiga berpaling dan pergi. Setelah
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selesai, beliau bersabda,
“Maukah aku beritahu kalian tentang tiga orang tadi? Adapun salah satu
dari mereka, dia mendekat kepada Allah maka Allah-pun
mendekatkannya. Adapun yang lain, dia malu, maka Allah-pun malu
kepadanya. Dan yang lain lagi dia berpaling, maka Allah-pun berpaling
darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa istilah halaqah sudah ada sejak
zaman nabi dan dilaksanakan oleh nabi dengan para sahabat di dalam
masjid. Oleh karena itu, istilah halaqah dikenal sebagai kumpulan orang
yang sedang mempelajari ilmu tentang Islam. Dalam halaqah, memperluas
majelis sangat diperlukan. Maksud dari memperluas majelis adalah bahwa
orang yang berhalaqah harus memberi kesempatan untuk orang lain untuk
ikut serta dan saling berbagi ilmu pengetahuan di dalamnya. Dalam ayat
al-Qur’an dijelaskan yaitu dalam Q.S al-Mujadillah ayat 11 :

ِ ‫أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ‬
ِ ِ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا إِذَا ﻗِﻴﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺗَـ َﻔ ﱠﺴ ُﺤﻮا ِﰲ اﻟْ َﻤ َﺠﺎﻟ‬
‫ﺬ‬
َ َ
ُ‫ﺲ ﻓَﺎﻓْ َﺴ ُﺤﻮا ﻳَـ ْﻔ َﺴ ِﺢ ا ﱠ‬
َ
َ
ِ‫ﱠ‬
ِ‫ﱠ‬
ِ‫ﻟَ ُﻜﻢ وإِذَا ﻗ‬
ِ
‫ﻳﻦ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌِْﻠ َﻢ‬
َْ
َ ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ َواﻟﺬ‬
َ ‫ﻴﻞ اﻧْ ُﺸ ُﺰوا ﻓَﺎﻧْ ُﺸ ُﺰوا ﻳَـ ْﺮﻓَ ِﻊ ا ﱠُ اﻟﺬ‬
َ
ٍ
ِ
ٌ‫َد َر َﺟﺎت َوا ﱠُ ﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن َﺧﺒِﲑ‬

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jika dihubungkan dengan dunia pendidikan, khususnya dalam
pendidikan atau pengajaran Islam (tarbiyah Islamiyah). Istilah halaqah
(lingkaran) biasanya digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil
Muslim yang secara rutin mengkaji ajaran Islam. Jumlah peserta mereka
dalam kelompok kecil tersebut berkisar antara 3-12 orang. Mereka
mengkaji Islam dengan manhaj (kurikulum) tertentu. Biasanya kurikulum
tersebut berasal dari murabbi/naqib yang mendapatkannya dari jamaah
(organisasi) yang menaungi halaqah tersebut.
Di beberapa kalangan, halaqah disebut juga mentoring, ta’lim,
pengajian kelompok, tarbiyah atau sebutan lainnya.25
Menurut Nakoesteen sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Asari
menyatakan bahwa pendidikan Islam yang berlangsung di masjid adalah
pendidikan yang unik karena memakai model halaqah (lingkaran).
Halaqah yaitu suatu kelompok murid atau kelompok orang yang
berkumpul mengelilingi seorang guru atau syeikh dan mengkaji tentang
ilmu-ilmu Islam. Sang syeikh biasanya duduk di dekat dinding atau pilar

25

Satria Hadi Lubis, Menggairakan Perjalanan Halaqah: Kiat Agar Halaqah Lebih

Dahsyat Full Manfaat, (Yogyakarta: Pro You, 2011), h. 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

masjid, sementara muridnya duduk di depannya dengan membentuk
lingkaran dan lutut para murid bersentuhan. 26
Dari berbagai istilah yang telah disebutkan diatas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran halaqah adalah sebuah model
atau kerangka pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam mengkaji
ilmu pengetahuan Islam dengan dikelilingi oleh murid. Sekumpulan orang
atau murid yang mengikuti kegiatan halaqah pada umumnya berniat untuk
mempelajari dan mengamalkan Islam secara serius. Biasanya mereka
terbentuk karena kesadaran mereka sendiri untuk mempelajari dan
mengamalkan Islam secara bersama-sama (amal jama’i). Sehingga dalam
model halaqah, sekumpulan individu muslim bersungguh-sungguh dan
berusaha untuk saling tolong menolong sesama anggota halaqah untuk
mempelajari, memahami, dan mengamalkan Islam secara menyeluruh
yang berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 2:

ِ
ِْ ‫وﺗَـ َﻌﺎوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ اﻟِْ ِﱪ واﻟﺘﱠـ ْﻘﻮى وَﻻ ﺗَـ َﻌﺎوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ‬
‫ﻳﺪ‬
ُ ‫اﻹ ِْﰒ َواﻟْﻌُ ْﺪ َو ِان َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ا ﱠَ إِ ﱠن ا ﱠَ َﺷﺪ‬
َ َ َ َّ
َ َ
‫اﻟْﻌِ َﻘﺎب‬
Artinya: “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.”27
26

Baharuddin, Dikotomi Pendidikan Islam (Historitas Dan Implikasi Pada Masyarakat

Islam), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 215.
27

Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 1971), h.

215.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT memerintahkan manusia untuk
saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Sedangkan halaqah
merupakan suatu aktivitas yang mendorong seseorang untuk saling berbagi
ilmu pengetahuan tentang Islam. Karena di dalam kegiatan halaqah
terdapat proses diskusi saling bertukar pendapat tentang pengetahuan yang
dimiliki oleh para anggota atau murid.
Dalam pelaksanaannya, masing-masing murid terikat hubungan
persaudaraan yang mendalam seperti keluarga. Halaqah juga merupakan
kumpulan individu yang mempunyai kepentingan yang sama untuk
meningkatkan iman dan amal saleh. Sehingga halaqah bisa dikatakan
sebagai model pendidikan tradisional yang berasaskan kekeluargaan.28
Halaqah merupakan pendidikan informal yang awalnya dilakukan
oleh Rasulullah di rumah-rumah para sahabat, terutama di rumah Arqam
bin Abil Arqam. Pendidikan ini berkaitan dengan upaya-upaya dakwah
dalam menanamkan akidah Islam serta pembebasan manusia dari segala
bentuk penindasan. Setelah masyarakat Islam terbentuk, maka halaqah
dilaksanakan di dalam masjid, dan pada perkembangannya halaqah ini
menjadi pendidikan formal dengan istilah madrasah atau sekolah.29
Saat itu masjid mempunyai fungsi yang sangat agung, tidak hanya
berfungsi sebagai tempat beribadah, namun berfungsi juga sebagai markas
28

Irwan Prayitno, Kepribadian Dai: Bahan Panduan bagi Dai dan Murabbi, (Bekasi:

Pustaka Tarbiatuna, 2003), h. 387.
29

Muhammad Sarijun, Managemen Halaqah Efektif, (Solo: Adicitra Intermedia, 2011), h.

6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

pendidikan.30 Dan hingga saat ini, masjid

masih menunjukkan

eksistensinya dalam dunia pendidikan. Banyak guru khususnya pendidikan
agama Islam yang menggunakan masjid sebagai sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pendidikan model halaqah pada dasarnya bisa dilaksanakan di mana
saja baik di rumah maupun di masjid. Namun demikian dalam sejarah
pendidikan agama Islam, halaqah merupakan sebuah model pengajaran
agama Islam yang tempat utamanya adalah masjid dan telah ada sejak
masa Rasulullam SAW. hingga sekarang. Pendidikan dengan model
halaqah

dikategorikan

pendidikan

tingkat

lanjutan

yang

materi

pembelajarannya pun juga tergolong tingkat tinggi. Halaqah terbuka bagi
pembahasan

ilmu

pengetahuan

umum

dan

tidak

hanya

khusus

mengajarkan dan mendiskusikan ilmu agama. Pendidikan dengan model
halaqah dalam sejarahnya terus mengalami perkembangan dari sejak masa
Rasulullah, kemudian masa khalifah empat, masa Bani Ummayah, Bani
Abbasiyah hingga kemudian ditemukannya model madrasah. Jenis
pendidikan ini termasuk jenis pendidikan yang telah melahirkan para
ulama besar dan para ilmuwan besar dalam sejarah Islam.
Pentingnya mempertahankan model halaqah dalam mencetak kaderkader Islam yang tangguh sudah teruji dalam perjalanan panjang kehadiran
halaqah di berbagai negara. Apalagi sampai saat ini para mufakir (pemikir)
da’wah juga belum dapat menemukan model alternatif lain yang sama
30

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:

Diponegoro, 1998), h. 190.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

efektifnya dalam mencetak kader Islam yang tangguh seperti yang telah
dihasilkan oleh halaqah. Bahkan yang terjadi sebaliknya, kini semakin
banyak para da’i dan ulama yang mendukung tarbiyah melalui model
halaqah. Seb